Anda di halaman 1dari 5

I.

PENGOBATAN
Penatalaksanaan liken planus dapat menjadi suatu hal yang sulit bagi dokter dan pasien.
Untuk menentukan jenis obat yang akan digunakan, perlu dipertimbangkan beratnya
penyakit yang dialami oleh pasien, juga segala keuntungan dan efek samping yang akan
muncul dengan penggunaan obat tersebut1. Berikut adalah obat-obatan yang lazim
digunakan sebagai terapi liken planus.
a. Steroid
Steroid topikal merupakan pilihan terapi lini pertama pada liken planus mukosa.
Keberagaman glukokortikoid topikal telah terlihat efektif. Pada beberapa keadaan
dimana iritasi sekunder dan inflamasi jaringan mulut muncul dan berkorelasi dengan
kolonisasi candida di mulut, serangkaian terapi antijamur dapat diindikasikan.
Glukokortikoid sistemik memperlihatkan keefektifan dalam pengobatan liken planus
erosif oral dan vulvovaginal. Dosis sistemik dapat digunakan secara tunggal, atau, yang
tersering, digabungkan dengan kortikosteroid topikal. Dosisnya mulai 30-80 mg/hari,
diturunkan setelah 3 sampai 6 minggu setelah menunjukkan perbaikan. Relaps sering
terjadi setelah pengurangan dosis atau penghentian obat. Dosis yang lebih besar selalu
diperlukan untuk liken planus esofageal. Candidiasis oral merupakan komplikasi yang
sering terjadi. Terapi topikal dan sistemik bisa digunakan untuk liken planus di kulit,
tetapi penggunaannya tergantung tingkat kroniknya penyakit, gejala-gejalanya, dan
respon terhadap pengobatan. Glukokortikoid topikal hanya digunakan pada penyakit
kulit tertentu. Glukokortikoid topikal yang poten dengan atau tanpa oklusi, adalah
bermanfaat bagi liken planus di kulit.13
Triamcinolon asetonide (5-10 mg/roL) adalah efektif dalam mengobati liken planus di
mulut dan kulit.Bisa juga digunakan pada liken planus yang terjadi di kuku dengan
injeksi di lipatan proksimal kuku setiap 4 minggu. Regresi terjadi dalam 3-4 bulan.
Untuk liken planus yang hipertrofi, konsentrasi glukokortikoid intralesi yang lebih tinggi
diperlukan (10-20 mg/ml). Observasi yang ketat diperlukan untuk mengelak terjadinya
komplikasi seperti atrofi atau hipopigmentasi pada tempat tertentu. Jika adanya tanda-
tanda komplikasi tersebut, pengobatan haruslah diberhentikan segera. Glukokortikoid
sistemik sangat berguna dan efektif dengan penggunaan dosis lebih dari 20 mg/hari (30-
80 mg prednisone) untuk 4-6 minggu dengan dilanjutkan dosis yang dikurangi selama 4-
6 minggu juga. Pengobatan lain termasuklah prednisone 5-10 mg/hari selama 3-5
minggu. Gejala cenderung berkurang. Bagaimanapun, kadar relaps selepas berhenti
pemakaian obat tidak diketahui. Pada liken planus tipe planopilaris, glukokortikoid
topikal yang poten dikombinasi dengan glukokortikoid oral, 30-40 mg/hari, selama
sekurang-kurangnya 3 bulan, berjaya mengurangi gejala. Namun, jika berhenti dari
pemakaian obat akan menyebabkan relaps. Efek jangka panjang bisa berisiko
komplikasi1,13
b. Retinoid
Retinoid sistemik adalah sebagai antiinflamasi dan digunakan sebagai terapi untuk liken
planus. Remisi dan perbaikan setelah pemakaian 30mg/hari asitretin selama 8
minggu. Tretinoin digunakan sebanyak 10-30 mg/hari untuk perbaikan dan efek
samping yang ringan. Etretinat dosis rendah sebanyak 10-20 mg/hari selama 4-6 bulan
bagus untuk remisi pada liken planus di kulit, mulut. Respon yang cepat didapatkan
dengan penggunaan 75 mg/hari etretinat, tetapi efek samping dari retinoid berkait erat
dengan penggunaan dosis. 1
c. Siklosporin, tacrolimus, dan pimecrolimus.
Penggunaan terapi siklosporin oral 100mg/mL, 5mL 3 kali sehari menunjukkan hasil
yang memuaskan dalam pengobatan liken planus oral. Pencuci mulut siklosporin
memperlihatkan keefektifan terhadap liken planus oral, terutama untuk bentuk erosif
yang berat, tetapi hasilnya tidak lebih baik dari glukokortikoid topikal. Ketersediaan
imunosupresan agen topikal alternatif, tacrolimus dan pimecrolimus, berguna untuk
mengganti siklosporin topikal. Tacrolimus, golongan imunosupresan makrolide, yang
menekan aktivasi sel T pada penyakit mukosa erosif, memberikan penyembuhan yang
cepat dari nyeri dan rasa terbakar dengan efek samping minimal. Siklosporin topikal
diberikan dalam rejimen dosis 3-10 mg/kgBB/hari telah digunakan untuk penyakit
ulseratif berat14
d. Lain-lain
Antijamur poliene, griseofulvin, telah digunakan secara empiris untuk terapi liken
planus oral dan kutaneus; bagaimanapun kurang begitu efektif. Antijamur yang lebih
baru (fluconazole, itraconazole) mungkin berguna dalam pengobatan liken planus
dengan pertumbuhan candida yang berlebihan, terutama yang bersamaan pemberiannya
dengan glukokortikod topikal. Pada sebuah studi, hydroxychloroquine 200-400mg/hari
selama minimal 6 minggu menghasilkan penyembuhah sempurna liken planus oral.
Perlu kehati-hatian dalam penggunaan hydroxychloroquine karena antimalaria mungkin
merupakan penginduksi liken planus15
e. Extracorporeal Photochemotherapy (ECP)
ECP yang dilakukan 2 kali seminggu selama 3 minggu lalu diturunkan memberikan
hasil terapi yang baik. Pada sebuah studi, sebanyak 7 pasien yang diujicobakan
memperlihatkan remisi yang sempurna. Azathioprine, cyclophosphamide, dan
mycophenolate mofetil telah memperlihatkan keuntungan dalam pengobatan liken
planus, tetapi uji klinis secara acak menunjukkan hasil yang kurang baik. Penggunaan
dikombinasi dengan glukokortikoid oral untuk mempercepat respon15

II. PROGNOSIS
Biasanya penyakit ini berlangsung 1-2 tahun sebelum akhirnya sembuh, kecuali pada
keadaan yang menyertai penyakit kronis. Durasi penyakit ditentukan oleh luasnya area yang
mengalami erupsi dan morfologi lesi. Erupsi yang terjadi secara generalisata cenderung lebih
cepat sembuh dibandingkan lesi kulit saja1,2 Kekambuhan penyakit berkisar antara 15-20% dan
cenderung terjadi di tempat yang sama dengan tempat awal terjadi penyakit1,2
III. KESIMPULAN
Liken planus adalah suatu penyakit autoimun yang menyerang kulit dan mukosa, dengan
faktor resiko yang multifaktorial. Dengan mengetahui imunopatogenesis, faktor resiko, dan
manifestasi klinis, morbiditas penyakit ini dapat diturunkan

Anda mungkin juga menyukai