WATERPASS TERBUKA
Pengukuran waterpass adalah pengukuran untuk menentukan ketinggian atau beda tinggi
antara dua titik. Pengukuran waterpass ini sangat penting gunanya untuk mendapatkan data sebagai
keperluan pemetaan, perencanaan ataupun untuk pekerjaan konstruksi.
Hasil-hasil dari pengukuran waterpass di antaranya digunakan untuk perencanaan jalan, jalan
kereta api, saluran, penentuan letak bangunan gedung yang didasarkan atas elevasi tanah yang ada,
perhitungan urugan dan galian tanah, penelitian terhadap saluran-saluran yang sudah ada, dan lain-
lain.
Pengukuran poligon terbuka biasa digunakan untuk mengukur jalan, sungai, maupun irigasi. tapi
kenyataannya bisa digunakan untuk mengukur luas lahan terbuka. namun tetap disarankan untuk
menggunakan poligon tertutup apabila mengukur luas lahan. Yang dimaksud terbuka disini adalah poligon
tersebut tidak mempunyai sudut dalam seperti pada tertutup. jadi pengukuran di mulai dari titik awal tapi
tidak kembali ke titik awal seperti pada gambar di bawah ini.
Poligon terbuka sendiri terbagi menjadi 2 yaitu terikat sempurna dan tidak terikat sempurna.
Dikatakan terikat sempurna apabila kita mempunyai data-data koordinat pada titik awal dan titik
akhir berupa data koordinat dan elevasi
Dalam pengukuran tinggi ada beberapa istilah yang sering digunakan, yaitu :
Garis vertikal adalah garis yang menuju ke pusat bumi, yang umum dianggap sama
dengan garis unting-unting.
Bidang mendatar adalah bidang yang tegak lurus garis vertikal pada setiap titik. Bidang
horisontal berbentuk melengkung mengikuti permukaan laut.
Datum adalah bidang yang digunakan sebagai bidang referensi untuk ketinggian,
misalnya permukaan laut rata-rata.
Elevasi adalah jarak vertikal (ketinggian) yang diukur terhadap bidang datum.
Banch Mark (BM) adalah titik yang tetap yang telah diketahui elevasinya terhadap
datum yang dipakai, untuk pedoman pengukuran elevasi daerah sekelilingnya.
Dalam praktikum Ilmu Ukur Tanah ada dua macam pengukuran waterpass yang dilaksanakan,
yaitu :
1. Pengukuran Waterpass Terbuka
2. Pengukuran Waterpass Tertutup
3. Pengukuran Waterpass Memanjang Melintang
Waterpass
Fungsi dari bagian-bagian Waterpass:
1. Cermin nivo : untuk memantulkan bayangan nivo
2. Nivo : untuk mengetahui kedataran alat
3. visir bidikan : untuk mengarahkan arah bidikan
4. teropong Sekrup fokus benang : untuk memfokuskan benang bidikan
5. Lensa bidik : untuk melihat bidikan
6. Sekrup penggerak horisontal : untuk menggerakan secara halus arah bidikan
horisontal teropong
7. Sekrup leveling : untuk me-level-kan(mendatarkan) alat
8. Plat dasar: untuk landasan alat ke tripot
9. Body teropong : badan teropong
10. Sekrup fokus obyek : untuk memfokuskan obyek bidikan
11. Rumah lensa depan : untuk tempat lensa depan
12. Skala gerakan sudut horisontal : untuk mengetahui besar gerakan sudut
horizontal
1.4.1 ALAT
Waterpass
Tripod
Rambu Ukur
Gambar 1.4.3 Rambu Ukur
Roll Meter
Payung
Pertama kita pasang patok awal pada titik yang akan kita ukur.
Pasang 4 patok pada area yang akan kita ukur lurus dengan patok awal ( Patok 1 )
dengan jarak 16 meter
Pasang patok dengan jarak masing-masing patok 4 meter. Sehingga didapatkan 4 titik
patok A, B, C, D dalam jarak 16 meter
Pasang tripod di antara patok A dan patok B dengan jarak 2 meter dari patok A dan
patok B.
