Anda di halaman 1dari 8

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: 2252-9454

Vol. 6, No. 1, pp. 16-23 January 2017

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERORIENTASI


BLENDED LEARNING PADA MATERI SISTEM PERIODIK UNSUR
KELAS X SMA

DEVELOPMENT OF LEARNING DEVICE ORIENTED BLENDED LEARNING


ON PERIODIC TABLE MATERIAL FOR TENTH GRADE
SENIOR HIGH SCHOOL

Dian Damayanti dan Kusumawati Dwiningsih


S-1, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya.
Email: damayantidian08@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan perangkat pembelajaran
berorientasi blended learning pada materi sistem periodik unsur. Penelitian ini
menggunakan model 4D yang dikemukakan oleh Thiagarajan tanpa melakukan
Dissemintae (penyebaran). Hasil dari penelitian ini yaitu perangkat pembelajaran yang
meliputi RPP, LKS, dan media elearning yang dinyatakan valid ditinjau dari validitas
isi RPP sebesar 93,33%, LKS 1 sebesar 92,38% dan LKS 2 sebesar 94,28%, serta
media elearning sebesar 88,57% sedangkan ditinjau dari validitas konstruk
menunjukkan RPP mendapatkan persentase 93,33%, LKS 1 persentase sebesar
89,17%, LKS 2 sebesar 90% selanjutnya media elearning sebesar 90% sehingga
perangkat pembelajaran layak digunakan dalam pembelajaran.
Kata kunci: Perangkat Pembelajaran, Blended Learning, Sistem Periodik Unsur

Abstract
The aim of the research determine the feasibility of learning device oriented blended
learning on periodic table material. This research use 4D models proposed by
Thiagarajan without Disseminate. The result of this research are learning device that
include lesson plan, worksheet, and elearning media declared valid based oncontent
validity that the lesson plan showed 93,33%, worksheet 1 is 92,38% and worksheet 2
is 94,28% as well as elearning media of 88,57% while in term of construct validity for
lesson plan showed percentage 93,33%, worksheet 1 percentage 89,17% and
worksheet 2 showed 90%, the next is elearning media showed percentage 90%, so the
learning device was valid and can be used in the study.
Keyword: Learning Device, Blended Learning, Periodic Trend Element

PENDAHULUAN menerapkan kurikulum 2013 dengan


Pendidikan sebagai ujung tombak menggunakan prinsip pembelajaran
dalam menciptakan sumber daya manusia peserta didik di fasilitasi untuk mencari
yang tinggi serta berkualitas. Sebagai tahu, dimana siswa dapat memperoleh
upaya meningkatkan sumber daya ilmu dimana saja dan kapan saja yang
manusia tersebutdiwujudkan melalui dapat dihubungi serta diperoleh melalui
pendidikan [3]. internet atau sumber lainnya [5].
Pemerintah sebagai penyelenggara Pada kenyataannya, data hasil angket
pendidikan telah melakukan berbagai pra penelitian yang di berikan pada 25
upaya sebagai wujud usaha untuk siswa kelas X IPA SMA Negeri 1
meningkatkan kualitas pendidikan yang Menganti Gresik menunjukkan 60% siswa
ada di Indonesia, salah satunya dengan kurang senang dengan pelajaran kimia

