Anda di halaman 1dari 15

IMPLEMENTASI PPDB ZONASI DALAM UPAYA

PEMERATAAN AKSES DAN MUTU PENDIDIKAN

Novrian Satria Perdana


Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan
Email: novrian1711@gmail.com

Jounal info
Jurnal Pendidikan Glasser Abstract.
p-ISSN : 2579-5082 Penelitian ini dengan tujuan untuk menganalisis
e-ISSN : 2598-2818 implementasi pelaksanaan PPDB Zonasi di Provinsi
DOI:http://10.32529/glasser.v%vi%i.186 Sulawesi Tengah dalam upaya pemerataan akses dan
Volume : 3 mutu pendidikan. Penelitian ini dilakukan bulan
Nomor : 1 September 2018. Penelitian ini berfokus pada jenjang
Month : 2019 SMA Negeri di 3 wilayah Provinsi Sulawesi Tengah,
Issue : april yaitu Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Kabupaten
Donggala. Pengambilan sampel dilakukan dengan
tujuan tertentu, yaitu SMA favorit di wilayah terdekat
ibukota Provinsi Sulawesi Tengah. Analisis penelitian
ini dengan menggunakan pendekatan model
implementasi Van Meter and Van Horn (1975) yang
meliputi variabel Ukuran dan Tujuan Kebijakan,
Sumberdaya, Karateristik Agen Pelaksana, Sikap/
kecenderungan (Disposition) para Pelaksana,
Komunikasi Antarorganisasi dan Aktivitas Pelaksana,
Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan Politik. Berdasarkan
hasil analisis, kesimpulan hasil penelitian ini adalah
pelaksanaan PPDB Zonasi di Provinsi Sulawesi Tengah
telah berhasil dalam upaya memeratakan akses dan
mutu pendidikan. Sebaran siswa dari sisi jarak sudah
mendekat ke rumah siswa dan dari sisi mutu input juga
telah menyebar di berbagai sekolah sehingga sudah
tidak ada lagi dikotomi sekolah unggulan dan non
unggulan

Keywords:
PPDB Zonasi, Akses, Mutu

A. PENDAHULUAN Pemerintah berupaya untuk


Memperoleh pendidikan memberikan pendidikan kepada seluruh
merupakan hak asasi setiap warga warga Negara melalui pemerataan akses
negara Indonesia dan untuk itu setiap pendidikan. Dengan adanya pemerataan
warga negara Indonesia berhak akses pendidikan akan membuat warga
memperoleh pendidikan yang bermutu negara Indonesia memiliki kecakapan
sesuai dengan minat dan bakat yang hidup (life skills) sehingga mendorong
dimilikinya tanpa memandang status tegaknya pembangunan manusia
sosial, status ekonomi, suku, etnis, seutuhnya serta masyarakat madani dan
agama, dan gender. modern yang dijiwai nilai-nilai
78
Pancasila, sebagaimana yang telah untuk mengenyam pendidikan. Gambar
diamanatkan dalam UU No 20 Tahun 1 di bawah ini memperlihatkan APK
2003 tentang Sistem Pendidikan jenjang pendidikan SD/sederajat sampai
Nasional. Keberhasilan meningkatkan SM. APK untuk jenjang pendidikan
akses pendidikan berdampak positif SD/sederajat adalah sebesar 108,61
terhadap kualitas SDM dan persen, APK SMP/sederajat sebesar
pertumbuhan ekonomi. 91,52 persen, dan APK SM/sederajat
Peningkatan akses dan sebesar 80,68 persen.
pemerataan mutu pendidikan merupakan
amanat Undang-Undang Dasar 1945
untuk memberikan kesempatan kepada
setiap masyarakat untuk memenuhi hak
dasarnya untuk mendapatkan pendidikan
demi meningkatkan kualitas hidupnya
demi kesejahteraan umat manusia.
Peningkatan akses pendidikan
ditunjukkan dengan meningkatnya
partisipasi penduduk usia sekolah yang Sumber: BPS, 2018
mendapat pendidikan. Penuntasan akses Gambar 1. Capaian APK Menurut
Jenjang, Jenis Kelamin dan Wilayah
pendidikan merupakan prioritas
Tahun 2018
pembangunan pendidikan di Indonesia.
Akses pendidikan salahsatunya Capaian akses pendidikan di atas

digambarkan dengan capaian APK. menunjukkan bahwa semakin tinggi

Proporsi jumlah penduduk yang sedang jenjang pendidikan maka akses

bersekolah pada suatu jenjang pendidikan semakin turun. Selain itu,

pendidikan terhadap jumlah penduduk untuk akses pendidikan di wilayah juga

usia sekolah yang sesuai dengan jenjang menunjukkan ketimpangan yangmana

pendidikan tersebut digambarkan oleh akses pendidikan di perkotaan lebih

Angka Partisipasi Kasar (APK). tinggi daripada di perkotaan.

