Kelompok 4 Selasa Aliran Fluida PDF
Kelompok 4 Selasa Aliran Fluida PDF
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RESMI
ii
INTISARI
Fluida adalah zat yang bisa mengalir. Zat cair dapat mengalir dengan sendirinya dari
tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah atau tekanan tinggi ke tekanan rendah.
Sedang gas mengalir sendiri dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Pada praktikum ini akan
dipelajari mengenai perhitungan laju alir, bilangan Reynold pada setiap perubahan debit
aliran, hilang tekan (pressrure drop) dari aliran serta friksi untuk menghitung panjang
ekivalen fitting(kran, pembesaran, pengecilan, bengkokan, dan sambungan).
Fluida dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam. Berdasarkan pengaruh yang
terjadi terhadap perubahan tekanan, ada fluida tak mampat dan fluida mampat. Berdasarkan
kekentalannya, dibagi menjadi fluida newton dan non newton. Berdasarkan kapasitasnya
dibagi menjadi fluida stabil dan tidak stabil. Sedangkan berdasarkan tipe alirannya, dapat
dibagi menjadi alirana laminar dan turbulen. Dalam menentukan jenis aliran,
digunakan rumus bilangan Reynold. Selain itu, dalam praktikum ini juga dihitung mengenai
panjang ekivelen untuk setiap fitting. Panjang ekivalen adalah ekivalensinya terhadap
panjang pipa lurus yang diameternya tertentu yang memiliki besar friksi yang sama.
Bahan yang digunakan dalam aliran fluida adalah air dan rangkain alat utama terdiri
dari
bak air, pompa, system pemipaan, dan manometer. Alat tambahan lain berupa picnometer,
stopwatch, dan gelas ukur.. Variabel percobaan yang digunakan adalah debit / laju alir.
Prosedur
percobaan terlebih dahulu dilakukan tahap persiapan yaitu menentukan diameter pipa dan
penentuan densitas air. Kemudian dilanjutkan tahap operasi yaitu dengan mengubah-ubah
kran
system dan kran bypass menjadi aliran transisi, laminar, dan turbulen. Setiap perubahan laju
alir/
Bilangan Reynolds dicatat beda tinggi permukaan raksa pada semua manometer.
Hasil percobaan yang diperoleh adalah semakin besar bilangan Reynold maka faktor
friksi akan semakin kecil. Hal itu dikarenakan, bilangan Reynold akan semakin besar
dengan bertambahnya laju alir, namun faktor friksi akan menurun dengan bertambahnya laju
alir. Sehingga, hubungan antara bilangan Reynold dengan faktor friksi berbanding terbalik.
Selain itu, terdapat perbedaan antara Le/D praktis dan Le/D teoritis, hal ini menyebabkan
gaya yang hilang meningkat sehingga akan menurunkan efisiensi system
Kesimpulan dalam percobaan ini yaitu, semakin besar bilangan Reynold maka faktor
friksi akan semakin kecil dan nilai Le/D praktis lebih besar daripada Le/D teoritis. Saran
yang dapat kami berikan adalah teliti saat membaca manometer dan hati-hati dalam
mengeluarkan gelembung udara agar raksa tidak keluar dari manometer.
iii
SUMMARY
Fluid is a substance that can flow. Liquid can flow naturally from a higher place to a
lower place or high pressure to low pressure . While gas flows from high pressure to low
pressure . In this practice will be studied about calculation of flow rate, the Reynold number
at each change of flow rate, pressure drop of flow and friction to calculate the equivalent
length of fittings (valve, enlargement, reduction , bend, and connection).
Fluis can be classified into several types. Based on its influence of pressure change,
there are incompressible and compressible fluids. Based on its viscousity, divided in
newtonian and non newtonian fluids. Based on flow types, it can be divided in laminar and
turbulent flows. For determine the flow types, used a Reynold number formula. Except that, in
this practice also counting about equivalent length for each fittings. Equivalent length is its
equivalent with straight pipe length which certain diameter in same friction.
The materials used is water and the main tool consists of a water bucket , pumps ,
piping systems, and manometers. Additional tools are picnometer , stopwatch , measuring
glass , and calipers . Experimental variable used is flow rate . The first procedure is
preparation is determine the diameter of the pipe and density of water. Then next steps is
change the system valve dan bypass valve to get a transition, laminar and turbulent flows.