16
UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: 2252-9454
Vol. 6, No. 1, pp. 16-23 January 2017

yang ada di sekolah dan 565 siswa Pembelajaran konvensional tidak lagi
menyatakan kesulitan dalam memahami sepenuhnya menjadi andalan, namun
materi kimia, khususnya materi sistem ditengah kemajuan teknologi saat ini
periodik unsur. diperlukan variasi metode yang lebih
Materi sistem periodik unsur diajarkan memberikan kesempatan untuk belajar
pada siswa kelas X semester gasal. Sari tidak hanya dari guru. Pembelajaran yang
(2014)mengungkapkan bahwasannya dibutuhkan adalah dengan pemanfaatan
materi sistem periodik memuat konsep sumber belajar lebih luas. Penggabungan
dan uraian, sehingga untuk memahami karakteristik pembelajaran tradisional
materi diperlukan pemahaman lebih. serta lingkungan elektronik disebut
Hampir sebagian peserta blended learning[8].
didikkebingungan dalam memahami Karakteristik blended learning
materi sistem periodik unsur dan mengijinkan pembelajaran synchronous
kesulitantersebut dapat menimbulkan (bergantung pada waktu) dan
dampak rendahnya hasil belajar [9]. asynchronous (tidak bergantung pada
Berdasarkan hasil wawancara yang waktu), sehingga perangkat pembelajaran
dilakukan kepada salah satu guru kimia di yang di desain dengan blended learning
sekolah tersebut didapatkan bahwa dapat mempermudah peserta didik
metode yang digunakan untuk mengajar mengkondisikan online dan offline pada
adalah dengan ceramah, diskusi dan waktu pembelajaran [4].
presentasi sehingga siswa tidak dapat Hal tersebut didukung dengan hasil
belajar secara mandiri dengan maksimal angket yang diberikan kepada 25 siswadi
dan cenderung kurang tertarik untuk kelas X IPA di SMAN 1 Menganti
belajar. Selain itu guru kimia di sekolah Gresik, dimana 64% siswa sering
juga belum menggunakan inovasi menggunakan fasilitas wifi disekolah,
teknologi dalam pembelajaran seperti namun hanya 32% siswa yang
penggunaan internet. menggunakan fasilitas tersebut untuk
Penggunaan internet bukan menjadi mencari sumber belajar. Dari hasil angket
sesuatu yang baru dalam dunia juga didapatkan 64% siswa setuju jika
pendidikan. Hadirnya internet membuat pembelajaran menggunakan sistem online
batasan jarak dan waktu menjadi lebih untuk mempermudah siswa dalam
dekat sehingga inovasi yang muncul dari mengakses dan mendownload sendiri
perkembangan teknologi informasi dan materi yang dibutuhkan dalam
komunikasi dalam bidang pendidikan pembelajaran.
yaitu dengan terciptanya e-learning [11]. Perangkat pembelajaran berorientasi
Elearning atau electronik learning blended learning yang akan
merupakan suatu proses perkembangan dikembangkan meliputi RPP, LKS, dan
teknologi yang di aplikasikan dalam hal media elearning. Dalam proses
penyampaian pengetahuan dalam proses pembelajaran, blended learning
belajar mengajar. Elearning kini semakin membutuhkan media. Salah satu media
dikenal sebagai salah satu cara mengatasi yang mendukung blended learning adalah
pendidikan baik di negara maju atau di aplikasi moodle.
negara berkembang seperti indonesia [11]. Moodle adalah salah satu aplikasi
Keuntungan menggunakan elearning Learning Management System (LMS)
menurut Thorne [1] efektifitas sistem yang dapat digunakan dalam
elearning cenderung sama bila pembelajaran online. Penggunaan moodle
dibandingkan dengan pembelajaran memberikan fasilitas bagi siswa untuk
konvensional, namun elearning memiliki belajar secara mandiri [8].
kelebihan dalam hal fleksibilitas.

