Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Dalam kehidupan, ada beberapa bagian yang dapat membantu antara organ satu
dengan organ lainnya, contohnya saja otot. Otot dapat melekat di tulang yang
berfungsi
untuk bergerak aktif. Selain itu otot merupakan jaringan pada tubuh hewan yang
bercirikan mampu berkontraksi, aktivitas biasanya dipengaruhi oleh stimulus dari
sistem saraf. Unit dasar dari seluruh jenis otot adalah miofibril yaitu struktur
filamen
yang berukuran sangat kecil tersusun dari protein kompleks, yaitu filamen aktin
dan
miosin (Awik, 2004).
Pada saat otot berkontraksi, filamen-filamen tersebut saling bertautan yang
mendapatkan energi dari mitokondria di sekitar miofibril. Oleh karena itu, banyak
jenis
otot yang saling berhubungan walaupun jenis otot terdiri dari otot lurik, otot
jantung,
dan otot rangka. Ketiganya mempunyai fungsi dan tujuan yang berbeda pula.

Jaringan otot merupakan jaringan yang mampu melangsungkan kerja mekanik


dengan jalan kontraksi dan relaksasi sel atau serabutnya. Sel otot memiliki
struktur filamen dalam sitoplasma, bentuk selnya memanjang agar dapat
melangsungkan perubahan sel menjadi pendek. Di balik mekanisme otot yang
secara eksplisit hanya merupakan gerak mekanik itu, terjadilah beberapa proses
kimiawi dasar yang berseri demi kelangsungan kontraksi otot. Dalam makalah ini,
dengan tujuan akhir pada penjelasan lengkap tentang proses di balik kontraksi
otot, akan dibahas dahulu mengenai zat-zat kimia penyusun filamen-filamen tebal
dan tipis yaitu aktin dan miosin.
Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fungsi untuk alat gerak,
menyimpan glikogen dan menentukan postur tubuh. Terdiri atas otot polos, otot
jantung dan otot rangka. Otot polos adalah salah satu otot yang mempunyai
bentuk yang polos dan bergelondong. Cara kerjanya tidak disadari (tidak sesuai
kehendak) / invontary, memiliki satu nukleus yang terletak di tengah sel. Otot ini
biasanya terdapat pada saluran pencernaan seperti: lambung dan usus. Otot Lurik
(otot rangka).
Otot rangka merupakan jenis otot yang melekat pada seluruh rangka, cara
kerjanya disadari (sesuai kehendak), bentuknya memanjang dengan banyak lurik-
lurik, memiliki nukleus banyak yang terletak di tepi sel. Contoh otot pada lengan.
Otot jantung hanya terdapat pada jantung. Otot ini merupakan otot paling
istimewa karena memiliki bentuk yang hampir sama dengan otot lurik, yakni
mempunyai lurik-lurik tapi bedanya dengan otot lurik yaitu bahwa otot lirik
memiliki satu atau dua nukleus yang terletak di tengah/tepi sel. Dan otot jantung
adalah satu-satunya otot yang memiliki percabangan yang disebut duskus
interkalaris. Otot ini juga memiliki kesamaan dengan otot polos dalam hal cara
kerjanya yakni involuntary (tidak disadari).
Jaringan otot merupakan kumpulan dari sel sel yang serabut otot. Selama
perkembangan embrionik, serabut otot dibentuk melalui peleburan ekor dengan
ekor dari banyak sel menjadi struktur yang seperti pipa. Di dalam sel serabut otot
ini terdapat unit kontaksi berupa protein yang trerdiri atas miofibril-miofibril.
Miofibril ini merupakan kumpulan dari lapis tebal (miosin) dan lapis tipis (aktin)
(Syaifuddin: 1997).
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan otot?
2. Apa saja bagian dari otot manusia?
3. Apa saja terminology atau kata-kata istilah otot pembentuk tubuh
manusia?
4. Sebutkan jenis-jenis dan struktur otot manusia!
5. Mengapa terdapat otot pada tubuh manusia?
6. Bagaimana sifat-sifat dari otot manusia?
7. Bagaimana mekanisme kerja dari otot manusia?
8. Apa saja contoh kelainan pada otot manusia?
Tujuan
1. Mengetahui apa itu otot
2. Mengetahui bagian-bagian otot manusia
3. Mengetahui terminology atau peristilahan dari otot pembentuk tubuh
manusia
4. Mengetahui jenis dan struktur otot manusia
5. Mengetahui fungsi otot pada tubuh manusia
6. Mengetahui sifat otot manusia
7. Mengetahui mekanisme kerja otot manusia
8. Mengetahui kelainan-kelainan otot pada tubuh manusia

