Anda di halaman 1dari 158

PENGARUH KUALITAS KOMITE AUDIT DAN UKURAN PERUSAHAAN

TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN

DENGAN KUALITAS AUDIT SEBAGAI VARIABEL MODERASI

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2016)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana

Oleh:

JONI ROLIS
1112082000017

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2019 M
PENGARUH KUALITAS KOMITE AUDIT DAN UKURAN

PERUSAHAAN TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN

DENGAN KUALITAS AUDIT SEBAGAI VARIABEL MODERASI

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2016)

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana

Oleh:

Joni Rolis
1112082000017

Di Bawah Bimbingan:

Pembimbing I

Yusro Rahma, SE., M.Si.


NIP 19800506 200801 2 016

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2019 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Jumat, 12 Januari 2018 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
mahasiswa:

1. Nama : Joni Rolis


2. NIM : 1112082000017
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Kualitas Komite Audit dan Ukuran Perusahaan
terhadap Integritas Laporan Keuangan dengan Kualitas
Audit sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2013-2016)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang


bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 12 Januari 2018

1. Fitri Damayanti, M.Si.


NIP 19810731 2006042 003

2. Hepi Prayudiawan, S.E., M.M., Ak, CA.


NIP 19720516 2009011 006

iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Kamis, 28 Februari 2019 telah dilaksanakan Ujian Skripsi atas
mahasiswa:
1. Nama : Joni Rolis
2. NIM : 1112082000017
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Kualitas Komite Audit dan Ukuran Perusahaan
terhadap Integritas Laporan Keuangan dengan Kualitas
Audit sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2013-2016)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang


bersangkutan selama Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa/i tersebut
di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 28 Februari 2019

1. Yessi Fitri, S.E., M.Si.Ak.


NIP 197609242006042002

2. Ismawati Haribowo, S.E., M.Si.


NIP 198009092014112003

3. Yusro Rahma, SE., M.Si.


NIP 19800506 200801 2 016

iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Joni Rolis


NIM : 1112082000017
Jurusan : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan


mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain.
3. Tidak menggunakan karya ilmiah orang lain tanpa menggunakan
sumber asli atau tanpa menyebut pemilik karya.
4. Mengerjakan sendiri karya ilmiah ini dan mampu bertanggungjawab
atas karya ini.

Kalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 9 Mei 2019


Yang menyatakan

( Joni Rolis )

v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI
1. Nama Lengkap : Joni Rolis
2. Tempat, Tanggal Lahir : Brebes, 24 Juli 1992
3. Alamat : Komplek Pura Bojonggede Blok F1 No. 13,
RT 01 RW 15, Desa Tajurhalang, Kecamatan
Tajurhalang, Kabupaten Bogor 16320.
4. Telepon : 089611307530
5. Email : jonirollis@gmail.com
II. PENDIDIKAN

No. Nama Sekolah Tahun Ajaran


1. SD Negeri Pabuaran 02 1999-2003
2. SD Negeri Kandang Panjang 03 2003-2005
3. SMP Negeri 1 Bojonggede 2005-2008
4. SMK Negeri 1 Bojonggede 2008-2011
S1 Ekonomi Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah
5. 2012-2019
Jakarta

III. PENGALAMAN ORGANISASI


1. Anggota Muda UKM Bahasa-FLAT (Foreign Language Association) UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012-2013.
2. Anggota Tetap UKM Bahasa-FLAT (Foreign Language Association) UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013-2019.
3. Staf Bidang Kaderisasi UKM Bahasa-FLAT (Foreign Language
Association) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014-2015.
4. Kepala Bidang Kaderisasi UKM Bahasa-FLAT (Foreign Language
Association) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015-2016.
5. Advisary Council UKM Bahasa-FLAT (Foreign Language Association)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2016-2017.
6. Pembina UKM Bahasa-FLAT (Foreign Language Association) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Tahun 2017-2018.
vi
IV. DATA KELUARGA

No. Keterangan Nama


1 Ayah Kusyadi
2 Ibu Ruswi
3 Kakak Cahyanti
4 Adik Dede Rukmana

vii
THE EFFECT OF AUDIT COMMITTEE QUALITY DAN COMPANY
SIZE ON INTEGRITY OF FINANCIAL STATEMENT WITH AUDIT
QUALITY AS MODERATING VARIABLE (EMPIRICAL STUDY ON
MANUFACTURING COMPANIES LISTED AT INDONESIA STOCK
EXCHANGE IN 2013-2016 )

ABSTRACT

This research aims to analyze and get empirical evidence about the effect
of audit committee quality and firm size on financial report quality with audit
quality as moderating variable. Audit committee quality is represented by
accounting expertise, size, and number of meeting. Accounting expertise was
measured by education and job experience background in accounting or finance
of audit committee. The size was measured by number of member of audit
committee. Number of meeting was measured by audit committee meetings held.
Firm size was measured by logaritma natural of total assets. Audit quality was
measured by auditor size. Financial report quality was determined by accrual
measure. Sample of this research were manufacturing industry companies which
were listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) during 2013-2016 period. The
number of manufacturing companies in this study were 33 companies with 4 years
observation that acquired by using purposive sampling method. Hypothesis in this
research were tested by multiple regression model and moderated regression
analysis. The results of this research showed that audit committee expertise, audit
committee number of meeting and firm size in accounting and finance had no
significant influence on financial report quality. In the other hand, audit
committee size had significant influence on financial report quality. As for
moderating effect of audit quality, the result showed that it could not moderate the
relation between all audit committee quality proxies and firm size on financial
report integrity.

Keywords: audit committee quality, audit committee expertice, audit committee


size, audit committee number of meeting, firm size, audit quality and financial
report integrity.

viii
PENGARUH KUALITAS KOMITE AUDIT DAN UKURAN
PERUSAHAAN TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN
DENGAN KUALITAS AUDIT SEBAGAI VARIABEL MODERASI (STUDI
EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013-2016)

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendapatkan bukti
empiris tentang pengaruh kualitas komite audit dan ukuran perusahaan terhadap
kualitas laporan keuangan dengan kualitas audit sebagai variabel moderasi.
Kualitas komite audit dilihat dari keahlian akuntansi, ukuran, dan jumlah rapat.
Keahlian akuntansi diukur oleh latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja
di bidang akuntansi atau keuangan komite audit. Ukuran diukur dengan jumlah
anggota komite audit. Jumlah rapat diukur dengan rapat komite audit yang
diadakan. Ukuran perusahaan diukur dengan logaritma natural dari total aset.
Kualitas audit diukur dengan ukuran auditor. Kualitas laporan keuangan
ditentukan dengan accrual measures. Sampel penelitian ini adalah perusahaan
industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode
2013-2016. Jumlah perusahaan manufaktur dalam penelitian ini adalah 33
perusahaan dengan pengamatan selama 4 tahun yang diperoleh dengan
menggunakan metode purposive sampling. Hipotesis dalam penelitian ini diuji
dengan model regresi berganda dan analisis regresi dimoderasi. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa keahlian komite audit, jumlah rapat komite audit dan
ukuran perusahaan dalam akuntansi dan keuangan tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Di sisi lain, ukuran komite audit
berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Sedangkan untuk
pengaruh moderasi kualitas audit, hasilnya menunjukkan bahwa kualitas audit
tidak bisa memoderasi hubungan antara semua proxy kualitas komite audit dan
ukuran perusahaan pada integritas laporan keuangan.

Kata kunci: kualitas komite audit, keahlian komite audit, ukuran komite audit,
jumlah rapat komite audit, ukuran perusahaan, kualitas audit dan integritas
laporan keuangan.

ix
KATA PENGANTAR

As-salāmu 'alaykum Wr.Wb.


Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subḥānahu wa
Ta'alā atas berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul Pengaruh Kualitas Komite
Audit dan Ukuran Perusahaan terhadap Integritas Laporan Keuangan
dengan Kualitas Audit sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2013-2016). Shalawat serta Salam senantiasa dicurahkan kepada Nabi
Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam yang telah membimbing umatnya
menuju jalan kebenaran, beserta seluruh keluarga, sahabat, dan para pengikutnya
sampai akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa selama penulisan skripsi ini tidak sedikit
hambatan dan kesulitan yang ditemui. Namun berkat kerja keras, bimbingan,
masukan-masukan yang positif, do’a dan dorongan dari berbagai pihak, segala
macam kendala yang dihadapi dapat diatasi. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan
terimakasih yang setulusnya kepada:
1. Keluarga tercinta Bapak Kusyadi dan Mimih Ruswi atas doa dan kasih
sayang serta dukungan moril dan materil. Ceuceu Cahyanti yang selalu
memberikan dorong semangat untuk terus bermimpi dan tidak melupakan
ibadah. Serta Ade Dede Rukmana yang menjadi inspirasi untuk menjadi
pribadi yang lebih baik.
2. Seluruh anggota keluarga besar yang selalu mendoakan yang terbaik dan
memberikan dukungan untuk kesuksesan penulis.
3. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si., CA, QIA., BKP., CRMP., Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

x
4. Ibu Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si., Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., CA., MM., Sekretaris Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Drs. Abdul Hamid Cebba, MBA.,Ak. selaku pembimbing akademik yang
memberikan bimbingan dan saran selama masa kuliah.
7. Ibu Yusro Rahma, SE., M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
bersedia meluangkan waktu serta sabar untuk memberikan pengarahan dan
bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
8. Ismawati Haribowo, S.E., M.Si. selaku penguji ahli yang memberikan
kritikan dan masukan untuk memperbaiki skripsi ini.
9. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan bimbingan kepada
penulis selama mengikuti perkuliahan. In šyāʾ Allāh ilmu yang telah Ibu dan
Bapak berikan dapat bermanfaat dan diberikan keberkahan dari Allah
Subḥānahu wa Ta'alā.
10. Seluruh Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah membantu dalam berbagai kegiatan akademik.
11. Sahabat-sahabatku semasa sekolah dan kuliah, semoga kita bisa tetap
bertegur sapa meski tak lagi sering berjumpa dan kita sukses dunia dan
akhirat.
12. Terkhusus teman-teman “Bolang Akuntansi 2012” yang sudah mendoakan,
memberi semangat, dan juga tempat berbagi keseruan semasa kuliah.
13. Teman-teman satu Jurusan Akuntansi Angkatan 2012, khususnya kelas A.
Terimakasih untuk semangat dan kebersamaannya. Semoga tetap terjalin
hubungan silaturahim yang baik diantara kita.
14. Teman-teman KKN Katulistiwa 2015 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Terimakasih kebersamaan dan kebaikan kalian. Semoga tetap terjalin
hubungan silaturahim yang baik diantara kita.
15. UKM Bahasa-FLAT UIN Jakarta yang memberikan keluarga kedua bagi
saya, dan memberikan banyak pelajaran hidup yang tidak saya temukan di
xi
tempat lain, serta memberikan kesempatan saya untuk mengembangkan
passion saya.
16. Special untuk yang sudah menemani dan mengusir kemalasan mengerjakan
skripsi ini, saya ucapkan terima kasih banyak telah jadi bagian dari
keseharian di ujung masa kuliah.
Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada semua pihak yang namanya
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga bantuan, dukungan, motivasi
serta do’a dari semuanya yang telah diberikan dibalas oleh Allah Subḥānahu wa
Ta'alā di dunia dan di akhirat. Aamiin yaa robbal’alamin.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulis memiliki keterbatasan meski
telah berusaha untuk menyusun skripsi ini dengan sebaik-baiknya, namun masih
terdapat berbagai kekurangan. Karena itu kritik dan saran dari pembaca akan
penulis terima dengan hati terbuka dan menjadi pembelajaran. Penulis berharap
skipsi ini dapat membawa manfaat yang sebesar-besarnya bagi penulis khususnya
dan bagi pembaca pada umumnya.
Wa ‘alaykum al-salaam Wr.Wb.

