Pembimbing :
dr. NUCH SABUNGA, Sp.THT-KL
Disusun oleh :
Mu’izzadin Hasani, S.Ked
FAB 118 089
KEPANITERAAN KLINIK
ILMU TELINGA HIDUNG TENGGOROK
RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2020
LEMBAR PENGESAHAN
REFERAT
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir di KSM Ilmu
Telinga, Hidung dan Tenggorok
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya, penyusunan referat yang berjudul “Benign Paroxysmal Positional
Vertigo” dapat diselesaikan dengan baik. Referat ini disusun untuk memenuhi salah
satu tugas dalam kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Telinga, Hidung dan Tenggorok
di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya. Penulis menyadari bahwa dalam proses
penulisan referat ini banyak mengalami kendala, namun berkat dan bantuan, bimbingan
dan kerjasama dari berbagai pihak sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut
dapat diatasi.
Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terimakasih kepada dr. Nuch
Sabunga, Sp.THT-KL yang membimbing dan membantu saya dalam penyusunan
referat ini, serta kepada dr. Moelyadi Oetomo, Sp.THT-KL dan dr. Nunun Chatra
Kristinae, Sp.THT-KL selaku pembimbing klinis saya.
Demikian yang dapat penulis sampaikan. Kiranya referat ini dapat berguna dan
membantu generasi dokter-dokter muda selanjutnya maupun mahasiswa (i) jurusan
kesehatan lain yang sedang dalam menempuh pendidikan.
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN …………………………………………... iii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iv
DAFTAR ISI .............................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………. vi
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………… 1
1.1. Latar Belakang …………………………………………… 1
1.2. Tujuan Penulisan ………………………………………… 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi Septum Nasi ……………………………………... 3
2.2. Definisi …………………………………….………………. 5
2.3. Epidemiologi .…………………………….……………….. 5
2.4. Etiologi ……………………………………..……………… 6
2.5. Patogenesis ..……………………………………………… 7
2.6. Manifestasi Klinis …………………………………………. 8
2.7. Diagnosis …………………………………..………………. 9
2.7.1. Anamnesis ………………...……………………….. 9
2.7.2. Pemeriksaan THT-KL …..…………………………. 10
2.7.3. Pemeriksaan Penunjang …………………………… 10
2.8. Diagnosis Banding ……………………………………….. 12
2.8.1. Hematoma Septum ………………………………… 12
2.8.2. Furunkulosis Septum …………………………….. 12
2.9. Tatalaksana ………………………………..……………….. 12
2.9.1. Tatalaksana Farmakologi …………………………. 12
2.9.2. Tatalaksana Non-Farmakologi …………………… 13
2.10. Komplikasi ..………………………………………………. 15
BAB III PENUTUP ………….…….…………………………………….. 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 19
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Anatomi nasal dari sisi anterolateral dan inferior ..…………… 3
Gambar 2.2. Kartilago penyusun septum nasi ……………………….…….. 4
Gambar 2.3. Anatomi vaskular hidung ……………………………………... 4
Gambar 2.4. Sistem drainase venosus pada kepala dan leher ……………… 5
Gambar 2.5. Abses septum nasi pada bayi berusia 2 bulan dengan selulitis
orbita dan abses septum nasi sebagai komplikasinya ................ 7
Gambar 2.6. Tampak pembengkakan septum nasi bilateral ……………….. 8
Gambar 2.7. Tampak massa bulat berwarna keunguan bilateral di kedua hidung
………………………………………………………… 9
Gambar 2.8. Bulging septum nasi bilateral ……………..………………….. 11
Gambar 2.9. CT-scan menunjukkan penebalan perifer septum nasi dengan
dinding yang tipis menyerupai akumulasi seperti kista (cyst-like)
pada anak laki-laki berusia 7 bulan …………………………… 11
Gambar 2.10 Kartilago terlihat pada insisi …………………………………. 14
Gambar 2.11. Dua drain infus dijahit pada septum nasal ………………….. 15
Gambar 2.12. Saddle-nose deformity sebagai komplikasi dari abses septum … 16
Gambar 2.13. Penyebaran melalui sistem venosus …………………………. 17
vii