Secara umum, APK digunakan


untuk mengukur keberhasilan program
pembangunan pendidikan yang
diselenggarakan dalam rangka
memperluas kesempatan bagi penduduk
79
jenjang SM harus menempuh perjalanan
ke sekolahnya sejauh 5,49 km.
Penelitian mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi aksesibilitas
memperoleh pendidikan pernah
dilakukan oleh Perdana (2015).
Berdasarkan hasil analisis data Susenas,

Sumber: BPS, 2018 kesimpulan penelitian ini adalah jarak


Gambar 2. Rata-rata Jarak Perjalanan ke sekolah yang dekat, anak perempuan
(km) yang Rutin Ditempuh Siswa ke
Sekolah, Th 2018 yang bertempat tinggal di perkotaan,
Sejalan dengan kesimpulan pada latar belakang pendidikan Ibu yang
gambar 1, data pada gambar 2 semakin tinggi, orang tua yang menikah
menyatakan bahwa pada tahun 2018 di usia produktif, semakin besarnya
rata-rata jarak perjalanan yang rutin pendapatan per kapita rumah tangga,
ditempuh siswa ke sekolah untuk dan semakin sedikitnya jumlah anggota
perkotaan dan perdesaan terdapat rumah tangga merupakan faktorfaktor
perbedaan yang signifikan. Selain yang berpengaruh terhadap aksesibilitas
perbedaan wilayah, pada gambar 2 memperoleh pendidikan bagi anak-anak
tersebut menyimpulkan bahwa semakin di Indonesia.
tinggi jenjang pendidikan maka semakin Adanya kesenjangan antar wilayah
jauh siswa menempuh perjalanan ke tersebut, menurut Kainuwa (2013)
sekolah. Seperti yang terjadi di dikarenakan adanya keterbatasan akses
perkotaan untuk jenjang SD harus layanan pendidikan antar wilayah yang
ditempuh sejauh 1,42 km oleh siswanya, diantaranya disebabkan oleh kondisi
jenjang SMP sejauh 2,89 km, dan geografis wilayah yang spesifik,
jenjang Sekolah Menengah (SM) sejauh infrastruktur wilayah, dan faktor
4,24 km. jarak yang semakin jauh lingkungan. Hal tersebut juga
ditunjukkan untuk wilayah perdesaan. dikemukakan oleh Andrew (2014)
Siswa jenjang SD di perdesaan harus bahwa faktor utama yang dapat
menempuh jarak sejauh 1,26 km (masih menyebabkan terjadinya kesenjangan
lebih baik dari perkotaan), siswa jenjang antar wilayah antara lain : (1)
SMP harus menempuh perjalanan ke geografi/jarak ke sekolah; (2) sejarah;
sekolahnya sejauh 3,2 km, dan siswa (3) situasi politik di suatu daerah; (4)

