Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH MANAJEMEN PENDIDIKAN

MANAJEMEN PESERTA DIDIK

Disusun oleh:

Sekar Dewi Larasati 19312241011

Taufiq Dwi Rahmanto 19312241022

Zaida Munawaroh 19312241026

Umaiy Zulfa Rosyada 19312241027

JURUSAN PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah “Manajemen Peserta
Didik” dengan baik dan tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Pendidikan dan juga untuk menambah pengetahuan mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan manajemen peserta didik bagi para pembaca maupun penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Meilina Bustari, M.Pd selaku dosen
Manajemen Pendidikan yang telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami menyadari bahwa pada makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, 24 Februari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2
C. Tujuan .......................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Manajemen Peserta Didik .................................................................. 3
B. Prinsip-Prinsip Manajemen Peserta Didik ................................................................ 5
C. Ruang Lingkup Manajemen Peserta Didik ............................................................... 6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................................................................... 16
B. Saran ............................................................................................................................. 16

BAB IV DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di lingkungan sekolah, peserta didik merupakan unsur inti kegiatan pendidikan.
Jika tidak ada peserta didik tentunya tidak akan ada kegiatan pendidikan, terlebih di era
persaingan antar lembaga pendidikan yang begitu ketat seperti sekarang ini, sekolah
harus berjuang secara sungguh-sungguh untuk mendapatkan peserta didik. Hal ini
menggambarkan bahwa dalam kegiatan pendidikan, peserta didik merupakan unsur yang
harus dimanajemen dan dihargai martabatnya .
Keberadaan peserta didik tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan di dalam
komponen pendidikan saja. Akan tetapi, peserta didik juga merupakan bagian dari
kebermutuan dari lembaga pendidikan seperti sekolah. Artinya, bahwa dibutuhkan
manajemen peserta didik yang bermutu bagi lembaga pendidikan atau sekolah itu sendiri.
Sehingga peserta didik dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi fisik,
kecerdasan intelektual, dan sosial emosional peserta didik.
Peserta didik adalah salah satu elemen yang menunjang keberhasilan suatu
manajemen pendidikan. Peserta didik atau siswa adalah input dari suatu lembaga
pendidikan. Sedangkan tolak ukur dari suatu keberhasilan pendidikan dapat diukur atau
dipandang dari output yang dihasilkan. Output yang berkualitas tentu tidak hanya dinilai
dari satu sisi pendidikan, tetapi juga dari segi kepekaan sosial serta kecerdasan emosional
dan agamanya. Output yang baik, tentu dihasilkan melalui proses yang berliku-liku, dan
juga input yang berkualitas pula. Namun, input yang berkualitas saja tidak cukup, apabila
tidak dibarengi dengan proses pendidikan yang bermutu. Jadi, dalam manajemen peserta
didik tersebut ada kerjasama dan keterkaitan prosesnya.
Keberhasilan dari suatu pendidikan tidaklah hanya diukur dari kualitas inputnya
saja. Banyak sekolah yang inputnya baik dan berkualitas, outputnya justru malah biasa
saja. Input yang baik akan menghasilkan output yang baik pula, ketika dibarengi dengan
manajemen yang baik. Maka dari itu, manajemen peserta didik berupaya mengisi
kebutuhan akan layanan yang baik, mulai dari peserta didik tersebut mendaftarkan

1
dirinya di sebuah lembaga pendidikan seperti sekolah sampai peserta didik tersebut
menyelesaikan studi atau pendidikannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa konsep dasar dari manajemen peserta didik?
2. Bagaimana prinsip-prinsip dari manajemen peserta didik?
3. Apa saja yang menjadi ruang lingkup manajemen peserta didik?