Pasang waterpass pada kepala statif, kunci dengan sekrup pengunci yang tersedia
pada statif dan pastikan terkunci dengan benar dan kuat.
Setelah waterpass terpasang sempurna, kemudian dirikan rambu ukur pada patok 1.
Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan kiri atau depan belakang.
Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok 1.Pada titik ini
kita sebut dengan A1. Apabila rambu ukur terlihat kurang jelas, putar tombol fokus
sampai terlihat jelas.
1.6. RUMUS PENGUJIAN
Pergi Pulang
A2 Muka A1 Belakang D4 Muka D5 Belakang
BA 127.5 BA 127.8 BA 127.5 BA 127.0
BT 126.5 BT 126.8 BT 126.5 BT 126.0
BB 125.5 BB 125.8 BB 125.5 BB 125.0
➢
BATAS TENGAH
PERGI
TITIK BA + BB
Hasil (cm)
2
127.5 + 125.5
2 2(127.5+125.5) /2 126.5
A
, + ,
1 (127.8+125.8) / 2 126.8
, + ,
3 (124.9+122.9) / 2 123.9
B
, + ,
2 (123.2+121.2) / 2 122.2
, + ,
4 (126.6+124.6) / 2 125.6
C
, + ,
3 (128.1+126.1) / 2 127.1
, + ,
5 (127.0+125.0) / 2 126.0
D
, + ,
4 (127.5+125.5) / 2 126.5
➢
BATAS TENGAH
PULANG
TITIK BA + BB
Hasil (cm)
2
, + ,
4 (127.5+125.5) / 2 126.5
D
, + ,
5 126.0
(127.8+125.8) / 2
, + ,
3 (139.5+137.5) / 2 138.5
C
, + ,
4 (138.4-136.4) / 2 137.4
, + ,
2 (134.4+132.4) / 2 133.4
B
, + ,
3 (136.2+134.2) / 2 135.2
, + ,
1 (134.2+132.2) / 2 133.2
A
, + ,
2 (133.8+131.8) / 2 132.8
➢
Beda Tinggi
PERGI
−
Hasil (cm)
A 126.8 – 126.5 0.3
B 122.2 – 123.9 -1.7
C 127.1 – 125.6 1.5
D 126.5 – 126.0 0.5
PULANG
− Hasil (cm)
D 126.0 – 126.5 -0.5
C 137.4 – 138.5 -1.1
B 135.2 – 133.4 1.8
A 132.8 – 133.2 -0.4
➢ Jarak Optis
JARAK
RUMUS = BA-BB x 100
BA BB HASIL
A2 M 127.5 125.5 200
A1 B 127.8 125.8 200
B3 M 124.9 122.9 200
B2 B 123.2 121.2 200
C4 M 126.6 124.6 200
C3 B 128.1 126.1 200
D5 M 127.0 125.0 200
D4 B 127.5 125.5 200
JARAK
RUMUS = BA-BB x 100
BA BB HASIL
D4 M 127.5 125.5 200
D5 B 127.0 125.0 200
C3 M 139.5 137.5 200
C4 B 138.4 136.4 200
B2 M 134.4 132.4 200
B3 B 136.2 134.2 200
A1 M 134.2 132.2 200
A2 B 133.8 131.8 200
1.9. TABEL REKAPITULASI
PERGI
LAPANGAN PERHITUNGAN
Titik
JARAK BEDA
BA BT BB BT
OPTIS TINGGI
A2 127.5 126.5 125.5 126.5 200
A 0.3
A1 127.8 126.8 125.8 126.8 200
PULANG
Dari hasil praktikum yang kami lakukan maka dapat kami simpulkan bahwa :
1.Theodolit adalah alat ruang yang digunakan untuk mengukur sudut jurusan, jarak dan beda
tinggi titik di permukaan tanah.
