Anda di halaman 1dari 5

Seorang perawat lulusan D3 Keprawatan 2 tahun yang lalu yang bekerja

dipuskesmas X sedang melayani pasien seorang laki-laki berusia 45 tahun, pasien


mengeluh : sakit kepala, leher terasa tegang, badan terasa lemah, dan demam. Hasil
pemeriksaan tekanan darah 180/120 mmHg, frekuensi nadi 90 kali/menit, suhu 39oC,
frekuensi pernafasan 20 kali/menit. Saat itu dokter puskesmas sedang dinas diluar
kota pasien diperiksa oleh perawat tersebut, perawat mendiagnosa pasien dengan
penyakit hipertensi, perawat memberi obat :

1. Captopril 12,5 mg (1x1 tablet/hari)


2. Paracetamol (3x1 tablet/hari)
3. Vit B1 (1x1 tablet/hari)
4. Vit B12 (1x1 tablet/hari)

1 hari setelah kunjungan dari puskesmas pasien datang lagi diantar keluarga
dengan kondisi lemah dan pelo.

UU yang menyangkut adalah :

1. Pasal 32
2. Pasal 29
3. Pasal 28, 58

Pasal 1

Ayat 18 “Institusi pendidikan adalah perguruan tinggi yang


menyelenggarakan pendidikan keperawatan.

BAB II

Pasal 4

Ayat 1 bagian B menjelaskan bahwa jenis perawat tersebut adalah perawat


vokasi D3 Keperawatan.

Pasal 9

Ayat (1) Pendidikan Tinggi Keperawatan sebagaimana dimaksud dalam pasal


5 diselenggaran oleh perguruan tinggi yang memiliki izin penyelenggaraan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pada bagian kedua (Registrasi) pasal 18 ayat (1) menjelaskan bahwa perawat yang
menjalankan praktik keperawatan wajib memiliki STR.

Dalam pasal 19 menjelaskan bahwa:

(1) Perawat yang menjalankan praktik keperawatan wajib memiliki izin


(2) Izin sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) diberikan bentuk SIPP

(3) SIPP sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) diberikan oleh Pemerintah
Daerah kabupaten/kota atas rekomendasi pejabat kesehatan yang berwenang di
kabupaten/kota tempat perawat menjalankan praktiknya.

Pasal 27

Ayat (1) menjelaskan bahwa perawat warga negara Indonesia lulusan luar
negeri yang akan melakukan praktik keperatawatan di Indonesia harus mengikuti
proses evaluasi kompetensi.

Ayat (2) proses evaluasi kompetensi tersebut dilakukan melalui:

a. penilaian kelengkapan administratif

b. penilaian kemampuan untuk melakukan praktik keperawatan.

Pasal 24

Ayat (1) perawat warga negara asing yang akan menjalankan praktik di
indonesia harus mengikuti evaluasi kompetensi.

Ayat (2) evaluasi kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
melalui:

a. penilaian kelengkapan administratif

b. penilaian kemampuan untuk melakukan praktik.

Pasal 32

Ayat (1)

Pelaksanaan tugas berdasarkan perlimpahan wewenang sebagaimana dimaksud


dalam pasal 29 ayat 1 huruf e hanya dapat diberikan secara tertulis oleh tenaga
medis kepada perawat untuk melakukan sesuatu tindakan medis dan melakukan
evaluasi

Pasal 29

Ayat (1)

Dalam menyelenggarakan praktek keperawatan. Perawat bertugas sebagai.

e) pelayanan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang.


Pasal 28

Ayat (3)

Praktik keperwatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus didasarkan pada
kode etik, standar pelayanan, standar profesi, dan standar prosedur operasional

Pasal 58

1. Setiap orang yang melanggar ketentuan pasal 18 ayat 1, pasal 21, pasal 24
ayat 1, dan pasal 27 ayat 1 dikenai sanksi administratif.
2. Sanksi administratif sebagaimana dimaksud dengan pada ayat 1 dapat berupa:
a. Teguran lisan
b. Peringatan tertulis
c. Denda administratif
d. Pencabutan izin
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengenaan sanksi administratif
sebagaimana dimaksud pada ayat 2 diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pada pasal 18

Ayat 1 yaitu harus memiliki STR sedangkan di kasus ini belum diketahui bahwa
perawat ini memiliki STR atau tidak.

Pada pasal 24

Ayat 1 tentang kewarganegaraan asing yang akan praktik di Indonesia.


Sedangkan di kasus ini tidak diketahui dari negara mana, apakah negara asing
atau bukan.

Pasal 27

Ayat 1 tidak diketahui lulusan dari mana. Jika lulusan dari luar negri harus
memiliki tanda proses evaluasi uji kompetensi

Kode Etik

Pendidikan keperawatan di Indonesia mengarah pada UU no 20 tahun 2003


tentang sistem pendidikan nasional.

Kesimpulan nya yaitu kesalahan nya pada kode etik keperawatan dan undang-
undang keperawatan yang di jelaskan pada pasal 1 ayat (4) yaitu praktik
kepertawatan adalah pelayanan yang diselenggarakan oleh perawat dalam bentuk
asuhan keperawatan. sesungguh nya seorang perawat itu harus berkolaborasi dengan
dokter, dan hanya dokter yang mempunyai hak mendiagnosa pasien, dan perawat
hanya mempunyai hak untuk mendiagnosa keperawatan seperti pada soal, dan dokter
mempunyai hak untuk mendiagnosa medis pada pasien. kalaupun dokter sedang
pergi maka seorang perawat itu harus melakukan komunikasi SBAR.

Komunikasi SBAR adalah kerangka komunikasi efektif yang digunakan di rumah


sakit yang terdiri dari situation, background, assessment, recommendation.

Makna dan pengertian SBAR.

 S=Situation (kondisi terkini yang terjadi pada pasien)


 B=Background (info penting yang berhubungan dengan kondisi pasien
terkini)
 A=Assessment (hasil pengkajian dari kondisi pasien saat ini)
 R=Recommendation

Pada dasarnya pasien tersebut harus di rawat inap agar kondisinya lebih membaik.
Tugas KDK Tentang Organisasi Profesi
Perawat dan Kode Etik

Disusun Oleh :

Kelompok :

1) Elsa Yuni Audria.S (1833007)


2) Indah Budayati (1833001)
3) Indriyani (1833003)
4) Mita Suryaningsih (1833045)
5) Sirwi Laudya (1833005)

UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
AJARAN BARU 2018-2019

Anda mungkin juga menyukai