Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT,
karena berkat limpahan rahmat dan taufik serta hidayah-Nyalah akhirnya makalah
ini telah selesai disusun untuk memenuhi tugas Pendidikan Agama Islam.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi akhir
zaman yaitu Nabi Muhammad SAW. Kepada keluarganya, para sahabatnya dan
sampai kepada kita selaku umatya yang senantiasa mengikuti ajarannya serta taat
dan patuh kepadanya

Makalah ini disusun agar mahasiswa atau para pembacanya dapat hidup
rukun antar umat beragama, karena di Indonesia terdapat banyak agama yang
berbeda. Selain itu sebagai bukti evaluasi dan melatih mahasiswa dalam
melaksanakan kegiatan mata kuliah pendidikan agama islam.
Dalam proses penyusunan makalah ini, penyusun berupaya
mengumpulkan informasi dari berbagai referensi agar dapat merumuskan pokok-
pokok bahasan tentang kerukunan antar hidup Beragama.

Semoga makalah ini dapat membantu memperluas wawasan mahasiswa


ataupun para pembacanya tentang kerukunan antar umat beragama. Tentu saja
makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu selaku penyusun makalah
ini mohon maaf atas segala kekurangan yang ada, kami selalu menanti saran dan
kritik dari dosen pembimbing maupun pembaca agar makalah ini menjadi lebih
baik lagi kedepannya. Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

Malang, Maret 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................................................... 1
1.2 Permasalahan .......................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ..................................................................................................................................... 1
1.4 Manfaat ......................................................................................................................................... 2
BAB II........................................................................................................................................ 3
ISI............................................................................................................................................... 3
2.1 KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA .................................................................... 3
2.1.1 Pandangan islam tehadap pemeluk agama lain ...................................................................... 6
2.1.2 Kerukunan Intern Umat Islam................................................................................................ 7
2.2 UKHUWAH ........................................................................................................................... 7
2.2.1 Pengertian Ukhuwah .............................................................................................................. 7
2.2.2 Syarat-syarat Ukhuwah .......................................................................................................... 8
2.2.3 Macam-macam Ukhuwah ...................................................................................................... 8
2.2.4 Prinsip-prinsip ukhuwah ...................................................................................................... 10
2.2.5 Urgensi Ukhuwah ................................................................................................................ 10
2.2.6 Hal-hal yang dapat menghancurkan ukhuwah ..................................................................... 11
2.2.7 Hal-hal yang menguatkan ukhuwah islamiyah: ................................................................... 11
2.2.8 Upaya dalam mewujudkan Ukhuwah .................................................................................. 12
2.3 MANFAAT KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA ............................................. 13
BAB III .................................................................................................................................... 15
PENUTUP................................................................................................................................ 15
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................. 15
3.2 Saran ........................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. iii

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Islam Agama Rahmat bagi Seluruh Alam. Kata islam berarti damai, selamat,
sejahtera, penyerahan diri, taat dan patuh. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa
agama islam adalah agama yang mengandung ajaran untuk menciptakan kedamaian,
keselamatan, dan kesejahteraan hidup umat manusia pada khususnya dan seluruh alam
pada umumnya. Agama islam adalah agama yang Allah turunkan sejak manusia pertama,
Nabi pertama, yaitu Nabi Adam AS. Agama itu kemudian Allah turunkan secara
berkesinambungan kepada para Nabi dan Rasul-rasul berikutnya.
Agama yang diakui di negara indonesia adalah agama Islam, Kristen protestan,
Hindu, Buddha, Kristen Katolik dan Konghuchu. Dari ke-6 agama tersebut kita harus
rukun karena kita diciptakan sebagai makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dari
politik maupun material, maupun spiritual. Tidak akan tercipta kesinambungan antar
agama apabila tidak terwujudnya kerukunan antar umat beragama. Masalah akan terus
timbul dan perdebatan terjadi dimana- mana. Oleh karena itu kerukunan sangat
diperlukan dalam kehidupan sehari- hari. Tapi perlu dingat satu hal tentang paduan kita
yaitu “lakum dinukum waliyadin” ~ Bagimu agamamu dan bagiku agamaku. Q.S. Al-
Kafirun: 6.
Namun kerukunan antar umat beragama di Indonesia dinilai masih banyak
menyisakan masalah. Kasus-kasus yang muncul terkait masalah kerukunan beragama
pun belum bisa terhapus secara tuntas. Kasus Ambon, Kupang, Poso, forum-forum islam
ekstrimis dan lainnya menyisakan masalah ibarat api dalam sekam yang sewaktu-waktu
siap membara dan memanaskan suasana di sekelilingnya. Hal ini mengindikasikan
bahwa pemahaman masyarakat tentang kerukunan atar umat beragama perlu ditinjau
ulang. Dikarenakan banyaknya ditemukan ketidak adanya kerukunan antar agama, yang
menjadikan adanya saling permusuhan, saling merasa ketidak adilan.
Maka dari itulah pentingnya kerukunan umat beragama, agar semua masyarakat yang
mengalami dan tidak mengalami efek negative dari ketidak rukunan agama bahwa
kerukunan agama itu sangatlah penting. Oleh karena itu, untuk mewujudkan kerukunan
hidup antar umat beragama yang sejati. Makalah ini akan membahas tentang pentingnya
menciptakan kerukunan antar umat beragama dilingkungan masyarakat.
1.2 Permasalahan
1. Apa definisi dari kerukunan umat beragama?
2. Apakah permusuhan sesama manusia merupakan sikap yang dibenarkan oleh islam?
3. Bagaimana menjaga kerukunan umat beragama?
4. Apa saja manfaat dari terciptanya kerukunan antar umat beragama?

