Setiap manusia pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dari bayi
sampai menjadi tua. Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana
pada manusia seseorang mengalami kemunduruan fisik, mental dan sosial sedikit demi
sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Lansia banyak
menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan
terintegrasi.
Untuk melakukan monitoring terhadap kesehatan lansia,maka di Puskesmas Kediri II
dilakukan Upaya Kesehatan Lansia. Salah satu kegiatan dalam upaya kesehatan lansia
adalah melaksanakan posyandu lansia. Terjadi beberapa masalah dalam pelaksanaan
posyandu Lansia di Puskesmas Kediri II, namun masalah yang paling utama adalah
masalah kedatangan sasaran lansia ke Posyandu Lansia. Dalam pelaksanaan posyandu
lansia, lansia yang aktif mengikuti posyandu lansia hanya segilintir orang(orangnya hanya
itu-itu saja). Sedangkan Puskesmas dituntut untuk memberikan skrining kesehatan pada
setiap lansia di wilayah Puskesmas seperti yang diamanatkan oleh Permenkes no 43
tahun 2016 tentang SPM nasional di bidang kesehatan yang diperbaharui dengan
Permenkes no 4 tahun 2019.
Adapaun usaha Puskemas Kediri II untuk meningkatkan kedatangan sasaran ke
posyandu lansia awalnya dengan melakukan posyandu lansia yang berbarengan dengan
puskel. Namun melihat antusiasme lansia untuk mendapatkan obat puskel saat posyandu
lansia,membuat kami berpikir akan adanya efek samping pemberian obat kimia pada
lansia yang fungsi tubuhnya sudah menurun.
Untuk meningkatkan kedatangan sasaran lansia di wilayah Puskesmas Kediri II dan
untuk meminimalkan penggunaan obat kimia pada lansia, maka dilakukan kegiatan
inovasi program Lansia di Puskesmas Kediri II tahun 2017, yaitu melakukan Terapi
Akupresure pada saat Posyandu Lansia (“ AKU LANSIA”).
KEBUTUHAN SUMBER DAYA
Adapun kebutuhan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan
inovasi ini adalah
1. Tim posyandu lansia
2. Tenaga Puskesmas yang terlatih akupresure
Di Puskemas Kediri II,awalnya hanya ada 1 tenaga yang terlatih akupresure. Oleh
karena itu, menambah tenaga akupresure maka petugas Puskesmas melatih
kader lansia untuk bisa melakukan akupresure untuk beberapa penyakit lansia
yang sering.
Untuk melakukan akupresure ini tidaklah harus menggunakan alat khusus, hanya
menggunakan tangan saja cukup.
PROSES PELAKSANAAN
Adapun tahapan pelaksanaan kegiatan inovasi ini adalah:
1. Mensosialisasikan kegiatan pada Lintas Program dan Lintas sektor
2. Menyiapkan kegiatan termasuk melakukan koordinasi dengan lintas program yang
terlibat
3. Melaksanakan kegiatan inovasi
4. Melakukan pelatihan akupresure sederhana pada kader Lansia dan tim
lansia,untuk menambah jumlah tenaga yang bisa melakukan akupresure
5. Melakukan monev kegiatan.
Dari hasil monitoring dan evaluasi didapatkan capaian pelayanan lansia yang tidak begitu
banyak meningkat. Oleh karena itu, penanggung jawab program lansia mengusulkan
agar kegiatan inovasi “AKU LANSIA” yang sebelumnya merupakan integrasi program
lansia dan akupresure bisa ditambahkan lagi dengan program PTM ( Posbindu) pada
tahun 2018 – 2019 untuk meningkatkan capaian program lansia sekaligus juga program
PTM. Kembali untuk meningkatkan capaian pelayanan lansia dilakukan kegiatan AKU
LANSIA berbarengan dengan posyandu balita yang direncanakan dilakukan tahun 2020.
Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan kedatangan sasaran lansia, sasaran PTM,
sasaran balita dan pengenalan program kesehatan tradisional ( akupresure, ramuan
tradisional) kepada masyarakat sesuai instruksi dinas kesehatan kabupaten dan provinsi.
Mengingat begitu banyak perubahan yang yang terjadi pada kegiatan inovasi ini, maka
dirasa nama kegiatan inovasi “AKU LANSIA” sudah tidak relevan dan akan diganti
dengan nama “POS PADU” ( Posyandu Terpadu ).