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Otot
Otot merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh dapat bergerak
ini adalah suatu sifat penting bagi organisme. Gerak sel terjadi karena sitoplasma
merubah bentuk. Pada sel-sel, sitoplasma ini merupakan benang-benang halus
yang panjang disebut miofibril. Kalau sel otot mendapat rangsangan maka
miofibril akan memendek, dengan kata lain sel otot akan memendekkan dirinya ke
arah tertentu (berkontraksi) (Kartolo S. Wulangi: 2000).
Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fungsi untuk alat gerak,
menyimpan glikogen dan menentukan postur tubuh. Terdiri atas otot polos, otot
jantung dan otot rangka. Otot polos adalah salah satu otot yang mempunyai
bentuk yang polos dan bergelondong. Cara kerjanya tidak disadari (tidak sesuai
kehendak) / invontary, memiliki satu nukleus yang terletak di tengah sel. Otot ini
biasanya terdapat pada saluran pencernaan seperti: lambung dan usus. Otot Lurik
(otot rangka).
2. Bagian-bagian Otot
 Tendon, jaringan ikat fibrosa (tidak elastic) yang tebal dan berwarna putih
yang menghubungkan otot rangka dengan tulang. Urat-urat ini berupa serabut-
serabut simpai yang putih, berkilap, tidak elastic. Aponeuroses adalah lembaran-
lembaran datar atau simpai dari jaringan fibrus dengan maksud untuk nenuat
kelompok-kelompok otot dan adakalanya menggandengkan sebuah oto dengan
bagian yang menggerakkannya.
 Fascia, merupakan jaringan ikat gabungan dari jaringan fibrus dan areolar
yang membungkus dan menghimpun otot menjadi satu. Setiap fasciculus
dipisahkan oleh jaringan ikat perimysium. Di dalam pascicle, endomysium
mengelilingi 1 berkas sel otot. Di antara endomysium dan berkas serat otot tersebar
sel satelit yang berfungsi dalam perbaikan jaringan otot yang rusak. Dalam bagian-
bagian tertentu, seperti dalam telapak tangan, fascia ini sangat padat dan kuat.
Contohnya adalah fascia Palmaris dan fascia plantaris.
 Sarcolemma (membrane sel/serat otot) dan sarcoplasma, yang merupakan
unit structural jaringan otot yang berdiameter 0,01 – 0,1 mm dengan panjang 1-40
mm yang melapisi suatu sel otot yang fungsinya sebagai pelindung otot. besar dan
jumlah jaringan terutama jaringan elastic, akan meningkat sejalan dengan
penambahan usia. Setial 1 serat otot dilapisi oleh jaringan elastic tipis yang disebut
sarcolemma. Protoplasma serat otot yang berisi materi semicair disebut
sarkoplasma. Di dalam matriks serat otot terbenam unit fungsional otot berdiameter
0,001 mm yang disebut myofibril.
 Miofibril, merupakan serat-serat yang terdapat dalam otot. Di bawah
mikroskop, miofibril akan tampak spt pita gelap & terang yang bersilangan. Pita
gelap (thick filament) dibentuk oleh myosin. Pita terang (thin filament) dibentuk
oleh aktin, troponin & tropomiosin)
 Miofilamen, merupakan benang-benang/filament halus yang merasal dari
myofibril. Terbagi atas dua macam yaitu miofilamen homogeny (terdapat pada otot
polos) dan miofilamen heterogen (terdapat pada otot jantung/otot kardiak dan pada
otot lurik.
 Sarkoplasma, merupakan cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat
dimana myofibril dan miofilamen berada.