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain:
1. Mengatahui definisi dari kerukunan umat beragama
2. Mewujudkan kesadaran dan menjalin hubungan pribadi yang akrab dalam
menghadapi masalah bersama.

1
3. Mengatahu cara menjaga kerukunan hidup antar umat beragama
4. Mengatahui manfaat terciptanya kerukunan antar umat beragama
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari menciptakan suasana rukun antar umat beragama
dilingkungan masyarakat yaitu dengan rasa aman, nyaman dan sejahtera.

2
BAB II
ISI

2.1 KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA


Kerukunan dalam Islam diberi istilah “tasamuh” atau toleransi. Sehingga yang
dimaksud toleransi adalah kerukunan social kemasyarakatan, bukan dalam hal akidah
Islamiyah (keimanan), karena akidah telah digariskan secara jelas dan tegas dalam
Alqur’an dan Hadits. Dalam hal akidah atau keimanan seorang muslim hendaknya
meyakini bahwa Islam adalah satu-satunya agama dan keyakinan yang dianutnya
sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al Kafirun ayat 1-6 sebagai berikut:

P
e
r
s
a
tuan dan kerukunan umat merupakan awal dan fondasi terjalinnya ukhuwah
(persaudaraan) dalam masyarakat. Dengan kata lain tanpa adanya persatuan dan
kerukunan dalam masyarakat, akan sulit terwujudnya suatu ukhuwah dalam
masyarakat. Baik yang menyangkut ukhuwwah basyarriyah (persaudaraan
kemanusiaan), ukhuwwah wataniyyah (persaudaraan kebangsaan), maupun
ukhuwwah islamiyyah (persaudaraan sesama muslim).

3
Nabi SAW. Bersabda :
)‫المسلم للمسلم كا لبنيان يشد بعضه بضا (رواه البخارىومسلم‬
Artinya : seorang muslim bagi muslim yang lain bagai suatu bangunan, yang
saling menguatkan satu sama lain (HR> Bukhari Muslim).
Pada era globalisasi sekarang ini, umat beragama dihadapkan kepada
serangkaian tantangan baru yang tidak terlalu berbeda dengan yang pernah dialami
sebelumnya. Pluralitas merupakan hukum alam (sunnatulah) yang mesti terjadi dan
tidak mungkin terelakkan. Hal itu sudah merupakan kodrati dalam kehidupan
dalam QS. Al Hujarat: 13, Allah menggambarkan adanya indikasi yang cukup kuat
tentang pluralitas tersebut. Namun, pluralitas tidak semata menunjukkan pada
kenyataan adanya kemajemukan, tetapi lebih dari itu adanya ketrlibatan akti
terhadap kenyataan adanya pluralitas tersebut. Pluralitas agama dapat kita jumpai
dimana-mana, seprti di dalam masyarakat tertentu, di kantor tempat bekerja dan di
perguruan tinggi tempat belajar dll. Seseorang baru dikatakan memiliki sikap
keterlibatan aktif dalam pluralitas apabila dia dapat berinteraksi secara positif
dalam lingkungan kemajemukan. Pemahaman pluralitas agama menuntut sikap
pemeluk agama untuk tidak hanya mengakui keberadaan dan hak agama lain,tetapi
juga harus terlibat dalam usaha memahami perbedaan dan persamaan guna
mencapai kerukunaan dan kebersamaan.
Bila dilihat, eksistensi manusia dalam kerukunaan dan kebersamaan ini,
diperoleh pengertian bahwa arti sesungguhnya dari manusia bukan terletak pada
akunya, tetapi pada kitanya atau pada kebersamaannya. Kerukunan dan
kebersamaan ini bukan hanya harus tercipta intern seagama tetapi yang lebih
penting adalah ”antar umat beragama didunia” (pluralitas Agama). Kerukunan dan
kebersamaan yang didambakan dalam islam bukanlah yang bersifat semu, tetapi
yang dapat memberikan rasa aman pada jiwa setiap manusia. Oleh karena itu
langkah pertama yang harus dilakukan adalah mewujudkannya dalam setiap diri
individu, setelah itu melangkah pada keluarga, kemudian masyarakat luas pada
seluruh bangsa di dunia ini dengan demikian pada akhirnya dapat tercipta
kerukunan, kebersamaan dan perdamaian dunia. Itulah konsep ajaran Islam tetang
“Kerukunaan Antar Umat Beragama”, kalaupun kenyataannya berbeda dengan
realita, bukan berarti konsep ajarannya yang salah, akan tetapi pelaku atau
manusianya yang perlu dipersalahkan dan selanjutnya diingatkan dengan cara-cara
yang hasanah dan hikmah.
Kerukunan antar umat beragama adalah suatu kondisi sosial ketika semua
golongan agama bisa hidup bersama tanpa menguarangi hak dasar masing-masing
untuk melaksanakan kewajiban agamanya. Masing-masing pemeluk agama yang
baik haruslah hidup rukun dan damai. Karena itu kerukunan antar umat beragama
tidak mungkin akan lahir dari sikap fanatisme buta dan sikap tidak peduli atas hak
keberagaman dan perasaan orang lain. Tetapi dalam hal ini tidak diartikan bahwa
kerukunan hidup antar umat beragama memberi ruang untuk mencampurkan unsur-
unsur tertentu dari agama yang berbeda , sebab hal tersebut akan merusak nilai
agama itu sendiri.

