Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ulfa Nasrul Hidayati

NIM : P27224016196

Kelas : D4 Kebidanan Semester V

Dosen pengampu : Murwati, SKM.,M.Kes.Epid

EPIDEMIOLOGI HIPEREMESIS GRAVIDARUM

A. Pengertian
Mual dan muntah yang terjadi pada kehamilan hingga usia 16
minggu. Pada keadaan muntah-muntah yang berat, dapat terjadi dehidrasi,
gangguan asam-basa dan elektrolit dan ketosis, keadaan ini disebut
hiperemesis gravidarum

B. Epidemiologi
a. Mual dan muntah terjadi dalam 50-90% kehamilan.
b. Pada 1-10% kehamilan, gejala dapat berlanjut melewati 20-22
minggu.
c. Hiperemesis berat terjadi dalam 0,3-2% kehamilan.
C. Klasifikasi

Hiperemesis gravidarum dibagi berdasarka berat ringannya gejala


menjadi 3 tingkat, yaitu:
a) Ringan
Ditandai dengan muntah terus menerus yang membuat keadaan umum ibu
berubah, ibu merasa sangat lemah, tidak ada nafsu makan, berat badan
menurun, dan nyeri ulu hati. Pada pemeriksaan fisik ditemukan denyut
nadi sekitar 100 kali permenit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit
berkurang, lidah mengering dan mata cekung.
b) Sedang
Pasien terlihat lebih lemah dan apatis, turgor kulit berkurang, lidah
mengering dan tampak kotor, denyut nadi lemah dan cepat, suhu akan naik
dan mata sedikit ikteris, berat badan turun dan mata cekung, tensi turun,
hemokonsetrasi, oliguria(volume buang air kecil sedikit) dan
konstipasi(sulit buang air besar) Bau aseton dapat tercium dari nafas dan
dapat pula ditemukan dalam urin.
c) Berat
Keadaan umum tampak lebih parah, muntah berhenti, penurunan
kesadaran, dapat menjadi somnolen sampai koma. Nadi lemah dan cepat,
tekanan darah menurun dan suhu meningkat.

D. Etiologi
Faktor Predisposisi Hiperemesis Gravidarum yaitu :
a. Peningkatan hormon-hormon pada kehamilan berkontribusi
terhadap terjadinya mual dan muntah.
b. Riwayat hiperemesis gravidarum pada kehamilan sebelumnya atau
keluarga
c. Status nutrisi, wanita obesitas lebih jarang dirawat inap karena
hiperemesis.
d. Faktor psikologis: emosi, stress
e. Disfungsi gastro instestinal, disfungsi hepar, infeksi H. pylori,
perubahan lipid, faktor genetic.
f. Peningkatan kadar hormon hCG (human chorionic gonadotrophin)

E. Diagnosis
a. Mual dan muntah hebat
b. Berat badan turun > 5% dari berat badan sebelum hamil
c. Ketonuria
d. Dehidrasi
e. Ketidakseimbangan elektrolit

F. Segitiga epidemiologi

Segitiga epidemiologi merupakan konsep dasar epidemiologi yang


memberi gambaran tentang hubungan antara tiga factor yang berperan
dalam terjadinya penyakit dan masalah kesehatan lainnya.

Segitiga epidemiologi merupakan interaksi antara host (penjamu),


agent (penyebab), dan environment (lingkungan).

1. Penjamu (host)
adalah factor yang melekat atau hal-hal yang berkaitan dengan
terjadinya penyakit pada manusia dikarenakan keadaan manusia
sehingga menjadi factor resiko timbulnya penyakit.

a. Faktor Nutrisi dan pola makan yang kurang


b. Riwayat hiperemesis gravidarum pada kehamilan
sebelumnya atau keluarga
c. Faktor psikologis: emosi, stress
2. Penyebab (agent)
Factor yang menyebabkan terjadinya penyakit atau masalah
kesehatan.
a. Peningkatan hormon-hormon pada kehamilan sehingga
berkontribusi terhadap terjadinya mual dan muntah.
Misalnya peningkatan kadar hCG dapat merangsang proses
sekresi saluran pencernaan atas.
b. Infeksi Helicobacter pylori yang ditemukan hidup berkoloni
pada lapisan mukosa lambung yang dapat menyebabkan
gangguan saluran pencernaan.
3. Lingkungan (environment)
Factor lingkungan yang mempengaruhi host dan agent.
a. Dari lingkungan yang padat penduduk yang sering ditemui
bacteri Helicobacter pylori yang ditularkan melalui kontak
langsung (oral-oral)
b. Dehidrasi
c. Ketidakseimbangan elektrolit

Referensi

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu


di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan, edisi 1. Jakarta; 2013.

http://edunakes.bppsdmk.kemkes.go.id/images/pdf/Obsgin_4_Juni_2014/Blok%
201/Hiperemesis%20gravidarum%20ppt.pdf

Anda mungkin juga menyukai