3. Terminologi Otot Manusia


Terminologi (bahasa Latin: terminus) atau peristilahan adalah ilmu tentang istilah
dan penggunaannya.
Menurut letaknya otot tubuh dibagi dalam beberapa golongan sebagai berikut:
1. Otot bagian kepala
2. Otot bagian leher
3. Otot bagian perut
4. Otot bagian anggota gerak atas
5. Otot bagian anggota gerak bawah

1. Otot Bagian kepala


Otot bagian kepala dibagi menjadi 5 bagian, yaitu:
1. Otot pundak kepala, yang dibagi lagi menjadi 2 bagian yaitu:
a. Muskulus frontalis, yang berfungsi mengerutkan dahidan menarik dahi mata
b. Oksipitalis, terletak dibagian belakang yang berfungsi menarik kulit
kebelakang
2. Otot wajah , yang dibagi menjadi sub-sub sebagai berikut:
a. Otot mata dan otot bola mata sebanyak 4 buah
b. Muskulus obliges okuli/ otot bola mata yang terdapat disekeliling mata yang
berfungsi memutar mata
c. Muskulus orbicularis okuli/ otot lingkar mata yang terdapat di sekeliling
mata, yang berfungsi sebagai penutup mata.
d. Muskulus levator palpebra superior, terdapat pada kelopak mata yang
fungsinya menarik, mengangkat kelopak mata keatas pada waktu membuka mata.
3. Otot mulut/ bibir dan pipi, yang terbagi atas:
a. Muskulus triangularis dan muskulus orbikularis oris/ otot sudut mulut, yang
berfungsi menarik sudut mulut kebawah.
b. Muskulus quadratus labii superior/ otot bibir atas yang mempunyai origo
pinggir lekuk mata menuju bibir atas dan hidung.
c. Muskulus quadratus labii inferior, terdapat pada dagu yang merupakan
kelanjutan pada otot leher. Fungsinya adalah menarik bibir kebawah atau
membentuk mimik muka kebawah
d. Muskulus buksinator, yang memebentuk dinding sampai rongga mulut,
fungsinya menahan makanan waktu mengunyah.
e. Muskulus zigomatikus/ otot pipi, yang berfungsi untuk mengangkatdagu
mulut keatas waktu senyum.
4. Otot pengunyah, yang terbagia atas:
a. Muskulus maseter, yang berfungsi mengngkat rahang bawah pada waktu
mulut terbuka
b. Muskulus temporalis, yang berfungsi menarik rahang bawah ketas dan
kebelakang
c. Muskulus pterogoid internus dan eksternus, yang berfungsi menarik rahang
bawah kedepan.
5. Otot lidah, yang terbagi atas:
a. Muskulus genioglosus, yang berfungsi mendorong lidah kedepan
b. Muskulus stiloglosus, yang berfungsi menarik lidah keatas dan kebelakang

2. Otot bagian leher


Otot bagian leher dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Muskulus platisma, terdapat di samping leher menutupi sampai bagian dada.
Fungsinya menekan mandibular, menarik bibir ke bawah dan mengerutkan kulit
bibir.
2. Muskulus sternokleido mastoid, terdapat di samping kiri dan kanan leher
yang berfungsi menarik kepala kesamping kiri, kanan, dan memutar kepala.
3. Muskulus longisimus kapitis, terdiri dari splenius dan semispinalis kapitis,
ketiganya terdapat dibelakang leher dengan fungsi untuk menarik kepala belakang
dan menggelengkan kepala.
3. Otot bagian perut
Otot ini terdiri ata:
1. Muskulus abdominalis internal (dinding perut)
2. Linea alba, yaitu garis tengah dinding perut
3. Muskulus abdominalis eksternal
4. Muskulus obliqus eksternus abdominis
5. Muskulus obliqus internus abdominis
6. Muskulus tranversus abdominis

