Anda di halaman 1dari 1

Latar Belakang

Wilayah perairan memiliki keunikan dan karakteristik masing – masing menurut topografi
dasar dan kedalamannya. Pemanfaatan perairan laut secara optimal memerlukan informasi mengenai
lingkungan perairan tersebut, salah satunya informasi topografi dasar perairan yang diperoleh dari data
kedalaman atau batimetri (Hamid et al. 2014). Kedalaman perairan laut, khususnya pada wilayah
pesisir adalah hal yang dinamis. Menurut Setiawan et al. (2014), daerah pesisir umumnya lebih
cepat mengalami perubahan topografi dasar laut sehingga diperlukan informasi mengenai
kedalaman secara kontinu, seperti peta batimetri yang berisi informasi topografi dasar dan
kedalaman perairan.
Teknologi pengukuran batimetri saat ini dapat dilakukan dengan teknologi akustik seperti
echosounder, yang merupakan teknologi dengan menggunakan gelombang suara dan memiliki
komponen alat yaitu transducer pada sisi kapal atau perahu. Transduser mengirimkan pulsa
akustik dengan frekuensi tertentu yang terdapat dalam pancaran atau sorotan (beam), yang secara
langsung merekam dan menyusuri kolom perairan di setiap lajur pemeruman
Penginderaan jauh satelit digunakan untuk pemetaan batimetri dengan memanfaatkan
gelombang elektromagnetik yang dipantulkan oleh objek kemudian diterima oleh sensor yang terdapat
pada satelit tersebut. Batimetri menggunakan citra satelit secara garis besar terbagi atas dua kategori,
yaitu non-imaging dan imaging. Kategori non-imaging berupa light detection and ranging (LiDAR) yang
mendeteksi jarak antara sensor dan permukaan air atau dasar laut menggunakan gelombang tunggal
dan atau gelombang ganda (Gao 2009). Kategori imaging merupakan pendugaan kedalaman
berdasarkan nilai-nilai piksel dari citra yang memiliki informasi multispektral (Arief 2012).
Aplikasi algoritma batimetri dilakukan dalam proses pengolahan citra satelit untuk menduga nilai
kedalaman. Perkembangan algoritma batimetri hingga saat ini adalah algoritma Lyzenga (1978), Benny
dan Dawson (1983), Jupp (1988) dan Stumpf (2003) (Green et al. 2000; Madden 2011)

Anda mungkin juga menyukai