80
kebijakan Pemerintah terhadap suatu tinggi, dan yang tertinggi adalah SMA
daerah; dan sebagainya. IPS (15,23). Selanjutnya untuk standar
Selain peningkatan akses deviasi bahasa Inggris sebagai bahasa
pendidikan, pemerataan mutu Internasional yang seharusnya dapat
pendidikan juga sedang diprogramkan dikuasai siswa juga memperoleh capaian
Pemerintah. Berkaitan dengan kondisi deviasi yang cukup tinggi, dan capaian
mutu pendidikan di Indonesia standar deviasi yang tertinggi adalah
menunjukkan masih belum meratanya SMA IPA (18,67). Selanjutnya untuk
mutu pendidikan di Indonesia yangmana standar deviasi matematika sebagai
dalam hal ini diindikasikan oleh hasil salahsatu tolak ukur logika berfikir
Ujian Nasional (UN). Seperti yang siswa yang tertinggi adalah SMA IPA
terjadi pada jenjang SMP, berdasarkan (17,55). Tingginya angka standar deviasi
data hasil Ujian Nasional (UN) tahun ini mengindikasikan masih belum
2017/2018 yang bersumber dari meratanya kualitas siswa antar sekolah.
Puspendik (2018), baru sebesar 47% Berdasarkan kondisi ini harus segera
Provinsi yang memiliki rata-rata UN diatasi agar terjadi pemerataan mutu
tahun 2017/2018 di atas rata-rata pendidikan untuk seluruh sekolah.
Nasional, untuk jenjang SMA sebesar
40% Provinsi, dan untuk jenjang SMK
sebesar 29% Provinsi yang memiliki
rata-rata UN tahun 2017/2018 di atas
rata-rata Nasional.
Selain capaian rata-rata nilai UN,
capaian standar deviasi dari hasil UN
tahun 2017/2018 (Puspendik, 2018) juga
sangat tinggi. Berdasarkan gambar 3 di
bawah ini, capaian standar deviasi hasil
UN jenjang SMA sangat tinggi. Capaian
standar deviasi yang sangat tinggi terjadi
pada jenjang SMA, baik untuk jurusan
IPA, IPS maupun Bahasa. Untuk mata
Sumber: Puspendik, 2018
pelajaran bahasa Indonesia yang Gambar 3. Laporan Hasil Nasional
Ujian Nasional (Negeri dan Swasta)
merupakan bahasa sehari-hari juga
Jenjang SMP, SMA IPA, SMA IPS, SMA
diperoleh hasil standar deviasi yang Bahasa, Tahun Pelajaran 2017/2018
81
pada Taman Kanak-kanak, Sekolah
Mengingat urgensi dari pemerataan Dasar, Sekolah Menengah Pertama,
akses dan pemerataan mutu pendidikan, Sekolah Menengah Atas, Sekolah
maka Pemerintah menjalankan Menengah Kejuruan, atau bentuk lain
kebijakan zonasi pendidikan. yang sederajat menjadi dasar
Implementasi kebijakan zonasi pengembangan sistem zonasi pada isu
pendidikan merupakan terobosan lain pendidikan lainnya. Pada tahun 2018,
dalam menjabarkan upaya Pemerintah peraturan PPDB Zonasi diperbaharui
melakukan pemerataan akses dan mutu menjadi Peraturan Menteri Pendidikan
pendidikan. Zonasi adalah pembagian dan Kebudayaan Nomor 14 Tahun
atau pemecahan suatu area menjadi 2018.
beberapa bagian, sesuai dengan fungsi Kebijakan PPDB berbasis zonasi
dan tujuan pengelolaan. Sistem zonasi merupakan salahsatu kebijakan yang
dalam pendidikan merupakan landasan tepat untuk pemerataan akses dan mutu
pokok penataan reformasi sekolah secara pendidikan karena prinsipnya adalah
keseluruhan mulai dari Taman Kanak-kanak mendekatkan layanan pendidikan ke
(TK) hingga Sekolah Menengah Atas masyarakat dan memeratakan mutu
(SMA). pendidikan. Mengingat pentingnya
Pada dasarnya zonasi itu sendiri kebijakan tersebut maka disusunlah
merupakan pengembangan dari Peraturan PPDB Zonasi. Peraturan
rayonisasi, ketika rayonisasi merupakan PPDB memberi konsekeunsi jangka
pembagian wilayah berdasarkan panjang bahwa Zonasi Pendidikan akan
kesepakatan, maka zonasi lebih menjadikan semua sekolah memiliki
menekankan kepada pembagian wilayah kedudukan, peran, dan fungsi yang sama
sesuai dengan fungsi dan tujuan dalam melayani setiap peserta didik.
pengelolaannya. Dalam sistem zonasi Sistem zonasi PPDB mengatur sekolah
pendidikan maka fungsi dan tujuan negeri milik pemerintah daerah wajib
pengelolaannya adalah percepatan menerima calon peserta didik yang
pemerataan mutu pendidikan pada berdomisili pada radius zona terdekat
satuan-satuan pendidikan di Indonesia. dari sekolah paling sedikit sebesar 90%
Zonasi Pendidikan diawali dengan (sembilan puluh persen) dari total
terbitnya Peraturan Menteri Pendidikan jumlah keseluruhan peserta didik yang
dan Kebudayaan Nomor 17 Tahun 2017 diterima. Radius zona terdekat
tentang Penerimaan Peserta Didik Baru ditetapkan pemerintah daerah sesuai

