Anda di halaman 1dari 16

BAB I

SISTEM KEUANGAN, LEMBAGA KEUANGAN, DAN PASAR KEUANGAN DALAM


EKONOMI

Fungsi Sistem Keuangan

Menurut Peter S. Rose sistem perekonomian modern memiliki 7 fungsi pokok, yaitu :

1. Fungsi tabungan (savings function) : Sistem keuangan yang menyediakan suatu


mekanisme dan instrumen tabungan. Misalnya : obligasi, saham, dan instrumen utang
lain yang diperjualbelikan dipasar uang dan pasar modal yang menjanjikan suatu
pendapatan dengan resiko yang relatif rendah. Nilainya tidak akan berkurang sedikit
pun dan justru akan memperoleh penghasilan.
2. Fungsi kekayaan (wealth function) : Instrumen keuangan yang diperjualbelikan
dalam pasar keuangan yang menyediakan cara terbaik untuk menyimpan kekayaan,
seperti menahan nilai aset yang dimiliki, sampai dana tersebut diperlukan untuk
dibelanjakan. Penyimpanan kekayaan dapat dilakukan dengan cara membeli barang,
seperti mobil,dll.akan tetapi kekayaan tersebut akan berkurang nilainya akibat
penyusutan dan memiliki resiko kerugian, seperti dicuri,kecelakaan, kebakaran,dll.
3. Fungsi likuiditas (liquidity function) : kekayaan yang disimpan dalam bentuk
instrumen keuangan, dapat dikonversi menjadi kas atas uang tunai dipasar keuangan
dengan resiko relatif kecil.instrumen keuangan ini memiliki sifat likuiditas sempurna,
karena uang dapat kapan saja dibelanjakan tanpa perlu dikonversi dalam bentuk
apapun.
4. Fungsi kredit (credit function) : fungsi kredit untuk membiayai kebutuhan konsumsi
dan investasi. Kredit merupakan pinjaman dengan janji untuk membayar kembali
dimasa yang akan datang. Konsumen biasanya menggunakan kredit tersebut untuk
membeli rumah, mobil,motor,dll. Sedangkan pengusaha menggunakan fasilitas
tersebut untuk tujuan produksi dan perusahaan.
5. Fungsi pembayaran (payment function) : sistem keuangan yang menyediakan
mekanisme pembayaran atas transaksi barang dan jasa. Misalnya cek,giro, kartu
kredit,kartu debit, dll. Atau dapat juga dilakukan dengan memnggunakan sistem
electronik seperti kliring, transfer elektronik phone banking, electronic banking, dll.
6. Fungsi resiko (risk function) : sistem keuangan dewasa ini secara luas menawarkan
proteksi terhadap jiwa, kesehatan, harta, dan resiko kerugian kepada semua unit usaha
termasuk konsumen dan pemerintah. Perusahaan asuransi ini memberikan proteksi
kepada pemegang polisnya terhadap kemungkinan yang timbul akibat kerugian
personal dan property risk seperti kesehatan, kehilangan/pencurian, kerusakan akibat
petir, sampai pada kecelakaan lalu lintas.
7. Fungsi kebijakan (policy function) : pasar keuangan yang memberikan otoritas
untuk melakukan kebijakan guna menstabilkan ekonomi dan mempengaruhi inflasi.
Misalnya mempengaruhi tingkat bunga dan jumlah kredit sehiungga pemerintah akan
mempengaruhi pertumbuhan kerja, produksi, dan harga-harga.

Pengertian Lembaga Keuangan

Lembaga keuangan adalah badan usaha yang kekayaannya berupa asset keuangan/
tagihan dibandingkan dengan asset non keuangan. Lembaga keuangan juga menawarkan
berbagai jenis jasa keuangan seperti simpanan, kredit, proteksi asuransi, program pensiun,
penyediaan mekanisme pembayaran, dan mekanisme transfer dana.

Klasifikasi Lembaga Keuangan

Berdasarkan pengelompokannya, lembaga keuangan debedakan menjadi 2 yaitu :

1. Lembaga Keuangan Depositori : lembaga keuangan yang menjalakan kegiatan


penghimpunan dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk simpanan, giro,
tabungan/simpanan berjangka. Bank umum dan bank pengkreditan rakyat termasuk
dalam lembaga depositori karena bank tersebut bergerak dalam menarik dana secara
langsung dan men yalurkannya kembali dalam bentuk kredit kepada anggotanya.
2. Lembaga Keuangan Non Depositori : lembaga keuangan ini sering juga disebut
sebagai NBFI (non bank financial institutions). Lembaga keuangan yang masuk
dalam kelompok ini adalah semua lembaga keuangan yang kegiatan usahanya tidak
melakukan penarikan dana secara langsung. Berikut klasifikasi NBFI :
a. Contractual institutions : lembaga keuangan yang menarik dana dari masyarakat
dengan menawarkan kontrak untuk memproteksi penabung dari resiko
ketidakpastian seperti polis asuransi bagi perusahaan asuransi.
b. Investment institutions : lembaga keuangan yang usahanya terkait dipasar modal
seperti perusahaan efek dan perusahaan investasi.
c. Finance companies : lembaga keuangan yang memiliki bidang usaha dan
menyediakan beberapa jenis pembiayaan seperti anjak piutang, pembiayaan
konsumen dan kartu kredit.
d. Lembaga keuangan non depositori lainnya : misalnya pengadaian.

