Anda di halaman 1dari 53

MAKALAH OPTIMASI SISTEM ENERGI

PERMODELAN DAN OPTIMASI

Disusun Oleh :

1. Bayu Saputra (061640411922)


2. Briliantina Rossa (061640411923)
3. Miranda Dwi Cendani (061640411928)

Kelas/Kelompok : 6 EGD / III


Dosen Pengampu : Ida Febriana, S.Si., M.T.

PROGRAM STUDI DIV TEKNIK ENERGI


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, Karena atas karunia
dan rahmat-Nya serta dengan diiringi dengan usaha yang dilakukan, sehingga Kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Permodelan Sistem Optimasi Enegi“.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu untuk
menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya. Semoga apa yang telah ditulis
mengenai “Permodelan Optimasi Sistem Energi” dapat bermanfaat bagi kita semua ke
depannya. Sebelumnya, Kami mengucapkan mohon maafapabila tulisan pada makalah ini
terdapat kesalahan, karena manusia tidak akan luput dari kesalahan walaupun manusia itu
selalu berusaha dan mencoba untuk menjadi seseorang yang sempurna, karena
kesempurnaan itu hanyalah milik Allah SWT.

Palembang, Maret 2019

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

OPTIMASI SISTEM ENERGI PERMODELAN ................................................................ i


KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... 1
TABEL GAMBAR ............................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 4
1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 5
2. 1. Pemodelan ............................................................................................................... 5
2.2 Turbin Gas .............................................................. Error! Bookmark not defined.
2.3 Pompa ..................................................................... Error! Bookmark not defined.
2.4 Heat exchanger........................................................ Error! Bookmark not defined.
2.5 Chamber .................................................................. Error! Bookmark not defined.
2.6 Perhitungan ............................................................. Error! Bookmark not defined.
2.7 Teknik Optimasi Pada Prosedur Simulasi ............................................................... 47
2.8 Metode Optimasi .................................................................................................... 49
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 50
3.1Kesimpulan ............................................................................................................. 50
3.2 Saran ...................................................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 51

1
TABEL GAMBAR

Gambar 1 Abstraksi pemodelan .........................................Error! Bookmark not defined.


Gambar 2 Klasifikasi pemodelan sistem Sumber : Law dan Kelton, 1991......................... 5
Gambar 3 Prinsip Kerja Kompresor...................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 4 Penampung dalam mesin Turbin Gas (turbojet type)Error! Bookmark not
defined.
Gambar 5 Macam-macam turbin gas A). Kompresor ........Error! Bookmark not defined.
Gambar 6 Turbin axial .......................................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 7 Turbin radial ......................................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 8 Macam-macam ruang bakar/combustion chamberError! Bookmark not
defined.
Gambar 9 turbin gas pesawat terbang ................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 10 Turbin gas untuk industri (pembangkit listrik)Error! Bookmark not
defined.
Gambar 11 Mesin pembakaran dalam (turbin gas dan motor bakar)Error! Bookmark
not defined.
Gambar 12 Perbandingan turbin gas dan mesin diesel ......Error! Bookmark not defined.
Gambar 13 Ruang bakar dan proses pembakaran turbin gasError! Bookmark not
defined.
Gambar 14 Backworkturbingas .........................................Error! Bookmark not defined.

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan untuk menyediakan sistem energi yang lebih efisien dan hemat
biaya menjadi semakin penting. Persaingan global yang lebih besar dan keinginan
untuk proses yang lebih baik dan lebih efisien telah menghasilkan perlunya
praktik desain yang lebih baik. Selama dekade terakhir, telah tumbuh minat dalam
menghasilkan produk-produk berkualitas tinggi dengan biaya yang minimal,
sambil memuaskan meningkatnya kekhawatiran mengenai dampak lingkungan,
keselamatan, dan faktor-faktor lain, daripada mengembangkan sistem yang hanya
melakukan tugas yang diinginkan. Penggunaan energi secara langsung terkait
dengan kesejahteraan, standar kehidupan, dan kemakmuran, dan memenuhi
permintaan energi yang meningkat dengan cara yang aman dan bertanggung
jawab terhadap lingkungan merupakan tantangan penting. Pendorong utama
permintaan energi adalah keinginan manusia untuk mempertahankan dan
meningkatkan diri kita sendiri, keluarga kita, dan komunitas kita. Ada sekitar
tujuh miliar orang di bumi, dan pertumbuhan populasi kemungkinan akan
mengarah pada peningkatan permintaan energi, yang tergantung pada kecukupan
sumber daya energi. Selain itu, peningkatan populasi dan pembangunan ekonomi
di banyak negara dapat secara signifikan mempengaruhi lingkungan, karena
proses pembangkit energi mengeluarkan polutan, yang banyak di antaranya
berbahaya bagi ekosistem. Pentingnya energi dalam kehidupan sehari-hari
menjadikannya prioritas penting untuk optimalisasi sistem tersebut.

Sering diinginkan untuk mengoptimalkan proses dengan memaksimalkan


atau meminimalkan fungsi tujuan. Misalnya, keuntungan ekonomi atau kualitas
produk dapat dimaksimalkan, sementara biaya produk per unit dan input energi
dapat diminimalkan. Keberhasilan bisnis saat ini sangat didasarkan pada
kemampuan untuk mengoptimalkan proses dan sistem. Dengan munculnya bahan-
bahan baru dalam beberapa tahun terakhir, seperti komposit dan keramik, dan
proses manufaktur baru, beberapa industri tradisional (misalnya, pemrosesan baja)
telah menghadapi tantangan yang signifikan dan, dalam beberapa kasus,
berkurang dalam ukuran, sementara bidang baru memiliki muncul. Penting untuk
mengeksploitasi teknik baru untuk peningkatan produk dan pengurangan biaya di
industri tradisional dan baru. Bahkan dalam bidang yang berkembang seperti
elektronik konsumen, kemakmuran perusahaan terkait erat dengan
kemampuannya untuk menerapkan optimisasi pada proses dan desain sistem yang

3
baru dan yang sudah ada. Akibatnya, desain teknik, yang selalu penting, menjadi
semakin digabungkan dengan optimasi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pemodelan?


2. Apa itu kompresor udara dan bagaimana prinsip kerjanya?
3. Apa itu turbin gas dan bagaimana prinsip kerjanya?
4. Apa itu pompa dan bagaimana prinsip kerjanya?
5. Apa itu alat penukar panas tertutup dan bagaimana prinsip kerjanya?
6. Apa itu ruang bakar dan bagaimana prinsip kerjanya?
7. Apa yang dimaksud dengan optimasi?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu pemodelan


2. Untuk mengetahui apa itu kompresor udara beserta prinsip kerjanya
3. Untuk mengetahui apa itu turbin gas beserta prinsip kerjanya
4. Untuk mengetahui apa itu pompa beserta prinsip kerjanya
5. Untuk mengetahui apa itu alat penukar panas tertutup beserta prinsip
kerjanya
6. Untuk mengetahui apa itu ruang bakar beserta prinsip kerjanya
7. Untuk mengetahui apa itu optimasi

4
BAB II
PEMBAHASAN

2. 1. Pemodelan

Optimasi adalah alat yang signifikan dalam rekayasa untuk


menentukan nilai terbaik, atau optimal, untuk variabel keputusan
sistem.Rekayasa energi adalah bidang di mana optimalisasi.Menurut
Phillips (1976) dalam operation research, yang dimaksudkan dengan
model adalah representasi sederhana dari sesuatu yang nyata. Dengan
pengertian ini menunjukkan bahwa model selalu tidak sempurna
Adakalanya lingkungan nyata terlalu rumit sehingga sekedar untuk
memahaminya ataupun untuk mengkomunikasikan dengan orang lain
diperlukan sebuah model yang representatif. Model semacam ini banyak
ditemui dalam ilmu kehidupan, kimia fisik dan fisika. Sebagai contoh :
model atom, model struktur genetika, persamaan matematik yang
menjabarkan dalil fisika tentang gerakan ataupun reaksi kimia.
Dengan demikian menjadi jelas bahwa untuk kondisi tertentu
biasanya perlu membangun sebuah model yang mewakili sistem nyata
serta mempelajarinya sebagai pengganti sistem nyata.

Gambar 1 Klasifikasi pemodelan sistem


Sumber : Law dan Kelton, 1991

Pemodelan digunakan untuk memperoleh informasi tentang


bagaimana sesuatu berperilaku tanpa benar-benar mengujinya dalam
kehidupan nyata.Penggunaan pemodelan dan simulasi dalam bidang
teknik diakui dan diterima dengan baik.Untuk memastikan bahwa hasil
simulasi realistis dan representatif dari aplikasi fisik, praktisi teknik perlu
memahami asumsi, konsep, dan kendala implementasi bidang ini.Kalau
tidak, hasil simulasi mungkin tidak dapat diterapkan dalam desain dan
konstruksi suatu produk. Pemodelan dan simulasi memberikan beberapa
manfaat bagi para insinyur, yang beberapa di antaranya adalah:

5
• Pemodelan adalah metode yang menarik karena umumnya lebih
murah dan lebih aman daripada melakukan eksperimen dengan
prototipe produk akhir atau sistem aktual.
• Pemodelan sering kali bahkan lebih realistis daripada eksperimen
konvensional, karena dapat memungkinkan parameter lingkungan
yang ditemukan dalam bidang aplikasi operasional suatu produk atau
proses menjadi mudah bervariasi. Selain itu, pemodelan dapat
digunakan untuk melakukan studi parameter dalam rangka
menentukan efek dari berbagai parameter desain yang dipilih pada
kinerja, sehingga meningkatkan pemahaman produk atau proses.
• Pemodelan seringkali dapat dilakukan lebih cepat daripada
eksperimen dan pengujian. Ini memungkinkan model yang akan
digunakan untuk analisis opsi alternatif yang efisien, terutama ketika
data yang diperlukan untuk menginisialisasi simulasi dapat diperoleh
dari data operasional.

