Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN RESMI

MATERI : ALIRAN FLUIDA

KELOMPOK : VII / RABU

ANGGOTA : 1. APRILIA LAILA FAJRIN (21030112130049)

2. INDRA RIADI (21030112120017)

3. RIZKIA RAMADHINA ROSA (21030112130074)

LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2014
LAPORAN RESMI

MATERI : ALIRAN FLUIDA

KELOMPOK : VII / RABU

ANGGOTA : 1. APRILIA LAILA FAJRIN (21030112130049)

2. INDRA RIADI (21030112120017)

3. RIZKIA RAMADHINA ROSA (21030112130074)

LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2014

i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RESMI

LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA


UNIVERSITAS DIPONEGORO

Materi : Aliran Fluida

Kelompok : VII / Rabu

Anggota : 1. Aprilia Laila Fajrin (21030112130049)

2. Indra Riadi (21030112120017)

3. Rizkia Ramadhina Rosa (21030112130074)

Semarang, … Desember 2014


Mengesahkan,
Dosen Pembimbing

Ir. Diyono Ikhsan, S.U


NIP. 19511061979031001

ii
INTISARI
Fluida adalah zat yang bisa mengalir. Zat cair dapat mengalir dengan sendirinya dari
tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah atau tekanan tinggi ke tekanan rendah.
Sedang gas mengalir sendiri dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Pada praktikum ini akan
dipelajari mengenai perhitungan laju alir, bilangan Reynold pada setiap perubahan debit aliran,
hilang tekan (pressrure drop) dari aliran serta friksi untuk menghitung panjang ekivalen
fitting(kran, pembesaran, pengecilan, bengkokan, dan sambungan).
Fluida dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam. Berdasarkan pengaruh yang
terjadi terhadap perubahan tekanan, ada fluida tak mampat dan fluida mampat. Berdasarkan
kekentalannya, dibagi menjadi fluida newton dan non newton. Berdasarkan kapasitasnya dibagi
menjadi fluida stabil dan tidak stabil. Sedangkan berdasarkan tipe alirannya, dapat dibagi menjadi
alirana laminar dan turbulen. Dalam menentukan jenis aliran, digunakan rumus bilangan
Reynold. Selain itu, dalam praktikum ini juga dihitung mengenai panjang ekivelen untuk setiap
fitting. Panjang ekivalen adalah ekivalensinya terhadap panjang pipa lurus yang diameternya
tertentu yang memiliki besar friksi yang sama.
Bahan yang digunakan dalam aliran fluida adalah air dan rangkain alat utama terdiri dari
bak air, pompa, system pemipaan, dan manometer. Alat tambahan lain berupa picnometer,
stopwatch, dan gelas ukur.. Variabel percobaan yang digunakan adalah debit / laju alir. Prosedur
percobaan terlebih dahulu dilakukan tahap persiapan yaitu menentukan diameter pipa dan
penentuan densitas air. Kemudian dilanjutkan tahap operasi yaitu dengan mengubah-ubah kran
system dan kran bypass menjadi aliran transisi, laminar, dan turbulen. Setiap perubahan laju alir/
Bilangan Reynolds dicatat beda tinggi permukaan raksa pada semua manometer.
Hasil percobaan yang diperoleh adalah semakin besar bilangan Reynold maka faktor friksi
akan semakin kecil. Hal itu dikarenakan, bilangan Reynold akan semakin besar dengan
bertambahnya laju alir, namun faktor friksi akan menurun dengan bertambahnya laju alir.
Sehingga, hubungan antara bilangan Reynold dengan faktor friksi berbanding terbalik. Selain itu,
terdapat perbedaan antara Le/D praktis dan Le/D teoritis, hal ini menyebabkan gaya yang hilang
meningkat sehingga akan menurunkan efisiensi system
Kesimpulan dalam percobaan ini yaitu, semakin besar bilangan Reynold maka faktor friksi
akan semakin kecil dan nilai Le/D praktis lebih besar daripada Le/D teoritis. Saran yang dapat
kami berikan adalah teliti saat membaca manometer dan hati-hati dalam mengeluarkan
gelembung udara agar raksa tidak keluar dari manometer.

iii
SUMMARY
Fluid is a substance that can flow. Liquid can flow naturally from a higher place to a lower
place or high pressure to low pressure . While gas flows from high pressure to low pressure . In
this practice will be studied about calculation of flow rate, the Reynold number at each change of
flow rate, pressure drop of flow and friction to calculate the equivalent length of fittings (valve,
enlargement, reduction , bend, and connection).
Fluis can be classified into several types. Based on its influence of pressure change, there
are incompressible and compressible fluids. Based on its viscousity, divided in newtonian and non
newtonian fluids. Based on flow types, it can be divided in laminar and turbulent flows. For
determine the flow types, used a Reynold number formula. Except that, in this practice also
counting about equivalent length for each fittings. Equivalent length is its equivalent with straight
pipe length which certain diameter in same friction.
The materials used is water and the main tool consists of a water bucket , pumps , piping
systems, and manometers. Additional tools are picnometer , stopwatch , measuring glass , and
calipers . Experimental variable used is flow rate . The first procedure is preparation is determine
the diameter of the pipe and density of water. Then next steps is change the system valve dan bypass
valve to get a transition, laminar and turbulent flows. Every change of flow rate, Reynold number
and the different height of mercury surface are noted.
The experimental results is increasing Reynold number, friction factor will be decreasing.
It is because, Reynold number will be increase with increasing flow rates, but friction factor will
be decreasing with increasing flow rates. So, the relationship between Reynold number and friction
factor is reverse. Except that, there are different between Le/D practice and Le/D theoritical, this
is cause increase loss forces so that decreasing the system efficiency.
The conclusion are increasing Reynold number, friction factor will be decreasing and the
values of Le/D practice bigger than Le/D theoritical. The advices that we can give is carefully read
the manometer and be carefull when removing bubles air so that mercury not go out from the
manometer.

iv
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan Laporan Resmi Praktikum Unit Operasi Teknik Kimia berjudul Aliran Fluida
dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai syarat untuk menyelesaikan
Praktikum Unit Operasi Teknik Kimia. Selain itu pembuatan Laporan Resmi Praktikum Unit
Operasi Teknik Kimia ini adalah sebagai bukti hasil dari percobaan-percobaan yang dilakukan saat
praktikum, dan untuk melengkapi tugas dari Praktikum Unit Operasi Teknik Kimia. Penulisan
laporan ini didasarkan pada hasil percobaan yang dilakukan selama praktikum serta literatur-
literatur yang ada baik dari buku maupun sumber lainnya. Dengan ini, kami juga menyampaikan
terima kasih kepada:
1. Orang tua yang telah memberikan dukungan baik materil maupun spiritual.
2. Bapak Ir. Diyono Ikhsan, SU. selaku Penanggung jawab Laboratorium Proses Kimia
sekaligus dosen pembimbing materi Aliran Fluida
3. Kakak-kakak Asisten Laboratorium Unit Operasi Teknik Kimia.
Laporan ini merupakan tulisan yang dibuat berdasarkan percobaan yang telah dilakukan.
Tentu ada kelemahan dalam teknik pelaksanaan maupun dalam tata penulisan laporan ini. Maka
kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan dalam tujuan menemukan refleksi untuk
peningkatan mutu dari laporan serupa di masa mendatang. Akhir kata, mohon maaf apabila ada
kesalahan. Terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Semarang, 10 Desember 2014