Jakarta, 9 Mei 2019


Penulis,

Joni Rolis

xii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................. ii


LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................. iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... vi
ABSTRACT ........................................................................................................ viii
ABSTRAK ......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................ x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang Penelitian .......................................................... 1


B. Perumusan Masalah ................................................................... 11
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 12
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 15

A. Landasan Teori ........................................................................... 15


1. Teori Agensi .......................................................................... 15
2. Integritas Laporan Keuangan ................................................ 17
3. Konservatisme Akuntansi ..................................................... 20
4. Mekansime Corporate Governance ...................................... 21
5. Komite Audit ........................................................................ 26
6. Ukuran Perusahaan .............................................................. 29
7. Kualitas Audit ....................................................................... 30
B. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis ............... 32
1. Keahlian Komite Audit terhadap Integritas Laporan
Keuangan .............................................................................. 32
2. Ukuran Komite Audit terhadap Integritas Laporan
Keuangan ............................................................................. 33
3. Jumlah Rapat Komite Audit terhadap Integritas
Laporan Keuangan ................................................................ 33
4. Ukuran Perusahaan terhadap Integritas Laporan
Keuangan .............................................................................. 34
5. Pengaruh Tipe Auditor Eksternal terhadap Hubungan
antara Kualitas Komite Audit dan Kualitas Laporan
xiii
Keuangan Perusahaan. ......................................................... 35
6. Pengaruh Tipe Auditor Eksternal terhadap Hubungan
antara Ukuran Perusahaan dan Integritas Laporan
Keuangan Perusahaan .......................................................... 36
C. Hasil Penelitian Sebelumnya ...................................................... 38
D. Kerangka Pemikiran ................................................................... 45

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 47

A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................... 47


B. Metode Penentuan Sampel ......................................................... 47
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 48
D. Metode Analisis Data ................................................................. 49
1. Statistik Deskriptif ................................................................ 49
2. Uji Asumsi Klasik ................................................................. 50
a. Uji Normalitas ................................................................. 50
b. Uji Multikolienaritas ....................................................... 51
c. Uji Heteroskedasitas ........................................................ 51
d. Uji Autokorelasi .............................................................. 53
3. Koefisien Determinasi .......................................................... 54
4. Analisis Regresi Berganda dan Moderated
Regression Analysis ........................................................... 54
a. Pengujian dengan Analisis Regresi Berganda ................. 54
b. Pengujian dengan Moderated Regression Analysis
(MRA) ........................................................................... 56
5. Uji Hipotesis ......................................................................... 58
6. Operasional Variabel Penelitian............................................ 59
1. Variabel Dependen .......................................................... 59
2. Varianel Independen ....................................................... 62
a. Keahlian Komite Audit ............................................. 62
b. Ukuran Komite Audit ............................................... 62
c. Jumlah Komite Audit ................................................ 62
d. Ukuran Perusahaan ................................................... 63
3. Variabel Moderasi ........................................................... 63

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................... 65

A. Gambaran Umum Objek Penelitian .......................................... 65


1. Deskripsi Objek Penelitian ................................................... 66
2. Deskripsi Sampel Penelitian ................................................ 66

xiv
B. Hasil dan Analisis Data .............................................................. 67
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................. 67
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ...................................................... 70
a. Hasil Uji Normalitas........................................................ 70
b. Hasil Uji Multikolinearitas.............................................. 73
c. Hasil Uji Heteroskedasitas .............................................. 74
d. Uji Autokorelasi .............................................................. 76
C. Hasil Uji Hipotesis ..................................................................... 77
1. Pengujian Hipotesis secara Regresi Linier Berganda ........... 77
a. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R-Square) ............. 78
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)...................... 79
c. Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t) .......................... 80
1) Pengaruh keahlian komite audit terhadap integritas
laporan keuangan ..................................................... 80
2) Pengaruh ukuran komite audit terhadap integritas
laporan keuangan ...................................................... 81
3) Pengaruh jumlah rapat komite audit terhadap
integritas laporan keuangan ..................................... 81
4) Pengaruh ukuran perusahaan terhadap integritas
laporan keuangan ..................................................... 81
2. Pengujian Hipotesis secara Uji Interaksi (Moderated
Regression Analysis) ........................................................... 82
1) Pengaruh kualitas audit sebagai pemoderasi
hubungan antara kehalian komite audit terhadap
integritas laporan keuangan ...................................... 82
2) Pengaruh kualitas audit sebagai pemoderasi
hubungan antara ukuran komite audit terhadap
integritas laporan keuangan ...................................... 85
3) Pengaruh kualitas audit sebagai pemoderasi
hubungan antara jumlah rapat komite audit
terhadap integritas laporan keuangan ....................... 87
4) Pengaruh kualitas audit sebagai pemoderasi
hubungan antara ukuran perusahaan terhadap
integritas laporan keuangan ..................................... 89
D. Pembahasan ......................................................................... 91
1. Pengaruh keahlian komite audit terhadap integritas
laporan keuangan ......................................................... 91
2. Pengaruh ukuran komite audit terhadap integritas
laporan keuangan .......................................................... 93

xv
3. Pengaruh jumlah rapat komite audit terhadap integritas
laporan keuangan ......................................................... 94
4. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap integritas
laporan keuangan ......................................................... 95
5. Pengaruh kualitas audit sebagai pemoderasi hubungan
antara kehalian komite audit terhadap integritas
laporan keuangan ......................................................... 97
6. Pengaruh kualitas audit sebagai pemoderasi hubungan
antara ukuran komite audit terhadap integritas laporan
keuangan ...................................................................... 98
7. Pengaruh kualitas audit sebagai pemoderasi hubungan
antara jumlah rapat komite audit terhadap integritas
laporan keuangan ........................................................ 99
8. Pengaruh kualitas audit sebagai pemoderasi hubungan
antara ukuran perusahaan terhadap integritas laporan
keuangan ..................................................................... 99

BAB V PENUTUP ..................................................................................... 101

A. KESIMPULAN ........................................................................ 101


B. SARAN .................................................................................... 102

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 105

LAMPIRAN ...................................................................................................... 109

xvi
DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Penelitian-Penelitian Terdahulu .................................................... 38


3.1 Analisis Uji Autokorelasi .............................................................. 54
3.2 Operasional Variabel ..................................................................... 64
4.1 Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria ................................ 66
4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif ......................................................... 67
4.3 Hasil Uji Normalitas Sebelum Pengurangan Data Outliers .......... 71
4.4 Hasil Uji Normalitas Setelah Pengurangan Data Outliers ............ 72
4.5 Hasil Uji Multikolinieritas ............................................................ 73
4.6 Ringkasan Hasil Uji Multikolinieritas .......................................... 74
4.7 Uji Glejser ..................................................................................... 75
4.8 Kesimpulan Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................... 75
4.9 Uji Durbin Watson ........................................................................ 77
4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................... 78
4.11 Hasil Uji F Hitung ......................................................................... 79
4.12 Hasil Uji t ...................................................................................... 80
4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................... 82
4.14 Hasil Uji F Hitung ......................................................................... 83
4.15 Hasil Uji t ...................................................................................... 84
4.16 Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................... 85
4.17 Hasil Uji F Hitung ......................................................................... 85
4.18 Hasil Uji t ...................................................................................... 86
4.19 Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................... 87
4.20 Hasil Uji F Hitung ......................................................................... 88
4.21 Hasil Uji t ...................................................................................... 88
4.22 Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................... 89
4.23 Hasil Uji F Hitung ......................................................................... 90
4.24 Hasil Uji t ...................................................................................... 90

xvii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Skema Kerangka Pemikiran Teoritis ............................................ 46


4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Grafik Scatterplot .............. 76

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Laporan keuangan pada perusahaan go public merupakan

informasi keuangan yang harus disampaikan kepada publik atau

masyarakat dengan baik dan jujur. Hal ini merupakan sebuah kewajiban

sebagaimana diatur melalui peraturan dan standar yang berlaku. Laporan

keuangan ini memiliki peranan penting karena melibatkan banyak pihak

baik dalam penyusunannya maupun penggunaannya sebagai salah satu

dasar pengambilan keputusan. Laporan keuangan tidak hanya penting

bagi pihak internal perusahaan saja, tapi juga penting bagi pihak-pihak

eksternal perusahaan untuk berbagai kepentingan. Oleh karena itu kualitas

laporan keuangan menarik perhatian besar berbagai pihak dengan

kepentingannya masing-masing dalam memandang kondisi perusahaan.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa informasi

keuangan tidak hanya digunakan oleh pihak internal tapi juga eksternal,

sehingga laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan haruslah

disajikan dengan benar, jujur dan mengungkapkan fakta yang sebenarnya.

Adapun pihak eksternal tersebut seperti pemegang saham, investor,

kreditur, lembaga keuangan, pemerintah, masyarakat umum dan pihak-

pihak yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan. Pihak-pihak yang

menggunakan laporan keuangan harus mendapatkan informasi yang tepat

agar tidak terjadi salah perhitungan dalam pengambilan keputusan.

1
Contohnya, investor yang ingin menanamkan sahamnya harus melihat

informasi laba untuk menentukan di perusahaan mana mereka akan

menanamkan sahamnya, sehingga laba yang tinggi akan menarik perhatian

dan kepastian tidak adanya manipulasi laba menjadi penting. Informasi

laba juga penting bagi instansi pemerintah untuk menentukan jumlah

pajak, serta informasi lain dalam laporan keuangan juga sama pentingnya

bagi pihak-pihak lainnya.

Laporan keuangan yang merupakan sumber informasi keuangan

perusahaan diharuskan untuk disusun dengan benar dan disajikan dengan

jujur melalui pengungkapan fakta sebenarnya kepada pengguna

laporannya, sehingga kualitas laporan keuangan harus tinggi atau memiliki

integritas yang tinggi. Endi Verya (2017: 984), berdasarkan berbagai

pengertian, menyimpulkan bahwa integritas laporan keuangan merupakan

penyajian laporan keuangan secara jujur dengan menggambarkan realitas

ekonomi perusahaan sesungguhnya. Sehingga laporan yang baik harus

memenuhi karakteristik kualitatif keuangan yaitu dapat dipahami, relevan,

dapat dipercaya, dan dapat diperbandingkan (Nandakumar dkk., terj.,

Priyo Darmawan, 2015:17). Pentingnya integritas laporan keuangan

mengharuskan perusahaan untuk mengikuti peraturan yang berlaku secara

jujur dalam membuat laporan keuangan yang memenuhi standar yang

telah ditetapkan.

Pentingnya integritas laporan keuangan bisa dilihat dari kasus-

kasus yang melibatkan perusahaan-perusahaan besar di seluruh dunia.

2
Perusahaan-perusahaan tersebut di antaranya Olympus, Satyam, Global

Crossing Ltd., Enron, Xyrox, Toshiba, dan Worldcom. Kejadian ini tentu

membuka mata publik bahwa perusahaan-perusahaan besar bisa jatuh

karena tidak memiliki laporan keuangan yang berintegritas. Seperti yang

sudah dibahas bahwa proses penyusunan dan penerbitan laporan keuangan

melibatkan banyak pihak, maka terjadinya manipulasi akan membuat

pandangan publik terhadap pihak yang terkait dengan penyusunan laporan

keuangan menjadi buruk. Citra buruk tersebut tentu harus dihadapi oleh

pihak-pihak yang terbukti atau bahkan hanya terindikasi melakukan

manipulasi laporan keuangan perusahaan. Melihat hal tersebut maka

integritas laporan keuangan menjadi hal yang wajib dimiliki oleh setiap

perusahaan.

Salah satu kasus yang terungkap pada sekitar tahun 2015 adalah

kasus yang melibatkan perusahaan besar asal negeri sakura Jepang, yaitu

Toshiba. Aprillia Ika (2016) menuturkan pada situs berita online Kompas

bahwa perusahaan elektronik yang bermarkas di Tokyo ini melakukan

pemalsuan atas laporan keuangan pada tahun 2008. Skandal akuntansi ini

mencapai angka lebih dari 1,3 miliar dolar AS atau setara 14,5 triliun

rupiah. 45 pemegang saham Toshiba yang sebagian besarnya investor

asing mencari kompensasi sebesar 16,7 miliar yen atau setara dengan 2

triliun rupiah akibat kerugian yang mereka derita, kurs yen terhadap rupiah

akhir tahun 2008 yaitu 124.645334. Dalam pernyataan resminya, Toshiba

mengatakan bahwa para pemegang saham mencari kompensasi atas

3
praktik "akuntansi yang tidak patut" oleh pihaknya dan memperkarakan

Toshiba Corp. di pengadilan Tokyo. Ini hanya salah satu kasus di Jepang,

ada kasus lain yang terjadi pada perusahaan negeri sakura ini seperti

Tokyo Electric Power Co (2012) dan Sewing Machine Co (2008).