Peran Lembaga Keuangan dalam Proses Intermediasi

Intermediasi keuangan adalah proses pembelian dana dari penabung untuk disalurkan
kembali kepada peminjam, yang tediri dari sektor usaha, pemerintah, dan rumah tangga.
Proses intermediasi dilakukan oleh lembaga keuangan dengan cara membeli sekuritas primer
yang diterbitkan oleh unit defisit dalam waktu yang sama mengeluarkan sekuritas sekunder
kepada penabung. Sekuritas primer dapat berupa saham, obligasi, commercial paper,
perjanjian kredit, dll. Sedangkan sekuritas sekunder berupa simpanan dalam bentuk giro,
tabungan, deposito berjangka, sertifikat deposito, polis asuransi, reksa dana, dll.
Lembaga keuangan memiliki peran yang strategis dalam proses intermediasi sebagai
berikut :

1. Pengalihan aset (asset transmutation) : merupakan proses pengalihan kewajiban


financial oleh lembaga keuangan menjadi asset finansial
2. Realokasi pendapatan (income realocation) : menyisihkan dan merealokasikan
pendapatannya untuk masa yang akan datang dengan cara menyimpan barang (asset)
seperti membeli rumah, tanah, dll.
3. Transaksi (transaction) : kemudahan tansaksi menggunakan sistem pembayaran
melalui sekuritas sekunder seperti giro, tabungan, polis asuransi, dll dan sekuritas
primer seperti saham, obligasi, dll.

Faktor – Faktor Yang Menyebabkan Meningkatnya Peran Lembaga Keuangan

Peningkatan peran lembaga keuangan dalam perekonomian disebabkan oleh :

1. Naiknya pendapatan masyarakat : peningkatan pendapatan masyarakat tentunya


akan menaikkan kemampuan menabung masyarakat, dengan begitu lembaga
keuangan akan semakin bertindak aktif dalam menawarkan berbagai jenis jasa
tabungan.
2. Perkembangan industri dan teknologi : dengan adanya peningkatan di sector
industri sehingga akan memicu kebutuhan dana untuk investasi.
3. Denominasi instrument keuangan : beberapa jenis surat berharga yang ditawarkan
melalui pasar keuangan yang sulit dijangkau oleh penabung akibat denominasinya
dalam jumlah besar.
4. Skala ekonomi dan produk-produk jasa : dengan mengkombinasikan sumber-
sumber untuk menciptakan berbagai jenisjasa keuangan dalam jumlah besar, maka
biaya produk/jasa per unti yang ditawarkan lembaga keuangan dapat ditekan lebih
rendah.
5. Jasa – jasa likuiditas : lembaga keuangan menciptakan dan menjual produk atau
jasa-jasa likuiditas yang memberikan kemudahan nasabah untuk mengatasi kesulitan
likuiditasnya.
6. Keuntungan jangka panjang : dana yang diperoleh oleh lembaga keuangan atas
pinjaman yang diberikan dengan tingkat bunga yang lebih tinggi.
7. Resiko lebih kecil

Peran Lembaga Keuangan Dalam Sistem Keuangan

Jenis lembaga intermediasi yang paling dominan dalam sistem keuangan adalah lembaga
depositori yang berperan dalam menarik/menghimpun dana dari masyarakat untuk
menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit. Berikut alasan lembaga keauangan dibutuhkan
untuk :
a. Menawarkan berbagai progam simpanan yang dapat memenuhi semua jenis
kebutuhan masyarakat.
b. Menyediakan kredit dengan jumlah dan jangka waktu yang beragam.
c. Menanggung resiko intermediasi.
d. Memenuhi kebutuhan likuiditas nasabah untuk berbagai jenis kebutuhan.
e. Menyediakan jasa-jasa transaksi keuangan.

