Anda di halaman 1dari 21

METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN TINGKAT PELATIHAN


TERHADAP KINERJA AUDITOR PEMULA
(STUDI KASUS KAP PIETER,UWAYS & REKAN)

PROPOSAL

Dosen Pengampu:

Agustiawan, S.E., M.SC., AK

Oleh :

Widya Agusti 170301027

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
2019
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, saya panjatkan kehadiran Allah SWT berkat rahmat dan
karunia-Nya saya berhasil menyeselesaikan proposal yang berjudul “Pengaruh
Karakteristik Individu dan Tingkat Pelatihan Terhadap Kinerja Auditor
Pemula“. Maksud dari penyusunan proposal ini adalah untuk memenuhi dan
melengkapi syarat untuk menyelesaikan tugas dari mata kuliah “Metodologi
Penelitian”.

Dengan penyajian materi yang ringkat, saya harapkan agar para pembaca dapat
dimudahkan dalam memahami isi materi sehingga dapat direalisasikan dalam
kehidupan berbisnis dan dapat juga digunakan sebagai bahan acuan untuk pembuatan
proposal kedepannya. Nemun demikian saya sangat menyadari sesempurnal apapun
seseorang dalam melakukan sesuatu tidak jarang kekhilafan menjadi pendampingnya.
Oleh karna itu, saya sangat terbuka dalam menerima kritik dan saran untuk
penyempurnaan proposal ini.

Saya sangat berterimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam


penyelesaian proposal ini. Semoga proposal ini dapat member manfaat positif bagi
para pembaca. Dan proposal ini dapat menjadi acuan pembaca untuk kedepannya.

Pekanbaru, Januari 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i


DAFTAR ISI .............................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................................1
1.2 Ruang Lingkup Pembahasan ..........................................................................1
1.3 Rumusan Masalah ...........................................................................................2
1.4 Tujuan Penelitian .............................................................................................2
1.5 Manfaat Penelitian ...........................................................................................2
1.6 Sistematika Penulisan ......................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4
2.1 Definisi dan Landasan Teori ...........................................................................4
2.2 Kerangka Pemikiran ........................................................................................7
2.3 Hipotesis ..........................................................................................................8
2.4 Model Penelitian..............................................................................................8
BAB III METODE PENELITIAN .........................................................................9
3.1 Objek Penelitian ..............................................................................................9
3.2 Populasi ...........................................................................................................9
3.3 Sample .............................................................................................................9
3.4 Jenis Sumber data ............................................................................................9
3.5 Teknik Pengumpulan Data ..............................................................................10
3.6 Operasional Variable .......................................................................................10
3.7 Analisis Data....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................14
LAMPIRAN ..............................................................................................................15

ii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar

1. Model Penelitian …………………………………………………………………8

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran

1. Perhitungan Keahlian Interpersonal Auditor…………………......................15

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pemakai laporan keuangan menaruh kepercayaan yang besar terhadap para


akuntan untuk dapat memberikan kepastian dan keyakinan kepada mereka bahwa
laporan keuangan dalam keadaan wajar. Laporan keuangan yang telah diaudit ini
akan menjadi dasar pengambilan keputusan oleh berbagai pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan seperti kreditor, bank,
pemerintah,investor,masyarakat dan perusahaan itu sendiri. Dalam hal ini, akuntan
harus dapat memberikan pelayanan terhadap para pemakai laporan keuangan
dengan memberikan dan menunjukkan bahwa jasa audit yang diberikan adalah
berkualitas, dipercaya, dapat diandalkan dan memenuhi kebutuhan pengguna jasa
akuntan publik.
Auditor yang profesional akan merencanakan audit dengan sebaik-
baiknya mempertimbangkan resiko yang timbul dan akan melakukan pengumpulan
bukti serta pengujian bukti secara teliti.