Skandal tentang integritas tidak hanya menyoroti perusahaan

sebagai klien tetapi juga KAP sebagai pemberi jasa pemeriksa laporan

keuangan, salah satunya adalah KAP Ernest & Young (EY) Indonesia

terkait jasa audit atas PT Indosat Tbk atau Indosat Ooredoo. Seperti yang

dituturkan oleh Abdul Malik (2017) dalam situs berita online Tempo

bahwa KAP EY Indonesia divonis denda dan diharuskan membayar

kepada regulator AS sebesar US$ 1 juta atau sekitar Rp 13,3 miliar. Denda

ini terkait dengan gagalnya EY melalukan audit laporan keuangan

kliennya yaitu PT Indosat Tbk. Dalam pernyataan resmi tertulis, Public

Company Accounting Oversight Board (PCAOB) menyatakan bahwa

anggota jaringan EY di Indonesia yang mengumumkan hasil audit atas

perusahaan telekomunikasi pada 2011 memberikan opini yang didasarkan

atas bukti yang tidak memadai. Kantor akuntan mitra EY di Amerika

menemukan bahwa persewaan 4 ribu unit tower seluler tidak didukung

dengan data yang akurat, namun EY Indonesia tetap merilis opini wajar

tanpa pengecualian pada laporan keuangan PT Indosat Tbk. Meski PT

Indosat Tbk. telah memberikan pernyataan bahwa telah melakukan

perbaikan atas kontrol internal dan melaporkannya pada Bursa Efek AS

pada 2012 dan 2013 tentu hal ini masih membuat publik bertanya-tanya

4
siapa yang bertanggung jawab atas kesalahan ini apakah satu pihak auditor

saja atau kedua belah pihak.

Kasus laporan keuangan yang dipublikasikan tanpa integritas

menyeret banyak pihak dan berdampak luas. Adanya keterlibatan CEO,

manajemen, komisaris, auditor internal, komite audit sampai auditor

eksternal atau independen membuat kepercayaan publik terhadap

kredibilitas pihak-pihak tersebut menurun. Selain kepercayaan publik,

dampak nyata kasus seperti ini adalah perusahaan akan menghadapi risiko

tuntutan dari berbagai pihak yang secara langsung dirugikan atas

manipulasi yang dilakukan dan juga menurunnya nilai saham di pasar

modal. Ketika kasus ini terjadi pada perusahaan-perusahaan besar lintas

negara maka muncul pertanyaan apakah tata kelola perusahaan atau

corporate governance tidak diterapkan secara baik di perusahaan-

perusahaan tersebut dan bagaimana dengan perusahaan lain.

Endi Verya (2017: 983) menjelaskan bahwa corporate governance

merupakan upaya yang dilakukan oleh semua pihak yang berkepentingan

dengan perusahaan untuk menjalankan usahanya secara baik sesuai dengan

hak dan kewajibannya masing-masing. Mekanisme corporate governance

pada perusahaan salah satunya ditujukan untuk mengatasi masalah

keagenan atau hubungan antara pemegang saham sebagai principal dan

manajemen sebagai agent. Dalam masalah keagenan muncul asimetris

informasi di mana agen akan mempunyai informasi lebih banyak

dibandingkan dengan principal sehingga memunculkan potensi perilaku

5
menyimpang dari agent. Oleh karena itu dibutuhkan kontrol melalui

mekanisme tata kelola perusahaan atau corporate governance.

Corporate Governance melibatkan banyak pihak yang terkait

dengan perusahaan di antaranya pemegang saham, pengurus atau

manajemen, karyawan, pihak kreditur, pemerintah, dan pihak-pihak lain

yang memegang kepentingan baik internal dan eksternal. Pihak-pihak ini

terikat satu sama lain melalui hak dan kewajibannya masing-masing.

Keterikatan ini memiliki andil besar dalam pengambilan keputusan

sehingga menjalankan hak dan kewajiban masing-masing akan membuat

kontrol satu sama lain semakin kuat. Sebagai contoh bank sebagai pemberi

pinjaman tentu kompeten dalam menilai layak tidaknya sebuah perusahaan

mendapatkan pinjaman dengan mengalkulasi risiko dan kepastian

terbayarnya hutang, hal ini secara tidak langsung membuat perusahaan

akan memastikan bahwa data keuangan perusahaan baik dan disajikan

dengan baik pula.

Salah satu dari pihak dalam corporate governance yang dianggap

penting adalah komite audit. Keberadaan komite audit bagi perseroan

terbatas atau perusahaan publik adalah sebuah keharusan sebagaimana

diatur melalui Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55/POJK.04/2015

tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit.

Peraturan ini menggantikan Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-

643/BL/2012 terkait dengan Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan

Kerja yang merupakan amanah dari Undang-Undang Nomor 21 Tahun

6
2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. Hal ini ditujukan untuk memberikan

kejelasan dan kepastian mengenai pengaturan terkait pembentukan dan

pedoman pelaksanaan kerja komite audit.

Berdasarkan peraturan OJK di atas komite audit merupakan komite

yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada dewan komisaris dalam

perannya untuk membantu pelaksanaan tugas dan fungsi dewan komisaris

itu sendiri. Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, komite

audit bertindak secara independen. Adanya pengaturan tersebut tentu lebih

memperjelas bahwa peran komite audit dalam membentuk good corporate

governance dibutuhkan. Ada sebelas persyaratan untuk menjadi anggota

komite audit sebagaimana diatur dalam Pasal 7 Peraturan Otoritas Jasa

Keuangan Nomor 55/POJK.04/2015 yang mengindikasikan bahwa

anggota adalah orang yang memiliki kompetensi dan integritas yang

tinggi. Tugas komite juga dijabarkan di antaranya terdapat ketentuan rapat,

keahlian komite audit, dan ukuran komite audit. Penelitian yang dilakukan

oleh Nurul dan Ratna (2013) menunjukkan bahwa ketentuan yang

berkaitan dengan tugas komite audit yaitu jumlah rapat, keahlian dan

ukuran komite audit berpengaruh terhadap positif terhadap kualitas

laporan keuangan.

Faktor lain yang mempengaruhi integritas laporan keuangan adalah

ukuran perusahaan. Menurut Atik Fajaryani (2015: 69) semakin besar

perusahaan, maka informasi yang dibutuhkan oleh investor guna

pengambilan keputusan semakin banyak. Tidak hanya itu, perusahaan

7
besar juga mendapatkan sorotan lebih dari masyarakat sehingga

perusahaan akan lebih berhati-hati dalam menyajikan laporan keuangan.

Hal ini bisa dipahami karena perusahaan besar terdiri dari berbagai pihak

yang memiliki kepentingan atas perusahaan dibandingkan dengan

perusahaan kecil. Kualitas informasi keuangan perusahaan menjadi

sorotan pihak-pihak seperti investor, kreditur, bank, pemerintah dan lain-

lain. Penelitian yang dilakukan oleh Endi Verya (2017) juga membuktikan

bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap kualitas

laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan. Kondisi ini terjadi

karena keterlibatan banyak pihak dalam melakukan pengawasan terhadap

perusahaan melalui hak dan tanggung jawabnya masing-masing.

Kemudian, salah satu pihak yang dianggap penting dalam

terjaminnya integritas laporan keuangan adalah auditor eksternal atau

independen. Auditor independen dituntut melakukan pekerjaannya tanpa

adanya tekanan dari pihak mana pun yang bisa membuat objektivitasnya

dalam memeriksa laporan keuangan terganggu atau hilang. Sebagai pihak

penengah antara pihak internal dan eksternal perusahaan, dalam

memberikan jasa pengawasan terhadap laporan keuangan perusahaan

auditor dituntut memberikan kualitas audit yang baik. Pemeriksaan

terhadap laporan keuangan perusahaan memberikan kepastian kepada

publik atau pengguna laporan keuangan bahwa laporan keuangan disajikan

secara wajar dan sesuai dengan standar atau peraturan yang ada.

8
Dalam teori agensi, auditor sebagai penengah memiliki peran

penting dalam memeriksa dan memperbaiki kualitas laporan keuangan

perusahaan. Sebagai bagian dari fungsi monitoring eksternal, audit yang

berkualitas akan membantu tugas pengawasan atas laporan keuangan yang

dijalankan oleh Komite Audit. Oleh karena itu untuk menghasilkan

kualitas audit yang tinggi, proses penunjukan, kompensasi, dan

pengawasan atas auditor eksternal harus dilaksanakan dengan hati-hati dan

penuh pertimbangan (Nurul dan Ratna, 2013: 152). Kualitas audit yang

diberikan oleh auditor dalam penelitian ini ditempatkan sebagai variabel

moderasi hubungan antara kualitas komite audit dan ukuran perusahaan

terhadap integritas laporan keuangan.

Keberadaan auditor eksternal dan kualitas audit yang baik akan

mempermudah komite audit dalam menjalankan tugasnya. Adapun tugas

tersebut seperti penelaahan informasi keuangan yang akan dikeluarkan

emiten atau perusahaan publik, penelaahan ketaatan terhadap peraturan

perundang-undangan, penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh

auditor internal serta tindak lanjut direksi atas temuan dan tugas lain yang

selaras dengan tugas dari auditor eksternal. Melihat hal tersebut kita bisa

berasumsi bahwa keberadaan auditor eksternal akan mempengaruhi

kualitas komite audit itu sendiri. Seperti yang diungkap oleh Fouad dkk.

(2016) dalam penelitiannya bahwa kualitas audit sebagai variabel

moderasi menguatkan hubungan antara kualitas komite audit dan financial

report timeliness. Dan dalam penelitian yang dilakukan oleh Nurul dan

9
Ratna (2013) menunjukkan bahwa sub variabel kualitas audit yaitu ukuran

KAP auditor berpengaruh secara berbaur terhadap hubungan antara sub

variabel kualitas komite audit dengan integritas laporan keuangan secara

signifikan.

Penelitian mengenai integritas laporan keuangan akan menjadi

topik yang selalu menarik karena merupakan topik yang berkaitan dengan

banyak pihak dan terjadi setiap tahunnya. Penerbitan laporan keuangan

tentu akan menjadi sorotan berbagai pihak dengan berbagai

kepentingannya. Hal ini tidak akan terlepas dari potensi salah saji baik

yang tidak disengaja atau disengaja. Oleh karena itu peneliti ingin meneliti

topik ini merujuk pada berbagai penelitian terkait yang sudah dilakukan

sebelumnya.

Perbedaan dengan penelitian terdahulu dibutuhkan untuk

memberikan warna yang berbeda. Penelitian yang menggunakan variabel

moderasi kualitas audit yang ditemukan adalah penelitian yang dilakukan

oleh Nurul dan Ratna (2013). Yang membedakan dengan penelitian

tersebut adalah pada pengukuran kualitas atau integritas laporan keuangan.

Variabel moderasi kualitas audit juga ditemukan pada penelitian yang

dilakukan oleh Aminum Amin (2016), namun berbeda pada variabel

dependen yaitu kualitas laba. Penelitian yang dilakukan juga berfokus

pada komite audit secara spesifik, sedangkan pada penelitian lain seperti

Mulyanto dan Eddy (2014), Wahyudi dkk. (2014), Endi Verya (2017),

Atik Fajaryani (2015) berfokus pada mekanisme corporate governance di

10
mana komite audit menjadi bagian dari CG itu sendiri. Oleh karena itu

peneliti ingin meneliti lebih lanjut mengenai pembahasan ini.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis ingin menguji pengaruh

variabel kualitas komite audit dan ukuran perusahaan terhadap integritas

laporan keuangan dengan kualitas audit sebagai variabel moderasi. Sampel

yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Oleh karena itu penelitian ini

akan menganalisis “Pengaruh Kualitas Komite Audit dan Ukuran

Perusahaan terhadap Integritas Laporan Keuangan dengan Kualitas

Audit sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Industri

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-

2016)”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan permasalahan

yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah keahlian komite audit berpengaruh terhadap integritas laporan

keuangan?

2. Apakah ukuran komite audit berpengaruh terhadap integritas laporan

keuangan?

3. Apakah jumlah rapat komite audit berpengaruh terhadap integritas

laporan keuangan?

4. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap integritas laporan

keuangan?

11
5. Apakah kualitas audit dapat memoderasi hubungan antara keahlian

komite audit dengan integritas laporan keuangan?

6. Apakah kualitas audit dapat memoderasi hubungan antara ukuran

komite audit dengan integritas laporan keuangan?

7. Apakah kualitas audit dapat memoderasi hubungan antara jumlah rapat

komite audit dengan integritas laporan keuangan?

8. Apakah kualitas audit dapat memoderasi hubungan antara ukuran

perusahaan dengan integritas laporan keuangan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk

menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut ini:

a. Menganalisis pengaruh keahlian komite audit terhadap integritas

laporan keuangan.

b. Menganalisis pengaruh ukuran komite audit terhadap integritas

laporan keuangan.

c. Menganalisis pengaruh jumlah rapat komite audit terhadap

integritas laporan keuangan.

d. Menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap integritas

laporan keuangan.

e. Menganalisis pengaruh kualitas audit terhadap hubungan antara

keahlian komite audit dengan integritas laporan keuangan.