Metode Transfer Dana Dalam Sistem Keuangan

Pengalihan/ transfer dana dari penabung kepada peminjam dapat dilakukan dengan 3 cara,
yaitu :

1. Pembiayaan langsung (direct finance) : pemberian kredit/ pembiayaan yang


dilakukan langsung oleh pemilik dana kepada peminjam tanpa melibatkan lembaga
intermediasi keuangan atau pihak lain. Contohnya apabila kita membeli saham/
obligasi dari suatu perusahaan secara langsung.
2. Pembiayaan semi langsung (semidirect finance) : merupakan proses transfer dana
dengan surat utang antara peminjam dan pemilik dana yang dilakukan melalui jasa
perantara. Oleh karena itu, proses transfer dana tersebut sangat tergantung pada peran
dan intervensi pihak letiga yaitu broker dan dealer. Pembiayaan semi langsung
merupakan perbaikan dari pembiayaan langsung dengan tujuan untuk mengurangi
biaya informasi bagi peserta pasar keuangan. Namun metode ini tetap memiliki
keterbatasan yaitu resikolikuiditas yang dihadapi terutama apabila pasar modal masih
belum berkembang.
3. Pembiayaan tidak langsung (indirect finance) : karena adanya keterbatasan dalam
metode pembiayaan langsung dan semi langsung, maka dikembangkanlah metode
pembiayaan tidak langsung yang dilakukan dengan bantuan lembaga intermediasi
keuangan, seperti bank, perusahaan asuransi, dana pension, perusahaan pembiayaan,
perusahaan efek, dan reksa dana.

Intermediasi Dan Disintermediasi Keuangan

Perbedaan antara intemediasi dan disintermediasi adalah :

- Intermediasi : pelaksanaan fungsi lembaga keuangan sebagi lembaga intermediasi


dengan cara penarikan dana dari penabung kemudian meneruspinjamkannya kepada
peminjam.
- Disintermediasi : kebalikan dari intermediasi, penarikan dana dari lembaga
intermediasi oleh penabung kemudian meminjamkannya langsung kepada peminjam.

Penabung yang memanfaatkan lembaga depositori memiliki beberapa pertimbangan sebagai


berikut :
- Keamanan dan resiko kredit.
- Likuiditas
- Aksesbilitas.
- Kemudahan

Jenis –jenis Intermediasi Keuangan

Perbedaan kepentingan kedua pihak tersebut dijembatani oleh lembaga keuangan


yang menawarkan berbagai jenis intermediasi keuangan, sebagai berikut :

1. Intermediasi denominasi : intermediasi ini terjadi apabila lembaga intermediasi


menerima tabungan dalam jumlah kecil kemudian memberikan kredit dalam jumlah
yang jauh lebih besar.
2. Intermediasi resiko : kesediaan lembaga intermediasi disatu sisi untuk memberikan
kredit kredit kepada peminjam tentu tidak terlepas dari kemungkinan terjadinya
resiko. Namun disisi lain untuk menarik dana dari penabung dan juga menerbitkan
sekuritas yang lebih aman dan likuid.
3. Intermediasi jatuh tempo : lembaga keuangan yang menerima simpanan dari
penabung dalam jangka pendek, kemudian memberikan pinjaman dalam jangka
panjang.
4. Intermediasi informasi : intermediasi yang berkaitan dengan proses peyediaan
informasi kepada nasabah.
5. Intermediasi mata uang : lembaga keuangan yang menerima tabungan dalam
berbagai mata uang yang dapat memenuhi kebutuhan mata uang yang diinginkan
peminjam.

Resiko Lembaga Keuangan

Jenis-jenis resiko lembaga keuangan, sebagai berikut :

1. Credit risk (resiko kredit) : resiko ini terjadi apabila jumlah arus kas yang
seharusnya diterima, yang berasal dari kredit yang diberikan dan surat-surat berharga
yang dimiliki, misalnya obligasi yang tidak dibayar secara penuh.
2. Liquidity risk (resiko likuiditas) : resiko ini terjadi apabila lembaga keuangan tidak
memiliki dana untuk memenuhi semua penarikan oleh deposan, pemegang polis, atau
pemegang unit penyertaan reksa dana terbuka.
3. Interest rate risk (resiko tingkat bunga) : resiko ini terjadi apabila jatuh tempo
asset lembaga keuangan mengalami mismatch (ketidaksesuaian jatuh tempo asset)
dengan kewajibannya.
Misalkan saja suatu lembaga menerbitkan instrument utang senilai Rp. 100 dengan
jangka waktu jatuh tempo 1 tahun untuk membiayai asset yang dibelinya senilai Rp.
100 Miliar yang jatuh tempo 2 tahun. Diasumsikan cost of funds instrument utang 9%
pertahun dengan tingkat bunga asset 10% pertahun. Pada tahun petama, lembaga
keuangan akan mendapat keuntungan/spread sebesar 1% (10%-9%), yaitu dengan
meminjam jangka waktu pendek (1 tahun) danb memberi pinjaman jangka panjang (2
tahun). Dengan demikian, keuntungan yang diperoleh adalah sebesar Rp. 1 miliar
(0,01 x Rp. 100 Miliar).
Namun keuntungan untuk tahun kedua belum dapat dipastikan. Apabila tingkat bunga
tidak mengalami perubahan, lembaga keuangan dapat membayar kembali
pinjamannya dengan bunga 9% dan mendapatkan keuntungan sebesar 1% / 1 miliar
pada tahun kedua. Namun, resiko tingkat bunga akan terjadi apabila lembaga
keuangan tidak dapat memperoleh pinjaman dengan bunga 9% karena tingkat bunga
mengalami kenaikan, misalnya 11% pertahun pada tahun kedua. Dengan demikian,
keuntungan pada tahun kedua menjadi negative yaitu 10%-11%=-1% atau lembaga
keuangan mengalami rugi sebesar Rp. 1 miliar (0,01 x Rp. 100 Miliar).
4. Market risk (resiko pasar) : resiko pasar secara potensial dapat terjadi apabila
lembaga keuangan secara aktif memperdagangkan berbagai instrument, termasuk
derivatif, disbanding kalau hanya menahannya untuk investasi jangka panjang.
5. Off balance sheet risk : kegiatan yang dilakukan oleh lembaga keuangan yang tidak
terlihat/tercatat dalam neracanya karena kegiatan ini tidak menyebabkan dan
melibatkan terjadinya kepemilikan suatu asset/ penerbitan instrument utang.
6. Foreign exchange risk (resiko nilai tukar) : resiko ini terjadi apabila nilai tukar
mengalami perubahan berlawanan yang mempengaruhi nilai asset dan liabilities
lembaga keuangan.
7. Country risk (sovereign risk) : lembaga keuangan yang memiliki asset/ melakukan
investasi diluar negri akan terekspos pada tambahan resiko investasi asing.
8. Operational risk (resiko operasi) : resiko yang berasal dari adanya kegagalan,
kerusakan, atau gangguan terhadap teknolohi atau dukungan sistem dalam kegiatan
operasional lembaga keuangan.
9. Insolvency risk : resiko ini secara teknis terjadi ketika modal lembaga keuangan
tidak mencukupi untuk menutupi semua kerugiannya.
BAB II