17
UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: 2252-9454
Vol. 6, No. 1, pp. 16-23 January 2017

Penelitian terdahulu yang dilakukan Tabel 2 Interpretasi Skala Likert


oleh Murniati (2013) menyatakan bahwa Persentase Kriteria
perangkat pembelajaran berbasis blended 25% - 40% Kurang
learning layak digunakan dalam
41% - 60% Cukup
pembelajan, dengan perolehan kelayakan
media 83,06%, kelayakan materi 80,52%, 61% - 80% Baik
kelayakan bahasa 83,33% [4]. 81% - 100% Sangat baik
Berdasarkan uraian tersebut tujuan [7]
penelitian yang ingin dicapai yaitu Dari kriteria di atas, perangkat
mengetahuikevalidan perangkat pembelajaran denganblended learning
pembelajaran berorientasi blended dinyatakan sangat baik atau sangat layak
learning pada materi sistem periodik digunakan dalam pembelajaran apabila
unsur ditinjau dari validitas isi dan hasil persentase ≥ 61% [7].
validitas konstruk.
HASIL DAN PEMBAHASAN
METODE PENELITIAN Tahap ini dideskripsikan hasil penelitian
Jenis penelitian ini termasuk penelitian serta pembahasan dari penelitian
pengembangan menggunakan model 4D pengembangan. Hasil penelitian diperoleh
yang dikemukakan oleh Thiagarajan tanpa dari telaah perangkat pembelajaran yang
melakukan penyebaran [10]. dilakukan oleh dosen kimia yang
Teknik pengumpulan data dalam bertujuan untuk mengetahui masukan dan
penelitian ini diperoleh dari lembar angket saran dari perangkat yang dikembangkan.
yang terdiri dari angket telaah, angket Validasi dari dosen dan guru kimia
validasi. digunakan untuk mendeskripsikan
Teknik analisis data dianalisis secara kelayakan perangkat pembelajaran yang
deskriptif kuantitatif degan dikembangkan. Penelitian ini sesuai
menggambarkan dan memaparkan metode 4D tanpa melakukan penyebaran.
penilaian dalam persentase. Persentase Berikut akan diuraikan masing-masing
dari angket validasi dihitung berdasarkan tahap:
skala likert ditunjukkan pada Tabel 1. 1. Tahap pendefinisian (define).
Tabel 1 Skala Likert Meliputi analisis ujung depan,
Penilaian Nilai Skala analisis siswa, analisis tugas, analisis
Sangat buruk 1 konsep, dan analisis tujuan
Buruk 2 pembelajaran. Hasil analisis kurikulum
Sedang 3 yang digunakan di kelas X SMA
Baik 4 Negeri 1 Menganti Gresik adalah
Sangat baik 5 kurikulum 2013, pada kurikulum 2013
[7] menggunakan prinsip pembelajaran
Data hasil penilaian kemudian dimana peserta didik difasilitasi untuk
dianalisis dengan menggunakan rumus: mencari tahu, memanfaatkan teknologi
𝑠𝑘𝑜𝑟 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 informasi dan komunikasi untuk
∑ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑚𝑝𝑢𝑙𝑎𝑛 meningkat efektivitas dalam belajar.
𝑑𝑎𝑡𝑎
P(%) = x100% Dari silabus diperoleh kompetensi
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎
Skor kriteria dapat dihitung dengan dasar 4.4 yaitu menalar kemiripan dan
Skor kriteria = skor tertinggi x jumlah keperiodikan sifat unsur berdasarkan
aspek x jumlah reviewer. Hasil persentase data sifat-sifat periodik unsur.
digunakan untuk mengetahui kelayakan Materi sistem periodik unsur bagi
perangkat pembelajaran menggunakan siswa kelas X SMA Negeri 1 Menganti
interpretsi skor pada Tabel 2. Gresik merupakan materi yang

18
UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: 2252-9454
Vol. 6, No. 1, pp. 16-23 January 2017

dianggap sulit dengan persentase


sebanyak 56% siswa.
Berdasarkan hasil pengamatan
siswa siswi kelas X di SMA Negeri 1
Menganti Gresik berada di kisaran usia
16-18 tahun, menurut teori
perkembangan kognitif piaget anak
tersebut berada pada tahap operasi
formal sehingga dengan pembelajaran
blended learning siswa diharapkan
dapat menyelesaikan masalah secara
mandiri dan bertanggungjawab.
2. Tahap perencanaan (design).
Tahap pertama yang dilakukan
Gambar 1 Cuplikan Draft 2 LKS 1
yaitu menyusun rencana pelaksanaan
Berorientasi Blended
pembelajaran yang dapat dipergunakan
Learning.
untuk kegiatan tatap muka dan offline,
Telaah juga dilakukan terhadap
menentukan model pembelajaran yang
media eleraning yang dikembangkan.
sesuai dengan karakteristik materi
Berikut hasil telaah dari media
sistem periodik unsur.
elearning yang disajikan pada Gambar
Tahap kedua yaitu menyusun
2.
lembar kedua yaitu menyusun lembar
kegiatan siswa (LKS) yang
dikondisikan dengan pembelajaran
blended learning. LKS tersebut
diharapkan dapat diunduh dan
dipelajari oleh siswa sebelum
pembelajaran dimulai, sehingga pada
saat pembelajaran dikelas siswa sudah
siap menerima materi.
Tahap ketiga yaitu menyusun Gambar 2 Cuplikan Draft 2
media elearning yang digunakan untuk Halaman Awal Media
pembelajaran online, media Elearning.
elearningdibuat agar memudahkan Draft 2 hasil telaah kemudian
siswa pada saat pembelajaran online. dilakukan validasi oleh dua dosen
3. Tahap pengembangan (develop). kimia FMIPA Unesa dan satu guru
Draft 1 yang dihasilkan dilakukan kimia kelas X di SMA Negeri 1
telaah oleh dua dosen kimia FMIPA Menganti Gresik. Validasi yang
Unesa untuk mendapatkan masukan dilakukan meliputi validasi RPP, LKS,
dan menghasilkan dfart 2. Berikut dan media elearning. Aspek yang
hasil telaah LKS disajikan dalam dinilai meliputi validitas isi dan
Gambar 1. validitas konstruk.