1.2. Ruang Lingkup Pembahasan

Keberadaan auditor juga tidak terlepas dari adanya kebutuhan manajemen


suatu perusahaan akan transparansi dan pertanggungjawaban atas kinerja perusahaan.
Untuk kebutuhan tersebut auditor dituntut memberikan kinerja yang baik. Menyadari
Atas dasar kebutuhan suatu regenerasi dan pendistribusian tugas, suatu KAP akan
terus melakukan penerimaan auditor-auditor baru yang selanjutnya mereka akan
menyandang status auditor pemula dalam hal ini auditor pemula.
Auditor junior (pemula) adalah orang yang melakukan sebagian besar
pekerjaan audit yang terinci dengan pengalaman terbatas. Sehingga faktor penyebab
tidak sesuainya kinerja auditor dari yang diharapkan dapat bersumber dari
karakteristik individu auditor tersebut. Maka dari itu auditor pemula membutuhkan

1
pelatihan yang sangat baik untuk dapat melaksanakan kinerja audit dengan baik
sebagaimana mestinya dikarenakan tugas yang begitu menumpuk serta penyikapan
dalam setiap tekanan dan membuat suatu kepercayaan masyarakat akan kinerja
auditor pemula. Di karenakan KAP berkerjanya itu adalah tim yang dimana senior
yang bakalan membimbing auditor pemula, maka dari itu untuk mendukung kinerja
auditor pemula, seniornya membantu terhadap auditor pemula pada saat bekerja.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti membuat rumusan masalah sebagai


berikut :
1. Bagaimana pengaruh Karakteristik Individu terhadap Kinerja Auditor Pemula?
2. Bagaimana pengaruh Tingkat Pelatihan Terhadap Kinerja Auditor Pemula?

1.4. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :


1. Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Kinerja Auditor Pemula
2. Pengaruh Tingkat Pelatihan Terhadap Kinerja Auditor Pemula

1.5. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:


a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan tambahan referensi bagi peneliti
selanjutnya untuk pengembangan teori mengenai pengaruh karakteristik Individu
dan tingkat pelatihan pada Kantor Akuntan Publik di Pekanbaru
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada
pengembangan terhadap literatur-literatur maupun penelitian di bidang
akuntansi, khususnya bidang pengauditan.
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan memberikan
sumbangan konseptual bagi peneliti sejenis khususnya di Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Riau

2
1.6. Sistematika Penulisan

1. Cover :
a. Mata kuliah
b. Judul makalah
c. Kata “PROPOSAL”
d. Dosen Pembimbing
e. Logo UMRI
f. Nama pembuat dan NIM
g. Program studi Akuntansi
h. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
i. UniversitasMuhammadiyah Riau
j. 2019
2. Kata pengantaar
3. Daftar isi
4. Daftar Gambar
5. Daftar Lampiran
6. Bab 1 pendahuluan
a. Latar belakang
b. Ruang lingkup pembahasan
c. Rumusan masalah
d. Tujuan dan manfaat
e. Sistematika Penulisan
7. Bab 2 Tinjauan Pustaka
a. Definisi/ landasan teori
b. Kerangka Pemikiran
c. Hipotesis
d. Model Penelitian
8. Bab 3 Metode Penelitian
a. Objek Penelitian
b. Populasi
c. Sampel
d. Jenis Sumber Data
e. Teknik Pengumpulan Data
f. Operasional Variabel
g. Analisis Data

9. Daftar Pustaka
10. Lampiran

3
BAB II
TINJUAN PUSTAKA

2.1. Definisi / Landasan Teori

2.1.1. Kinerja Auditor Pemula

Kinerja auditor pemula merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh


seorang pekerja dalam kurun waktu satu periode atau lebih untuk mencapai suatu
tujuan yang telah di rencanakan sebelumnya, dalam hal ini kegiatan ini dilakukan
oleh seorang auditor junior atau pemula dan melakukan kegiatan scara prosedur.
menurut Mulyadi dan Kanaka (1998) adalah seorang auditor melakukan penugasan
pemeriksaan secara obyektif atas laporan keuangan pada suatu perusahaan atau
organisasi lain, dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut
menyajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, dalam
semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan. Mengukur
kinerja auditor pemula agar sesuai dengan kriteria yang diinginkan meliputi
kemampuan teknis akan suatu pekerjaan, Professional, bertanggung jawab atas
pekerjaan, mampu mengkomunikasikan hasil kepada klien.