Studi tentang fenomena fisik dalam rekayasa melibatkan dua


langkah utama.Pada awalnya, semua variabel yang mempengaruhi
fenomena diidentifikasi dan asumsi dan perkiraan yang masuk akal
dibuat untuk masing-masing, hukum dan prinsip fisik yang tepat
dilibatkan, dan masalah dirumuskan secara matematis.Pada langkah
kedua, masalah diselesaikan dengan menggunakan pendekatan yang
sesuai, dan hasilnya disajikan.Hasil yang cukup akurat untuk masalah
praktis yang bermakna seringkali dapat diperoleh dengan upaya yang
relatif sedikit menggunakan model matematika yang sesuai dan
realistis.Pengembangan model membutuhkan pengetahuan yang baik
tentang fenomena alam yang terlibat dan hukum yang relevan.Seorang
insinyur yang berpengalaman dalam pemodelan masalah-masalah praktis
biasanya dapat memutuskan antara model yang akurat tetapi kompleks
dan model yang sederhana namun relatif tidak akurat.Pilihan yang tepat
biasanya tergantung pada situasi.Biasanya model paling sederhana yang
memberikan hasil yang cukup untuk masalah yang sedang
dipertimbangkan.Sebagai contoh, kita dapat memodelkan dan
menganalisis kehilangan panas dari sebuah bangunan untuk memilih
ukuran yang tepat untuk pemanas di dalam bangunan; kami menentukan
kehilangan panas dalam kondisi ekstrim dan memilih tungku yang dapat
menyediakan energi yang cukup untuk mengatur kerugian
tersebut.Pengembangan model yang akurat dan kompleks biasanya tidak
terlalu sulit.
Minimal, model harus mencerminkan fitur-fitur penting dari
masalah fisik yang sesuai.Banyak masalah nyata dapat dianalisis dengan
model sederhana.Perhatikan bahwa hasil yang diperoleh dari analisis
hanya seakurat asumsi yang dibuat untuk menyederhanakan
analisis.Solusi yang tidak konsisten dengan sifat masalah yang diamati
terlalu kasar dan tidak dapat digunakan secara wajar.Gambar 2.1
mengilustrasikan bagaimana suatu sistem dapat dimodelkan untuk
menentukan output.Dari gambar ini, dapat diamati bahwa model yang
akurat tergantung pada beberapa faktor seperti asumsi yang masuk akal.

6
Model fisik replika atau tiruan dilaksanakan dengan menirukan
domain /ruang/daerah dimana fenomena atau peristiwa alam tersebut
terjadi.Tiruan domain dapat lebih besar ataupun lebih kecil dibandingkan
dengan keadaan nyata di alam.Kesesuaian dari model ini ditentukan oleh
seberapa mungkin kesebangunan (geometris, kinematis, dan dinamis) di
alam dapat ditirukan ke dalam model.Misalnya, seorang ahli struktur yang
mempelajari bagian struktur pesawat ruang angkasa dalam versi skala
kecil.

Sedangkan model analog adalah model yang merepresentasikan


proses pada sistem nyata dengan menggunakan benda lain yang memiliki
sifat/prinsip yang sama. Benda yang digunakan dapat bersifat fisik,
mekanik, ataupun listrik. Dapat dikatakan bahwa pada model analog
replika/tiruan dilaksanakan dengan menganalogikan suatu
fenomena/peristiwa alam dengan fenomena/peristiwa alam yang lain
kemudian dibuatkan model fisiknya. Sebagai contoh : peristiwa aliran air
tanah di bawah bendung ditirukan dengan model yang menggunakan arus
listrik.
Model matematik adalah representasi ideal dari sistem nyata
yang dijabarkan /dinyatakan dalam bentuk simbol dan pernyataan
matematik. Dengan kata lain model matematik merepresentasikan sebuah
sistem dalam bentuk hubungan kuantitatif dan logika, berupa suatu
persamaan matematik. Model matematik yang ditulis sesuai dengan
bahasa pemrograman untuk digunakan pada komputer digital dinamakan
model digital.

7
2.1.1 kompresorAir

Kompresor udara adalah perangkat yang menggunakan


daya listrik (biasanya dari motor listrik, mesin diesel, atau
mesin bensin) untuk memampatkan udara dengan menekan
itu.ia udara dapat disimpan dan / atau dirilis pada permintaan
untuk berbagai aplikasi. Berbagai jenis kompresor udara ada,
termasuk positif-perpindahan ataunegatif perpindahan
jenis.Kita dapat model kompresor udara menggunakan saldo
energi dan hubungan lainnya, dan model tersebut dapat
digunakan untuk mengoptimalkan kompresor udara
mempertimbangkan faktor termodinamika dan lainnya.Gambar
2.2 menunjukkan model termodinamika kompresor udara (AC)
sebagai kontrol volume.

8
2.2.2 TURBIN GAS

Sebuahturbinadalahperangkatmekanikrotaryyangekstrakener
gidarialiranbertekanandanmengkonversike pekerjaan yang
bermanfaat. Sebuah turbin khas memiliki rotor: bagian bergerak
yang terdiri dari poros atau gendang dengan pisau terpasang.
Turbin yang banyak digunakan dalam pembangkit listrik,
pengolahan petrokimia, pencairan, dan aplikasi lainnya.di sini
adalah berbagai jenis turbin, dengan berbagai output kerja dan
beroperasi pada siklus yang spesifik. hus kita memiliki turbin
gas, turbin uap, turbin angin, dan turbin hidrolik.
Di sini, kita mempertimbangkan turbin gas, yang umumnya
digunakan dalam pembangkit listrik turbin
gasdanfasilitascogeneration.Sebuahmodeltermodinamikaturbing
asditunjukkanpadaGambar2.3.Untuk
model turbin gas, kita biasanya harus mampu menghitung temperatur

9
2.2.3 POMPA

Sebuah pompa adalah perangkat yang pressurizes dan /


atau bergerak cairan, oleh tindakan mekanis. Pompa dapat
diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok besar sesuai dengan
metode yang mereka gunakan untuk
memindahkanfluida:liftlangsung,perpindahan,dangravitasi.Pom
paumumnyadidorongolehlistrik,meskipun mereka juga dapat
dihubungkan dengan dan didorong oleh perangkat seperti mesin
dan turbin angin.
Pompa datang inmany ukuran, mulai frommicroscopic,
untuk menggunakan aplikasi inmedical, hingga besar, untuk
pembangkitlistrikdanprosesindustri.Pompaumumnyadigunakan
dalamsiklustermodinamikamanatekanan
meningkatdaricairanyangdiperlukan,misalnya,siklusRankine,sis
temrefrigerasiabsorpsi,sistemkogenerasi,
sistempenyimpananenergikriogenik,unitdesalinasi,dansistemene
rgilainnya.Dalampembangkitlistrikbesar, pompa utama, yang
disebut pompa umpanboiler,

Gambar 2.4 menunjukkan model termodinamika pompa khas


dengan lubang fluida dan outlet. Menulis keseimbangan tingkat
energi untuk kontrol volume sekitar pompa memberi

=̇Ẇm(P2-P1) (2.9)

10
2.2.5 MODEL PENUKAR PANAS

Mengganti Persamaan 2.9 ke Persamaan 2.10 hasil:


h2=h1+( P2-P1) (2.11)
Olehkarenaitu,entalpioutletpompamerupakanfungsidariinletent
alpidantekananperbedaandipompa.ia tekanan outlet dan entalpi
outlet pompa sering didefinisikan, sehingga suhu keluar harus
dihitung lugas menggunakan tabel termodinamika atau sumber
dataproperti.

2.2.5 CHAMBER

Sebuahruangbakaradalahperangkatdimanabahanbakardib
akar.ruangpembakaransecaraluasdigunakan
dalammesin,pembangkitlistrikdanpembangkitcogeneration.
Gambar2.6menyajikanmodeldaripembakaran
umumchamber.hesifatoutletruangbakartergantungpadamassaud
araflowrate,bahanbakarflowratedan
nilaikalorrendah(LHVf)danruangbakareFFIefisiensicc.istilahhes
eterkaitsebagaiberikut:

11
Pertimbangkan sebagai contoh pembangkit listrik turbin
gas.ayam, bahan bakar pada Gambar 2.6 adalah gas alam, yang
dapat dimodelkan sebagai metana murni (CH 4).Biasanya, ruang
pembakaran kehilangan panas adalah sekitar 2% dari masukan
energi dengan bahan bakar.

2.2.6 Prinsip Kerja Heat Exchanger


Pada dasarnya prinsip kerja dari alat penukar kalor yaitu
memindahkan panas dari dua fluida padatemperatur berbeda di mana
transfer panas dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung.

 Secara kontak langsung


panas yang dipindahkan antara fluida panas dan dinginmelalui
permukaan kontak langsung berarti tidak ada dinding antara kedua
fluida.Transfer panas yang terjadi yaitu melalui interfase / penghubung
antara kedua fluida.Contoh: aliran steam pada kontak langsung yaitu 2 zat
cair yang immiscible (tidak dapat bercampur), gas-liquid, dan partikel
padat-kombinasi fluida.

 Secara kontak tak langsung


perpindahan panas terjadi antara fluida panas dandingin melalui
dinding pemisah. Dalam sistem ini, kedua fluida akan mengalir.

C. Jenis – jenis Heat Exchanger

1. Penukar panas pipa rangkap (double pipe heat exchanger )

Salah satu jenis penukar panas adalah susunan pipa ganda.Dalam


jenis penukar panas dapat digunakan berlawanan arah aliran atau arah aliran,
baik dengan cairan panas atau dingin cairan yang terkandung dalam ruang
annular dan cairan lainnya dalam pipa.
Alat penukar panas pipa rangkap terdiri dari dua pipa logam standart
yang dikedua ujungnya dilas menjadi satu atau dihubungkan dengan kotak
penyekat.Fluida yang satu mengalir di dalam pipa, sedangkan fluida kedua
mengalir di dalam ruang anulus antara pipa luar dengan pipa dalam.Alat
penukar panas jenis ini dapat digunakan pada laju alir fluida yang kecil dan

12
tekanan operasi yang tinggi. Sedangkan untuk kapasitas yang lebih besar
digunakan penukar panas jenis selongsong dan buluh ( shell and tube heat
exchanger ).