4
Menurut Muhammad Maftuh Basyuni dalam seminar kerukunan antar umat
beragama tanggal 31 Desember 2008 di Departemen Agama, mengatakan bahwa
kerukunan umat beragama merupakan pilar kerukunan nasional adalah sesuatu
yang dinamis, karena itu harus dipelihara terus dari waktu ke waktu. Kerukunan
hidup antar umat beragama sendiri berarti keadaan hubungan sesama umat
beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian, menghargai kesetaraan dalam
pengamalan ajaran agamanya dan kerja sama dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
Kerukunan antar umat beragama itu sendiri juga bisa diartikan dengan
toleransi antar umat beragama. Dalam toleransi itu sendiri pada dasarnya masyarakat
harus bersikap lapang dada dan menerima perbedaan antar umat beragama. Selain itu
masyarakat juga harus saling menghormati satu sama lainnya misalnya dalam hal
beribadah, antar pemeluk agama yang satu dengan lainnya tidak saling mengganggu.
Kerukunan umat Islam dengan penganut agama lainnya telah jelas disebutkan
dalam Alqur’an dan Al-hadits. Hal yang tidak diperbolehkan adalah dalam masalah
akidah dan ibadah, seperti pelaksanaan sosial, puasa dan haji, tidak dibenarkan adanya
toleransi, sesuai dengan firman-Nya dalam surat Al Kafirun: 6, yang artinya: “Bagimu
agamamu, bagiku agamaku”.Beberapa prinsip kerukunan antar umat beragama
berdasar Hukum Islam :
1. Islam tidak membenarkan adanya paksaan dalam memeluk suatu agama (QS.Al-
Baqarah : 256).
2. Allah SWT tidak melarang orang Islam untuk berbuat baik,berlaku adil dan tidak
boleh memusuhi penganut agama lain,selama mereka tidak memusuhi,tidak
memerangi dan tidak mengusir orang Islam.(QS. Al-Mutahanah : 8).
3. Setiap pemeluk agama mempunyai kebebasan untuk mengamalkan syari'at
agamanya masing-masing (QS.Al-Baqarah :139).
4. Islam mengharuskan berbuat baik dan menghormati hak-hak tetangga, tanpa
membedakan agama tetangga tersebut. Sikap menghormati terhadap tetangga itu
dihubungkan dengan iman kepada Allah SWT dan iman kepada hari akhir (Hadis
Nabi riwayat Muttafaq Alaih).
5. Barangsiapa membunuh orang mu'ahid, orang kafir yang mempunyai perjanjian
perdamaian dengan umat Islam, tidak akan mencium bau surga, padahal bau surga
itu telah tercium dari jarak perjalanan empat puluh tahun (Hadis Nabi dari
Abdullah bin 'Ash riwayat Bukhari). Sudah banyak perjanjian damai dan
perjanjian HAM yang dibuat oleh Negara Islam dan seluruh Negara di dunia soal
itu. Dan hanya sedikit yang melanggar, diantara yang melanggar itu diantaranya
Israel, sedangkan yang tidak melanggar dan sangatlah banyak, seperti Jerman,
Cheko, Irlandia dan masih sangat banyak yang tidak saya sebut satu persatu yang
tetap menjaga perdamaian. Jadi mereka yang menjaga perjanjian damai dengan
orang Islam. Tidaklah dibenarkan membunuh orang-orang yg tetap menjaga
perdamaian dengan orang Islam. Bahkan menurut hadis tersebut tidak akan
mencium bau surga bagi yang membunuh orang tersebut tanpa kesalahan yang
jelas.
Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia.
Maka seharusnya Indonesia menjadi negara yang indah, damai, dan beradab. Tapi

5
lihat saja kenyataannya, kita tidak bisa menutup mata dan telinga dengan
pemberitaan sehari-hari yang mengabarkan tentang kisah-kisah menyedihkan dan
tak beradab. Mulai dari anak-anak yang melakukan pencabulan, berjudi,
menghisab sabu. Remaja tawuran antar sekolah, kumpul kebo, menjadi pengedar,
minum-minuman keras. Orang tua yang mencabuli anaknya sendiri, membunuh
anggota keluarga sendiri, membunuh karena masalah sepele, bunuh diri, mutilasi,
dan sebagainya. Sampai kepada pejabat kita yang melakukan tindak asusila, dan
korupsi besar-besaran. Hampir setiap hari kejadian semacam ini keluar di
pemberitaan.
Jika dikatakan tidak berpendidikan sepertinya tidak juga yang bahkan
tidak sedikit yang sudah sarjana bahkan lebih. Lantas mengapa moral mereka bisa
sebegitu hancurnya? Jawabannya adalah tidak memahami dan menjalankan ajaran
islam secara kaffah. Jika mereka tahu bahwa membunuh binatang semena-mena
saja dilarang oleh islam, mana mungkin sampai berani membunuh sesama
manusia, apalagi sesama muslim. Jika mereka tahu bahwa islam melarang untuk
mencuri dan menipu dan mereka menjalankan larangan itu, mana mungkin
mereka berani melakukan korupsi. Abdullah bin Umar r.a mengatakan bahwa
Nabi S.A.W bersabda, “Orang Islam itu adalah orang yang orang-orang Islam
lainnya selamat dari lidah dan tangannya; dan orang yang berhijrah (muhajir)
adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah.” Sudah sangat
jelas bagaimana islam menjelaskan bagaimana ciri orang islam sesungguhnya.
Kerukunan antar umat beragama sangat diperlukan dalam kehidupan
sehari- hari. Dengan adanya kerukunan antar umat beragama kehidupan akan
damai dan hidup saling berdampingan. Perlu di ingat satu hal bahwa kerukunan
antar umat beragama bukan berarti kita megikuti agama mereka bahkan
menjalankan ajaran agama mereka.
Untuk itulah kerukunan hidup antar umat beragama harus kita jaga agar
tidak terjadi konflik-konflik antar umat beragama. Terutama di masyarakat
Indonesia yang multikultural dalam hal agama, kita harus bisa hidup dalam
kedamaian, saling tolong menolong, dan tidak saling bermusuhan agar agama bisa
menjadi pemersatu bangsa Indonesia yang secara tidak langsung memberikan
stabilitas dan kemajuan negara.
2.1.1 Pandangan islam tehadap pemeluk agama lain
1. Darul Harbi (daerah yang wajib diperangi)
Islam merupakan agama rahmatan lil-‘alamin yang memberikan makna bahwa
perilaku Islam terhadap nonmuslim dituntut untuk kasih sayang dengan
memberikan hak dan kewajiban yang sama seperti halnya penganut islam sendiri
dan tidak saling mengganggu dalam hal kepercayaan. Islam membagi daerah
(wilayah) berdasarkan agamanya atas Darul Muslim dan Darul Harbi. Darul
Muslim adalah suatu daerah yang didiami oleh masyarakat muslim dan
diberlakukan hokum Islam. Sedangkan Darul Harbi adalah suatu wilayah yang
penduduknya memusuhi Islam. Penduduk Darul Harbi selalu mengganggu
penduduk Darul Muslim, menghalangi dakwah Islam, bahkan melakukan