2.Poligon adalah rangkaian garis khayal di atas permukaan bumi yang merupakan garis lurus yang
menghubungkan titik-titik dan merupakan suatu obyek pengukuran. Poligon juga biasa disebut
sebagai rangkaian segi banyak untuk pembuatan peta.
3.Untuk mendapatkan hasil yang benar maka hasil pengukuran sudut jurusan, jarak dan beda tinggi
titik harus mendapatkan koreksi dengan ketentuan tidak melebihi batas toleransi.
4.Untuk mendapatkan tinggi titik di permukaan tanah guna penggambaran peta kontur maka
diperlukan pengukuran beda tinggi pada poligon.
1.12. SARAN
Saran-saran yang dapat kami berikan bertolak dari kesimpulan yang kami buat
adalah:
1.Agar waktu pelaksanaan praktikum dapat dipercepat sehingga dalam pembuatan laporan tidak
terburu-buru.
2.Untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang besar sebaiknya dalam menjalankan praktikum,
praktikan harus dibimbing sebaik-baiknya mengingat praktikan baru pertama kali melakukan
pengukuran seperti ini.
3.Untuk mendapatkan hasil yang baik dan maksimal diperlukan tingkat ketelitian yang sangat tinggi.
4.Pembimbing harus lebih paham tentang teori maupun praktek lapangan dengan mempunya satu
prinsip / ketentuan
BAB II
WATERPAS TERTUTUP
Waterpass adalah suatu alat ukur tanah yang dipergunakan untuk mengukur tinggi objek antara
titik-titik saling berdekatan. Tinggi objek tersebut ditentukan dengan garis-garis visir (sumbu
teropong) horizontal yang ditunjukan ke rambu-rambu ukur yang vertikal. Pada penggunaan alat
ukur waterpass selalu harus disertai dengan rambu ukur, yang terpenting dari rambu ukur adalah
pembagian skalanya harus betul-betul teliti untuk dapat menghasilkan pengukuran yang baik. Di
samping itu cara memegangnya pun harus betul-betul tegak (vertikal) dan tidak sembarang orang
dapat melakukan pengukuran dengan tepat, kemudian pengamat pulang pergi untuk mencatat hasil
pembacaan rambu ukur yang minimum. Dalam melakukan pengukuran kemungkinan terjadi
kesalahan pastilah ada dimana sumber kesalahan atau permasalahan tersebut, antara lain: kurangnya
ketelitian mata dalam pembacaan alat waterpass, adanya angin yang membuat rambu ukur terkena
hembusan angin, sehingga tidak dapat berdiri dengan tegak yang dapat membuat pita ukur menjadi
susah diluruskan.
2.2. MAKSUD
Maksud dari praktikum ini untuk mengetahui metode pengolahan data pengukuran
menyimpat datar , terampil dalam menggunakan alat waterpass
2.3. TUJUAN
Tujuan praktikum ilmu ukur tanah (perpetaan dan SIG) adalah untuk memberikan
keterampilan praktis dilapangan kepada para mahasiswa sebagai kelengkapan dari mata kuliah
yang diberikan dikelas. Tugas praktikum ini menjadi persyaratan bagi mahasiswa guna untuk
dapat mengikuti ujian akhir semester.
Pengukuran waterpass adalah pengukuran untuk menentukan ketinggian atau beda tinggi
antara dua titik. Pengukuran waterpass ini sangat penting gunanya untuk mendapatkan data
sebagai keperluan pemetaan, perencanaan ataupun untuk pekerjaan konstruksi.
Hasil-hasil dari pengukuran waterpass di antaranya digunakan untuk perencanaan jalan,
jalan kereta api, saluran, penentuan letak bangunan gedung yang didasarkan atas elevasi tanah
yang ada, perhitungan urugan dan galian tanah, penelitian terhadap saluran-saluran yang sudah
ada, dan lain-lain.
