Makalah Akad Mudharabah
Makalah Akad Mudharabah
BAB I
PENDAHULUAN
Akad mudharabah merupakan salah satu produk pembiayaan yang disalurkan oleh
menyebutkan, bahwa salah satu akad pembiayaan yang ada dalam perbankan
syari’ah adalah akad mudharabah. Selain itu bank Indonesia juga mengeluarkan
Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana Dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa
Bank Syari’ah, juga menyebutkan mudharabah adalah salah satu akad pembiayaan
Akad Mudharabah adalah akad antara pemilik modal dengan pengelola modal,
dengan ketentuan bahwa keuntungan diperoleh dua belah pihak sesuai dengan
diperbolehkan dalam agama Islam, karena untuk saling membantu antara pemilik
modal dengan seorang yang pakar dalam mengelola uang. Dalam sejarah Islam
banyak pemilik modal yang tidak memiliki keahlian dalam mengelola uangnya.
Sementara itu banyak pula para pakar dalam perdagangan yang tidak memiliki
modal untuk berdagang. Oleh karena itu, atas dasar saling tolong menolong, Islam
memberikan kesempatan untuk saling berkerja sama antara pemilik modal dengan
Akad mudharabah berbeda dengan akad pembiayaan yang ada pada perbankan
tertentu. Namun Akad mudharabah tidak menentukan suku bunga tertentu pada
atau bisnis tertentu. Oleh karena itu, kami sebagai pemakalah akan mencoba
5. Aplikasi Mudharabah?
Bagian kedua, pada bagian ini merupakan bagian utama yang hendak dikaji dalam
proses penyusunan makalah. Yaitu pembahasan.
Bagian ketiga yaitu kesimpulan. Pada kesempatan ini penyusun berusaha untuk
mengemukakan terhadap semua permasalahan-permasalahan yang dikemukakan
oleh penyusun dalam perumusan masalah.
BAB II
PEMBAHASAN
Mudharabah berasal dari kata adhdharaby fil ardhi yaitu berpergian untuk urusan
dagang. Disebut juga qiradh yang berasal dari kata alqarrdhu yang bearati
Secara teknis mudharabah adalah akad kerja sama usaha antar pemilik
dana dan pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha, laba dibagi atas dasar
nisbah bagi hasil menurut kesepakatan kedua belah pihak, sedangkan bila terjadi
misconduct, negligence atau violation oleh pengelola dana. PSAK 105 par 18
yang di tentukan di dalam akad tidak dipenuhi, tidak terdapat kondisi di luar
kemampuan (force majeur) yang lazim dan/atau yang telah ditentukan dalam
akad mudharabah, yaitu kepercayaan dari pemilik dana kepada pengelola dana.
istilah bahasa Inggris disebut trust financing. Pemilik dana yang merupakan
tidak boleh ikut campur di dalam manajemen perusahaan atau proyek yang
dibiayai dengan dana pemilik dana tersebut, kecuali sebatas memberikan saran-
saran dan melakukan pengawasan pada pengelola dana. Apabila usaha tersebut
bahkan seluruh modal yang ditanamkan oleh pemilik dana habis, maka yang
sama sekali tidak menanggung atau tidak harus mengganti kerugian atas modal
kelalaian ayau pelanggaran akad yang dilakukan oleh pengelola dana. Pengelola
dana hanya menanggung kehilangan atau resiko berupa waktu, pikiran, dan jerih
payah yang telah dicurahkannya selama mengelola proyek atau usaha tersebut,
Hal tesebut sesuai dengan prinsip sistem keuangan syariah yaitu bahwa
resiko (berbagi resiko), dalam hal transaksi mudharabah, pemilik dana akan
nonfinansial. Sebagaimana telah dijelaskan di atas hal ini dengan hadis Nabi yang
tertentu untuk bagiannya karena dapat dipersamakan dengan riba yaitu meminta
kelebihan atau imbalan tanpa ada faktor penyeimbang (iwad) yang diperbolehkan
syariah. Misalnya, ia akan memberi modal sebesar Rp. 100 juta dan ia
pengelola dana dan 30% untuk pemilik dana. Sehingga besarnya keuntungan yang
(predictive value) akan tetapi harus menggunakan nilai realisasi keuntungan, yang
mengacu pada laporan hasil usaha yang secara periodik disusun oleh pengelola
Pada prinsipnya dalam mudharabah tidak boleh ada jaminan atas modal,
dana dapat meminta jaminan dari pengelola dana atau pihak ketiga. Tentu saja
jaminan ini hanya dapat dicairkan apabila pengelola dana terbukti melakukan
kesalahan yang disengaja, lalai atau melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang
belah pihak. Terlebih lagi informasi usaha dipegang oleh pengelola dana dan
Akuntansi Syariah Page 6
Akad Mudharabah
pemilik dana hanya mengetaui informasi lagi informasi secara terbatas. Sehingga
sangat penting bagi pemilik dana untuk mencari pengelola dana yang berakhlak
manusia. Terkadang ada sebagian orang yang memiliki harga, tetapi tidak mampu
untuk membuatnya menjadi produktif. Terkadang pula, ada orang yang tidak
Sehingga dengan akad mudharabah kedua belah pihak dapat mengambil manfaat
dari kerja sama yang terbentuk. Pemilik dana mendapatkan manfaat dengan
manfaat dengan harta sebagai modal. Dengan demikian, dapat tercipta kerja sama
antara modal dan kerja, sehingga dapat tercipta kemaslahatan dan kesejahteraan
umat.