C. Tujuan
1. Mengetahui konsep dasar dari manajemen peserta didik.
2. Memahami prinsip-prinsip dari manajemen peserta didik.
3. Mengetahui ruang lingkup dari manajemen peserta didik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Manajemen Peserta Didik


1. Pengertian Manajemen Peserta Didik
Istilah “manajemen peserta didik” merupakan gabungan dari kata
“manajemen” dan “peserta didik”. Kata manajemen merupakan terjemahan dari
management (Bahasa Inggris), juga berasal dari bahasa Latin, Prancis, dan Italia yaitu
mano, manage/menege dan maneggiare berarti melatih kuda agar dapat melangkah
dan menari seperti yang dikehendaki pelatihnya. Sahertian dalam bukunya
menjelaskan dalam pengertian manajemen terkandung dua kegiatan, yaitu pikir
(mind) dan kegiatan tindak laku (action). Harold Koontz dan Cyryl O. Donel
mendefinisikan “Manajemen sebagai usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui
kegiatan orang lain”. Sedangkan menurut Hasibuan seperti yang dikutip oleh
Badrudin dalam bukunya, manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan efisien
untuk mencapai suatu tujuan.Sedangkan G. R. Terry mendefinisikan manajemen
sebagai proses khas yang terdiri atas tindakan-tindakan perencanaan,
pengorganisasian, pergerakan, dan pengendalian yang dilakukan untuk mencapai
sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber
daya lainya.
Peserta didik diartikan sebagai individu yang tidak tergantung pada orang lain
atau seorang pribadi yang menentukan diri sendiri. Abu Ahmadi juga berpendapat
bahwa peserta didik adalah sosok manusia sebagai individu atau pribadi (manusia
seutuhnya). Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, “Peserta didik
adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi dirinya melalui
proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
Dari kedua kata pembentuk manajemen dan peserta didik tersebut, terdapat
beberapa pendapat ahli tentang konsep manajemen peserta didik. Diantaranya:
a. Suryosubroto memberi batasan definisi mengenai manajemen peserta didik yaitu
pekerjaan-pekerjaan atau kegiatan-kegiatan pencatatan murid, semenjak dari

3
proses penerimaan sampai saat murid meninggalkan sekolah atau madrasah,
karena sudah tamat mengikuti pendidikan pada sekolah atau madrasah itu.
b. E. Mulyasa mendefinisikan, pengembangan peserta didik atau manajemen peserta
didik adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan
peserta didik, mulai masuk sampai keluar sekolah sehingga dapat membantu
upaya pertumbuhan dan perkembangan pribadi peserta didik secara optimal.
c. Menurut Badrudin dalam bukunya mendefinisikan manajemen peserta didik
merupakan penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan
peserta didik sejak peserta didik masuk sekolah sampai keluar dari sekolah
sehingga dapat membantu kelancaran pertumbuhan dan perkembangan peserta
didik melalui proses pendidikan di sekolah.
d. Mulyono dalam bukunya mendefinisikan manajemen peserta didik adalah seluruh
proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta
pembinaan secara kontinu terhadap seluruh peserta didik dalam lembaga
bersangkutan agar proses pembelajaran berjalan efektif dan efisien.
Dari beberapa pendapat beberapa ahli di atas dapat ditegaskan bahwa
manajemen peserta didik adalah seluruh rangkaian kegiatan yang direncanakan
sedemikian rupa oleh sekolah dalam memberikan pelayanan pendidikan pada peserta
didik guna membina peserta didik sejak awal masuk hingga lulus dari sekolah
sehingga peserta didik dapat berkembang semaksimal mungkin.
2. Tujuan dan fungsi manajemen peserta didik
Tujuan manajemen peserta didik secara umum adalah mengatur kegiatan-
kegiatan peserta didik agar menunjang proses pembelajaran di sekolah atau madrasah
sehingga proses pembelajaran berjalan lancar, tertib, teratur, dan dapat memberikan
kontribusi bagi pencapaian tujuan pembelajaran dan tujuan sekolah atau madrasah
secara efektif dan efisien. Adapun tujuan khusus dari manajemen peserta didik
adalah:
a. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotor peserta didik.
b. Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat, dan
minat peserta didik.
c. Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik.

4
d. Peserta didik mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang lebih lanjut
dapat belajar dengan baik dan mencapai cita-cita mereka.
Adapun fungsi manajemen peserta didik adalah sebagai wahana bagi siswa
untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-
segi individual, sosial maupun akademik.

