Disusun Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, Karena atas karunia
dan rahmat-Nya serta dengan diiringi dengan usaha yang dilakukan, sehingga Kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Permodelan Sistem Optimasi Enegi“.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu untuk
menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya. Semoga apa yang telah ditulis
mengenai “Permodelan Optimasi Sistem Energi” dapat bermanfaat bagi kita semua ke
depannya. Sebelumnya, Kami mengucapkan mohon maafapabila tulisan pada makalah ini
terdapat kesalahan, karena manusia tidak akan luput dari kesalahan walaupun manusia itu
selalu berusaha dan mencoba untuk menjadi seseorang yang sempurna, karena
kesempurnaan itu hanyalah milik Allah SWT.
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
1
TABEL GAMBAR
2
BAB I
PENDAHULUAN
Kebutuhan untuk menyediakan sistem energi yang lebih efisien dan hemat
biaya menjadi semakin penting. Persaingan global yang lebih besar dan keinginan
untuk proses yang lebih baik dan lebih efisien telah menghasilkan perlunya
praktik desain yang lebih baik. Selama dekade terakhir, telah tumbuh minat dalam
menghasilkan produk-produk berkualitas tinggi dengan biaya yang minimal,
sambil memuaskan meningkatnya kekhawatiran mengenai dampak lingkungan,
keselamatan, dan faktor-faktor lain, daripada mengembangkan sistem yang hanya
melakukan tugas yang diinginkan. Penggunaan energi secara langsung terkait
dengan kesejahteraan, standar kehidupan, dan kemakmuran, dan memenuhi
permintaan energi yang meningkat dengan cara yang aman dan bertanggung
jawab terhadap lingkungan merupakan tantangan penting. Pendorong utama
permintaan energi adalah keinginan manusia untuk mempertahankan dan
meningkatkan diri kita sendiri, keluarga kita, dan komunitas kita. Ada sekitar
tujuh miliar orang di bumi, dan pertumbuhan populasi kemungkinan akan
mengarah pada peningkatan permintaan energi, yang tergantung pada kecukupan
sumber daya energi. Selain itu, peningkatan populasi dan pembangunan ekonomi
di banyak negara dapat secara signifikan mempengaruhi lingkungan, karena
proses pembangkit energi mengeluarkan polutan, yang banyak di antaranya
berbahaya bagi ekosistem. Pentingnya energi dalam kehidupan sehari-hari
menjadikannya prioritas penting untuk optimalisasi sistem tersebut.
3
baru dan yang sudah ada. Akibatnya, desain teknik, yang selalu penting, menjadi
semakin digabungkan dengan optimasi.
1.3 Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1. Pemodelan
5
• Pemodelan adalah metode yang menarik karena umumnya lebih
murah dan lebih aman daripada melakukan eksperimen dengan
prototipe produk akhir atau sistem aktual.
• Pemodelan sering kali bahkan lebih realistis daripada eksperimen
konvensional, karena dapat memungkinkan parameter lingkungan
yang ditemukan dalam bidang aplikasi operasional suatu produk atau
proses menjadi mudah bervariasi. Selain itu, pemodelan dapat
digunakan untuk melakukan studi parameter dalam rangka
menentukan efek dari berbagai parameter desain yang dipilih pada
kinerja, sehingga meningkatkan pemahaman produk atau proses.
• Pemodelan seringkali dapat dilakukan lebih cepat daripada
eksperimen dan pengujian. Ini memungkinkan model yang akan
digunakan untuk analisis opsi alternatif yang efisien, terutama ketika
data yang diperlukan untuk menginisialisasi simulasi dapat diperoleh
dari data operasional.
6
Model fisik replika atau tiruan dilaksanakan dengan menirukan
domain /ruang/daerah dimana fenomena atau peristiwa alam tersebut
terjadi.Tiruan domain dapat lebih besar ataupun lebih kecil dibandingkan
dengan keadaan nyata di alam.Kesesuaian dari model ini ditentukan oleh
seberapa mungkin kesebangunan (geometris, kinematis, dan dinamis) di
alam dapat ditirukan ke dalam model.Misalnya, seorang ahli struktur yang
mempelajari bagian struktur pesawat ruang angkasa dalam versi skala
kecil.
7
2.1.1 kompresorAir
8
2.2.2 TURBIN GAS
Sebuahturbinadalahperangkatmekanikrotaryyangekstrakener
gidarialiranbertekanandanmengkonversike pekerjaan yang
bermanfaat. Sebuah turbin khas memiliki rotor: bagian bergerak
yang terdiri dari poros atau gendang dengan pisau terpasang.
Turbin yang banyak digunakan dalam pembangkit listrik,
pengolahan petrokimia, pencairan, dan aplikasi lainnya.di sini
adalah berbagai jenis turbin, dengan berbagai output kerja dan
beroperasi pada siklus yang spesifik. hus kita memiliki turbin
gas, turbin uap, turbin angin, dan turbin hidrolik.
Di sini, kita mempertimbangkan turbin gas, yang umumnya
digunakan dalam pembangkit listrik turbin
gasdanfasilitascogeneration.Sebuahmodeltermodinamikaturbing
asditunjukkanpadaGambar2.3.Untuk
model turbin gas, kita biasanya harus mampu menghitung temperatur
9
2.2.3 POMPA
=̇Ẇm(P2-P1) (2.9)
10
2.2.5 MODEL PENUKAR PANAS
2.2.5 CHAMBER
Sebuahruangbakaradalahperangkatdimanabahanbakardib
akar.ruangpembakaransecaraluasdigunakan
dalammesin,pembangkitlistrikdanpembangkitcogeneration.
Gambar2.6menyajikanmodeldaripembakaran
umumchamber.hesifatoutletruangbakartergantungpadamassaud
araflowrate,bahanbakarflowratedan
nilaikalorrendah(LHVf)danruangbakareFFIefisiensicc.istilahhes
eterkaitsebagaiberikut:
11
Pertimbangkan sebagai contoh pembangkit listrik turbin
gas.ayam, bahan bakar pada Gambar 2.6 adalah gas alam, yang
dapat dimodelkan sebagai metana murni (CH 4).Biasanya, ruang
pembakaran kehilangan panas adalah sekitar 2% dari masukan
energi dengan bahan bakar.
