Anda di halaman 1dari 11

TUGAS

LAPANGAN TERBANG

DisusunOleh :

NAMA : Muhammad Fazil

NIM : 1722302067

KELAS/SEMESTER : IIIC (PAGI)

PROGRAM STUDI : D-IV (TRKJJ)

JURUSAN : TEKNIK SIPIL

KEMENTERIAN RISET, TEKNLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE

2020
Artikel tentang Sejarah, Karakteristik Pesawat Terbang dan yang mengurus
Pesawat Terbang dan Bandara Udara.
1. SEJARAH PENERBANGAN
A. Sejarah Penerbangan
 Pada abad ke-15, Leonardo Da Vinci memimpikan untuk dapat terbang
dengan membuat beberapa design sebuah alat yang dapat meluncur di
udara. Tetapi dia sendiri tidak pernah melakukan uji coba terbang sendiri.

 Pada tahun 1852, Henry Giffard menemukan wahana udara pertama


menggunakan mesin yang dilengkapi dengan kemudi. Wahana yang dia
buat terbang sejauh 15 miles (24 km) di Perancis menggunakan mesin uap.
 Pada tahun 1884, Penerbangan bebas pertama dengan wahana udara yang
dapat dikendalikan secara penuh (fully controllable) dibuat oleh Angkatan
bersenjata Perancis dengan tenaga listrik yang dinamai La France buatan
Charles Renard and Arthur Krebs. Balon udara dengan panjang 170 ft,dan
66.000 ft3, terbang sejauh 8 km (5 miles) selama 23 menit dengan bantuan
motor listrik berdaya 8,5 PK.

 Pada 17 Desember 1903, Orville Wright, di Kitty Hawk North Caroline,


melayang di udara dengan pesawat buatannya sendiri sejauh 120 kaki =
0,023 mil-penumpang
 Pada 5 Oktober 1905, Wilbur Wright menerbangkan pesawat Flyer III
dalam penerbangan sejauh 24 miles (39km) selama 39 menit. Rekor dunia
ini bertahan sampai tahun 1908.
 Pada 18 Maret 1906, Penerbangan pertama wahana udara dengan tenaga
penuh dari propeller (baling-baling), pesawat bersayap tetap (fixed wing)
menggunakan propeler traktor. Pesawat ini terbang sejauh 12 meter tanpa
bantuan alat lain. Hal ini membuktikan bahwa mesin yang lebih berat dari
udara dapat terbang tanpa bantuan alat lain.

 Pada 23 Oktober 1906, Alberto Santos Dumont, Brazil. Penerbangan


resmi pertama dengan pesawat bersayap tetap (fixed wing) berawak dengan
pesawat bermesin “14 Bis” di Bagatelle field, Paris. Pesawat ini terbang
sejauh 60 meter (197 ft) dengan ketinggian terbang 2-3 meter (6-10 ft) dari
permukaan tanah.
B. ERA PENERBANGAN DI INDONESIA
 19 Februari 1913

J.W.E.R Hilger terbang di Surabaya menggunakan pesawat Fokker, yang


kemudian pesawatnya jatuh di Baluwerti, Surabaya

 1 Oktober 1924

Penerbangan pionir komersial dimulai saat sebuah pesawat Fokker F-7 lepas
landas dari Bandara Schiphol, Amsterdam dan mendarat 55 hari kemudian di Batavia
(Jakarta).

 Tahun 1928

Berdiri KNILM (Koninklijke Nederlandsch Indische Luchtvaart


Maatschappij) di Belanda, perusahaan penerbangan sipil khusus untuk operasi
penerbangan di Hindia-Belanda. KNILM hasil kerjasama Deli Maatschappij,
Nederlandsch Handel Masatschappij, KLM, Pemerintah Hindia-Belanda dan
perusahaan-perusahaan dagang yang punya kepentingan di Indonesia

 25 September 1930

Diadakan penerbangan berjadwal tetap Amsterdam-Batavia dengan pesawat


bermesin tiga F-7 registrasi PH-AGR milik KLM (Koninklijke Luchtvaart
Maatschappij) yang mengangkut kantong surat.

 1 Oktober 1931

KLM membuka program satu minggu sekali ke Batavia.

 Tahun 1932

Pesawat KLM yang beroperasi diganti Fokker F-12, dilengkapi kursi untuk
empat penumpang.

 Desember 1933

pesawat yang mendarat di Batavia diganti F-18 dengan lama penerbangan


sekitar 96,5 jam.
 Tahun 1935

KLM meningkatkan frekuensinya dan mengganti pesawat dengan DC-2, dan


berganti lagi kemudian dengan DC-3 Dakota pesawat jenis inilah yang nantinya
menjadi legenda bagi bangsa Indonesia

Pesawat KNILM mendarat di Kemayoran, 1935/KLM

 Juni 1948

Presiden Soekarno mengadakan penerbangan keliling Sumatera untuk


membangkitkan semangat rakyat membangun kekuatan udara. Bung Karno
menggunakan pesawat Douglas C-47 Skytrain kemudian diberi registrasi RI-002
dengan pilot Robert Earl Freeberg, penerbang AS yang juga pemiliknya. Dua hari
setelah Bung Karno mengumandangkan himbauannya, rakyat Aceh mengumpulkan
dana untuk membeli sebuah pesawat Dakota yang kemudian diserahkan kepada
pemerintah dan diberi nama “Seulawah” yang berarti “Gunung Emas” dan diberi
registrasi RI-001.

