Anda di halaman 1dari 5

Mahasiswa Berwirausaha dalam Pembangunan Ekonomi Bangsa

sebagai Wujud Bela Negara

Mahasiswa adalah agen perubahan, mahasiswa adalah kaum intelektual


yang memiliki ilmu yang tinggi. Mahasiswa adalah bagian dari masyarakat yang
harus memberikan kebermanfaatan untuk masyarakat dengan berbagai karyanya.
Mahasiswa lahir dari masyarakat dan sudah sepatutnya mahasiswa berperan aktif
di dalam membela kepentingan masyarakat untuk kemajuan bangsa ini.

Bela negara adalah tekad, sikap dan tindakan warga negara yang teratur,
menyeluruh, yang dilandasi kecintaan pada tanah air, kerelaan untuk berkorban
guna meniadakan setiap ancaman baik dari luar maupun dari dalam negeri yang
membahayakan kemerdekaan dan kedaulatan rakyat. Bela negara merupakan hak
dan kewajiban untuk semua warga negara indonesia yang diatur dalam uud 1945.
Disamping itu juga, membela negara adalah suatu kehormatan bagi warga negara
yang diberikan oleh suatu negara tersebut. Bela negara harus dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya, penuh kesadaran dan tanggung jawab serta rela berkorban demi
kepentingan bersama yaitu bangsa dan negara.. Dalam konteks ekonomi, bela
negara maknanya bagaimana membuat ekonomi bangsa Indonesia terus
bertumbuh dan tidak dikuasai asing. Selain itu, bela negara juga berarti semua
sumber kekayaan alam Indonesia wajib dikuasai negara dan digunakan bagi
kemakmuran masyarakat bukan untuk kepentingan asing.

Dewasa ini, Indonesia dihadapkan pada sebuah dilema bangsa dimana


tuntutan dalam bela negara dari berbagai sudut pandang mengemuka. Demokrasi
yang berkembang menjadi sebuah kunci mengemukanya perbedaan pemikiran
setiap warga negara. Kebebasan berpendapat dan berpikir menyebabkan setiap
orang memiliki persepsi berbeda dalam menyikapi suatu isu.

Pemerintah dalam kebijakan pembangunan ekonomi selalu ditujukan


untuk mempertinggi kesejahteraan untuk masyarakatnya melalui mempercepat
pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas
produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan
pendapatan nasional, sehingga suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan
ekonomi apabila GNP riil di negara tersebut. Pembangunan ekonomi selalu
dipandang sebagai bagian dari keseluruhan usaha pembangunan yang dijalankan
oleh suatu masyarakat. Dalam pembangunan ekonomi, ada usaha masyarakat
untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan meningkatkan pendapatan
masyarakatnya.

Dampak dari pembangunan ekonomi; pelaksanaan kegiatan ekonomi


berjalan lancar, terciptanya lapangan kerja yang dibutuhkan oleh masyarakat,
adanya perubahan struktur ekonomi yang semula dari agraris ke ekonomi industri.
Selain itu untuk meningkatkan petumbuhan ekonomi dalam suatu negara.

Menurut kacamata HIPMI, saat ini yang paling urgent untuk dilakukan
adalah bela negara dari segi kedaulatan ekonomi. Di tengah gempiran globalisasi
yang kian menggila, sistem ekonomi Indonesia telah turut terbawa arus
didalamnya. Kemiskinan, pengangguran, bahkan kesenjangan adalah
permasalahan inti yang harus diselesaikan bersama. Potensi Indonesia dalam
bidang ekonomi sebenarnya besar. Sumberdaya alam yang melimpah dan
beragam bisa menjadi bahan baku utama produksi. Sumberdaya manusia dengan
jumlah lebih dari 250 juta jiwa adalah pasar sekaligus modal bagi pembangunan.
Pada puncaknya, sebanyak 2/3 penduduk berada di usia produktif.