6
penyerangan terhadap Darul Muslim. Menghadapi penduduk Darul Harbi yang
demikian, umat Islam wajib melakukan jihad melawannya, seperti difirmankan
dalam Alqur’an surat Al Mumtahanah: 90 yang artinya: “Sesungguhnya Allah
hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang
memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negarimu, dan membantu
(orang lain) untuk mengusirmu. Dan barang siapa menjadikan mereka sebagai
kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim”.
2. Kufur Zimmy
Dalam suatu perintah Islam, tidaklah akan memaksa masyarakat untuk memeluk
Islam dan Islam hanya dismpaikan melalui dakwah (seruan) yang merupakan
kewajiban bagi setiap muslim berdasarkan pemikiran wahyu yang menyatakan :
“Tidak ada paksaan untuk memasuki agama Islam”. Kufur Zimmy adalah
sekelompok individu bukan Islam, akan tetapi mereka tidak membenci Islam,
t\idak membuat kerusakan, dan tidak menghalangi dakwah Islam. Mereka harus
dihormati oleh pemerintah Islam dan diperlakukan seperti umat Islam dalam
pemerintahan serta berhak diangkat sebagai tentara dalam melindungi daerah Darul
Muslim. Adapun agama dan keyakinan Kufur Zimmy adalah diserahkan kepada
mereka sendiri dan umat Islam tidak diperbolehkan mengganggu keyakinan
mereka. Adapaun pemikiran Alqur’an mengenai Kufur Zimmy seperti dalam surat
Al Muntahanah: 8 yang artinya: “Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik
dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama
dan tidak (pula) mebgusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang berlaku adil.”
3. Kufur Musta’man
Kufur Musta’man adalah pemeluk agama lain yang meminta perlindungan
keselamatan dan keamanan terhadap diri dan hartanya. Kepada mereka
pemerintah Islam tidak memberlakukan hak dan hukum negara. Diri dan harta
kaum musta’man harus dilindungi dari segala kerusakan dan kebinasaan serta
bahaya laiinya, selama mereka di bawah perlindungan pemerintah Islam.
4. Kufur Mu’ahadah
Kufur Mu’ahadah adalah negara bukan Negara Islam yang membuat perjanjian
damai dengan pemerintah Islam, baik disertai perjanjian tolong-menolong dan
bela-membela atau tidak.
2.1.2 Kerukunan Intern Umat Islam
Kerukunan intern umat Islam di Indonesia harus berdasarkan atas
semangat ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama muslim) sesuai dengan
firman-Nya dalam surat Al-Hujurat: 10. Kesatuan dan persatuan intern umat Islam
diikat oleh kesamaan akidah (keimanan), akhlak, dan sikap beragamanya
didasarkan atas Alqur’an dan Al-Hadits. Adanya perbedaan di antara umat Islam
adalah rahmat asalkan perbedaan pendapat itu tidak membawa perpecahan dan
permusuhan.
2.2 UKHUWAH
2.2.1 Pengertian Ukhuwah