SISTEM KEUANGAN DAN PERBANKAN INDONESIA

OTORITAS KEUANGAN
Perubahan yang paling fundamental dalam struktur sistem keuangan tersebut
adalah ditiadakannya fungsi Dewan Moneter yang sebelumnya dikenal dalam sistem
moneter Indonesia. Perubahan sistem sistem tersebut disebabkan karena terjadinya
pengalihan status Bank Indonesia menjadi lembaga independen dan berfungsi sebagai
otoritas tunggal dibidang moneter dan perbankan berdasarkan Undang-Undang
Nomoer 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Demikian juga, Otoritas Jasa
Keuangan menurut Undang-undang merupakan lembaga independen yang berfungsi
sebagai salah satu otoritas keuangan yang akan melaksanakan fungsi pengaturan,
pengawasan, dan pembinaan Lembaga-Lembaga Keuangan Hukum Bukan Bank
(LKBB) selain sektor perbankan.
Otoritas keuangan yang nantinya aan memiliki peran dalam pengaturan dan
pengawasan dibidang keuangan dan perbankan terdiri dari :
a. Bank Indonesia
b. Pemerintah (Departemen Keuangan
c. Otoritas Jasa Keuangan (RUU-nya dalam proses pembahasan)
d. Lembaga Penjamin Simpanan

BANK INDONESIA
Bank Indonesia memiliki satu tujuan yang disebut dengan tujuan tunggal yaitu
mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah dan nilai
tukar yang wajar merupakan sebagian prasyarat bagi tercapainya pertumbuhan
ekonomi yang berkesinambungan. Reorientasi sasaran Bank Indonesia tersebut
merupakan bagian dari kebijakan pemulihan dan reformasi perekonomian untuk
keluar dari krisis ekonomi yang saat ini sedang dihadapi Indonesia.
Sedangkan fungsi Bank Indonesia adalah sebagai lender of the last resort
dimana Bank Indonesia membantu mengatasi mismatch yang disebabkan oleh risiko
kredit atau risiko pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, risiko manajemen dan
risiko pasar. Bank Indonesia diberikan wewenang dan tanggung jawab yang luas
dalam mengatur dan melaksanakan kegiatan kliring dan jasa transfer dana serta
penyelesaian akhir transaksi pembayaran antarbank.
Menurut UU no 23 tahun 1999, Bank Indonesia menjadi lembaga independen
dimana Bank Indonesia bebas dalam mengambil dan melaksanakan kebijakan tanpa
pengaruh dan intervensi dari pemerintah atau pihak lain. Bank Indonesia dituntut
untuk transparan dan memenuhi prinsip akuntanbilitas publik dalam menetapkan
kebijakannya serta terbuka bagi pengawasan oleh masyarakat.
Bank Indonesia mempunyai 3 tugas utama :
1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.
2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
3. Mengatur dan mengawasi bank.
Wewenang Bank Indonesia dalam menetapkan sasaran moneter dan
melakukan pengendalian moneter yaitu sebagai berikut :
1. Melaksanakan kebijakan nilai tukar bersasarkan sistem nilai tukar yang ditetapkan
2. Mengelola cadangan devisa untuk memenuhi kewajiban luar negeri
3. Memelihara keseimbangan neraca pembayaran
4. Meneriman pinjaman luar negeri.
Perubahan penting dalam UU no 23 tahun 1999 adalah larangan pemberian
kredit kepada pemerintah. Dengan adanya perubahan juga, Bank Indonesia tidak dapat
lagi memberikan kredit likuiditas dalam rangka kredit program. Dan semua itu
dialihkan kepada BUMN. Tugas dan wewenang BUMN yang ditunjuk pemerintah
antara lain :
1. Melakukan pembayaran kewajiban kepada Bank Indonesia
2. Melakukan penyaluran dan administrasi kredit program
3. Mencari sumber-sumber pendanaan untuk kelanjutan pelaksanaan kredit program