Every change of flow rate, Reynold number and the different height of mercury surface are
noted.
The experimental results is increasing Reynold number, friction factor will be
decreasing. It is because, Reynold number will be increase with increasing flow rates, but
friction factor will be decreasing with increasing flow rates. So, the relationship between
Reynold number and friction factor is reverse. Except that, there are different between Le/D
practice and Le/D theoritical, this is cause increase loss forces so that decreasing the system
efficiency.
The conclusion are increasing Reynold number, friction factor will be decreasing
and the values of Le/D practice bigger than Le/D theoritical. The advices that we can give is
carefully read the manometer and be carefull when removing bubles air so that mercury not
go out from the manometer.
iv
PRAKATA
Penyusun
v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
ALIRAN FLUIDA
BAB I
PENDAHULUAN
1
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
ALIRAN FLUIDA
2
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
ALIRAN FLUIDA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
ALIRAN FLUIDA
Aliran fluida cair dalam pipa, bila ditinjau dari kestabilan kapasitas atau debitnya, dibagi
2 yaitu:
1. Aliran dalam keadaan stabil (steady state), apabila debitnya selama waktu yang
ditinjau adalah tetap
2. Aliran dalam keadaan tak stabil (unsteady state), apabila debitnya tidak tetap/ berubah.
Sedangkan tipe aliran bila ditinjau dari olakan yang terjadi, dibagi 2 yaitu :
1. Aliran laminar; bila partikel fluida bergerak dalam lintasan lintasan yang paralel,
dengan kecepatan rendah sehingga tidak terjadi arus olakan.
2. Aliran turbulen; bila partikel fluida bergerak dalam lintasan lintasan tak teratur dengan
kecepatan tinggi sehingga terjadi arus olakan.
Untuk mengetahui tipe aliran fluida dalam pipa, yang paling mudah dengan
menghitung bilangan Reynold (Re) :
Dimana,
Di = diameter dalam pipa
ρ = rapat massa fluida
ν = laju alir fluida
μ = viskositas fluida
Ketentuan aliran fluida dalam pipa :
Re < 2000 tipe aliran laminar
Re 2000-3000 transisi
Re > 3000 tipe aliran turbulen
Sistem pemipaan untuk aliran fluida, disamping pipa lurus juga dilengkapi dengan
fitting, antara lain: sambungan pipa, bengkokan, pembesaran, pengecilan, kran dan
sebagainya. Pada fluida yang mengalir dalam pipa. Dari neraca massa diperoleh
persamaan kontinyuitas yang intinya kapasitas massa atau debit tetap, sedang dari neraca
tenaga diperoleh persamaan tenaga yang sering disebut sebagai persamaan Bernoulli,
yaitu :
4
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
ALIRAN FLUIDA
Keterangan:
ΔE = beda tenaga dakhil
Δ𝑍 = beda tenaga
Δ
beda tenaga kinetis
Kehilangan tenaga akibat friksi, baik pipa lurus maupun fitting bisa dihitung dari
kehilangan tekanan (pressure drop) yang dihitung dari penunjukan alat ukur yang
digunakan, missal : manometer.
5
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
ALIRAN FLUIDA
R = pembacaan manometer (beda tinggi permukaan) fluida pengukur , misal air raksa
𝜌𝐻 = rapat massa fluida pengukur, missal air raksa
𝜌𝐿 = rapat fluida yang mengalir dalam percobaan, misal air
6
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
ALIRAN FLUIDA
BAB III
METODE PERCOBAAN
7
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
ALIRAN FLUIDA
8
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
ALIRAN FLUIDA
5. Sambungan pipa
6. Pengecilan pipa
7. Pipa lurus datar
8. Pipa lurus tegak (vertical)
9. Pipa lurus datar
10. Pipa lurus datar
III.4 Prosedur Percobaan
Prosedur percobaan dapat dibagi 2 tahap :
A. Tahap Persiapan
1. Penentuan diameter pipa
2. Penentuan rapat massa cairan yang akan digunakan untuk percobaan
3. Merakit rangkaian alat percobaan
B. Tahap Operasi
1. Periksa kran bypass dalam keadaan terbuka, dan kran sistem pipa (1) dan krankran
yang mengalir ke pipa manometer tertutup.