82
dengan ketersediaan anak usia sekolah pendidikan yang berkualitas, merata ke
di daerah tersebut dan daya rombongan setiap wilayah, dan memenuhi rasa
belajar pada setiap sekolah. Namun keadilan masyarakat. Sehingga
demikian, sekolah dapat menerima banyaknya kasus dalam pelaksanaan
peserta didik baru di luar zona terdekat PPDB Zonasi merupakan suatu proses
karena alasan prestasi paling banyak 5% dari pelaksanaan kebijakan baru
dan paling banyak 5% karena alasan tersebut.
khusus, misalnya perpindahan domisili Saat ini telah banyak penelitian yang
orang tua/wali. membahas terkait pelaksanaan PPDB
Dalam praktiknya, sistem zonasi Zonasi. Pertama, Kajian PPDB Sistem
PPDB menuai pro kontra di sejumlah Zonasi, oleh Pusat Penelitian Kebijakan
daerah. Di Bali, akibat banyaknya siswa Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.
yang tinggal dalam zona 1 di sekolah Adapun temuan dari penelitian ini antara
terdapat beberapa sekolah yang lain: pertama, esensi aturan
menerima siswa melebihi ketentuan permendikbud 17/2017 dengan aturan di
jumlah siswa per rombel (balipost.com, daerah, adanya fleksibelitas yang
Juli 2018). Kasus lainnya juga terjadi di diakomodasi oleh Permendikbud
Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), menyebabkan di daerah sendiri dalam
ratusan orang tua murid menggelar aksi implementasinya terlihat beragam.
unjuk rasa di kantor DPRD NTT dan Kedua, dasar pertimbangan dalan
Dinas Pendidikan NTT, memprotes penyusunan aturan ppdb sistem zonasi,
sistem zonasi PPDB yang menyebabkan daerah dalam penyusunan PPDB ini
anak mereka tidak diterima di sekolah pada dasarnya tidak hanya melihat
negeri, padahal jarak tempat tinggal permendikbud 17/2017 saja, banyak
dengan sekolah negeri sangat dekat yang melihat situasi dan kondisi pada
(kompas, Juli 2018). daerahnya masing-masing. Ketiga,
PPDB Zonasi merupakan langkah pergerakan siswa berdasarkan analisis
awal menuju sistem zonasi mutu spasial pasca permendikbud, jenjang
layanan pendidikan yang tidak hanya SMP, secara spasial pada jenjang SMP
sebagai sistem yang menjawab terlihat bahwa secara umum sekolah
pertanyaan bagaimana menerima siswa menerima siswa yang siswa dekat
baru, namun ditekankan bagaimana dengan mereka dan pemerataan mutu
setelah siswa menyebar kemudian ada intake siswa antara sekolah negeri dan
pemerataan kesempatan mendapatkan sekolah swasta belum sepenuhnya
83
merata, mutu intake siswa yang tinggi belum tersosialisasikan, terkendala
cenderung akan ke sekolah negeri dari faktor tenis, kapasitas sekolah tidak
pada sekolah swasta. Jenjang SMA, mencukupi dan masih tingginya
banyak sekolah negeri yang kekurangan disparitas kualitas antarsekolah. Sistem
dan kelebihan siswa karena adanya zonasi yang digunakan dalam
ketimpangan antara daya tampung penyaringan peserta didik ditujukan
sekolah dengan potensi siswa, siswa untuk mempermudah akses ke sekolah.
semakin dekat dengan sekolahnya dan Namun, dikhawatirkan menyebabkan
kewenangan pendidikan menengah yang pengacakan peserta didik dengan variasi
saat ini oleh Pemeritah Provinsi kemampuan belajar. Dengan adanya
menimbulkan sedikit permasalahan sistem zonasi, rombongan belajar akan
rentang kendali dalam penanganan terdiri dari peserta didik berprestasi dan
PPDB Sistem Zonasi terkait dengan tidak berprestasi, yang dapat cenderung
sumber daya pendidikan secara spasial. memengaruhi prestasi mereka yang
Keempat, masih ada orang tua siswa sudah baik karena merasa tidak perlu
yang mengakali aturan yang telah untuk mengejar prestasi lebih baik dari
disepakati seperti agar masuk ke dalam temannya. Standar kelas pun menjadi
SMA favorit kemudian memalsukan rendah. Sebaiknya peserta didik yang
KK, SKTM dan lain sebagainya dan berprestasi dikelompokkan dengan yang
Pemerintah daerah menghadapi setara agar termotivasi untuk semakin
permasalahan terkait dengan meningkatkan prestasinya. Untuk itu,
permasalahan ketidakmerataan daya sistem zonasi perlu dikaji ulang agar
tampung dan potensi siswa sekolah, tidak merugikan peserta didik.
sehingga sering terjadi sekolah yang Kemendikbud perlu mengevaluasi
kelebihan dan kekurangan siswa atau pelaksanaan PPDB dan meminta
ruang kelas. masukan dari pelaku di daerah agar
Kedua, Sistem Zonasi Dan dapat merevisi kebijakan sesuai dengan
Dampak Psikososial Bagi Peserta Didik, kebutuhan di lapangan.
oleh Andina (2017). Penelitian ini Berdasarkan beberapa
menyimpulkan bahwa pelaksanaan permasalahan di atas dan pentingnya
mekanisme zonasi dalam PPDB pelaksanaan PPDB Zonasi sebagai
menimbulkan berbagai permasalahan upaya awal dalam pemerataan akses dan
dalam pelaksanaannya. Beberapa hal mutu pendidikan, maka dilakukanlah
yang menjadi kendala adalah masih penelitian ini dengan tujuan

