Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Koperasi dan UMKM
Dosen Pengampu: Lies Nurhaini, S.Pd,. M.Si.
Disusun oleh :
1. Arifah Listyarini (K7717011)
3. Halimah (K7717032)
PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
DESEMBER 2019
1. Peranan UMKM di Indonesia
a. Sarana mengentaskan masyarakat dari jurang kemiskinan
Peran UMKM penting yang pertama adalah sebagai sarana mengentaskan masyarakat
kecil dari jurang kemiskinan. Alasan utamanya adalah, tingginya angka penyerapan
tenaga kerja oleh UMKM. Hal ini terbukti dalam data milik Kementerian Koperasi
dan UMKM, sektor produktif UMKM dapat mempekerjakan lebih dari 107,6 juta
penduduk Indonesia dan berkontribusi 60,6 persen terhadap PDB Indonesia.
b. Sarana untuk meratakan tingkat perekonomian rakyat kecil
UMKM juga memiliki peran yang sangat penting dalam pemerataan ekonomi
masyarakat. Berbeda dengan perusahaan besar, UMKM memiliki lokasi di berbagai
tempat. Termasuk di daerah yang jauh dari jangkauan perkembangan zaman
sekalipun. Keberadaan UMKM di 34 provinsi yang ada di Indonesia tersebut
memperkecil jurang ekonomi antara yang miskin dengan kaya. Selain itu, masyarakat
kecil tak perlu berbondong-bondong pergi ke kota untuk memperoleh penghidupan
yang layak.
c. Memberikan pemasukan devisa bagi negara
Peran UMKM berikutnya yang tidak kalah penting adalah, memberikan pemasukan
bagi negara dalam bentuk devisa. Saat ini, UMKM Indonesia memang sudah sangat
maju. Pangsa pasarnya tidak hanya skala nasional, tapi internasional. Data dari
Kementerian Koperasi dan UKM di tahun 2017 menunjukkan tingginya devisa negara
dari para pelaku UMKM. Angkanya pun sangat tinggi, mencapai Rp88,45 miliar.
Angka ini mengalami peningkatan hingga delapan kali lipat dibandingkan tahun
2016.
B. UMKM di Malaysia
a. Akses Permodalan :
Pemerintah Malaysia memberikan fasilitas pembiayaan kredit bunga murah
kepada para UKM. Skema pinjaman beragam, ada beri bunga sesuai bunga pasar,
ada juga yang lebih rendah. "Pemerintah memberikan insentif 2% dari beban
bunga yang dikenakan bank," kata Menteri Perdagangan dan Industri
Internasional Malaysia Sri Mustapa Mohamed. Ambil contoh, jika bank
mengenakan bunga 6% untuk UKM, maka pengusaha UKM itu hanya membayar
bunga 4% saja, tagihan bunga sisanya akan diminta perbankan kepada
pemerintah. Baru-baru ini, lanjut Sri, Malaysia mengucurkan dana pembiayaan
sebesar RM 500 juta untuk UKM yang siap masuk pasar.
b. Akses Teknologi dan informasi:
UMKM Malaysia dalam akses terhadap teknologi dan informasi masih
mengalami kendala yang sama dengan UMKM di negara lain, yaitu teknologi
tang tertinggal
c. Akses Pasar
UMKM Malaysia sudah berhasil mengekspor 20 % dari total UMKM di
Malaysia. Saat ini, jumlah UKM di Malaysia adalah lebih dari 80% jumlah total
perusahaan. Dari sejumlah tersebut, 88% di antaranya masuk dalam kategori
small-scale industry dan 12% kategori medium-scale industry. Produktivitas
UKM ini cukup tinggi, meskipun sumbangannya, terhadap perekonomian
hanya sebesar 13,8% dari total produksi nasional dan 17,4% dari segi tenaga
kerja.
d. Produk
Sebagian besar UKM masih berkonsentrasi pada sektor tradisional makanan dan
minimum, produk metal, dan kayu serta produk kayu. Akan tetapi produk UMKM
Malaysia memiliki inovasi yang bagus jika dibandingkan dengan produk
Indonesia. Produk UMKM Malaysia sudah memiliki sertifikat mutu internasional.
e. Kemitraan
Dalam menghadapi persaingan global yang melanda UMKM Malaysia,
permerintah Malaysia tidak bersikap diam melihat kondisi tersebut. Melalui SME
Corporation, Malaysia berupaya menjaga pengusaha UKM Malaysia bersaing di
dalam negerinya, maupun pasar ekspor. Kemitraan dilakukan antara pelaku
UMKM dengan UB dengan saling menguntungkan.
f. Sumber daya Manusia
Sumber daya manusia masih menjadi permasalahan di malaysia dalam
mengembangkan UMKM, pemerintah Malaysia lewat melalui perwakilannya di
seluruh negara bagian memberikan penyuluhan dan edukasi kepada UKM.
Pemerintah malaysia mengharapkan UMKM di Malaysia harus bisa membuat
produk yang unggul dan inovatif yang bisa bersaing di pasar global.
KESIMPULAN
a. Pendanaan
Dalam segi pendanaan UMKM di Indonesia mengalami kesulitan dalam
memperoleh permodalan usaha dari pemerintah, sedangkan Pemerintah
Malaysia memberikan fasilitas pembiayaan kredit bunga murah kepada para
UKM.
b. Akses Teknologi dan Informasi
UMKM di Indonesia dengan Negara Malaysia keduanya masih dihadapkan
pada kendala dalam informasi yang terbatas dan tertinggal dalam bidang
teknologi.
c. Akses Pasar
Para pelaku UMKM di Indonesia masih saja kurang memiliki informasi yang
lengkap dan rinci , terkait pasar mana saja yang bisa ditembus oleh produk
yang dihasilkan sedangkan UMKM di Malaysia sudah memiliki produktivitas
yang cukup tinggi dan memiliki nilai ekspor yang tinggi.
d. Produk
UMKM Indonesia memiliki masalah terkait lemahnya Inovasi, terutama
inovasi produk. Padahal, inovasi menjadi kunci utama memenangkan
persaingan. Untuk sektor pangan misalnya, kemasan produk pangan dari
Malaysia jauh lebih baik dan didesain menarik dibanding produk kita.
e. Kemitraan
Dapat disimpulkan bahwa tumbuh kembangnya UKM di Indonesia tidak
terlepas dari fungsinya sebagai mitra dari UB yang terikat dalam suatu pola
kemitraan usaha, begitupun dengan UMKM di Malaysia antara pelaku
UMKM dengan UB keduanya memiliki hubungan yang saling
menguntungkan.
f. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia masih menjadi permasalahan dalam UMKM di
Indonesia. Di Indonesia pelaku UMKM kebanyakan berasal dari SDM dengan
kualitas pendidikan yang rendah. Sedangkan di Negara Malaysia pun juga
memiliki masalah yang sama dalam rendahnya SDM penggerak sektor
UMKM.
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Koperasi dan UKM. (2005). Peran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Dalam
Pembangunan Ekonomi Nasional. Surabaya
Adnan Husada Putra (2016). Peran UMKM dalam Pembangunan dan Kesejahteraan Masyarakat
Kabupaten Blora. Jurnal Analisa Sosiologi , 5(2): 40-52. Diperoleh pada 2 Desember 2019,
dari https://media.neliti.com/media/publications/227635-peran-umkm-dalam-pembangunan-
dan-kesejah-7d176a2c.pdf