Penyusun

v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................................ii
INTISARI ..................................................................................................................................iii
SUMMARY............................................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ v
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................................viii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................................... ix
BAB I Pendahuluan................................................................................................................. 1
I.1. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
I.2. Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
I.3. Tujuan.................................................................................................................... 1
I.4. Manfaat.................................................................................................................. 2
BAB II Tinjauan Pustaka.......................................................................................................... 3
II.1 Pengertian Fluida .................................................................................................. 3
II.2 Klasifikasi Aliran Fluida ....................................................................................... 3
BAB III Metode Percobaan ....................................................................................................... 6
III.1 Bahan dan Alat yang Digunakan ......................................................................... 6
III.2 Variabel ............................................................................................................... 6
III.3 Gambar Alat Utama ............................................................................................. 7
III.4 Respon ................................................................................................................. 7
III.5 Data yang Dibutuhkan ......................................................................................... 7
III.6 Cara Kerja ............................................................................................................ 7
BAB IV Hasil Percobaan dan Pembahasan ............................................................................... 9
IV.1 Hasil Percobaan ................................................................................................... 9
IV.2 Pembahasan ......................................................................................................... 9
BAB V Penutup ....................................................................................................................... 14
V.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 14
V.2 Saran ................................................................................................................... 14

vi
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 15
LAMPIRAN

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Hubungan Bilangan Reynold (Re) dengan Faktor Friksi (f) Pipa Besar ................ 9
Gambar 4.2 Hubungan Bilangan Reynold (Re) dengan Faktor Friksi (f) Rata-rata
Pipa kecil ………………………………………………................……………...10

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil Percobaan ....................................................................................................... 9


Tabel 4.2.1 Data Bilangan Reynold (Re) dengan Faktor Friksi (f) Rata-rata
Pipa kecil ………………………………………………................……………...10
Tabel 4.2.2 Perbandingan Le/D Praktis dengan Le/D Teoritis................................................ 13

ix
ALIRAN FLUIDA

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Dasar-dasar ilmiah unit operasi banyak menerapkan beberapa hukum-hukum dasar
seperti perpindahan momentum, perpindahan panas dan perpindahan massa. Serta
kesetimbangan fisika, kimia, thermodinamika maupun fenomena perpindahan. Pengertian
unit operasi secara konversi adalah operasi tanpa disertai reaksi kimia. Pada percobaan
aliran fluida aliran dapat dikatakan sebagai salah satu operasi tanpa disertai reaksi kimia,
dimana aliran fluida menekankan pada hukum perpindahan momentum yang terjadi pada
media bergerak serta mempelajari prinsip-prinsip perhitungan dan transportasi fluida.

I.2 Rumusan Masalah


Praktikum aliran fluida merupakan praktikum yang membahas tentang prinsip-prinsip
perhitungan dan transportasi fluida. Pada parktikum ini akan dipelajari mengenai
perhitungan laju alir, bilangan Reynold pada setiap perubahan debit aliran, hilang tekan
(pressure drop) dari aliran serta friksi dan faktor friksi.

I.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Dapat merancang dan atau merakit alat percobaan.
2. Mampu melakukan dan mengoperasikan alat percobaan.
3. Dapat mengukur debit dan menghitung laju alir dengan menggunakan alat ukur yang
ada.
4. Dapat menghitung bilangan Reynold pada setiap perubahan debit aliran.
5. Dapat menghitung hilang tekan (pressure drop) dari aliran dengan membaca beda
tinggi manometer.
6. Dapat menganalisa dan mengumpulkan hasil percobaan, dengan menghitung friksi
dan faktor friksi pipa, panjang ekuivalen kran (valve), pembesaran (sudden
enlargement), pengecilan (sudden contraction), bengkokan (elbow) dan sambungan
(flange).
7. Mampu membuat laporan praktikum secara tertulis.

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2014 1


ALIRAN FLUIDA

I.4 Manfaat
Dengan melakukan percobaan aliran fluida diharapkan dapat menghitung laju alir,
bilangan Reynold pada setiap perubahan debit aliran, hilang tekan (pressure drop) dari
aliran serta friksi dan faktor friksi.

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2014 2


ALIRAN FLUIDA

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Pengertian Fluida
Fluida / zat alir adalah zat yang bisa mengalir, zat cair dapat mengalir dengan
sendirinya dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah atau tekanan tinggi ke
tekanan rendah. Sedang gas mengalir sendiri dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Bila
tidak memenuhi persyaratan tersebut, maka untuk mengalirkan fluida harus direkayasa
dengan penambahan tenaga dari luar. Untuk zat cair menggunakan pompa, gas
menggunakan fan, blower atau kompressor.
II.2 Klasifikasi Aliran Fluida
Ditinjau pengaruh yang terjadi bila fluida mengalami perubahan tekanan, dibagi
menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Fluida tak mampat (incompressible); apabila terjadi perubahan tekanan tidak
mengalami perubahan sifat fisik, missal volume tetap sehingga rapat massa (density)
juga tetap. Jenis fluida ini adalah fluida fase cair stabil, misalnya : air, air raksa,
minyak dan cairan lain.
2. Fluida mampat (compressible); apabila terjadi perubahan tekanan akan mengalami
perubahan volume, sehingga mengalami perubahan rapat massa. Jenis fluida ini
adalah fluida fase gas, misalnya : udara, steam, dan gas-gas lain.
Dalam percobaan ini, dilakukan untuk aliran fluida cair. Ditinjau dari kekentalannya,
zat cair dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Fluida Newton (Newtonian fluid )
Yaitu zat cair yang dalam keadaan mengalir, antara tegangan geser (shear stress) yang
terjadi memberikan hubungan linier /garis lurus dengan deformasi kecepatan/gradient
kecepatan dari pola alirannya, yang termasuk ini adalah fluida yang kekentalannya
rendah/encer.
2. Fluida Non Newton (Non Newtonian fluid)
Yaitu bila zat cair yang mengalir memberikan hubungan yang tidak linier (kurva
lengkung), yang termasuk ini adalah fluida kental (pekat).
Aliran fluida cair dalam pipa, bila ditinjau dari kestabilan kapasitas atau debitnya,
dibagi 2 yaitu:
1. Aliran dalam keadaan stabil (steady state), apabila debitnya selama waktu yang ditinjau
adalah tetap.