2. Hidupkan pompa dan tunggu sampai laju alir konstan.
3. Buka kran sistem pipa (1) sedangkan kran-kran yang mengalir ke manometer tetap
tertutup tunggu hingga laju alir cairan keluaran sistem pipa stabil.
4. Buka kran manometer perpasang dan periksa cairan dalam manometer, jangan ada
gelembung udara.
5. Atur kran (1) untuk mengatur variasi debit air yang mengalir pada sistem
pemipaan dan hitung bilangan Reynoldnya.
6. Catat pembacaan manometer 1-9.
7. Ulangi langkah nomor 5 dengan bukaan kran (1) yang berbeda (bila perlu kran
bypass dikecilkan untuk memperbesar debit air) hingga mendapatkan variasi
Reynold aliran laminar, transisi, turbulen.
8. Buat tabel hasil percobaan (debit, R1 s/d R9)
9
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
ALIRAN FLUIDA
10
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
ALIRAN FLUIDA
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9
No. Q (ml/s)
(cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm)
1 17.5 1.1 0.2 6.2 0.3 1.7 0.8 0.2 1.1 1
2 18 1.1 0.3 6.2 0.3 1.5 0.8 0.2 1.1 1
3 19.5 1.1 0.2 6.3 0.3 1.5 0.8 0.2 1.1 1.1
4 20 1.1 0.2 6.3 0.3 1.5 0.8 0.2 1.1 1.1
5 20.5 1.1 0.2 6.3 0.3 1.5 0.8 0.2 1.1 1.3
6 21 1.1 0.2 6.3 0.3 1.5 0.8 0.2 1.1 1.3
7 22.5 1.3 0.2 6.5 0.3 1.5 0.9 0.3 1.3 1.6
8 24.5 1.5 0.3 6.4 0.2 1.4 1 0.8 1.5 2
9 25 1.5 0.3 6.4 0.2 1.5 1 0.8 1.5 2
10 26 1.7 0.3 6.3 0.2 1.4 1 0.9 1.7 2.2
11 26.5 1.8 0.4 6.2 0.2 1.3 1.1 1 1.8 2.2
12 27.5 1.8 0.4 6.2 0.1 1.2 1.2 1.1 1.8 2.3
13 35.5 3.2 0.8 5.3 0.1 0.5 1.7 3 3.2 4
14 38 3.6 1 5 0.1 0.3 1.9 3.1 3.6 4.5
15 40 3.9 1 4.8 0.1 0.3 2 3.9 3.9 4.8
IV.2 Pembahasan
IV.2.1 Hubungan bilangan Reynold dan faktor friksi pada pipa besar dan pipa kecil
Tabel 4.2.1 Hubungan Bilangan Reynold dan Faktor Friksi pada Pipa Besar
11
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
ALIRAN FLUIDA
9 2335.05 0.3274
10 2428.45 0.3027
11 2475.15 0.2914
12 2568.55 0.1353
13 3315.77 0.0812
14 3549.27 0.0709
15 3736.07 0.0639
1.2
0.8
Faktor friksi (f)
0.6
0.4
0.2
0
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000
Bilangan Reynolds (Re)
Gambar 4.1 Hubungan Bilangan Reynold dan Faktor Friksi pada Pipa Besar
Tabel 4.2.2 Hubungan Bilangan Reynold dan Faktor Friksi pada Pipa Kecil
12
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
ALIRAN FLUIDA
1.2
0.8
Faktor friksi (f)
0.6
0.4
0.2
0
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000
-0.2
Bilangan Reynold (Re)
Gambar 4.2 Hubungan Bilangan Reynold dan Faktor Friksi pada Pipa Kecil
Pada gambar 4.1 dan gambar 4.2 dapat dilihat bahwa terjadi penurunan nilai faktor
friksi seiring dengan peningkatan bilangan Reynold, baik pada pipa besar maupun
pada pipa kecil. Besarnya faktor friksi tergantung pada kekasaran pipa, diameter pipa,
dan bilangan Reynold. Hal ini dapat dijelaskan daengan persamaan berikut.