Kedaulatan ekonomi memang menjadi masalah vital yang dapat


merambah ke berbagai persoalan sosial, seperti perpecahan, pemberontakan dan
kejahatan-kejahatan lain. Berbagai masalah disintegrasi tersebut pada dasarnya
dipicu oleh adanya kesenjangan, sebuah masalah yang timbul dari
ketidakmerataan pembangunan. Sekilas, negara ini memang masih jauh dari apa
yang disebut sebagai kedaulatan ekonomi. Ekonomi Berdirikari (Berdiri diatas
kaki sendiri) yang selalu didengungkan oleh Sang Proklamator, Soekarno, bahkan
belum bisa dijalankan meski telah merdeka.

Sebuah negara akan cepat bertransformasi menjadi negara maju jika


pelaku ekonomi lebih banyak didonasi oleh pelaku ekonomi dalam negeri, dalam
hal ini adalah pengusaha. Setidaknya dibutuhkan 2% pengusaha dari total
penduduk agar Indonesia dapat mengejar ketertinggalan di bidang ekonomi. Saat
ini, Indonesia hanya memiliki 1,4% pengusaha. Dengan begitu, tinggal
menciptakan 0,6% lagi untuk dapat meningkatkan kinerja perekonomian. Jika
dikalikan dengan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 250 juta jiwa, maka
negeri ini membutuhkan setidaknya 1,5 juta orang yang bersedia terjun ke dalam
wirausaha.

Kemandirian ekonomi adalah jalan menuju kedaulatan negara. Dengan


banyaknya pelaku usaha lokal, maka goncangan dari luar tidak akan mudah
mempengaruhi perekonomian dalam negeri. Meskipun era gblobalisasi telah
menyatu dengan perkembangan zaman, namun semangat ekonomi kerakyatan
yang telah menyelamatkan Indonesia dari krisis 1997-1998 lalu perlu untuk terus
digerakkan.

Menurut hasil survei HIPMI, dari 5 juta lulusan S1 yang berasal dari
sabang sampai Merauke, 83% diantaranya memilih menjadi karyawan. Maka jika
pada pemerintahan kali ini mengeluarkan Monatorium, potensi bertambahnya
pengangguran intelektual di Indonesia akan benar-benar terjadi. Dengan begitu,
universitas-universitas yang pada awalnya disiapkan untuk mendidik sumberdaya
muda berprestasi hanya akan menjadi pabrik-pabrik pengangguran. Semangat
berwirausaha perlu ditanamkan sejak dini, terutama sejak di bangku kuliah.

“Karena tanpa pengusaha, bela negara tidak ada artinya,” kata Jusuf Kalla
saat memberikan kuliah umum dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda
di Auditorium Universitas Pembangunan Sosial (UPN) ‘Veteran’ Yogyakarta.
Menurut Beliau, untuk membela negara saat ini dibutuhkan pembangunan
perekonomian sehingga negara ini memiliki perekonomian yang kuat sehingga
akan ditakuti dan dihargai oleh negara-negara lain.

Peranan mahasiswa menjadi sangat penting karena mahasiswa adalah


kelompok yang idealis yang terlepas dari pengaruh pihak manapun. Idealisme
yang dimiliki mahasiswa membuatnya semangat melakukan perjuangan terhadap
kebenaran yang dia yakini. Pandangan, pemikiran dan sikap mahasiswa inilah
yang dibutuhkan dalam mewujudkan Indonesia yang progresif dan inovatif.
Maka, mahasiswa sebagai kaum intelektual muda dituntut berpikir kritis dan bisa
berkontribusi positif bagi pembangunan perekonomian bangsa Indonesia.
Mahasiswa bisa menyumbangkan pikiran-pikiran kreatifnya dalam upaya
menanggulangi masalah pembangunan perekonomian Indonesia. Akan tetapi,
tidak hanya cerdas dan berpkir kreatif, mahasiswa juga harus berkarakter. Agar
kreativitas itu dapat mereka tuangkan, misalnya dalam bidang kewirausahaan.