2.1.2. Karakteristik Individu

Setiap individu memiliki ciri khas yang berbeda satu sama lain. Perbedaan
inilah yang akan terbawa dalam dunia kerja. Menurut Stoner (1986:87),
“Karakteristik perorangan (individual characteristics) adalah: minat, sikap, dan
kebutuhan yang dibawa oleh seseorang kedalam situasi kerja. Orang – orang yang
berbeda dalam karakteristik ini, dan oleh karenanya motivasi kerja mereka akan
berbeda pula”. Menurut Hellregel Don dan Slocum Jr (2006:409) dalam Widanarni
dkk(2015:36), “mengemukakan perbedaan – perbedaan individual adalah kebutuhan,
nilai, sikap, minat, dan kemampuan pribadi yang dibawa orang kepada pekerjaan
mereka”. Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa
karakteristik individu merupakan perbedaan individual yang terdapat dalam diri

4
seseorang. Perbedaan individual meliputi kemampuan, sikap, minat, dan kebutuhan.
Hal inilah yang nantinya akan terbawa saat individu tersebut berada didalam dunia
kerja.

2.1.3. Tingkat Pelatihan

Pelatihan merupakan suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan


keahlian para auditor karena dengan adanya pelatihan auditor akan lebih baik
dalam melaksanakan tugas pokoknya yang ada dan merupakan hal yang penting bagi
auditor dalam melakukan tugas untuk menghasilkan hasil audit yang relevan terhadap
entitasnya. Pelatihan merupakan bagian dari suatu proses pendidikan yang bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan khusus seseorang atau
kelompok orang. Pelatihan adalah suatu program pendidikan jangka pendek
yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir dimana staf mempelajari
pengetahuan dan ketrampilan teknis dalam tujuan yang terbatas (Ayuni, 2008)
Berdasarkan dari pengertian pelatihan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pelatihan merupakan suatu proses pendidikan jangka pendek yang memiliki tujuan
meningkatkan kompetensi, pengetahuan dan keahlian untuk melaksanakan suatu
pekerjaan. Pada dasarnya, pelatihan perlu dibedakan dari pendidikan. Perbedaan
istilah pendidikan dan pelatihan dalam suatu institusi secara teori dapat disimpulkan
pada tabel berikut :

Tabel 2.1 Perbedaan Pendidikan dan Pelatihan

No Uraian Pendidikan Pelatihan

1. Pengembangan Kemampuan Menyeluruh Spesifik


2. Area Kemampuan Kognitif, afektif Psikomotor
dan psikomotor
3. Jangka waktu pelaksanaan Panjang Pendek
4. Materi yang diberikan Lebih Umum Lebih Khusus
5. Penekanan penggunaan metode Konvensional Inkonvensional
belajar-mengajar
6. Penghargaan akhir proses Gelar Sertifikat

5
2.1.4. Teori Atribusi (Attribution Theory)

Teori atribusi akan digunakan untuk menjelaskan hubungan antara


karakteristik individu auditor terhadap kinerja auditor. Teori ini menyatakan
mengenai bagaimana seseorang menjelaskan penyebab perilaku orang lain atau
dirinya sendiri (Luthans 1998). Penyebab seseorang memilih suatu perilaku bisa
berasal dari internal (dispositional attributions) dan eksternal (situational
attributions). Penyebab internal cenderung mengarah pada aspek perilaku individual,
sesuatu yang telah ada dalam diri seseorang seperti sifat pribadi, persepsi diri,
kemampuan dan motivasi. Sedangkan penyebab eksternal lebih mengarah pada
lingkungan yang memengaruhi perilaku seseorang seperti kondisi sosial, nilai sosial
dan pandangan masyarakat. Berdasarkan teori tersebut, tindakan seorang auditor
dalam melaksanakan penugasan audit sesuai dengan prosedur sehingga kinerjanya
maksimal dapat disebabkan oleh faktor internal individu yang bersangkutan maupun
faktor lingkungan.