Reynold (𝑅𝑒) =
Dimana,
Δ𝑷 = pressure drop (gr/cm3)
𝒈𝒄 = percepatan gravitasi (cm/s2)
= diameter dalam pipa (cm)
L = panjang pipa (cm)
= laju alir fluida (cm/s)
Dari kedua persamaan tersebut apabila diasumsi nilai dari 𝐃𝐢, 𝛍, 𝐠𝐜, Δ𝐏, dan L
dianggap konstan, maka dapat disimpulkan bahwa besarnya bilangan Reynold (Re)
dan faktor friksi (f) tergantung pada laju alir fluida (v). Dimana lajur alir fluida
berbanding lurus dengan bilangan Reynold dan berbanding terbalik dengan faktor
13
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
ALIRAN FLUIDA
friksi (f). Dari hubungan tersebut dapat diketahui bahwa bilangan Reynold yang
semakin besar mengindikasikan bahwa laju alir fluida semakin besar, dan dengan laju
alir fluida yang semakin besar mengakibatkan faktor friksi akan semakin kecil karena
memiliki hubungan berbanding terbalik. Dalam percobaan ini, ada 4 pipa lurus yang
digunakan yaitu 1 pipa besar dan 3 pipa kecil. Pipa besar yang digunakan adalah pipa
ke-4. Sedangkan pipa kecil yang digunakan adalah pipa ke-7, 8, dan 9. Untuk
menghitung faktor friksi pipa besar dan pipa kecil langkahnya yaitu menghitung Δ𝑷
dan F terlebih dahulu, dimana F=Δ𝑷 untuk pipa horizontal. Namun, terjadi perbedaan
untuk menghitung faktor friksi pipa ke-8 karena pipa ke-8 berbentuk pipa vertikal.
Sehingga, tenaga yang hilang akibat friksi (F) juga dipengaruhi oleh energi
potensialnya. Pada pipa kecil, faktor friksi yang digunakan adalah faktor friksi rata-
rata karena ada 3 pipa kecil yang digunakan. Setelah mendapatkan keseluruhan nilai
faktor friksi untuk setiap pipa kecil, ketiga nilai faktor friksi tersebut dirata-ratauntuk
14
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
ALIRAN FLUIDA
Sehingga,
=
Setelah dilakukan perhitungan Le/D praktis dan pembacaan Le/D pada referensi,
didapatkan hasil perbandingan Le/D praktis dan Le/D teoritis yang dapat dilihat pada
tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.3 Perbandingan Le/D Praktis dan Le/D Teoritis
No. Fitting Le/D Praktis Le/D Teoritis Error (%)
1 Kran (1) 243.4 450 54
2 Pembesaran (2) 179.3 25 717
3 Bengkokan (3) 123.2 30 411
4 Sambungan pipa (4) 248.2 20 1241
5 Pengecilan pipa (5) 165.4 9,5 1741
Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa Le/D percobaan lebih tinggi daripada Le/D teoritis.
Hal ini disebabkan semakin lama pemakaian pipa, semakain banyak fouling yang
terbentuk, fuoling merupakan deposit dari mikroorganisme (Setiadi, 2007), dimana
mikroorganisme menghasilkan lendir yang dapat menurunkan kekasaran relatif pipa
sehingga menurunkan nilai faktor friksi. Semakin kecil faktor friksi menyebabkan
Le/D yang didapatkan semakin besar. Pada fitting kran, terjadi deposit yang
menumpuk dan menghasilkan scaling. Scaling menyebabkan permukaan pipa lebih
kasar sehingga factor friksi menjadi besar dan Le/D semakin kecil.
15
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
ALIRAN FLUIDA
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
1. Semakin besar bilangan Reynold mengakibatkan faktor friksi semakin kecil karena
peningkatan bilangan Reynold mengindikasikan laju alir semakin besar yang berakibat
faktor friksi mengecil karena memiliki hubungan berbanding terbalik.
2. Le/D praktis lebih besar daripada Le/D referensi. Hal ini menyebabkan gaya yang
hilang meningkat sehingga akan menurunkan efisiensi sistem.
V.2 Saran
1. Teliti dalam pembacaan beda tinggi permukaan raksa manometer
2. Hati-hati dalam mengeluarkan gelembung udara agar raksa tidak keluar dari
manometer
3. Atur laju alir dengan membuka kran perlahan-lahan.
4. Amati manometer ketika mengubah laju alir agar raksa tidak keluar dari manometer.
16
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
ALIRAN FLUIDA
DAFTAR PUSTAKA
Ikhsan, Diyono dan Suherman. 2002. Operasi Teknik Kimia 1. Teknik Kimia Fakultas
Teknik.Universitas Diponegoro. Semarang
Setiadi, Tjandra. 2007. Pengolahan dan Penyediaan Air. Teknik Kimia Fakultas Teknologi
Industri. Institut Teknologi Bandung. Bandung
17
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA
Materi :
ALIRAN FLUIDA
Disusun oleh :
Kelompok 4 / Selasa
Q Reynold R (cm)
No.
