PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam kehidupan, ada beberapa bagian yang dapat membantu antara organ satu
dengan organ lainnya, contohnya saja otot. Otot dapat melekat di tulang yang
berfungsi
untuk bergerak aktif. Selain itu otot merupakan jaringan pada tubuh hewan yang
bercirikan mampu berkontraksi, aktivitas biasanya dipengaruhi oleh stimulus dari
sistem saraf. Unit dasar dari seluruh jenis otot adalah miofibril yaitu struktur
filamen
yang berukuran sangat kecil tersusun dari protein kompleks, yaitu filamen aktin
dan
miosin (Awik, 2004).
Pada saat otot berkontraksi, filamen-filamen tersebut saling bertautan yang
mendapatkan energi dari mitokondria di sekitar miofibril. Oleh karena itu, banyak
jenis
otot yang saling berhubungan walaupun jenis otot terdiri dari otot lurik, otot
jantung,
dan otot rangka. Ketiganya mempunyai fungsi dan tujuan yang berbeda pula.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Otot
Otot merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh dapat bergerak
ini adalah suatu sifat penting bagi organisme. Gerak sel terjadi karena sitoplasma
merubah bentuk. Pada sel-sel, sitoplasma ini merupakan benang-benang halus
yang panjang disebut miofibril. Kalau sel otot mendapat rangsangan maka
miofibril akan memendek, dengan kata lain sel otot akan memendekkan dirinya ke
arah tertentu (berkontraksi) (Kartolo S. Wulangi: 2000).
Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fungsi untuk alat gerak,
menyimpan glikogen dan menentukan postur tubuh. Terdiri atas otot polos, otot
jantung dan otot rangka. Otot polos adalah salah satu otot yang mempunyai
bentuk yang polos dan bergelondong. Cara kerjanya tidak disadari (tidak sesuai
kehendak) / invontary, memiliki satu nukleus yang terletak di tengah sel. Otot ini
biasanya terdapat pada saluran pencernaan seperti: lambung dan usus. Otot Lurik
(otot rangka).
2. Bagian-bagian Otot
Tendon, jaringan ikat fibrosa (tidak elastic) yang tebal dan berwarna putih
yang menghubungkan otot rangka dengan tulang. Urat-urat ini berupa serabut-
serabut simpai yang putih, berkilap, tidak elastic. Aponeuroses adalah lembaran-
lembaran datar atau simpai dari jaringan fibrus dengan maksud untuk nenuat
kelompok-kelompok otot dan adakalanya menggandengkan sebuah oto dengan
bagian yang menggerakkannya.
Fascia, merupakan jaringan ikat gabungan dari jaringan fibrus dan areolar
yang membungkus dan menghimpun otot menjadi satu. Setiap fasciculus
dipisahkan oleh jaringan ikat perimysium. Di dalam pascicle, endomysium
mengelilingi 1 berkas sel otot. Di antara endomysium dan berkas serat otot tersebar
sel satelit yang berfungsi dalam perbaikan jaringan otot yang rusak. Dalam bagian-
bagian tertentu, seperti dalam telapak tangan, fascia ini sangat padat dan kuat.
Contohnya adalah fascia Palmaris dan fascia plantaris.
Sarcolemma (membrane sel/serat otot) dan sarcoplasma, yang merupakan
unit structural jaringan otot yang berdiameter 0,01 – 0,1 mm dengan panjang 1-40
mm yang melapisi suatu sel otot yang fungsinya sebagai pelindung otot. besar dan
jumlah jaringan terutama jaringan elastic, akan meningkat sejalan dengan
penambahan usia. Setial 1 serat otot dilapisi oleh jaringan elastic tipis yang disebut
sarcolemma. Protoplasma serat otot yang berisi materi semicair disebut
sarkoplasma. Di dalam matriks serat otot terbenam unit fungsional otot berdiameter
0,001 mm yang disebut myofibril.
