Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN RESMI

MATERI : ALIRAN FLUIDA


KELOMPOK :IV / SELASA
ANGGOTA : 1. BELLA ANGGITA PRATIWI (21030113120074)
2. PURBO SUSENO (21030113130126)
3. SATRIA MAHARDIKA SP (21030113130133)

LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015

i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RESMI

LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA


UNIVERSITAS DIPONEGORO

Materi : Aliran Fluida


Kelompok : 4 / Selasa
Anggota : 1. Bella Anggita (21030113120074)
2. Purbo Suseno (21030113130126)
3. Satria Mahardika (21030113130133)

Semarang, 11 Desember 2015


Mengesahkan,
Dosen Pembimbing

Ir. Diyono Ikhsan, S.U


NIP. 19511061979031001

ii
INTISARI

Fluida adalah zat yang bisa mengalir. Zat cair dapat mengalir dengan sendirinya dari
tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah atau tekanan tinggi ke tekanan rendah.
Sedang gas mengalir sendiri dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Pada praktikum ini akan
dipelajari mengenai perhitungan laju alir, bilangan Reynold pada setiap perubahan debit
aliran, hilang tekan (pressrure drop) dari aliran serta friksi untuk menghitung panjang
ekivalen fitting(kran, pembesaran, pengecilan, bengkokan, dan sambungan).
Fluida dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam. Berdasarkan pengaruh yang
terjadi terhadap perubahan tekanan, ada fluida tak mampat dan fluida mampat. Berdasarkan
kekentalannya, dibagi menjadi fluida newton dan non newton. Berdasarkan kapasitasnya
dibagi menjadi fluida stabil dan tidak stabil. Sedangkan berdasarkan tipe alirannya, dapat
dibagi menjadi alirana laminar dan turbulen. Dalam menentukan jenis aliran,
digunakan rumus bilangan Reynold. Selain itu, dalam praktikum ini juga dihitung mengenai
panjang ekivelen untuk setiap fitting. Panjang ekivalen adalah ekivalensinya terhadap
panjang pipa lurus yang diameternya tertentu yang memiliki besar friksi yang sama.
Bahan yang digunakan dalam aliran fluida adalah air dan rangkain alat utama terdiri
dari
bak air, pompa, system pemipaan, dan manometer. Alat tambahan lain berupa picnometer,
stopwatch, dan gelas ukur.. Variabel percobaan yang digunakan adalah debit / laju alir.
Prosedur
percobaan terlebih dahulu dilakukan tahap persiapan yaitu menentukan diameter pipa dan
penentuan densitas air. Kemudian dilanjutkan tahap operasi yaitu dengan mengubah-ubah
kran
system dan kran bypass menjadi aliran transisi, laminar, dan turbulen. Setiap perubahan laju
alir/
Bilangan Reynolds dicatat beda tinggi permukaan raksa pada semua manometer.
Hasil percobaan yang diperoleh adalah semakin besar bilangan Reynold maka faktor
friksi akan semakin kecil. Hal itu dikarenakan, bilangan Reynold akan semakin besar
dengan bertambahnya laju alir, namun faktor friksi akan menurun dengan bertambahnya laju
alir. Sehingga, hubungan antara bilangan Reynold dengan faktor friksi berbanding terbalik.
Selain itu, terdapat perbedaan antara Le/D praktis dan Le/D teoritis, hal ini menyebabkan
gaya yang hilang meningkat sehingga akan menurunkan efisiensi system
Kesimpulan dalam percobaan ini yaitu, semakin besar bilangan Reynold maka faktor
friksi akan semakin kecil dan nilai Le/D praktis lebih besar daripada Le/D teoritis. Saran
yang dapat kami berikan adalah teliti saat membaca manometer dan hati-hati dalam
mengeluarkan gelembung udara agar raksa tidak keluar dari manometer.

iii
SUMMARY

Fluid is a substance that can flow. Liquid can flow naturally from a higher place to a
lower place or high pressure to low pressure . While gas flows from high pressure to low
pressure . In this practice will be studied about calculation of flow rate, the Reynold number
at each change of flow rate, pressure drop of flow and friction to calculate the equivalent
length of fittings (valve, enlargement, reduction , bend, and connection).
Fluis can be classified into several types. Based on its influence of pressure change,
there are incompressible and compressible fluids. Based on its viscousity, divided in
newtonian and non newtonian fluids. Based on flow types, it can be divided in laminar and
turbulent flows. For determine the flow types, used a Reynold number formula. Except that, in
this practice also counting about equivalent length for each fittings. Equivalent length is its
equivalent with straight pipe length which certain diameter in same friction.
The materials used is water and the main tool consists of a water bucket , pumps ,
piping systems, and manometers. Additional tools are picnometer , stopwatch , measuring
glass , and calipers . Experimental variable used is flow rate . The first procedure is
preparation is determine the diameter of the pipe and density of water. Then next steps is
change the system valve dan bypass valve to get a transition, laminar and turbulent flows.
Every change of flow rate, Reynold number and the different height of mercury surface are
noted.
The experimental results is increasing Reynold number, friction factor will be
decreasing. It is because, Reynold number will be increase with increasing flow rates, but
friction factor will be decreasing with increasing flow rates. So, the relationship between
Reynold number and friction factor is reverse. Except that, there are different between Le/D
practice and Le/D theoritical, this is cause increase loss forces so that decreasing the system
efficiency.
The conclusion are increasing Reynold number, friction factor will be decreasing
and the values of Le/D practice bigger than Le/D theoritical. The advices that we can give is
carefully read the manometer and be carefull when removing bubles air so that mercury not
go out from the manometer.

iv
PRAKATA

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan Laporan Resmi Praktikum Unit Operasi Teknik Kimia berjudul Aliran
Fluida dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai syarat untuk menyelesaikan
Praktikum Unit Operasi Teknik Kimia. Selain itu pembuatan Laporan Resmi Praktikum Unit
Operasi Teknik Kimia ini adalah sebagai bukti hasil dari percobaan-percobaan yang dilakukan
saat praktikum, dan untuk melengkapi tugas dari Praktikum Unit Operasi Teknik Kimia.
Penulisan laporan ini didasarkan pada hasil percobaan yang dilakukan selama praktikum serta
literatur-literatur yang ada baik dari buku maupun sumber lainnya. Dengan ini, kami juga
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Orang tua yang telah memberikan dukungan baik materil maupun spiritual.
2. Bapak Ir. Diyono Ikhsan, SU. selaku Penanggung jawab Laboratorium Proses
Kimia sekaligus dosen pembimbing materi Aliran Fluida.
3. Asisten Laboratorium Unit Operasi Teknik Kimia.
Laporan ini merupakan tulisan yang dibuat berdasarkan percobaan yang telah dilakukan.
Tentu ada kelemahan dalam teknik pelaksanaan maupun dalam tata penulisan laporan ini.
Maka kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan dalam tujuan menemukan refleksi
untuk peningkatan mutu dari laporan serupa di masa mendatang. Akhir kata, mohon maaf
apabila ada kesalahan. Terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Semarang, 11 Desember 2015