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2014 3


ALIRAN FLUIDA

2. Aliran dalam keadaan tak stabil (unsteady state), apabila debitnya tidak tetap/ berubah.
Sedangkan tipe aliran bila ditinjau dari olakan yang terjadi, dibagi 2 yaitu :
1. Aliran laminar; bila partikel fluida bergerak dalam lintasan lintasan yang paralel,
dengan kecepatan rendah sehingga tidak terjadi arus olakan.
2. Aliran turbulen; bila partikel fluida bergerak dalam lintasan lintasan tak teratur dengan
kecepatan tinggi sehingga terjadi arus olakan.
Untuk mengetahui tipe aliran fluida dalam pipa, yang paling mudah dengan
menghitung bilangan Reynold (Re) :

Dimana,
Di = diameter dalam pipa
ρ = rapat massa fluida
ν = laju alir fluida
μ = viskositas fluida
Ketentuan aliran fluida dalam pipa :
Re < 2000 tipe aliran laminar
Re 2000-3000 transisi
Re > 3000 tipe aliran turbulen
Sistem pemipaan untuk aliran fluida, disamping pipa lurus juga dilengkapi dengan
fitting, antara lain: sambungan pipa, bengkokan, pembesaran, pengecilan, kran dan
sebagainya. Pada fluida yang mengalir dalam pipa. Dari neraca massa diperoleh
persamaan kontinyuitas yang intinya kapasitas massa atau debit tetap, sedang dari neraca
tenaga diperoleh persamaan tenaga yang sering disebut sebagai persamaan Bernoulli,
yaitu :

Keterangan:
ΔE = beda tenaga dakhil
𝑔
∆𝑍 𝑔 = beda tenaga potensial
𝑐

∆𝑣 2
= beda tenaga kinetis
2𝛼𝑔𝑐
∆𝑃
= beda tenaga tekan
𝜌

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2014 4


ALIRAN FLUIDA

Q = efek panas yang terjadi


ΣF = jumlah kehilangan tenaga akibat friksi yang terjadi
-Wf = tenaga yang diberikan dari luar missal melalui tenaga pompa
Jumlah tenaga hilang akibat friksi, berasal dari friksi pipa lurus ditambah friksi dari
fitting. Friksi pipa lurus bisa menggunakan persamaan Fanning atau persamaan D’Arcy,
untuk keperluan teknis praktis biasanya menggunakan persamaan D’Arcy :

f = faktor friksi D’Arcy


Merupakan fungsi dari bilangan Reynold dan kekasaran relatif permukaan dalam pipa.
f = φ (Re, ε/D )
D = diameter dalam pipa
L = panjang pipa
V = laju alir
Sedang friksi fitting dihitung, dengan menyatakan panjang ekuivalen fitting terhadap pipa
lurus.
Panjang ekuivalen fitting (Le) adalah ekuivalensinya terhadap panjang pipa lurus yang
diameternya tertentu yang memiliki besar friksi yang sama.
Dengan demikian perhitungan friksi fitting bisa menggunakan persamaan D’Arcy :

Kehilangan tenaga akibat friksi, baik pipa lurus maupun fitting bisa dihitung dari
kehilangan tekanan (pressure drop) yang dihitung dari penunjukan alat ukur yang
digunakan, missal : manometer.

R = pembacaan manometer (beda tinggi permukaan) fluida pengukur , misal air raksa
𝜌𝐻 = rapat massa fluida pengukur, missal air raksa
𝜌𝐿 = rapat fluida yang mengalir dalam percobaan, misal air

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2014 5


ALIRAN FLUIDA

BAB III
METODE PERCOBAAN

III.1 Alat dan Bahan Percobaan


Bahan : Air
Alat yang digunakan dalam percobaan aliran fluida , dibagi dalam 2 bagian, yaitu :
A. Rangkaian alat utama, yang terdiri dari :
1. Bak air
2. Pompa
3. Sistem pemipaan yang terdiri : pipa lurus, sambungan, bengkokan, kran,
pembesaran,
4. Pengecilan.
5. Manometer dengan media pengukur air raksa
B. Peralatan pembantu ,yang terdiri dari :
1. Picnometer ; untuk menentukan rapat massa
2. Stopwatch ; untuk mengukur waktu
3. Gelas ukur 500 ml ; untuk mengukur volume
4. Jangka Sorong ; untuk mengukur diameter pipa
III.2 Variabel Percobaan
Variabel berubah : debit/laju alir
III.3 Gambar Alat Utama

Gambar 3.1 Rangkaian Alat Percobaan


Keterangan gambar :
A. Bak air
B. Pompa
C. Sistem Pemipaan

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2014 6


ALIRAN FLUIDA

D. Kran Bypass
Keterangan alat ukur / manometer
1. Kran
2. Pembesaran pipa
3. Bengkokan pipa
4. Pipa lurus datar
5. Sambungan pipa
6. Pengecilan pipa
7. Pipa lurus datar
8. Pipa lurus tegak (vertical)
9. Pipa lurus datar
10. Pipa lurus datar
III.4 Respon
1. Pengukuran debit air
2. Perhitungan bilangan Reynold
III.5 Data yang dibutuhkan
1. Perbedaan tinggi manometer
2. Debit berdasarkan tiap kran laju alir
III.6 Prosedur Percobaan
Prosedur percobaan dapat dibagi 2 tahap :
A. Tahap Persiapan
1. Penentuan diameter pipa
2. Penentuan rapat massa cairan yang akan digunakan untuk percobaan
3. Merakit rangkaian alat percobaan
B. Tahap Operasi
1. Periksa kran bypass dalam keadaan terbuka, dan kran sistem pipa (1) dan kran-
kran yang mengalir ke pipa manometer tertutup.
2. Hidupkan pompa dan tunggu sampai laju alir konstan.
3. Buka kran sistem pipa (1) sedangkan kran-kran yang mengalir ke manometer tetap
tertutup tunggu hingga laju alir cairan keluaran sistem pipa stabil.
4. Buka kran manometer perpasang dan periksa cairan dalam manometer, jangan ada
gelembung udara.
5. Atur kran (1) untuk mengatur variasi debit air yang mengalir pada sistem pemipaan
dan hitung bilangan Reynoldnya.

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2014 7


ALIRAN FLUIDA

6. Catat pembacaan manometer 1-9.


7. Ulangi langkah nomor 5 dengan bukaan kran (1) yang berbeda (bila perlu kran bypass
dikecilkan untuk memperbesar debit air) hingga mendapatkan variasi Reynold aliran
laminar, transisi, turbulen.
8. Buat tabel hasil percobaan (debit, R1 s/d R9)

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2014 8


ALIRAN FLUIDA

BAB IV
HASIL PERCOBAAN dan PEMBAHASAN

IV.1 HASIL PERCOBAAN


Tabel 4.1 Hasil Percobaan
Q R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9
NO
(mL/s) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm)
1 6.5 7.7 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.3 0.1 0.1
2 7 7 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.3 0.1 0.1
3 9 6.8 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.2 0.3
4 18 0.1 0.1 0.1 0.1 0.2 0.4 1.3 0.8 1.2
5 20 0.1 0.1 0.1 0.1 0.2 0.3 1.5 1 1.4
6 21 0.1 0.1 0.1 0.1 0.4 0.5 2.4 1.1 1.4
7 24 0.1 0.1 0.1 0.1 0.5 0.4 2.2 1.4 1.9
8 24.5 0.1 0.1 0.1 0.1 0.3 0.6 2.1 1.5 2
9 27 0.1 0.1 0.1 0.1 0.5 0.8 2.5 1.6 2.4
10 29.5 0.1 0.1 0.1 0.1 0.6 1 3.4 2 2.8
11 33.5 0.1 0.1 0.1 0.1 1 1.3 4 2.4 3.5
12 36 0.1 0.1 0.1 0.1 1 1.6 4.5 2.9 4
13 38.5 0.1 0.1 0.1 0.1 1.2 1.7 5 3.4 4.7
14 43 0.1 0.1 0.1 0.1 1.4 2 6 4 5.4
15 46 0.1 0.5 0.1 0.1 2 3 8.3 5.4 7.9