12
tekanan operasi yang tinggi. Sedangkan untuk kapasitas yang lebih besar
digunakan penukar panas jenis selongsong dan buluh ( shell and tube heat
exchanger ).
2. Penukar panas cangkang dan buluh ( shell and tube heat exchanger )
Alat penukar panas cangkang dan buluh terdiri atas suatu bundel
pipa yang dihubungkan secara parallel dan ditempatkan dalam sebuah pipa
mantel (cangkang ). Fluida yang satu mengalir di dalam bundel pipa,
sedangkan fluida yang lain mengalir di luar pipa pada arah yang sama,
berlawanan, atau bersilangan. Kedua ujung pipa tersebut dilas pada
penunjang pipa yang menempel pada mantel. Untuk meningkatkan effisiensi
pertukaran panas, biasanya pada alat penukar panas cangkang dan buluh
dipasang sekat ( buffle ). Ini bertujuan untuk membuat turbulensi aliran
fluida dan menambah waktu tinggal ( residence time ), namun pemasangan
sekat akan memperbesar pressure drop operasi dan menambah beban kerja
pompa, sehingga laju alir fluida yang dipertukarkan panasnya harus diatur.
3. Penukar Panas Plate and Frame ( plate and frame heat exchanger )
Alat penukar panas pelat dan bingkai terdiri dari paket pelat – pelat
tegak lurus, bergelombang, atau profil lain. Pemisah antara pelat tegak lurus
dipasang penyekat lunak ( biasanya terbuat dari karet ). Pelat – pelat dan
sekat disatukan oleh suatu perangkat penekan yang pada setiap sudut pelat
10 ( kebanyakan segi empat ) terdapat lubang pengalir fluida. Melalui dua
dari lubang ini, fluida dialirkan masuk dan keluar pada sisi yang lain,
sedangkan fluida yang lain mengalir melalui lubang dan ruang pada sisi
sebelahnya karena ada sekat.
13
terdiri dari roda besar dengan benang halus berputar melalui cairan panas
dan dingin, dan penukar panas cairan.
14
reboilersdigunakan untuk memanaskan umpan masuk untuk menara distilasi
sering penukar panas.
Distilasi set-up biasanya menggunakan kondensor untuk
mengkondensasikan uap distilasi kembali ke dalam cairan.Pembangkit
tenaga listrik yang memiliki uap yang digerakkan turbin biasanya
menggunakan penukar panas untuk mendidihkan air menjadi uap.
Heat exchanger atau unit serupa untuk memproduksi uap dari air
yang sering disebut boiler atau generator uap.Dalam pembangkit listrik
tenaga nuklir yang disebut reaktor air bertekanan, penukar panas khusus
besar yang melewati panas dari sistem (pabrik reaktor) primer ke sistem
(pabrik uap) sekunder, uap memproduksi dari air dalam proses, disebut
generator uap.Semua pembangkit listrik berbahan bakar fosil dan nuklir
menggunakan uap yang digerakkan turbin memiliki kondensor permukaan
untuk mengubah uap gas buang dari turbin ke kondensat (air) untuk
digunakan kembali.
Untuk menghemat energi dan kapasitas pendinginan dalam kimia
dan tanaman lainnya, penukar panas regeneratif dapat digunakan untuk
mentransfer panas dari satu aliran yang perlu didinginkan ke aliran yang
perlu dipanaskan, seperti pendingin distilat dan pakan reboiler pra-
pemanasan.
Istilah ini juga dapat merujuk kepada penukar panas yang
mengandung bahan dalam struktur mereka yang memiliki perubahan
fasa.Hal ini biasanya padat ke fase cair karena perbedaan volume kecil
antara negara-negara ini.Perubahan fase efektif bertindak sebagai buffer
karena terjadi pada suhu konstan tetapi masih memungkinkan untuk penukar
panas untuk menerima panas tambahan.Salah satu contoh di mana ini telah
diteliti untuk digunakan dalam elektronik pesawat daya tinggi.
15
Ejector adalah salah satu jenis mesin fluida yang banyak digunakan
untuk mendukung salah satu proses pada industri, antara lain: proses
vacuum destilation, pompa untuk fluida berbahaya (Tesar, 2011),
desalination (Yuan, dkk, 2011; Khumar, dkk, 2005; El-Nashar A.M,dkk,
1984, micro bubbles generator (Evans, dkk, 1996), refrigeration
(Ruangtrakoon, 2011; Huang dkk, 2010; Butterworth dan Sheer, 2007;
Chunnanond, dkk, 2004), pengolahan dan pengawetan produk pangan
(McDonald, dkk, 2000), pemotongan material (Osman, dkk, 2004), mixer
(Balamurugan, dkk, 2007; Evans, dkk, 2001), passive core injection system
(Narabayashi, 2000).
PLAT DATAR
16
SOLAR PHOTOVOLTAIC PANEL
Solar PV (Fotovoltaik) adalah metode pembangkit tenaga listrik dengan
mengubah radiasi matahari menjadi listrik arus searah (DC) menggunakan
semikonduktor yang menunjukkan efek fotovoltaik.
Solar PV atau sering disebut Solar Panel atau Panel Surya terdiri dari sejumlah sel
surya / solar cell yang mengandung bahan/material fotovoltaik (photovoltaics)
yang tersusun bersamaan dengan silikon monocrystalline, silicon polycrystalline,
silikon amorf, telluride kadmium, dan tembaga indium gallium selenide /
sulfida. Solar PV termasuk jenis photo dioda
Solar cell/PV menghasilkan listrik arus DC dari sinar matahari, yang dapat
langsung digunakan untuk peralatan listrik DC atau untuk mengisi
ulang baterai. Aplikasi praktis pertama photovoltaics adalah satelit yang
mengorbit listrik dan pesawat ruang angkasa lainnya, tetapi sekarang sebagian
besar modul fotovoltaik digunakan untuk pembangkit jaringan listrik tersambung
setara PLN. Dalam hal ini inverter diperlukan untuk mengkonversi arus DC ke
arus AC.
Ada sistem plts kecil (dikenal SHS – Solar Home System) berbasis off-
grid untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal terpencil, kapal, kendaraan
rekreasi, mobil listrik, telepon umum, alat/kamera detektor dan monitor jarak
jauh, sedangkan plts berskala besar jumlah modul PV harus dirangkai dalam
kelipatan seri paralel disebut modul array. Dengan sistem modul array, kebutuhan
energi listrik berskala besar dapat dipenuhi..