4. Otot tungkai atas


Otot tungkai atas mempunyai selaput pembungkus yang sangat kuat dan disebut
fasia lata yang dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:
1. Otot abductor, yang terdiri dari:
a. Muskulus abduktor maldanus sebelah dalam
b. Muskulus abduktor brevis sebelah tengah
c. Muskulus abductor longis sebelah luar
Ketiga otot ini menjadi satu yang disebut muskulus abduktor femoralis. Fungsinya
menyelenggarakan abduksidari femur.
2. Muskulus eksentor ( qudriseps femoris)
Atau otot berkepala empat, yang terdiri dari:
a. Muskulus rektus femoralis
b. Muskulus vastus lateralis eksternal
c. Muskulus vastus medialis internal
d. Muskulus vastus intermedial
e. Otot fleksor femoris, yang terdapat dibagian belakang paha yang terdiri dari
:
· Biseps femoris ( otot berkepala 2), yang fungsinya membengkokkanpaha
dan meluruskan tungkai bawah
· Muskulus semi membranous (otot seperti selaput), yang fungsinya
membengkokkan tungkai bawah
· Muskulus semi membranous (otot seperti urat), yang fungsinya
membengkokkan urat bawah serta memutar kedalam
· Muskulus Sartorius (otot penjahit), yang fungsinya eksorotasi femur yang
memutarkeluar pada waktu lutut mengetul, serta membantu gerakan fleksi femur
dan membengkokan keluar.

5. Otot tungkai bawah


Terdiri dari:
1. Otot tulang kering depan muskulus tibialis anterior, fungsinya mengangkat
pinggir kaki sebelah tengah dan membengkokan kaki
2. Muskulus eksensor talangos longus, yang fungsinya malurus kan jari
telunjuk ketengahan jari, jari manisdan kelingking kaki
3. Otot jempol, fungsinya dapat meluruskan ibu jari kaki
4. Urat arkiles (tendo arkhiles) yang fungsinya meluruskan kaki di sendi tumit
dan membengkokan tungkai bawah lutut.
5. Otottulang betis belakang ( muskulus tibialis posterior), fungsinya dapat
membengkokan kaki di sendi tumit dan telapak kaki sebelah kedalam
6. Otot kedang jari bersama, fungsinya dapat meluruskan jari kaki ( muskulus
ekstensor falangus). (Setiadi.2007)
Bagian-bagian otot pembentuk tubuh manusia, antara lain:
a. Sarkolema
Sarkolema adalah membran yang melapisi suatu sel otot yang fungsinya sebagai
pelindung otot.
b. Sarkoplasma
Sarkoplasma adalah cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat dimana miofibril
dan miofilamen berada.
c. Miofibril
Miofibril merupakan serat-serat pada otot.
d. Miofilamen
Miofilamen adalah benang-benang atau filamen halus yang berasal dari miofibril.
Miofibril terbagi atas 2 macam, yakni :
1. Miofilamen homogen (terdapat pada otot polos).
2. Miofilamen heterogen (terdapat pada otot jantung/otot cardiak dan pada otot
rangka/otot lurik).
Di dalam miofilamen terdapat protein kontaraktil yang disebut aktomiosin (aktin
dan miosin), tropopin dan tropomiosin. Ketika otot kita berkontraksi (memendek)
maka protein aktin yang sedang bekerja dan jika otot kita melakukan relaksasi
(memanjang) maka miosin yang sedang bekerja.