2. Penukar panas cangkang dan buluh ( shell and tube heat exchanger )

Alat penukar panas cangkang dan buluh terdiri atas suatu bundel
pipa yang dihubungkan secara parallel dan ditempatkan dalam sebuah pipa
mantel (cangkang ). Fluida yang satu mengalir di dalam bundel pipa,
sedangkan fluida yang lain mengalir di luar pipa pada arah yang sama,
berlawanan, atau bersilangan. Kedua ujung pipa tersebut dilas pada
penunjang pipa yang menempel pada mantel. Untuk meningkatkan effisiensi
pertukaran panas, biasanya pada alat penukar panas cangkang dan buluh
dipasang sekat ( buffle ). Ini bertujuan untuk membuat turbulensi aliran
fluida dan menambah waktu tinggal ( residence time ), namun pemasangan
sekat akan memperbesar pressure drop operasi dan menambah beban kerja
pompa, sehingga laju alir fluida yang dipertukarkan panasnya harus diatur.

3. Penukar Panas Plate and Frame ( plate and frame heat exchanger )

Alat penukar panas pelat dan bingkai terdiri dari paket pelat – pelat
tegak lurus, bergelombang, atau profil lain. Pemisah antara pelat tegak lurus
dipasang penyekat lunak ( biasanya terbuat dari karet ). Pelat – pelat dan
sekat disatukan oleh suatu perangkat penekan yang pada setiap sudut pelat
10 ( kebanyakan segi empat ) terdapat lubang pengalir fluida. Melalui dua
dari lubang ini, fluida dialirkan masuk dan keluar pada sisi yang lain,
sedangkan fluida yang lain mengalir melalui lubang dan ruang pada sisi
sebelahnya karena ada sekat.

4. SDAdiabatic wheel heat exchanger

Jenis keempat penukar panas menggunakan intermediate cairan atau


toko yang solid untuk menahan panas, yang kemudian pindah ke sisi lain
dari penukar panas akan dirilis. Dua contoh ini adalah roda adiabatik, yang

13
terdiri dari roda besar dengan benang halus berputar melalui cairan panas
dan dingin, dan penukar panas cairan.

5. Pillow plate heat exchanger

Sebuah pelat penukar bantal umumnya digunakan dalam industri


susu untuk susu pendingin dalam jumlah besar langsung ekspansi tank
massal stainless steel. Pelat bantal memungkinkan untuk pendinginan di
hampir daerah seluruh permukaan tangki, tanpa sela yang akan terjadi
antara pipa dilas ke bagian luar tangki. Pelat bantal dibangun menggunakan
lembaran tipis dari logam-spot dilas ke permukaan selembar tebal dari
logam.
Pelat tipis dilas dalam pola teratur dari titik-titik atau dengan pola
serpentin garis las.Setelah pengelasan ruang tertutup bertekanan dengan
kekuatan yang cukup untuk menyebabkan logam tipis untuk tonjolan di
sekitar lasan, menyediakan ruang untuk cairan penukar panas mengalir, dan
menciptakan penampilan yang karakteristik bantal membengkak terbentuk
dari logam.

6. Dynamic scraped surface heat exchanger

Tipe lain dari penukar panas disebut "(dinamis) besot permukaan


heat exchanger". Ini terutama digunakan untuk pemanasan atau pendinginan
dengan tinggi viskositas produk, proses kristalisasi, penguapan tinggi dan
fouling aplikasi. Kali berjalan panjang yang dicapai karena terus menerus
menggores permukaan, sehingga menghindari pengotoran dan mencapai
kecepatan transfer panas yang berkelanjutan selama proses tersebut.

7. Phase-change heat exchanger

Selain memanas atau pendinginan cairan hanya dalam satu fasa,


penukar panas dapat digunakan baik untuk memanaskan cairan menguap
(atau mendidih) atau digunakan sebagai kondensor untuk mendinginkan uap
dan mengembun ke cairan. Pada pabrik kimia dan kilang,

14
reboilersdigunakan untuk memanaskan umpan masuk untuk menara distilasi
sering penukar panas.
Distilasi set-up biasanya menggunakan kondensor untuk
mengkondensasikan uap distilasi kembali ke dalam cairan.Pembangkit
tenaga listrik yang memiliki uap yang digerakkan turbin biasanya
menggunakan penukar panas untuk mendidihkan air menjadi uap.
Heat exchanger atau unit serupa untuk memproduksi uap dari air
yang sering disebut boiler atau generator uap.Dalam pembangkit listrik
tenaga nuklir yang disebut reaktor air bertekanan, penukar panas khusus
besar yang melewati panas dari sistem (pabrik reaktor) primer ke sistem
(pabrik uap) sekunder, uap memproduksi dari air dalam proses, disebut
generator uap.Semua pembangkit listrik berbahan bakar fosil dan nuklir
menggunakan uap yang digerakkan turbin memiliki kondensor permukaan
untuk mengubah uap gas buang dari turbin ke kondensat (air) untuk
digunakan kembali.
Untuk menghemat energi dan kapasitas pendinginan dalam kimia
dan tanaman lainnya, penukar panas regeneratif dapat digunakan untuk
mentransfer panas dari satu aliran yang perlu didinginkan ke aliran yang
perlu dipanaskan, seperti pendingin distilat dan pakan reboiler pra-
pemanasan.
Istilah ini juga dapat merujuk kepada penukar panas yang
mengandung bahan dalam struktur mereka yang memiliki perubahan
fasa.Hal ini biasanya padat ke fase cair karena perbedaan volume kecil
antara negara-negara ini.Perubahan fase efektif bertindak sebagai buffer
karena terjadi pada suhu konstan tetapi masih memungkinkan untuk penukar
panas untuk menerima panas tambahan.Salah satu contoh di mana ini telah
diteliti untuk digunakan dalam elektronik pesawat daya tinggi.

15
Ejector adalah salah satu jenis mesin fluida yang banyak digunakan
untuk mendukung salah satu proses pada industri, antara lain: proses
vacuum destilation, pompa untuk fluida berbahaya (Tesar, 2011),
desalination (Yuan, dkk, 2011; Khumar, dkk, 2005; El-Nashar A.M,dkk,
1984, micro bubbles generator (Evans, dkk, 1996), refrigeration
(Ruangtrakoon, 2011; Huang dkk, 2010; Butterworth dan Sheer, 2007;
Chunnanond, dkk, 2004), pengolahan dan pengawetan produk pangan
(McDonald, dkk, 2000), pemotongan material (Osman, dkk, 2004), mixer
(Balamurugan, dkk, 2007; Evans, dkk, 2001), passive core injection system
(Narabayashi, 2000).
PLAT DATAR

16
SOLAR PHOTOVOLTAIC PANEL
Solar PV (Fotovoltaik) adalah metode pembangkit tenaga listrik dengan
mengubah radiasi matahari menjadi listrik arus searah (DC) menggunakan
semikonduktor yang menunjukkan efek fotovoltaik.
Solar PV atau sering disebut Solar Panel atau Panel Surya terdiri dari sejumlah sel
surya / solar cell yang mengandung bahan/material fotovoltaik (photovoltaics)
yang tersusun bersamaan dengan silikon monocrystalline, silicon polycrystalline,
silikon amorf, telluride kadmium, dan tembaga indium gallium selenide /
sulfida. Solar PV termasuk jenis photo dioda
Solar cell/PV menghasilkan listrik arus DC dari sinar matahari, yang dapat
langsung digunakan untuk peralatan listrik DC atau untuk mengisi
ulang baterai. Aplikasi praktis pertama photovoltaics adalah satelit yang
mengorbit listrik dan pesawat ruang angkasa lainnya, tetapi sekarang sebagian
besar modul fotovoltaik digunakan untuk pembangkit jaringan listrik tersambung
setara PLN. Dalam hal ini inverter diperlukan untuk mengkonversi arus DC ke
arus AC.
Ada sistem plts kecil (dikenal SHS – Solar Home System) berbasis off-
grid untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal terpencil, kapal, kendaraan
rekreasi, mobil listrik, telepon umum, alat/kamera detektor dan monitor jarak
jauh, sedangkan plts berskala besar jumlah modul PV harus dirangkai dalam
kelipatan seri paralel disebut modul array. Dengan sistem modul array, kebutuhan
energi listrik berskala besar dapat dipenuhi..

Cara Kerja:
 Cara kerja sistem pembangkit listrik tenaga surya, menggunakan grid-
connected panel sel surya photovoltaic.
 Modul sel surya photovoltaic mengubah energi surya menjadi arus listrik
DC. Arus listrik DC yang dihasilkan ini akan dialirkan melalui inverter
(konversi daya) yang mengubahnya menjadi arus listrik AC, yang secara
otomatis juga akan mengatur seluruh sistem.
 Listrik AC akan didistribusikan melalui panel distribusi indoor yang akan
mengalirkan listrik sesuai kebutuhan alat elektronik (televisi, radio, AC,
pompa air dll). Besar dan biaya konsumsi listrik yang dipakai akan diukur
dalam Watt-Hour Meters

17
Kelebihan Sel Surya:
Penggunaan photovoltaic memiliki beberapa kelebihan jika dibanding dengan
pembangkit tenaga listrik lain, yakni:
 Bersih dan bebas polusi
 Beroperasi tanpa ada bagian yang perlu dibongkar pasang
 Menghasilkan listrik tanpa suara
 Minim perawatan
 Listrik yang dihasilkan dapat dipergunakan untuk keperluan apapun dan
dimanapun, tidak perlu investasi besar ataupun pengecekan keamanan
seperti industri nuklir
 Tidak memerlukan biaya transportasi seperti minyak, batubara, uranium dan
plutonium
 Awet dan tahan lama (bisa mencapai 25 tahun)
 Jenis Panel Surya/solar cell:
Polikristal(Poly-crystalline)
Merupakan panel surya yang memiliki susunan kristal acak karena
dipabrikasi dengan proses pengecoran. Type ini memerlukan luas
permukaan yang lebih besar dibandingkan dengan jenis monokristal untuk
menghasilkan daya listrik yang sama. Panel surya jenis ini memiliki
efisiensi lebih rendah dibandingkan type monokristal, sehingga memiliki
harga yang cenderung lebih murah.
 Monokristal(Mono-crystalline)
Merupakan panel yang paling efisien, menghasilkan daya listrik persatuan
luas yang paling tinggi. Memiliki efisiensi sampai dengan
15%. Kelemahan dari panel jenis ini adalah tidak dapat bekerja optimal
ditempat dengan cahaya mataharinya kurang (teduh), efisiensinya akan
turun drastis dalam cuaca berawan.
 Amorphous
Silikon Amorf (a-Si) telah digunakan sebagai bahan sel photovoltaic untuk
kalkulator selama beberapa waktu.
Meskipun mempunyai kinerja yang lebih rendah dibandingkan sel surya
tradisional c-Si, hal ini tidak penting dalam kalkulator, yang menggunakan
daya sangat rendah.
 Teknologi terbaru saat ini dengan perbaikan dalam teknik konstruksi telah
membuat a-Si lebih menarik sebagian besar wilayah pemanfaatan sel
surya. Disini efisiensi yang lebih tinggi dapat dicapai dengan menyusun
beberapa sel tipis-film di atas satu sama lain, masing-masing sesuai untuk
bekerja dengan baik pada frekuensi cahaya tertentu.
 Pendekatan ini tidak berlaku untuk c-sel Si, dengan teknik konstruksi yang
tebal dan karenanya sangat buram, menghalangi cahaya mencapai lapisan
lain dalam susunan. Pembuatan dari solar sel bertipe a-Si dalam produksi
skala besar tidak efisien, tetapi biaya. a-Si sel menggunakan sekitar 1%
dari silikon yang dibutuhkan untuk sel c- Si, dan biaya silikon adalah
faktor terbesar dalam biaya pembuatan sel. Namun, biaya lebih tinggi
karena pembuatan konstruksi multi-layer, sampai saat ini, membuat a-Si
tidak menarik kecuali dalam peran mana ketipisan atau fleksibilitas adalah
keuntungan.