Cara Kerja:
Cara kerja sistem pembangkit listrik tenaga surya, menggunakan grid-
connected panel sel surya photovoltaic.
Modul sel surya photovoltaic mengubah energi surya menjadi arus listrik
DC. Arus listrik DC yang dihasilkan ini akan dialirkan melalui inverter
(konversi daya) yang mengubahnya menjadi arus listrik AC, yang secara
otomatis juga akan mengatur seluruh sistem.
Listrik AC akan didistribusikan melalui panel distribusi indoor yang akan
mengalirkan listrik sesuai kebutuhan alat elektronik (televisi, radio, AC,
pompa air dll). Besar dan biaya konsumsi listrik yang dipakai akan diukur
dalam Watt-Hour Meters
17
Kelebihan Sel Surya:
Penggunaan photovoltaic memiliki beberapa kelebihan jika dibanding dengan
pembangkit tenaga listrik lain, yakni:
Bersih dan bebas polusi
Beroperasi tanpa ada bagian yang perlu dibongkar pasang
Menghasilkan listrik tanpa suara
Minim perawatan
Listrik yang dihasilkan dapat dipergunakan untuk keperluan apapun dan
dimanapun, tidak perlu investasi besar ataupun pengecekan keamanan
seperti industri nuklir
Tidak memerlukan biaya transportasi seperti minyak, batubara, uranium dan
plutonium
Awet dan tahan lama (bisa mencapai 25 tahun)
Jenis Panel Surya/solar cell:
Polikristal(Poly-crystalline)
Merupakan panel surya yang memiliki susunan kristal acak karena
dipabrikasi dengan proses pengecoran. Type ini memerlukan luas
permukaan yang lebih besar dibandingkan dengan jenis monokristal untuk
menghasilkan daya listrik yang sama. Panel surya jenis ini memiliki
efisiensi lebih rendah dibandingkan type monokristal, sehingga memiliki
harga yang cenderung lebih murah.
Monokristal(Mono-crystalline)
Merupakan panel yang paling efisien, menghasilkan daya listrik persatuan
luas yang paling tinggi. Memiliki efisiensi sampai dengan
15%. Kelemahan dari panel jenis ini adalah tidak dapat bekerja optimal
ditempat dengan cahaya mataharinya kurang (teduh), efisiensinya akan
turun drastis dalam cuaca berawan.
Amorphous
Silikon Amorf (a-Si) telah digunakan sebagai bahan sel photovoltaic untuk
kalkulator selama beberapa waktu.
Meskipun mempunyai kinerja yang lebih rendah dibandingkan sel surya
tradisional c-Si, hal ini tidak penting dalam kalkulator, yang menggunakan
daya sangat rendah.
Teknologi terbaru saat ini dengan perbaikan dalam teknik konstruksi telah
membuat a-Si lebih menarik sebagian besar wilayah pemanfaatan sel
surya. Disini efisiensi yang lebih tinggi dapat dicapai dengan menyusun
beberapa sel tipis-film di atas satu sama lain, masing-masing sesuai untuk
bekerja dengan baik pada frekuensi cahaya tertentu.
Pendekatan ini tidak berlaku untuk c-sel Si, dengan teknik konstruksi yang
tebal dan karenanya sangat buram, menghalangi cahaya mencapai lapisan
lain dalam susunan. Pembuatan dari solar sel bertipe a-Si dalam produksi
skala besar tidak efisien, tetapi biaya. a-Si sel menggunakan sekitar 1%
dari silikon yang dibutuhkan untuk sel c- Si, dan biaya silikon adalah
faktor terbesar dalam biaya pembuatan sel. Namun, biaya lebih tinggi
karena pembuatan konstruksi multi-layer, sampai saat ini, membuat a-Si
tidak menarik kecuali dalam peran mana ketipisan atau fleksibilitas adalah
keuntungan.
18
METODE ALGORITMA GENITIKA
PERHITUNGAN :
CV = 1,7354 kj/kg.K
1. Kompresor Gas
T2 , T2 = 1000C
T3 = 300C
Wc, Wc = Cp ( T2 – T1 )
19
2. Turbin Gas
T4 , T4 = 4000C
T3 = 6300C
Wt, Wt = Cp ( T3 – T4 )
3. Wnet PLTG = Wt – Wc
= 1133,6 kj/kg – 773,35 kj/kg
= 360,25 kj/kg
𝑄𝑜𝑢𝑡
Eff =1− 𝑥 100%
𝑄𝑖𝑛
1194,461
=1− 833,869
𝑥 100 %
= 30,19 %
5. Kompresor Uap
T2 , T2 = 600C
T1 = 300C
Wc, Wc = Cp ( T2 – T1 )
= 2,2537 kj/kg.K ( 60 – 30 ) 0C
= 683,20 kj/kg
6. Turbin Uap