LEMBAGA PENJAMINAN SIMPANAN


LPS merupakan lembaga independen, transparan, dan accountable dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya serta bertanggung jawab langsung kepada
DPR menurut UU no 24 tahun 2004.
Fungsi dan wewenang LPS adalah sebagai berikut :
Fungsi LPS :
1. Menjamin simpanan nasabah penyimpanan
2. Turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan
kewewenangannya
Untuk menjalankan fungsi, tugas LPS adalah :
1. Merumuskan dan menetapkan kebijakan pelaksanaan penjaminan simpanan
2. Melaksanakan penjaminan simpanan
3. Merumuskan dan mentepakan kebijakan dalam rangka turut aktif memelihara
stabilitas sistem perbankan
4. Merumuskan, menetapkan, dan melaksanakan kebijakan penyelesaian bank gagal
yang tidak berdampak sistemik
5. Melaksanakan penanganan bank gagal yang berdampak sistemik.

Untuk menjalankan tugas, wewenang LPS adalah :

1. Menetepkan dan memungut premi penjaminan


2. Menetapkan memungut kontribusi pada saat bank pertama kali menjadi peserta
3. Melakukan pengelolaan kekayaan dan kewajiban LPS
4. Mendapatkan data simpanan nasabah, data kesehatan bank, laporan keuangan
bank, dan laporan hasil pemeriksaan bank, sepanjang tidak melanggar kerahasiaan
bank.
5. Melakukan rekonsiliasi, verifikasi dan konfirmasi atas data sebagaimana
dimaksud pada nomer 4
6. Menetapkan tata cara, dan ketentuan pembayaran klaim
7. Menunjuk, mengusahakan dan menugaskan pihak lain untuk bertindak bagi
kepentingan dan atas nama LPS, guna melaksanakan sebagian tanpa tugas
tertentu.
8. Melakuakn penyuluhan kepada bank dan masyarakat tentang penjamin simpanan
9. Menjatuhkan sanksi administratif

Dalam melaksanakan penyelesaian dan pananganan bank gagal, LPS memilik


kewenangan :

1. mengambil alih dan menjalankan segala hak dan wewenang pemegang saham,
termasuk hal dan wewenang RUPS
2. menguasai dan mengelola aset dan kewajiban bank gagal yang diselamatkan
3. meninjau ulang, membatalkan, mengakhiri dan mengubah setiap kontrak yang
mengikat bank gagal yang diselamatkan dengan pihak ketiga yang merugikan
bank.
4. Menjual dan mengalihkan aset bank tanpa persetujuan debitur dan/atau kewajiban
bank tanpa persetujuan debitur.

Jenis dan Nilai Simpanan Yang Dijamin

Jenis jaminan yang dijamin oleh LPS adalah :

a. Giro
b. Deposito
c. Sertifikat deposito
d. Tabungan atau/dan yang dipersamakan dengan itu

Sedangkan nilai simpanan dijamin sebagai berikut :

a. Nilai simpanan yang dijamin setiap nasabah pada suatu bank maksimal
Rp.100.000.000
b. Nilai simpanan yang dijamin dapat diubah apabila dipenuhi salah satu atau lebih
kriteria sebagai berikut :
- Terjadi penarikan dana perbankan dalam jumlah besar
- Terjadi inflasi yang cukup besar dalam beberapa tahun
- Jumlah nasabah yang dijamin seluruh simpanannya menjadi kurang dari 90%
dari jumlah nasabah penyimpanan seluruh kantor bank.

DEPARTEMEN KEUANGAN
Departemen Keuangan hanya melakukan pengaturan dan pengawasan di
bidang Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB). Unit organisasi yang secara
langsung dalam menangani sektor keuangan dan perbankan adalah Direktorat
Jenderal Lembaga Keuangan dan Badan Pengawas Pasar Modal (Babepam).
Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan mempunyai fungsi pengaturan dan
pengawasan terhadap LKBB. Sedangkan Bapepam mempunyai fungsi pembinaan,
pengaturan dan pengawasan sehari-hari pasar modal guna mewujudkan pasar modal
yang teratur, wajar, dan efesien untuk melindungi kepentingan pemodal dan
masyarakat.