4. Jenis-jenis Otot dan Struktur Otot


a. Otot lurik
Otot lurik disebut juga otot rangka atau otot serat lintang. Otot lurik memiliki
garis gelap dan terang sehingga disebut otot serat lintang. Sel-sel otot lurik
berbentuk silindris dan mempunyai banyak inti di tepi. Cara kerja otot lurik
dikendalikan oleh otak sehingga disebut otot sadar. Otot lurik terdapat pada otot
lengan, otot paha, otot perut, otot dada dan otot pipi
b. Otot polos
Otot polos berinti satu, berbentuk gelondong dengan kedua ujung meruncing,
bekerja secara tidak sadar (otonom), lambat, tidak cepat lelah. Otot ini terletak
diorgan-organ dalam tubuh, misal pada organ pencernaan, kelamin, ekskresi dan
pembuluh darah.
c. Otot jantung
Otot jantung tersusun dari sel-sel otot yang mirip dengan otot lurik, tetapi otot
jantung mempunyai percabangan. Sel-sel otot jantung mempunyai banyak inti dan
terletak ditengah serabut. Otot jantung bekerja diluar kehendak kita (diluar
perintah otak) tetapi dipengaruhi oleh saraf otonom (saraf tak sadar). Gerakan otot
jantung teratur dan tahan kelelahan. Otot ini bekerja seumur hidup manusia.

5. Fungsi otot
Otot dapat berkontraksi karena adanya rangsangan. Umumnya otot berkontraksi
bukan karena satu rangsangan, melainkan karena suatu rangkaian rangsangan
berurutan. Rangsangan kedua memperkuat rangsangan pertama dan rangsangan
ketiga memeprkuat rangsangan kedua. Dengan demikian terjadilah ketegangan
atau tonus yang maksimum . Tonus yang maksimum terus menerus disebut
tetanus. Selanjutnya, ada 2 tipe otot, yaitu otot merah dan otot putih. Otot merah
kaya akan suplaidarah, mengandung mitokondria dan mioglobin. Mioglobin
merupakan senyawa seperti hemoglobinyang mampu mengikat O! dean
menyimpannya di dalam otot. Otot merah juga mengoksidasi asam lemak untuk
memeperoleh energi. Sebaliknya, otot putih memiliki sedikit darah, mitokondria,
dan mioglobin. Akan tetapi, otot putih terspesialisasi untuk melakukan pernapasan
anaerobik untuk menghasilkan energi tanpa O2 sehingga cepat berkontraksi
meskipun cepat lelah.