saksi. Dalam perjanjian harus mencakup berbagai aspek antara lain tujuan
modal, hal-hal yang dianggap sebagai kelalaian pengelola dana dan sebagainya.
Sehingga apabila terjadi hal yang tidak diinginkan atau terjadi persengketaan,
kedua belah pihak dapat merujuk pada kontrak yang telah disepakati bersama.
diselesaikan secara musyawarah oleh mereka berdua atau melalui badan arbitrese
syariah.
Usaha mudharabah dianggap mulai berjalan sejak dana atau modal usaha
mudharabah diterima oleh pengelola dana (PSAK 105 par 16). Sedangkan
dengan destribusi bagi hasil atau secara total pada saat akad mudharabah
Skema Mudharabah
(1) Akad
(1)
Pemilik Dana Pengelola Dana
mudharabah
Proyek Usaha
(4)
Hasil usaha:
(5) Apabila untung akan sesuai nisbah, (4)
Apabila rugi ditanggung oleh Pemilik Dana
Keterangan:
musytarakah.
mana usaha tersebut akan dilakukan, tidak ditentukan line of trade, line of
industry, atau line of service yang akan dikerjakan. Namun kebebasan ini
bukan kebebasan yang tak terbatas sama sekali. Modal yang ditanamkan
tetap tidak boleh digunakan untuk membiayai proyek atau investasi yang
sedangkan apabila terjadi kerugian atas usaha itu, yang bukan karena
cara, dan atau objek investasi atau sektor usaha. Misalnya, tidak
mencampurkan dana yang dimiliki oleh pemilik dana dengan dana lainnya,
sendiri tanpa melalui pihak ketiga, (PSAK par 07). Mudhrabah jenis ini
diberikan oleh pemilik dana, maka pemilik dana harus bertanggung jawab atas
keuangan.
Diawal kerja sama, akad yang disepakati adalah akad mudharabah dengan
modal 100% dari pemilik dana, setelah berjalannya operasi usaha dengan
Menurut Ijmak Ulama, mudharabah hukumnya jaiz (boleh). Hal ini dapat
diambil dari kisah Rasulullah yang pernah melakukan mudharabah dengan Siti
Khadijah. Siti Khadijah bertindak sebagai pemilik dana dan Rasulullah sebagai
Dari kisah ini kita lihat akad mudharabah telah terjadi pada masa Rasulullah
sebelum diangkat menjadi Rasul. Mudharabah telah dipraktikan secara luas oleh
orang-orang sebelum masa Islam dan beberapa sahabat Nabi Muhammad SAW.
Jenis bisnis ini sangat bermanfaat dan sangat selaras dengan prinsip dasar ajaran
syariah, oleh karena itu masih tetap ada di dalam sistem Islam.
1. Al-Quran
2. As-Sunah
Dari Shalih bib Suaib r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda: :”tiga
4. Nisbah Keuntungan
1. Pelaku
nonmuslim.
c. Pemilik dana tidak boleh ikut campur dalam pengelolaan usaha tetapi
ia boleh mengawasi.
akad mudharabah.
Modal
b. Modal harus tunai dan tidak utang. Tanpa adanya setoran modal,
dari keuntungan.
dilarangsecara syariah.
Kerja
b. Kerja adalah hak pengelola dana dan tidak boleh diintervensi oleh
pemilik dana.
3. Ijab Kabul
4.Nisbah Keuangan
dengan jelas oleh kedua pihak, inilah yang akan mencegah terjadinya
dibagi dengan pengelola dan yang kedua sesuai dengan porsi bagian
sebagai berikut:
modal.