12
f. Menganalisis pengaruh kualitas audit terhadap hubungan antara

ukuran komite audit dengan integritas laporan keuangan.

g. Menganalisis pengaruh kualitas audit terhadap hubungan antara

jumlah rapat komite audit dengan integritas laporan keuangan.

h. Menganalisis pengaruh kualitas audit terhadap hubungan antara

ukuran perusahaan dengan integritas laporan keuangan.

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik

bagi kontribusi teoritis dan kontribusi praktis. Adapun penjelasan

manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Kontribusi Teoritis

1) Ilmu Pengetahuan

Menambah literatur, pengembangan ilmu akuntansi dan

acuan penelitian pada bidang akuntansi, terutama untuk peneliti

yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai

integritas laporan keuangan.

2) Masyarakat

Sebagai sarana informasi tentang integritas laporan

keuangan serta menambah pengetahuan akuntansi khususnya

audit dan akuntansi manajemen dengan memberikan bukti

empiris tentang pengaruh mekanisme komite audit dan ukuran

perusahaan terhadap integritas laporan keuangan.

13
3) Peneliti

Sebagai sarana memperluas wawasan serta menambah

referensi mengenai integritas laporan keuangan agar diperoleh

hasil yang bermanfaat bagi penulis dimasa yang akan datang

sebagai salah satu syarat kelulusan sarjana strata 1.

b. Kontribusi Praktis

1) Bagi perusahaan untuk lebih memperhatikan jalannya

mekanisme corporate governance khususnya keberadaan

komite audit dan auditor eksternal dalam operasional

perusahaan

guna meningkatkan integritas laporan keuangan.

2) Bagi praktisi auditor sebagai suatu tinjauan yang dapat

bermanfaat dalam rangka pengawal aktivitas pemeriksaan

akuntansi secara profesional dan menyediakan informasi yang

berkualitas bagi para pengguna laporan keuangan.

14
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Agensi (Agency Theory)

Menurut Jensen dan Meckling (1976: 5) menjelaskan

hubungan agensi sebagai berikut: “a contract under which one or

more persons (the principal(s)) engage another person (the agent) to

perform some service on their behalf which involves delegating some

decision making authority to the agent”. Hubungan agensi muncul

ketika pemilik perusahaan (principal) mempekerjakan orang lain

(agent) untuk memberikan jasa dan kemudian mendelegasikan

wewenang pengambilan keputusan kepada agent tersebut. Atas tugas

yang diamanatkan tersebut principal harus melakukan pengawasan

terhadap agent untuk melakukan tugasnya. Pengawasan diperlukan

tentu untuk memastikan bahwa agent mengerjakan tugas dan

tanggung jawabnya dengan baik.

Pengawasan dalam hubungan agensi diperlukan sebagai fungsi

controling bagi kinerja agent, menghindari kemungkinan adanya

kesengajaan melakukan tindakan yang tidak sepatutnya atau kelalaian

yang bisa mengakibatkan kerugian oleh agent. Hal ini merupakan

masalah keagenan yang diakibatkan adanya asimetris informasi dan

perbedaan kepentingan sehingga perlu adanya mekanisme untuk

mengatasi masalah tersebut. Asimetris informasi antara keduanya

15
yaitu agent sebagai pihak yang bekerja langsung di lapangan memiliki

informasi lebih banyak dibandingkan dengan principal. Hal ini pula

yang membuat potensi agent untuk melakukan kecurangan muncul

karena berbagai dorongan, agent tidak selalu memenuhi keinginan

dari principal. Untuk mengatasi masalah tersebut maka dibutuhkan

sebuah mekanisme yang bisa mengatasinya, yaitu tata kelola

perusahaan yang baik atau disebut dengan good corporate

governance.

Mekanisme corporate governance yang baik ditujukan untuk

mengatasi masalah keagenan dan adanya konflik kepentingan antara

agency dan principal. Dalam hal ini dibutuhkan kontribusi secara

langsung dan tidak langsung dari berbagai pihak yang berkaitan

dengan perusahaan. Misalnya, dibutuhkan pihak independen yang bisa

dijadikan sebagai mediator yaitu salah satunya adalah auditor

eksternal. Sebagai pihak ketiga, auditor memberikan jasa assurance

yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas informasi dengan cara

memeriksa apakah penyajian laporan keuangan sudah sesuai

ketentuan (Nurul dan Ratna, 2013: 152). Auditor eksternal sendiri

merupakan pihak yang direkomendasikan oleh komite audit pada saat

RUPS. Komite audit dan auditor eksternal adalah salah dua pihak

yang hadir untuk mengatasi masalah keagenan, memastikan bahwa

manajemen menjalankan tugasnya dengan baik terutama berkaitan

dengan penerbitan laporan keuangan.

16
2. Integritas Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan alat komunikasi antara pihak

manajemen dengan pihak luar perusahaan mengenai kondisi keuangan

perusahaan atau aktivitas perusahaan selama periode tertentu. Laporan

keuangan sendiri merupakan hasil dari proses pencatatan keuangan

atau akuntansi, melalui siklus dimulai dari pencatatan adanya

transaksi sampai menghasilkan sebuah laporan keuangan yang

menggambarkan kondisi keuangan perusahaan selama periode

berjalan tersebut. Berdasarkan PSAK No. 1 (IAI, 2015) yang

diterbitkan pada laporan keuangan adalah penyajian terstruktur dari

posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Sedangkan tujuan

dari laporan keuangan itu sendiri adalah memberikan informasi

mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang

bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam

pembuatan keputusan ekonomi.

Dalam penelitiannya Endi Verya (2017: 985) mengatakan

bahwa integritas laporan keuangan merupakan penyajian laporan

keuangan secara jujur dengan menggambarkan realitas ekonomi

perusahaan sesungguhnya. Laporan keuangan yang baik merupakan

laporan keuangan yang memiliki integritas tinggi di mana penyajian

dan penyusunannya dilakukan dengan benar, jujur, dan akurat.

Artinya dalam laporan keuangan tidak ada unsur manipulasi angka-

angka akuntansi yang bisa menyesatkan pengguna laporan keuangan

17
dalam melakukan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Untuk itu

dibuat standar untuk memastikan bahwa informasi dalam laporan

keuangan berguna bagi penggunanya yaitu dengan adanya

karakteristik kualitatif laporan keuangan (IAI, 2015).

Berdasarkan PSAK No. 1 (IAI, 2015) karakteristik pokok

kualitatif informasi dalam laporan keuangan sebagai berikut:

a. Dapat dipahami

Kualitas penting informasi yang disajikan dalam laporan

keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami

oleh pengguna, dengan asumsi bahwa pengguna memiliki

pemahaman yang memadai tentang aktivitas ekonomi, bisnis dan

akuntansi.

b. Relevan

Informasi memiliki kualitas relevan jika dapat

mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan cara

membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini

atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi hasil evaluasi

mereka di masa lalu. Informasi keuangan masa lalu umum

digunakan untuk dasar memprediksi laporan keuangan di masa

yang akan datang. Relevansi informasi dipengaruhi oleh

materialistisnya, informasi dipandang material jika kelalaian

untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi

tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna.

18
c. Keandalan

Informasi akuntansi dikatakan andal apabila bebas dari

pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan penyajian

yang jujur serta tulus (faithful representation), menyajikan apa

yang harus disajikan atau wajar dalam penyajiannya. Adapun

unsur-unsur pada keandalan adalah penyajian yang jujur,

substansi mengungguli bentuk, netralitas, pertimbangan sehat,

kelengkapan. Informasi yang andal karakteristik berikut: (1)

Penyajian jujur, agar dapat diandalkan, informasi harus

menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya

yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat

diharapkan untuk disajikan. (2) Substansi mengungguli bentuk,

jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur

transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka

peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan

substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk

hukumnya. (3) Netralitas, informasi harus diarahkan pada

kebutuhan umum pengguna, dan tidak bergantung pada

kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. (4) Pertimbangan sehat,

pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat

melakukan perkiraan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga

aktiva atau penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan

kewajiban atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah.

19
d. Dapat dibandingkan

Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan

entitas antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi

dan kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat

membandingkan laporan keuangan antar entitas untuk

mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi

keuangan secara relatif.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Atik Fajaryani

(2015: 71) integritas laporan keuangan dapat diukur dengan

menggunakan indeks konservatisme. Indeks konservatisme digunakan

dengan alasan keidentikan konservatisme yang menyajikan laporan

keuangan yang understate yang memiliki risiko lebih kecil dibanding

laporan keuangan yang overstate.

3. Konservatisme Akuntansi

Menurut Enni Savitri (2016: 24) prinsip konservatisme adalah

konsep yang mengakui beban dan kewajiban sesegera mungkin

meskipun ada ketidakpastian tentang hasilnya, namun hanya

mengakui pendapatan dan aset ketika sudah yakin akan diterima. Jadi

prinsip konservatisme menekankan bahwa ketika terjadi

ketidakpastian adanya kerugian maka kita harus mencatat kerugian

tersebut. Sebaliknya, jika ada ketidakpastian berkaitan dengan

keuntungan, kita tidak harus mencatat keuntungan tersebut. Hal ini

menggambarkan bahwa akuntansi mengakui beban atau kerugian yang

20
mungkin terjadi di masa depan tapi tidak segera mencatat pendapatan

atau laba untuk tujuan kehati-hatian.

Sedangkan Muliyanto dan Eddy (2014: 2) menjelaskan bahwa

konservatisme adalah suatu usaha untuk menjamin bahwa risiko atau

tingkat ketidakpastian dalam suatu usaha dipertimbangkan memadai.

Di dalam konservatisme, jika terdapat dua alternatif atau lebih dan

memiliki kemampuan sama memenuhi objektivitas dari laporan

keuangan, maka yang dipilih adalah alternatif yang memiliki paling

sedikit memberi manfaat dampak perolehan laba dan posisi keuangan.

Penjelasan ini sejalan dengan penjelasan sebelumnya bahwa konsep

kehati-hatian ditujukan dengan penyegeraan mencatat potensi rugi

dibandingkan dengan keuntungan yang cenderung untuk tidak

mencatatnya atas dasar kehati-hatian.

4. Mekanisme Corporate Governance

Dhian (2015: 44) dalam bukunya mengungkapkan bagaimana

good corporate governance menjadi hal yang dibahas dan dianggap

penting. Pertama, good corporate governance merupakan salah satu

kunci sukses perusahaan untuk tumbuh dan menguntungkan dalam

jangka panjang, sekaligus memenangkan persaingan bisnis global

terutama bagi perusahaan yang telah mampu berkembang sekaligus

menjadi terbuka. Kedua, mengenai krisis ekonomi yang terjadi di

kawasan Asia dan Amerika Latin yang diyakini muncul karena

kegagalan penerapan Good Corporate Governance. Dia menjelaskan

21
bahwa penyebab krisis tersebut di antaranya, sistem hukum yang

payah, standar akuntansi dan audit yang tidak konsisten, praktik

perbankan yang lemah, serta pandangan Board of Directors (BOD)

yang kurang peduli terhadap hak-hak pemegang saham minoritas. Hal

tersebut menekankan pentingnya peranan good corporate governance

dalam upaya untuk membentuk sebuah lingkungan keuangan yang

sehat.

Berdasarkan beberapa definisi dari penelitian yang dijadikan

sebagai rujukan pada penelitiannya Endi Verya (2017: 983)

menjelaskan bahwa Corporate Governance merupakan upaya yang

dilakukan oleh semua pihak yang berkepentingan dengan perusahaan

untuk menjalankan usahanya secara baik sesuai dengan hak dan

kewajibannya masing-masing. Pelaksanaan Good Corporate

Governance merupakan suatu cara untuk menjamin bahwa

manajemen bertindak yang terbaik untuk kepentingan stakeholder.

Menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) Nomor: Per-01/MBU/2011 tentang penerapan praktik

corporate governance pada BUMN mendefinisikan corporate

governance sebagai suatu proses dan struktur yang digunakan oleh

organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan

akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham

dalam jangka panjang dengan memperhatikan kepentingan

stakeholders lainnya, berlandaskan peraturan perundangan-undangan

22
dan nilai-nilai etika. Menurut Dhian (2015 :47) sebagai sebuah konsep

Good Corporate Governance perlu untuk menentukan dasar-

dasar/kaidah yang menjadi landasan/prinsip dalam menjabarkan

konsep good corporate governance. Prinsip atau landasan ini dapat

dijadikan pengujian keberhasilan penerapan GCG pada masing-

masing perusahaan. Untuk menentukan keberhasilan tersebut

dibutuhkan alat ukur yang dapat digunakan untuk evaluasi dan

penilaian atas penerapan GCG tersebut.