2.1.5. Teori Penetapan Tujuan (Goal Setting Theory)

Teori penetapan tujuan telah banyak digunakan untuk menjelaskan perilaku


individu dalam tatanan organisasi (Robbins 2011). Teori ini menguraikan hubungan
antara tujuan yang dimiliki dan perilaku kerja. Konsep dasar teori ini menyatakan
bahwa tujuan yang dimiliki oleh individu akan memengaruhi perilaku kerjanya
(Lock dan Latham 1990).
Dengan demikian tujuan yang dimiliki oleh auditor akan menentukan pilihan
tindakan yang dilakukan auditor. Setiap auditor memiliki tujuan personal masing-
masing. Auditor menginginkan untuk mencapai tujuan–tujuan mereka, baik tujuan
jangka pendek maupun tujuan jangka panjang. Tujuan tersebut selanjutnya
menentukan seberapa besar usaha yang akan dilakukan oleh auditor. Semakin tinggi
komitmen auditor dalam mencapai tujuan akan mendorong auditor untuk melakukan
usaha yang semakin keras. Singkat kata, tujuan yang dimiliki oleh auditor akan
mempengaruhi perilaku auditor secara spesifik dalam melaksanakan pekerjaan audit.

6
2.2. Kerangka Pemikiran

2.2.1. Pengaruh karakteristik Individu terhadap Kinerja Auditor

Penelitian ini menguji pengaruh karakteristik individu terhadap kinerja


auditor. Teori yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh ini adalah attribution
theory (Luthans 1998). Teori ini menyatakan bahwa penyebab seseorang memilih
suatu perilaku bisa berasal dari internal (dispositional attributions) dan eksternal
(situational attributions). Individu-individu dengan pusat kendaki eksternal kurang
memiliki kemampuan berjuang dengan usaha sendiri, serta kurang memiliki
kemampuan untuk mengorganisasi informasi dalam memori (Koonce dan Mercer
2005), sehingga akan mengalami konflik yang relatif lebih banyak berkaitan dengan
pekerjaan mereka (Donnelly et al., 2003). Kondisi ini akan mengakibatkan individu
tersebut cenderung memiliki kinerja yang tidak maksimal.

2.2.2. Pengaruh tingkat pelatihan terhadap kinerja auditor

Pelatihan merupakan suatu pendidikan jangka pendek yang akan


memberikan banyak pengetahuan dan keterampilan untuk seseorang yang
mengikutinya. Seorang auditor yang notabene sering mengikuti pelatihan seperti
seminar, simposium, lokakarya dan kegiatan penunjang ketrampilan lainnya yang
berkaitan dengan bidang pengauditan akan memiliki bekal untuk mendeteksian
kecurangan. Hasil penelitian yang mendukung bahwa pelatihan berpengaruh
terhadap kinerja Auditor Pemula dilakukan oleh Nensitriyas (2011) yang
menyimpulkan bahwa Pelatihan memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap
Profesionalisme Auditor Pemula, semakin tinggi pelatihan yang diikuti auditor
semakin tinggi pula tingkat Profesionalisme Auditor Pemula. Positif signifikan
berarti jika pelatihan auditor tinggi, maka Profesionalisme Auditor Pemula juga
tinggi. Sebaliknya, apabila Pelatihan auditor rendah maka Profesionalisme Auditor
Pemula juga rendah.

7
2.3. Hipotesis

Sugiyono (2012:70) mendefinisikan hipotesis sebagai berikut:

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di


mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan.”

Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada


teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data. Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis

penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

Hipotesis 1 = Karakteristik Individu berpengaruh terhadap Kinerja Auditor Pemula


Hipotesis 2 = Tingkat Pelatihan berpengaruh terhadap Kinerja Auditor Pemula

2.4. Model Penelitian

Dari uraian kerangka pemikiran diatas, maka untuk menggambarkan pengaruh


dari masing- masing variabel independen terhadap variabel dependen dikemukakan
suatu kerangka pemikiran teoritis, yaitu mengenai pengaruh Karakteristik Individu,
Tingkat Pelatihan Terhadap Kinerja Auditor Pemula dapat dilihat pada gambar 2.1
berikut:
Gambar 2.1. Model penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen

Karakteristik
Individu
Kinerja
(X1 )
Auditor
Tingkat Pemula
Pelatihan
(Y)
(X2)

8
BAB III
MODEL PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam penelitian,


objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapat jawaban
ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi. Objek penelitian dalam penelitian ini
mengenai karakteristik individu, tingkat pelatihan pada kantor Akuntan Publik (KAP)
Pieter,Uways & Rekan yang berada di wilayah kota Pekanbaru. Penelitian ini
bertujuan untuk mengukur sejauh mana pengaruh karakteristik individu dan tingkat
pelatihan terhadap kinerja auditor pemula.

