Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


Moluskum kontagiosum merupakan infeksi virus pada kulit yang umum terjadi pada
anak-anak, infeksi kulit yang terjadi berupa papul (benjolan kecil dan sewarna kulit), tidak nyeri
dan dapat hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan dalam waktu setahun.
Penyakit ini menular, namun hanya menyerang kulit tidak menyerang organ-organ dalam.
Cara penularan yang biasa terjadi adalah lewat kontak langsung maupun kontak dengan benda
lain yang terkontaminasi.
Tahun 1817, jauh sebelum terjadi peningkatan kejadian moluskum kontagiosum,
Beteman pertama kali menjelaskan cairan seperti susu yang bias didapatkan dari lesi
karakteristik. Henderson dan Paterson, dua peneliti yang mempelajari moluskum kontagiosum
selama 25 tahun, menggambarkan cairan seperti susu berasal dari jaringan selular. Baru
kemudian dua peneliti ini menyadari bahwa mereka telah menemukan tanda badan inklusi
intracytoplasmic, yang kemudian dinamakan badan Handerson-Paterson (badan moluskum).
Sampai dengan awal abad ke-20, komunitas medis tetap tidak yakin penyebab moluskum
kontagiosum. Otoritas tentu percaya bahwa papula menyebabkan pembesaran kelenjar sebasea,
sementara yang lain mendalilkan bahwa infestasi parasit menyebabkan lesi. Sebuah terobosan
dalam studi moluskum kontagiosum terjadi pada tahun 1905 ketika Juliusburg menemukan dan
mendokumentasikan sifat virus moluskum kontagiosum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI
Moluskum kontagiosum merupakan suatu penyakit infeksi virus pada kulit yang
disebabkan oleh virus golongan poxvirus genus Molluscipox dengan wujud klinis berupa
benjolan pada kulit atau papul-papul multiple yang berumbilikasi di tengah, mengandung badan
moluskum, serta dapat sembuh dengan sendirinya.

2.2 EPIDEMIOLOGI
Moluskum kontagiosum dapat ditemukan diseluruh dunia, terutama di negara tropis.
Penyakit ini terutama menyerang anak-anak. Biasanya pada dewasa oleh karena hubungan
seksual. Media penularan penyakit ini melalui kontak langsung. Penyakit ini menyebar dengan
cepat pada suatu komunitas yang padat dengan higienitas yang kurang.
Pada negara tropis, insiden paling tinggi pada anak-anak dengan rentang usia 2 sampai 3
tahun. Sedangkan pada negara maju, biasanya pada anak-anak sekolah karena penggunaan kolam
renang yang bersama-sama. Studi di Jepang pada tahun 2008, mengatakan bahwa terdapat 7000
anak terserang moluskum kontagiosum dengan 75% di antaranya memiliki riwayat penggunaan
kolam renang bersama.
Di Amerika Serikat, pada tahun 2003, hanya ditemukan 5% anak-anak yang terkena
moluskum kontagiosum, dan kira-kira antara 5-20% menyerang dewasa dengan AIDS.

2.3 ETIOLOGI
Moluskum kontagiosum disebabkan oleh suatu virus dari golongan poxvirus. Dalam
taksonomi, virus ini termasuk dalam ordo Poxviridae, family Chordopoxvirinae, genus
Molluscipox virus, spesies Molluscum contagiosum virus (MOCV). Virus ini termasuk golongan
double strained DNA (dsDNA).
Virion dari MOCV ditemukan dengan struktur beramplop, berbentuk seperti bata dengan
ukuran 320x250x200 nm. Partikel virus ini terdiri dari dua bentuk infeksius yang berbeda, yaitu
internal mature virus (IMV) dan external enveloped virus (EEV).
Virus ini memiliki struktur genome linier, dengan dsDNA kira-kira 190 Kb, genome liner
diapit dengan sekuens inverted terminal repeat (ITR) yang secara kovalen saling terikat pada
ujung-ujungnya.
Menurut subtype MOCV, terdapat 4 subtipe, yaitu MOCV I, MOCV II, MOCV III dan
MOCV IV. Subtype MOCV I yang lebih sering menyebabkan infeksi, kira-kira sekitar 75-90%.
Sedangkan MOCV II, III, dan IV akan menyebabkan moluskum kontagiosum jika pada orang-
orang dengan keadaan imunitas immunocompromised.

2.4 PENULARAN
Secara umum, penularan moluskum kantagiosum adalah melalui kontak langsung dari
orang ke orang melalui barang-barang, seperti misalnya pakaian, handuk, alat cuci atau alat
mandi. Selain itu, moluskum kontagiosum juga dapat ditularkan melalui kontak olahraga. Saat
seseorang menyentuh lesi di suatu bagian tubuh, kemudian menyentuh ke bagian tubuh lainnya,
maka akan dapat menyebarkan MOCV juga, proses ini disebut sebagai autoinokulasi. Jika yang
terkena adalah daerah wajah, saat mencukur kumis atau jenggot juga dapat menyebarkan virus.
Meskipun penularannya secara umum tergolong rendah, tetapi tidak diketahui berapa lama
seseorang yang terinfeksi dapat menularkan atau menyebarkan virus tersebut. Tungau juga bisa
menjadi kemungkinan penyebaran virus penyebab moluskum kontagiosum.
Jika terdapat suatu kejadian luar biasa atau wabah moluskum kontagiosum, maka perlu
diperhatikan beberapa kemungkinan penularannya, yaitu:
a. Kolam renang
b. Kontak saat olahraga
c. Proses pembedahan (tangan seorang ahli bedah yang terkena moluskum
kontagiosum)
d. Proses tato (jarang)
e. Hubungan seksual; lesi moluskum kontagiosum oleh karena hubungan seksual
biasanya berkembang dalam jangka waktu 2-3 bulan setelahnya.

Anda mungkin juga menyukai