B. Prinsip-prinsip Manajemen Peserta Didik


Prinsip adalah sesuatu yang harus dipedomani dalam melaksanakan tugas. Prinsip
manajemen peserta didik mengandung arti bahwa dalam rangka memanage peserta didik,
prinsip-prinsip yang ada haruslah dijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan
kegiatan manajemen peserta didik. Terdapat beberapa prinsip dalam manajemen peserta
didik, diantaranya:
1. Harus mengacu pada peraturan yang berlaku.
2. Dipandang sebagai bagian keseluruhan manajemen kelembagaan.
3. Kegiatan manajemen peserta didik harus diupayakan untuk mempersatukan peserta
didik yang mempunyai keragaman latar belakang dan perbedaan untuk kemudian
diarahkan agar saling memahami dan saling menghargai.
4. Kegiatan dalam manajemen peserta didik diarahkan sebagai upaya dalam mengatur
perkembangan potensi peserta didik.
5. Segala kegiatan dalam manajemen peserta didik harus dapat mendorong
serta memacu kemandirian peserta didik.
6. Kegiatan manajemen peserta didik harus dapat berjalan secara fungsional bagi
kehidupan peserta didik, baik di sekolah maupun pada masa depannya.
Terdapat pula prinsip dasar dalam manajemen peserta didik yang dikemukakan
oleh Depdiknas, diantaranya:
1. Peserta didik harus diperlakukan sebagai subjek bukan sebagai objek, sehingga harus
didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan keputusan
untuk mereka.
2. Kondisi siswa sangat beragam ditinjau dari segi fisik, intelektual, sosial ekonomi,
minat, bakat, dan seterusnya. Oleh karena itu diperlukan wahana yang beragam yang
dapat mengembangkan setiap peserta didik secara optimal.

5
3. Peserta didik akan termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang mereka
kerjakan.
4. Pengembangan potensi peserta didik tidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi
juga ranah afektif dan psikomotorik, bahkan metakognitif.
Dari beberapa pendapat tentang prinsip manajemen peserta didik di atas dapat
disimpulkan bahwa dalam mengimplementasi manajemen peserta didik di suatu lembaga
pendidikan, harus melaksanakan kegiatan manajemen peserta didik sesuai dengan
prinsip-prinsip sebagai berikut: (a) Sesuai peraturan yang berlaku; (b) Merupakan bagian
dari komponen manajemen pendidikan secara menyeluruh; (c) Dapat menciptakan
kegiatan yang dapat menunjang perkembangan potensi peserta didik secara menyeluruh
tidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi juga ranah afektif dan psikomotorik.

C. Ruang Lingkup Manajemen Peserta Didik


Ruang lingkup manajemen peserta didik meliputi penerimaan peserta didik, masa
orientasi peserta didik, penempatan peserta didik, pembinaan peserta didik, dan evaluasi
peserta didik serta mutasi dan promosi peserta didik.
1. Penerimaan Peserta Didik
Merupakan kegiatan awal untuk mendapatkan peserta didik yang akan
mengikuti proses pendidikan meliputi rekruitmen peserta didik, seleksi peserta didik,
pengumuman hasil seleksi, layanan daftar ulang peserta didik, dan pencatatan data
peserta didik.
Lebih lanjut akan dibahas satu persatu dari langkah-langkah dalam
penerimaan peserta didik yaitu
a. Rekruitmen Peserta Didik
Rekruitmen peserta didik pada hakikatnya proses pencarian, menentukan
peserta didik yang nantinya akan menjadi peserta didik di lembaga sekolah yang
bersangkutan. Langkah-langkah dalam kegiatan ini adalah (1) membentuk
panitia penerimaan peserta didik baru yang meliputi dari semua unsur guru,
tenaga TU dan dewan sekolah/komite sekolah; (2) pembuatan dan pemasangan
pengumuman penerimaan peserta didik baru yang dilakukan secara terbuka.
Informasi yang harus ada dalam pengumuman tersebut adalah gambaran singkat