18
METODE ALGORITMA GENITIKA

Algoritma Genetika Algoritma Genetika adalah algoritma pencarian yang


didasarkan atas mekanisme seleksi alami dan evolusi biologis.Algoritma genetika
mengkombinasikan antara deretan struktur dengan pertukaran informasi acak ke
bentuk algoritma pencarian dengan beberapa perubahan bakat pada manusia.
Berikut ini beberapa definisi penting dalam Algoritma Genetika yaitu
Genotype (Gen) yaitu sebuah nilai yang menyatakan satuan dasar yang membentuk
suatu arti tertentu dalam satu kesatuan gen yangdinamakan kromosom. Dalam
Algoritma Genetika, gen ini bisa berupa nilai biner, float, integer maupun karakter.
Allele merupakan nilai dari gen. Kromosom adalah gabungan gen-gen yang
membentuk nilai tertentu.Individu, menyatakan satu nilai atau keadaan yang
menyatakan salah satu solusi yang mungkin dari permasalahan yang diangkat.
Populasi, merupakan sekumpulan individu yang akan diproses bersama dalam satu
siklus proses evolusi. Generasi, menyatakan satu-satuan siklus proses evolusi.
Sedangkan Nilai Fitness, menyatakan seberapa baik nilai dari suatu individu atau
solusi yang didapatkan. Fungsi Fitness merupakan alat ukur yang digunakan untuk
proses evaluasi kromosom. Nilai fitness dari suatu kromosom akan menunjukkan
kualitas kromosom dalam populasi tersebut.

SOLAR PHOTOVOLTAIC THERMAL (PV/T) SYSTEM

PERHITUNGAN :

Dik : CP = 2,2537 kj/kg.K

CV = 1,7354 kj/kg.K

1. Kompresor Gas
 T2 , T2 = 1000C
T3 = 300C
 Wc, Wc = Cp ( T2 – T1 )

= 2,2537 kj/kg.K ( 100 – 30 ) 0C

= 2,2537 kjkg.K ( 343,15 K )

= 773,35 kj/kg ( pada jurnal Wc = 157,759. suhunya tidak


dikonversi )

19
2. Turbin Gas
 T4 , T4 = 4000C
T3 = 6300C
 Wt, Wt = Cp ( T3 – T4 )

= 2,2537 kj/kg.K ( 630 – 400 ) 0C

= 2,2537 kjkg.K ( 503 K )

= 1133,6 kj/kg ( pada jurnal Wt = 518,351. suhunya tidak


dikonversi )

3. Wnet PLTG = Wt – Wc
= 1133,6 kj/kg – 773,35 kj/kg
= 360,25 kj/kg

4. Effisiensi ( Qin = 1194,461 dan Qout = 833,869 )

𝑄𝑜𝑢𝑡
Eff =1− 𝑥 100%
𝑄𝑖𝑛
1194,461
=1− 833,869
𝑥 100 %
= 30,19 %

5. Kompresor Uap
 T2 , T2 = 600C
T1 = 300C
 Wc, Wc = Cp ( T2 – T1 )

= 2,2537 kj/kg.K ( 60 – 30 ) 0C

= 2,2537 kjkg.K ( 303,15 K )

= 683,20 kj/kg

6. Turbin Uap
 T4 , T4 = 600C
T3 = 4000C
 Wc, Wc = Cp ( T2 – T1 )

= 2,2537 kj/kg.K ( 400 – 60 ) 0C

= 2,2537 kjkg.K ( 370 K )

= 833,86 kj/kg

7. Pompa
W = h2 – h1
= ( 251 – 125 ) kj/kg
= 126 kj/kg

20
8. Wnet PLTu = Wt – Wpompa
= 833,86 kj/kg – 126 kj/kg
= 707,86 kj/kg

9. Effisiensi ( Qin = 3029 dan Qout = 2245 )

𝑄𝑜𝑢𝑡
Eff =1− 𝑥 100%
𝑄𝑖𝑛
2245
=1− 𝑥 100 %
3029
= 25,89 %

21
PERHITUNGAN NO 18 EFFISIENSI

18. Pertimbangkan pemangkit listrik tenaga surya dengan pemanas umpan air seperti
yang ditunjukkan pada gambar 1.14 kondisi uap yang dihasilkan dalam boiler adalah
800 Kpa dan 5000C tekanan buang turbin 10Kpa adalah 45,830C membiarkan sedikit
pendingina dari kondensat kami memperbaiki suhu air cair dari kondensor pada 450C
pompa air umpan yang beroperasi tepat dibawah kondisi pompa menyebabkan
kenaikan suhu sekitar 10C membuat suhu dari air umpan ang memasuki rangkaian
pamanas sama dengan 460C temperatur saturasi uap pada tekanan boiler 8600Kpa
adalah 300,060C dan suhu dimana air umpan dapat dinaikkan dalam pemanas tentu
lebih sedikit suhu ini adalah variabel desain yang akhirnya ditetapkan oleh
pertimbangan ekonomi namun nilai yang harus dipilih sebelum perhitungan
termodinamik dapat dilakukan karena itu kami secara sewenang-wenang
menentukan suhu 2260C untuk aliran air umpan yang masuk ke boiler kami juga
telah menentukan bahwa ke-4 pemanas air umpan mencapai kenaikkan suhu yang
sama jadi kenaikkan suhu total 226-46,1800C ini menentukan suhu air umpan antara
pada nilai yang ditunjukkan pada gambar. Uap yang di suplay ke pemanas air umpan
yang diberikan harus pada tekanan yang cukup tinggi sehingga suhu saturasinya
diatas aliran air umpan yang meninggalkan pemanas disini
mengasumsikanperbedaan suhu inimum untuk perpindahan panas tidak kurang dari
50C dan telah memilih tekanan uap ekstraksi sedemikian rupa sehingga nilai T yang
ditunjukkan pemanas air umpan setidaknya 50C lebih besar dari suhu keluar dari
aliran air umpan kondensat dari asing-masing pemanas air umpa dinyalakan melalui
katup throttel ke pemanas pada tekanan rendah berikutnya, dan kondensat yang
terkumpul di pemanas akhir seri dimasukkan ke dalam kondensor semua kondensat
kembali dari kondesnsor ke boiler melalui pemanas air umpan manfaatkan produser
solusi berikut

1. Tuliskan pernyataan masalah


2. Perlihatkan siklus pada diagram T-S sehubungan dengan garis saturasi buat
asumsi dan perkiraan yang tepat identifikasi hukum fisik yang relevan
3. Tuliskan semua persamaan keseimbangan ( massa, energi, entropi, eksergi )
4. Lakukan perhitungan melalui perangkat lunak EES
5. Tentukan jenis pengumpulan surya mana yang akan sesuai dengan pembangkit
listrik ini dan sertakan data matahari dalam perhitungan
6. Lakukan evaluasi kinerja dalam hal effisiensi, energi, dan eksergi ( dan
penghancuran eksergi )
7. Diskusikan hasil, memberikan alasan dan verifikasi diskusi masalah kierja,
lingkungan, dan keberlanjutan yang lebih baik lakukan studi parametrik untuk
menunjukan bagaimana kinerja sisem dipengaruhi oleh beragamnya kondisi
operasi dan lingkungan ( misalnya T,P,M )

Penyelesaian :

22
Reheater

1. Asumsi tentang pembangkit


a. Prosesnya steady state
b. Laju alir massa pada pembangkit ini di abaikan karena tidak di ketahui
c. Sel surya di gunakan sebagai pengganti furnace untuk memanaskan air
d. Steam keluaran boiler adalah saturated steam

2. Siklus pada diagram Ts

3. Property yang rekran atau cocok menurut kita masing-masing :


a. Pembangkit ini menggunakan sel surya sebagai sumber panas untuk
memanaskan air, sebagai pengganti furnace, ini di nilai sangat efisien
menurut kami, karena lebih ramah lingkungan serta memperkecil
entropi yang dihasilkan
b. Permasalahan atau kekurangan plan ini :
1. Intensitas cahaya sangat berpengaruh untuk solar cell
2. Kondisi di sekitar pembangkit (di ruang tertutup/terbuka)
3. Jarak cell nya ke matahari serta lokasi ke cell surya nya
 Persamaan kesetimbangan :

23
1. Massa
Massa yang masuk kedalam sistem akan sama dengan masa
yang keluar dari sistem. Masa yang kami asumsikan ini
76,38 kg/s
2. Energi
Q = mcpΔt
3. Entropi
Entropi dapat di ketahui dengan cara membaca steam table
(kj/kg.K)
4. Eksergi
e=m.a
a = (h-h0)-T0(s-s0)

5. Jenis pengumpulan surya yang sesuai dengan pada pembangkit ini yaitu plat
datar, kolektor surya

6. Perhitungan juga di lakukan menggunakan perangkat lunak excel

7. Penggunaan cell surya ini sudah sangat bagus digunakan untuk memanaskan
air, karena kita dapat melihatnya pada energi yang di hasilkan boiler dan dari
efisiensi solar asistet boiler sebesar 72,4% serta di ikuti dengan efisiensi dari
peralatan plan yang lain, rata-rata seluruh efisensi nya sudah mencapai 76,8%.