7
Ukhuwah Islamiyah adalah satu dari tiga unsur kekuatan yang menjadi
karakteristik masyarakat Islam di zaman Rasulullah, yaitu pertama, kekuatan iman
dan aqidah. Kedua, kekuatan ukhuwah dan ikatan hati. Dan ketiga, kekuatan
kepemimpinan dan senjata. Dari segi bahasa : berasal dari perkataan akhun yang
membawa erti saudara,teman,sahabat dan lain-lain lagi. Dari segi istilah : Menurut
Al-Quran : Perasaan kasih sayang,tolong menolong,Bantu membantu, bertolak
ansur bermesra dan cinta mencintai diantara sesama umat Islam tanpa terkecuali,
Allah berfirman “Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara , maka
damaikanlah diantara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya
kamu mendapat rahmat” (surah al-Hujurat : 10)Menurut hadis : Seperti tubuh
badan ,darah daging, dan roh umat Islam sendiri .
Rasulullah s.a.w bersabda “ Daripada Nu’man bin Bashir r.a : Bahawa
Rasulullah s.a.w bersabda : Perbandingan orang-orang mukmin pada kasih
sayang mereka adalah seperti tubuh badan uang satu , apabilah satu anggota
berasa sakit seluruh badan akan turut merasainya.”
Menurut As-Syahid Imam Hassan Al-Banna : Hati dan jiwa ditautkan dengan
akidah.Akidah adalah hubungan yang paling ampuh dan beharga persaudaraan
adalah saudara iman dan perpecahan adalah saudara kufur.Kekuatan yangnpertama
adalah kekuatan perpaduan.Perpaduan tidak akan wujud tanpa kasih sayang.Rasa
kasih sayang yang paling rendah ialah berlapang dada dan yang paling tinggi ialah
mengutamakan orang lain.
Menurut Imam Ghazali : Ada 4 kategori :
1. Ukhuwah dijalinkan atas dorongan keseronokkan seperti paras
rupa,tingkah laku dan sebagainya.
2. Untuk kepentingan diri (peribadi) untuk tujuan kebendaan di dunia tak
lebih dari itu.
3. Untuk kepentingan akhirat semata-mata seperti pencinta ilmu mengesihi
guru dan para ulamak bukan untuk mendapat keuntungan kebendaan
didunia tetapi untuk mendapatkan iman dan taqwa yang pasti dapat
menyelamatkan dari azab api neraka di akhirat.
4. Persaudaraan yang diikat erat daripada kesedaran iman dan taqwa kepada
Allah. Terjalin semata-mata patuh dan taat , menyembah dan menyerah
diri kepada Allah.
2.2.2 Syarat-syarat Ukhuwah
Dalam menegakkan ukhuwah, hendaknya kita juga memperhatikan
beberapa syarat berikut ini:
1. Hendaknya ukhuwah tersebut dilandasi oleh keikhlasan karena Allah dan
dibangun di atas Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah .
2. Hendaknya ukhuwah tersebut diiringi dengan iman dan takwa.
3. Hendaknya ukhuwah itu dijalankan sesuai dengan bimbingan Islam yang
benar.
2.2.3 Macam-macam Ukhuwah
1. Ukhuwah Islamiyah

8
Yaitu persaudaraan yang berlaku antar sesama umat Islam atau persaudaraan
yang diikat oleh aqidah/keimanan, tanpa membedakan golongan selama
aqidahnya sama maka itu adalah saudara kita dan harus kita jalin dengan
sebaik-baiknya. Sebagaimana dijelaskan Allah SWT dalam Alqur’an surat Al
Hujarat : 10, yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu
adalah saudara, oleh karena itu peralatlah simpul persaudaraan diantara
kamu, dan bertaqwalah kepada Allah, mudah-mudahan kamu mendapatkan
rahmatnya “.
Dari ayat di atas jelas bahwa kita sesama umat islam ini adalah saudara, dan
wajib menjalin terus persaudaraan di antara sesama umat Islam dan marilah
yang mana saudara kita jadikan saudara dan janganlah saudara kita anggap
sebagai musuh,hanya karna masalah masalah-masalah sepele yang tidak
berarti.yang pada akhirnya mengancam ukhuwah Islamiyah yang pada
akhirnya dapat melumpuhkan kerukunan dan keutuhan bangsa.
2. Ukhuwah Insaniyah/Basyariyah
Yaitu persaudaraan yang berlaku pada semua manusia secara universal tanpa
membedakan ras, agama, suku dan aspek-aspek kekhususan lainnya.
Persaudaraan yang di ikat oleh jiwa kemanusiaan, maksudnya kita sebagai
manusia harus dapat memposisikan atau memandang orang lain dengan penuh
rasa kasih sayang, selalu melihat kebaikannya bukan kejelekannya.
Ukhuwah Insaniyah ini harus dilandasi oleh ajaran bahwa semua orang umat
manusia adalah makhluk Allah, sekalipun Allah memberikan kebebasan
kepada setiap manusia untuk memilih jalan hidup berdasarkan atas
pertimbangan rasionya. Jika ukhuwah insyaniyah tidak dilandasi dengan
ajaran agama keimanan dan ketaqwaan, maka yang akan muncul adalah jiwa
kebinatangan yang penuh keserakahan dan tak kenal halal dan haram bahkan
dapat bersikap kanibal terhadap sesama.
3. Ukhuwah Wathoniyah
Yaitu persaudaraan yang diikat oleh jiwa nasionalisme tanpa membedakan
agama, suku, warna kulit, adat istiadat dan budaya dan aspek-aspek yang
lainnya. Semua itu perlu untuk dijalin karena kita sama-sama satu bangsa yaitu
Indonesia. Mengingat pentingnya menjalin hubungan kebangsaan ini
Rosulullah bersabda “Hubbui wathon minal iman”, artinya: Cinta sesama
saudara setanah air termasuk sebagian dari iman. Sebagai seorang muslim,
harus berupaya semaksimal mungkin untuk mengaktualisasikan ketiga macam
ukhuwah tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Apabila ketiganya terjadi
secara bersama, maka ukhuwah yang harus kita prioritaskan adalah ukhwah
Islamiyah, karena ukhuwah ini menyangkut kehidupan dunia dan akherat.
4. Ukhuwah ‘ubudiyyah
Yaitu persaudaraan yang timbul dalam lingkup sesama makhluk yang tunduk
kepada Allah.