T4 , T4 = 600C
T3 = 4000C
Wc, Wc = Cp ( T2 – T1 )
= 833,86 kj/kg
7. Pompa
W = h2 – h1
= ( 251 – 125 ) kj/kg
= 126 kj/kg
20
8. Wnet PLTu = Wt – Wpompa
= 833,86 kj/kg – 126 kj/kg
= 707,86 kj/kg
𝑄𝑜𝑢𝑡
Eff =1− 𝑥 100%
𝑄𝑖𝑛
2245
=1− 𝑥 100 %
3029
= 25,89 %
21
PERHITUNGAN NO 18 EFFISIENSI
18. Pertimbangkan pemangkit listrik tenaga surya dengan pemanas umpan air seperti
yang ditunjukkan pada gambar 1.14 kondisi uap yang dihasilkan dalam boiler adalah
800 Kpa dan 5000C tekanan buang turbin 10Kpa adalah 45,830C membiarkan sedikit
pendingina dari kondensat kami memperbaiki suhu air cair dari kondensor pada 450C
pompa air umpan yang beroperasi tepat dibawah kondisi pompa menyebabkan
kenaikan suhu sekitar 10C membuat suhu dari air umpan ang memasuki rangkaian
pamanas sama dengan 460C temperatur saturasi uap pada tekanan boiler 8600Kpa
adalah 300,060C dan suhu dimana air umpan dapat dinaikkan dalam pemanas tentu
lebih sedikit suhu ini adalah variabel desain yang akhirnya ditetapkan oleh
pertimbangan ekonomi namun nilai yang harus dipilih sebelum perhitungan
termodinamik dapat dilakukan karena itu kami secara sewenang-wenang
menentukan suhu 2260C untuk aliran air umpan yang masuk ke boiler kami juga
telah menentukan bahwa ke-4 pemanas air umpan mencapai kenaikkan suhu yang
sama jadi kenaikkan suhu total 226-46,1800C ini menentukan suhu air umpan antara
pada nilai yang ditunjukkan pada gambar. Uap yang di suplay ke pemanas air umpan
yang diberikan harus pada tekanan yang cukup tinggi sehingga suhu saturasinya
diatas aliran air umpan yang meninggalkan pemanas disini
mengasumsikanperbedaan suhu inimum untuk perpindahan panas tidak kurang dari
50C dan telah memilih tekanan uap ekstraksi sedemikian rupa sehingga nilai T yang
ditunjukkan pemanas air umpan setidaknya 50C lebih besar dari suhu keluar dari
aliran air umpan kondensat dari asing-masing pemanas air umpa dinyalakan melalui
katup throttel ke pemanas pada tekanan rendah berikutnya, dan kondensat yang
terkumpul di pemanas akhir seri dimasukkan ke dalam kondensor semua kondensat
kembali dari kondesnsor ke boiler melalui pemanas air umpan manfaatkan produser
solusi berikut
Penyelesaian :
22
Reheater
23
1. Massa
Massa yang masuk kedalam sistem akan sama dengan masa
yang keluar dari sistem. Masa yang kami asumsikan ini
76,38 kg/s
2. Energi
Q = mcpΔt
3. Entropi
Entropi dapat di ketahui dengan cara membaca steam table
(kj/kg.K)
4. Eksergi
e=m.a
a = (h-h0)-T0(s-s0)
5. Jenis pengumpulan surya yang sesuai dengan pada pembangkit ini yaitu plat
datar, kolektor surya
7. Penggunaan cell surya ini sudah sangat bagus digunakan untuk memanaskan
air, karena kita dapat melihatnya pada energi yang di hasilkan boiler dan dari
efisiensi solar asistet boiler sebesar 72,4% serta di ikuti dengan efisiensi dari
peralatan plan yang lain, rata-rata seluruh efisensi nya sudah mencapai 76,8%.
18. Studi ini sudah bagus karena sudah memanfaatkan sel surya sebagai pemanas
air di boiler, ini dapat membantu mengurangi entropi yang besar ke lingkungan
dan seperti yang telah kami ulas sebelumnya di nomor7. Efisiensi dari
pembangkit ini secara keseluruhan sudah mencapai 76,8% dengan proses yang
stady state dan sistem tertutup atau siklus rankin dapat di lihai dari diagram Ts
no.2
PENYELSAIAN
Titik 1
Dik : t = 2260C
Interpolasi entalpi dan entropi
𝑥−𝑥1
Y = 𝑥2−𝑥1(y2-y1)+ y1
226−220
= (990,12-943,62)+943,62
230−220
6
= 10 (46,5) kj/kg + 943,62 kj/kg
= 971,52 kj/kg (entalpi)
24
𝑥−𝑥1
Y = 𝑥2−𝑥1(y2-y1)+ y1
226−220
= 230−220(2,6099-2,5178)+2,5178
6
= (0,0921)kj/kg.k + 2,5178 kj/kg.k
10
= 2,57306 kj/kg.k (entropi)
Ex = m.a
a = (h-h0)-T0(s-s0)