SISTEM PERBANKAN INDONESIA


Bank yang beroperasi di Indonesia dapat dibedakan berdasarkan :
Fungsi, yaitu :
- Bank Sentral
- Bank Umum
- Bank Perkreditan Rakyat

Kepemilikan, yaitu :

- Bank persero (bank pemerintah)


- Bank Umum Swasta Nasional
- Bank Asing
- Bank Pemerintah Daerah
- Bank Campuran

Sistem Pengenaan Bunga, yaitu :

- Bank Konvensional
- Bank Syariah

Kegiatannya dibidang devisa, yaitu :

- Bank devisa (foreign exchange bank)


- Bank nondevisa (non foreign exchange bank)

Jenis Kantor, yaitu :

- Kantor Pusat (head office)


- Kantor Cabang (Branch office)
- Kantor cabang pembantu (subbranch office)
- Kantor kas (Cash services office)
- Kantor perwakilan (represantive office)
- Kantor wilayah (regional office)

Diberlakukan UU no 7 tahun 1992 menyebabkan bank-bank yang sebelumnya


beroperasi sebagai bank tabungan, bank pembangunan, dan bank koperasi
dikelompokkan menjadi bank umum. Bank pasar,bank desa dan lembaga kredit
pedesaan lainnya yang telah mendapatkan pengukuhan dari Menkeu menjadi BPR.

USAHA BANK UMUM


Kegiatan usaha bank umum yang diatur dalam Undang-Undang no.10 tahun
1998 tentang perubahan UU no. 7 tahun 1992 tentang perbankan dapat
dikelompokkan ke dalam tiga jenis kegiatan sebagai berikut :
a. Menghimpun dana (tabungan, giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, dll)
b. Penyaluran atau penggunaan dana (pemberian kredit, penerbitan surat utang,dll)
c. Penyediaan jasa-jasa (ATM, memberikan garansi, bertindak sebagai wali amanat)

BANK PERSERO
Bank persero atau sering juga disebut bank pemerintah, adalah bank umum
yang secara mayoritas sahamnya dimiliki pemerintah. Karena terjadinya krisis
ekonomi, awal dekade 2000an, bank persero diperkecil yang awalnya 7 bank menjadi
4 bank. Bank persero antara lain : Bank BNI, Bank Mandiri dan Bank BRI.

BANK PEMERINTAH DAERAH


Jumlah BPD hingga pertengahan tahun 2004 mencapai 24 bank dengan jumlah
kantor cabang dan kantor cabang pembantu masing-masing 352 kantor. Meskipun
volume total BPD banyak, namun perannnya terhadap perbankan nasional kurang
begitu menonjol dibandingkan dengan bank-bank lainnya terutama dilihat dari
kemampuan memobilisasi dana masyarakat dan menyalurkan kredit. Hal itu
dikarenakan faktor-faktor :
a. Lemahnya struktur permodalan bank
b. Kualitas sumber daya manusianya yang masih perlu ditingkatkan
c. Keterbatasan jaringan kantor
d. Intervensi pemilik terhadap manajemen bank
e. Kurangnya pemanfaatan teknologi informasi

Dengan kekurangan-kekurangan tersebut menyebabkan BPD sulit dalam


melakukan persaingan yang pada gilirannya menyebabkan lambannya
pertumbuhan bank.

BANK UMUM SWASTA NASIONAL


Bank umum swasta nasional adalah badan berbentuk hukum Indonesia, yang
sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh warga negara Indonesia dan atau badan
hukum Indonesia. Dilihat dari lingkup usahanya ini, dapat dibedakan menjadi bank
devisa dan bank nondevisa. Bank devisa (foreign exchange bank) adalah bank yang
dalam kegiatan usahanya dapat melakukan transaksi dalam valuta asing, setelah
memperoleh persertujuan dari Bank Indonesia. Kegiatannya antara lain : menerima
simpanan dan memberikan kredit dalam valas. Sementara bank non devisa (non
foreign exchange bank) adalah bank yang tidak diperkenankan melakukan transaksi
yang berkaitan dengan valuta asing.
Untuk mewadahi kegiatan bank umum swasta nasional, dibentuk suatu
perhimpunan yang disebut PERBANAS (Perhimpunan Bank-bank Swasta Nasional).

BANK ASING
Bank asing merupakan kantor cabang dari suatu bank di luar Indonesia yang
saat ini hanya diperkanankan beroperasi di Jakarta dan membuka kantor cabang
pembantu di beberapa ibukota provinsi selain Jakarta, yaitu Semarang, Surabaya,
Bandung, Denpasar, Ujung Pandang, Medan, dan Batam. Bank asing yang membuka
cabangnya di Indonesia harus mempunyai aset 200 terbesar di dunia dan memilik
rating minimal A dari lembaga peringkat (rating agency) internasional. Contoh bank
asing yang beroperasi di Indonesia adalah : Citibank, American Express Bank, Bank
of Tokyo, Standart Chartered Bank, Hongkong and Shanghai Bank Corporation, Bank
of America, dll.