6
lembaga, persyaratan pendaftaran siswa baru (syarat umum dan syarat khusus),
cara pendaftaran, waktu pendaftaran, tempat pendaftaran, biaya pendaftaran,
waktu dan tempat seleksi pengumuman hasil seleksi.
b. Seleksi Peserta Didik
Seleksi peserta didik merupakan kegiatan pemilihan calon peserta didik
untuk menentukan diterima atau tidaknya calon peserta didik menjadi peserta
didik di lembaga pendidikan berdasarkan ketentuan yang berlaku. Adapun cara-
cara seleksi yang dapat digunakan adalah (1) melalui tes atau ujian, yaitu tes
psikotest, tes jasmani, tes kesehatan tes akademik, atau tes keterampilan; (2)
melalui penelusuran bakat kemampuan, biasanya berdasarkan pada prestasi yang
diraih oleh calon peserta didik dalam bidane olahraga atau kesenian; (3)
berdasarkan nilai STTB atau nilai UN.
Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, pelaksanaan
penerimaan peserta didik baru di beberapa daerah sudah menggunakan sistem
Real Time Online (RTO). RTO ini selain untuk efektifitas dan efisiensi dalam
penerimaan peserta didik, juga untuk mengakomodasi adanya pemerataan
pendidikan, hal ini dikarenakan dalam sistem ini calon peserta didik hanya dapat
memilih sekolah yang ada di daerahnya.
Berikut ini merupakan salah satu contoh penyelenggaraan penerimaan
peserta didik baru yang dilaksanakan di kota Yogyakarta. Perihal penerimaan
peserta didik diatur dalam Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kota
Yogyakarta Nomor 188/630 Tanggal 4 Mei 2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Pada Satuan Pendidikan dengan Sistem
Real Time Online (RTO) di Lingkungan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta
Tahun Ajaran yang sedang berjalan, sebagai tindak lanjut dari diterbitkannya
Peraturan Walikota Tentang Pedoman PPDB Satuan Pendidikan di Kota
Yogyakarta. Beberapa ketentuan penting dari Juklak PPDB tersebut antara lain
sebagai berikut.
1) Persyaratannya yaitu telah lulus SMP/MTs/Paket B, memiliki SHUN,
berusia setinggi-tingginya 21 (dua puluh satu) tahun pada saat pendaftaran,
dan lulusan tahun ajaran maksimal 2 tahun sebelumnya.

7
2) Ketentuan Pendaftaran meliputi: (a) Melakukan pengajuan pendaftaran
secara online melalui situs www.yogya.siap-ppdb.com, kecuali bagi calon
peserta didik baru asal sekolah luar daerah dan lulusan tahun ajaran 2 tahun
sebelumnya yang memiliki penambahan nilai prestasi; (b) Calon peserta
didik baru yang telah melakukan pengajuan pendaftaran secara online, wajib
melakukan Verifikasi Pendaftaran di salah satu sekolah pilihannya dengan
menyerahkan kelengkapan dokumen; (c) Calon peserta didik baru yang
telah melakukan verifikasi pendaftaran akan mendapatkan tanda bukti
verifikasi pendaftaran yang merupakan bukti sah sebagai peserta PPDB
sistem RTO; (d) Setiap calon peserta didik baru hanya memiliki satu kali
kesempatan melakukan verifikasi pendaftaran.
3) Pemilihan Sekolah Tujuan meliputi: (a) Setiap calon peserta didik baru
dapat memilih tiga sekolah; (b) Calon peserta didik baru dianggap undur diri
dari sistem PPDB RTO apabila melakukan pencabutan berkas pendaftaran;
(c) Calon peserta didik baru yang tidak lolos seleksi di semua sekolah yang
dipilih saat seleksi dapat mencabut berkas pendaftaran.
c. Pengumuman Hasil Seleksi
Langkah berikutnya sekolah mengumumkan hasil seleksi peserta didik
melalui media cetak maupun media elektronik. Dalam pengumuman ini sekolah
sekaligus menetapkan calon peserta didik cadangan dengan tujuan apabila ada
peserta didik yang tidak melakukan daftar ulang maka kuota akan terpenuhi
dengan peserta didik cadangan.
d. Layanan Daftar Ulang Peserta Didik
Kegiatan ini dilakukan untuk mendata kembali peserta didik yang
dinyatakan telah memenuhi syarat untuk menempuh pendidikan di sekolah
tersebut.
e. Pencatatan Data Peserta Didik
Pencatatan peserta didik dimulai sejak peserta didik diterima di sekolah
sampai dengan tamat atau meninggalkan sekolah. Tujuan dari pencatatan tentang
kondisi peserta didik dilakukan agar lembaga mampu melakukan bimbingan
yang optimal pada peserta didik.

