DI RUANG LILY
DISUSUN OLEH :
RETNO WULANDARI
20101440118061
a. Anemia akibat produksi sel darah merah yang menurun atau gagal
Pada anemia tipe ini, tubuh memproduksi sel darah yang terlalu sedikit atau sel
darah merah yang diproduksi tidak berfungsi dengan baik. Hal ini terjadi akibat
adanya abnormalitas sel darah merah atau kekurangan mineral dan vitamin
yang dibutuhkan agar produksi dan kerja dari eritrosit berjalan normal. Kondisi
kondisi yang mengakibatkan anemia ini antara lain sickle cell anemia,
gangguan sumsum tulang dan stem cell, anemia defisiensi zat besi, vitamin
B12, dan Folat, serta gangguan kesehatan lain yang mengakibatkan penurunan
hormon yang diperlukan untuk proses eritropoesis.
b. Anemia akibat penghancuran sel darah merah
Bila sel darah merah yang beredar terlalu rapuh dan tidak mampu bertahan
terhadap tekanan sirkulasi maka sel darah merah akan hancur lebih cepat
sehingga menimbulkan anemia hemolitik. Penyebab anemia hemolitik yang
diketahui atara lain:
a) Keturunan, seperti sickle cell anemia dan thalassemia.
b) Adanya stressor seperti infeksi, obat obatan, bisa hewan, atau beberapa
jenis makanan.
c) Toksin dari penyakit liver dan ginjal kronis.
d) Autoimun.
e) Pemasangan graft, pemasangan katup buatan, tumor, luka bakar, paparan
kimiawi, hipertensi berat, dan gangguan thrombosis.
F. KOMPLIKASI
Pemeriksaa penunjang yang dapat dilakukan pada pasien dengan diagnose anemia adalah
(Handayani & Andi, 2008) :
1. PENGKAJIAN
a. Identifikasi klien : nama klien, jenis kelamin, agama, suku/ bangsa, pendidikan,
b. Identitas penanggung
Keluhan utama : pada keluhan utama akan nampak semua apa yang dirasakan klien
pada saat itu seperti kelemahan, nafsu makan menurun dan pucat, dan pasien
d. Riwayat kesehatan masa lalu : riwayat kesehatan masa lalu akan memberikan
Pemerisaan fisik
e. Aktivitas/ istirahat
f. Sirkulasi
Tanda : Tekanan darah menurun, nadi lemah, pernafasan lambat, warna kulit pucat
h. Integritas ego
i. Makanan / cairan
Tanda : Penurunan berat badan, turgor kulit buruk, tampak kulit dan membran
mukosa kering.
j. Hygiene
k. Neurosensori
l. Nyeri / kenyamanan
m. Pernafasan
o. Keamanan
p. Seksualitas
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan
mengabsorpsi nutrien
c. Gangguan pola tidur berhubungan b/d hospitalisasi (Kendala Lingkungan)
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA TUJUAN DAN
NO INTERVENSI
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
1. Intoleransi aktivitas b/d Setelah dilakukan tindakan1§ 1. Manajemen Energi
ketidakseimbangan keperawatan selama 3x24 a. Kaji status
jam diharapkan klien fisiologis pasien
antara suplai dan
dapat mempertahankan yang menyebabkan
kebutuhan oksigen. atau meningkatkan kelelahan sesuai
Ditandai dengan ambulasi atau aktivitas dengan konteks
dengan kriteria hasil : usia dan
kelemahan, kelelahan,
a. Energy conservation perkembangan.
ketidaknyamanan setelah ditingkatkan dari b. Anjurkan pasien
beraktivitas, Hb rendah. skala 2 (jarang mengungkapkan
dilakukan) ke skala 4 perasaan secara
(sering dilakukan) verbal mengenai
keterbatasan yang
b. Activity tolerance dialami
ditingkatkan dari c. Pilih intervensi
skala 2 (jarang untuk mengurangi
dilakukan) ke skala 4 kelelahan baik
(sering dilakukan) secara
c. Self care : ADL farmakologis
ditingkatkan dari maupun
skala 2 (jarang nonfarmakologis
dilakukan) ke skala 4 dengan tepat
(sering dilakukan) d. Bantu pasien
identifikasi pilihan
aktivitas-aktivitas
yang akan
dilakukan.
2. Activity therapy
(Terapi Aktivitas)
1.Ongoing Assesment
(Pengkajian Terus-
menerus)
a. Menentukan
penyebab intoleransi
aktivitas (lihat faktor
yang berhubungan )
dan tentukan apakah
penyebabnya fisik,
psikologis, atau
motivasi.
b. Kaji pasien setiap
hari terhadap
kesesuaian aktivitas
dan program bedrest.
c. Monitor dan catat
kemampuan klien
dalam mentoleransi
aktivitas, catat nadi,
TD, monitor pola
nafas, dispnea,
warna kulit sebelum
dan setelah aktivitas.
2. Nursing terapheutic
intervention ( intervensi
terapeutik keperawatan)
a. Meminimalkan
penurunan kondisi
kardiovaskuler
dengan posisi semi
fowler beberapa kali
sehari
b. Pastikan klien
merubah posisi
secara perlahan
c. Lakukan latian
ROM (range of
motion) jika klien
tidak mampu
mentoleransi
aktivitas
d. Berikan periode
istirahat sebelum
dan sesudah periode
latihan yang
direncanakan seperti
: makan, mandi,
pengobatan dan
aktivitas.
3. Health Education
(Pendidikan Kesehatan)
a. Instruksikan klien
tentang rasional dan
teknik untuk
menghindari.
intolerensi aktivitas
b. Ajarkan klien
penggunaan teknik
mengontrol
pernafaan dengan
aktivitas
c. Bantu klien dengan
konservasi energi
dan teknik kerja
dalam (ADL).
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3. Jakarta:
EGC
Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi 6. Jakarta:
EGC
Handayani, W., Andi, S. H. (2008). Buku ajar asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan siste hematologi. Jakarta: Salemba Medika.