18. Studi ini sudah bagus karena sudah memanfaatkan sel surya sebagai pemanas
air di boiler, ini dapat membantu mengurangi entropi yang besar ke lingkungan
dan seperti yang telah kami ulas sebelumnya di nomor7. Efisiensi dari
pembangkit ini secara keseluruhan sudah mencapai 76,8% dengan proses yang
stady state dan sistem tertutup atau siklus rankin dapat di lihai dari diagram Ts
no.2

PENYELSAIAN

a. massa di asumsikan yaitu sebesar 76,38 kg/s

b. eksergi (T0 = 298,15K, h0 = 104,92 kj/kg, s0 = 0,3627 kj/kg.k)

 Titik 1
Dik : t = 2260C
Interpolasi entalpi dan entropi
𝑥−𝑥1
Y = 𝑥2−𝑥1(y2-y1)+ y1
226−220
= (990,12-943,62)+943,62
230−220
6
= 10 (46,5) kj/kg + 943,62 kj/kg
= 971,52 kj/kg (entalpi)

24
𝑥−𝑥1
Y = 𝑥2−𝑥1(y2-y1)+ y1
226−220
= 230−220(2,6099-2,5178)+2,5178
6
= (0,0921)kj/kg.k + 2,5178 kj/kg.k
10
= 2,57306 kj/kg.k (entropi)

Ex = m.a
a = (h-h0)-T0(s-s0)
= (971,52-104,92)kj/kg-298,15K(2,57306-0,3627)kj/kg.k
= 866,6 kj/kg-657,34 kj/kg
= 209,26 kj/kg

Ex = m.a
= 76,38 kg/s . 209,26 kj/kg
1𝑚𝑤
= 15983,27 kj/s | 1000𝑘𝑗/𝑠|
= 15,98 mw

 Titik 2
Dik : T=5000C, P = 8600 kpa -> 86 bar
𝑥−𝑥1
Y = 𝑥2−𝑥1(y2-y1)+ y1
64−80
= (3425,1-3348,4)+3348,4
100−80
6
= 20 (10,7) kj/kg + 3348,4 kj/kg
= 3351,61 kj/kg (entalpi)

𝑥−𝑥1
Y = 𝑥2−𝑥1(y2-y1)+ y1
64−80
= (6,6622-6,6586)+6,6586
100−80
6
= 20 (0,0036) kj/kg + 6,6586kj/kg
= 6,5968 kj/kg (entropi)
Ex = m.a
a = (h-h0)-T0(s-s0)
= (3351,61-104,92)kj/kg-298,15K(6,65968-0,3627)kj/kg.k
= 3247,49 kj/kg – 6,29698 kj/kg
= 3241,19 kj/kg

Ex = m.a
= 76,38 kg/s . 3241,19 kj/kg
1𝑚𝑤
= 247562,09 kj/s | 1000𝑘𝑗/𝑠|
= 247,56 mw

25
 Titik 3
Dik : P = 2900 kpa -> 29 bar
𝑥−𝑥1
Y = 𝑥2−𝑥1(y2-y1)+ y1
29−25
= (1008,4 -962,11)+962,11
30−25
4
= 5 (46,29) kj/kg + 962,11 kj/kg
= 999,142 kj/kg (entalpi)

𝑥−𝑥1
Y = 𝑥2−𝑥1(y2-y1)+ y1
29−25
= (2,6457-2,5574)+2,5574
30−25
4
= 5 (0,0883) kj/kg +2,5574 kj/kg
= 2,62804 kj/kg (entropi)

Ex = m.a
a = (h-h0)-T0(s-s0)
= (999,142- 104,12)kj/kg-298,15K(2,62804 -0,3627)kj/kg.k
= 895,002 kj/kg – 2,26534 kj/kg
= 892,75 kj/kg

Ex = m.a
= 76,38 kg/s . 892,75 kj/kg
1𝑚𝑤
= 68188,2 kj/s | 1000𝑘𝑗/𝑠|
= 68,18 mw

 Titik 4
Dik : P = 1150 -> 11,5 bar
𝑥−𝑥1
Y = 𝑥2−𝑥1(y2-y1)+ y1
11,5−10
= (844,84-762,81)+762,81
15−10
1,5
= (82,03) kj/kg + 762,81 kj/kg
5
= 869,44 kj/kg (entalpi)

𝑥−𝑥1
Y = 𝑥2−𝑥1(y2-y1)+ y1
11,5−10
= (2,3150-2,1387)+2,1387
15−10
1,5
= (0,1763) kj/kg + 2,1387 kj/kg
5
= 2,08581 kj/kg (entropi)

26
Ex = m.a
a = (h-h0)-T0(s-s0)
= (869,44- 104,12)kj/kg-298,15K(2,08581- 0,3627)kj/kg.k
= 763,59 kj/kg

Ex = m.a
= 76,38 kg/s . 763,59 kj/kg
1𝑚𝑤
= 58323,004 kj/s | 1000𝑘𝑗/𝑠|
= 58,32 mw

 Titik 5
Dik : P = 375 -> 3,75 bar
𝑥−𝑥1
Y = 𝑥2−𝑥1(y2-y1)+ y1
3,75−3,5
= (604,74-584,33)+584,33
4−3,5
0,25
= (20,41) kj/kg + 584,33 kj/kg
0,5
= 594,53 kj/kg (entalpi)

𝑥−𝑥1
Y = 𝑥2−𝑥1(y2-y1)+ y1
3,75−3,5
= (1,776-1,7275)+1,7275
4−3,5
0,25
= (0,0491) kj/kg + 1,7275 kj/kg
0,5
= 1,75205 kj/kg (entropi)

Ex = m.a
a = (h-h0)-T0(s-s0)
= (594,53-104,12)kj/kg-298,15K(1,75205 - 0,3627)kj/kg.k
= 76,18 kj/kg

Ex = m.a
= 76,38 kg/s . 76,18 kj/kg
1𝑚𝑤
= 5818,62 kj/s | 1000𝑘𝑗/𝑠|
= 5,81 mw

 Titik 6
Dik : P = 87 kpa -> 0,87 bar
𝑥−𝑥1
Y = 𝑥2−𝑥1(y2-y1)+ y1
0,87−0,80
= (405,15-391,66)+391,66
0,90−0,80
0,07
= (13,53) kj/kg + 391,66 kj/kg
0,1

27
= 401,131 kj/kg (entalpi)

𝑥−𝑥1
Y = 𝑥2−𝑥1(y2-y1)+ y1
0,87−0,80
= (1,2695-1,2329)+1,2329
0,90−0,80
0,07
= (0,036) kj/kg + 1,2329 kj/kg
0,1
= 1,25852 kj/kg (entropi)

Ex = m.a
a = (h-h0)-T0(s-s0)
= (401,131-104,12)kj/kg-298,15K(1,25852 - 0,3627)kj/kg.k
= 30,061 kj/kg

Ex = m.a
= 76,38 kg/s . 30,061 kj/kg
1𝑚𝑤
= 2296,05 kj/s | 1000𝑘𝑗/𝑠|
= 2,29 mw

 Titik 7
Dik : P = 10 kpa -> 0,1 bar
Ex = m.a
a = (h-h0)-T0(s-s0)
= (191,83-104,12)kj/kg-298,15K(0,6493 - 0,3627)kj/kg.k
= 87,42 kj/kg

Ex = m.a
= 76,38 kg/s . 87,42 kj/kg
1𝑚𝑤
= 6677,13 kj/s | 1000𝑘𝑗/𝑠|
= 6,67 mw

 Titik 8
Dik : P = 10 kpa -> 0,1 bar
Ex = m.a
a = (h-h0)-T0(s-s0)
= (191,83-104,12)kj/kg-298,15K(0,6493 - 0,3627)kj/kg.k
= 87,42 kj/kg

Ex = m.a
= 76,38 kg/s . 87,42 kj/kg
1𝑚𝑤
= 6677,13 kj/s | 1000𝑘𝑗/𝑠|

28
= 6,67 mw

 Titik 9
Dik : T= 460C
𝑥−𝑥1
Y = 𝑥2−𝑥1(y2-y1)+ y1
46−45
= (209,33-188,45)+ 188,45
50−45
1
= 5 (20,88) kj/kg 188,45kj/kg
= 192,626 kj/kg (entalpi)

𝑥−𝑥1
Y = 𝑥2−𝑥1(y2-y1)+ y1
46−45
= (0,7038-0,6387)+ 0,6387
50−45
1
= 5 (0,0651) kj/kg + 0,6387 kj/kg
= 0,65172 kj/kg (entropi)

Ex = m.a
a = (h-h0)-T0(s-s0)
= (192,626 -104,12)kj/kg-298,15K(0,65172 - 0,3627)kj/kg.k
= 88,216 kj/kg

Ex = m.a
= 76,38 kg/s . 88,216 kj/kg
1𝑚𝑤
= 6737,93 kj/s | 1000𝑘𝑗/𝑠|
= 6,73 mw

 Titik 10
Dik : T= 910C
𝑥−𝑥1
Y = 𝑥2−𝑥1(y2-y1)+ y1
91−90
= (397,96-376,92)+ 376,92
95−90
1
= 5 (21,04) kj/kg 376,92kj/kg
= 381,128 kj/kg (entalpi)

𝑥−𝑥1
Y = 𝑥2−𝑥1(y2-y1)+ y1
91−90
= (1,2500-1,1925)+ 1,1925
95−90
1
= 5 (0,0575) kj/kg + 1,1925 kj/kg
= 1,204 kj/kg (entropi)

29
Ex = m.a
a = (h-h0)-T0(s-s0)
= (381,128 -104,12)kj/kg-298,15K(1,204-0,3627)kj/kg.k
= 26,178 kj/kg

Ex = m.a
= 76,38 kg/s . 26,178 kj/kg
1𝑚𝑤
= 1999,47 kj/s | 1000𝑘𝑗/𝑠|
= 1,999 mw

 Titik 11
Dik : 1360C
𝑥−𝑥1
Y = 𝑥2−𝑥1(y2-y1)+ y1
136−130
= (589,13-546,31)+ 546,31
140−130
6
= 10 (42,82) kj/kg+546,31kj/kg
= 572,002 kj/kg (entalpi)