Bank Campuran
Kepemilikan bank campuran dapat dilakukan oleh warga Negara Indonesia
dan atau badan usaha hukum Indonesia dengan warga Negara asing dan atau badan
hukum asing secara kemitraan.

Kegiatan uaha bank campuran pada prinsipnya tidak berbeda dengan apa yang
dilakukan oleh bank umum swasta nasional, bank umum persero, atau bank
pemerintah. Dari sudut kegiatan penghimpunan dana (funding), sumber dana bank
campuran terutama berasal dari simpanan berjangka, dan giro. Kegiatan usaha bank
campuran umumnya memberikan pelayanan wholesale atau corporate banking. Bank
campuran yang beroperasi di Indonesia sampai akhir 2004 berjumlah 24 bank antara
lain;

1. PT. ANZ Bank


2. PT. Bank Commonwealth
3. PT. Bank Paribas Indonesia
4. PT. Bank Chinatrust Indonesia
5. PT. Bank Credit Agricole Indosuez
6. PT. Bank Credit Lyonnais Indonesia
7. PT. Bank Daiwa Perdania
8. PT. Bank DBS Indonesia
9. PT. Bank Finconesia
10. PT. Bank Hanvit Indonesia

BPR
Adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka,
tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. BPR diperkenankan
menerima simpanan dalam bentuk giro dan memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas
pembayaran.

Bentuk hukum BPR;

1. Perusahaan daerah
2. Koperasi
3. Perseroan terbatas
4. Bentuk Lain yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah
Klasifikasi BPR;

1. BPR Baru
2. Bank Pasar
3. Bank Desa
4. BKPD
5. Lumbung Desa
Kegiatan Usaha BPR;
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
2. Memberikan kredit
3. Menyediakan pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil
4. Menempatkan dananya dalam bentuk SBI, deposito atau tabungan pada bank
lain

Kegiatan yang tidak di perkenankan oleh BPR;

1. Menerima simpanan dalam bentuk giro


2. Melakukan penyertaan modal
3. Melakukan usaha perasuransian
4. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana mestinya.

Lembaga Keuangan Bukan Bank


Adalah badan usaha yang melakukan kegiatan di bidang keuangan, yang menghimpun
dana dengan mengeluarkan kertas berharga dan menyalurkannyauntuk membiayai
investasi perusahaan. LKBB tidak diperbolehkan menerima dana dari masyarakat
dalam bentuk giro, tabungan, dan deposito.
LKBB berdasar jenis usaha di bagi menjadi;
1. Lembaga pembiayaan pembangunan, yaitu lembaga keuangan yang kegiatan
utamanya memberikan kredit jangka menengah dan panjang.
2. Lembaga perantara penerbitan dan perdagangan surat-surat berharga, yaitu
lembaga keuangan yang usaha utamanya bertindak sebagai perantara dan penjamin
dalam penjualan surat berharga yang diterbitkan oleh emiten

Jenis lembaga Keuangan bukan bank;

1. Lembaga pembiayaan
2. Perusahaan perasuransian
3. Perusahaan efek
4. Reksadana
5. Perusahaan modal ventura
6. Pegadaian

Lembaga Pembiayaan
Adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan
dana atau barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat.
Badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan yang masuk dalam bidang usaha
lembaga pembiayaan disebut perusahaan. Bidang usaha lembaga pembiayaan, pada
awalnya, sebagaimana diatur dalam Keppres No. 61 tahun 1998 adalah sebagai
berikut;

1. Sewa guna usaha


2. Anjak piutang
3. Pembiayaan konsumen
4. Kartu kredit
5. Modal ventura
6. Perusahaan perdangan surat berharga

Perusahaan pembiayaan yang melakukan lebih dari satu kegiatan sering pula disebut
multifinance company.

PERUSAHAAN PERASURANSIAN
Di atur dengan undang-undang nomor 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian.

Jenis usaha perasuransian yang di atur dalam undang-undang nomor 2 tahun 1992
dapat digolongkan sebagai berikut;

1. Usaha asuransi yang terdiri atas; asuransi kerugian (non life insurance),
asuransi jiwa dan reasuransi
2. Usaha penunjang asuransi yang terdiri atas; pialang asuransi, pialang
reasuransi, penilai kerugian, konsultan aktuaria, dan agen asuransi.

Usaha asuransi dalam praktiknya dibedakan sebagai berikut;

1. Asuransi kebakaran, yaitu asuransi yang menutup resiko kebakaran, petir,


ledakan, dan kejatuhan pesawat.
2. Asuransi pengangkutan, yaitu pertanggungan akibat terjadinya kehilangan atau
kerusakan saat pelayaran.
3. Asuransi aneka, yaitu asuransi kerugian yang tidak dapat digolongkan ke
dalam asuransi kebakaran dan asuransi pengangkutan. Seperti; asuransi kendaraan
bermotor, kecelakaan diri, pencurian, uang dalam pengangkutan dan kecurangan.