Poligon tertutup adalah kerangka dasar pengukuran yang membentuk poligon segi banyak
yang menutup. Yang dimaksud menutup adalah apabila mulai dari titik 1 kemudian ke titik 2
dan seterusnya akan kembali ke titik 1 lagi. Sehingga akan membentuk segi banyak. Fungsi
dari kembali ke titik awal adalah digunakan untuk mengkoreksi besaran sudut pada tiap segi
banyak tersebut.
Waterpass Tertutup
Waterpass
Tripod
Rambu Ukur
Pita Ukur
Patok
Gelembung Nivo
Payung
2.6. LANGKAH KERJA
1. Pertama kita pasang patok awal pada titik awal ( patok 1 ) yang akan kita ukur.
2. Pasang patok 2,3,4,5 dan 6 membentuk persegi enam dengan jarak masing masing patok
5 meter.
3. Pasang statif / tripod di antara patok 1 dan patok 2 dengan jarak 2,5 meter dari patok 1
dan Patok 2.
Dirikan statif / tripod setinggi dada orang dewasa. Perhatikan kemiringan kaki
statif jangan sampai terlalu miring. Pastikan kepala statif tidak miring, dan patikan
baut sekrup penyetel kaki statif terkunci dengan kuat sehingga kaki statif tidak
merosot / bergerak.
4. Pasang waterpass pada kepala statif, kunci dengan sekrup pengunci yang tersedia pada
statif dan pastikan terkunci dengan benar dan kuat.
5. Setelah waterpass terpasang sempurna, kemudian dirikan rambu ukur pada patok 1.
Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan kiri atau depan belakang.
6. Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat melalui
lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok 1.Pada titik ini kita sebut
dengan A1. Apabila rambu ukur terlihat kurang jelas, putar tombol fokus sampai terlihat
jelas.
7. Kemudian pindahkan rambu ukur ke patok 2. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring
kekanan kiri atau depan belakang.
8. Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah (BB) yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok 2. Pada titik ini
kita sebut dengan A2. Apabila rambu ukur terlihat kurang jelas, putar tombol fokus
sampai terlihat jelas.
9. Pindahkan waterpass ke posisi diantara patok 2 dan patok 3 dengan jarak 2,5 meter dari
patok 2. Setting waterpass dengan benar dan pastikan waterpass sudah rata.
10. Baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah (BB) yang kita lihat melalui
lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok 2. Pada titik ini kita sebut
dengan B2. Apabila rambu ukur terlihat kurang jelas, putar tombol fokus sampai terlihat
jelas.
11. Dirikan rambu ukur di patok 3 menghadap ke arah patok 2. Pastikan rambu ukur tidak
miring.
12. Putar waterpass menghadap ke arah patok 3. Baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan
Batas Bawah (BB) yang kita lihat melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita
letakkan di patok 3. Pada titik ini kita sebut dengan B3. Apabila rambu ukur terlihat
kurang jelas, putar tombol fokus sampai terlihat jelas.
13. Pindahkan waterpass ke posisi diantara patok 3 dan patok 4 dengan jarak 2,5 meter dari
patok 3. Setting waterpass dengan benar dan pastikan waterpass sudah rata.
14. Baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah (BB) yang kita lihat melalui
lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok 3. Pada titik ini kita sebut
dengan C3. Apabila rambu ukur terlihat kurang jelas, putar tombol fokus sampai terlihat
jelas.
15. Dirikan rambu ukur di patok 4 menghadap ke arah patok 3. Pastikan rambu ukur tidak
miring.
16. Putar waterpass menghadap ke arah patok 4. Baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan
Batas Bawah (BB) yang kita lihat melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita
letakkan di patok 4. Pada titik ini kita sebut dengan C4. Apabila rambu ukur terlihat
kurang jelas, putar tombol fokus sampai terlihat jelas.
17. Pindahkan waterpass ke posisi diantara patok 4 dan patok 5 dengan jarak 2,5 meter dari
patok 4. Setting waterpass dengan benar dan pastikan waterpass sudah rata.
18. Baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah (BB) yang kita lihat melalui
lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok 4. Pada titik ini kita sebut
dengan D4. Apabila rambu ukur terlihat kurang jelas, putar tombol fokus sampai terlihat
jelas.