6. Sifat Otot
Tulang adalah alat gerak pasif, sedangkan otot adalah alat gerak aktif. Otot tidak
hanya menggerakkan rangka, tetapi juga menggerakkan organ-organ tertentu
dalam tubuh. Misalnya jantung, usus dan lambung. Kerja otot juga mengakibatkan
membesar dan mengecilnya rongga dada,tempat paru-paru berada.
Adapun sifat-sifat otot, antara lain:
1. Kontraksibilitas yaitu kemampuan otot untuk memendek dan lebih pendek
dari ukuran semula, hal ini teriadi jika otot sedang melakukan kegiatan.
2. Ektensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan lebih panjang dari
ukuran semula.
3. Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula (Datu
Razak: 2004).
Sifat kerja otot dibedakan menjadi dua, yaitu :
A. Antagonis
Otot antagonis adalah dua otot atau lebih yang tujuan kerjanya berlawanan. Jika
otot pertama berkontraksi dan yang kedua berelaksasi, akan menyebabkan tulang
tertarik atau terangkat. Sebaliknya, jika otot pertama berelaksasi dan yang kedua
berkontraksi akan menyebabkan tulang kembali ke posisi semula. Contoh otot
antagonis adalah otot bisep dan trisep. Otot bisep adalah otot yang memiliki dua
ujung (dua tendon) yang melekat pada tulang dan terletak di lengan atas bagian
depan. Otot trisep adalah otot yang memiliki tiga jung (tiga tendon) yang melekat
pada tulang, terletak di lengan atas bagian belakang. Untuk mengangkat lengan
bawah, otot bisep berkontraksi dan otot trisep berelaksasi. Untuk menurunkan
lengan bawah, otot trisep berkontraksi dan otot bisep berelaksasi.
Antagonis juga adalah kerja otot yang kontraksinya menimbulkan efek gerak
berlawanan, contohnya adalah:
1. Ekstensor( meluruskan) dan fleksor (membengkokkan), misalnya otot trisep
dan otot bisep.
2. Abduktor (menjauhi badan) dan adductor (mendekati badan) misalnya gerak
tangan sejajar bahu dan sikap sempurna.
3. Depresor (ke bawah) dan adduktor (ke atas), misalnya gerak kepala
merunduk dan menengadah.
4. Supinator (menengadah) dan pronator (menelungkup), misalnya gerak
telapak tangan menengadah dan gerak telapak tangan menelungkup.
B. Sinergis
Sinergis juga adalah otot-otot yang kontraksinya menimbulkan gerak searah.
Contohnya pronator teres dan pronator kuadratus (Otot yang menyebabkan
telapak tngan menengadah atau menelungkup).
Otot sinergis adalah dua otot atau lebih yang bekerja bersama – sama dengan
tujuan yang sama. Jadi, otot – otot itu berkontraksi bersama dan berelaksasi
bersama. Misalnya, otot – otot antar tulang rusuk yang bekerja bersama ketika kita
menarik napas, atau otot pronator, yaitu otot yang menyebabkan telapak tangan
menengadah atau menelungkup. Gerakan pada bagian tubuh, umumnya
melibatkan kerja otot, tulang, dan sendi. Apabila otot berkontraksi, maka otot
akan menarik tulang yang dilekatinya sehingga tulang tersebut bergerak pada
sendi yang dimilikinya.
Otot yang sedang bekerja akan berkontraksi sehingga otot akan memendek,
mengeras, dan bagian tengahnya menggembung. Karena memendek, tulang yang
dilekati otot tersebut tertarik atau terangkat. Kontraksi satu macam otot hanya
mampu untuk menggerakan tulang ke satu arah tertentu. Agar tulang dapat
kembali ke posisi semula, otot tersebut harus mengadakan relaksasi. Namun
relaksasi otot ini saja tidak cukup. Tulang harus ditarik ke posisi semula. Oleh
karena itu, harus ada otot lain yang berkon traksi yang merupakan kebalikan dari
kerja otot pertama. Jadi, untuk menggerakan tulang dari satu posisi ke posisi yang
lain, kemudian kembali ke posisi semula, diperlukan paling sedikit dua macam
otot dengan kerja berbeda. Berdasarkan tujuan kerjanya tadi, otot dibedakan
menjadi otot antagonis dan otot sinergis.

7. Mekanisme Kerja Sistem Otot


Otot manusia bekerja dengan cara berkontraksi sehingga otot akan memendek,
mengeras dan bagian tengahnya menggelembung (membesar). Hal ini melibatkan
kerja saraf. Karena memendek maka tulang yang dilekati oleh otot tersebut akan
tertarik atau terangkat. Kontraksi satu macam otot hanya mampu untuk
menggerakkan tulang kesatu arah tertentu. Kontraksi dapat berlangsung bila ada
rangsangan (stimulus) baik oleh pengaruh saraf atau oleh pengaruh lain. ontraksi
dapat terjadi karena adanya energi kimia berupa ATP yang terbentuk pada sel otot.
Kontraksi terjadi sangat dipengaruhi oleh 2 jenis protein yaitu aktin dan myosin.
Interaksi dari 2 protein tersebut menyebabkan terjadinya kontraksi pada otot. Agar
tulang dapat kembali ke posisi semula, otot tersebut harus mengadakan relaksasi
dan tulang harus ditarik ke posisi semula. Untuk itu harus ada otot lain yang
berkontraksi yang merupakan kebalikan dari kerja otot pertama. Jadi, untuk
menggerakkan tulang dari satu posisi ke posisi yang lain, kemudian kembali ke
posisi semula diperlukan paling sedikit dua macam otot dengan kerja yang berbeda.
Karena itulah otot dikatakan sebagai bagian dari alat gerak aktif yang tidak bisa
bekerja sendiri-sendiri. Hal ini disebabkan jika bagian otot satu bergerak, maka
bagian lain juga akan ikut terlibat.