IV.2 PEMBAHASAN
IV.2.1 Hubungan Bilangan Reynold (Re) dengan Faktor Friksi (f) pada Pipa Besar dan
Pipa Kecil

2.5
faktor friksi (f)

1.5

0.5

0
0 1000 2000 3000 4000 5000
Bilangan Reynold (Re)
Gambar 4.1 Hubungan Bilangan Reynold (Re) dengan Faktor
Friksi (f) Pipa Besar

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2014 9


ALIRAN FLUIDA

1.2

faktor friksi rata-rata (f)


1

0.8

0.6

0.4

0.2

0
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000
Bilangan Reynold (Re)
Gambar 4.2 Hubungan Bilangan Reynold (Re) dengan Faktor
Friksi (f) rata-rata Pipa Kecil

Pada grafik 4.1 dan grafik 4.2 dapat dilihat bahwa terjadi penurunan nilai
faktor friksi seiring dengan peningkatan bilangan Reynold, baik pada pipa besar
maupun pada pipa kecil. Besarnya faktor friksi tergantung pada kekasaran pipa,
diameter pipa, dan bilangan Reynold. Hal ini dapat dijelaskan daengan persamaan
berikut.
𝝆 𝑫𝒊 𝒗
Reynold (𝑅𝑒) =
𝝁

Dimana, Di = diameter dalam pipa (cm)


𝜌 = rapat massa fluida (gr/cm3)
𝑣 = laju aliran fluida (cm/s)
𝜇 = viskositas fluida (gr/cm.s)

∆𝐏. 𝟐𝐠 𝐜 . 𝐃𝐢
𝐟𝐚𝐤𝐭𝐨𝐫 𝐟𝐫𝐢𝐤𝐬𝐢 (𝐟) =
𝐋. 𝐯 𝟐
Dimana, ∆𝑷 = pressure drop (gr/cm3)
𝒈𝒄 = percepatan gravitasi (cm/s2)
𝑫𝒊 = diameter dalam pipa (cm)
L = panjang pipa (cm)
𝒗 = laju alir fluida (cm/s)

Dari kedua persamaan tersebut apabila diasumsi nilai dari 𝐃𝐢, 𝛍, 𝐠 𝐜 , ∆𝐏, dan
L dianggap konstan, maka dapat disimpulkan bahwa besarnya bilangan Reynold
(Re) dan faktor friksi (f) tergantung pada laju alir fluida (v). Dimana lajur alir
fluida berbanding lurus dengan bilangan Reynold dan berbanding terbalik dengan
faktor friksi (f). Dari hubungan tersebut dapat diketahui bahwa bilangan Reynold

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2014 10


ALIRAN FLUIDA

yang semakin besar mengindikasikan bahwa laju alir fluida semakin besar, dan
dengan laju alir fluida yang semakin besar mengakibatkan faktor friksi akan
semakin kecil karena memiliki hubungan berbanding terbalik.
Dalam percobaan ini, ada 4 pipa lurus yang digunakan yaitu 1 pipa besar dan
3 pipa kecil. Pipa besar yang digunakan adalah pipa ke-4. Sedangkan pipa kecil
yang digunakan adalah pipa ke-7, 8, dan 9. Untuk menghitung faktor friksi pipa
besar dan pipa kecil langkahnya yaitu menghitung ∆𝑷 dan F terlebih dahulu,
dimana F=∆𝑷 untuk pipa horizontal. Namun, terjadi perbedaan untuk
menghitung faktor friksi pipa ke-8 karena pipa ke-8 berbentuk pipa vertikal.
Sehingga, tenaga yang hilang akibat friksi (F) juga dipengaruhi oleh energi
potensialnya.
Pada pipa kecil, faktor friksi yang digunakan adalah faktor friksi rata-rata
karena ada 3 pipa kecil yang digunakan. Setelah mendapatkan keseluruhan nilai
faktor friksi untuk setiap pipa kecil, ketiga nilai faktor friksi tersebut dirata-rata
𝒇𝟕 +𝒇𝟖 +𝒇𝟗
untuk membuat grafik. Sehingga, f =
𝟑
Data yang digunakan untuk membuat grafik pipa kecil dapat dilihat pada
tabel 4.2.1
Tabel 4.2.1 Data Bilangan Reynold (Re) dan Faktor Friksi (f) Rata-Rata
Pipa Kecil
f pipa kecil
Re pipa kecil f7 f8 f9
(rata-rata)
1368 0,1241 0,0381 3,0934 1,0852
1474,69 0,107 0,0328 2,3215 0,82046
1905,29 0,0216 0,0397 2,3605 0,80728
3809,6 0,0701 0,0397 0,2615 0,12377
4227,47 0,0655 0,0402 0,242 0,11594
4440,48 0,0951 0,0401 0,1317 0,089
5080,78 0,0668 0,0391 0,0588 0,0549
5186,63 0,0612 0,0402 0,1129 0,07142
5403,816 0,0698 0,0377 0,0769 0,06147
5710,36 0,0599 0,0353 0,0664 0,05389
6242,89 0,0683 0,037 0,0528 0,05271
7086,74 0,0623 0,0344 0,0065 0,0344
7619,27 0,0607 0,036 0,0019 0,03286
8143,61 0,059 0,0369 0,0016 0,0325
9093,97 0,0567 0,0348 0,0157 0,03575
9667,46 0,0686 0,0411 0,016 0,04188

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2014 11


ALIRAN FLUIDA

IV.2.2 Panjang Ekivelen pada Fitting


Panjang ekivalen fitting adalah ekivalensinya terhadap pipa lurus pada harga
friksi dan diameter yang sama (Ikhsan dan Suherman, 2002). Fitting merupakan
bagian dalam sistem pemipaan yang berfungsi untuk :
a. Menyambung dua buah pipa dengan kriteria:
- Tanpa merubah arah dan diameter pipa, disebut coupling
- Merubah arah pipa, disebut elbow
- Merubah diameter pipa, disebut reducing
b. Membatasi aliran dalam pipa, disebut plug
c. Membuat aliran bercabang/percabangan pipa, disebut tees, crossing.
Pada dasarnya besar tenaga gesek yang dialami oleh zat cair yang mengalir
dalam pipa, terdiri dari dua macam friksi :
a. Skin Friction (Fs) yaitu tenaga gesek yang disebabkan oleh fluida yang
mengalir dalam pipa yang permukaannya halus.
b. Form Friction (Fm) yaitu tenaga gesek yang disebabkan oleh kekasaran pipa
yang kontak dengan fluida sehingga menimbulkan pemisahan fluida atau arus
putar / olakan.
Adanya pemisahan lapisan akan menimbulkan penyebaran tenaga yang
mengakibatkan bertambahnya tenaga gesek. Pada fitting juga terjadi penyebaran
tenaga tersebut, sehingga terjadi kehilangan tenaga sebagai tenaga gesek. Untuk
menghitung tenaga gesek pada fitting dengan menyatakan panjang ekivalen fitting
terhadap pipa lurus. Panjang ekivalen fitting adalah ekivalensinya terhadap pipa
lurus pada harga friksi dan diameter yang sama. Dengan demikian, tenaga gesek
dari fitting bisa dinyatakan sebagai persamaan :