9
2.2.4 Prinsip-prinsip ukhuwah
1. Perdamaian atau hubungan yang baik , saling bermaaf-maafan dan tidak terlalu
sensitif. Firman Allah : “Maka hendaklah kamu bertaqwa kepada Allah dan
perbaikilah hubungan antara kamu dan taatlah kepada Allah dan Rasulnya
sekiranya kamu orang-orang yang beriman “ ( surah Al-anfal : 1 )
2. Saling kasih mengasihi dan cinta mencintai ke arah mengeratkan lagi ikatan
ukhuwah.Firman Allah : “ Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebaikkan
sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kau cintai dan apa sahaja yang
kamu nafkahkan , maka sesungguhnya Allah mengetahuinya” ( surah Ali Imran :
92 )Allah menjelaskan bahawa kasih sayang dan cinta mencintai antara satu sama
lain boleh dipertingkatkan melalui sedekah.Kasih sayang dapat disuburkan
sehingga mencapai taraf yang paling tinggi jika ornag-orang kaya mengorbankan
segala sesuatu yang paling disayangi untuk membela nasib golongan
malang.Apatah lagi jikalau kita mengorban sesuatu untuk kemaslahatan
dakwah.Ukhuwah yang disandarkan atas dasar untuk kepentingan umat
Islam(dakwah) adalah yang paling utama.
3. Persamaan yaitu ikatan ukhuwah akan terus kukuh jika manusia merasai atau
mempunyai sifat persamaan diantara satu sama lain. Tidak ada beda diantara kita
kecuali ketaqwaan kita kepada Allah dan ketaqwaan tidak dapat dinilai oleh
manusia tetapi hanya Allah sahaja yang mengetahui.
2.2.5 Urgensi Ukhuwah
Di tengah-tengah kehidupan Zaman modern, yang cenderung individulis dan
materilis ini, persaudaraan atau ukhuwah menjadi hal yang sangat urgen untuk
dibangun demi terciptanya tatanan masyarakat yang rukun dan damai. Urgensi
ukhuwah itu diantaranya:
Ukhuwah menjadi pilar kekuatan islam.
Rosulullah SAW bersabda: “Al Islamu ya’lu wala yu’la alaih”, artinya Islam
itu agama yang tinggi tidak ada yang lebih tinggi dari Agama Islam. Ketinggian
dan kehebatan Islam itu akan menjadi realita manakala umat Islam mampu
menegakkan ukhuwah terhadap sesamanya, memperbanyak persmaan dan
memperkecil perbedaan. Jika umat Isam sering bermusuhan maka Islam akan
lemah dan tidak mempunyai kekuatan.
Ukhuwah merupakan bagian terpenting dari iman.
Iman tidak akan sempurna tanpa disertai dengan ukhuwah dan ukhuwah tidak
akan bermakna tanpa dilandasi keimanan. Manakala ukhuwah lepas kendali iman,
maka yang menjadi perekatnya adalah kepentingan pribadi, kelompok kesukuan,
maupun hal-hal lain yang bersifat materi yang semuanya itu bersifat semu dan
sementara.
Ukhuwah merupakan benteng dalam menghadapi musuh Islam.
Orang-orang non Islam mempunyai misi yang sama yaitu memusuhi dan
menghancurkan Islam,dan mereka selalu bersama-sama antara yang satu dengan
yang lain. Realitanya seperti sekarang ini Islam selalu “diobok obok” dan selalu di
kambing hitamkan oleh mereka. Oleh karena itu umat Islam jangan mudah
terpengaruh dan jangan mudah terprofokasi dengan mereka kita harus menghadapi

10
dengan barisan ukhuwah yang rapi dan teratur, jika kita bermusuhan maka mereka
akan mudah memecah belah dan menghancurkan Islam.
Ukhuwah yang solid,dapat memudahkan membangun masyarakat madani.
Masyarakat madani adalah masyarakat yang ideal yang memiliki karakteristik
dan mejujung tinggi kedamaian, kerukunan, dan saling tolong menolong. Nilai-
nilai tersebut akan mudah terwujud manakala manusia memiliki ketulusan dan
kemauan yang tinggi untuk merajut dan membangun simpul ukhuwah yang sudah
terpoyak.
2.2.6 Hal-hal yang dapat menghancurkan ukhuwah
Dalam situasi dan kondisi seperti sekarang ini, menjalin ukuwah memang tidaklah
semudah membalikkan kedua telapak tangan, mengingat banyak masalah yang
dapat menghancurkan ukhuwah Islam tentunya membutuhkan perjuangan dan
proses yang panjang di bawah ini adalah contoh masalah yang dapat menghacurkan
ukhuwah Islam diantaranya:
Pemahaman Islam yang tidak komperehensif dan kaffah.
Berbagai pertentangan atau permusuhan diantara sesama yang sering terjadi
adalah dikarenakan oleh pemahaman umat Islam sendiri yang masih dangkal. Umat
Islam masih parsial dalam mengkaji Islam belum integral, belum kaffah, sehingga
mereka cenderung untuk mencari perbedaan-perbedaan yang tidak prinsip dari
kesamaannya. Karena pemahaman Islam yang masih sempit inilah yang menjadi
salah satu embrio atau bibit munculnya permusuhan terhadap sesama umat
beragama.
Ta’asub atau fanatisme yang berlebihan.
Sikap fanatik yang berlebihan dengan mengagung-agungkan kelompokya,
menganggap kelompoknya palingbenar, paling baik dan meremehkan kelompok
lain, padahal masih satu agama itu pun merupakan perbuatan tidak terpuji dan tidak
dibenarkan dalam islam, karena dapat merusak tali ukhuwah.
Suka bermusuhan antar umat beragama.
Ini adalah merupakan masalah yang dapat menghancurkan ukhuwah Islam
yang sangat berbahaya, jika dala hati manusia sudah dirasuki sifat hasut, dengki, iri
hati maka yang ada dalam hatinya hanyalah dendam dan permusuhan. Jika hal ini
kita akhiri maka ukhuwah akan damai dan tentram.
Kurangnya toleransi atau tasamuh.
Kurangnya sikap toleransi atau sikap saling menghargai dan menghormati
terhadap peredaan-perbedaan pendapat yang terjadi, sehingga menutup pintu dialog
secara terbuka dan kreatif, juga dapat penghalang dalam merajut kembali ukhuwah.
Oleh karena itu perlu kita optimalkan secara terus menerus untuk mengembangkan
sikap toleransi tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
2.2.7 Hal-hal yang menguatkan ukhuwah islamiyah:
1. Memberitahukan kecintaan kepada yang kita cintai. Hadits yang
diriwayatkan oleh Anas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda: “ Ada
seseorang berada di samping Rasulullah lalu salah seorang sahabat berlalu di
depannya. Orang yang disamping Rasulullah tadi berkata: ‘Aku mencintai
dia, ya Rasullah.’ Lalu Nabi menjawab: ‘Apakah kamu telah

