Bela negara adalah tekad, sikap dan tindakan warga negara yang teratur,
menyeluruh, yang dilandasi kecintaan pada tanah air, kerelaan untuk berkorban
guna meniadakan setiap ancaman baik dari luar maupun dari dalam negeri yang
membahayakan kemerdekaan dan kedaulatan rakyat. Bela negara merupakan hak
dan kewajiban untuk semua warga negara indonesia yang diatur dalam uud 1945.
Disamping itu juga, membela negara adalah suatu kehormatan bagi warga negara
yang diberikan oleh suatu negara tersebut. Bela negara harus dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya, penuh kesadaran dan tanggung jawab serta rela berkorban demi
kepentingan bersama yaitu bangsa dan negara.. Dalam konteks ekonomi, bela
negara maknanya bagaimana membuat ekonomi bangsa Indonesia terus
bertumbuh dan tidak dikuasai asing. Selain itu, bela negara juga berarti semua
sumber kekayaan alam Indonesia wajib dikuasai negara dan digunakan bagi
kemakmuran masyarakat bukan untuk kepentingan asing.
Menurut kacamata HIPMI, saat ini yang paling urgent untuk dilakukan
adalah bela negara dari segi kedaulatan ekonomi. Di tengah gempiran globalisasi
yang kian menggila, sistem ekonomi Indonesia telah turut terbawa arus
didalamnya. Kemiskinan, pengangguran, bahkan kesenjangan adalah
permasalahan inti yang harus diselesaikan bersama. Potensi Indonesia dalam
bidang ekonomi sebenarnya besar. Sumberdaya alam yang melimpah dan
beragam bisa menjadi bahan baku utama produksi. Sumberdaya manusia dengan
jumlah lebih dari 250 juta jiwa adalah pasar sekaligus modal bagi pembangunan.
Pada puncaknya, sebanyak 2/3 penduduk berada di usia produktif.
Menurut hasil survei HIPMI, dari 5 juta lulusan S1 yang berasal dari
sabang sampai Merauke, 83% diantaranya memilih menjadi karyawan. Maka jika
pada pemerintahan kali ini mengeluarkan Monatorium, potensi bertambahnya
pengangguran intelektual di Indonesia akan benar-benar terjadi. Dengan begitu,
universitas-universitas yang pada awalnya disiapkan untuk mendidik sumberdaya
muda berprestasi hanya akan menjadi pabrik-pabrik pengangguran. Semangat
berwirausaha perlu ditanamkan sejak dini, terutama sejak di bangku kuliah.
“Karena tanpa pengusaha, bela negara tidak ada artinya,” kata Jusuf Kalla
saat memberikan kuliah umum dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda
di Auditorium Universitas Pembangunan Sosial (UPN) ‘Veteran’ Yogyakarta.
Menurut Beliau, untuk membela negara saat ini dibutuhkan pembangunan
perekonomian sehingga negara ini memiliki perekonomian yang kuat sehingga
akan ditakuti dan dihargai oleh negara-negara lain.
Proses menjadi seorang pengusaha bukan proses yang instan. Mereka yang
telah sukses di ranah wirausaha telah mengalami jatuh bangun tidak hanya sekali.
Hanya saja, tidak banyak orang Indonesia yang mau memilih jalan tersebut.
Menjadi pengusaha adalah tidak hanya sekedar membaca teori tapi seberapa besar
kita mau menjalankan aksi. Oleh karena itu dibutuhkan kejelasan mengenai
regulasi dan proteksi agar anak muda Indonesia lebih terpacu untuk terjun
berwirausaha. Kekuatan ekonomi bangsa akan lahir dengan terciptanya generasi-
generasi muda bermental baja, generasi yang berani mengambil jalan menjadi
seorang wirausaha muda.