Penyusun

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................................ ii
INTISARI ..................................................................................................................................iii
SUMMARY............................................................................................................................... iv
PRAKATA ................................................................................................................................ iv
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah .......................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Praktikum.............................................................................................................. 1
1.4 Manfaat Praktikum............................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................ 3
II.1 Pengertian Fluida.............................................................................................................. 3
II.2 Klasifikasi Aliran Fluida .................................................................................................. 3
BAB III METODE PERCOBAAN ............................................................................................ 7
III. 1 Alat dan Bahan Percobaan ........................................................................................... 7
III.2 Variabel Percobaan ...................................................................................................... 7
III.3 Gambar Alat Utama ..................................................................................................... 7
III.4 Respon.......................................................................................................................... 8
III.5 Data yang Dibutuhkan ................................................................................................. 8
III.6 Prosedur Percobaan...................................................................................................... 8
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN......................................................... 11
IV.1 Hasil Percobaan ............................................................................................................ 10
IV.2 Pembahasaan................................................................................................................. 14
BAB V PENUTUP ................................................................................................................... 16
V.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 16
V.2 Saran............................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 17

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Rangkaian Alat Percobaan...............................................................................7


Gambar 4.1 Hubungan Bilangan Reynold dan Faktor Friksi pada Pipa Besar. ..................11
Gambar 4.2 Hubungan Bilangan Reynold dan Faktor Friksi pada Pipa Kecil. ...................12

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil percobaan pada variasi laju alir .................................................................10


Tabel 4.2.1 Hubungan Bilangan Reynold dan Faktor Friksi pada Pipa Besar. ...................11
Tabel 4.2.2 Hubungan Bilangan Reynold dan Faktor Friksi pada Pipa Kecil.....................12
Tabel 4.3 Perbandingan Le/D Praktis dan Le/D Teoritis. ...................................................15

viii
ALIRAN FLUIDA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dasar-dasar ilmiah unit operasi banyak menerapkan beberapa hukum-hukum dasar
seperti perpindahan momentum, perpindahan panas dan perpindahan massa. Serta
kesetimbangan fisika, kimia, thermodinamika maupun fenomena perpindahan. Pengertian
unit operasi secara konversi adalah operasi tanpa disertai reaksi kimia. Pada percobaan
aliran fluida aliran dapat dikatakan sebagai salah satu operasi tanpa disertai reaksi kimia,
dimana aliran fluida menekankan pada hukum perpindahan momentum yang terjadi pada
media bergerak serta mempelajari prinsip-prinsip perhitungan dan transportasi fluida.

1.2 Perumusan Masalah


Praktikum aliran fluida merupakan praktikum yang membahas tentang prinsip-prinsip
perhitungan dan transportasi fluida. Pada parktikum ini akan dipelajari mengenai
perhitungan laju alir, bilangan Reynold pada setiap perubahan debit aliran, hilang tekan
(pressure drop) dari aliran serta friksi dan faktor friksi.

1.3 Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Dapat merancang dan atau merakit alat percobaan.
2. Mampu melakukan dan mengoperasikan alat percobaan.
3. Dapat mengukur debit dan menghitung laju alir dengan menggunakan alatukur yang
ada.
4. Dapat menghitung bilangan Reynold pada setiap perubahan debit aliran.
5. Dapat menghitung hilang tekan (pressure drop) dari aliran dengan membaca beda
tinggi manometer.
6. Dapat menganalisa dan mengumpulkan hasil percobaan dengan menghitung friksi dan
faktor friksi pipa, panjang ekuivalen kran (valve) , bengkokan (elbow), pembesaran
(sudden enlargement), pengecilan (sudden contraction), bengkokan (elbow) dan
sambungan (flange).
7. Mampu membuat laporan praktikum secara tertulis.

1
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
ALIRAN FLUIDA

1.4 Manfaat Praktikum


Dengan melakukan percobaan aliran fluida diharapkan dapat menghitung laju alir,
bilangan Reynold pada setiap perubahan debit aliran, hilang tekan (pressure drop) dari
aliran serta friksi dan faktor friksi.

2
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
ALIRAN FLUIDA

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengertian Fluida


Fluida / zat alir adalah zat yang bisa mengalir, zat cair dapat mengalir dengan
sendirinya dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah atau tekanan tinggi ke
tekanan rendah. Sedang gas mengalir sendiri dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Bila
tidak memenuhi persyaratan tersebut, maka untuk mengalirkan fluida harus direkayasa
dengan penambahan tenaga dari luar. Untuk zat cair menggunakan pompa, gas
menggunakan fan, blower atau kompressor.

II.2 Klasifikasi Aliran Fluida


Ditinjau pengaruh yang terjadi bila fluida mengalami perubahan tekanan, dibagi
menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Fluida tak mampat (incompressible); apabila terjadi perubahan tekanan tidak
mengalami perubahan sifat fisik, missal volume tetap sehingga rapat massa (density)
juga tetap. Jenis fluida ini adalah fluida fase cair stabil, misalnya : air, air raksa,
minyak dan cairan lain.
2. Fluida mampat (compressible); apabila terjadi perubahan tekanan akan mengalami
perubahan volume, sehingga mengalami perubahan rapat massa. Jenis fluida ini
adalah fluida fase gas, misalnya : udara, steam, dan gas-gas lain.
Dalam percobaan ini, dilakukan untuk aliran fluida cair. Ditinjau dari kekentalannya,
zat cair dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Fluida Newton (Newtonian fluid )
Yaitu zat cair yang dalam keadaan mengalir, antara tegangan geser (shear stress) yang
terjadi memberikan hubungan linier /garis lurus dengan deformasi kecepatan/gradient
kecepatan dari pola alirannya, yang termasuk ini adalah fluida yang kekentalannya
rendah/encer.
2. Fluida Non Newton (Non Newtonian fluid)
Yaitu bila zat cair yang mengalir memberikan hubungan yang tidak linier (kurva
lengkung), yang termasuk ini adalah fluida kental (pekat).