11
memberitahukan kepadanya?’ Orang tersebut menjawab: ‘Belum.’ Kemudian
Rasulullah bersabda: ‘Beritahukan kepadanya.’ Lalu orang tersebut
memberitahukan kepadanya seraya berkata: ‘ Sesungguhnya aku
mencintaimu karena Allah.’ Kemudian orang yang dicintai itu menjawab:
‘Semoga Allah mencintaimu karena engkau mencintaiku karena-Nya.”
2. Memohon didoakan bila berpisah. “Tidak seorang hamba mukmin berdo’a
untuk saudaranya dari kejauhan melainkan malaikat berkata: ‘Dan bagimu
juga seperti itu” (H.R. Muslim).
3. Menunjukkan kegembiraan dan senyuman bila berjumpa. “Janganlah engkau
meremehkan kebaikan (apa saja yang dating dari saudaramu), dan jika kamu
berjumpa dengan saudaramu maka berikan dia senyum kegembiraan.” (H.R.
Muslim)
4. Berjabat tangan bila berjumpa (kecuali non muhrim). “Tidak ada dua orang
mukmin yang berjumpa lalu berjabatan tangan melainkan keduanya
diampuni dosanya sebelum berpisah.” (H.R Abu Daud dari Barra’)
5. Sering bersilaturahmi (mengunjungi saudara)
6. Memberikan hadiah pada waktu-waktu tertentu
7. Memperhatikan saudaranya dan membantu keperluannya
8. Memenuhi hak ukhuwah saudaranya
9. Mengucapkan selamat berkenaan dengan saat-saat keberhasilan
2.2.8 Upaya dalam mewujudkan Ukhuwah
Ukhuwah sebagai rahmat dan karunia dari Allah SWT, harus terus menerus di
upayakan penerapannya dalam kehidupan umat maanusia dalam rangka
mewujudkan kerukunan dan perdamaian di muka bumi. Hal ini akan dapat tercipta
manakala ukhuwah atau persaudaraan dapat di wujudkan.
Adapun langkah-langkah konkret yang harus kita lakukan dalam mewujudkan
ukhuwah atau persaudaraan adalah sebagai berikut:
Secara terus-menerus melakukan kegiatan dakwah Islamiah terhadap umat
Islam, tentang pentingnya menjalin ukhuwah terhadap sesamanya dan
menjelaskan pada mereka tentang bahayanya jika kita saling bermusuhan.
Tentunya dengan metode yang teratur dan sistematis, baik melalui dakwal bil
lisan, dakwal bil hal dan dakwal bil qolam.
Berusaha meningkatkan frekuensi silaturrahmi, saling mengunjungi, saling
bertegur sapa baik dalam forum formal maupun informal terutama kepada
mereka yang memutuskan hubungan baik dengan kita. Silaturrahmi ini di
samping dapat merajut ukhuwah, juga banyak segi manfaatnya bagi pelaku
silaturahm, sebagaimana di sabdakan oleh rosulullah SAW yang artinya:
“Barang siapa yang ingi dilapangkan rizqinya dan di panjangkan umumnya
maka yang senang silaturahmi”.
Memperbanyak dialog internal maupun antar umat beragama untuk
menyamakan persepsi terhadap setiap permasalahan yang fundamental dalam
arti mencari persamaan bukan perbedaa, untuk mengantisipasi terhadap
perbedaan pendapat yang mengarah pada konflik kontroversial, menahan diri
dari komentar-komentar yang belum jelas, tidak mudah emosional dan

12
senantiasa mengedepankan rasional dan pertimbangan akal sehat dan pada
akhirnya tercipta budaya dialog yang sehat yang mengarah mempererat tali
ukhuwah dan terciptanya kerukunan.
Meningkatkan lembaga-lembaga lintas organisasi dan lembaga-lembaga
pemerintahan untuk terus menerus melakukan berbagai macam kegiatan yang
berorientasi pada upaya merajut simpul ukhuwah agar tercapai tatanan
masyarakat penuh kerukunan dan kedamaian sebagaimana yang kita cita-citakan
bersama.
Menghimbau kepada semua umat manusia terutama umat Islam untuk berupaya
semaksimal mungkin meningkatkan kualitas iman dan takwanya, karena iman
dan takwanya berkulitas dan sempurna, maka mereka mempunyai
kecenderungan untuk melakukan kebaikan dan kebenaran termasuk dalam hal
mengaktualisasi ukhuwah dalam kehidupan sehari-hari.