19
UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: 2252-9454
Vol. 6, No. 1, pp. 16-23 January 2017

Lembar kegiatan siswa (LKS)


Rencana pelaksanaan divalidasi dan didapatkan penilaian
pembelajaran (RPP) yang ditinjau dari validitas isi dan validitas
dikembangkan mendapatkan penilaian konstruk. Validitas isi meliputi aspek
berdasarkan validitas isi secara kesesuaian isi dan aspek kesesuaian
keseluruhan sebesar 93,33% untuk blended learning. Masing-masing
RPP1 dan RPP 2. Aspek masing- aspek akan dideskripsikan pada
masing dalam validitas isi akan Gambar 4.
disajikan dalam Gambar 1. 100

Persentase (%)
105 95
Persentase (%)

100 90
95
85
90
LKS 1 LKS 2
85
80 Aspek
RPP 1 RPP 2
a b
Aspek
Gambar 4 Hasil Penilaian Validitas
a b
Isi LKS.
Keterangan untuk validitas isi
Gambar 3 Hasil Penilaian Validitas
meliputi:
Isi RPP.
a : Aspek kesesuaian kriteria isi
Keterangan untuk validitas isi
b : Aspek kesesuaian blended
meliputi:
learning.
a : Aspek kesesuaian kriteria isi
Berdasarkan penilaian pada
b : Aspek kesesuaian kriteria blended
Gambar 4 di atas, didapatkan
learning.
persentase aspek kriteria isi untuk LKS
Berdasarkan aspek yang tertera
1 dan LKS 2 berturut-turut sebesar
pada Gambar 3dapat diketahui bahwa
90,66% dan 93,33%. Persentase
RPP dilihat dari aspek kesesuaian isi
berdasarkan aspek kesesuaian blended
mendapatkan persentase sebesar
learning pada LKS 1 dan LKS 2
91,11% untuk RPP 1 dan 88,88%
sebesar 96,66%.
untuk RPP 2, selanjutnya ditinjau dari
Menurut Riduwan persentase
aspek kesesuaian blended learning dari
kelayakan tersebut apabila di
grafik tersebut menunjukkan
interpretasikan maka termasuk pada
persentase yang sangat tinggi yaitu
kriteria sangat baik atau sangat valid
sebesar 100% untuk RPP1 dan RPP 2.
[7].
Persentase tersebut menurut
Materi yang terdapat pada LKS
Riduwan (2013) jika di interpretasikan
telah sesuai dengan indikator hasil
termasuk dalam kategori sangat baik
belajar, dimana indikator hasil belajar
atau sangat valid karena RPP yang
termasuk salah satu komponen penting
dikembangkan juga sesuai dengan
dalam LKS karena merupakan alat
model blended learning yang
ukur untuk mengetahui keberhasilan
mempertimbangkan penerapan
siswa dalam belajar.
teknologi informasi [7].
LKS telah memenuhi aspek
Berdasarkan hal tersebut di atas,
kesesuaian blended learning yaitu
maka rencana pelaksanaan
mendukung kegiatan pembelajaran
pembelajaran berorientasi blended
online dan offline. Menurut Rahmana
learning dapat digunakan dalam
(2015) menyatakan bahwa LKS yang
pembelajaran.
dikembangkan sebaiknya sesuai