8
Adapun pencatatan yang diperlukan untuk mendukung data mengenai
peserta didik yaitu: (1) Buku induk siswa yang berisi catatan tentang peserta
didik yang masuk di sekolah tersebut disertai dengan nomor induk siswa atau
nomor pokok; (2) Buku klapper yaitu buku induk dan penulisannya diurutkan
berdasarkan abjad; (3) Daftar presensi yang digunakan untuk memeriksa
kehadiran peserta didik pada kegiatan sekolah; (4) Daftar catatan pribadi yang
berisi data setiap peserta didik beserta riwayat keluarga, pendidikan, dan data
psikologis.
2. Masa Orientasi Peserta Didik
Orientasi didik baru merupakan kegiatan peserta mengenalkan situasi dan
kondisi lembaga pendidikan tempat peserta didik menempuh pendidikan.
Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik sekolah dan lingkungan sosial
sekolah. Tujuan dengan orientasi tersebut adalah agar siswa mengerti dan mentaati
peraturan yang berlaku di sekolah, peserta didik dapat aktif dalam kegiatan yang
diselenggarakan sekolah, dan siap menghadapi lingkungan baru secara fisik, mental
dan emosional. Dalam kegiatan orientasi peserta didik baru ini kegiatan- kegiatannya
diarahkan pada memperkenalkan antara lain pada kondisi sarana prasarana, tenaga
pendidik dan kependidikan, layanan-layanan yang ada di sekolah, tata tertib,
program-program kegiatan intra maupun ekstrakurikuler, dan organisasi peserta
didik. Tujuan orientasi peserta didik di setiap level atau jenjang pendidikan berbeda-
beda disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik.
3. Penempatan Peserta Didik
Penempatan Peserta Didik (Pembagian Kelas) yaitu kegiatan pengelompokan
peserta didik yang dilakukan dengan sistem kelas. Pengelompokan peserta didik bisa
dilakukan berdasarkan kesamaan yang ada pada peserta didik yaitu jenis kelamin dan
umur. Selain itu juga pengelompokan berdasar perbedaan yang ada pada individu
peserta didik seperti minat, bakat dan kemampuan. Misalnya saja dalam hal
kekhususan bakat siswa di bidang olah raga, sekolah dapat menyelenggarakan kelas
khusus olahraga, dalam bidang minat dan kemampuan di sekolah menengah atas
menyelenggarakan penjurusan sesuai dengan bidang studi yang diminati peserta

9
didik (IPA, IPS, dan bahasa). Dasar dalam penempatan atau pengelompokan peserta
didik ini memerlukan tes/seleksi.
Menurut Hendyat Soetopo, dasar dasar pengelompokan peserta didik ada 5
macam yaitu:
a. Friendship Grouping
Pengelompokan peserta didik berdasarkan kesukaan peserta didik dalam memilih
teman.
b. Achievement Grouping
Pengelompokan peserta didik berdasarkan prestasi yang dicapai oleh siswa.
Dalam pengelompokan ini biasanya diadakan percampuran antara peserta didik
yang berprestasi tinggi dengan peserta didik dengan prestasi rendah.
c. Apitude Grouping
Pengelompokan peserta didik berdasarkan kemampuan dan bakat yang sesuai
dengan peserta didik miliki.
d. Attention or Interest Grouping
Pengelompokan peserta didik berdasarkan perhatian atau minat yang didasari
kesenangan peserta didik itu sendiri.
e. Intelegent Grouping
Pengelompokan peserta didik berdasarkan hasil tes intelegensi yang diberikan
kepada peserta didik itu sendiri.
4. Pembinaan Peserta Didik
Pembinaan peserta didik sangat diperlukan dalam rangka untuk
mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi tantangan hidup di masa sekarang
dan masa yang akan datang. Hal ini sejalan dengan definisi pendidikan yang
dijelaskan dalam UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu
suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara. Oleh karena itu, sasaran pembinaan peserta didik meliputi pembinaan dalam
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