2.3 MANFAAT KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA


Umat Beragama Diharapkan menjunjung tinggi Kerukunan antar umat beragama
sehingga dapat dikembangkan sebagai faktor pemersatu maka yang akan memberikan
stabilitas dan kemajuan negara.
Dalam pemberian stabilitas dan kemajuan negara, perlu diadakannya dialog
singkat membahas tentang kerukunan antar umat beragama dan masalah yang dihadapi
dengan selalu berpikir positif dalam setiap penyelesaiannya.
Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni berharap dialog antar-umat
beragama dapat memperkuat kerukunan beragama dan menjadikan agama sebagai faktor
pemersatu dalam kehidupan berbangsa.
"Sebab jika agama dapat dikembangkan sebagai faktor pemersatu maka ia akan
memberikan sumbangan bagi stabilitas dan kemajuan suatu negara," katanya dalam
Pertemuan Besar Umat Beragama Indonesia untuk Mengantar NKRI di Jakarta, Rabu.
Pada pertemuan yang dihadiri tokoh-tokoh agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu,
Buddha, dan Konghucu itu Maftuh menjelaskan, kerukunan umat beragama di Indonesia
pada dasarnya telah mengalami banyak kemajuan dalam beberapa dekade terakhir namun
beberapa persoalan, baik yang bersifat internal maupun antar-umat beragama, hingga kini
masih sering muncul.
Dalam hal ini, Maftuh menjelaskan, tokoh dan umat beragama dapat memberikan
kontribusi dengan berdialog secara jujur, berkolaborasi dan bersinergi untuk menggalang
kekuatan bersama guna mengatasi berbagai masalah sosial termasuk kemiskinan dan
kebodohan.
Ia juga mengutip perspektif pemikiran Pendeta Viktor Tanja yang menyatakan
bahwa misi agama atau dakwah yang kini harus digalakkan adalah misi dengan tujuan
meningkatkan sumber daya insani bangsa, baik secara ilmu maupun karakter. "Hal itu
kemudian perlu dijadikan sebagai titik temu agenda bersama lintas agama," katanya.

13
Mengelola kemajemukan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin
mengatakan masyarakat Indonesia memang majemuk dan kemajemukan itu bisa menjadi
ancaman serius bagi integrasi bangsa jika tidak dikelola secara baik dan benar.
"Kemajemukan adalah realita yang tak dapat dihindari namun itu bukan untuk
dihapuskan. Supaya bisa menjadi pemersatu, kemajemukan harus dikelola dengan baik
dan benar," katanya. Ia menambahkan, untuk mengelola kemajemukan secara baik dan
benar diperlukan dialog berkejujuran guna mengurai permasalahan yang selama ini
mengganjal di masing-masing kelompok masyarakat.
Senada dengan Ma'ruf, Ketua Konferensi Waligereja Indonesia Mgr.M.D
Situmorang, OFM. Cap mengatakan dialog berkejujuran antar umat beragama merupakan
salah satu cara untuk membangun persaudaraan antar- umat beragama.
Menurut Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Khonghucu Budi S Tanuwibowo,
agenda agama-agama ke depan sebaiknya difokuskan untuk menjawab tiga persoalan
besar yang selama ini menjadi pangkal masalah internal dan eksternal umat beragama
yakni rasa saling percaya, kesejahteraan bersama dan penciptaan rasa aman bagi
masyarakat. "Energi dan militansi agama seyogyanya diarahkan untuk mewujudkan tiga
hal mulia itu," demikian Budi S Tanuwibowo.
Dengan adanya dialog antar agama ini juga diharapkan dapat menumbuh kembangkan
sikap optimis terhadap tujuan untuk mencapai kerukunan antar umat beragama.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pentingnya kerukunan hidup antar umat beragama adalah terciptanya kehidupan
masyarakat yang harmonis dalam kedamaian, saling tolong menolong, dan tidak saling
bermusuhan agar agama bisa menjadi pemersatu bangsa Indonesia yang secara tidak
langsung memberikan stabilitas dan kemajuan Negara.

Islam menghormati dan menghargai semua manusia sebagai hamba Allah, baik
mereka muslim maupun nonmuslim. Dalam agama Islam mewajibkan penganutnya
untuk menjaga kerukunan antarumat beragama. Perbedaan merupakan suatu kenikmatan
dari Allah SWT yang patut di syukuri, karena dengan perbedaan, manusia dapat lebih
menghargai hidup dan memperkuat persatuan dan kesatuan suatu bangsa.
Selain itu ada beberapa cara menjaga sekaligus mewujudkan kerukunan hidup antar
umat beragama antara lain:

Menghilangkan perasaan curiga atau permusuhan terhadap pemeluk agama lain


Jangan menyalahkan agama seseorang apabila dia melakukan kesalahan tetapi letak
kesalahan terdapat pada individu tersebut.
Tidak mengganggu umat lain yang sedang beribadah.
Hindari diskriminasi terhadap agama lain.

3.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk masyarakat yaitu menanamkan pentingnya
menjaga kerukunan antar umat beragama agar tetap terjalin persaudaraan sesama
umat beragama dan antarumat beragama, yang merupakan salah satu cara bertakwa
kepada Allah SWT, serta terciptanya hidup rukun, aman, nyaman, sejahtera.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ardian, H., & Carasidi, T. (2013, mei 7). MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. Retrieved from
kerukunan antar umat beragama: http://henoardian.blogspot.co.id/

Cahyaningsih, A. (n.d.). KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA. Retrieved from


http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/PAI%20Kerukunan%20Hidup%20Umat%20Beragam
a-%20Diskusi%20Mahaiswa.pdf

Daud Ali, Mohammad, 1998. Pendidikan Agama Islam, Jakarata: Rajawalu pers.

Firdhauz, A., & dkk. (2015, februari 10). Makalah Kerukunan Antar Umat Beragama. Retrieved from
shuthajhi: http://shuthajhi.blogspot.co.id/2015/02/makalah-kerukunan-antar-umat-
beragama.html

Lukman, R. (n.d.). KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA. Retrieved from


https://www.academia.edu/6846681/KERUKUNAN_ANTAR_UMAT_BERAGAMA

Wahyuddin.dkk. 2009. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta; PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia

Anda mungkin juga menyukai