Seulawah” adalah tonggak sejarah dan dioperasikan untuk kepentingan


perjuangan bangsa Indonesia. Suatu keberuntungan saat Belanda menguasai
Maguwo, Seulawah sedang menjalani overhaul di Calcuta, India. Pesawat
diterbangkan ke India itu oleh pilot Belanda Capt. J.H.Maupin dan Capt. James Tate,
copilot Opsir Muda Udara III Soetardjo Sigit, serta radio operator Wollinsky dan
Opsir Muda Udara III Soemarno.

RI-
001 Seulawah simbol perjuangan bangsa/Dispen AU
 26 Januari 1949

Penerbangan “Seulawah” dari Calcuta ke Rangoon dijadikan saat yang


bersejarah dan ditetapkan sebagai tanggal berdirinya Indonesian Airways.

RI-001 itu pun dioperasikan komersial di Rangoon, karena Birma butuh


angkutan udara dengan inisiatif Wiweko, Soedarjono, Soetardjo Sigit dan Soemarno.
Atas usul Wiweko dan disetujui KSAU Ashadi Tjahjadi, tahun 1972, dijadikan hari
jadi Garuda Indonesian Airways dengan dasar hari itu merupakan penerbangan
sipil/komersial pertama R.I.

 30 Maret 1950

Garuda Indonesian Airways (GIA) didirikan (masih dioperasikan orang-orang


Belanda).
 24 Maret 1954

Pemerintah RI menasionalisasikan GIA, dan 12 Juli 1954 saham KLM


seluruhnya dialihkan kepada Republik Indonesia

 23 Agustus 1976

Berdirinya lembaga Industri Penerbangan Nurtanio (Lipnur) di Bandung


2. JENIS – JENIS PESAWAT TERBANG
A. Berdasarkan Mesin Penggerak
Dibedakan atas :
 Piston Engine Air Craft
 Turbo Prop
 Turbo Jet
 Turbo Fan
 E. Ram Jet
 F. Pesawat dengan menggunakan mesin roket

B. Berdasarkan Panjang Runway


Dibedakan menjadi 5 golongan yaitu :

Golongan Jenis-jenis Pesawat Panjang Runway


Jumbo Jet B-747, B-1011, DC-10 > 2500 M
Medium Jet A-300, B-767, B-727, DC-9-80 2000 – 2500 m
Small Jet B-737,DC-9-30, F-100 1800 – 2500 m
Propeller YS-11, F-27 1500 m
STOL Dash-7 800 m

C. Gerak Pesawat Dlm. Transportasi Udara


Gerakan pesawat adalah maju, vertikal dan lateral sesuai dengan koordinat sehingga
gerakan dapat dinyatakan dalam 3 sumbu yaitu :

 Gerak maju searah dengan sumbu landasan


 Gerak vertikal searah dengan sumbu vertikal
 Gerak lateral searah dengan dengan sumbu horisontal

Adapun putaran terhadap ketiga sumbu tadi dinamakan sbb :


a) Pitch ; berputar terhadap sumbu horisontal
b) Yaw ; berputar terhadap sumbu sejajar (sejajar sumbu landasan)
c) Roll ; berputar terhadap sumbu vertikal

Ketika akan mendarat pilot harus mengontrol serta mengkoordinir ketiga


gerakan (Pitch, Yaw, Roll) tersebut sehingga pesawat bisa mengikuti jalur pendaratan
dengan benar.
Guna mengatur tiga gerakan tersebut perlu menginformasikan posisi pesawat
setiap saat dalam hubungannya dengan tiga ordinat yaitu ketinggian pesawat, jarak
dari titik yang dituju serta posisi sayap horisontal atau miring, hubungannya untuk
mengatur Pitch, Yaw dan Roll. Perlu juga informasi tingkat penurunan, tingkat
kedekatannya dengan jalur pendaratan.
3. PENGURUS PESAWAT TERBANG DAN BANDAR UDARA
A. Angkasa Pura
Tugas pokoknya adalah untuk mengelola dan mengusahakan Pelabuhan
Udara Kemayoran di Jakarta yang saat itu merupakan satu-satunya bandar
udara internasional yang melayani penerbangan dari dan ke luar negeri
selain penerbangan domestik.
B. Kementerian Perhubungan mempunyai tugas menyelenggarakan urusan
di bidang perhubungan dalam pemerintahan untuk membantu Presiden
dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Dalam melaksanakan
tugas, Kementerian Perhubungan menyelenggarakan fungsi:

 perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang


perhubungan;
 pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi
tanggung jawab Kementerian Perhubungan;
 pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian
Perhubungan;
 pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan
urusan Kementerian Perhubungan di daerah; dan
 pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional

C. Direktorat Udara
Perumusan kebijakan di bidang pemanfaatan wilayah udara, pesawat
udara dan bandar udara, penyelenggaraan angkutan udara dan navigasi
penerbangan, peningkatan keselamatan, keamanan, dan kualitas
lingkungan hidup penerbangan, serta pemanfaatan fasilitas penunjang dan
fasilitas umum penerbangan.

Anda mungkin juga menyukai