Miofibril, merupakan serat-serat yang terdapat dalam otot. Di bawah
mikroskop, miofibril akan tampak spt pita gelap & terang yang bersilangan. Pita
gelap (thick filament) dibentuk oleh myosin. Pita terang (thin filament) dibentuk
oleh aktin, troponin & tropomiosin)
Miofilamen, merupakan benang-benang/filament halus yang merasal dari
myofibril. Terbagi atas dua macam yaitu miofilamen homogeny (terdapat pada otot
polos) dan miofilamen heterogen (terdapat pada otot jantung/otot kardiak dan pada
otot lurik.
Sarkoplasma, merupakan cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat
dimana myofibril dan miofilamen berada.
5. Fungsi otot
Otot dapat berkontraksi karena adanya rangsangan. Umumnya otot berkontraksi
bukan karena satu rangsangan, melainkan karena suatu rangkaian rangsangan
berurutan. Rangsangan kedua memperkuat rangsangan pertama dan rangsangan
ketiga memeprkuat rangsangan kedua. Dengan demikian terjadilah ketegangan
atau tonus yang maksimum . Tonus yang maksimum terus menerus disebut
tetanus. Selanjutnya, ada 2 tipe otot, yaitu otot merah dan otot putih. Otot merah
kaya akan suplaidarah, mengandung mitokondria dan mioglobin. Mioglobin
merupakan senyawa seperti hemoglobinyang mampu mengikat O! dean
menyimpannya di dalam otot. Otot merah juga mengoksidasi asam lemak untuk
memeperoleh energi. Sebaliknya, otot putih memiliki sedikit darah, mitokondria,
dan mioglobin. Akan tetapi, otot putih terspesialisasi untuk melakukan pernapasan
anaerobik untuk menghasilkan energi tanpa O2 sehingga cepat berkontraksi
meskipun cepat lelah.
6. Sifat Otot
Tulang adalah alat gerak pasif, sedangkan otot adalah alat gerak aktif. Otot tidak
hanya menggerakkan rangka, tetapi juga menggerakkan organ-organ tertentu
dalam tubuh. Misalnya jantung, usus dan lambung. Kerja otot juga mengakibatkan
membesar dan mengecilnya rongga dada,tempat paru-paru berada.
Adapun sifat-sifat otot, antara lain:
1. Kontraksibilitas yaitu kemampuan otot untuk memendek dan lebih pendek
dari ukuran semula, hal ini teriadi jika otot sedang melakukan kegiatan.
2. Ektensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan lebih panjang dari
ukuran semula.
3. Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula (Datu
Razak: 2004).
Sifat kerja otot dibedakan menjadi dua, yaitu :
A. Antagonis
Otot antagonis adalah dua otot atau lebih yang tujuan kerjanya berlawanan. Jika
otot pertama berkontraksi dan yang kedua berelaksasi, akan menyebabkan tulang
tertarik atau terangkat. Sebaliknya, jika otot pertama berelaksasi dan yang kedua
berkontraksi akan menyebabkan tulang kembali ke posisi semula. Contoh otot
antagonis adalah otot bisep dan trisep. Otot bisep adalah otot yang memiliki dua
ujung (dua tendon) yang melekat pada tulang dan terletak di lengan atas bagian
depan. Otot trisep adalah otot yang memiliki tiga jung (tiga tendon) yang melekat
pada tulang, terletak di lengan atas bagian belakang. Untuk mengangkat lengan
bawah, otot bisep berkontraksi dan otot trisep berelaksasi. Untuk menurunkan
lengan bawah, otot trisep berkontraksi dan otot bisep berelaksasi.
Antagonis juga adalah kerja otot yang kontraksinya menimbulkan efek gerak
berlawanan, contohnya adalah:
1. Ekstensor( meluruskan) dan fleksor (membengkokkan), misalnya otot trisep
dan otot bisep.