84
menganalisis implementasi pelaksanaan diantara jenjang SD dan SMP.
PPDB Zonasi di Provinsi Sulawesi Diambilnya sampel SMA dan jenjang
Tengah dalam upaya pemerataan akses Negeri karena kebijakan PPDB Zonasi
dan mutu pendidikan. khusus mengatur jenjang pendidikan
sekolah negeri dan tingkat SMA (tingkat
B. METODE PENELITIAN SMK tidak ikutserta dalam program
Dalam penelitian ini PPDB Zonasi). Pengambilan informasi
menggunakan pendekatan kualitatif melalui FGD dan survey ke Provinsi
dengan metode analisis data sekunder Sulawesi Tengah dilakukan pada bulan
dan primer. Data sekunder bersumber September 2018. Sebelum menentukan
dari data statistik yang diterbitkan oleh sekolah sampel, ditentukan
Pusat Data Statistik Pendidikan dan Kabupaten/Kota sampel dengan kriteria
Kebudayaan (PDSPK) dan Pusat daerah dengan capaian 3 besar daerah
Penilaian Pendidikan (Puspendik) dengan APK tertinggi jenjang SMA
Kemendikbud, dan Badan Pusat tahun 2017 yang bersumber dari BPS
Statistik, terkait dengan data pokok Provinsi Sulawesi Tengah dan
pendidikan berdasarkan pola sebaran pertimbangan jarak ke ibukota Provinsi,
siswa (berdasarkan jarak dan mutu) sehingga diperoleh daerah Kota Palu,
sebelum dan setelah pelaksanaan PPDB Kabupaten Sigi, dan Kabupaten
sistem zonasi. Sedangkan data primer Donggala.
mengenai strategi pelaksanaan PPDB Analisis penelitian ini dengan
Zonasi sebagai sarana pemerataan akses menggunakan pendekatan model
dan mutu pendidikan diperoleh dari implementasi Van Meter and Van Horn
diskusi kepada kepala sekolah SMA (1975) yang meliputi variabel Ukuran
Negeri dan Dinas Pendidikan Provinsi. dan Tujuan Kebijakan, Sumberdaya,
Penelitian ini berfokus pada Karateristik Agen Pelaksana, Sikap/
jenjang SMA Negeri di Provinsi kecenderungan (Disposition) para
Sulawesi Tengah. Hal ini karena Pelaksana, Komunikasi Antarorganisasi
kebijakan jenjang pendidikan menengah dan Aktivitas Pelaksana, Lingkungan
yang telah dikelola oleh Provinsi Ekonomi, Sosial, dan Politik.
sehingga cakupan kebijakannya lebih
luas, alasan lainnya yaitu karena tingkat
partisipasi bersekolah jenjang
pendidikan menengah paling rendah
85
C. HASIL DAN PEMBAHASAN yang juga perlu didukung dengan
Kebijakan zonasi pendidikan peraturan pendukung lainnya.
dijalankan dalam rangka membangun Juknis PPDB tahun 2017/2018
pemerataan akses dan mutu yang disusun oleh Pemprov Sulawesi
penyelenggaraan pendidikan. Pada Tengah secara keseluruhan sudah sesuai
dasarnya zonasi itu sendiri merupakan Permendikbud Nomor 14 Tahun 2018
pengembangan dari rayonisasi, ketika tentang PPDB. Namun ada yang perlu
rayonisasi merupakan pembagian diperbaiki pada Juknis PPDB di Provinsi
wilayah berdasarkan kesepakatan, maka Sulawesi Tengah, yaitu terkait penentu
zonasi lebih menekankan kepada penerimaan siswa yang berdasarkan
pembagian wilayah sesuai dengan fungsi jarak dan nilai UN, seharusnya hanya
dan tujuan pengelolaannya. Dalam berdasarkan jarak. Untuk sebaran SMP
sistem zonasi pendidikan maka fungsi dan SMA di Provinsi Sulawesi Tengah
dan tujuan pengelolaannya adalah belum merata, sehingga rentang jarak
percepatan pemerataan mutu pendidikan siswa yang diterima melalui program
pada satuan-satuan pendidikan di zonasi untuk masing-masing sekolah
Indonesia. berbeda-beda. Permasalahan utama
Agar didapatkan wilayah zonasi dalam pelaksanaan PPDB Zonasi di
yang tepat, maka pemerintah pusat perlu Provinsi Sulawesi Tengah yaitu masih
mengintegrasikan peraturan terkait adanya stigma sekolah favorit sehingga
PPDB dengan sistem zonasi secara ketika ada siswa yang nilainya bagus
umum sebagai acuan pemerintah daerah namun tidak diterima di sekolah yang
dalam penetapan wilayah zonasi didaftarkannya karena persoalan zonasi,
pendidikan, dengan menyesuaikan banyak orangtua yang mengajukan
situasi dan kondisi pada daerah masing- protes hingga ke Dinas Pendidikan baik
masing. Dengan terbentuknya wilayah Kabupaten/Kota maupun Provinsi.
zonasi ini, maka intervensi peningkatan Dalam permendikbud 14/2018
mutu yang dilakukan juga berdasarkan telah diatur bahwa PPDB sistem zonasi
wilayah zonasi dengan meningkatkan tri ini berdasarkan urutan prioritas, dimulai
pusat pendidikan (guru, keluarga, dan dari prioritas utamanya adalah jarak
masyarakat). Pemerintah pusat setelah tempat tinggal siswa ke sekolah,
mengeluarkan peraturan tentang PPDB kemudian umur, nilai ujian nasional atau
Zonasi (Permendikbud Nomor 17/2017 yang sejenis dan prestasi. Bila melihat
dan Permendikbud Nomor 14/2018) hal ini, terlihat jelas bahwa pemerintah