𝑥−𝑥1
Y = 𝑥2−𝑥1(y2-y1)+ y1
136−130
= (1,7391-1,6344)+ 1,6344
140−130
6
= 10 (0,1047)+1,6344kj/kg
= 1,6972 kj/kg (entropi)

Ex = m.a
a = (h-h0)-T0(s-s0)
= (572,002 -104,12)kj/kg-298,15K(1,6972-0,3627)kj/kg.k
= 71,35 kj/kg

Ex = m.a
= 76,38 kg/s . 71,35 kj/kg
1𝑚𝑤
= 5449,71 kj/s | 1000𝑘𝑗/𝑠|
= 5,449 mw

 Titik 12
Dik : 1810C
𝑥−𝑥1
Y = 𝑥2−𝑥1(y2-y1)+ y1
181−180
= (807,62-763,22)+ 763,22
190−180
1
= 10 (44,4) kj/kg+763,22kj/kg

30
= 767,66 kj/kg (entalpi)

𝑥−𝑥1
Y = 𝑥2−𝑥1(y2-y1)+ y1
181−180
= (2,2359-2,1396)+ 2,1396
190−180
1
= 10 (0,0963) kj/kg+2,1396kj/kg
= 2,14923 kj/kg (entropi)

Ex = m.a
a = (h-h0)-T0(s-s0)
= (767,66 -104,12)kj/kg-298,15K(2,14923 -0,3627)kj/kg.k
= 130,89 kj/kg

Ex = m.a
= 76,38 kg/s . 130,89 kj/kg
1𝑚𝑤
= 9997,37 kj/s | 1000𝑘𝑗/𝑠|
= 9,997 mw

c. effisiensi

1. solar assisted boiler


𝐸𝑥 𝑖𝑛
Ƞ = 1 - 𝐸𝑥 𝑜𝑢𝑡 x 100%

15,98
= 1 - 247,56 x 100%

= 93,6 %

2. turbin ke-1
𝐸𝑥 𝑖𝑛
Ƞ= x 100%
𝐸𝑥 𝑜𝑢𝑡

68,18
= x 100%
247,56

= 27,54%

3. turbin ke-2
𝐸𝑥 𝑖𝑛
Ƞ= x 100%
𝐸𝑥 𝑜𝑢𝑡

68,32
= x 100%
247,56

31
= 23,55%

4. turbin ke-3
𝐸𝑥 𝑖𝑛
Ƞ= x 100%
𝐸𝑥 𝑜𝑢𝑡

5,81
= x 100%
247,56

= 2,34%

5. turbin 4
𝐸𝑥 𝑖𝑛
Ƞ= x 100%
𝐸𝑥 𝑜𝑢𝑡

2,29
= x 100%
247,56

= 0,92%

6. turbin 5
𝐸𝑥 𝑖𝑛
Ƞ= x 100%
𝐸𝑥 𝑜𝑢𝑡

6,677
= x 100%
247,56

= 2,69%

7. kondensor
𝐸𝑥 𝑜𝑢𝑡
Ƞ= x 100%
𝐸𝑥 𝑖𝑛

6,677
= x 100%
6,677

= 100%

8. condensate pump
𝐸𝑥 𝑜𝑢𝑡
Ƞ= x 100%
𝐸𝑥 𝑖𝑛

6,73
= x 100%
6,677

= 100%

9. preheater I
𝐸𝑥 𝑜𝑢𝑡
Ƞ= 𝐸𝑥 𝑖𝑛
x 100%

32
1,099
= x 100%
6,73+2,29

= 22,16%

10. preheater ke-2


𝐸𝑥 𝑜𝑢𝑡
Ƞ= x 100%
𝐸𝑥 𝑖𝑛

5,449
= x 100%
1,999+5,81

= 69,77%

11. preheater ke-3


𝐸𝑥 𝑜𝑢𝑡
Ƞ= x 100%
𝐸𝑥 𝑖𝑛

9,997
= x 100%
5,449+58,32

= 15,67%

12. preheater ke 4
𝐸𝑥 𝑜𝑢𝑡
Ƞ= x 100%
𝐸𝑥 𝑖𝑛

15,98
= x 100%
5,449+58,32

= 25,05%

C . Energi

1. Boiler
Q = m. cp .△dt
= 76,38 . 1,00 Kj/Kg.K (773,15 – 499,15)K
1 𝑀𝑊
= 20928 Kj /s| 1000 𝐾𝑗/𝑠|
= 20,29 Mw

2. Turbin ke-1
Dik : p = 29 bar
Interpolasi suhu
𝑋−𝑋1
Y =| 𝑋2−𝑋1| (Y2 – Y1 ) + Y1
28−25
= | 30−25|(233,9 – 224,0) + 224,0

33
4
= 5 (9,9) + 224,0
= 231, 920 C
Q = m. cp .△dt
= 76,38 . 1,00 Kj/Kg.K (773,15 – 505,07)K
1 𝑀𝑊
= 20475,95 Kj /s| 1000 𝐾𝑗/𝑠|
= 20,47 Mw

3. Turbin ke-2
Dik : p = 11,5 bar
Interpolasi suhu
𝑋−𝑋1
Y =| 𝑋2−𝑋1| (Y2 – Y1 ) + Y1
11,5−10
=| |(198,3 – 179,9 ) + 179,9
15−10
1,5
= (18,4) + 179,9
5
= 189,420 C
Q = m. cp .△dt
= 76,38 . 1,00 Kj/Kg.K (773,15 – 458,57)K
1 𝑀𝑊
= 24027,62 Kj /s| 1000 𝐾𝑗/𝑠|
= 24,02 Mw

4. Turbin ke-3
Dik : p = 3,75 bar -> 375 kpa
Interpolasi suhu
𝑋−𝑋1
Y =| 𝑋2−𝑋1| (Y2 – Y1 ) + Y1
3,75−3,50
= | 4,00−3,50|(143,6 – 138,6) + 138,6
0,25
= (5) + 138,6
0,5
= 141,10C
Q = m. cp .△dt
= 76,38 . 1,00 Kj/Kg.K (773,15 – 414,25)K
1 𝑀𝑊
= 27412,78 Kj /s| 1000 𝐾𝑗/𝑠|
= 27,412 Mw

5. Turbin ke-4
Dik : p = 387 bar -> 0,87 kpa
Interpolasi suhu
𝑋−𝑋1
Y =| 𝑋2−𝑋1| (Y2 – Y1 ) + Y1

34
0,87−0,80
= | 0,90−0,80|(96,71 – 93,50) + 93,50
0,07
= 0,10 (3,21) + 93,50
= 95,7470C
Q = m. cp .△dt
= 76,38 . 1,00 Kj/Kg.K (773,15 – 368,89)K
1 𝑀𝑊
= 53791,37 Kj /s| 1000 𝐾𝑗/𝑠|
= 53,79 Mw

6. Turbin ke-5
Dik : p = 0,1 bar -> 10 kpa
Q = m. cp .△dt
= 76,38 . 1,00 Kj/Kg.K (773,15 – 318,96)K
1 𝑀𝑊
= 34691,03 Kj /s| 1000 𝐾𝑗/𝑠|
= 34,69 Mw

7. Kondensor
Dik : p1 = 0,1 bar -> 10 kpa
P2 = 0,1 bar -> 10 kpa
Q = m. cp .△dt
= 76,38 . 1,00 Kj/Kg.K (318,96 – 318,96)K
= 0 Mw

8. Condensate Pump
Dik : p = 0,1 bar -> 10 kpa
T1 = 318,96 K T2 = 919,13 K
Q = m. cp .△dt
= 76,38 . 1,00 Kj/Kg.K (319,15 – 318,96)K
1 𝑀𝑊
= 14,51 Kj /s| 1000 𝐾𝑗/𝑠|
= 0,0145 Mw

9. Preheater ke - 1
Dik : in -> 460 C = 319,15 K
0,87 Bar
Out -> 314,15 K
Interpolasi suhu
𝑋−𝑋1
Y =| 𝑋2−𝑋1| (Y2 – Y1 ) + Y1
0,87−0,80
= | 0,90−0,80|(96,71 – 93,50) + 93,50
0,07
= 0,10 (3,21) + 93,50

35
= 95,7470C
Q = m. cp .△dt
= 76,38 . 1,00 Kj/Kg.K (687,7 – 314,15)K
1 𝑀𝑊
= 28531,74 Kj /s| 1000 𝐾𝑗/𝑠|
= 28,53 Mw

SOAL 1 DAN 2

1) Berdasarkan Analisis karakteristik Input-Output dan Optimasi biaya


pembangkit didapatkan data sebagai berikut :

Tabel 2. Hubungan daya dan bahan bakar

PLTU 1 PLTU 2

Daya (MW) Gas Flow (KNM3) Daya (MW) Gas Flow


(KNM3)

45 12.23 42 12.01

46 12.65 44 12.25

61 16.21 45 12.32

66 17.31 46 12.67

67 17.46 65 16.61

78 20.33 67 17.09

36
79 20.56 84 20.84

80 21.07 85 21.64

Dari tabel diatas Buatlah :

A. Perhitungan persamaan matematis menggunakan metode quadratic last square


regression
B. Kurva karakteristik Input-Output
C. Pengolahan hasil karakteristik Input-Output Sebagai masukan economic
dispatch dengan metode dynamic genetic algoritma
D. Bandingkan dengan data pembangkit sebelum diolah
2) Untuk sebuah unit pembangkit tertentu dalam sebuah stasiun digunakan Input
bahan bakar dalam BTU/jam yang dinyatakan sebagai suatu fungsi dari
keluaran daya P dalam MW adalah F= 0,0001 p3 + 0,012 p2 + 0,03 P + 100
A. Tentukan persamaan untuk biaya bahan bakar tambahan dalam $ /MW Jam
sebagai fungsi dari keluaran daya dalam MW dengan dasar biaya bahan bakar
sebesar $1,40 per juta BTU
B. Carilah persamaan untuk suatu pendekatanlinier yang baik bagi biaya bahan
bakar tambahan sebagai suatu fungsi dari keluaran daya pada suatu daerah anatar
20 dan 120MW
C. Berapa biaya bahan bakar rata-rata per MW jam bila stasiun itu mengirim daya
100MW
D. Berapakah kira-kira biaya bahan bakar yang harus ditambahkan per jam untuk
menaikan keluaran stasiun itu dari 100 menjadi 120MW

PENYELESAIAN
𝑛 ∑𝑥𝑦−∑𝑦 𝑥 ∑𝑥
A.(Slope) = 𝑛 (∑𝑥1)−(∑𝑥)2

8.9328,92−(137,82)(522)
= 8.35432−(522)2

= 0,245108
∑𝑦 ∑𝑥
B.(Intercept) − 𝑎.
𝑛 𝑛

137,82 522
= − 0,245108
8 8

= 1,234233

37
® Y = ax + b
= 0,245108x + 1,234232
C. F= 1,4 X 10-4 (100)3 + 0,0168(100)3 + 0,042 + 140
= $452,2 /MW jam
452,2
𝑗𝑎𝑚
𝑀𝑊
Biaya Rata-rata = 100

= $4,522/Mwjam
D. Menggunakan persamaan pendekatan linier yaitu persamaan ....(2)
*100 MW
𝑑𝑓
⁄𝑑𝑝 = 0,1(100) + 2,63

= $12,63/MWjam
*120 MW
𝑑𝑓
⁄𝑑𝑝 = 0,1(120) + 2,63

=$14,63/ MWJam
Jadi Biaya yang harus ditambahkan untuk menaikan keluaran stasiun itu dari 100
MW Menjadi 120MW :
= $14,63/MWjam - $12,63/Mwjam
= $2/Mwjam

A) PLTU 1.