20
UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: 2252-9454
Vol. 6, No. 1, pp. 16-23 January 2017

dengan model blended learningyang


diterapkan [6].
90

Persentase (%)
Validitas konstruk LKS terdiri
90 86,66
dari beberapa aspek, berikut akan
disajikan masing-masing aspek dalam 85
Gambar 5.
80
100 a b
Persentase (%)

90
80 Aspek
70
a b c
Aspek Gambar 6 Hasil Penilaian Validitas
Isi Media Elearning.
LKS 1 LKS 2 Keterangan masing-masing aspek
dalam validitas isi meliputi:
Gambar 5 Hasil Penilaian Validitas
a : Aspek kesesuian kriteria isi
Konstruk LKS.
b : Aspek kesesuaian blended
Keterangan untuk validitas konstruk
learning.
meliputi:
Berdasarkan Gambar 6 di atas,
a : Aspek kesesuaian tampilan
ditunjukkan bahwa aspek kesesuaian
b : Aspek kesesuaian penyajian
isi mendapatkan persentase sebesar
c : Aspek kesesuaian bahasa
90% dan aspek kesesuaian blended
Berdasarkan penilaian Gambar 5
learning mendapatkan persentase
di atas, persentase kesesuaian tampilan
86,66%.
pada LKS 1 dan LKS 2 sebesar
Persentase tersebut apabila di
91,11%, persentase berdasarkan
interpretasikan ke dalam kategori,
kesesuaian penyajian untuk LKS 1 dan
termasuk dalam kategorisangat baik
LKS 2 berturut-turut adalah 84,44%
atau sangat valid [7].
dan 86,66% serta aspek keseuaian
Media elearning dapat mengatasi
bahasa untuk LKS 1 dan LKS 2
waktu, dengan keterbatasan waktu
mendapatkan persentase sebesar
tersebut dapat diatasi dengan model
93,33%.
pembelajaran blended learning yang
Persentase tersebut menurut
merupakan pembelajaran dengan
Riduwan (2013) apabila di
memanfaatkan teknologi, membuat
interpretasikan maka termasuk dalam
komunikasi non stop antara pengajar
kategori sangat baik atau sangat layak
dengan peserta didik sehingga
[7]. Dengan demikian, LKS ditinjau
pembelajaran menjadi lebih cepat [2]
dari validitas konstruk layak
Dari penjelasan di atas dapat
digunakan dalam pembelajaran.
diketahui bahwa media elearning
Media elearning di validasi untuk
dilihat dari validitas isi telah mencapai
mengetahui kelayakan ditinjau dari
kriteria sangat valid sehingga layak
validitas isi dan validitas konstruk.
digunakan dalam pembelajaran.
Validitas isi dalam media elearning
Validitas konstruk meliputi 3
mencakup dua aspek yang masing-
aspek dalam media elearning yang
masing disajikan pada Gambar 6.
dikembangkan. Aspek-aspek tersebut
akan disajikan dalam Gambar 7.

21
UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: 2252-9454
Vol. 6, No. 1, pp. 16-23 January 2017

meliputi RPP, LKS, dan media elearning


dinyatakan sangat valid dilihat dari
Persentase (%)
93,33
95 91,11 validitas isi RPP dengan persentase
90 86,66 sebesar 93,33%, LKS 1 dan LKS 2
85 sebesar 92,38%, 94, 28%, serta media
80 elearning dengan persentase sebesar
a b c 88,57%. Validitas konstruk dengan
Aspek pesentase 93,33% untuk RPP, penilaian
sebesar 89,17% , 905 untuk LKS 1 dan
LKS 2 dan media elearning mendapatkan
Gambar 7 Hasil Penilaian Validitas persentase 90% sehingga perangkat
Konstruk Media pembelajaran dapat dinyatakan sangat
Elearning. baik atau layakdiaplikasikan dalam
Keterangan tiap-tiap aspek meliputi: pembelajaran.