3
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
ALIRAN FLUIDA

Aliran fluida cair dalam pipa, bila ditinjau dari kestabilan kapasitas atau debitnya, dibagi
2 yaitu:
1. Aliran dalam keadaan stabil (steady state), apabila debitnya selama waktu yang
ditinjau adalah tetap
2. Aliran dalam keadaan tak stabil (unsteady state), apabila debitnya tidak tetap/ berubah.
Sedangkan tipe aliran bila ditinjau dari olakan yang terjadi, dibagi 2 yaitu :
1. Aliran laminar; bila partikel fluida bergerak dalam lintasan lintasan yang paralel,
dengan kecepatan rendah sehingga tidak terjadi arus olakan.
2. Aliran turbulen; bila partikel fluida bergerak dalam lintasan lintasan tak teratur dengan
kecepatan tinggi sehingga terjadi arus olakan.
Untuk mengetahui tipe aliran fluida dalam pipa, yang paling mudah dengan
menghitung bilangan Reynold (Re) :

Dimana,
Di = diameter dalam pipa
ρ = rapat massa fluida
ν = laju alir fluida
μ = viskositas fluida
Ketentuan aliran fluida dalam pipa :
Re < 2000 tipe aliran laminar
Re 2000-3000 transisi
Re > 3000 tipe aliran turbulen
Sistem pemipaan untuk aliran fluida, disamping pipa lurus juga dilengkapi dengan
fitting, antara lain: sambungan pipa, bengkokan, pembesaran, pengecilan, kran dan
sebagainya. Pada fluida yang mengalir dalam pipa. Dari neraca massa diperoleh
persamaan kontinyuitas yang intinya kapasitas massa atau debit tetap, sedang dari neraca
tenaga diperoleh persamaan tenaga yang sering disebut sebagai persamaan Bernoulli,
yaitu :

4
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
ALIRAN FLUIDA

Keterangan:
ΔE = beda tenaga dakhil
Δ𝑍 = beda tenaga
Δ
beda tenaga kinetis

= beda tenaga tekan

Q = efek panas yang terjadi


ΣF = jumlah kehilangan tenaga akibat friksi yang terjadi
-Wf = tenaga yang diberikan dari luar missal melalui tenaga pompa
Jumlah tenaga hilang akibat friksi, berasal dari friksi pipa lurus ditambah friksi dari
fitting. Friksi pipa lurus bisa menggunakan persamaan Fanning atau persamaan D’Arcy,
untuk keperluan teknis praktis biasanya menggunakan persamaan D’Arcy :

f = faktor friksi D’Arcy


Merupakan fungsi dari bilangan Reynold dan kekasaran relatif permukaan dalam pipa.
f = φ (Re, ε/D )
D = diameter dalam pipa
L = panjang pipa
V = laju alir
Sedang friksi fitting dihitung, dengan menyatakan panjang ekuivalen fitting terhadap pipa
lurus.
Panjang ekuivalen fitting (Le) adalah ekuivalensinya terhadap panjang pipa lurus yang
diameternya tertentu yang memiliki besar friksi yang sama.
Dengan demikian perhitungan friksi fitting bisa menggunakan persamaan D’Arcy :

Kehilangan tenaga akibat friksi, baik pipa lurus maupun fitting bisa dihitung dari
kehilangan tekanan (pressure drop) yang dihitung dari penunjukan alat ukur yang
digunakan, missal : manometer.

5
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
ALIRAN FLUIDA

R = pembacaan manometer (beda tinggi permukaan) fluida pengukur , misal air raksa
𝜌𝐻 = rapat massa fluida pengukur, missal air raksa
𝜌𝐿 = rapat fluida yang mengalir dalam percobaan, misal air

6
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
ALIRAN FLUIDA

BAB III
METODE PERCOBAAN

III. 1 Rancangan Percobaan


III.1.1 Rancangan Praktikum

III.1.2 Penetapan Variabel

Variabel berubah : debit/laju alir

7
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
ALIRAN FLUIDA

III. 2 Alat dan Bahan Percobaan


Bahan : Air
Alat yang digunakan dalam percobaan aliran fluida , dibagi dalam 2 bagian, yaitu :
A. Rangkaian alat utama, yang terdiri dari :
1. Bak air
2. Pompa
3. Sistem pemipaan yang terdiri : pipa lurus, sambungan, bengkokan, kran,
pembesaran.
4. Pengecilan.
5. Manometer dengan media pengukur air raksa
B. Peralatan pembantu ,yang terdiri dari :
1. Picnometer ; untuk menentukan rapat massa
2. Stopwatch ; untuk mengukur waktu
3. Gelas ukur 500 ml ; untuk mengukur volume
4. Jangka Sorong ; untuk mengukur diameter pipa
III.3 Gambar Alat Utama

Gambar 3.1 Rangkaian Alat Percobaan


Keterangan gambar :
A. Bak air
B. Pompa
C. Sistem Pemipaan
D. Kran Bypass
Keterangan alat ukur / manometer
1. Kran
2. Pembesaran pipa
3. Bengkokan pipa
4. Pipa lurus datar

8
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
ALIRAN FLUIDA

5. Sambungan pipa
6. Pengecilan pipa
7. Pipa lurus datar
8. Pipa lurus tegak (vertical)
9. Pipa lurus datar
10. Pipa lurus datar
III.4 Prosedur Percobaan
Prosedur percobaan dapat dibagi 2 tahap :
A. Tahap Persiapan
1. Penentuan diameter pipa
2. Penentuan rapat massa cairan yang akan digunakan untuk percobaan
3. Merakit rangkaian alat percobaan
B. Tahap Operasi
1. Periksa kran bypass dalam keadaan terbuka, dan kran sistem pipa (1) dan krankran
yang mengalir ke pipa manometer tertutup.
2. Hidupkan pompa dan tunggu sampai laju alir konstan.
3. Buka kran sistem pipa (1) sedangkan kran-kran yang mengalir ke manometer tetap
tertutup tunggu hingga laju alir cairan keluaran sistem pipa stabil.
4. Buka kran manometer perpasang dan periksa cairan dalam manometer, jangan ada
gelembung udara.
5. Atur kran (1) untuk mengatur variasi debit air yang mengalir pada sistem
pemipaan dan hitung bilangan Reynoldnya.
6. Catat pembacaan manometer 1-9.
7. Ulangi langkah nomor 5 dengan bukaan kran (1) yang berbeda (bila perlu kran
bypass dikecilkan untuk memperbesar debit air) hingga mendapatkan variasi
Reynold aliran laminar, transisi, turbulen.
8. Buat tabel hasil percobaan (debit, R1 s/d R9)