DANA PENSIUN
Adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan
manfaat pension. Dana pensiun diatur dalam undang-undang nomor 11 tahun 1992.
Pembentukan dana pensiun didasarkan pada asas;

1. Asas keterpisahan kekayaan dana pensiun dari kekayaan badan hukum


pendirinya
2. Asas penyelenggaraan dalam sistem pendanaan
3. Asas pembinaan dan pengawasan
4. Asas penundaan manfaat

Dana pensiun pemberi kerja adalah dana pensiun yang dibentuk oleh orang atau badan
yang mempekerjakan karyawan, selaku pendiri, untuk menyelenggarakan program
pensiun manfaat pasti dan program pensiun iuran pasti bagi kepentingan
karyawannya.

PERUSAHAAN EFEK
Adalah perusahaan yang dapat melakukan kegiatan penjaminan emisi, perantara
pedagang efek, dan manajer investasi. Dalam melaksanakan fungsi penjaminan emisi
perusahaan efek bertindak sebagai penjamin emisi. Untuk jasa yang diberikan
tersebut, perusahaan efek mendapatkan under writing fee yang dihitung dari nilai
emisi. Ada tiga metode penjaminan yang dilakukan oleh perusahaan efek;

a. Full commitement, yaitu perusahaan efek mengikatkan diri kepada emiten


untuk menjual semua efek yang diterbitkan. Perusahaan efek sebagai underwriter akan
menanggung dan membeli semua efek apabila ada efek yang tidak terjual.
b. Best effort, yaitu perusahaan mengikatkan diri untuk berusaha semaksimal
mungkin untuk menawarkan efek yang diterbitkan kepada investor.
c. Standby commitment, yaitu penjamin emisi akan membeli sisa efek tidak
terjual dengan harga yang disepakati.

Reksa Dana
Reksa dana disebut juga investment fund atau mutual funds adalah wadah yang
dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya
diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Reksa Dana menurut
ketentuan dapat didirikan dalam bentuk hukum perseroan atau kontrak investasi
kolektif.

Ciri-ciri reksa dana;

1. Bentuk hukumnya adalah perseroan terbatas


2. Pengolaan kekayaan reksa dana didasarkan pada kontrak antara direksi
perusahaan dengan manajer investasi yang ditunjuk.
3. Penyimpanan kekayaan reksa dana didasarkan pada kontrak antara manajer
investasi dengan bank custodian.

Reksa Dana melakukan kegiatannya berdasar kontrak yang dibuat oleh manajer
investasi dan bank custodian.

Reksa dana yang dikelola oleh manajer investasi dibedakan menjadi;

1. Reksa dana pasar uang


2. Reksa dana pendapatan tetap
3. Reksa dana saham
4. Reksa dana campuran

Perusahaan Modal Ventura


Adalah usaha pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan
yang menerima bantuan pembiayaan untuk jangka waktu tertentu. Jangka waktu
pembiayaan menurut ketentuan dibatasi maksimal 10 tahun harus sudah dilakukan
tindak divestasi. Dibeberapa Negara, jangka waktu pembiayaan modal ventura
beriksar antara 3 – 10 tahun.

Perusahaan Penjamin
Merupakan kegiatan usaha yang relative baru dalam lingkup lembaga keuangan bukan
bank.
Bidang usaha penjamin adalah melakukan kegiatan dalam bentuk pemberian jasa
penjaminan untuk menanggung pembayaran kewajiban keuangan terjamin, apabila
terjamin tidak dapat memenuhi kewajiban perikatannya kepada penerima jaminan
yang timbul dari transaksi kredit, sewa guna usaha, anjak piutang, pembiayaan
konsumen, pembiayaan dengan pola bagi hasil, dan pembelian barang secara
angsuran.
Pihak-pihak yang terkait dalam transaksi penjaminan;
1. Terjamin, adalah pihak yang memperoleh penjaminan dari perusahaan
penjaminan
2. Penerima jaminan, adalah pihak yang berhak menerima pembayaran dari
perusahaan penjaminan, apabila terjamin tidak dapat memenuhi kewajiban
perikatannya.
3. Perusahaan penjamin, adalah badan usaha yang bergerak dibidang keuangan
yang kegiatan usaha pokoknya melakukan usaha penjaminan.

Mekanisme penjaminan dapat dibedakan menjadi;

1. Penjaminan langsung, penjaminan yang diberikan kepada terjamin oleh


perusahaan penjamin untuk mendapatkan jaminan atau kebutuhan pembiayaannya
tanpa terlebih dahulu melalui pihak penerima jaminan.
2. Penjaminan tidak langsung, yaitu penjaminan yang diberikan kepada terjamin
oleh perusahaan penjamin dengan terlebih dahulu melalui atau atas permintaan
penerima jaminan.

Anda mungkin juga menyukai