10
a. Pembinaan Sikap
Dalam aspek ini, pembinaan sikap dilakukan dengan tujuan agar peserta
didik memiliki sikap sesuai dengan yang diamanatkan dalam UU Sistem
Pendidikan Nasional yaitu sikap yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berbudi pekerti yang luhur dan berakhlak mulia serta berkepribadian yang baik.
Pembinaan sikap biasanya dilakukan melalui beberapa program
pendidikan umum seperti pendidikan agama, pendidikan pancasila dan
kewarganegaraan, serta pendidikan seni budaya. Selain itu, pendidikan dalam
aspek sikap ini bisa diberikan melalui pembelajaran kelas oleh setiap guru
dengan memberikan keteladanan atau contoh nyata dalam pengembangan sikap
peserta didik dalam hal kejujuran, kedisiplinan, kerjasama, saling menghormati,
saling membantu, dan sebagainya.
Salah satu kegiatan yang dapat dijadikan wahana pembinaan peserta
didik dalam aspek sikap adalah OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah). Setiap
siswa di sekolah menengah secara otomatis menjadi anggota OSIS, artinya
walaupun peserta didik tidak mendaftar sebagai anggota OSIS sekalipun, mereka
sudah tercatat sebagai anggota OSIS yang harus mematuhi semua peraturan yang
ada dan terlibat dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh OSIS. Adapun
tugas dan kewajiban OSIS antara lain yaitu mempertinggi moral dan etik,
memperdalam patriotisme, mendorong kreativitas, dan memajukan kesenian
maupun olahraga.
b. Pembinaan Pengetahuan atau Kecerdasan
Selain pembinaan sikap, peserta didik juga mendapatkan pembinaan
kecerdasan atau pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan berpikir yang rasional dan sistematis. Pembinaan dalam
aspek ini dapat dilakukan melalui pendidikan akademis seperti Bahasa
Indonesia, matematika, IPA, IPS, dan sebagainya.
c. Pembinaan Keterampilan
Tujuan dari adanya pembinaan keterampilan yaitu agar peserta didik
memiliki keterampilan dalam bidang tertentu yang dibutuhkan untuk dapat hidup
dalam masyarakat lingkungannya. Dengan adanya keterampilan yang dimiliki

11
peserta didik, nantinya mereka akan mampu meningkatkan pembangunan
ekonomi di daerahnya.
Selain pembinaan terhadap ketiga aspek di atas, lembaga juga
menyelenggarakan pembinaan terhadap peserta didik yang berupa layanan-layanan
khusus yang menunjang manajemen peserta didik. Layanan-layanan yang dibutuhkan
peserta didik di sekolah meliputi:
a. Layanan Bimbingan dan Konseling
Layanan BK merupakan proses pemberian bantuan terhadap siswa agar
perkembangannya optimal sehingga anak didik bisa mengarahkan dirinya dalam
bertindak dan bersikap sesuai dengan tuntutan dan situasi lingkungan sekolah,
keluarga dan masyarakat. Fungsi bimbingan disini adalah membantu peserta
didik dalam memilih jenis sekolah lanjutannya, memilih program, lapangan
pekerjaan sesuai bakat,minat, dan kemampuan.
b. Layanan Perpustakaan
Diperlukan untuk memberikan layanan dalam menunjang proses
pembelajaran di sekolah, melayani informasi yang dibutuhkan serta memberikan
layanan rekreatif melalui koleksi bahan pustaka. Keberadaan perpustakaan
sangatlah penting karena perpustakaan juga dipandang sebagai kunci dalam
pembelajaran siswa di sekolah. Bagi siswa perpustakaan bisa menjadi penyedia
bahan pustaka yang memperkaya dan memperluas cakrawala pengetahuan,
meningkatkan keterampilan, membantu siswa dalam mengadakan penelitian,
memperdalam pengetahuannya berkaitan dengan subjek yang diminati, serta
meningkatkan minat baca siswa dengan adanya bimbingan membaca, dan
sebagainya.
c. Layanan Kantin
Kantin diperlukan di tiap sekolah agar kebutuhan anak terhadap makanan
yang bersih, bergizi dan higienis bagi anak sehingga kesehatan anak terjamin
selama di sekolah. Guru bisa mengontrol dan berkonsultasi dengan pengelola
kantin dalam menyediakan makanan yang sehat dan bergizi. Peranan lain dengan
adanya kantin di dalam sekolah anak didik tidak berkeliaran mencar makanan
dan tidak harus keluar dari lingkungan sekolah.