2. Abduktor (menjauhi badan) dan adductor (mendekati badan) misalnya gerak
tangan sejajar bahu dan sikap sempurna.
3. Depresor (ke bawah) dan adduktor (ke atas), misalnya gerak kepala
merunduk dan menengadah.
4. Supinator (menengadah) dan pronator (menelungkup), misalnya gerak
telapak tangan menengadah dan gerak telapak tangan menelungkup.
B. Sinergis
Sinergis juga adalah otot-otot yang kontraksinya menimbulkan gerak searah.
Contohnya pronator teres dan pronator kuadratus (Otot yang menyebabkan
telapak tngan menengadah atau menelungkup).
Otot sinergis adalah dua otot atau lebih yang bekerja bersama – sama dengan
tujuan yang sama. Jadi, otot – otot itu berkontraksi bersama dan berelaksasi
bersama. Misalnya, otot – otot antar tulang rusuk yang bekerja bersama ketika kita
menarik napas, atau otot pronator, yaitu otot yang menyebabkan telapak tangan
menengadah atau menelungkup. Gerakan pada bagian tubuh, umumnya
melibatkan kerja otot, tulang, dan sendi. Apabila otot berkontraksi, maka otot
akan menarik tulang yang dilekatinya sehingga tulang tersebut bergerak pada
sendi yang dimilikinya.
Otot yang sedang bekerja akan berkontraksi sehingga otot akan memendek,
mengeras, dan bagian tengahnya menggembung. Karena memendek, tulang yang
dilekati otot tersebut tertarik atau terangkat. Kontraksi satu macam otot hanya
mampu untuk menggerakan tulang ke satu arah tertentu. Agar tulang dapat
kembali ke posisi semula, otot tersebut harus mengadakan relaksasi. Namun
relaksasi otot ini saja tidak cukup. Tulang harus ditarik ke posisi semula. Oleh
karena itu, harus ada otot lain yang berkon traksi yang merupakan kebalikan dari
kerja otot pertama. Jadi, untuk menggerakan tulang dari satu posisi ke posisi yang
lain, kemudian kembali ke posisi semula, diperlukan paling sedikit dua macam
otot dengan kerja berbeda. Berdasarkan tujuan kerjanya tadi, otot dibedakan
menjadi otot antagonis dan otot sinergis.
Kesimpulan
Jaringan otot merupakan jaringan yang mampu melangsungkan kerja mekanik
dengan jalan kontraksi dan relaksasi sel atau serabutnya. Sel otot memiliki struktur
filamen dalam sitoplasma, bentuk selnya memanjang agar dapat melangsungkan
perubahan sel menjadi pendek. Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki
fungsi untuk alat gerak, menyimpan glikogen dan menentukan postur tubuh.
Otot polos adalah salah satu otot yang mempunyai bentuk yang polos dan
bergelondong. Cara kerjanya tidak disadari (tidak sesuai kehendak) / invontary,
memiliki satu nukleus yang terletak di tengah sel. Otot ini biasanya terdapat pada
saluran pencernaan seperti: lambung dan usus. Otot Lurik (otot rangka). Otot
rangka merupakan jenis otot yang melekat pada seluruh rangka, cara kerjanya
disadari (sesuai kehendak), bentuknya memanjang dengan banyak lurik-lurik,
memiliki nukleus banyak yang terletak di tepi sel.
Sifat-sifat otot, antara lain:
a. Kontraksibilitas yaitu kemampuan otot untuk memendek dan lebih pendek
dari ukuran semula, hal ini teriadi jika otot sedang melakukan kegiatan.
b. Ektensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan lebih panjang
dari ukuran semula.
c. Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula.
DAFTAR PUSTAKA
Arthur J. Vander (1986). Human Physiology, 4th ed. Mc Graw: Hill Internasional
Editions.
Kus. Irianto (2004). Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis.
Gramedia: Jakarta.
Syaifuddin (1997). Anatomi dan Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta: EGC.