9
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
ALIRAN FLUIDA

10
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
ALIRAN FLUIDA

BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Percobaan


Tabel 4.1 Hasil percobaan pada variasi laju alir

R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9
No. Q (ml/s)
(cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm)
1 17.5 1.1 0.2 6.2 0.3 1.7 0.8 0.2 1.1 1
2 18 1.1 0.3 6.2 0.3 1.5 0.8 0.2 1.1 1
3 19.5 1.1 0.2 6.3 0.3 1.5 0.8 0.2 1.1 1.1
4 20 1.1 0.2 6.3 0.3 1.5 0.8 0.2 1.1 1.1
5 20.5 1.1 0.2 6.3 0.3 1.5 0.8 0.2 1.1 1.3
6 21 1.1 0.2 6.3 0.3 1.5 0.8 0.2 1.1 1.3
7 22.5 1.3 0.2 6.5 0.3 1.5 0.9 0.3 1.3 1.6
8 24.5 1.5 0.3 6.4 0.2 1.4 1 0.8 1.5 2
9 25 1.5 0.3 6.4 0.2 1.5 1 0.8 1.5 2
10 26 1.7 0.3 6.3 0.2 1.4 1 0.9 1.7 2.2
11 26.5 1.8 0.4 6.2 0.2 1.3 1.1 1 1.8 2.2
12 27.5 1.8 0.4 6.2 0.1 1.2 1.2 1.1 1.8 2.3
13 35.5 3.2 0.8 5.3 0.1 0.5 1.7 3 3.2 4
14 38 3.6 1 5 0.1 0.3 1.9 3.1 3.6 4.5
15 40 3.9 1 4.8 0.1 0.3 2 3.9 3.9 4.8

IV.2 Pembahasan
IV.2.1 Hubungan bilangan Reynold dan faktor friksi pada pipa besar dan pipa kecil
Tabel 4.2.1 Hubungan Bilangan Reynold dan Faktor Friksi pada Pipa Besar

No Reynold Faktor Friksi


1 1634.53 1.0023
2 1681.23 0.9474
3 1821.34 0.8072
4 1868.04 0.7674
5 1914.74 0.7304
6 1961.44 0.696
7 2101.54 0.6063
8 2288.35 0.3409

11
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
ALIRAN FLUIDA

9 2335.05 0.3274
10 2428.45 0.3027
11 2475.15 0.2914
12 2568.55 0.1353
13 3315.77 0.0812
14 3549.27 0.0709
15 3736.07 0.0639

1.2

0.8
Faktor friksi (f)

0.6

0.4

0.2

0
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000
Bilangan Reynolds (Re)

Gambar 4.1 Hubungan Bilangan Reynold dan Faktor Friksi pada Pipa Besar

Tabel 4.2.2 Hubungan Bilangan Reynold dan Faktor Friksi pada Pipa Kecil

No Reynold Faktor Friksi


1 1368 1.0852
2 1474.7 0.8205
3 1905.3 0.8073
4 3773.8 0.0484
5 3881.6 0.0467
6 4205.1 0.0429
7 4312.9 0.0383
8 4420.7 0.0373
9 4528.5 0.0361
10 4852 0.0364
11 5283.3 0.0357
12 5391.1 0.0318
13 5606.8 0.0322
14 5714.6 0.0321
15 5930.2 0.0306

12
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
ALIRAN FLUIDA

1.2

0.8
Faktor friksi (f)

0.6

0.4

0.2

0
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000
-0.2
Bilangan Reynold (Re)

Gambar 4.2 Hubungan Bilangan Reynold dan Faktor Friksi pada Pipa Kecil

Pada gambar 4.1 dan gambar 4.2 dapat dilihat bahwa terjadi penurunan nilai faktor
friksi seiring dengan peningkatan bilangan Reynold, baik pada pipa besar maupun
pada pipa kecil. Besarnya faktor friksi tergantung pada kekasaran pipa, diameter pipa,
dan bilangan Reynold. Hal ini dapat dijelaskan daengan persamaan berikut.

Reynold (𝑅𝑒) =

Dimana, Di = diameter dalam pipa (cm)


𝜌 = rapat massa fluida (gr/cm3)
𝑣 = laju aliran fluida (cm/s)
𝜇 = viskositas fluida (gr/cm.s)

𝐟𝐚𝐤𝐭𝐨𝐫 𝐟𝐫𝐢𝐤𝐬𝐢 (𝐟) =

Dimana,
Δ𝑷 = pressure drop (gr/cm3)
𝒈𝒄 = percepatan gravitasi (cm/s2)
= diameter dalam pipa (cm)
L = panjang pipa (cm)
= laju alir fluida (cm/s)
Dari kedua persamaan tersebut apabila diasumsi nilai dari 𝐃𝐢, 𝛍, 𝐠𝐜, Δ𝐏, dan L
dianggap konstan, maka dapat disimpulkan bahwa besarnya bilangan Reynold (Re)
dan faktor friksi (f) tergantung pada laju alir fluida (v). Dimana lajur alir fluida
berbanding lurus dengan bilangan Reynold dan berbanding terbalik dengan faktor

13
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
ALIRAN FLUIDA

friksi (f). Dari hubungan tersebut dapat diketahui bahwa bilangan Reynold yang
semakin besar mengindikasikan bahwa laju alir fluida semakin besar, dan dengan laju
alir fluida yang semakin besar mengakibatkan faktor friksi akan semakin kecil karena
memiliki hubungan berbanding terbalik. Dalam percobaan ini, ada 4 pipa lurus yang
digunakan yaitu 1 pipa besar dan 3 pipa kecil. Pipa besar yang digunakan adalah pipa
ke-4. Sedangkan pipa kecil yang digunakan adalah pipa ke-7, 8, dan 9. Untuk
menghitung faktor friksi pipa besar dan pipa kecil langkahnya yaitu menghitung Δ𝑷
dan F terlebih dahulu, dimana F=Δ𝑷 untuk pipa horizontal. Namun, terjadi perbedaan
untuk menghitung faktor friksi pipa ke-8 karena pipa ke-8 berbentuk pipa vertikal.
Sehingga, tenaga yang hilang akibat friksi (F) juga dipengaruhi oleh energi
potensialnya. Pada pipa kecil, faktor friksi yang digunakan adalah faktor friksi rata-
rata karena ada 3 pipa kecil yang digunakan. Setelah mendapatkan keseluruhan nilai
faktor friksi untuk setiap pipa kecil, ketiga nilai faktor friksi tersebut dirata-ratauntuk

membuat grafik. Sehingga, f =

IV.2.2 Panjang Ekivalen pada fitting


Panjang ekivalen fitting adalah ekivalensinya terhadap pipa lurus pada harga friksi dan
diameter yang sama (Ikhsan dan Suherman, 2002). Fitting merupakan bagian dalam
sistem pemipaan yang berfungsi untuk :
a. Menyambung dua buah pipa dengan kriteria:
- Tanpa merubah arah dan diameter pipa, disebut coupling
- Merubah arah pipa, disebut elbow
- Merubah diameter pipa, disebut reducing
b. Membatasi aliran dalam pipa, disebut plug
c. Membuat aliran bercabang/percabangan pipa, disebut tees, crossing.
Pada dasarnya besar tenaga gesek yang dialami oleh zat cair yang mengalir dalam
pipa, terdiri dari dua macam friksi :
a. Skin Friction (Fs) yaitu tenaga gesek yang disebabkan oleh fluida yang mengalir
dalam pipa yang permukaannya halus.
b. Form Friction (Fm) yaitu tenaga gesek yang disebabkan oleh kekasaran pipa yang
kontak dengan fluida sehingga menimbulkan pemisahan fluida atau arus putar /
olakan.