12
d. Layanan kesehatan
Layanan kesehatan di sekolah biasanya dibentuk dalam sehua wadah
yang bernama Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Sasaran utama UKS untuk
meningkatkan atau membina kesehatan sisu dan lingkungan hidupnya. Program
UKS sebagai berikut (1) mencapai lingkungan hidup yang sehat; (2) pendidikan
kesehatan (3) pemeliharaan kesehatan di sekolah
e. Layanan transportasi
Sarana transport bagi peserta didik sebagai penunjang untuk kelancaran
proses belajar mengajar, biasanya layanan transport diperlukan bagi peserta
didik di tingkat prasekolah dan pendidikan dasar. Penyelenggaraan transportasi
sebaiknya dilaksanakan oleh sekolah yang bersangkutan atau pihak swasta.
f. Layanan asrama
Bagi siswa layanan asrama sangat berguna untuk mereka yang jauh dari
keluarga sehingga membutuhkan tempat tinggal yang nyaman untuk mereka
beristirahat. Biasanya yang mengadakan layanan asrama di tingkat sekolah
menengah dan perguruan tinggi.
5. Evaluasi Peserta Didik
Evaluasi peserta didik diarahkan pada kegiatan perencanaan dan pelaksanaan
dalam pengaturan peserta didik. Evaluasi kegiatan peserta didik difokuskan pada
kegiatan yang telah dilakukan seperti kegiatan penerimaan siswa baru, MOS, dan
kegiatan lainnya.
6. Mutasi dan Promosi Peserta Didik
a. Mutasi Peserta Didik
Secara garis besar mutasi peserta didik diartikan sebagai proses
pemindahan peserta didik dari satu sekolah ke sekolah yang lain atau perpindahan
peserta didik yang berada dalam sekolah. Oleh karena itu, ada dua jenis mutasi
peserta didik, yaitu:
1) Mutasi Ekstern, merupakan perpindahan peserta didik dari satu sekolah ke
sekolah yang lain. Perpindahan ini hendaknya menguntungkan kedua belah
pihak, artinya perpindahan tersebut harus dikaitkan dengan kondisi sekolah
yang bersangkutan, kondisi peserta didik, dan latar belakang orang tuanya,

13
serta sekolah yang akan ditempati. Adapun tujuan mutasi ekstern yaitu
didasarkan pada kepentingan peserta didik untuk dapat mengikuti pendidikan
di sekolah sesuai dengan keadaan dan kemampuan peserta didik serta
lingkungan yang mempengaruhinya. Selain itu, mutasi ekstern memberikan
perlindungan kepada sekolah tertentu untuk dapat tumbuh dan berkembang
secara wajar sesuai dengan keadaan, kemampuan sekolah serta lingkungan
yang mempengaruhinya.
2) Mutasi Intern, yaitu perpindahan peserta didik dalam suatu sekolah. Dalam hal
ini akan dibahas khusus mengenai kenaikan kelas. Maksud kenaikan kelas
adalah peserta didik yang telah dapat menyelesaikan program pendidikan
selama satu tahun, apabila telah memenuhi persyaratan untuk dinaikkan, maka
kepadanya berhak untuk naik kelas berikutnya. Seorang peserta didik
dinyatakan naik kelas apabila telah memenuhi persyaratan nilai akhir mata
pelajaran. Selain itu juga ada beberapa faktor yang dapat menentukan seorang
peserta didik berhasil atau tidak untuk naik kelas, seperti kerajinan,
kedisiplinan, dan tingkah laku.
b. Promosi Peserta Didik
Promosi atau publikasi merupakan termasuk dalam tahap penerimaan
peserta didik baru. Promosi atau publikasi dilakukan sepanjang tahun terutama
pada momen-momen penting.promosi biasanya dilakukan dengan brosur, koran,
media elektronik dan lain-lain yang dapat menunjang promosi dalam suatu
sekolah.