Komite Nasional Kebijakan Governance (2006: 5)

memaparkan mengenai asas GCG yang diterapkan pada bisnis dan

jajaran perusahaan sebagai berikut:

1) Transparansi (Transparency)

Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis,

perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan

relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh

pemangku kepentingan. Perusahaan harus mengambil inisiatif

untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang disyaratkan

oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting

untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan

pemangku kepentingan lainnya.

2) Akuntabilitas (Accountability)

Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan

kinerjanya secara transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan

23
harus dikelola secara benar, terukur dan sesuai dengan

kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan

kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lain.

Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk

mencapai kinerja yang berkesinambungan.

3) Responsibilitas (Responsibility)

Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-

undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap

masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara

kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat

pengakuan sebagai good corporate citizen.

4) Independensi (Independency)

Prinsip dasar untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG,

perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-

masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak

dapat diintervensi oleh pihak lain.

5) Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)

Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus

senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan

pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan

kesetaraan.

Pada buku Pedoman Good Corporate Governance yang

dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (2006: 3)

24
menjelaskan bahwa Indonesia perlu untuk mendorong terciptanya

pasar yang efisien, transparan dan konsisten dengan peraturan

perundang-undangan. Oleh karena itu penerapan GCG perlu didukung

oleh tiga pilar yang saling berhubungan, yaitu negara dan

perangkatnya sebagai regulator, dunia usaha sebagai pelaku pasar, dan

masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa dunia usaha. Prinsip-

prinsip dasar yang harus dilaksanakan oleh masing-masing pilar

adalah:

1) Negara dan perangkatnya menciptakan peraturan perundang

undangan yang menunjang iklim usaha yang sehat, efisien dan

transparan, melaksanakan peraturan perundang-undangan dan

penegakan hukum secara konsisten (consistent law enforcement).

2) Dunia usaha sebagai pelaku pasar menerapkan GCG sebagai

pedoman dasar pelaksanaan usaha.

3) Masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa dunia usaha serta

pihak yang terkena dampak dari keberadaan perusahaan,

menunjukkan kepedulian dan melakukan kontrol sosial (social

control) secara obyektif dan bertanggung jawab.

Pada mekanisme corporate governance sendiri melibatkan

banyak pihak dalam pelaksanaannya. Setiap pihak dalam mekanisme

ini memegang hak, tanggung jawab dan tugasnya masing-masing yang

saling berkaitan satu sama lain. Mekanisme corporate governance

25
dalam penelitian ini menekankan pada keberadaan komite audit dalam

sebuah perusahaan.

5. Komite Audit

Wahyudi Saputra dkk. (2014: 2) menjelaskan bahwa komite

audit adalah suatu badan yang dibentuk di dalam perusahaan klien

yang bertugas untuk memelihara independensi akuntan pemeriksa

terhadap manajemen. Komite audit berfungsi untuk memberikan

pandangan mengenai masalah-masalah yang berhubungan dengan

kebijakan keuangan, akuntansi dan pengendalian internal. Mengingat

pentingnya peran audit dalam menilai laporan keuangan berkaitan

integritas laporan keuangan tersebut, komite audit memainkan

perannya dalam menjaga independensi dan kualitas audit yang

diberikan kepada perusahaan sebagai klien. Peran komite audit

dijelaskan dalam Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik

Negara Nomor PER-01/MBU/2011 Penerapan Tata Kelola

Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan

Usaha Milik Negara. Pada peraturan tersebut dijelaskan bahwa dewan

komisaris atau dewan pengawas melalui komite audit melakukan

proses penunjukan calon auditor eksternal sesuai dengan ketentuan

pengadaan barang dan jasa masing-masing BUMN, dan apabila

diperlukan dapat meminta bantuan direksi dalam proses

penunjukannya.

26
Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa keberadaan komite

audit pada sebuah perusahaan merupakan pendukung dari dewan

komisaris atau dewan pengawas. Komite audit merupakan komite

yang diangkat dan diberhentikan oleh dewan komisaris. Berdasarkan

Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. PER–

01/MBU/2011 pada Pasal 18 dijelaskan bahwa Organ pendukung

Dewan Komisaris/Dewan Pengawas terdiri:

1) Sekretariat Dewan Komisaris/Dewan Pengawas, jika diperlukan;

2) Komite Audit;

3) Komite Lainnya, jika diperlukan.

Penjelasan yang sama juga diberikan oleh Dhian (2015: 170)

bahwa untuk menunjang efektivitas kinerja dewan komisaris perlu

adanya komite audit. Komite audit bertugas sebagai fasilitator bagi

dewan komisaris untuk memastikan bahwa struktur pengendalian

internal perusahaan telah dapat dilaksanakan dengan baik,

pelaksanaan audit internal maupun eksternal telah dilaksanakan sesuai

dengan standar audit yang berlaku dan tindak lanjut temuan hasil audit

dilaksanakan oleh manajemen. Mengenai tugas dari komite audit ini

juga dijelaskan Pedoman Umum Good Corporate Governance

Indonesia (Komite Nasional Kebijakan Governance, 2006: 15) sebagai

berikut:

1) Komite Audit bertugas membantu Dewan Komisaris untuk

memastikan bahwa: (i) laporan keuangan disajikan secara wajar

27
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, (ii) struktur

pengendalian internal perusahaan dilaksanakan dengan baik, (iii)

pelaksanaan audit internal maupun eksternal dilaksanakan sesuai

dengan standar audit yang berlaku, dan (iv) tindak lanjut temuan

hasil audit dilaksanakan oleh manajemen;

2) Komite Audit memproses calon auditor eksternal termasuk

imbalan jasanya untuk disampaikan kepada Dewan Komisaris.

Dijelaskan juga oleh Forum for Corporate Governance in

Indonesia (12-13) mengenai bidang yang menjadi tanggung jawab

komite audit, yaitu:

1) Laporan Keuangan (Financial Reporting)

Komite audit harus memastikan bahwa laporan yang

disajikan oleh perusahaan sudah memberikan gambaran yang

sebenarnya yaitu berkaitan dengan kondisi keuangan, hasil

usahanya, dan rencana dan komitmen jangka panjang.

2) Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance)

Komite audit harus memastikan bahwa perusahaan patuh

pada undang-undang dan peraturan yang berlaku, memiliki etika

baik dalam berusaha, dan bebas dari kepentingan dan kecurangan

karyawan perusahaan.

3) Pengawasan Perusahaan (Corporate Control)

Komite audit harus memahami tentang masalah yang

memungkinkan adanya potensi risiko dan memahami sistem

28
pengendalian internal serta memonitor pengawasan internal oleh

auditor internal.

Komite audit memiliki fungsi dan tujuan pembentukannya,

salah satunya yaitu memastikan integritas laporan keuangan terjaga.

Artinya laporan keuangan dihasilkan tidak menyesatkan dan sesuai

dengan praktik akuntansi yang berlaku umum. Oleh karena itu dengan

adanya komite audit yang efektif dalam perusahaan diharapkan

memberi pengaruh baik terhadap kualitas dan integritas laporan

keuangan yang dihasilkan. Untuk mengukur kualitas komite audit bisa

dilihat dari upaya komite audit untuk memberikan jasanya dengan

baik.

6. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan cerminan potensi perusahaan

dalam menghasilkan arus kas dan kemampuan untuk mengakses

informasi yang lebih besar. Ukuran perusahaan merupakan nilai yang

menentukan besar atau kecilnya perusahaan yang ditunjukkan dengan

total aset yang dimiliknya. Perusahaan yang berskala besar cenderung

lebih dikenal masyarakat sehingga informasi mengenai prospek

perusahaan berskala besar lebih mudah diperoleh investor daripada

perusahaan berskala kecil. Variabel ukuran perusahaan dapat diukur

dengan menghitung log natural total aktiva (Atik Fajaryani, 2015:72).

Wahyudi dkk. (2014:5) dalam penelitiannya menjelaskan

ukuran perusahaan adalah suatu skala di mana dapat diklasifikasikan

29
besar dan kecilnya perusahaan dengan berbagai cara. Perusahaan

besar yang sahamnya tersebar sangat luas, maka setiap perluasan

modal saham hanya akan mempunyai pengaruh yang kecil terhadap

kemungkinan hilangnya atau tergesernya pengendalian dari pihak

yang dominan terhadap perusahaan bersangkutan. Sebaliknya,

perusahaan yang kecil, di mana sahamnya tersebar hanya di

lingkungan kecil, penambahan jumlah saham akan mempunyai

pengaruh yang besar terhadap kemungkinan hilangnya kontrol pihak

dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan.

Perusahaan besar juga mendapatkan perhatian lebih besar dari

berbagai pihak sehingga perusahaan besar dianggap akan lebih

berhati-hati dan menghindari kesalahan dalam mempublikasikan

laporan keuangannya. Sedangkan perusahaan kecil tidak melibatkan

lebih banyak pihak sehingga pengawasan lebih rendah. Sehingga

semakin besar ukuran perusahaan bisa meningkatkan integritas

laporan keuangan dan sebaliknya.

7. Kualitas Audit

Audit adalah suatu proses sistematik dan objektif dari

penyediaan dan evaluasi bukti-bukti yang berkenaan dengan

pernyataan (assertion) tentang kegiatan dan kejadian ekonomi guna

memastikan derajat atau tingkat hubungan antara pernyataan tersebut

dengan kriteria yang ada serta mengkomunikasikan hasil yang

diperoleh itu kepada pihak-pihak yang berkepentingan (Bahrullah

30
Akbar, 2013: 123). Orang yang menjalankan fungsi audit ini adalah

auditor, berupa jasa assurance yang dimaksudkan untuk

meningkatkan kualitas informasi keuangan perusahaan. Auditor yang

dimaksudkan pada penelitian ini adalah auditor eksternal atau

independen, yaitu pihak independen yang memberikan jasa untuk

menilai laporan keuangan dan memberikan opini. Berkenaan dengan

jasa yang diberikan ini auditor independen, kualitas audit yang

dilakukan oleh auditor memberikan pengaruh terhadap kualitas

laporan keuangan atau integritas laporan keuangan.

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa auditor

eksternal direkomendasikan oleh komite audit pada saat RUPS untuk

memberikan jasa asersinya. Jasa yang diberikan oleh auditor ini

sejalan dengan bidang yang menjadi tanggung jawab dari komite audit

yaitu pemeriksaan laporan keuangan. Nurul dan Ratna (2013: 154)

mengungkapkan bahwa auditor pun tidak hanya memeriksa laporan

keuangan tapi juga berkenaan dengan kondisi pengendalian internal

dalam perusahaan untuk kepentingan proses audit selanjutnya. Hal ini

pun berkaitan dengan bidang tanggung jawab komite audit yang lain

yaitu berkenaan dengan tata kelola perusahaan dan pengawasan

perusahaan. Melihat hal tentu keberadaan auditor dan kualitas audit

yang diberikan akan mempengaruhi kualitas komite audit.

Auditor sebagai pihak yang membantu auditor dalam

melakukan fungsi pengawasan eksternal atas laporan keuangan tentu

31
diharapkan memiliki kualitas yang tinggi karena akan berpengaruh

terhadap kualitas audit yang akan diberikan. Untuk mengukur kualitas

audit yang diberikan bisa dilihat ukuran KAP yang melakukan audit

terhadap perusahaan. Semakin besar ukuran KAP semakin baik

kualitas audit yang diberikan. Made Ayu dan I Made Karya (2016:

1835) mengungkapkan bahwa kelebihan dari KAP ukuran besar

adalah (1) besarnya jumlah dan ragam klien yang ditangani, (2)

banyaknya ragam dan jasa yang ditawarkan, (3) luasnya cakupan

geografis, termasuk adanya afiliasi internasional, dan (4) banyaknya

jumlah staf audit dalam KAP. Pembedaan ukuran dilakukan dengan

melihat pada KAP Big Four dan Non-Big Four.

B. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis

1. Keahlian Komite Audit terhadap Integritas Laporan Keuangan

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55/POJK.04/2015

menjelaskan tentang ketentuan-ketentuan tersebut. Pasal 7 tentang

persyaratan keanggotaan mewajibkan minimal satu anggota memiliki

keahlian dan latar belakang dalam bidang akuntansi dan keuangan

Persyaratan bahwa komite audit harus memiliki latar belakang dalam

bidang akuntansi dan keuangan berkaitan dengan fungsi yang

dijalankannya yaitu memastikan kualitas dari laporan keuangan

tersebut. Tidak hanya spesifik pada laporan keuangannya saja, komite

audit juga dituntut untuk bisa membantu dewan komisaris dalam

mengawasi aktivitas keuangan perusahaan, pengendalian internal

32
perusahaan terkait dengan operasional dan keuangan. Komite audit

juga diharuskan untuk memberikan rekomendasi di RUPS mengenai

pemilihan auditor eksternal. Mengingat hal ini latar belakang komite

audit yaitu keahlian akan berpengaruh terhadap kualitas komite audit

itu sendiri. Penelitian yang dilakukan oleh Nurul dan Ratna (2013)

membuktikan bahwa keahlian komite audit meningkatkan kualitas

laporan keuangan. Maka ditarik hipotesis sebagai berikut:

H1 : Keahlian komite audit di bidang akuntansi dan keuangan

berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan.

2. Ukuran Komite Audit terhadap Integritas Laporan Keuangan

Ukuran komite audit merupakan jumlah keseluruhan dari

anggota komite audit. Pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor

55 /POJK.04/2015 dijelaskan bahwa minimal jumlah anggota adalah

tiga orang komisaris independen atau pihak luar perusahaan.

Meskipun begitu jumlah komite audit tentu akan menyesuaikan

kebutuhan dari perusahaan, seperti ukuran dan kompleksitas dari

perusahaan itu sendiri. Penelitian yang dilakukan oleh Nurul dan

Ratna (2013) menunjukkan hasil yang positif. Oleh karena itu

hipotesis yang diambil adalah sebagai berikut:

H2 : Ukuran komite audit berpengaruh positif terhadap

integritas laporan keuangan.

33
3. Jumlah Rapat Komite Audit terhadap Integritas Laporan

Keuangan

Pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55

/POJK.04/2015 dijelaskan bahwa jumlah minimal rapat adalah satu

kali dalam tiga bulan. Akan tetapi hal tersebut juga merupakan standar

minimal rapat yang harus dilakukan, tentu menyesuaikan dengan

kebutuhan di lapangan. Kebutuhan tersebut bisa berupa temuan-

temuan hasil pengawasan dan analisis terkait dengan laporan

keuangan yang membutuhkan koordinasi antar anggotanya. Oleh

karena itu intensitas rapat akan berpengaruh terhadap kinerja komite

audit dan meningkatkan kualitas laporan keuangan. Penelitian Nurul

dan Ratna (2013) berpengaruh positif terhadap integritas laporan

keuangan. Hipotesis yang ditarik adalah sebagai berikut:

H3 : Jumlah rapat komite audit berpengaruh positif terhadap

integritas laporan keuangan.

4. Ukuran Perusahaan terhadap Integritas Laporan Keuangan

Ukuran perusahaan menunjukkan seberapa besar informasi

yang terdapat di dalamnya dan seberapa penting informasi tersebut

bagi berbagai pihak internal dan eksternal. Semakin besar perusahaan

semakin besar kontrol atas perusahaan dari berbagai pihak, sebaiknya

perusahaan kecil sedikit dan cenderung melakukan manajemen laba.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh

Muliyanto dan Eddy (2014) dan Atik Fajaryani (2015) yang

34
menunjukkan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap

integritas laporan keuangan. Hal ini berarti Ukuran perusahaan pada

perusahaan manufaktur merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi integritas laporan keuangan. Berdasarkan penjelasan

tersebut maka hipotesis yang dibentuk sebagai berikut:

H4 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap integritas

laporan keuangan.

5. Pengaruh Tipe Auditor Eksternal terhadap Hubungan antara

Kualitas Komite Audit dan Integritas Laporan Keuangan

Perusahaan.

Untuk menghasilkan kualitas audit yang tinggi, dalam

menjalankan kewajibannya untuk memberikan rekomendasi auditor

eksternal komite audit harus melakukan pertimbangan yang baik

dalam proses penunjukan, serta pemberian kompensasi dan

pengawasan terhadap auditor terpilih. Auditor yang berkualitas akan

memberikan kualitas yang baik juga. Berarti kualitas audit yang baik

bisa selaras menjalankan fungsi yang dijalankan oleh komite audit

yaitu memastikan kualitas laporan keuangan tinggi. Tipe audit

eksternal dilihat dari ukurannya bisa menjadi salah satu acuan bahwa

kualitas audit yang akan diberikan baik dengan asumsi bahwa semakin

besar ukuran KAP maka semakin kompeten dan memiliki sumber

daya yang baik. Hal ini berkaitan dengan kompetensi dan pemahaman

yang dimiliki oleh auditor dan tim atau staf berkenaan dengan

35
fungsinya untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan. Dengan

kualitas audit yang tinggi maka komite audit akan terbantu dalam

menjalankan pengawasan dengan lebih baik dan meningkatkan

pengendalian atas laporan keuangan (Nurul dan Ratna, 2013). Dengan

demikian hipotesis yang ditarik adalah sebagai berikut:

H5 : Kualitas audit memperkuat hubungan positif antara

keahlian komite audit dan kualitas laporan keuangan

perusahaan.

H6 : Kualitas audit memperkuat hubungan positif antara ukuran

rapat komite audit dan kualitas laporan keuangan

perusahaan.

H7 : Kualitas audit memperkuat hubungan positif antara jumlah

rapat komite audit dan kualitas laporan keuangan

perusahaan.

6. Pengaruh Tipe Auditor Eksternal terhadap Hubungan antara

Ukuran Perusahaan dan Integritas Laporan Keuangan

Perusahaan.

Semakin besar perusahaan semakin tinggi kompleksitas pada

perusahaan tersebut. Hal ini disebabkan oleh aktivitas perusahaan

yang akan lebih beragam dan cakupan yang lebih luas dibandingkan

dengan perusahaan kecil, baik dari aktivitas keuangan maupun pihak-

36
pihak yang terlibat di dalamnya. Hal ini tentu menjadi salah satu

faktor untuk menentukan auditor seperti apa yang dibutuhkan

disesuaikan dengan kemampuan perusahaan. Semakin besar

perusahaan maka perusahaan akan membutuhkan auditor yang

berkompeten meski dengan kompensasi yang lebih tinggi. Maka

ditarik hipotesis sebagai berikut.

H8 : Kualitas audit memperkuat hubungan positif antara ukuran

perusahaan dan kualitas laporan keuangan perusahaan.

37
C. Hasil Penelitian Sebelumnya

Adapun hasil perbedaan dan persamaan penelitian sekarang dengan sebelumnya adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1
Penelitian-Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti Metodologi Penelitian


No Judul Penelitian Hasil Penelitian
(Tahun) Persamaan Perbedaan
1 Muliyanto, Eddy Pengaruh Corporate Variabel independen Kualitas audit sebagai Secara simultan dan parsial
Budiono (2014) Governance, Kualitas ukuran perusahaan. variabel moderasi diukur variabel corporate
Audit, dan Ukuran Variabel dependen salah satunya dengan governance, kualitas audit
Perusahaan Terhadap integritas laporan ukuran KAP bukan audit dan ukuran perusahaan
Integritas Laporan keuangan. tenure. Variabel yang berpengaruh signifikan
Keuangan pada berkaitan dengan CG terhadap integritas laporan
Perusahaan Perbankan hanya berfokus pada keuangan perusahaan.
yang Terdaftar di BEI komite audit. kepemilikan institusional
Periode 2010 – 2013 Menggunakan data berpengaruh signifikan
perusahaan manufaktur terhadap integritas laporan
di BEI pada tahun 2013- keuangan.
2016.

38
Nama Peneliti Metodologi Penelitian
No Judul Penelitian Hasil Penelitian
(Tahun) Persamaan Perbedaan
2 Wahyudi Pengaruh Mekanisme Variabel independen Variabel yang berkaitan Kepemilikan Institusional
Saputra, Good Corporate ukuran perusahaan. dengan CG hanya dan Manajerial tidak
Desmiawati Governance, dan Ukuran Variabel dependen berfokus pada komite memiliki pengaruh
Yuneita, Anisma Perusahaan terhadap integritas laporan audit. Adanya kualitas signifikan terhadap Integritas
(2014) Integritas Laporan keuangan. audit sebagai variabel Laporan Keuangan. Reputasi
Keuangan (Studi Kasus Menggunakan data moderasi. KAP dan Ukuran Perusahaan
pada Perusahaan perusahaan manufaktur. memiliki pengaruh yang
Manufaktur yang signifikan terhadap Laporan
Terdaftar di Bursa Efek Keuangan.
Indonesia Periode 2012)
3 Endi Verya Analisis Pengaruh Variabel independen Variabel yang berkaitan Ukuran perusahaan,
(2017) Ukuran Perusahaan, ukuran perusahaan. dengan CG hanya komisaris independen,
Leverage dan Good Variabel dependen berfokus pada komite komite audit, kepemilikan
Corporate Governance integritas laporan audit. Adanya kualitas manajerial dan kepemilikan
terhadap Integritas keuangan. audit sebagai variabel institusional berpengaruh
Laporan Keuangan Menggunakan data moderasi. terhadap integritas laporan
(Studi Empiris pada perusahaan manufaktur. keuangan
Perusahaan Manufaktur
yang Listing di Bursa
Efek Indonesia Periode
Tahun 2012-2014)

39
Nama Peneliti Metodologi Penelitian
No Judul Penelitian Hasil Penelitian
(Tahun) Persamaan Perbedaan
4 Nurul Analisis Dampak Kualitas komite audit Adanya variabel ukuran Kualitas Komite Audit
Mutmainnah dan Kualitas Komite Audit sebagai variabel perusahaan sebagai berpengaruh terhadap
Ratna Wardhani terhadap Kualitas independen. Variabel variabel independen. kualitas laporan keuangan.
(2013) Laporan Keuangan dependen integritas Menggunakan data Keahlian komite audit di
Perusahaan dengan laporan keuangan. perusahaan manufaktur bidang keuangan secara
Kualitas Audit sebagai kualitas audit sebagai yang terdaftar di BEI. signifikan meningkatkan
Variabel Moderasi variabel moderasi. persistensi dan prediktabilitas
dari laba. Ukuran komite
audit secara signifikan
berpengaruh positif terhadap
persistensi dan berpengaruh
negatif terhadap
prediktabilitas laba dan
konservatisme. Jumlah rapat
anggota komite audit juga
secara signifikan
berpengaruh positif terhadap
persistensi, prediktabilitas
laba, dan konservatisme.
Terdapat efek moderasi dari
kualitas audit terhadap
hubungan antara kualitas
komite audit dan kualitas
pelaporan keuangan.

40
Nama Peneliti Metodologi Penelitian
No Judul Penelitian Hasil Penelitian
(Tahun) Persamaan Perbedaan
5 Atik Fajaryani Analisis Faktor-Faktor Variabel independen Variabel komite audit Kepemilikan institusional,
(2015) yang Mempengaruhi ukuran perusahaan. dilihat dari kualitasnya ukuran perusahaan, leverage,
Integritas Laporan Variabel dependen tidak hanya spesialisasi industri auditor
Keuangan integritas laporan keberadaannya. berpengaruh signifikan pada
keuangan. Kualitas audit sebagai integritas laporan keuangan.
variabel moderasi. Sedangkan kepemilikan
Menggunakan data manajerial tidak berpengaruh
perusahaan manufaktur terhadap integritas laporan
yang terdaftar di BEI. keuangan. Secara simultan
berpengaruh terhadap
integritas laporan keuangan.
6 Aminul Amin Independensi Komite Variabel kualitas audit Variabel dependen Independensi komite audit
(2016) Audit, Kualitas Audit dan sebagai variabel integritas laporan dan kualitas audit
Kualitas Laba: Bukti moderasi. keuangan, bukan berpengaruh positif terhadap
Empiris Perusahaan kualitas laba. kualitas laba. Variabel
dengan Kepemilikan Menggunakan data moderasi kualitas audit
Terkonsentrasi perusahaan manufaktur membuktikan semakin tinggi
yang terdaftar di BEI. interaksi komite audit
independen dengan auditor
yang berkualitas menguatkan
posisi komite audit.