19. Dirikan rambu ukur di patok 5 menghadap ke arah patok 4. Pastikan rambu ukur tidak
miring.
20. Putar waterpass menghadap ke arah patok 5. Baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan
Batas Bawah (BB) yang kita lihat melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita
letakkan di patok 5. Pada titik ini kita sebut dengan D5. Apabila rambu ukur terlihat
kurang jelas, putar tombol fokus sampai terlihat jelas.
21. Pindahkan waterpass ke posisi diantara patok 5 dan patok 6 dengan jarak 2,5 meter dari
patok 5. Setting waterpass dengan benar dan pastikan waterpass sudah rata.
22. Baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah (BB) yang kita lihat melalui
lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok 5. Pada titik ini kita sebut
dengan E5. Apabila rambu ukur terlihat kurang jelas, putar tombol fokus sampai terlihat
jelas.
23. Dirikan rambu ukur di patok 6 menghadap ke arah patok 5. Pastikan rambu ukur tidak
miring.
24. Putar waterpass menghadap ke arah patok 6. Baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan
Batas Bawah (BB) yang kita lihat melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita
letakkan di patok 6. Pada titik ini kita sebut dengan E6. Apabila rambu ukur terlihat
kurang jelas, putar tombol fokus sampai terlihat jelas.
25. Pindahkan waterpass ke posisi diantara patok 6 dan patok 1 dengan jarak 2,5 meter dari
patok 6. Setting waterpass dengan benar dan pastikan waterpass sudah rata.
26. Baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah (BB) yang kita lihat melalui
lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok 6. Pada titik ini kita sebut
dengan F6. Apabila rambu ukur terlihat kurang jelas, putar tombol fokus sampai terlihat
jelas.
27. Dirikan rambu ukur di patok 1 menghadap ke arah patok 6. Pastikan rambu ukur tidak
miring.
28. Putar waterpass menghadap ke arah patok 1. Baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan
Batas Bawah (BB) yang kita lihat melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita
letakkan di patok 1. Pada titik ini kita sebut dengan F1. Apabila rambu ukur terlihat
kurang jelas, putar tombol fokus sampai terlihat jelas.
B3 Muka B2 Belakang
BA 141.2 BA 136.2
BT 139.9 BT 134.9
BB 138.7 BB 133.7
C4 Muka C3 Belakang
BA 139.6 BA 139.6
BT 138.3 BT 138.5
BB 137.1 BB 137.3
D5 Muka D4 Belakang
BA 133.5 BA 137.9
BT 132.3 BT 136.6
BB 131.0 BB 135.4
E6 Muka E5 Belakang
BA 135.6 BA 139.9
BT 134.3 BT 138.6
BB 133.1 BB 137.4
F1 Muka F6 Belakang
BA 135.4 BA 131.5
BT 134.2 BT 130.3
BB 132.9 BB 129.0
PERGI
137,9+135,4 137,5+135
A2 : 𝑥= = 136,65 A1 : 𝑥 = = 136,25
2 2
2.12. KESIMPULAN
BAB III
WATERPASS MEMANJANG DAN MELINTANG
Sipat datar (levelling) adalah suatu operasi untuk menentukan beda tinggi antara
dua titik di permukaan tanah. Sebuah bidang datar acuan, atau datum, ditetapkan dan elevasi
diukur terhadap bidang tersebut. Beda elevasi yang ditentukan dikurangkan dari atau
ditambah dengan nilai yang ditetapkan tersebut, dan hasilnya adalah elevasi titik-titik tadi.
Pengukuran sipat datar memanjang digunakan apabila jarak antara dua stasiun
yang akan ditentukan beda tingginya sangat berjauhan (berada di luar jangkauan jarak
pandang). Sedang pengukuran sipat datar memanjang double stand merupakan salah satu
jenis dari sekian banyak macam pengukuran sipat datar memanjang. Pengukuran sipat datar
memanjang doublestand dilakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih teliti, karena
dengan mengadakan dua kali pengukuran.