Sehingga,
𝐿𝑒 𝐹 𝑓𝑖𝑡𝑡𝑖𝑛𝑔. 2. 𝑔𝑐
=
𝐷 𝑓. 𝑣 2

Setelah dilakukan perhitungan Le/D praktis dan pembacaan Le/D pada


referensi, didapatkan hasil perbandingan Le/D praktis dan Le/D teoritis yang dapat
dilihat pada tabel 4.2.2 berikut :

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2014 12


ALIRAN FLUIDA

Tabel 4.2.2 Perbandingan Le/D praktis dan Le/D teoritis


Le/D Le/D
No Fitting
praktis teoritis
1 Kran (1) 104,51 450
2 Pembesaran (2) 78,391 25
3 Bengkokan (3) 61,894 30
4 Sambungan pipa (5) 47,656 20
5 Pengecilan pipa (6) 68,103 9,5

Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa Le/D percobaan lebih tinggi daripada Le/D
teoritis. Hal ini menyebabkan gaya yang hilang akibat friksi semakin besar, sesuai
dengan persamaan D’Arcy
𝒇. 𝑳𝒆. 𝒗𝟐
𝑭=
𝟐. 𝒈𝒄 . 𝑫𝒊
Peningkatan gaya hilang akibat friksi mengakibatkan adanya pressure drop
dapat mengurangi head aliran, sehingga daya yang dibutuhkan akan meningkat
dan akan mengurangi efisiensi sistem pemipaan.

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2014 13


ALIRAN FLUIDA

BAB V
PENUTUP

V.1 Kesimpulan
1. Semakin besar bilangan Reynold mengakibatkan faktor friksi semakin kecil karena
peningkatan bilangan Reynold mengindikasikan laju alir semakin besar yang
berakibat faktor friksi mengecil karena memiliki hubungan berbanding terbalik.
2. Le/D praktis lebih besar daripada Le/D referensi. Hal ini menyebabkan gaya yang
hilang meningkat sehingga akan menurunkan efisiensi sistem.

V.2 Saran
1. Teliti dalam pembacaan beda tinggi permukaan raksa manometer
2. Hati-hati dalam mengeluarkan gelembung udara agar raksa tidak keluar dari
manometer
3. Atur laju alir dengan membuka kran perlahan-lahan.
4. Amati manometer ketika mengubah laju alir agar raksa tidak keluar dari manometer.

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2014 14


ALIRAN FLUIDA

DAFTAR PUSTAKA

Ikhsan, Diyono dan Suherman. 2002. Operasi Teknik Kimia 1. Teknik Kimia Fakultas Teknik.
Universitas Diponegoro. Semarang.

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2014 15


LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA

Materi :

ALIRAN FLUIDA

Disusun oleh :

Kelompok 7 / Rabu

1. Aprilia Laila Fajrin (21030112130094)


2. Indra Riadi (21030112120017)
3. Rizkia Ramadhina Rosa (21030112130074)

LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA


TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Dapat merancang dan atau merakit alat percobaan.
2. Mampu melakukan dan mengoperasikan alat percobaan.
3. Dapat mengukur debit dan menghitung laju alir dengan menggunakan alat ukur yang
ada.
4. Dapat menghitung bilangan Reynold pada setiap perubahan debit aliran.
5. Dapat menghitung hilang tekan (pressure drop) dari aliran dengan membaca beda
tinggi manometer.
6. Dapat menganalisa dan mengumpulkan hasil percobaan, dengan menghitung friksi
dan faktor friksi pipa, panjang ekuivalen kran (valve), pembesaran (sudden
enlargement), pengecilan (sudden contraction), bengkokan (elbow) dan sambungan
(flange).
7. Mampu membuat laporan praktikum secara tertulis.

II. METODE PERCOBAAN


a. Alat dan Bahan Percobaan
 Bahan : Air
 Alat yang digunakan dalam percobaan aliran fluida , dibagi dalam 2 bagian, yaitu :
A. Rangkaian alat utama, yang terdiri dari :
1. Bak air
2. Pompa
3. Sistem pemipaan yang terdiri : pipa lurus, sambungan, bengkokan, kran,
pembesaran,
4. Pengecilan.
5. Manometer dengan media pengukur air raksa

Gambar Rangkaian Alat Utama


B. Peralatan pembantu ,yang terdiri dari :
1. Picnometer ; untuk menentukan rapat massa
2. Stopwatch ; untuk mengukur waktu
3. Gelas ukur 500 ml ; untuk mengukur volume
4. Jangka Sorong ; untuk mengukur diameter pipa

b. Prosedur Percobaan
Prosedur percobaan dapat dibagi 2 tahap :
A. Tahap Persiapan
1. Penentuan diameter pipa
2. Penentuan rapat massa cairan yang akan digunakan untuk percobaan
3. Merakit rangkaian alat percobaan
B. Tahap Operasi
1. Periksa kran bypass dalam keadaan terbuka, dan kran sistem pipa (1) dan kran-
kran yang mengalir ke pipa manometer tertutup.
2. Hidupkan pompa dan tunggu sampai laju alir konstan.
3. Buka kran sistem pipa (1) sedangkan kran-kran yang mengalir ke manometer
tetap tertutup tunggu hingga laju alir cairan keluaran sistem pipa stabil.
4. Buka kran manometer perpasang dan periksa cairan dalam manometer, jangan
ada gelembung udara.
5. Atur kran (1) untuk mengatur variasi debit air yang mengalir pada sistem
pemipaan dan hitung bilangan Reynoldnya.
6. Catat pembacaan manometer 1-9.
7. Ulangi langkah nomor 5 dengan bukaan kran (1) yang berbeda (bila perlu kran
bypass dikecilkan untuk memperbesar debit air) hingga mendapatkan variasi
Reynold aliran laminar, transisi, turbulen.
8. Buat tabel hasil percobaan (debit, R1 s/d R9)

III. HASIL PERCOBAAN

Q Re pipa Re pipa R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9
NO
(mL/s) besar kecil (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm)
1 20 1948,3 4227,47 0,1 0,1 0,1 0,1 0,2 0,3 1,5 1 1,4
2 18 1759,15 3809,6 0,1 0,1 0,1 0,1 0,2 0,4 1,3 0,8 1,2
3 6,5 624,21 1368 7,7 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,3 0,1 0,1
4 7 682,85 1474,69 7 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,3 0,1 0,1
5 9 970,12 1905,29 6,8 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,2 0,3
6 24 2345,54 5080,78 0,1 0,1 0,1 0,1 0,5 0,4 2,2 1,4 1,9
7 24,5 2383,37 5186,63 0,1 0,1 0,1 0,1 0,3 0,6 2,1 1,5 2
8 29,5 2875,18 6242,89 0,1 0,1 0,1 0,1 0,6 1 3,4 2 2,8
9 21 2042,89 4440,48 0,1 0,1 0,1 0,1 0,4 0,5 2,4 1,1 1,4
10 27 2629,27 5710,36 0,1 0,1 0,1 0,1 0,5 0,8 2,5 1,6 2,4
11 36 3518,31 7619,27 0,1 0,1 0,1 0,1 1 1,6 4,5 2,9 4
12 33,5 3272,4 7086,74 0,1 0,1 0,1 0,1 1 1,3 4 2,4 3,5
13 46 4483,01 9667,46 0,1 0,5 0,1 0,1 2 3 8,3 5,4 7,9
14 38,5 3745,3 8143,61 0,1 0,1 0,1 0,1 1,2 1,7 5 3,4 4,7
15 43 4199,27 9093,97 0,1 0,1 0,1 0,1 1,4 2 6 4 5,4