Proses menjadi seorang pengusaha bukan proses yang instan. Mereka yang
telah sukses di ranah wirausaha telah mengalami jatuh bangun tidak hanya sekali.
Hanya saja, tidak banyak orang Indonesia yang mau memilih jalan tersebut.
Menjadi pengusaha adalah tidak hanya sekedar membaca teori tapi seberapa besar
kita mau menjalankan aksi. Oleh karena itu dibutuhkan kejelasan mengenai
regulasi dan proteksi agar anak muda Indonesia lebih terpacu untuk terjun
berwirausaha. Kekuatan ekonomi bangsa akan lahir dengan terciptanya generasi-
generasi muda bermental baja, generasi yang berani mengambil jalan menjadi
seorang wirausaha muda.

Sebagai contoh program yang paling populer adalah Gerakan


Kewirausahaan Nasional (GKN) yang mulai dirintis pada tahun 2011. Program
tersebut adalah bentuk keperdulian pemerintah baik terhadap perkembangan usaha
yang telah berjalan ataupun bagi pemula wirausaha. Program GKN biasanya
diperuntukkan bagi mahasiswa atau alumni dari berbagai perguruan tinggi di
Indonesia. Tentu akan menjadi suatu kebanggaan, ketika seorang mahasiswa
sudah memiliki bisnis dan penghasilan sendiri untuk membiayai masa studinya di
bangku kuliah. Sehingga, harapan pemerintah terhadap generasi muda dalam
menciptakan lapangan pekerjaan akan terealisasi.

Dalam rangka meningkatkan kapasitas pertumbuhan ekonomi nasional


jumlah wirausaha muda perlu ditingkatkan. Dan saat ini dari tahun ke tahun
peningkatan minat wirausaha muda seperti mahasiswa terus bertambah. Hal
tersebut tidak terlepas dari peran perusahaan-perusahaan swasta yang juga turut
memberikan kontribusi yang nyata melalui program beasiswa wirausaha.
Mahasiswa sebagai generasi muda selayaknya memiliki unsur seperti kreatifitas,
semangat, gagasan, serta ide untuk membangun perekonomian Indonesia agar
lebih berkembang dan maju. Maka perlu adanya suatu kegiatan atau tempat yang
dapat mendorong kreativitas mereka agar lebih terorganisir. Misalnya suatu
komunitas atau organisasi yang berorientasi wirausaha. Kegiatan kewirausahaan
kini menjadi pilihan yang paling diminati mahasiswa.

Dimulai dari komunitas kecil hingga organisasi besar dibidang bisnis


dibentuk menjadi wadah untuk menaungi kegiatan mahasiswa enterpreneur.
Komunitas ini memiliki kategori yang berbeda sesuai dengan karakter dan
kegiatan yang diselenggarakan. Anggota dari komunitas atau organisasi diajarkan
bagaimana cara mengolah modal, mengembangkan tenaga kerja, meningkatkan
produktifitas dan penjualan, hingga mencari jaringan dan investor.

Pada dasarnya, efektifitas dalam mengikuti suatu komunitas bisnis


memang sangat penting. Namun itu bukanlah jalan satu-satunya memperoleh
keberhasilan dalam berbisnis. Komunitas hanya sebagai jembatan yang
memberikan akses lebih mudah dalam menggali potensi dan kemampuan
mahasiswa untuk berbisnis. Yang paling penting adalah mahasiswa mampu action
untuk melakukan aktifitas berwirausaha sekaligus kuliah. Keduanya harus dapat
berjalan seiringan, dimana mahasiswa mampu mengatur waktu dan
memprioritaskan anatara kuliah dan berwirausaha. Aktifias tersebut tentu akan
memberi nilai tambah tersendiri bagi mahasiswa sebagai akadmemisi serta
pengusaha muda. Lebih penting, mahasiswa setelah menjadi sarjana akan
memiliki bekal pengetahuan, keterampilan dan sikap atau jiwa wirausaha agar
dapat mengubah pola pikir (mindset) dari pencari kerja (job seeker) menjadi
pencipta lapangan pekerjaan (job creator). Sehingga, mahasiswa dapat
berkontribusi besar terhadap perokonomian negara.

Anda mungkin juga menyukai