Pengukuran sipat datar profil melintang adalah pengukuran yang dilakukan
untuk menentukan tinggi rendahnya tanah atau untuk mendapatkan bentuk permukaan titik
sepanjang garis tertentu. Kegunaan dari pengukuran ini adalah sebagai dasar dalam
menentukan volume galian dan timbunan dalam perencanaan pembuatan jalan raya, jalan
kereta api, saluran irigasi, dsb. Pengukuran sipat datar profil melintang sendiri digunakan
untuk menentukan tinggi rendahnya tanah sepanjang garis melintang yang tegak lurus
dengan garis
WATERPASS
METERAN
PATOK BAMBU
PALU
PAYUNG
BAK UKUR
3. Pasang statif / tripod di titik awal / titik bm untuk menembak titik yang telah
direncanakan.
Dirikan statif / tripod setinggi dada orang dewasa. Perhatikan kemiringan kaki
statif jangan sampai terlalu miring. Pastikan kepala statif tidak miring, dan patikan
baut sekrup penyetel kaki statif terkunci dengan kuat sehingga kaki statif tidak
merosot / bergerak.
4. Pasang waterpass pada kepala statif, kunci dengan sekrup pengunci yang tersedia pada
statif dan pastikan terkunci dengan benar dan kuat.
5. Setelah waterpass terpasang sempurna, kemudian dirikan rambu ukur pada patok 1 A.
Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan kiri atau depan belakang.
6. Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok 1.Pada titik ini
kita sebut dengan A1. Apabila rambu ukur terlihat kurang jelas, putar tombol fokus
sampai terlihat jelas.
7. Kemudian pindahkan rambu ukur ke patok 1 B . Pastikan rambu ukur lurus, tidak
miring kekanan kiri atau depan belakang.
8. Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah (BB) yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok 2. Pada titik ini
kita sebut dengan 1 B dan dilakukan sampai dengan titik selanjutnya yaitu titik 1C,1D
- 2A,2B,2C,2D – 3A,3B,3C,3D – 4A,4B,4C,4D – 5A,5B,5C,5D . Apabila rambu ukur
terlihat kurang jelas, putar tombol fokus sampai terlihat jelas.
3.6. RUMUS
Titik BA BT BB
1A 127.2 124.9 122.6
1B 133.3 131.6 130.0
1C 138.5 136.2 134.1
2A 127.3 123.7 120.3
2B 129.6 126.4 123.3
2C 135.3 131.8 128.3
3A 129.4 124.4 119.4
3B 128.8 124.2 119.8
3C 134.5 129.7 124.9
4A 129.6 123.3 126.9
4B 131.0 124.9 118.7
4C 129.6 123.3 116.9
127.2+122.6 129.4+119.4
1A : 𝑥= = 124.9 3A : 𝑥 = = 124.4
2 2
133.3+130.0 128.8+119.8
1B : 𝑥 = = 131.6 3B :𝑥 = = 124.2
2 2
127.3+120.3 129.6+116.9
2A : 𝑥 = = 123.7 4A :𝑥 = = 123.3
2 2
124.9+123.7 131.6+126.4
( )+( ) 124.3+129
2 2
AB 1 : 𝑥 = x 9m = x 9m=
2 2
123.7+124.4 126.4+124.2
( )+( ) 124.05+125.3
2 2
AB 2: 𝑥 = x 9m = x 9m
2 2
124.4+123.3 124.2+124.9
( )+( ) 123.85+124.55
2 2
AB 3: 𝑥 = x 9m = x 9m=
2 2
131.6+126.4 136.2+131.8
( )+( ) 129+134
2 2
BC 1 : 𝑥 = x 9m = x 9m=
2 2
126.4+124.2 131.8+129.7
( )+( ) 125.3+130.75
2 2
BC 2: 𝑥 = x 9m = x 9m=
2 2