Semarang, 22 Oktober 2014


Mengetahui
PRAKTIKAN ASISTEN

Aprilia LF Indra R Rizkia RR Faad Yahya


LEMBAR PERHITUNGAN

Q Re pipa Re pipa R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9
NO (mL/s) besar kecil (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm)
1 20 1948,3 4227,47 0,1 0,1 0,1 0,1 0,2 0,3 1,5 1 1,4
2 18 1759,15 3809,6 0,1 0,1 0,1 0,1 0,2 0,4 1,3 0,8 1,2
3 6,5 624,21 1368 7,7 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,3 0,1 0,1
4 7 682,85 1474,69 7 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,3 0,1 0,1
5 9 970,12 1905,29 6,8 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,2 0,3
6 24 2345,54 5080,78 0,1 0,1 0,1 0,1 0,5 0,4 2,2 1,4 1,9
7 24,5 2383,37 5186,63 0,1 0,1 0,1 0,1 0,3 0,6 2,1 1,5 2
8 29,5 2875,18 6242,89 0,1 0,1 0,1 0,1 0,6 1 3,4 2 2,8
9 21 2042,89 4440,48 0,1 0,1 0,1 0,1 0,4 0,5 2,4 1,1 1,4
10 27 2629,27 5710,36 0,1 0,1 0,1 0,1 0,5 0,8 2,5 1,6 2,4
11 36 3518,31 7619,27 0,1 0,1 0,1 0,1 1 1,6 4,5 2,9 4
12 33,5 3272,4 7086,74 0,1 0,1 0,1 0,1 1 1,3 4 2,4 3,5
13 46 4483,01 9667,46 0,1 0,5 0,1 0,1 2 3 8,3 5,4 7,9
14 38,5 3745,3 8143,61 0,1 0,1 0,1 0,1 1,2 1,7 5 3,4 4,7
15 43 4199,27 9093,97 0,1 0,1 0,1 0,1 1,4 2 6 4 5,4

A. Menghitung Pipa Lurus (4, 7, 8, 9)

1. Pipa Lurus 4 (pipa besar)


Diameter luar : 2 cm
Diameter dalam : 1,57 cm
Panjang pipa : 142 cm
Luas pipa :1,935 cm2
Viskositas fluida : 0,0086 g/cm,s
Densitas fluida : 0,99 g/cm3
Densitas air raksa :13,6 g/cm3
Percepatan gravitasi : 980 cm/s2

𝜌.𝐷𝑖.𝑣
Menghitung bilangan Reynold : 𝑅𝑒 =
𝜇
𝑔
Menghitung Pressure drop : ∆𝑃 = 𝑅 (𝜌𝐻 − 𝜌𝐿 ) 𝑔𝑐

Menghitung tenaga hilang akibat friksi : 𝐹 = ∆𝑃

𝐹.2𝑔𝑐.𝐷𝑖
Menghitung faktor friksi : 𝑓 =
𝐿𝑒 .𝑣 2

NO Q(mL/s) V4 Re R4 ∆P (F4) f4
1 6,5 3,3592 624,21 0,1 1235,78 2,422
2 7 3,6176 682,85 0,1 1235,78 2,088
3 9 4,6512 970,12 0,1 1235,78 1,263
4 18 9,3023 1759,15 0,1 1235,78 0,316
5 20 10,336 1948,30 0,1 1235,78 0,256
6 21 10,853 2042,89 0,1 1235,78 0,232
7 24 12,403 2345,54 0,1 1235,78 0,178
8 24,5 12,661 2383,37 0,1 1235,78 0,17
9 27 13,953 2629,27 0,1 1235,78 0,14
10 29,5 15,245 2875,18 0,1 1235,78 0,118
11 33,5 17,313 3272,40 0,1 1235,78 0,091
12 36 18,605 3518,31 0,1 1235,78 0,079
13 38,5 19,897 3745,30 0,1 1235,78 0,069
14 43 22,222 4199,27 0,1 1235,78 0,055
15 46 23,773 4483,01 0,1 1235,78 0,048
rata-rata 2498,611 0,502

2. Pipa Lurus 7 (pipa kecil)


Diameter luar : 0,825 cm
Diameter dalam : 0,68 cm
Panjang pipa : 144 cm
Luas pipa : 0,387 cm2
Viskositas fluida : 0,0086 g/cm,s
Densitas fluida : 0,99 g/cm3
Densitas air raksa :13,6 g/cm3
Percepatan gravitasi : 980 cm/s2

𝜌.𝐷𝑖.𝑣
Menghitung bilangan Reynold : 𝑅𝑒 =
𝜇
𝑔
Menghitung Pressure drop : ∆𝑃 = 𝑅 (𝜌𝐻 − 𝜌𝐿 ) 𝑔𝑐

Menghitung tenaga hilang akibat friksi : 𝐹 = ∆𝑃

𝐹.2𝑔𝑐.𝐷𝑖
Menghitung faktor friksi : 𝑓 =
𝐿𝑒.𝑣 2

NO Q (mL/s) V7 Re R7 ∆P (F7) f7
1 6,5 16,796 1368 0,3 3707,34 0,124
2 7 18,088 1474,69 0,3 3707,34 0,107
3 9 23,256 1905,29 0,1 1235,78 0,022
4 18 46,512 3809,6 1,3 16065,14 0,07
5 20 51,68 4227,47 1,5 18536,7 0,066
6 21 54,264 4440,48 2,4 29658,72 0,095
7 24 62,016 5080,78 2,2 27187,16 0,067
8 24,5 63,307 5186,63 2,1 25951,38 0,061
9 27 69,767 5710,36 2,5 30894,5 0,06
10 29,5 76,227 6242,89 3,4 42016,52 0,068
11 33,5 86,563 7086,74 4 49431,2 0,062
12 36 93,023 7619,27 4,5 55610,1 0,061
13 38,5 99,483 8143,61 5 61789 0,059
14 43 111,11 9093,97 6 74146,8 0,057
15 46 118,86 9667,46 8,3 102569,7 0,069
rata-rata 5403,816 0,07

3. Pipa Lurus 8 (pipa kecil)


Diameter luar : 0,825 cm
Diameter dalam : 0,68 cm
Panjang pipa : 144 cm
Luas pipa : 0,387 cm2
Viskositas fluida : 0,0086 g/cm,s
Densitas fluida : 0,99 g/cm3
Densitas air raksa :13,6 g/cm3
Percepatan gravitasi : 980 cm/s2

𝜌.𝐷𝑖.𝑣
Menghitung bilangan Reynold : 𝑅𝑒 =
𝜇

𝑔
Menghitung Pressure drop : ∆𝑃 = 𝑅 (𝜌𝐻 − 𝜌𝐿 ) 𝑔𝑐

Menghitung tenaga hilang akibat friksi : 𝐹 = ∆𝑃


𝑔
Menghitung tenaga hilang akibat friksi : 𝐹 = ∆𝑃 − 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑝𝑜𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑎𝑙 = ∆𝑃 − ∆𝑍 𝑔𝑐