= (971,52-104,92)kj/kg-298,15K(2,57306-0,3627)kj/kg.k
= 866,6 kj/kg-657,34 kj/kg
= 209,26 kj/kg
Ex = m.a
= 76,38 kg/s . 209,26 kj/kg
1𝑚𝑤
= 15983,27 kj/s | 1000𝑘𝑗/𝑠|
= 15,98 mw
Titik 2
Dik : T=5000C, P = 8600 kpa -> 86 bar
𝑥−𝑥1
Y = 𝑥2−𝑥1(y2-y1)+ y1
64−80
= (3425,1-3348,4)+3348,4
100−80
6
= 20 (10,7) kj/kg + 3348,4 kj/kg
= 3351,61 kj/kg (entalpi)
𝑥−𝑥1
Y = 𝑥2−𝑥1(y2-y1)+ y1
64−80
= (6,6622-6,6586)+6,6586
100−80
6
= 20 (0,0036) kj/kg + 6,6586kj/kg
= 6,5968 kj/kg (entropi)
Ex = m.a
a = (h-h0)-T0(s-s0)
= (3351,61-104,92)kj/kg-298,15K(6,65968-0,3627)kj/kg.k
= 3247,49 kj/kg – 6,29698 kj/kg
= 3241,19 kj/kg
Ex = m.a
= 76,38 kg/s . 3241,19 kj/kg
1𝑚𝑤
= 247562,09 kj/s | 1000𝑘𝑗/𝑠|
= 247,56 mw
25
Titik 3
Dik : P = 2900 kpa -> 29 bar
𝑥−𝑥1
Y = 𝑥2−𝑥1(y2-y1)+ y1
29−25
= (1008,4 -962,11)+962,11
30−25
4
= 5 (46,29) kj/kg + 962,11 kj/kg
= 999,142 kj/kg (entalpi)
𝑥−𝑥1
Y = 𝑥2−𝑥1(y2-y1)+ y1
29−25
= (2,6457-2,5574)+2,5574
30−25
4
= 5 (0,0883) kj/kg +2,5574 kj/kg
= 2,62804 kj/kg (entropi)
Ex = m.a
a = (h-h0)-T0(s-s0)
= (999,142- 104,12)kj/kg-298,15K(2,62804 -0,3627)kj/kg.k
= 895,002 kj/kg – 2,26534 kj/kg
= 892,75 kj/kg
Ex = m.a
= 76,38 kg/s . 892,75 kj/kg
1𝑚𝑤
= 68188,2 kj/s | 1000𝑘𝑗/𝑠|
= 68,18 mw
Titik 4
Dik : P = 1150 -> 11,5 bar
𝑥−𝑥1
Y = 𝑥2−𝑥1(y2-y1)+ y1
11,5−10
= (844,84-762,81)+762,81
15−10
1,5
= (82,03) kj/kg + 762,81 kj/kg
5
= 869,44 kj/kg (entalpi)
𝑥−𝑥1
Y = 𝑥2−𝑥1(y2-y1)+ y1
11,5−10
= (2,3150-2,1387)+2,1387
15−10
1,5
= (0,1763) kj/kg + 2,1387 kj/kg
5
= 2,08581 kj/kg (entropi)
26
Ex = m.a
a = (h-h0)-T0(s-s0)
= (869,44- 104,12)kj/kg-298,15K(2,08581- 0,3627)kj/kg.k
= 763,59 kj/kg
Ex = m.a
= 76,38 kg/s . 763,59 kj/kg
1𝑚𝑤
= 58323,004 kj/s | 1000𝑘𝑗/𝑠|
= 58,32 mw
Titik 5
Dik : P = 375 -> 3,75 bar
𝑥−𝑥1
Y = 𝑥2−𝑥1(y2-y1)+ y1
3,75−3,5
= (604,74-584,33)+584,33
4−3,5
0,25
= (20,41) kj/kg + 584,33 kj/kg
0,5
= 594,53 kj/kg (entalpi)
𝑥−𝑥1
Y = 𝑥2−𝑥1(y2-y1)+ y1
3,75−3,5
= (1,776-1,7275)+1,7275
4−3,5
0,25
= (0,0491) kj/kg + 1,7275 kj/kg
0,5
= 1,75205 kj/kg (entropi)
Ex = m.a
a = (h-h0)-T0(s-s0)
= (594,53-104,12)kj/kg-298,15K(1,75205 - 0,3627)kj/kg.k
= 76,18 kj/kg
Ex = m.a
= 76,38 kg/s . 76,18 kj/kg
1𝑚𝑤
= 5818,62 kj/s | 1000𝑘𝑗/𝑠|
= 5,81 mw
Titik 6
Dik : P = 87 kpa -> 0,87 bar
𝑥−𝑥1
Y = 𝑥2−𝑥1(y2-y1)+ y1
0,87−0,80
= (405,15-391,66)+391,66
0,90−0,80
0,07
= (13,53) kj/kg + 391,66 kj/kg
0,1
27
= 401,131 kj/kg (entalpi)
𝑥−𝑥1
Y = 𝑥2−𝑥1(y2-y1)+ y1
0,87−0,80
= (1,2695-1,2329)+1,2329
0,90−0,80
0,07
= (0,036) kj/kg + 1,2329 kj/kg
0,1
= 1,25852 kj/kg (entropi)
Ex = m.a
a = (h-h0)-T0(s-s0)
= (401,131-104,12)kj/kg-298,15K(1,25852 - 0,3627)kj/kg.k
= 30,061 kj/kg
Ex = m.a
= 76,38 kg/s . 30,061 kj/kg
1𝑚𝑤
= 2296,05 kj/s | 1000𝑘𝑗/𝑠|
= 2,29 mw
Titik 7
Dik : P = 10 kpa -> 0,1 bar
Ex = m.a
a = (h-h0)-T0(s-s0)
= (191,83-104,12)kj/kg-298,15K(0,6493 - 0,3627)kj/kg.k
= 87,42 kj/kg
Ex = m.a
= 76,38 kg/s . 87,42 kj/kg
1𝑚𝑤
= 6677,13 kj/s | 1000𝑘𝑗/𝑠|
= 6,67 mw
Titik 8
Dik : P = 10 kpa -> 0,1 bar
Ex = m.a
a = (h-h0)-T0(s-s0)
= (191,83-104,12)kj/kg-298,15K(0,6493 - 0,3627)kj/kg.k
= 87,42 kj/kg
Ex = m.a
= 76,38 kg/s . 87,42 kj/kg
1𝑚𝑤
= 6677,13 kj/s | 1000𝑘𝑗/𝑠|
28
= 6,67 mw
Titik 9
Dik : T= 460C
𝑥−𝑥1
Y = 𝑥2−𝑥1(y2-y1)+ y1
46−45
= (209,33-188,45)+ 188,45
50−45
1
= 5 (20,88) kj/kg 188,45kj/kg
= 192,626 kj/kg (entalpi)
𝑥−𝑥1
Y = 𝑥2−𝑥1(y2-y1)+ y1
46−45
= (0,7038-0,6387)+ 0,6387
50−45
1
= 5 (0,0651) kj/kg + 0,6387 kj/kg
= 0,65172 kj/kg (entropi)
Ex = m.a
a = (h-h0)-T0(s-s0)
= (192,626 -104,12)kj/kg-298,15K(0,65172 - 0,3627)kj/kg.k
= 88,216 kj/kg
Ex = m.a
= 76,38 kg/s . 88,216 kj/kg
1𝑚𝑤
= 6737,93 kj/s | 1000𝑘𝑗/𝑠|
= 6,73 mw
Titik 10
Dik : T= 910C
𝑥−𝑥1
Y = 𝑥2−𝑥1(y2-y1)+ y1
91−90
= (397,96-376,92)+ 376,92
95−90
1
= 5 (21,04) kj/kg 376,92kj/kg