14
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
ALIRAN FLUIDA

Adanya pemisahan lapisan akan menimbulkan penyebaran tenaga yang


mengakibatkan bertambahnya tenaga gesek. Pada fitting juga terjadi penyebaran
tenaga tersebut, sehingga terjadi kehilangan tenaga sebagai tenaga gesek. Untuk
menghitung tenaga gesek pada fitting dengan menyatakan panjang ekivalen fitting
terhadap pipa lurus. Panjang ekivalen fitting adalah ekivalensinya terhadap pipa lurus
pada harga friksi dan diameter yang sama. Dengan demikian, tenaga gesek dari fitting
bisa dinyatakan sebagai persamaan :

Sehingga,

=
Setelah dilakukan perhitungan Le/D praktis dan pembacaan Le/D pada referensi,
didapatkan hasil perbandingan Le/D praktis dan Le/D teoritis yang dapat dilihat pada
tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.3 Perbandingan Le/D Praktis dan Le/D Teoritis
No. Fitting Le/D Praktis Le/D Teoritis Error (%)
1 Kran (1) 243.4 450 54
2 Pembesaran (2) 179.3 25 717
3 Bengkokan (3) 123.2 30 411
4 Sambungan pipa (4) 248.2 20 1241
5 Pengecilan pipa (5) 165.4 9,5 1741

Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa Le/D percobaan lebih tinggi daripada Le/D teoritis.
Hal ini disebabkan semakin lama pemakaian pipa, semakain banyak fouling yang
terbentuk, fuoling merupakan deposit dari mikroorganisme (Setiadi, 2007), dimana
mikroorganisme menghasilkan lendir yang dapat menurunkan kekasaran relatif pipa
sehingga menurunkan nilai faktor friksi. Semakin kecil faktor friksi menyebabkan
Le/D yang didapatkan semakin besar. Pada fitting kran, terjadi deposit yang
menumpuk dan menghasilkan scaling. Scaling menyebabkan permukaan pipa lebih
kasar sehingga factor friksi menjadi besar dan Le/D semakin kecil.

15
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
ALIRAN FLUIDA

BAB V
PENUTUP

V.1 Kesimpulan
1. Semakin besar bilangan Reynold mengakibatkan faktor friksi semakin kecil karena
peningkatan bilangan Reynold mengindikasikan laju alir semakin besar yang berakibat
faktor friksi mengecil karena memiliki hubungan berbanding terbalik.
2. Le/D praktis lebih besar daripada Le/D referensi. Hal ini menyebabkan gaya yang
hilang meningkat sehingga akan menurunkan efisiensi sistem.
V.2 Saran
1. Teliti dalam pembacaan beda tinggi permukaan raksa manometer
2. Hati-hati dalam mengeluarkan gelembung udara agar raksa tidak keluar dari
manometer
3. Atur laju alir dengan membuka kran perlahan-lahan.
4. Amati manometer ketika mengubah laju alir agar raksa tidak keluar dari manometer.

16
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
ALIRAN FLUIDA

DAFTAR PUSTAKA

Ikhsan, Diyono dan Suherman. 2002. Operasi Teknik Kimia 1. Teknik Kimia Fakultas
Teknik.Universitas Diponegoro. Semarang

Setiadi, Tjandra. 2007. Pengolahan dan Penyediaan Air. Teknik Kimia Fakultas Teknologi
Industri. Institut Teknologi Bandung. Bandung

17
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA

Materi :
ALIRAN FLUIDA

Disusun oleh :

Kelompok 4 / Selasa

1. Bella Anggita Pratiwi (21030113120074)


2. Purbo Suseno (21030113130126)
3. Satria Mahardika SP (21030113130133)

LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA


TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Dapat merancang dan atau merakit alat percobaan.
2. Mampu melakukan dan mengoperasikan alat percobaan.
3. Dapat mengukur debit dan menghitung laju alir dengan menggunakan alat ukur yang
ada.
4. Dapat menghitung bilangan Reynold pada setiap perubahan debit aliran.
5. Dapat menghitung hilang tekan (pressure drop) dari aliran dengan membaca beda tinggi
manometer.
6. Dapat menganalisa dan mengumpulkan hasil percobaan, dengan menghitung friksi dan
faktor friksi pipa, panjang ekuivalen kran (valve), pembesaran (sudden enlargement),
pengecilan (sudden contraction), bengkokan (elbow) dan sambungan (flange).
7. Mampu membuat laporan praktikum secara tertulis.

II. METODE PERCOBAAN


a.. Rancangan Percobaan
Variabel berubah : debit/laju alir
b. Alat dan Bahan Percobaan
 Bahan : Air
 Alat yang digunakan dalam percobaan aliran fluida , dibagi dalam 2 bagian, yaitu :
A. Rangkaian alat utama, yang terdiri dari :
1. Bak air
2. Pompa
3. Sistem pemipaan yang terdiri: pipa lurus, sambungan, bengkokan, kran, pembesaran,
4. Pengecilan.
5. Manometer dengan media pengukur air raksa

Gambar Rangkaian Alat Utama

B. Peralatan pembantu ,yang terdiri dari :


1. Picnometer ; untuk menentukan rapat massa
2. Stopwatch ; untuk mengukur waktu
3. Gelas ukur 500 ml ; untuk mengukur volume
4. Jangka Sorong ; untuk mengukur diameter pipa
c. Prosedur Percobaan
Prosedur percobaan dapat dibagi 2 tahap :
A. Tahap Persiapan
1. Penentuan diameter pipa
2. Penentuan rapat massa cairan yang akan digunakan untuk percobaan
3. Merakit rangkaian alat percobaan
B. Tahap Operasi
1. Periksa kran bypass dalam keadaan terbuka, dan kran sistem pipa (1) dan krankran
yang mengalir ke pipa manometer tertutup.
2. Hidupkan pompa dan tunggu sampai laju alir konstan.
3. Buka kran sistem pipa (1) sedangkan kran-kran yang mengalir ke manometer tetap
tertutup tunggu hingga laju alir cairan keluaran sistem pipa stabil.
4. Buka kran manometer perpasang dan periksa cairan dalam manometer, jangan ada
gelembung udara.
5. Atur kran (1) untuk mengatur variasi debit air yang mengalir pada sistem pemipaan
dan hitung bilangan Reynoldnya.
6. Catat pembacaan manometer 1-9.
7. Ulangi langkah nomor 5 dengan bukaan kran (1) yang berbeda (bila perlu kran
bypass dikecilkan untuk memperbesar debit air) hingga mendapatkan variasi Reynold
aliran laminar, transisi, turbulen.
8. Buat tabel hasil percobaan (debit, R1 s/d R9)
III. HASIL PERCOBAAN