Otot-otot membentuk penempelan ke struktur lain dengan 3 cara yaitu :


 Tendon menempelkan otot ke tulang
 Otot menempel secara langsung (tanpa tendon) ke tulang atau jaringan
lunak
 Sebuah fasia yang rata berbentuk seperti lembaran yang disebut aponeurosis
dapat menghubungkan otot ke otot atau otot ke tulang.

8. Kelainan Sistem Otot


1. Atrofi otot, merupakan penurunan fungsi otot karena otot mengecil atau karena
kehilangan kemampuan berkontraksi, misalnya lumpuh.
2. Distorsi otot, penyakit ini diperkirakan merupakan penyakit genetis dan bersifat
kronis pada otot anak-anak.
3. Hipertrofi otot, merupakan kelainan otot yang menyebabkan otot menjadi lebih
besar dan lebih kuat karena sering digunakan, misalnya pada binaragawan.
4. Hernia abdominal, kelainan ini terjadi apabila dinding otot abdominal sobek
dan menyebabkan usus melorot masuk ke rongga perut.
5. Kelelahan otot, karena kontraksi secara terus-menerus menyebabkan kram atau
kejang.
6. Tetanus, merupakan penyakit yang menyebabkan otot menjadi kejang karena
bakteri tetanus.
7. Keseleo, tertariknya tendon didaerah persendian dan jika terlalu keras bisa
menyebabkan putusnya otot.
8. Nyeri otot , aliran darah yang terhambat sehingga menyebabkan peredaran darah
tidak lancer. (Vander J. Arthur: 1986).
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Jaringan otot merupakan jaringan yang mampu melangsungkan kerja mekanik
dengan jalan kontraksi dan relaksasi sel atau serabutnya. Sel otot memiliki struktur
filamen dalam sitoplasma, bentuk selnya memanjang agar dapat melangsungkan
perubahan sel menjadi pendek. Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki
fungsi untuk alat gerak, menyimpan glikogen dan menentukan postur tubuh.
Otot polos adalah salah satu otot yang mempunyai bentuk yang polos dan
bergelondong. Cara kerjanya tidak disadari (tidak sesuai kehendak) / invontary,
memiliki satu nukleus yang terletak di tengah sel. Otot ini biasanya terdapat pada
saluran pencernaan seperti: lambung dan usus. Otot Lurik (otot rangka). Otot
rangka merupakan jenis otot yang melekat pada seluruh rangka, cara kerjanya
disadari (sesuai kehendak), bentuknya memanjang dengan banyak lurik-lurik,
memiliki nukleus banyak yang terletak di tepi sel.
Sifat-sifat otot, antara lain:
a. Kontraksibilitas yaitu kemampuan otot untuk memendek dan lebih pendek
dari ukuran semula, hal ini teriadi jika otot sedang melakukan kegiatan.
b. Ektensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan lebih panjang
dari ukuran semula.
c. Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula.
DAFTAR PUSTAKA

Arthur J. Vander (1986). Human Physiology, 4th ed. Mc Graw: Hill Internasional
Editions.

Razak. Datu (2004). Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Unhas. Jakarta:


Gitamedia.

Kus. Irianto (2004). Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis.
Gramedia: Jakarta.

Setiadi.2007.Anatomi Fisiologi Manusia. Yogyakarta. Graham Ilmu

Syaifuddin (1997). Anatomi dan Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta: EGC.

Wulangi. S Kartolo (2000). Prinsip-prinsip Fisiologi Manusia. DepDikBud:


Bandung

Anda mungkin juga menyukai