= 381,128 kj/kg (entalpi)
𝑥−𝑥1
Y = 𝑥2−𝑥1(y2-y1)+ y1
91−90
= (1,2500-1,1925)+ 1,1925
95−90
1
= 5 (0,0575) kj/kg + 1,1925 kj/kg
= 1,204 kj/kg (entropi)
29
Ex = m.a
a = (h-h0)-T0(s-s0)
= (381,128 -104,12)kj/kg-298,15K(1,204-0,3627)kj/kg.k
= 26,178 kj/kg
Ex = m.a
= 76,38 kg/s . 26,178 kj/kg
1𝑚𝑤
= 1999,47 kj/s | 1000𝑘𝑗/𝑠|
= 1,999 mw
Titik 11
Dik : 1360C
𝑥−𝑥1
Y = 𝑥2−𝑥1(y2-y1)+ y1
136−130
= (589,13-546,31)+ 546,31
140−130
6
= 10 (42,82) kj/kg+546,31kj/kg
= 572,002 kj/kg (entalpi)
𝑥−𝑥1
Y = 𝑥2−𝑥1(y2-y1)+ y1
136−130
= (1,7391-1,6344)+ 1,6344
140−130
6
= 10 (0,1047)+1,6344kj/kg
= 1,6972 kj/kg (entropi)
Ex = m.a
a = (h-h0)-T0(s-s0)
= (572,002 -104,12)kj/kg-298,15K(1,6972-0,3627)kj/kg.k
= 71,35 kj/kg
Ex = m.a
= 76,38 kg/s . 71,35 kj/kg
1𝑚𝑤
= 5449,71 kj/s | 1000𝑘𝑗/𝑠|
= 5,449 mw
Titik 12
Dik : 1810C
𝑥−𝑥1
Y = 𝑥2−𝑥1(y2-y1)+ y1
181−180
= (807,62-763,22)+ 763,22
190−180
1
= 10 (44,4) kj/kg+763,22kj/kg
30
= 767,66 kj/kg (entalpi)
𝑥−𝑥1
Y = 𝑥2−𝑥1(y2-y1)+ y1
181−180
= (2,2359-2,1396)+ 2,1396
190−180
1
= 10 (0,0963) kj/kg+2,1396kj/kg
= 2,14923 kj/kg (entropi)
Ex = m.a
a = (h-h0)-T0(s-s0)
= (767,66 -104,12)kj/kg-298,15K(2,14923 -0,3627)kj/kg.k
= 130,89 kj/kg
Ex = m.a
= 76,38 kg/s . 130,89 kj/kg
1𝑚𝑤
= 9997,37 kj/s | 1000𝑘𝑗/𝑠|
= 9,997 mw
c. effisiensi
15,98
= 1 - 247,56 x 100%
= 93,6 %
2. turbin ke-1
𝐸𝑥 𝑖𝑛
Ƞ= x 100%
𝐸𝑥 𝑜𝑢𝑡
68,18
= x 100%
247,56
= 27,54%
3. turbin ke-2
𝐸𝑥 𝑖𝑛
Ƞ= x 100%
𝐸𝑥 𝑜𝑢𝑡
68,32
= x 100%
247,56
31
= 23,55%
4. turbin ke-3
𝐸𝑥 𝑖𝑛
Ƞ= x 100%
𝐸𝑥 𝑜𝑢𝑡
5,81
= x 100%
247,56
= 2,34%
5. turbin 4
𝐸𝑥 𝑖𝑛
Ƞ= x 100%
𝐸𝑥 𝑜𝑢𝑡
2,29
= x 100%
247,56
= 0,92%
6. turbin 5
𝐸𝑥 𝑖𝑛
Ƞ= x 100%
𝐸𝑥 𝑜𝑢𝑡
6,677
= x 100%
247,56
= 2,69%
7. kondensor
𝐸𝑥 𝑜𝑢𝑡
Ƞ= x 100%
𝐸𝑥 𝑖𝑛
6,677
= x 100%
6,677
= 100%
8. condensate pump
𝐸𝑥 𝑜𝑢𝑡
Ƞ= x 100%
𝐸𝑥 𝑖𝑛
6,73
= x 100%
6,677
= 100%
9. preheater I
𝐸𝑥 𝑜𝑢𝑡
Ƞ= 𝐸𝑥 𝑖𝑛
x 100%
32
1,099
= x 100%
6,73+2,29
= 22,16%
5,449
= x 100%
1,999+5,81
= 69,77%
9,997
= x 100%
5,449+58,32
= 15,67%
12. preheater ke 4
𝐸𝑥 𝑜𝑢𝑡
Ƞ= x 100%
𝐸𝑥 𝑖𝑛
15,98
= x 100%
5,449+58,32
= 25,05%
C . Energi
1. Boiler
Q = m. cp .△dt
= 76,38 . 1,00 Kj/Kg.K (773,15 – 499,15)K
1 𝑀𝑊
= 20928 Kj /s| 1000 𝐾𝑗/𝑠|
= 20,29 Mw
2. Turbin ke-1
Dik : p = 29 bar
Interpolasi suhu
𝑋−𝑋1
Y =| 𝑋2−𝑋1| (Y2 – Y1 ) + Y1
28−25
= | 30−25|(233,9 – 224,0) + 224,0
33
4
= 5 (9,9) + 224,0
= 231, 920 C
Q = m. cp .△dt
= 76,38 . 1,00 Kj/Kg.K (773,15 – 505,07)K
1 𝑀𝑊
= 20475,95 Kj /s| 1000 𝐾𝑗/𝑠|
= 20,47 Mw
3. Turbin ke-2
Dik : p = 11,5 bar
Interpolasi suhu
𝑋−𝑋1
Y =| 𝑋2−𝑋1| (Y2 – Y1 ) + Y1
11,5−10
=| |(198,3 – 179,9 ) + 179,9
15−10
1,5
= (18,4) + 179,9
5
= 189,420 C
Q = m. cp .△dt
= 76,38 . 1,00 Kj/Kg.K (773,15 – 458,57)K
1 𝑀𝑊
= 24027,62 Kj /s| 1000 𝐾𝑗/𝑠|
= 24,02 Mw
4. Turbin ke-3
Dik : p = 3,75 bar -> 375 kpa
Interpolasi suhu
𝑋−𝑋1
Y =| 𝑋2−𝑋1| (Y2 – Y1 ) + Y1
3,75−3,50
= | 4,00−3,50|(143,6 – 138,6) + 138,6
0,25
= (5) + 138,6
0,5
= 141,10C
Q = m. cp .△dt
= 76,38 . 1,00 Kj/Kg.K (773,15 – 414,25)K
1 𝑀𝑊
= 27412,78 Kj /s| 1000 𝐾𝑗/𝑠|
= 27,412 Mw
5. Turbin ke-4
Dik : p = 387 bar -> 0,87 kpa
Interpolasi suhu
𝑋−𝑋1
Y =| 𝑋2−𝑋1| (Y2 – Y1 ) + Y1
34
0,87−0,80
= | 0,90−0,80|(96,71 – 93,50) + 93,50
0,07
= 0,10 (3,21) + 93,50
= 95,7470C
Q = m. cp .△dt
= 76,38 . 1,00 Kj/Kg.K (773,15 – 368,89)K
1 𝑀𝑊
= 53791,37 Kj /s| 1000 𝐾𝑗/𝑠|
= 53,79 Mw
6. Turbin ke-5
Dik : p = 0,1 bar -> 10 kpa
Q = m. cp .△dt
= 76,38 . 1,00 Kj/Kg.K (773,15 – 318,96)K
1 𝑀𝑊
= 34691,03 Kj /s| 1000 𝐾𝑗/𝑠|
= 34,69 Mw
7. Kondensor
Dik : p1 = 0,1 bar -> 10 kpa
P2 = 0,1 bar -> 10 kpa
Q = m. cp .△dt
= 76,38 . 1,00 Kj/Kg.K (318,96 – 318,96)K
= 0 Mw
8. Condensate Pump
Dik : p = 0,1 bar -> 10 kpa
T1 = 318,96 K T2 = 919,13 K
Q = m. cp .△dt
= 76,38 . 1,00 Kj/Kg.K (319,15 – 318,96)K
1 𝑀𝑊