Q Reynold R (cm)
No.
(ml/s) Pipa besar Pipa kecil 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1
17.5 1800.49 3759.36 1.1 0.2 6.2 0.3 1.7 0.8 0.2 1.1 1

2
18 1851.93 3866.77 1.1 0.3 6.2 0.3 1.5 0.8 0.2 1.1 1

3
19.5 2006.26 4189.01 1.1 0.2 6.3 0.3 1.5 0.8 0.2 1.1 1.1

4
20 2057.7 4296.42 1.1 0.2 6.3 0.3 1.5 0.8 0.2 1.1 1.1

5
20.5 2109.15 4403.83 1.1 0.2 6.3 0.3 1.5 0.8 0.2 1.1 1.3

6
21 2160.59 4511.24 1.1 0.2 6.3 0.3 1.5 0.8 0.2 1.1 1.3

7
22.5 2314.92 4833.47 1.3 0.2 6.5 0.3 1.5 0.9 0.3 1.3 1.6

8
24.5 2520.69 5263.11 1.5 0.3 6.4 0.2 1.4 1 0.8 1.5 2

9
25 2572.13 5370.52 1.5 0.3 6.4 0.2 1.5 1 0.8 1.5 2

10
26 2675.01 5585.34 1.7 0.3 6.3 0.2 1.4 1 0.9 1.7 2.2

11
26.5 2726.46 5692.75 1.8 0.4 6.2 0.2 1.3 1.1 1 1.8 2.2

12
27.5 2829.34 5907.57 1.8 0.4 6.2 0.1 1.2 1.2 1.1 1.8 2.3

13
35.5 3652.42 7626.14 3.2 0.8 5.3 0.1 0.5 1.7 3 3.2 4

14
38 3909.64 8163.19 3.6 1 5 0.1 0.3 1.9 3.1 3.6 4.5

15
40 4115.41 8592.83 3.9 1 4.8 0.1 0.3 2 3.9 3.9 4.8

Semarang, 11 November 2015


Praktikan Asisten,

Bella A. P. Suseno Satria M SP Daniel RC


LEMBAR PERHITUNGAN

Q Reynold R (cm)
No.
(ml/s) Pipa besar Pipa kecil 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 17.5 1800.49 3759.36 1.1 0.2 6.2 0.3 1.7 0.8 0.2 1.1 1
2 18 1851.93 3866.77 1.1 0.3 6.2 0.3 1.5 0.8 0.2 1.1 1
3 19.5 2006.26 4189.01 1.1 0.2 6.3 0.3 1.5 0.8 0.2 1.1 1.1
4 20 2057.7 4296.42 1.1 0.2 6.3 0.3 1.5 0.8 0.2 1.1 1.1
5 20.5 2109.15 4403.83 1.1 0.2 6.3 0.3 1.5 0.8 0.2 1.1 1.3
6 21 2160.59 4511.24 1.1 0.2 6.3 0.3 1.5 0.8 0.2 1.1 1.3
7 22.5 2314.92 4833.47 1.3 0.2 6.5 0.3 1.5 0.9 0.3 1.3 1.6
8 24.5 2520.69 5263.11 1.5 0.3 6.4 0.2 1.4 1 0.8 1.5 2
9 25 2572.13 5370.52 1.5 0.3 6.4 0.2 1.5 1 0.8 1.5 2
10 26 2675.01 5585.34 1.7 0.3 6.3 0.2 1.4 1 0.9 1.7 2.2
11 26.5 2726.46 5692.75 1.8 0.4 6.2 0.2 1.3 1.1 1 1.8 2.2
12 27.5 2829.34 5907.57 1.8 0.4 6.2 0.1 1.2 1.2 1.1 1.8 2.3
13 35.5 3652.42 7626.14 3.2 0.8 5.3 0.1 0.5 1.7 3 3.2 4
14 38 3909.64 8163.19 3.6 1 5 0.1 0.3 1.9 3.1 3.6 4.5
15 40 4115.41 8592.83 3.9 1 4.8 0.1 0.3 2 3.9 3.9 4.8

A. Menghitung Pipa Lurus (4, 7, 8, 9)


1. Pipa Lurus 4 (pipa besar)
Diameter luar : 2,75 cm
Diameter dalam : 2,32 cm
Panjang pipa : 142 cm
Luas pipa :2,189 cm2
Viskositas fluida : 0,008234 g/cm,s
Densitas fluida : 0,99 g/cm3
Densitas air raksa :13,518 g/cm3
Percepatan gravitasi : 980 cm/s2

Menghitung bilangan Reynold : Reynold (𝑅𝑒) =

Menghitung Pressure drop : Δ𝑃 = 𝑅 (𝜌𝐻 − 𝜌𝐿 )


Menghitung tenaga hilang akibat friksi : 𝐹 = Δ𝑃

Menghitung faktor friksi: 𝐹

No. Q (ml/s) v (cm/s) Re R (cm) ΔP faktor friksi


1 17.5 9.044 1634.53 0.3 3707.3 1.002
2 18 9.302 1681.23 0.3 3707.3 0.947
3 19.5 10.08 1821.34 0.3 3707.3 0.807
4 20 10.34 1868.04 0.3 3707.3 0.767
5 20.5 10.59 1914.74 0.3 3707.3 0.73
6 21 10.85 1961.44 0.3 3707.3 0.696
7 22.5 11.63 2101.54 0.3 3707.3 0.606
8 24.5 12.66 2288.35 0.2 2471.6 0.341
9 25 12.92 2335.05 0.2 2471.6 0.327
10 26 13.44 2428.45 0.2 2471.6 0.303
11 26.5 13.7 2475.15 0.2 2471.6 0.291
12 27.5 14.21 2568.55 0.1 1235.8 0.135
13 35.5 18.35 3315.77 0.1 1235.8 0.081
14 38 19.64 3549.27 0.1 1235.8 0.071
15 40 20.67 3736.07 0.1 1235.8 0.064

2. Pipa Lurus 7 (pipa kecil)


Diameter luar : 0,825 cm
Diameter dalam : 0,68 cm
Panjang pipa : 144 cm
Luas pipa : 0,387 cm2
Viskositas fluida : 0,008234 g/cm,s
Densitas fluida : 0,99 g/cm3
Densitas air raksa :13,518 g/cm3
Percepatan gravitasi : 980 cm/s2

Menghitung bilangan Reynold : Reynold (𝑅𝑒) =

Menghitung Pressure drop : Δ𝑃 = 𝑅 (𝜌𝐻 − 𝜌𝐿 )