𝐹.2𝑔𝑐.𝐷𝑖
Menghitung faktor friksi : 𝑓 =
𝐿𝑒.𝑣 2

NO Q(mL/s) V8 Re R8 ∆P (F8) F8 f8
1 6,5 16,796 1368 0,1 1235,78 1137,78 0,03809
2 7 18,088 1474,69 0,1 1235,78 1137,78 0,03284
3 9 23,256 1905,29 0,2 2471,56 2275,56 0,03974
4 18 46,512 3809,6 0,8 9886,24 9102,24 0,03974
5 20 51,68 4227,47 1 12357,8 11377,8 0,04023
6 21 54,264 4440,48 1,1 13593,58 12515,58 0,04014
7 24 62,016 5080,78 1,4 17300,92 15928,92 0,03912
8 24,5 63,307 5186,63 1,5 18536,7 17066,7 0,04022
9 27 69,767 5710,36 1,6 19772,48 18204,48 0,03532
10 29,5 76,227 6242,89 2 24715,6 22755,6 0,03699
11 33,5 86,563 7086,74 2,4 29658,72 27306,72 0,03442
12 36 93,023 7619,27 2,9 35837,62 32995,62 0,03601
13 38,5 99,483 8143,61 3,4 42016,52 38684,52 0,03692
14 43 111,11 9093,97 4 49431,2 45511,2 0,03482
15 46 118,86 9667,46 5,4 66732,12 61440,12 0,04107
rata-rata 5403,82 0,03771

4. Pipa Lurus 9 (pipa kecil)


Diameter luar : 0,825 cm
Diameter dalam : 0,68 cm
Panjang pipa : 104 cm
Luas pipa : 0,387 cm2
Viskositas fluida : 0,0086 g/cm,s
Densitas fluida : 0,99 g/cm3
Densitas air raksa :13,6 g/cm3
Percepatan gravitasi : 980 cm/s2

𝜌.𝐷𝑖.𝑣
Menghitung bilangan Reynold : 𝑅𝑒 =
𝜇

𝑔
Menghitung Pressure drop : ∆𝑃 = 𝑅 (𝜌𝐻 − 𝜌𝐿 ) 𝑔𝑐

Menghitung tenaga hilang akibat friksi : 𝐹 = ∆𝑃


𝐹.2𝑔𝑐.𝐷𝑖
Menghitung faktor friksi : 𝑓 =
𝐿𝑒.𝑣 2

NO Q(mL/s) V9 Re R9 ∆P (F9) f9
1 6,5 16,796 1368 0,1 1235,78 0,057
2 7 18,088 1474,69 0,1 1235,78 0,049
3 9 23,256 1905,29 0,3 3707,34 0,09
4 18 46,512 3809,6 1,2 14829,36 0,09
5 20 51,68 4227,47 1,4 17300,92 0,085
6 21 54,264 4440,48 1,4 17300,92 0,077
7 24 62,016 5080,78 1,9 23479,82 0,08
8 24,5 63,307 5186,63 2 24715,6 0,081
9 27 69,767 5710,36 2,4 29658,72 0,08
10 29,5 76,227 6242,89 2,8 34601,84 0,078
11 33,5 86,563 7086,74 3,5 43252,3 0,075
12 36 93,023 7619,27 4 49431,2 0,075
13 38,5 99,483 8143,61 4,7 58081,66 0,077
14 43 111,11 9093,97 5,4 66732,12 0,071
15 46 118,86 9667,46 7,9 97626,62 0,09
Rata-rata 5403,816 0,077

B. Menghitung Panjang Ekivalen (Le) Fitting (1, 2, 3, 5, 6)

𝐹.2𝑔𝑐.𝐷𝑖
Rumus Panjang ekivalen : : 𝐿𝑒 =
𝑓.𝑣 2

Langkah-langkahnya :
𝜌.𝐷𝑖.𝑣
Menghitung bilangan Reynold : 𝑅𝑒 =
𝜇
𝑔
Menghitung Pressure drop : ∆𝑃 = 𝑅 (𝜌𝐻 − 𝜌𝐿 ) 𝑔𝑐

Menghitung tenaga hilang akibat friksi : 𝐹 = ∆𝑃

Menghitung faktor friksi :


 Untuk fitting pada pipa besar, data bilangan Reynold (Re) dengan faktor friksi (f)
adalah sebagai berikut:
Reynold pipa f pipa besar
NO
besar (f4)
1 624,21 2,422
2 682,85 2,088
3 970,12 1,263
4 1759,15 0,316
5 1948,30 0,256
6 2042,89 0,232
7 2345,54 0,178
8 2383,37 0,17
9 2629,27 0,14
10 2875,18 0,118
11 3272,40 0,091
12 3518,31 0,079
13 3745,30 0,069
14 4199,27 0,055
15 4483,01 0,048
Fitting pada pipa besar : pembesaran 2, bengkokan 3

 Untuk fitting pada pipa kecil, faktor friksi (f) didapat melalui:
𝑓7 +𝑓8 +𝑓9
f fitting= f rata-rata =
3
Data bilangan Reynold dan faktor friksi (f) pipa kecil adalah sebagai berikut:

Reynold f pipa kecil


NO f7 f8 f9
pipa kecil (rata-rata)
1 1368 0,1241 0,0381 3,0934 1,0852
2 1474,69 0,107 0,0328 2,3215 0,82046
3 1905,29 0,0216 0,0397 2,3605 0,80728
4 3809,6 0,0701 0,0397 0,2615 0,12377
5 4227,47 0,0655 0,0402 0,242 0,11594
6 4440,48 0,0951 0,0401 0,1317 0,089
7 5080,78 0,0668 0,0391 0,0588 0,0549
8 5186,63 0,0612 0,0402 0,1129 0,07142
9 5403,816 0,0698 0,0377 0,0769 0,06147
10 5710,36 0,0599 0,0353 0,0664 0,05389
11 6242,89 0,0683 0,037 0,0528 0,05271
12 7086,74 0,0623 0,0344 0,0065 0,0344
13 7619,27 0,0607 0,036 0,0019 0,03286
14 8143,61 0,059 0,0369 0,0016 0,0325
15 9093,97 0,0567 0,0348 0,0157 0,03575
Fitting pipa kecil = kran 1, sambungan pipa 5, pengecilan pipa 6
 Perhitungan Le/D fitting :

1. Kran 1
Diameter luar : 0,875 cm
Diameter dalam : 0,683 cm
Luas fitting : 0,366 cm2

NO Q (mL/s) V1 Re R1 ∆P (F1) f1 Le1


1 6,5 17,7596 1368 7,7 95155,06 1,085 379,83
2 7 19,1257 1474,69 7 86504,6 0,82 393,95
3 9 24,5902 1905,29 6,8 84033,04 0,807 235,24
4 18 49,1803 3809,6 0,1 1235,78 0,123 5,6742
5 20 54,6448 4227,47 0,1 1235,78 0,115 4,9158
6 21 57,377 4440,48 0,1 1235,78 0,088 5,8268
7 24 65,5738 5080,78 0,1 1235,78 0,054 7,2701
8 24,5 66,9399 5186,63 0,1 1235,78 0,071 5,306
9 27 73,7705 5710,36 0,1 1235,78 0,053 5,8526
10 29,5 80,6011 6242,89 0,1 1235,78 0,052 4,997
11 33,5 91,5301 7086,74 0,1 1235,78 0,0344 5,8574
12 36 98,3607 7619,27 0,1 1235,78 0,0328 5,3196
13 38,5 105,191 8143,61 0,1 1235,78 0,0325 4,6941
14 43 117,486 9093,97 0,1 1235,78 0,0357 3,4257
15 46 125,683 9667,46 0,1 1235,78 0,0418 2,5566
rata-rata 5403,82 71,381
Panjang ekuivalen (Le) rata-rata pada kran 1: 71,381 cm
Nilai Le/D : 104,51