a : Aspek kesesuaian tampilan


b : Aspek kesesuaian penyajian
Saran
c : Aspek kesesuaian bahasa
Berdasarkan pada Gambar 7 di Saran untuk penelitian yang
atas, persentase aspek kesesuaian selanjutnya yaitu:
tampilan, penyajian dan bahasa secara 1. Pada saat kegiatan online harus dapat
berturut-turut adalah sebesar 91,11%, memanfaatkan fitur yang terdapat pada
86,66%, dan 93,33%. media elearning secara maksimal
Menurut Riduwan (2013) sehingga tidak ada fitur yang
persentase tersebut apabila di terlewatkan.
interpretasikan, termasuk dalam 2. Untuk melaksanakan penelitian
kategori sangat baik atau sangat valid dengan blended learning sangat
sehingga layak digunakan dalam dibutuhkan sekolah dengan internet
pembelajaran [7]. memadai sehingga dapat
Tahap selanjutnya adalah revisi meminimalkan kendala dalam
apabila terdapat aspek yang dinyatakan pembelajaran online.
tidak layak oleh validator, namun
dalam penelitian ini tidak diperlukan
kembali revisi karena semua aspek DAFTAR PUSTAKA
yang divalidasi mendapatkan kriteria
sangat baik dan baik. 1. Dwiningsih, Kusumawati. 2015.
Selanjutnya perangkat Program Mapping Kimia Anorganik
pembelajaran yang telah di validasi di Berbasis Lite Course dalam Konteks
uji cobakan kepada siswa siswi kelas FieldStudy. Prosiding Seminar
X yang dipilih secara heterogen. Hasil Nasional Kimia. Surabaya. 3-4
uji coba didapatkan respon siswa, hasil Oktober.
belajar siswa selama pembelajaran
berlangsung. 2. Husamah. 2014. Pembelajaran Bauran
(Blended Learning). Jakarta: Prestasi
PENUTUP Pustaka.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah 3. Kusairi, S. 2011. Implementasi
diuraikan, dapat diambil kesimpulan Blended Learning. Makalah (disajikan
bahwa perangkat pembelajaran pada seminar Nasional Blended
berorientasi blended learning yang

22
UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: 2252-9454
Vol. 6, No. 1, pp. 16-23 January 2017

Learning tanggal 13 November 2011


di Universitas Negeri Malang). 8. Rusman, Deni Kurniawan dan Cepi
riyana. 2013. Pembelajaran Berbasis
4. Murniati, D.R & Sanjaya, I G.M. Informasi dan Komunikasi. Jakarta:
2013. “Pengembangan Perangkat Rajawali Pers.
Pembelajaran Berbasis Blended
Learningdi SMA Negeri 7 Kediri”. 9. Sari, Ratna, Sulistyo Saputro,Agung
Unesa journal of chemical Eductaion. Nugroho Catur. 2014. Pengembangan
Vol 2 No. 3. Modul Pembelajaran Kimia Berbasis
Blog Untuk Materi Struktur Atom Dan
5. Permendikbud No. 103 tahun 2014 Sistem Periodik Unsur SMA Kelas X.
tentang Pembelajaran Pada Journal Pendidikan Kimia. Vol.3
Pendidikan Dasar dan Pendidikan No.2. 7-15.
Konstruktivis Dalam Pengajaran.
Surabaya: Universitas Negeri 10. Thiagarajan, S,Semmel, Doronthy S
Surabaya. dan Semmel, Melvyn I. 1974.
Instructional Development for
6. Rahmana, A.Y & Susanti, Endang. Training Teacher of Exceptional
2015. “Validitas Perangkat Children. Asourcbook Blooming
Pembelajaran Blended Learning Teaching the Handicapped, Indiana
Terintegrasi Edmodo Pada Sub Materi University.
Katabolisme Karbohidrat”. Unesa
Journal Of Biology Education. 11. Yendri, Dodon. Blended Learning:
Model Pembelajaran Kombinasi E-
7. Riduwan. 2013. Skala Pengukuran learning dalam Pendidikan Jarak Jauh.
Variabel-Variabel Penelitian. http://fti.unand.ac.id/images/BlendedL
Bandung: Alfabeta. earning.pdf (diakses pada tanggal 21
februari 2016).

23

Anda mungkin juga menyukai