Menghitung tenaga hilang akibat friksi : 𝐹 = Δ𝑃


Menghitung faktor friksi: 𝐹

No. Q (ml/s) v (cm/s) Re R7 (cm) ΔP faktor friksi


1 17.5 48.2094 3773.78 0.2 2471.56 0.01004
2 18 49.5868 3881.61 0.2 2471.56 0.00949
3 19.5 53.719 4205.07 0.2 2471.56 0.00809
4 20 55.0964 4312.9 0.2 2471.56 0.00769
5 20.5 56.4738 4420.72 0.2 2471.56 0.00732
6 21 57.8512 4528.54 0.2 2471.56 0.00697
7 22.5 61.9835 4852.01 0.3 3707.34 0.00911
8 24.5 67.4931 5283.3 0.8 9886.24 0.0205
9 25 68.8705 5391.12 0.8 9886.24 0.01969
10 26 71.6253 5606.77 0.9 11122 0.02048
11 26.5 73.0028 5714.59 1 12357.8 0.0219
12 27.5 75.7576 5930.23 1.1 13593.6 0.02237
13 35.5 97.7961 7655.39 3 37073.4 0.03661
14 38 104.683 8194.5 3.1 38309.2 0.03302
15 40 110.193 8625.79 3.9 48195.4 0.03749

3. Pipa Lurus 8 (pipa kecil)


Diameter luar : 0,825 cm
Diameter dalam : 0,68 cm
Panjang pipa : 144 cm
Luas pipa : 0,387 cm2
Viskositas fluida : 0,008234 g/cm,s
Densitas fluida : 0,99 g/cm3
Densitas air raksa :13,518 g/cm3
Percepatan gravitasi : 980 cm/s2

Menghitung bilangan Reynold : Reynold (𝑅𝑒) =

Menghitung Pressure drop : Δ𝑃 = 𝑅 (𝜌𝐻 − 𝜌𝐿 )

Menghitung tenaga hilang akibat friksi : 𝐹 = Δ𝑃 - ΔZ


Menghitung faktor friksi: 𝐹

No. Q (ml/s) v (cm/s) Re R8 (cm) ΔP faktor friksi


1 17.5 48.21 3773.78 1.1 13594 13496
2 18 49.59 3881.61 1.1 13594 13496
3 19.5 53.72 4205.07 1.1 13594 13496
4 20 55.1 4312.9 1.1 13594 13496
5 20.5 56.47 4420.72 1.1 13594 13496
6 21 57.85 4528.54 1.1 13594 13496
7 22.5 61.98 4852.01 1.3 16065 15967
8 24.5 67.49 5283.3 1.5 18537 18439
9 25 68.87 5391.12 1.5 18537 18439
10 26 71.63 5606.77 1.7 21008 20910
11 26.5 73 5714.59 1.8 22244 22146
12 27.5 75.76 5930.23 1.8 22244 22146
13 35.5 97.8 7655.39 3.2 39545 39447
14 38 104.7 8194.5 3.6 44488 44390
15 40 110.2 8625.79 3.9 48195 48097

4. Pipa Lurus 9 (pipa kecil)


Diameter luar : 0,825 cm
Diameter dalam : 0,68 cm
Panjang pipa : 104 cm
Luas pipa : 0,387 cm2
Viskositas fluida : 0,008234 g/cm,s
Densitas fluida : 0,99 g/cm3
Densitas air raksa :13,518 g/cm3
Percepatan gravitasi : 980 cm/s2

Menghitung bilangan Reynold : Reynold (𝑅𝑒) =

Menghitung Pressure drop : Δ𝑃 = 𝑅 (𝜌𝐻 − 𝜌𝐿 )


Menghitung tenaga hilang akibat friksi : 𝐹 = Δ𝑃
Menghitung faktor friksi: 𝐹
No. Q (ml/s) v (cm/s) Re R7 (cm) ΔP faktor friksi
1 17.5 48.2094 3773.78 1 12357.8 0.05092
2 18 49.5868 3881.61 1 12357.8 0.04813
3 19.5 53.719 4205.07 1.1 13593.6 0.04512
4 20 55.0964 4312.9 1.1 13593.6 0.04289
5 20.5 56.4738 4420.72 1.3 16065.1 0.04824
6 21 57.8512 4528.54 1.3 16065.1 0.04597
7 22.5 61.9835 4852.01 1.6 19772.5 0.04929
8 24.5 67.4931 5283.3 2 24715.6 0.05196
9 25 68.8705 5391.12 2 24715.6 0.04991
10 26 71.6253 5606.77 2.2 27187.2 0.05076
11 26.5 73.0028 5714.59 2.2 27187.2 0.04886
12 27.5 75.7576 5930.23 2.3 28422.9 0.04743
13 35.5 97.7961 7655.39 4 49431.2 0.0495
14 38 104.683 8194.5 4.5 55610.1 0.0486
15 40 110.193 8625.79 4.8 59317.4 0.04679
Faktor Friksi Pipa Kecil (rata-rata f7,f8,f9)
No. f7 f8 f9 Faktor Friksi
1 0.0556 0.052 0.03749 0.0484
2 0.0526 0.051 0.03661 0.0467
3 0.0448 0.051 0.03302 0.0429
4 0.0426 0.05 0.02237 0.0383
5 0.0405 0.05 0.0219 0.0373
6 0.0386 0.049 0.0205 0.0361
7 0.0398 0.049 0.02048 0.0364
8 0.0388 0.049 0.01969 0.0357
9 0.0372 0.048 0.01004 0.0318
10 0.039 0.048 0.00949 0.0322
11 0.0398 0.047 0.00911 0.0321
12 0.037 0.047 0.00809 0.0306
13 0.0395 0.046 0.00769 0.0311
14 0.0388 0.045 0.00732 0.0304
15 0.0379 0.043 0.00697 0.0293
B. Menghitung Panjang Ekivalen (Le) Fitting (1, 2, 3, 5, 6)
𝐹
Rumus Panjang ekivalen : 𝐿𝑒 = 𝑣

Langkah-langkahnya :
𝜌 𝑣
Menghitung bilangan Reynold : 𝑅𝑒 =

Menghitung Pressure drop : Δ𝑃 = 𝑅 (𝜌𝐻 − 𝜌𝐿 )