Untuk menambah daya tarik, biasanya sekolah mengajak serta peserta


didik yang berprestasi, baik akademik maupun nonakademik.Peserta didik itu
disuruh untuk presentasi tentang keberhasilannya bersekolah di sekolah tersebut
dengan segala daya dukung yang disediakan sebagai fasilitas pengembangan
prestasi di hadapan calon peserta didik baru. Apalagi kalau peserta didik yang
berprestasi itu dulunya berasal dari sekolah sasaran, tentu akan sangat
menguntungkan sebab mereka telah memiliki ikatan batin yang kuat dengan adik-
adik kelas, yang secara psikologis sungguh berpengaruh.

14
Sekolah-sekolah yang memiliki sarana multimedia lengkap yang didukung
oleh guru yang terampil dalam aplikasi teknologi informasi-komunikasi,
multimedia akan menjadi media promosi yang cukup menarik. Para calon peserta
didik baru dapat disuguhi -secara audio-visual- berbagai kegiatan sekolah yang
menarik, baik kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Manajemen peserta didik adalah seluruh rangkaian kegiatan yang direncanakan
sedemikian rupa oleh sekolah dalam memberikan pelayanan pendidikan pada peserta
didik dengan tujuan untuk mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar menunjang
proses pembelajaran di sekolah atau madrasah sehingga proses pembelajaran berjalan
lancar, tertib, teratur, dan dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan
pembelajaran dan tujuan sekolah atau madrasah secara efektif dan efisien serta
berfungsi sebagai wahana bagi siswa untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin,
baik yang berkenaan dengan segi-segi individual, sosial maupun akademik.
2. Prinsip-prinsip dari manajemen peserta didik secara umum yaitu: (a) Sesuai peraturan
yang berlaku; (b) Merupakan bagian dari komponen manajemen pendidikan secara
menyeluruh; (c) Dapat menciptakan kegiatan yang dapat menunjang perkembangan
potensi peserta didik secara menyeluruh tidak hanya menyangkut ranah kognitif,
tetapi juga ranah afektif dan psikomotorik.
3. Ruang lingkup dari manajemen peserta didik meliputi penerimaan peserta didik, masa
orientasi peserta didik, penempatan peserta didik, pembinaan peserta didik, dan
evaluasi peserta didik serta mutasi dan promosi peserta didik.
B. Saran
Manajemen peserta didik harus mempunyai tujuan yang sama dan atau
mendukung terhadap tujuan manajemen sekolah secara keseluruhan. Segala bentuk
kegiatan haruslah mengemban misi pendidikan dan dalam rangka mendidik peserta didik,
diupayakan untuk mempersatukan peserta yang mempunyai keragaman latar belakang
dan mempunyai banyak perbedaan, sebagai upaya pengaturan terhadap pembimbingan
peserta didik, mendorong dan memacu kemandirian peserta didik, fungsional bagi
kehidupan peserta didik, baik di sekolah atau pun di masa depannya kelak.

16
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Badrudin. 2013. Manajemen Peserta Didik (Bahan Ajar). Jakarta: PT INDEKS.

Departemen Pendidikan Nasional. 2000. Panduan Manajemen Sekolah. Jakarta: Direktorat


Pendidikan Dasar dan Menengah.

Meilina Bustari dan Tina R. 2016. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Mulyasa. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Ghalia Indonesia.

Suryosubroto, B. 2004. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

17

Anda mungkin juga menyukai