= 14,51 Kj /s| 1000 𝐾𝑗/𝑠|
= 0,0145 Mw
9. Preheater ke - 1
Dik : in -> 460 C = 319,15 K
0,87 Bar
Out -> 314,15 K
Interpolasi suhu
𝑋−𝑋1
Y =| 𝑋2−𝑋1| (Y2 – Y1 ) + Y1
0,87−0,80
= | 0,90−0,80|(96,71 – 93,50) + 93,50
0,07
= 0,10 (3,21) + 93,50
35
= 95,7470C
Q = m. cp .△dt
= 76,38 . 1,00 Kj/Kg.K (687,7 – 314,15)K
1 𝑀𝑊
= 28531,74 Kj /s| 1000 𝐾𝑗/𝑠|
= 28,53 Mw
SOAL 1 DAN 2
PLTU 1 PLTU 2
45 12.23 42 12.01
46 12.65 44 12.25
61 16.21 45 12.32
66 17.31 46 12.67
67 17.46 65 16.61
78 20.33 67 17.09
36
79 20.56 84 20.84
80 21.07 85 21.64
PENYELESAIAN
𝑛 ∑𝑥𝑦−∑𝑦 𝑥 ∑𝑥
A.(Slope) = 𝑛 (∑𝑥1)−(∑𝑥)2
8.9328,92−(137,82)(522)
= 8.35432−(522)2
= 0,245108
∑𝑦 ∑𝑥
B.(Intercept) − 𝑎.
𝑛 𝑛
137,82 522
= − 0,245108
8 8
= 1,234233
37
® Y = ax + b
= 0,245108x + 1,234232
C. F= 1,4 X 10-4 (100)3 + 0,0168(100)3 + 0,042 + 140
= $452,2 /MW jam
452,2
𝑗𝑎𝑚
𝑀𝑊
Biaya Rata-rata = 100
= $4,522/Mwjam
D. Menggunakan persamaan pendekatan linier yaitu persamaan ....(2)
*100 MW
𝑑𝑓
⁄𝑑𝑝 = 0,1(100) + 2,63
= $12,63/MWjam
*120 MW
𝑑𝑓
⁄𝑑𝑝 = 0,1(120) + 2,63
=$14,63/ MWJam
Jadi Biaya yang harus ditambahkan untuk menaikan keluaran stasiun itu dari 100
MW Menjadi 120MW :
= $14,63/MWjam - $12,63/Mwjam
= $2/Mwjam
A) PLTU 1.
X Y x.y X2 Y2
38
66 17,31 1142,46 4356 299,6361
𝑛 ∑𝐸−∑𝑦.∑𝑥
1) Slope = (∑𝑥2)−(∑𝑥)2
8 .7995,20−125,42 .𝑥 478
= 8 .30836−(478)2
4006,7
=1820,4
A = 0,2208
∑𝑌 ∑𝑥
2) Intercept = −𝑎
𝑛 𝑛
125,43 478
= − 0,22009 𝑥
8 8
PLTU 2.
X Y x.y X2 Y2
39
46 12,67 582,82 2116 160,5289
20
15
10
0
40 45 50 55 60 65 70 75 80 85
Daya MW
40
Input - Output PLTU 2
24
Bahan Bakar Gas ( KNM3 )
21
18
15
12
9
6
3
0
40 45 50 55 60 65 70 75 80 85
Daya MW
PLTU 1
1. X = 45 2. X = 46
Y = 1,23407 + 0,24511(X) Y = 1,23407 +
0,24511(46)
= 1,23407 + 0,24511(45) = 12,50913
= 12,26402
3. X = 61
= 1,23407 + 0,24511(61)
= 16,18578
4. X = 66
= 1,23407 + 0,24511(66)
= 17,41133
5. X = 67
= 1,23407 + 0,24511(67)
= 17,65644
6. X = 78
41
= 1,23407 + 0,24511(78)
= 20,35265
7. X = 79
= 1,23407 + 0,24511(79)
= 20,59776
8. X = 80
= 1,23407 + 0,24511(80)
= 20,84287
PLTU 2
1. X = 42
= 2,52778 + 0,2201X
= 2,52778 + 0,2201(42)
= 11,77198
2. X = 44
= 2,52778 + 0,2201 (44)
= 12,2228
3. X = 45
= 2,52778 + 0,2201(45)
= 12,43228
4. X = 46
= 2,52778 + 0,2201 (46)
= 12,65238
5. X = 65
= 2,52778 + 0,2201 (65)
= 16,83428
6. X = 67
= 2,52778 + 0,2201 (67)
42
7. X = 84
= 2,52778 + 0,2201 (84)
= 21,01618
8. X = 85
= 2,52778 + 0,2201
= 21,23628
PLTU 1
Sebelum Setelah
Daya (MW) Gas Flow (KNM3) Daya (MW) Gas Flow (KNM3)
45 12,23 45 12,26402
46 12,65 46 12,50913
61 16,21 61 16,18578
66 17,31 66 17,41133
67 17,46 67 17,65644
78 20,33 78 20,35265
79 20,56 79 20,59776
43
80 21,07 80 20,84287
PLTU 2
Sebelum Setelah
Daya (MW) Gas Flow (KNM3) Daya (MW) Gas Flow (KNM3)
42 12,01 42 11,77198
44 12,25 44 12,21218
45 12,32 45 12,43228
46 12,67 46 13,65238
65 16,61 65 16,3428
67 17,09 67 17,27448
84 20,84 84 21,01618
85 21,64 85 21,23628
2.Untuk sebuah unit pembangkit tertentu dalam sebuah stasiun digunakan input
bahan bakar dalam BTU/jam Yang dinyatakan sebagai suatu fungsi dan keluaran
daya p dalam MW adalah:
b. Carilah persamaan untuk suatu pendekatan linier yang baik bagi biaya nbahan
bakar tambahan sebagai suatu fungsi dari keluaran daya pada suatu daerah antara
20 dan 120 mw
c. berapa biaya bahan bakar rata – rata per mw jam bila stasiun itu mengirim daya
100 mw
d. Berapakah kira kira biaya bahan bakar yang harus ditambahkan per jam untuk
menaikan keluaran stasiun itu dari 100 menjadi 120 mw
Jawaban
44
a. 𝑓 = 0,0001 𝑝3 + 0,012 𝑝2 + 0,03 𝑝 + 100
𝑓 = 1,40 ( 0,0001 𝑝3 + 0,012 𝑝2 + 0,03 𝑝 + 100 )
= 1,4𝑥10−4 𝑝3 + 0,0168 𝑝2 + 0,042 𝑝 + 140
𝑑𝑓
= 4,2𝑥10−4 𝑝2 + 0,0336 𝑝 + 0,042 … . ( 1)