Menghitung tenaga hilang akibat friksi : 𝐹 = Δ𝑃


Menghitung faktor friksi :
1. Jika fitting berada pada pipa besar, f yang digunakan adalah f pipa besar (f4)
2. Jika fitting berada pada pipa kecil, f yang digunakan adalah f pipa kecil
Perhitungan Le/D fitting :
1. Kran 1
Diameter luar : 0,875 cm
Diameter dalam : 0,683 cm
Luas fitting : 0,366 cm2
No. Q (ml/s) v (cm/s) Re R (cm) delta P faktor friksi Le
1 17.5 48.21 3773.78 1.1 13594 0.0389 204.7
2 18 49.59 3881.61 1.1 13594 0.0367 204.7
3 19.5 53.72 4205.07 1.1 13594 0.0327 196.1
4 20 55.1 4312.9 1.1 13594 0.0311 196.1
5 20.5 56.47 4420.72 1.1 13594 0.032 181
6 21 57.85 4528.54 1.1 13594 0.0305 181
7 22.5 61.98 4852.01 1.3 16065 0.0327 173.7
8 24.5 67.49 5283.3 1.5 18537 0.0371 149.3
9 25 68.87 5391.12 1.5 18537 0.0356 149.3
10 26 71.63 5606.77 1.7 21008 0.0368 151.5
11 26.5 73 5714.59 1.8 22244 0.0369 154
12 27.5 75.76 5930.23 1.8 22244 0.0356 148.1
13 35.5 97.8 7655.39 3.2 39545 0.0419 134.3
14 38 104.7 8194.5 3.6 44488 0.0401 137.6
15 40 110.2 8625.79 3.9 48195 0.0407 132.5
Le (cm) 166.3
Le/D 243.42
2. Pembesaran 2
Diameter luar : 2,75 cm
Diameter dalam : 2,32 cm
Luas pipa : 2,189 cm2

No. Q (ml/s) v (cm/s) Re R (cm) delta P faktor friksi Le


1 17.5 10.94 1800.49 0.2 2471.6 1.0023 58.95
2 18 11.25 1851.93 0.3 3707.3 0.9474 88.43
3 19.5 12.19 2006.26 0.2 2471.6 0.8072 58.95
4 20 12.5 2057.7 0.2 2471.6 0.7674 58.95
5 20.5 12.81 2109.15 0.2 2471.6 0.7304 58.95
6 21 13.13 2160.59 0.2 2471.6 0.696 58.95
7 22.5 14.06 2314.92 0.2 2471.6 0.6063 58.95
8 24.5 15.31 2520.69 0.3 3707.3 0.3409 132.6
9 25 15.63 2572.13 0.3 3707.3 0.3274 132.6
10 26 16.25 2675.01 0.3 3707.3 0.3027 132.6
11 26.5 16.56 2726.46 0.4 4943.1 0.2914 176.9
12 27.5 17.19 2829.34 0.4 4943.1 0.1353 353.7
13 35.5 22.19 3652.42 0.8 9886.2 0.0812 707.4
14 38 23.75 3909.64 1 12358 0.0709 884.3
15 40 25 4115.41 1 12358 0.0639 884.3
Le (cm) 256.4
Le/D 179.33

3. Bengkokan 3
Diameter luar : 2,75 cm
Diameter dalam : 2,32 cm
Luas pipa : 2,189 cm2
faktor
No. Q (ml/s) v (cm/s) Re R (cm) delta P friksi Le
1 17.5 10.94 1800.49 6.2 76618 1.0023 167.1
2 18 11.25 1851.93 6.2 76618 0.9474 162.5
3 19.5 12.19 2006.26 6.3 77854 0.8072 152.4
4 20 12.5 2057.7 6.3 77854 0.7674 148.6
5 20.5 12.81 2109.15 6.3 77854 0.7304 144.9
6 21 13.13 2160.59 6.3 77854 0.696 141.5
7 22.5 14.06 2314.92 6.5 80326 0.6063 136.2
8 24.5 15.31 2520.69 6.4 79090 0.3409 184.8
9 25 15.63 2572.13 6.4 79090 0.3274 181.1
10 26 16.25 2675.01 6.3 77854 0.3027 171.4
11 26.5 16.56 2726.46 6.2 76618 0.2914 165.5
12 27.5 17.19 2829.34 6.2 76618 0.1353 319
13 35.5 22.19 3652.42 5.3 65496 0.0812 211.2
14 38 23.75 3909.64 5 61789 0.0709 186.2
15 40 25 4115.41 4.8 59317 0.0639 169.8
Le (cm) 176.1
Le/D 123.18

4. Sambungan Pipa 5
Diameter luar : 0,875 cm
Diameter dalam : 0,683 cm
Luas fitting : 0,366 cm2
No. Q (ml/s) v (cm/s) Re R (cm) delta P faktor friksi Le
1 17.5 47.81 3759.36 1.7 21008 0.0389 323
2 18 49.18 3866.77 1.5 18537 0.0367 285
3 19.5 53.28 4189.01 1.5 18537 0.0327 273.1
4 20 54.64 4296.42 1.5 18537 0.0311 273.1
5 20.5 56.01 4403.83 1.5 18537 0.032 252
6 21 57.38 4511.24 1.5 18537 0.0305 252
7 22.5 61.48 4833.47 1.5 18537 0.0327 204.7
8 24.5 66.94 5263.11 1.4 17301 0.0371 142.3
9 25 68.31 5370.52 1.5 18537 0.0356 152.4
10 26 71.04 5585.34 1.4 17301 0.0368 127.4
11 26.5 72.4 5692.75 1.3 16065 0.0369 113.6
12 27.5 75.14 5907.57 1.2 14829 0.0356 100.8
13 35.5 96.99 7626.14 0.5 6178.9 0.0419 21.43
14 38 103.8 8163.19 0.3 3707.3 0.0401 11.7
15 40 109.3 8592.83 0.3 3707.3 0.0407 10.41
Le (cm) 169.5
Le/D 248.21

5. Pengecilan Pipa 6
Diameter luar : 0,875 cm
Diameter dalam : 0,683 cm
Luas fitting : 0,366 cm2
No. Q (ml/s) v (cm/s) Re R (cm) delta P faktor friksi Le
1 17.5 47.81 3759.36 0.8 9886.2 0.0389 152
2 18 49.18 3866.77 0.8 9886.2 0.0367 152
3 19.5 53.28 4189.01 0.8 9886.2 0.0327 145.6
4 20 54.64 4296.42 0.8 9886.2 0.0311 145.6
5 20.5 56.01 4403.83 0.8 9886.2 0.032 134.4
6 21 57.38 4511.24 0.8 9886.2 0.0305 134.4
7 22.5 61.48 4833.47 0.9 11122 0.0327 122.8
8 24.5 66.94 5263.11 1 12358 0.0371 101.6
9 25 68.31 5370.52 1 12358 0.0356 101.6
10 26 71.04 5585.34 1 12358 0.0368 91.01
11 26.5 72.4 5692.75 1.1 13594 0.0369 96.12
12 27.5 75.14 5907.57 1.2 14829 0.0356 100.8
13 35.5 96.99 7626.14 1.7 21008 0.0419 72.85
14 38 103.8 8163.19 1.9 23480 0.0401 74.13
15 40 109.3 8592.83 2 24716 0.0407 69.39
Le (cm) 113
Le/D 165.39
LEMBAR ASISTENSI

DIPERIKSA
KETERANGAN TANDA TANGAN
NO TANGGAL

Anda mungkin juga menyukai