Lamanya kerja sama dalam mudharabah tidak tentu dan tidak terbatas, tetapi
semua pihak berhak untuk menentukan jangka waktu kontrak kerja sama dengan
Dalam mudharabah istilah profit and loss sharing tidak tepat digunakan
karena yang dibagi hanya keuntungannya saja (profit), tidak termasuk kerugian
bagi hasil seperti yang digunakan dalam undang-undang no 10 tahun 1998, karena
apabila usaha tersebut gagal kerugian tidak dibagi antara pemilik dana dan
berdasarkan laporan bagi hasil atas realisasi penghasilan usaha dari pengelola
pengelola dana, dalam akad harus disepakati biaya-biaya apa saja yang dapat
Data:
Penjualan Rp 1.000.000
Biaya-biaya Rp 250.000
a) Berdasarkan prinsip bagi laba (profit sharing) dengan nisbah pemilik dana
Dasar pembagian hasil usaha adalah laba neto/laba bersih yaitu laba kotor
b) Berdasarkan prinsip bagi hasil, maka dasar pembagian hasil usaha adalah
laba bruto/laba kotor bukan pendapatan usaha dengan nisbah pemilik dana
diakui dalam periode terjadinya hak bagi hasil sesuai nisbah yang
2.7. Bagi Hasil Untuk Akad Mudharabah Musyarakah (Psak 105 Par 34)
Ketentuan bagi hasil untuk akad jenis ini dapat dilakukan dengan dua pendekatan
yaitu:
a. Hasil investasi diantara pengelola dana dana pemilik dana sesuai nisbah
sesuai dengan nisbah yang disepakati. Contoh: jika terjadi kerugian atas
yang dimiliki oleh Bapak B dengan akad mudharabah. Nisbah yang disepakati
oleh Bapak A dan Bapak B adalah 1:3. Setelah usaha berjalan,ternyata dibutuhkan
mudharabah musyarakah. Laba yang diperoleh untuk bulan Januari 2008 adalah
sebesar Rp 1.000.000
Berdasarkan PSAK 105 par 34 maka bagi hasil jika terdapat keuntungan
Alternative 1:
Pertama,hasil investasi dibagi antara pengelola dana dan pemilik dana sesuai
Kemudian bagian hasil investasi setelah dikurangi untuk pengelola dana tersebut
Alternative 2:
Pertama hasil investasi dibagi antara pengelola dana (sebagai musytarik) dan
Kemudian bagian hasil investasi setelah dikurangi untuk pengelola dana (sebagai
pengelola dana dengan pemilik dana sesuai dengan nisbah yang disepakati.
Jika terjadi kerugian atas investasi, maka kerugian dibagi sesuai dengan porsi
yang dibayarkan;
Nilai dari investasi mudharabah dalam bentuk asset nonkas harus disetujui
dibayarkan.
Jika nilai wajar lebih tinggi dari pada nilai tercatatnya, maka selisihnya
Jika nilai wajar lebih rendah dari pada nilai tercatatnya, maka selisihnya
Jurnal :
rusak, hilang atau faktor lain yang bukan karena kelalaian atau kesalahan
Jurnal :
Jurnal :
4. Kerugian
Kerugian yang terjadi dalam suatu periode sebelum akad mudharabah berakhir
Pencatatan kerugian yang terjadi dalam suatu periode sebelun akad mudharabah
Jurnal :
Catatan :
Tujuan dicatat sebagai penyisihan agar jenis nilai investasi awal mudharabah.
5. Hasil usaha
Bagian hasil usaha yang belum dibayar oleh pengelola dana diakui sebagai
piutang
Jurnal :
Jurnal
Pada saat akad mudharabah berakhir, selisih antara investasi mudharabah setelah
Jurnal :
ATAU
7. Penyajian
nilai tercatat, yaitu nilai investasi mudharabah dikurangi penyisihan kerugian (jika
ada)
8. Pengungkapan
1. Dana yang di terima dari pemilik dana dalam akad mudharabah diakui
sebagai dana syirkah temporer sebesar jumlah kas atau nilai wajar aset
Dana Syirkah Temporer diukur sebesar jumlah kas atau nilai wajar aset
Jurnal :
pemilik dana.
Hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah temporer yang sudah
kewajiban sebesar bagi hasil yang menjadi porsi hak pemilik dana.
Jurnal :
berarti ada pendapatan dan beban yang diakui dan pencatatanya sama
Jurnal :
6. Di akhir akad
Jurnal :
jurnal :
7. Penyajian
a. dana syirkah temporer dari pemilik dana disajikan sebesar nilai tercatatnya
b. bagi hasil dana syirkah temporer yang sudah diperhitungkan tetapi belum
diserahkan kedapa pemilik dana disajjikan sebagai pos bagi hasil yang
8. Pengungkapan
pengelola dana lain (kedua) dan pengelola dana pertama hanya bertindak sebagai
perantara yang mempertemukan antara pemilik dana dengan pengelola dana lain
(kedua); maka dana untuk jenis seperti ini akan dilaporkan Off Balance Sheet.
Atas kegiatan tersebut pengelola dana pertama akan menerima komisi atas
jasa mempertemukan kedua pihak. Sedangkan antara pemilik dana dan pengelola