(ml/s) Pipa besar Pipa kecil 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
17.5 1800.49 3759.36 1.1 0.2 6.2 0.3 1.7 0.8 0.2 1.1 1
2
18 1851.93 3866.77 1.1 0.3 6.2 0.3 1.5 0.8 0.2 1.1 1
3
19.5 2006.26 4189.01 1.1 0.2 6.3 0.3 1.5 0.8 0.2 1.1 1.1
4
20 2057.7 4296.42 1.1 0.2 6.3 0.3 1.5 0.8 0.2 1.1 1.1
5
20.5 2109.15 4403.83 1.1 0.2 6.3 0.3 1.5 0.8 0.2 1.1 1.3
6
21 2160.59 4511.24 1.1 0.2 6.3 0.3 1.5 0.8 0.2 1.1 1.3
7
22.5 2314.92 4833.47 1.3 0.2 6.5 0.3 1.5 0.9 0.3 1.3 1.6
8
24.5 2520.69 5263.11 1.5 0.3 6.4 0.2 1.4 1 0.8 1.5 2
9
25 2572.13 5370.52 1.5 0.3 6.4 0.2 1.5 1 0.8 1.5 2
10
26 2675.01 5585.34 1.7 0.3 6.3 0.2 1.4 1 0.9 1.7 2.2
11
26.5 2726.46 5692.75 1.8 0.4 6.2 0.2 1.3 1.1 1 1.8 2.2
12
27.5 2829.34 5907.57 1.8 0.4 6.2 0.1 1.2 1.2 1.1 1.8 2.3
13
35.5 3652.42 7626.14 3.2 0.8 5.3 0.1 0.5 1.7 3 3.2 4
14
38 3909.64 8163.19 3.6 1 5 0.1 0.3 1.9 3.1 3.6 4.5
15
40 4115.41 8592.83 3.9 1 4.8 0.1 0.3 2 3.9 3.9 4.8
Q Reynold R (cm)
No.
(ml/s) Pipa besar Pipa kecil 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 17.5 1800.49 3759.36 1.1 0.2 6.2 0.3 1.7 0.8 0.2 1.1 1
2 18 1851.93 3866.77 1.1 0.3 6.2 0.3 1.5 0.8 0.2 1.1 1
3 19.5 2006.26 4189.01 1.1 0.2 6.3 0.3 1.5 0.8 0.2 1.1 1.1
4 20 2057.7 4296.42 1.1 0.2 6.3 0.3 1.5 0.8 0.2 1.1 1.1
5 20.5 2109.15 4403.83 1.1 0.2 6.3 0.3 1.5 0.8 0.2 1.1 1.3
6 21 2160.59 4511.24 1.1 0.2 6.3 0.3 1.5 0.8 0.2 1.1 1.3
7 22.5 2314.92 4833.47 1.3 0.2 6.5 0.3 1.5 0.9 0.3 1.3 1.6
8 24.5 2520.69 5263.11 1.5 0.3 6.4 0.2 1.4 1 0.8 1.5 2
9 25 2572.13 5370.52 1.5 0.3 6.4 0.2 1.5 1 0.8 1.5 2
10 26 2675.01 5585.34 1.7 0.3 6.3 0.2 1.4 1 0.9 1.7 2.2
11 26.5 2726.46 5692.75 1.8 0.4 6.2 0.2 1.3 1.1 1 1.8 2.2
12 27.5 2829.34 5907.57 1.8 0.4 6.2 0.1 1.2 1.2 1.1 1.8 2.3
13 35.5 3652.42 7626.14 3.2 0.8 5.3 0.1 0.5 1.7 3 3.2 4
14 38 3909.64 8163.19 3.6 1 5 0.1 0.3 1.9 3.1 3.6 4.5
15 40 4115.41 8592.83 3.9 1 4.8 0.1 0.3 2 3.9 3.9 4.8
Langkah-langkahnya :
𝜌 𝑣
Menghitung bilangan Reynold : 𝑅𝑒 =
3. Bengkokan 3
Diameter luar : 2,75 cm
Diameter dalam : 2,32 cm
Luas pipa : 2,189 cm2
faktor
No. Q (ml/s) v (cm/s) Re R (cm) delta P friksi Le
1 17.5 10.94 1800.49 6.2 76618 1.0023 167.1
2 18 11.25 1851.93 6.2 76618 0.9474 162.5
3 19.5 12.19 2006.26 6.3 77854 0.8072 152.4