86
daerah mempunyai pemahaman dan bagi peserta didik yang berkebutuhan
kreasi sendiri dalam melakukan khusus. Dengan adanya jalur inklusi
pengimplementasian dari permendikbud juga menunjukkan bahwa pelaksanaan
ini sesuai pemikiran, situasi dan kondisi PPDB dilaksanakan secara objektif dan
pada daerahnya masing-masing. tidak diskriminatif. Adapun ukuran
Berikut ini disampaikan hasil pelaksanaan PPDB Zonasi adalah
analisis penelitian ini dengan capaian jarak dan mutu input siswa yang
menggunakan pendekatan model diterima di sekolah tersebut.
implementasi Van Meter and Van Horn Berdasarkan hasil diskusi dengan
(1975): Kepala Sekolah, sebesar 90 persen siswa
1. Ukuran dan tujuan kebijakan yang diterima berada pada jalur 1 di
Tujuan utama kebijakan PPDB wilayah sekolah tersebut, sisanya yang 5
Zonasi ini adalah untuk menjamin persen untuk jalur siswa berprestasi, dan
adanya pemerataan akses dan mutu 5 persen untuk jalur lainnya seperti
pendidikan yang berkeadilan pada setiap siswa berkebutuhan khusus, siswa yang
zona/wilayah yang ditetapkan mendekati terdampak bencana, dan sebagainya.
tempat tinggal peserta didik. Penerapan Masih berdasarkan hasil diskusi, kondisi
zonasi ini dimaksudkan untuk mutu input siswa di sebagian besar
menghilangkan diskriminasi pendidikan sekolah banyak yang mengalami
sehingga kualitas pendidikan mampu penurunan. Sebelum pelaksanaan PPDB
untuk disama ratakan. Pelaksanaan Zonasi, sekolah-sekolah yang diundang
PPDB di Provinsi Sulawesi Tengah (sekolah favorit di masing-masing
telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan Kabupaten/Kota) selalu menerima siswa
PPDB dalam pergub maupun juknisnya. dengan nilai UN di atas 75, namun
Hal ini dapat dilihat dari pendaftaran sekarang memperoleh siswa dengan
jalur-jalur yang dibuka. Pada jalur bidik rata-rata hasil UN saat masuk berkisar
misi dan mitra warga sebagai bukti 70. Kondisi ini secara tidak langsung
bahwa PPDB bertujuan memberikan menurunkan motivasi guru untuk
kesempatan bagi peserta didik dari mengajar karena guru harus
keluarga kurang mampu, jalur prestasi mengeluarkan kemampuan lebih untuk
untuk menjaring peserta didik baru yang menyampaikan ilmu kepada siswa yang
berprestasi baik bidang akademik kemampuannya lebih rendah. Solusi
maupun non-akademik, serta jalur permasalahan dari hal ini adalah
inklusi untuk memberikan kesempatan mengadakan jam tambahan khusus bagi
87
siswa yang memiliki kemampuan di PPDB. Selain itu terdapat pihak lain
bawah rata-rata agar dapat mengikuti yang juga ikut terlibat yaitu calon
pelajaran dengan teman-temannya. peserta didik dan orang tua atau wali
Selain kebijakan tersebut, Kepala murid, di mana calon peserta dan orang
Sekolah juga memberikan keteladanan tua atau wali murid ini merupakan
kepada para guru agar memberikan sasaran dari kebijakan pelaksanaan
kinerja yang terbaik di sekolah untuk PPDB. Selain sumber daya manusia, ada
peningkatan mutu siswa. Berkaitan juga sumber daya non-manusia yaitu
dengan keteladanan Kepala Sekolah, sumber daya finansial dan waktu. Pada
penelitian serupa telah dilakukan oleh pelaksanaan PPDB di Provinsi Sulawesi
Haluti, dkk (2018) yang menyimpulkan Tengah tidak ada pungutan biaya
bahwa keteladanan kepala sekolah apapun karena sudah memperoleh dana
mempunyai hubungan positif yang dari Bantuan Operasional Sekolah
signifikan terhadap Disiplin Kerja Guru. (BOS). Adapun kelengkapan peralatan
Semakin baik Keteladanan Kepala terkait pelaksanaan seperti penyediaan
Sekolah, maka akan meningkatkan sarana dan fasilitas seperti komputer
kedisiplinan Kerja Guru SMP Negeri semuanya disediakan oleh pihak
Sekecamatan Bunta. Berdasarkan sekolah. Selain itu, untuk mendapatkan
penyampaian tersebut, menjadi bukti PIN siswa bisa meminta pada sekolah
bahwa tujuan pelaksanaan PPDB Zonasi tujuan atau yang lain dan pihak Dinas
telah tercapai yaitu untuk pemerataan Pendidikan. Selanjutnya dari segi waktu,
akses dan mutu pendidikan. pelaksanaan PPDB di Provinsi Sulawesi
2. Sumberdaya Tengah telah sesuai dengan jadwal yang
Dalam analisis penelitian ini, telah ditetapkan. Adapun kendala utama
sumber daya manusia dalam terkait waktu adalah kurangnya waktu
pelaksanaan PPDB di Provinsi Sulawesi untuk melakukan sosialisasi terkait
Tengah jenjang SMA terdiri dari zonasi, sehingga banyak wali murid
perwakilan Dinas Pendidikan Provinsi, yang belum sepenuhnya paham
Kepala Sekolah, Guru, dan Komite mengenai kebijakan PPDB Zonasi.
Sekolah yang tergabung dalam panitia 3. Karakteristik agen pelaksana
pelaksana. Mereka bertugas sesuai Dalam pelaksanaan Penerimaan
dengan perannya masing-masing. Mulai Peserta Didik Baru (PPDB) di Provinsi
dari perencanaan, pelaksanaan dan Sulawesi Tengah telah dibentuk tim
pengawasan kegiatan pendaftaran khusus yaitu Panitia PPDB. Dimana