𝑑𝑝
b. Menggunakan metode kuadrat terkecil
P ( X) df/dp ( y ) X12 X1 y1
Y = a + bx
a = ӯ - bẊ
𝑦1 𝛴𝑥𝑖
=Σ𝑛 −𝑏 𝑛
(𝑛 .𝛴𝑥1𝑦1)−(𝛴𝑥1 .𝛴𝑦1)
b= (𝑛 .𝛴𝑥12 )−(𝛴𝑥1)2
(𝑛 .𝛴𝑥1𝑦1) 𝑥 (𝛴𝑥1−𝛴𝑦1)
b (Slope) = (𝑛 .𝛴𝑥12 )−(𝛴𝑥)2
(16334,14−12453,84)
= (218400−176400)
3880,8
= 42000
= 0,0924
a (Intercept) = ӯ - bẊ
45
𝑦1 𝑥1
= Σ 𝑛 − 𝑏𝛴 𝑛
24,652 420
= − 0,0924 −
6 6
= 4,942-6,468
= -1,526
𝑝 = 100 𝑚𝑤
𝑝 = 100 𝑚𝑤
𝑑𝑓
= 1,4𝑥10−4 𝑝2 + 0,0336 𝑝 + 0,042
𝑑𝑝
= 1,4𝑥10−4 (100)2 + 0,0336(100) + 0,042
= 4,2 + 3,36 + 0,042
$
= 7,602 𝑗𝑎𝑚
𝑚𝑤
46
2.7 Teknik Optimasi Pada Prosedur Simulasi
A. Optimasi
A. Batas Sistem
47
C. Variabel Keputusan
D. Kendala Hambatan
48
2.8 Metode Optimasi
49
BABIII
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
1. Pemodelan adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh
informasi tentang bagaimana sesuatu berperilaku tanpa benar-benar
mengujinya dalam kehidupan nyata.
2. Air compressor atau kompresor udara adalah sebuah mesin atau alat
mekanik yang berfungsi untuk meningkatkan tekanan atau memapatkan
fluida gas atau udara.
3. Turbin gas adalah sebuah mesin panas pembakaran dalam, proses
kerjanya seperti motor bakar yaitu udara atmosfer dihisap masuk
kompresor dan dikompresi, kemudian udara mampat masuk ruang bakar
dan dipakai untuk proses pembakaran, sehingga diperoleh suatu energi
panas yang besar.
4. Pompa bahan bakar atau dikenal juga dengan nama fuel pump adalah
salah satu komponen dalam sistem bahan bakar pada
sebuah kendaraan atau mesin pembakaran dalamlainnya
5. Alat penukar panas atau Heat Exchanger (HE) adalah alat yang
digunakan untuk memindahkan panas dari sistem ke sistem lain tanpa
perpindahan massa dan bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai
pendingin.
6. Combustion chamber (ruang bakar) adalah ruangan yang dilingkupi oleh
permukaan bawah silinder head, permukaan atas silinder block dan
permukaan atas silinder saat piston berada di titik mati atas (TMA).
7. Optimasi merupakan aktivitas untuk mendapatkan hasil yang terbaik dari
pilihan yang tersedia. Tujuan dari setiap keputusan adalah untuk
meminimumkan usaha yang dilakukan atau memaksimumkan
keuntungan yang diperoleh. Usaha atau keuntungan tersebut secara
praktek dinyatakan sebagai fungsi dengan variabel keputusan yang akan
dicari nilai optimumnya.
3.2 Saran
Penulis memahami masih banyak kekurangan dalam menyusun
makalah ini, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat
diharapkan untuk kebaikan penulis kedepannya.Semoga makalah ini
bisa memberikan manfaat kepada pembaca secara umum terlebih bagi
penulis sendiri.
50
DAFTAR PUSTAKA
MC. Cabe, W.L, Smith, JC, Harriot, P, “ Unit Operation of Chemical Enginering”, 4th
ed, Mc.Graw-Hill, New York, 1985, Chapter 11, 12, 15
Kern, DQ, “Process Heat Transfer”, Mc.Graw-Hill, New York, 1965Phase Change
Heat Exchanger
http://www.brighthub.com/engineering/mechanical/articles/64548.aspx
http://vedcadiklatki.blogspot.com/2010/08/penukar-panas-heat-exchanger.html
http://www.beck-fk.blogspot.com/2012/05/alat-heat-exchanger.html
http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/10/aliran-fluida-pada-heat exchanger.html
http://www.scribd.com/doc/72839539/5/Jenis-%E2%80%93-jenis-Heat-Exchanger
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18379/3/Chapter%20I
http://www.usu.ac.id/id/files/artikel/shell_Tube
https://blog.mesin77.com/air-compressor-bagian-2-jenis-jenis-air-compressor/
https://www.klikteknik.com/blog/mengenal-lebih-dekat-air-compressor.html/
https://www.indotara.co.id/prinsip-kerja-kompresor-udara-air-compressor-
&id=112.html/
http://mochsohibulkahfi.blogspot.com/2010/05/combustion-chamber.html
51