4 20 12.5 2057.7 6.3 77854 0.7674 148.6
5 20.5 12.81 2109.15 6.3 77854 0.7304 144.9
6 21 13.13 2160.59 6.3 77854 0.696 141.5
7 22.5 14.06 2314.92 6.5 80326 0.6063 136.2
8 24.5 15.31 2520.69 6.4 79090 0.3409 184.8
9 25 15.63 2572.13 6.4 79090 0.3274 181.1
10 26 16.25 2675.01 6.3 77854 0.3027 171.4
11 26.5 16.56 2726.46 6.2 76618 0.2914 165.5
12 27.5 17.19 2829.34 6.2 76618 0.1353 319
13 35.5 22.19 3652.42 5.3 65496 0.0812 211.2
14 38 23.75 3909.64 5 61789 0.0709 186.2
15 40 25 4115.41 4.8 59317 0.0639 169.8
Le (cm) 176.1
Le/D 123.18
4. Sambungan Pipa 5
Diameter luar : 0,875 cm
Diameter dalam : 0,683 cm
Luas fitting : 0,366 cm2
No. Q (ml/s) v (cm/s) Re R (cm) delta P faktor friksi Le
1 17.5 47.81 3759.36 1.7 21008 0.0389 323
2 18 49.18 3866.77 1.5 18537 0.0367 285
3 19.5 53.28 4189.01 1.5 18537 0.0327 273.1
4 20 54.64 4296.42 1.5 18537 0.0311 273.1
5 20.5 56.01 4403.83 1.5 18537 0.032 252
6 21 57.38 4511.24 1.5 18537 0.0305 252
7 22.5 61.48 4833.47 1.5 18537 0.0327 204.7
8 24.5 66.94 5263.11 1.4 17301 0.0371 142.3
9 25 68.31 5370.52 1.5 18537 0.0356 152.4
10 26 71.04 5585.34 1.4 17301 0.0368 127.4
11 26.5 72.4 5692.75 1.3 16065 0.0369 113.6
12 27.5 75.14 5907.57 1.2 14829 0.0356 100.8
13 35.5 96.99 7626.14 0.5 6178.9 0.0419 21.43
14 38 103.8 8163.19 0.3 3707.3 0.0401 11.7
15 40 109.3 8592.83 0.3 3707.3 0.0407 10.41
Le (cm) 169.5
Le/D 248.21
5. Pengecilan Pipa 6
Diameter luar : 0,875 cm
Diameter dalam : 0,683 cm
Luas fitting : 0,366 cm2
No. Q (ml/s) v (cm/s) Re R (cm) delta P faktor friksi Le
1 17.5 47.81 3759.36 0.8 9886.2 0.0389 152
2 18 49.18 3866.77 0.8 9886.2 0.0367 152
3 19.5 53.28 4189.01 0.8 9886.2 0.0327 145.6
4 20 54.64 4296.42 0.8 9886.2 0.0311 145.6
5 20.5 56.01 4403.83 0.8 9886.2 0.032 134.4
6 21 57.38 4511.24 0.8 9886.2 0.0305 134.4
7 22.5 61.48 4833.47 0.9 11122 0.0327 122.8
8 24.5 66.94 5263.11 1 12358 0.0371 101.6
9 25 68.31 5370.52 1 12358 0.0356 101.6
10 26 71.04 5585.34 1 12358 0.0368 91.01
11 26.5 72.4 5692.75 1.1 13594 0.0369 96.12
12 27.5 75.14 5907.57 1.2 14829 0.0356 100.8
13 35.5 96.99 7626.14 1.7 21008 0.0419 72.85
14 38 103.8 8163.19 1.9 23480 0.0401 74.13
15 40 109.3 8592.83 2 24716 0.0407 69.39
Le (cm) 113
Le/D 165.39
LEMBAR ASISTENSI
DIPERIKSA
KETERANGAN TANDA TANGAN
NO TANGGAL