3.2. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Akuntan Publik yang terdaftar
pada kantor Akuntan Publik (KAP) Pieter,Uways & Rekan.

3.3. Sample

Untuk menentukan sampel yang diambil dalam penelitian ini, digunakan


metode pengambilan sampel bertujuan, dengan kriteria auditor yang telah bekerja
pada KAP Pieter,Uways & Rekan maksimal satu tahun yaitu sebanyak 5 orang.
Alasan dilakukannya kriteria ini karena auditor yang bekerja kurang dari satu tahun
belum memiliki pengalaman, kewenangan mengambil keputusan dan umumnya
mereka masih menjadi asisten dan segala keputusan ditentukan oleh supervisornya.

3.4. Jenis Sumber Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer. Data primer
merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli
(tidak melalui perantara) dan dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan

9
penelitian (Indriantoro dan Supomo,1999). Data primer dalam penelitian ini adalah
melalui jawaban kuesioner dari responden

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini dengan cara mengirimkan kuesioner
secara langsung kepada responden yaitu seluruh auditor yang bekerja pada Kantor
Akuntan Publik (KAP) Pieter,Uways & Rekan di wilayah Pekanbaru.

3.6. Operasional Variable

1. Variabel Bebas (Independent)


Variabel bebas (Independen variable) adalah variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(Sugiyono, 2016:64).
Variabel bebas didalam penelitian ini adalah :
 Karakteristik Individu (X1)
 Tingkat Pelatihan (X2)
2. Variabel Terikat (Dependent)
Variabel terikat (Dependent) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2016:64).
Variabel terikat didalam penelitian ini adalah :
 Kinerja Auditor Pemula

3.7. Analisis Data

Data penelitian akan dianalisis dengan menggunakan analisis yang meliputi :

3.7.1 Statistik Deskriptif


Menurut Indriantoro dan Supomo, metode deskriptif merupakan penelitian
terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh peneliti dari subjek. Analisis
ini ditujukan untuk memberikan gambaran mengenai demografi responden yang
meliputi ukuran tendensi sentral seperti rata- rata dan standar deviasi yang
diungkapkan untuk memperjelas deskripsi responden.

10
3.7.2 Uji Kualitas Data

Sugiyono dalam Siti menyebutkan bahwa kesimpulan yang berupa jawaban


atau pemecahan masalah penelitian, dibuat berdasarkan hasil proses pengujian data
yang meliputi pemilihan, pengumpulan, dan analisis data. Oleh karena itu,
kesimpulan tergantung pada kualitas data yang dianalisis dan diinstrumen yang
digunakan dalam mengumpulkan data penelitian.
Ada dua konsep untuk mengukur kualitas data, yaitu :

3.7.2.1. Uji Validitas

Menurut Riduan,Adun, dan Enas (2014) Validitas adalah suatu ukuran


yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu
insrumen yang valid mempunyai validitas yang tinggi dan sebaliknya. Sebuah
isntrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang
diteliti tepat dan mempunyai validitas tinggi Perhitungan yang digunakan adalah
tehnik korelasi produk moment yang dapat diperoleh dengan rumus ( Umar, 1997
dalam Siti nadhiroh, 2012).
n ∑ xy − (∑ x)(∑ y)
𝑟=
√{n ∑ x 2 − (∑ x)2 } {n ∑ y 2 − (∑ y)2 }
Keterangan:
r= Koefisien korelasi, x= variabel independen, y= variabel dependen, n= jumlah
sampel
Apabila r > y tabel dengan taraf signifikansi 5% maka dapat disimpulkan
ada korelasi yang nyata diantara dimensi- dimensi yang ditetapkan dengan
Kinerja auditor pemula, sehingga dapat dikatakan bahwa kuesioner sebagai alat
ukur tersebut valid.