88
setiap anggota dalam panitia PPDB ini adanya pembatasan dalam kebebasan
telah dibagi dalam menjalankan memilih sekolah yang diinginkan. Selain
tugasnya masing-masing, baik dalam itu, para wali murid juga memprotes
pelaksanaan PPDB offline maupun kebijakan kuota siswa berprestasi yang
online. Pelaksanaan tugas juga hanya diberikan sebesar 5%. Kebijakan
disesuaikan dengan keahlian sesorang ini memperoleh protes dari wali murid
dalam bidangnya. Berdasarkan hasil yang memiliki anak berprestasi namun
diskusi, seluruh agen pelaksana kalah bersaing masuk di sekolah
melakukan sesuai dengan tugas dan unggulan oleh anak yang tidak
fungsinya serta menaati aturan dan berprestasi namun rumahnya masuk
mendukung dengan adanya segala dalam ring 1 zonasi sekolah tersebut.
ketentuan yang ada dalam pelaksanaan 5. Komunikasi antar organisasi dan
PPDB. aktivis pelaksana PPDB Zonasi
4. Sikap/kecenderungan (Disposition) Berdasarkan hasil diskusi dengan
para pelaksana PPDB Zonasi peserta, pelaksanaan PPDB Zonasi
Berdasarkan hasil diskusi, seluruh tahun 2018 melibatkan banyak pihak
elemen pelaksana PPDB Zonasi telah yaitu pihak sekolah, dinas pendidikan
telah melakukan tugasnya dengan baik provinsi, cabang dinas pendidikan serta
sesuai dengan ketentuan umum dalam calon peserta didik dan orang tua atau
Pergub PPDB Zonasi Provinsi Sulawesi wali murid. Secara umum dalam
Tengah tahun 2018. Semua sikap agen melakukan komunikasi terkait
pelaksana baik cabang dinas pendidikan pelaksanaan PPDB tidak terdapat
maupun kepala sekolah telah kendala yang berarti, hanya mungkin
menunjukkan sikap positif dengan terdapat permasalahan teknis kecil
menaati pelaksanaan PPDB. Sebagai seperti penggunaan media internet
agen pelaksana juga membentuk dalam proses pelaksanaan PPDB.
tangggung jawab pada setiap tugas yang Permasalahan kecil lainnya adalah
dilakukan. Namun, tidak semua pihak berkaitan dengan keberadaan rumah
menunjukkan respon yang positif terkait siswa yang lebih berdekatan dengan
pelaksanaan PPDB terutama dengan sekolah di Kabupaten yang berbeda.
adanya sistem zonasi ini. Yaitu dari Dalam mengatasi hal ini, Pemprov
calon peserta didik dan juga wali murid memberikan ijin siswa untuk masuk
yang kurang mendukung dengan adanya dalam zonasi yang berbeda
sistem ini. Mereka merasa bahwa Kabupaten/Kota dikarenakan
89
kewenangan jenjang SMA ada pada pihak pelaksana telah melakukan
tingkat Provinsi. Berdasarkan hasil tugasnya, namun tidak untuk kelompok
diskusi, segala hal terkait pelaksanaan sasaran. Tidak semua orang tua atau
PPDB mampu dikomunikasikan dan wali murid memberikan respon positif
dikoordinasikan dengan baik. Mulai dari pada pelaksanaan PPDB tahun ini
sosialisasi, persiapan, pelaksanaan karena adanya penerapan sistem zonasi.
PPDB, pengawasan hingga pelaporan Sementara dari segi politik perlu
hasil akhir PPDB sebagai bentuk menjadi perhatian dan juga berpengaruh
pertanggung jawaban kepada Dinas dalam pelaksanaan PPDB ini. Meski
Pendidikan Provinsi. dengan adanya penerapan sistem zonasi
6. Lingkungan ekonomi, sosial, dan ini pemerintah daerah telah membuat
politik regulasi melalui Pergub dan juknis
Pelaksanaan PPDB di Provinsi PPDB tahun 2018, namun terkait dengan
Sulawesi Tengah, calon peserta didik kebijakan sistem zonasi dalam
dibebaskan dari semua biaya pelaksanaan PPDB yang dirasa terburu-
pendaftaran. Selain itu, terkait jalur dan buru sehingga membingungkan orang
sistem zonasi pada pelaksanaan PPDB tua atau wali murid. Berdasarkan hasil
juga memberikan pengaruh secara diskusi dengan kepala sekolah yang
ekonomi. Pada pelaksanaan PPDB dijadikan sampel penelitian, mereka
terdapat jalur yang menguntungkan sering kedatangan pejabat daerah yang
calon siswa yang tergolong kurang memaksakan anaknya masuk ke sekolah
mampu dari segi ekonomi. Ditambah tersebut karena sekolahnya dianggap
lagi dengan adanya sistem zonasi yang favorit. Namun dengan adanya
nantinya akan mempermudah siswa dan kebijakan zonasi yang telah tertuang
orang tua untuk menghemat biaya dalam Permendikbud dan Pergub, maka
akomodasi untuk sekolah. Dengan sekolah dapat terhindar dari intervensi
adanya penerapan sistem zonasi dalam pejabat daerah yang memaksakan
pelaksanaan PPDB ini diharapkan anaknya masuk ke sekolah tersebut.
mampu memberikan dampak positif Fenomena yang mengindikasikan orang
secara ekonomi bagi siswa dan orang tua tua atau wali murid seperti belum siap
atau wali murid. Sedangkan dari segi untuk menerima kebijakan ini.
sosial dapat dipengaruhi dari respon atau
tanggapan dari masyarakat terutama
orang tua atau wali murid. Meski dari