2. Pembesaran 2
Diameter luar : 1,835 cm
Diameter dalam : 1,43 cm
Luas pipa : 1,6 cm2

NO Q (mL/s) V2 Re R2 ∆P (F2) f2 Le2


1 6,5 4,0625 1948,3 0,1 1235,78 2,422 88,4191
2 7 4,375 1759,15 0,1 1235,78 2,088 88,4342
3 9 5,625 624,21 0,1 1235,78 1,263 88,4420
4 18 11,25 682,85 0,1 1235,78 0,316 88,3720
5 20 12,5 970,12 0,1 1235,78 0,256 88,3582
6 21 13,125 2345,54 0,1 1235,78 0,232 88,4342
7 24 15 2383,37 0,1 1235,78 0,178 88,2479
8 24,5 15,313 2875,18 0,1 1235,78 0,17 88,6678
9 27 16,875 2042,89 0,1 1235,78 0,14 88,6526
10 29,5 18,438 2629,27 0,1 1235,78 0,118 88,1091
11 33,5 20,938 3518,31 0,1 1235,78 0,091 88,5964
12 36 22,5 3272,4 0,1 1235,78 0,079 88,3720
13 38,5 24,063 4483,01 0,5 6178,9 0,069 442,330
14 43 26,875 3745,3 0,1 1235,78 0,055 88,9708
15 46 28,75 4199,27 0,1 1235,78 0,048 89,0820
rata-rata 2498,61 112,099
Panjang ekuivalen (Le) rata-rata pada pembesaran 2 : 112,099 cm
Nilai Le/D : 78,3911

3. Bengkokan 3
Diameter luar : 1,835 cm
Diameter dalam : 1,43 cm
Luas pipa : 1,6 cm2
no Q (mL/s) V3 Re R3 ∆P (F3) f3 Le3
1 6,5 4,0625 1948,3 0,1 1235,78 2,422 88,419
2 7 4,375 1759,15 0,1 1235,78 2,088 88,434
3 9 5,625 624,21 0,1 1235,78 1,263 88,442
4 18 11,25 682,85 0,1 1235,78 0,316 88,372
5 20 12,5 970,12 0,1 1235,78 0,256 88,358
6 21 13,125 2345,54 0,1 1235,78 0,232 88,434
7 24 15 2383,37 0,1 1235,78 0,178 88,248
8 24,5 15,313 2875,18 0,1 1235,78 0,17 88,668
9 27 16,875 2042,89 0,1 1235,78 0,14 88,653
10 29,5 18,438 2629,27 0,1 1235,78 0,118 88,109
11 33,5 20,938 3518,31 0,1 1235,78 0,091 88,596
12 36 22,5 3272,4 0,1 1235,78 0,079 88,372
13 38,5 24,063 4483,01 0,1 1235,78 0,069 88,466
14 43 26,875 3745,3 0,1 1235,78 0,055 88,971
15 46 28,75 4199,27 0,1 1235,78 0,048 89,082
rata-rata 2498,61 88,508
Panjang ekuivalen (Le) rata-rata pada bengkokan 3 : 88,508 cm
Nilai Le/D : 61,894

4. Sambungan pipa 5
Diameter luar : 0,875 cm
Diameter dalam : 0,683 cm
Luas fitting : 0,366 cm2

NO Q (mL/s) V5 Re R5 ∆P (F5) f5 Le5


1 6,5 17,7596 1368 0,1 1235,8 1,085 4,93285
2 7 18,0879 1474,69 0,1 1235,8 0,82 6,29222
3 9 23,2558 1905,29 0,1 1235,8 0,807 3,86772
4 18 46,5116 3809,6 0,2 2471,6 0,123 12,688
5 20 51,6796 4227,47 0,2 2471,6 0,115 10,9922
6 21 54,2636 4440,48 0,4 4943,1 0,088 26,0587
7 24 62,0155 5080,78 0,5 6178,9 0,054 40,6413
8 24,5 63,3075 5186,63 0,3 3707,3 0,071 17,7969
9 27 69,7674 5710,36 0,5 6178,9 0,053 32,7175
10 29,5 76,2274 6242,89 0,6 7414,7 0,052 33,5211
11 33,5 86,5633 7086,74 1 12358 0,0344 65,4886
12 36 93,0233 7619,27 1 12358 0,0328 59,4751
13 38,5 99,4832 8143,61 1,2 14829 0,0325 62,9782
14 43 111,111 9093,97 1,4 17301 0,0357 53,6212
15 46 118,863 9667,46 2 24716 0,0418 57,1678
rata-rata 5403,82 32,5493
Panjang ekuivalen (Le) rata-rata pada sambungan 5 : 32,5493 cm
Nilai Le/D : 47,6564

5. Pengecilan pipa 6
Diameter luar : 0,875 cm
Diameter dalam : 0,683 cm
Luas fitting : 0,366 cm2

NO Q (mL/s) V6 Re R6 ∆P (F6) f6 Le6


1 6,5 17,76 1368 0,1 1235,78 1,085 4,932846
2 7 18,088 1474,69 0,1 1235,78 0,82 6,292219
3 9 23,256 1905,29 0,1 1235,78 0,807 3,867722
4 18 46,512 3809,6 0,4 4943,12 0,123 25,37603
5 20 51,68 4227,47 0,3 3707,34 0,115 16,48835
6 21 54,264 4440,48 0,5 6178,9 0,088 32,57336
7 24 62,016 5080,78 0,4 4943,12 0,054 32,51304
8 24,5 63,307 5186,63 0,6 7414,68 0,071 35,59381
9 27 69,767 5710,36 0,8 9886,24 0,053 52,34803
10 29,5 76,227 6242,89 1 12357,8 0,052 55,86842
11 33,5 86,563 7086,74 1,3 16065,1 0,0344 85,13519
12 36 93,023 7619,27 1,6 19772,5 0,0328 95,16011
13 38,5 99,483 8143,61 1,7 21008,3 0,0325 89,21911
14 43 111,11 9093,97 2 24715,6 0,0357 76,60174
15 46 118,86 9667,46 3 37073,4 0,0418 85,75177
rata-rata 5403,816 46,51478
Panjang ekuivalen (Le) rata-rata pada pengecilan pipa 6 : 46,51478 cm
Nilai Le/D : 68,10364
LEMBAR ASISTENSI

DIPERIKSA
KETERANGAN TANDA TANGAN
NO TANGGAL
1 15 Desember 2014
Intisari dan Summary harus 5
paragraf
Format 1.1 diganti I.1
Reynold dan Pressure drop harus
italic

Anda mungkin juga menyukai