X Y x.y X2 Y2

45 12,23 354,35 2025 149,5729

46 12,65 581,9 2116 160,0225

61 16,21 988,81 3721 262,7641

38
66 17,31 1142,46 4356 299,6361

67 17,46 1169,82 4489 304,0516

78 20,56 1585,74 6084 413,3089

79 21,07 1624,24 6241 422,7136

80 21,07 1685,6 6400 443,9449

∑x= 522 ∑y= 137,82 ∑xy=2328,92 ∑x1=35432 ∑y1= 2456,81

𝑛 ∑𝐸−∑𝑦.∑𝑥
1) Slope = (∑𝑥2)−(∑𝑥)2

8 .7995,20−125,42 .𝑥 478
= 8 .30836−(478)2

4006,7
=1820,4

A = 0,2208
∑𝑌 ∑𝑥
2) Intercept = −𝑎
𝑛 𝑛

125,43 478
= − 0,22009 𝑥
8 8

= 15,67875 – 0,2209 (59,75)


= 2,52837
Y = ax + b
= 0,22009x +2,52827

PLTU 2.

X Y x.y X2 Y2

42 12,01 504,42 1764 144,2401

44 12,25 539 1936 150,0625

45 16,32 554,4 2095 151,7824

39
46 12,67 582,82 2116 160,5289

65 16,61 1079,65 4225 275,8921

67 17,09 1545,03 4489 292,0681

84 20,84 1750,56 7056 434,3056

85 21,64 1834,4 7225 468,2896

∑x= 478 ∑y= 125,43 ∑xy=7995,28 ∑x1=30836 ∑y1=


2077,1693

B. Kurva karakteristik Input-Output PLTU 1

Input - Output PLTU 1


25
Bahan Bakar Gas ( KNM3 )

20

15

10

0
40 45 50 55 60 65 70 75 80 85
Daya MW

40
Input - Output PLTU 2
24
Bahan Bakar Gas ( KNM3 )
21
18
15
12
9
6
3
0
40 45 50 55 60 65 70 75 80 85
Daya MW

C. Pengolahan hasil karakteristik Input-Output

PLTU 1
1. X = 45 2. X = 46
Y = 1,23407 + 0,24511(X) Y = 1,23407 +
0,24511(46)
= 1,23407 + 0,24511(45) = 12,50913
= 12,26402

3. X = 61
= 1,23407 + 0,24511(61)
= 16,18578
4. X = 66
= 1,23407 + 0,24511(66)
= 17,41133
5. X = 67
= 1,23407 + 0,24511(67)
= 17,65644
6. X = 78

41
= 1,23407 + 0,24511(78)
= 20,35265
7. X = 79
= 1,23407 + 0,24511(79)
= 20,59776
8. X = 80
= 1,23407 + 0,24511(80)
= 20,84287

PLTU 2
1. X = 42
= 2,52778 + 0,2201X
= 2,52778 + 0,2201(42)
= 11,77198
2. X = 44
= 2,52778 + 0,2201 (44)
= 12,2228
3. X = 45
= 2,52778 + 0,2201(45)
= 12,43228
4. X = 46
= 2,52778 + 0,2201 (46)
= 12,65238
5. X = 65
= 2,52778 + 0,2201 (65)
= 16,83428
6. X = 67
= 2,52778 + 0,2201 (67)

42
7. X = 84
= 2,52778 + 0,2201 (84)
= 21,01618
8. X = 85
= 2,52778 + 0,2201
= 21,23628

D. Perbandingan data pembangkit sebelum dan setelah diolah

PLTU 1

Sebelum Setelah

Daya (MW) Gas Flow (KNM3) Daya (MW) Gas Flow (KNM3)

45 12,23 45 12,26402

46 12,65 46 12,50913

61 16,21 61 16,18578

66 17,31 66 17,41133

67 17,46 67 17,65644

78 20,33 78 20,35265

79 20,56 79 20,59776

43
80 21,07 80 20,84287

PLTU 2

Sebelum Setelah

Daya (MW) Gas Flow (KNM3) Daya (MW) Gas Flow (KNM3)

42 12,01 42 11,77198

44 12,25 44 12,21218

45 12,32 45 12,43228

46 12,67 46 13,65238

65 16,61 65 16,3428

67 17,09 67 17,27448

84 20,84 84 21,01618

85 21,64 85 21,23628

2.Untuk sebuah unit pembangkit tertentu dalam sebuah stasiun digunakan input
bahan bakar dalam BTU/jam Yang dinyatakan sebagai suatu fungsi dan keluaran
daya p dalam MW adalah:

F =0,0001 p3 + 0,012 p2 + 0,03 p + 100

a. Tentukan persamaan untuk biaya bahan bakar tambahan dalam 1 mw jam


sebagai fungsi dari keluaran daya dalam w dengan dasar biaya bahan bakar
sebagai $1,40 per juta Btu

b. Carilah persamaan untuk suatu pendekatan linier yang baik bagi biaya nbahan
bakar tambahan sebagai suatu fungsi dari keluaran daya pada suatu daerah antara
20 dan 120 mw

c. berapa biaya bahan bakar rata – rata per mw jam bila stasiun itu mengirim daya
100 mw

d. Berapakah kira kira biaya bahan bakar yang harus ditambahkan per jam untuk
menaikan keluaran stasiun itu dari 100 menjadi 120 mw

Jawaban

44
a. 𝑓 = 0,0001 𝑝3 + 0,012 𝑝2 + 0,03 𝑝 + 100
𝑓 = 1,40 ( 0,0001 𝑝3 + 0,012 𝑝2 + 0,03 𝑝 + 100 )
= 1,4𝑥10−4 𝑝3 + 0,0168 𝑝2 + 0,042 𝑝 + 140
𝑑𝑓
= 4,2𝑥10−4 𝑝2 + 0,0336 𝑝 + 0,042 … . ( 1)
𝑑𝑝
b. Menggunakan metode kuadrat terkecil
P ( X) df/dp ( y ) X12 X1 y1

20 0,882 400 17,66

40 2,058 1600 82,32

60 3,57 3600 214,2

80 5,418 6400 433,44

100 7,602 1X104 760,2

120 10,122 144X102 1214,64

Σ 420 29,652 36400 2722,44

Y = a + bx

a = ӯ - bẊ
𝑦1 𝛴𝑥𝑖
=Σ𝑛 −𝑏 𝑛

(𝑛 .𝛴𝑥1𝑦1)−(𝛴𝑥1 .𝛴𝑦1)
b= (𝑛 .𝛴𝑥12 )−(𝛴𝑥1)2

(𝑛 .𝛴𝑥1𝑦1) 𝑥 (𝛴𝑥1−𝛴𝑦1)
b (Slope) = (𝑛 .𝛴𝑥12 )−(𝛴𝑥)2

(6. 2722,44)−420 . 24,653


= (6.36400)−(420)2

(16334,14−12453,84)
= (218400−176400)

3880,8
= 42000

= 0,0924

a (Intercept) = ӯ - bẊ

45
𝑦1 𝑥1
= Σ 𝑛 − 𝑏𝛴 𝑛

24,652 420
= − 0,0924 −
6 6

= 4,942-6,468

= -1,526

Didapatkan persamaan y = 0 + bx adalah y=-1,526 + 0,0924x ....(2)

c. 𝑓 = 1,4𝑥10−4 𝑝3 + 0,0168 𝑝2 + 0,092 𝑝 + 140

𝑝 = 100 𝑚𝑤

𝑆𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 , 𝑓 = 1,4𝑥10−4 𝑝3 + 0,0168 𝑝2 + 0,042 𝑝 + 140


= 1,4𝑥10−4 (100)3 + 0,0168(100)2 + 0,042(100) + 140
= 140 + 168 + 4,2 + 140
= 452,2 $ 𝑃𝑒𝑟 100 𝑚𝑤 𝑑𝑎𝑦𝑎
jadi,Untuk biaya behan bakar rata-rata per mw jamnya adalah $4,522/mw jam

d, Menggunakan persamaan (1)

𝑝 = 100 𝑚𝑤
𝑑𝑓
= 1,4𝑥10−4 𝑝2 + 0,0336 𝑝 + 0,042
𝑑𝑝
= 1,4𝑥10−4 (100)2 + 0,0336(100) + 0,042
= 4,2 + 3,36 + 0,042
$
= 7,602 𝑗𝑎𝑚
𝑚𝑤

46
2.7 Teknik Optimasi Pada Prosedur Simulasi

A. Optimasi

Optimasi merupakan aktivitas untuk mendapatkan hasil yang


terbaik dari pilihan yang tersedia.Tujuan dari setiap keputusan adalah
untuk meminimumkan usaha yang dilakukan atau memaksimumkan
keuntungan yang diperoleh. Usaha atau keuntungan tersebut secara
praktek dinyatakan sebagai fungsi dengan variabel keputusan yang akan
dicari nilai optimumnya. Metode untuk mencari nilai optimum tersebut
dikenal sebagai teknik program matematika (mathematical programming
technique) yang merupakan bagian dari ilmu operations research
(OR).OR merupakan cabang ilmu matematika yang membahas mengenai
teknik dan metode ilmiah untuk membuat keputusan dalam menyelesaikan
masalah dengan membuat solusi yang paling baik atau optimum.