90
D. PENUTUP guru-guru. Untuk mengatasi
Kesimpulan keterbatasan sarpras, Pemda
Berdasarkan hasil analisis di atas, sebaiknya memfasilitasi perjanjian
kesimpulan hasil penelitian ini adalah kerjasama penggunaan sarana
pelaksanaan PPDB Zonasi di Provinsi prasarana antar sekolah agar
Sulawesi Tengah telah berhasil dalam terjadinya pemerataan mutu
upaya memeratakan akses dan mutu pendidikan,
pendidikan. Sebaran siswa dari sisi jarak 3. Bagi Sekolah, sebaiknya untuk
sudah mendekat ke rumah siswa dan siswa dengan mutu input rendah
dari sisi mutu input juga telah menyebar diberikan jam tambahan khusus.
di berbagai sekolah sehingga sudah Dan untuk mengatasi kekurangan
tidak ada lagi dikotomi sekolah sarana prasarana sebaiknya
unggulan dan non unggulan. Hal telah mengadakan kerjasama antar
sesuai dengan tujuan program zonasi sekolah dalam hal pinjam
pendidikan. meminjam sarpras, guru kunjung
dan sebagainya.
Saran
Berdasarkan hasil analisis dan
E. REFERENSI
kesimpulan, maka diberikan opsi
Andina, Elga. 2017. Sistem Zonasi Dan
kebijakan sebagai berikut:
Dampak Psikososial Bagi Peserta
1. Bagi Pemerintah Pusat, sebaiknya
Didik. Majalah Info Singkat
besarnya persentase mutu dalam
Kesejahteraan Sosial Vol. IX, No.
PPDB sebaiknya ditambahkan agar
14/II/Puslit/Juli/2017.
kuota untuk siswa yang berprestasi
Andrew & Orodho. 2014. Socio-
semakin bertambah (prestasi hasil
Economic Factors Influencing
UN, akademik, maupun non
Pupils’ Access to Education in
akademik), sehingga dapat
Informal Settlements: a Case of
memotivasi belajar siswa
Kibera, Nairobi Country, Kenya.
2. Bagi Pemerintah Daerah, untuk
International Journal of
mengatasi kesenjangan mutu
Education and Research, 2(3)
pendidikan antar wilayah perlu
Badan Pusat Statistik. 2018. Potret
dilakukan rotasi guru setiap jangka
Pendidikan Indonesia: Statististik
waktu tertentu (maksimal 5 tahun)
Pendidikan 2018
dan mengadakan pelatihan untuk

91
Haluti, Armin, dkk. 2018. Hubungan Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan
Keteladanan Kepala Sekolah dan Kebudayaan. 2017. Kajian
Dengan Disiplin Kinerja Guru Di PPDB Sistem Zonasi. Penelitian
Smp Negeri Se-Kecamatan Bunta. Pendidikan dan Kebudayaan
Jurnal Pendidikan Glasser Vol 2, DIPA 2017 Balitbang
No 2 Oktober 2018. Kemendikbud
Kainuwa & Najeemah. 2013. Influence Pusat Penilaian Pendidikan. 2018. Hasil
of Socio-Economic and Ujian Nasional Tahun 2017/2018.
Educational Background of Balitbang, Kementerian
Parents on Their Children’s Pendidikan dan Kebudayaan.
Education in Nigeria. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
International Journal of Scientific tentang Sistem Pendidikan
and Research Publication (vol 3) Nasional.
Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 14 Tahun
2018 tentang Penerimaan Peserta
Didik Baru Pada Taman Kanak-
Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah
Menengah Pertama, Sekolah
Menengah Atas, Sekolah
Menengah Kejuruan, Atau Bentuk
Lain Yang Sederajat
Perdana, Novrian Satria. 2015. Faktor-
Faktor yang Berpengaruh
Terhadap Aksesibilitas
Memperoleh Pendidikan untuk
Anak-Anak di Indonesia. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan
Vol.21 Nomor 3.
Pusat Data Statistik Pendidikan dan
Kebudayaan. 2018. Data Pokok
Pendidikan Jenjang Pendidikan
Dasar dan Menengah.

92

Anda mungkin juga menyukai