124.2+124.9 129.7+127.0
( )+( ) 124.55+128.35
2 2
BC 3: 𝑥 = x 9m = x 9m=
2 2
124.9+131.6 123.7+126.4
( )+( ) 𝑥 9𝑚
2 2
AB 1 : 𝑥 = = 1,139. 9 m3
2
131.6+136.2 126.4+131.8
( )+( ) 𝑥 9𝑚
2 2
BC 1: 𝑥 = = 1,183.5 m3
2
123.7+126.4 124.4+124.2
( )+( ) 𝑥 9𝑚
2 2
AB 2 : 𝑥 = = 1,122.1 m3
2
126.4+131.8 124.2+129.7
( )+( ) 𝑥 9𝑚
2 2
BC 2: 𝑥 = = 1,152.2 m3
2
124.4+124.2 123.3+124.9
( )+( ) 𝑥 9𝑚
2 2
AB 3 : 𝑥 = = 1,117.8 m3
2
124.2+129.7 124.9+127.0
( )+( ) 𝑥 9𝑚
2 2
BC 3: 𝑥 = = 1,138.1 m3
2
3.11. KESIMPULAN
Dalam pelaksanaan praktikum ini dilakukan pengukuran sifat ruang dan sifat datar dengan
menggunakan Theodolite dan Waterpas, serta beberapa alat bantu lainnya. Dari pengukuran
yang dilakukan dapat di hitung panjang mendatar yaitu jarak, dan jarak vertikal yaitu elevasi,
sudut horizontal, dan sudut vertikal sehingga dapat ditentukan azimuth suatu titik yang diamati.
Dalam pengukuran tentu terdapat kesalahan-kesalahan, maka untuk itu diperlukan suatu koreksi
sudut untuk mengantisipasi kesalahan tersebut. Dari azimuth tersebut dapat di hitung koordinat
masing-masing titik yang di amati. Dan dari data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut,
hasilnya dapat di plot dalam bentuk gambar dengan menggunakan sofware AutoCAD.
33.12. SARAN
Sebaiknya setiap kali melakukan perhitungan harus dilakukan dengan hati-hati dan
pastikan itu benar, saat dilapangan juga begitu kerjasama yang baik sangat dibutuhkan untuk
mendapatkan data yang akurat, usahakan setiap kali melakukan pengukuran dikerjakan
dengan teliti,hati-hati dan semaksimal mungkin agar tidak terdapat kesalahan pengukuran.
BAB VI
TOTAL STATION
Dalam praktikum GPS, hanya ada satu alat yang digunakan, yaitu :
a) Klik Menu.
b) Pilih Measure.
NO. KOORDINAT
KETINGGIAN KETERANGAN
TITIK X Y
442/1 0692516 9313282 25 m
443/2 0692516 9313282 26 m
444/3 0692516 9313282 24 m
445/4 0692516 9313282 25 m
446/5 0695216 9313282 25 m
447/6 0692516 9313282 25 m
448/7 0692517 9313288 26 m
449/8 0692517 9313288 23 m
450/9 0692516 9313288 27 m
451/10 0692517 9313282 25 m
5.1 Kesimpulan
Cara kerja GPS relatif sederhana. Saat menekan tombol GPS, antena GPS
otomatis akan menangkap sinyal beberapa satelit navigasi yang sedang berada di
lingkup atmosfer. Perbedaan posisi dan jarak antara satelit dengan GPS memungkinkan
terjadinya triangulasi yang akhirnya memunculkan posisi unik untuk setiap jengkal
permukaan bumi.
5.2 Saran
Data yang dihasilkan dari GPS tracking 60cs atau sejenis biasanya hanya
memiliki tingkat akurasi yang sangat rendah yakni radius 20 m. Jika ingin mengetahui
koordinat suatu titik sebagai acuan, lebih baik jika digunakan GPS Geodetik yang
memiliki akurasi sangat baik, yang sudah memenuhi persyaratan untuk menjadi alat
sebagai penentu titik koordinat patokan.