A. Batas Sistem

Langkah pertama dalam masalah optimasi adalah menentukan


batasan sistem.Semua sub-sistem yang mempengaruhi kinerja sistem harus
dimasukkan.Ketika sistem ini terlalu rumit, sering diinginkan untuk
membaginya menjadi subsistem yang lebih kecil.Dalam hal ini, seringkali
masuk akal untuk melakukan optimasi pada setiap subsistem secara
independen, yaitu, sub-optimasi subsistem dilakukan.

B. Fungsi Objektif dan Kriteria Sistem

Langkah selanjutnya dalam masalah optimasi adalah menentukan


kriteria sistem, yang kadang-kadang disebut fungsi objektif.Fungsi
objektif didasarkan pada keinginan atau tujuan pembuat keputusan, dan
dapat dimaksimalkan atau diminimalkan.Kriteria optimasi dapat sangat
bervariasi.Misalnya, kriteria optimisasi dapat didasarkan pada tujuan
ekonomi (misalnya, total investasi modal, total biaya tahunan yang
diratakan, biaya penghancuran eksergi, biaya dampak lingkungan), tujuan
e fi siensi (mis. Energi, exergi, lainnya), tujuan teknologi lainnya ( laju
produksi, waktu produksi, bobot total), sasaran dampak lingkungan
(pengurangan emisi polutan), dan sasaran lainnya.

Perhatikan bahwa kita dapat mempertimbangkan lebih dari satu


fungsi tujuan ketika menyelesaikan solusi optimal untuk masalah optimasi,
melalui optimasi multi-objektif.

47
C. Variabel Keputusan

Langkah penting lainnya dalam merumuskan masalah optimisasi


adalah pemilihan variabel keputusan independen yang cukup mencirikan opsi
desain yang mungkin. Untuk memilih variabel keputusan, penting untuk (a)
memasukkan semua variabel penting yang dapat mempengaruhi kinerja dan
efektivitas biaya sistem, (b) tidak termasuk variabel yang tidak penting, dan
(c) membedakan antara variabel independen yang nilainya dapat diterima.
Untuk mengganti.Dalam masalah optimasi yang diberikan, hanya variabel
keputusan yang berubah.Variabel yang nilainya dihitung dari variabel
independen menggunakan model matematika adalah variabel dependen.

D. Kendala Hambatan

Dalam masalah desain yang diberikan muncul karena keterbatasan


rentang variabel fisik, prinsip-prinsip konservasi dasar yang harus dipenuhi,
danpembatasan lainnya.Pembatasan variabel dapat muncul karena
keterbatasan ruang, peralatan, dan bahan yang digunakan. Artinya, kita dapat
membatasi dimensi fisik suatu sistem, suhu (tinggi dan / atau rendah) yang
dapat dicapai oleh komponen, tekanan maksimum yang diijinkan, laju aliran
material dan gaya yang dihasilkan, dan sebagainya. Juga, nilai minimum suhu
dapat ditentukan untuk thermoforming plastik dan untuk pengapian terjadi
pada mesin.

Dengan demikian, nilai minimum dan maksimum dari variabel desain


mungkin terlibat dalam kendala.Banyak kendala dalam sistem termal muncul
karena undang-undang konservasi, terutama yang terkait dengan massa,
momentum, dan energi. Misalnya, di bawah kondisi tunak, aliran massa ke
sistem harus sama dengan aliran massa. Kondisi ini memunculkan persamaan
yang harus dipenuhi oleh variabel desain yang relevan, sehingga membatasi
nilai-nilai yang dapat digunakan dalam pencarian untuk yang
optimal.Demikian pula, pertimbangan keseimbangan energi penting dalam
sistem termal dan dapat membatasi kisaran suhu, fluks panas, dimensi, dan
sebagainya, yang dapat digunakan.

Beberapa kendala seperti itu sering terpenuhi selama pemodelan dan


simulasi karena persamaan yang mengatur didasarkan pada prinsip
konservasi. Dengan cara ini, fungsi tujuan yang dioptimalkan sudah
mempertimbangkan kendala-kendala ini. Dalam kasus seperti itu, hanya
batasan tambahan yang menentukan batas-batas domain desain yang masih
dipertimbangkan.

48
2.8 Metode Optimasi

Setiap problem optimasi menurut Mays dan Tung (1992) memiliki


dua bagian penting yaitu fungsi tujuan (objective function) serta
serangkaian kendala (constraints).Fungsi tujuan menjelaskan kriteria yang
ingin dicapai oleh sistem. Sedangkan kendala menjelaskan proses atau
sistem yang sedang didisain atau dianalisis. Bronson (1983), dalam suatu
problem optimasi diusahakan untuk memaksimalkan ataupun
meminimalkan suatu besaran spesifik sebagai “tujuan” ( objective), yang
tergantung dari input sejumlah variabel keputusan. Keputusan yang
optimal menurut Mays dan Tung (1992) berupa serangkaian nilai variabel
keputusan yang memberikan respons optimal terhadap fungsi tujuan serta
masih memenuhi kendala.
1. Optimalisasi Klasik

Teknik optimasi klasik berguna untuk menemukan solusi optimal


atau maksimum tanpa batas atau minimum fungsi kontinu dan berbeda.
Beberapa spesifikasi untuk optimasi klasik dapat dipilih berdasarkan
pemahaman ini, seperti dijelaskan di bawah ini:

• Ini adalah metode analitik yang menggunakan kalkulus yang berbeda


dalam menemukan solusi optimal.

• Metode klasik memiliki ruang lingkup terbatas dalam aplikasi praktis


karena ini sering melibatkan fungsi objektif yang tidak kontinu dan / atau
dapat dibedakan.

• Metode-metode ini mengasumsikan bahwa fungsi ini dapat dibedakan


dua kali sehubungan dengan variabel desain dan bahwa turunannya
kontinu.

• Tiga jenis masalah utama dapat ditangani dengan teknik optimisasi


klasik:

-Fungsi variabel tunggal.

-Multivariable function tanpa kendala.

- Fungsi multivariabel dengan kendala kesetaraan dan ketidaksetaraan.


Dalam masalah dengan kendala kesetaraan, metode pengali Lagrange
dapat digunakan.Jika masalah memiliki kendala ketimpangan, kondisi
Kuhn-Tucker dapat digunakan untuk mengidentifikasi solusi optimal.

49
BABIII
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
1. Pemodelan adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh
informasi tentang bagaimana sesuatu berperilaku tanpa benar-benar
mengujinya dalam kehidupan nyata.
2. Air compressor atau kompresor udara adalah sebuah mesin atau alat
mekanik yang berfungsi untuk meningkatkan tekanan atau memapatkan
fluida gas atau udara.
3. Turbin gas adalah sebuah mesin panas pembakaran dalam, proses
kerjanya seperti motor bakar yaitu udara atmosfer dihisap masuk
kompresor dan dikompresi, kemudian udara mampat masuk ruang bakar
dan dipakai untuk proses pembakaran, sehingga diperoleh suatu energi
panas yang besar.
4. Pompa bahan bakar atau dikenal juga dengan nama fuel pump adalah
salah satu komponen dalam sistem bahan bakar pada
sebuah kendaraan atau mesin pembakaran dalamlainnya
5. Alat penukar panas atau Heat Exchanger (HE) adalah alat yang
digunakan untuk memindahkan panas dari sistem ke sistem lain tanpa
perpindahan massa dan bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai
pendingin.
6. Combustion chamber (ruang bakar) adalah ruangan yang dilingkupi oleh
permukaan bawah silinder head, permukaan atas silinder block dan
permukaan atas silinder saat piston berada di titik mati atas (TMA).
7. Optimasi merupakan aktivitas untuk mendapatkan hasil yang terbaik dari
pilihan yang tersedia. Tujuan dari setiap keputusan adalah untuk
meminimumkan usaha yang dilakukan atau memaksimumkan
keuntungan yang diperoleh. Usaha atau keuntungan tersebut secara
praktek dinyatakan sebagai fungsi dengan variabel keputusan yang akan
dicari nilai optimumnya.

3.2 Saran
Penulis memahami masih banyak kekurangan dalam menyusun
makalah ini, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat
diharapkan untuk kebaikan penulis kedepannya.Semoga makalah ini
bisa memberikan manfaat kepada pembaca secara umum terlebih bagi
penulis sendiri.

50
DAFTAR PUSTAKA

Artono Koestoer, Raldi .”Perpindahan Kalor”. Salemba Teknika. Jakarta 2002

Holman, JP. Alih bahasa E.Jasifi. “Perpindahan Kalor”. Penerbit


Erlangga.Jakarta.1995

MC. Cabe, W.L, Smith, JC, Harriot, P, “ Unit Operation of Chemical Enginering”, 4th
ed, Mc.Graw-Hill, New York, 1985, Chapter 11, 12, 15

Kern, DQ, “Process Heat Transfer”, Mc.Graw-Hill, New York, 1965Phase Change
Heat Exchanger

Kays,W.M. and London, A.L, “Compact Heat Exchanger”, 2 nd Edition McGraw-


Hill, New York, 1964

Kern,D.Q. 1952.Process Heat Transfer.

Dewi, Ratni,”Buku Ajar perpindahan Panas”

http://www.brighthub.com/engineering/mechanical/articles/64548.aspx

http://vedcadiklatki.blogspot.com/2010/08/penukar-panas-heat-exchanger.html

http://www.beck-fk.blogspot.com/2012/05/alat-heat-exchanger.html

http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/10/aliran-fluida-pada-heat exchanger.html

http://www.scribd.com/doc/72839539/5/Jenis-%E2%80%93-jenis-Heat-Exchanger

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18379/3/Chapter%20I

http://www.usu.ac.id/id/files/artikel/shell_Tube

https://blog.mesin77.com/air-compressor-bagian-2-jenis-jenis-air-compressor/

https://www.klikteknik.com/blog/mengenal-lebih-dekat-air-compressor.html/

https://www.indotara.co.id/prinsip-kerja-kompresor-udara-air-compressor-
&id=112.html/

http://mochsohibulkahfi.blogspot.com/2010/05/combustion-chamber.html

51

Anda mungkin juga menyukai