3.7.2.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas yaitu uji yang digunakan untuk mengukur kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel (Ghozali, 2003 dalam Siti Nadhiroh, 2013).

11
Pengukuran dilakukan hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan
pertanyaan. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan
nilai cronbach alpha 0, 60 Sedangkan perhitungan beberapa penilaian, kuesioner
bagi auditor adalah dengan menggunakan skala likert yang merupakan metode
yang digunakan untuk mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau
ketidaksetujuanya terhadap subjek, objek, atau kejadian tertentu ( Indriantoro
dan Supomo). Skala likert berisi lima tingkatan jawaban dengan pilihan sebagai
berikut:

Tabel 3.1
Skala likert

Tingkat Setuju Skor

Sangat tidak setuju 1

Tidak setuju 2

Netral 3

Setuju 4

Sangat setuju 5

3.7.3 Uji Normalitas Data

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat
dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi
yang baik adalah memiliki distribusi data normal. Untuk menguji apakah data normal
atau tidak dapat dilakukan dengan analisis grafik. Salah satu cara termudah untuk
mendeteksi normalitas adalah dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu
diagonal dari grafik P-P plot.

3.7.4 Uji Asumsi Klasik

12
Selanjutnya akan diuji asumsi klasik untuk mengetahui distribusi data, hubungan
antara variabel independen, dan konsistensi varian penganggu. Menurut Ghozali (2013)
dalam membuat uji asumsi klasik harus menggunakan data yang akan digunakan dalam uji
regresi. Uji asumsi klasik yang digunakan terdiridari Uji Normalitas, Uji Multikoloneritas,
dan Uji Heteroskedastisitas.

3.7.5 Pengujian Hipotesis

3.7.5.1 Uji Koefisien Determinasi ( R2 )

Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang
kecil berarti kemampuan variabel- variabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel- variabel independen memberikan hampir semua informasi.

3.7.5.2 Uji Regresi parsial ( Uji t)

Pengujian ini bertujuan untuk menunjukan seberapa jauh pengaruh satu


variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel independen. Dengan tingkat signifikansi 5%, maka kriteria pengujian
adalah sebagai berikut:
a. Bila nilai signifikansi t < 0,05, maka H ditolak, artinya terdapat pengaruh
yang signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel
dependen.
b. Apabila nilai signifikansi t > 0.05, maka H diterima, artinya tidak terdapat
adanya pengaruh yang signifikansi antara satu variabel independen
terhadap variabel dependen. Secara matematis untuk menjawab hipotesis
yang ada dapat ditunjukan dengan persamaan dibawah ini:
Y= a +b1 x1 +b2 x2 + b3 x3 + b4 x4 + e
Keterangan:
Y= Kinerja Auditor Pemula- X1= Karakteristik Individu-X2= Tingkat Pelatihan
α= Konstanta - b1 b2= Koefisien
e= error

13
DAFTAR PUSTAKA

Ananda, S. S. (2018). TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN VARIABEL MEDIATOR


MOTIVASI KERJA KARYAWAN ( Studi Pada Karyawan PT PETROKIMIA GRESIK ). 58(1).

Audit, P. S. (2008). Universitas Airlangga Surabaya. 5(Goldwasser 1993), 139–155.

Individu, P. K., & Dan, B. K. (2002). Pengaruh karakteristik individu, beban kerja dan
lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai pada kantor inspektorat daerah provinsi
sulawesi tengah.

Mindarti, C. S. (2015). PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP. XVIII(3), 59–74.

Moderated, P., Emotional, B., Sukarmanto, E., & Purnamasari, P. (2007). Pengaruh Tingkat
Pendidikan , Pelatihan terhadap Kinerja Auditor Pemula yang di Moderasi Oleh
Kecerdasan Emosional ( Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung ).
648–654.

Putri, D. W. I. M., Ekonomi, F., & Diponegoro, U. (2015). INDIVIDU TERHADAP KINERJA
AUDITOR YANG KOMPENSASI ( Studi Empiris pada karyawan Kantor Akuntan Publik di
Semarang ).

14
LAMPIRAN I: Tabel Perhitungan Keahlian Interpersonal Auditor

15
16

Anda mungkin juga menyukai