41
Nama Peneliti Metodologi Penelitian
No Judul Penelitian Hasil Penelitian
(Tahun) Persamaan Perbedaan
7 Kenneth Enoch Audit Committee and Variabel dependen Data merupakan data Adanya hubungan yang
Okpala (2012) Integrity of Financial integritas laporan dari Indonesia, bukan signifikan antara komite
Statements: A Preventive keuangan. Adanya Nigeria. Data yang audit dan integritas laporan
Mechanism for Corporate komite audit sebagai diambil keseluruhan, keuangan, meningkatkan
Failure variabel independen. bukan khusus industri kualitas CG dan mencegah
tertentu. Variabel kebangkrutan.
Komite Audit tidak
dilihat dari jumlahnya
saja, melainkan ada
aspek lain untuk melihat
kualitas komite audit itu
sendiri.
8 Yuanto Kusnadi, Audit Committees and Variabel dependen Data yang digunakan Keahlian komite audit
Kwong Sin Financial Reporting integritas laporan dari Indonesia, bukan berpengaruh positif terhadap
Leong, Themin Quality in Singapore keuangan. Adanya Singapore. Pada integritas laporan keuangan.
Suwardy, dan keahlian komite audit penelitian penulis Sedangkan independency dan
Jiwei Wang sebagai proxy kualitas menggunakan proxy oberlapping keanggotaan
(2015) komite audit. jumlah rapat dan ukuran tidak berpengaruh.
untuk kualitas komite
audit. Adanya ukuran
perusahaan sebagai
variabel independen.
Penelitian tidak
menggunakan variabel
moderasi.
42
Nama Peneliti Metodologi Penelitian
No Judul Penelitian Hasil Penelitian
(Tahun) Persamaan Perbedaan
9 Andrew J. Felo, Audit Committee Variabel dependen Menggunakan Independensi komite audit
Srinivasan Characteristics and the integritas laporan independensi sebagai tidak memiliki pengaruh.
Krishnamurthy, Perceived Quality of keuangan. sub variabel kualitas Sedangkan kehalian komite
dan Steven A. Financial Reporting: An Menggunakan sub audit. Tidak ada variabel audit dan ukuran
Solieri (2003) Empirical Analysis variabel keahlian moderasi. berpengaruh terhadap
komite audit dan integritas laporan keuangan.
ukuran komite audit.

10 Andrian Budi Pengaruh Karakteristik Menggunakan sub Variabel dependen Karakteristik komite audit
Prasetyo (2014) Komite Audit dan variabel keahlian kecurangan laporan yaitu keahlian dan tenure
Perusahaan terhadap komite audit dan keuangan. Menggunakan komite audit memiliki
Kecurangan Pelaporan jumlah komite audit. sub variabel tenure dan pengaruh negatif terhadap
Keuangan (Studi Empiris Terdapat variabel independensi komite kecurangan laporan
pada Perusahaan yang independen ukuran audit. Tidak ada variabel keuangan. Sementara
Listed di Bursa Efek perusahaan. moderasi. Terdapat karakteristik perusahaan
Indonesia Periode 2006- variabel karakteristik yaitu kepemilikian
2010) perusahaan seperti manajemen dan ukuran
leverage, kepemilikan perusahaan memiliki
manajerial dan tingkat pengaruh positif terhadap
pertumbuhan kecurangan laporan
perusahaan. keuangan. Serta tingkat
pertumbuhan berpengaruh
negatif terhadap kecurangan
laporan keuangan.

43
Nama Peneliti Metodologi Penelitian
No Judul Penelitian Hasil Penelitian
(Tahun) Persamaan Perbedaan
11 Muhammad Audit Committee Variabel dependen Terdapat variabel Hasil nya variabel kontrol
Umar Kibiyaa, Characteristics and integritas laporan kontrol umur dan ukuran yaitu umur dan ukuran
Ayoib Che Financial Reporting keuangan. Variabel perusahaan. Terdapat perusahaan signifikan. Share
Ahmada, dan Quality: Nigerian Non- independen keahlian variabel independen ownership komite audit dan
Noor Afza Financial Listed Firms komite audit. share ownership komite keahlian komite audit
Amrana (2016) audit. berpengaruh signifikan
terhadap integritas laporan
keuangan.

44
D. Kerangka Pemikiran

Hamid (2012:25) mengungkapkan bahwa kerangka pemikiran

merupakan sintesa dan serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan

pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran sistematis dari kinerja

teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian

masalah yang ditetapkan. Kerangka pemikiran dapat disajikan dalam

bentuk bagan, deskripsi kualitatif, dan atau gabungan dari keduanya. Ada

beberapa masalah yang terdapat dalam penelitian ini di antaranya adalah

keahlian komite audit, ukuran komite audit, jumlah rapat komite audit, dan

ukuran perusahaan yang diduga dapat mempengaruhi integritas laporan

keuangan.

Dari uraian di atas, dituangkan dalam kerangka pemikiran pada

halaman selanjutnya sebagai berikut:

45
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran Teoritis
Pengaruh Kualitas Komite Audit dan Ukuran Perusahaan terhadap Integritas
Laporan Keuangan dengan Kualitas Audit sebagai Variabel Moderasi

Laporan keuangan dan annual report perusahaan Manufaktur yang terdaftar di


Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016

Basis teori: Teori Agensi

Variabel Independen
Kualitas Komite Audit:
1. Keahlian Komite Audit (X1)
2. Ukuran Komite Audit (X2) Variabel Dependen
3. Jumlah Rapat Komite Audit (X3) Integritas Laporan
.. Keuangan (Y)
4. Ukuran Perusahaan (X4)
...

..
Variabel Moderasi
Kualitas Audit:
Ukuran KAP (X5)

Metode Analisis Data:


1. Statistik Deskriptif
2. Uji Asumsi Klasik
3. Uji Koefisien Determinasi
4. Uji Hipotesis: Analisis Regresi Linier Berganda
dan Analisis Regresi Moderasi

Hasil Pengujian dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

46
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel

independen kualitas komite audit dengan sub variabel keahlian komite

audit, ukuran komite audit, jumlah rapat komite audit dan ukuran

perusahaan terhadap variabel dependen integritas laporan keuangan.

Kemudian ada variabel kualitas audit dengan proxy ukuran KAP sebagai

variabel moderasi hubungan antara variabel independen dan dependen.

Objek dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BEI pada tahun 2013-2016.

B. Metode Penentuan Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi. Sampel yang dipilih

selanjutnya akan dianalisis dan diteliti lebih lanjut untuk membuktikan

hipotesis yang dibuat sebelumnya. Pada akhirnya peneliti dapat menarik

kesimpulan berdasarkan hasil analisis yang dilakukan. Sampel dalam

penelitian terdiri dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia pada tahun 2013-2016 yang dipilih menggunakan purposive

sampling atau judgment berdasarkan pertimbangan pribadi.

Metode pengambilan sampel yang digunakan yaitu purposive

sampling, peneliti memiliki kriteria atau tujuan tertentu terhadap sampel

yang akan diteliti. Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diteliti.

47
Oleh karena itu peneliti menentukan kriteria yang digunakan dalam

memilih sampel:

1. Perusahaan manufaktur telah terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia

dari periode 31 Desember 2013 sampai dengan 31 Desember 2016.

2. Perusahaan tidak melakukan listing atau delisting pada selama

periode penelitian 2013-2016.

3. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan dan laporan tahunan

pada setiap tahunnya pada kurun waktu 2013-2016.

4. Perusahaan memiliki data yang dibutuhkan oleh peneliti terkait

dengan variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun

data-datanya sebagai berikut:

a. Laporan Keuangan (audited) untuk periode yang berakhir pada

31 Desember 2013 sampai dengan 31 Desember 2016

b. Data susunan Dewan Komisaris dan Komite Audit.

c. Laporan keuangan disajikan dalam mata uang rupiah.

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data

sekunder, yaitu yang diperoleh dari hasil publikasi pihak-pihak yang telah

melakukan pengumpulan data sebelumnya atau suatu instansi terkait. Data

ini diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia berupa laporan

keuangan yang telah diaudit dan laporan tahunan perusahaan yang

dipublikasikan di www.idx.co.id untuk seluruh perusahaan manufaktur

pada tahun 2013-2016.

48
D. Metode Analisis Data

Tujuan dari analisis data adalah mendapatkan informasi relevan

yang terkandung di dalam data tersebut dan menggunakan hasilnya untuk

memecahkan suatu masalah (Ghozali, 2016). Metode analisis data

menggunakan statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis. Alat

analisis yang digunakan dalam pengujian penelitian ini adalah SPSS 20.

1. Statistik Deskriptif

Ghozali (2016: 19) menyatakan bahwa statistik deskriptif

memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai

rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum,

range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi). Mean

digunakan untuk mengetahui nilai rata-rata data yang bersangkutan.

Standar deviasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar data yang

bersangkutan bervariasi dari rata-rata. Nilai maksimum digunakan

untuk mengetahui nilai terbesar dari data bersangkutan. Nilai

minimum digunakan untuk mengetahui nilai terkecil dari suatu data

bersangkutan.

Statistik deskriptif biasanya digunakan untuk menggambarkan

profil data sampel sebelum memanfaatkan teknik analisis statistik yang

berfungsi untuk menguji hipotesis. Sebelum melakukan pengujian

terhadap data, dalam penelitian ini akan dilakukan analisis terhadap

data statistik deskriptif dari setiap variabel yaitu integritas laporan

49
keuangan, keahlian komite audit, ukuran komite audit, jumlah rapat

komite audit, ukuran perusahaan, dan ukuran KAP.

2. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah

persamaan regresi yang telah didapatkan memiliki ketepatan dalam

estimasi, tidak bias dan konsisten. Dalam uji asumsi klasik ini ada

kemungkinan bahwa data aktual tidak memenuhi semua uji yang akan

dilakukan sehingga membutuhkan perbaikan atau pengecekan kembali.

Uji asumsi klasik terdiri dari uji multikolinieritas, autokorelasi,

heteroskedastisitas, normalitas, dan linearitas (Ghozali, 2016:103).

Dalam penelitian ini digunakan tiga uji asumsi klasik yang terdiri dari:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki

distribusi normal. Seperti diketahui bahwa Uji t dan uji F

mengasumsikan nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau

asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk

jumlah sampel kecil. Ada dua cara mendeteksi apakah residual

terdistribusi normal atau tidak, yakni dengan analisis grafik dan uji

statistik (Ghozali, 2016: 154).

Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan

menggunakan alat uji non-parametic Kolmogorov-Smirnov (K-S).

Pengambilan keputusan dalam uji K-S ini adalah dengan melihat

50
nilai probabilitas signifikansi data residual. Jika angka probabilitas

kurang dari 0,05 maka variabel tidak terdistribusi secara normal

dan menolak hipotesis nol atau H0. Sebaliknya jika angka

probabilitas lebih dari 0,05 berarti data terdistribusi secara normal

dan menolak Ha. Ho adalah populasi terdistribusi normal,

sedangkan Ha adalah populasi tidak terdistribusi normal.

b. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah suatu kondisi yang menunjukkan

satu atau lebih variabel independen terdapat korelasi dengan

variabel independen lainnya. Uji multikolinieritas bertujuan untuk

menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar

variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya

tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel

independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak

ortogonal atau tegak lurus. Variabel ortogonal adalah variabel

independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen

sama dengan nol (Ghozali, 2016: 103)

Adanya multikolinieritas dapat dilihat dari tolerance value

atau nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Batas dari

nilai tolerance adalah 0,10 dan batas VIF adalah 10. Apabila nilai

tolerance di bawah 0,10 atau nilai VIF di atas 10 maka terjadi

multikolinieritas (Ghozali, 2016: 103).

51
c. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas merupakan suatu varian pengganggu

yang tidak mempunyai varian yang sama untuk setiap observasi,

sehingga mengakibatkan penaksiran regresi yang tidak efisien. Uji

heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan

ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika

berbeda disebut heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas

atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Kebanyakan data crossection

mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini

menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran baik ukuran

kecil, sedang maupun besar (Ghozali, 2016: 134). Dalam penelitian

ini uji heteroskedastisitas yang digunakan adalah uji Gletsjer dan

grafik scatterplot.

Data yang tidak menyalahi asumsi heteroskedastisitas titik-

titik yang terdapat pada grafik scatterplot akan terlihat menyebar di

atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Sedangkan Uji

Spearman Rho dilakukan untuk meregresi nilai absolute residual

terhadap variabel independen. Jika nilai signifikansi antar variabel

independen dengan absolute residual-nya lebih dari tingkat

52
signifikansi 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas

dan sebaliknya.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model

regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1

(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem

autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan

sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul

karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari suatu

observasi ke observasi lainnya.

Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time

series) karena “gangguan” pada seseorang individu/kelompok

cenderung memengaruhi “gangguan” pada individu/kelompok

yang sama pada periode berikutnya (Ghozali, 2016: 107). Pada

penelitian ini uji autokorelasi yang digunakan adalah uji Durbin-

Watson. Langkah untuk mengambil keputusan adalah dengan

melihat data batas bawah Durbin-Watson (dL) dan batas atas

Durbin-Watson (dU) pada tabel Durbin-Watson menggunakan data

jumlah sampel (n) dan jumlah variabel independen (K). Kemudian

mendapatkan nilai Durbin-Watson (d) melalui uji pada SPSS dan

mengambil keputusan. Adapun dasar pengambil keputusan dari uji

ini sebagai berikut:

53
Tabel 3.1
Analisis Uji Autokorelasi
Autokorelasi positif
Jika Maka
d < dL Terdapat autokorelasi positif
d > dU Tidak terdapat autokorelasi positif
dL < d < dU Pengujian tidak meyakinkan atau tidak
dapat disimpulkan.

Autokorelasi Negatif
Jika Maka
(4 – d) < dL Terdapat autokorelasi negatif
(4 – d) > dU Tidak terdapat autokorelasi negatif
dL < (4 – d) < dU Pengujian tidak meyakinkan atau tidak
dapat disimpulkan.

3. Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai

R² yang kecil atau mendekati nol berarti kemampuan variabel-variabel

independen yang menjelaskan variabel-variabel dependen amat

terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan

untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2016).

4. Analisis Regresi Berganda dan Moderated Regression Analysis

Analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

model analisis regresi berganda dan Moderated Regression Analysis

(MRA). Regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen. Regresi moderasi ditujukan

untuk menguji keberadaan variabel moderasi atau variabel independen


54
lain yang mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan

variabel dependen.

a. Pengujian dengan Analisis Regresi Berganda

Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi besar

variabel dependen dengan menggunakan data variabel independen

yang sudah diketahui. Uji ini dilakukan untuk menguji hipotesis

pertama (H1) sampai keempat (H4). Adapun persamaan regresi

berganda dirumuskan sebagai berikut:

Y = α + β1X1+β2X2+ β3X3 + β4X4 + e

Keterangan:

Y = Integritas Laporan Keuangan

α = Konstanta

β1 = Koefisien Regresi pertama, yaitu besarnya perubahan Y

apabila X1 berubah sebesar 1 satuan.

X1 = Keahlian Komite Audit

β2 = Koefisien Regresi kedua, yaitu besarnya perubahan Y

apabila X2 berubah sebesar 1 satuan.

X2 = Ukuran Komite Audit

β3 = Koefisien Regresi ketiga, yaitu besarnya perubahan Y

apabila X3 berubah sebesar 1 satuan.

X3 = Jumlah Rapat Komite Audit

β4 = Koefisien Regresi keempat, yaitu besarnya perubahan Y

apabila X4 berubah sebesar 1 satuan.

55
X4 = Ukuran Perusahaan

e = Error

b. Pengujian dengan Moderated Regression Analysis (MRA)

Uji interaksi atau sering disebut Moderated Regression

Analysis (MRA) merupakan pengujian khusus regresi linier

berganda yang memiliki unsur interaksi dengan variabel lain

sebagai moderasi. Uji ini digunakan pada hipotesis keenam (H5)

sampai dengan kedelapan (H8). dengan perumusannya sebagai

berikut:

1. Hubungan interaksi antara keahlian komite audit dan kualitas

audit terhadap integritas laporan keuangan (H5)

Y = α + β1X1 + β2X5 + β3(X1X5) + e

Keterangan:

Y = Integritas Laporan Keuangan

α = Konstanta

β = Koefisien Regresi

X1 = Keahlian Komite Audit

X5 = Kualitas Audit

X1X5 = Variabel perkalian antara keahlian komite audit

dengan kualitas audit yang menggambarkan

pengaruh variabel moderasi kualitas audit terhadap

hubungan keahlian komite audit dengan integritas

laporan keuangan.

56
2. Hubungan interaksi antara ukuran komite audit dan kualitas

audit terhadap integritas laporan keuangan (H6)

Y = α + β1X2 + β2X5 + β3(X2X5) + e

Keterangan:

Y = Integritas Laporan Keuangan

α = Konstanta

β = Koefisien Regresi

X2 = Ukuran Komite Audit

X5 = Kualitas Audit

X2X5 = Variabel perkalian antara ukuran komite audit

dengan kualitas audit yang menggambarkan

pengaruh variabel moderasi kualitas audit terhadap

hubungan ukuran komite audit dengan integritas

laporan keuangan.

3. Hubungan interaksi antara jumlah rapat komite audit dan

kualitas audit terhadap integritas laporan keuangan (H7)

Y = α + β1X3 + β2X5 + β3(X3X5) + e

Keterangan:

Y = Integritas Laporan Keuangan

α = Konstanta

β = Koefisien Regresi

X3 = Jumlah Rapat Komite Audit

X5 = Kualitas Audit

57
X3X5 = Variabel perkalian antara jumlah rapat komite audit

dengan kualitas audit yang menggambarkan

pengaruh variabel moderasi kualitas audit terhadap

hubungan jumlah rapat komite audit dengan

integritas laporan keuangan.

4. Hubungan interaksi antara ukuran perusahaan dan kualitas

audit terhadap integritas laporan keuangan (H8)

Y = α + β1X4 + β2X5 + β3(X4X5) + e

Keterangan:

Y = Integritas Laporan Keuangan

α = Konstanta

β = Koefisien Regresi

X4 = Ukuran Perusahaan

X5 = Kualitas Audit

X4X5 = Variabel perkalian antara ukuran perusahaan dengan

kualitas audit yang menggambarkan pengaruh

variabel moderasi kualitas audit terhadap hubungan

ukuran perusahaan dengan integritas laporan

keuangan.

5. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji signifikansi

parameter individual atau uji statistik t atau biasa disebut pengujian

parsial. Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing

58
variabel independen terhadap variabel dependen. Uji t-test ini pada

dasarnya untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh atau variabel

penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan

significance level 0,10 (α=10%) (Ghozali, 2016: 97).

Uji t dapat dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t

tabel, jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak atau Ha diterima. Hal ini

ditandai nilai kolom signifikansi akan lebih kecil dari alpha. Artinya

variabel independen mempunyai pengaruh secara parsial terhadap

variabel dependen. Dan sebaliknya, jika t hitung < t tabel maka H0

diterima atau Ha ditolak. Hal ini juga ditandai nilai kolom signifikansi

akan lebih besar dari nilai alpha, artinya variabel independen tidak

mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel dependen.

E. Operasional Variabel Penelitian

Berikut ini merupakan uraian mengenai setiap variabel dan

pengukurannya yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Variabel dependen

Variabel dependen merupakan variabel yang bisa dipengaruhi

oleh adanya variabel bebas. Variabel dependen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah integritas laporan keuangan. Ukuran integritas

laporan keuangan adalah dengan menggunakan indeks konservatisme.

Atik Fajaryani (2015: 71-72) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa

Indeks konservatisme digunakan dengan alasan keidentikan

59
konservatisme yang menyajikan laporan keuangan yang understate

yang memiliki risiko lebih kecil dibanding laporan keuangan yang

overstate. Laporan keuangan understate karena perusahaan akan

cenderung mengakui potensi kerugian dibandingkan dengan kentungan

atas dasar prinsip kehati-hatian.

Pengukuran konservatisme dalam penelitian ini adalah dengan

accrual measures. Akrual dalam hal ini ada perbedaan antara laba

usaha bersih sebelum depresiasi/amortisasi dan arus kas kegiatan

operasi. Konservatisme akan menghasilkan akrual yang negatif,

semakin besar nilai akrual negatif maka semakin konservatif akuntansi

yang diterapkan. Hal ini dilandasi pada konsep konservatisme yang

cenderung menunda pengakuan pendapatan yang belum terealisasi dan

mempercepat penggunaan biaya. Kondisi ini akan tercermin pada

laporan keuangan, penerapan akuntansi yang optimis akan

memperlihatkan laba bersih yang tinggi, sebaliknya laba bersih

cenderung lebih rendah pada praktik akuntansi konservatif (Enni

Savitri, 2016: 46).

Pada penelitian ini laba bersih usaha ditambahkan dengan nilai

beban penyusutan atau amortisasi karena alokasi tersebut berasal dari

aset yang didanai oleh dan investasi bukan operasi. Pada penelitian ini

pengukuran yang digunakan adalah accrual measures yang diadaptasi

dari penelitian yang dilakukan oleh Givoly dan Hayn, yaitu dengan

membagi nilai akrual dengan total aset sehingga dihasilkan tingkatan

60
pada nilai akrual baik positif maupun negatif. Semakin besar akrual

negatif maka akan semakin konservatif akuntansi yang diterapkan,

semakin besar akrual positif maka akan semakin optimis akuntansi

yang diterapkan (Enni Savitri, 2016: 47).

Adapun rumus untuk mengukur konservatisme akuntansi

sebagai proxy integritas laporan keuangan adalah sebagai berikut:

Keterangan:

CONACC : Earnings conservatism based on accrued items

NIO : Operating profit of current year

DEP : Depreciation of fixed assets of current year

CFO : Net amount of cash flow from operating activities of

current year

TA : book value of closing total assets.

3. Variabel Independen

Sugiyono (2013:39) menjelaskan bahwa variabel bebas

adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Adapun

variabel independen (variabel X) yang digunakan dalam penelitian ini

adalah keahlian komite audit, ukuran komite audit, jumlah rapat

komite audit dan ukuran perusahaan. Berikut penjelasan masing-

masing mengenai variabel independen yang digunakan dalam

penelitian ini:
61
a. Keahlian Komite Audit

Variabel keahlian komite audit dilihat dari latar belakang

riwayat pendidikan dan pengalaman kerja yaitu di bidang akuntansi

dan keuangan. Setelah didapatkan data anggota dari perusahaan

maka akan dibandingkan antara anggota komite audit yang

memiliki keahlian dengan keseluruhan anggota audit. Komite audit

dinyatakan memiliki keahlian yang dibutuhkan apabila memenuhi

kriteria sebagai berikut:

1. Memiliki latar belakang pendidikan di bidang akuntansi

dan/atau keuangan baik pada level S1, S2, atau S3.

2. Memiliki pengalaman kerja di bidang akuntansi dan/atau

keuangan.

b. Ukuran Komite Audit

Komite audit adalah komite audit yang dibentuk oleh

dewan komisaris dalam rangka membantu tugas dan fungsinya.

Variabel ukuran komite audit merupakan jumlah seluruh anggota

komite audit yang disajikan pada laporan keuangan tahunan

perusahaan.

c. Jumlah Rapat Komite Audit

Salah satu kewajiban dari komite audit adalah melakukan

rapat. Variabel jumlah rapat komite audit merupakan jumlah rapat

yang dilaksanakan oleh komite audit dan ditampilkan dalam

laporan tahunan perusahaan.

62
d. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan nilai yang menentukan

besar atau kecilnya perusahaan yang ditunjukkan dengan total aset

yang dimiliknya. Variabel ukuran perusahaan dapat diukur dengan

menghitung log natural total aktiva tahun terakhir sebelum

perusahaan tersebut listing.

4. Variabel Moderasi

Variabel moderator atau moderasi disebut juga dengan variabel

independen kedua yaitu variabel yang mempengaruhi hubungan antara

variabel independen dengan dependen (Sugiyono, 2013:39). Adapun

variabel pemoderasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kualitas audit dengan sub variabel ukuran KAP. Tipe auditor eksternal

yang digunakan oleh perusahaan diklasifikasikan menjadi dua tipe

yaitu big four dan non big four. Informasi mengenai auditor ini didapat

dari laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit. Untuk

pengukurannya, setiap perusahaan dengan auditor big four akan

diberikan skor 1 sedangkan untuk non big four diberikan skor 2.

Adapun tabel operasional variabel disajikan pada halaman

selanjutnya.

63
Tabel 3.2
Operasional Variabel

Variabel Indikator Skala


Integritas Laporan
Keuangan (Y) Rasio
Atik Fajaryani (2015)
Keahlian Komite Audit
(X1) Rasio
Nurul dan Ratna (2013)
Ukuran Komite Audit (X2)
Seluruh jumlah anggota seluruh komite audit Rasio
Nurul dan Ratna (2013)
Jumlah Rapat Komite
Audit (X3) Seluruh jumlah rapat komite audit dalam satu periode Rasio
Nurul dan Ratna (2013)
Ukuran Perusahaan (X4)
Logaritma natural dari Total Aset (LN Assets) Rasio
Endi Verya (2017)
Ukuran KAP (X5) Variabel dummy, KAP yang termasuk Big Four diberi nilai 1 dan KAP yang termasuk
Nominal
Nurul dan Ratna (2013) Non-Big Four diberi nilai 2.

64
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Deskripsi Objek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai tahun 2013-2016. Penelitian

ini menggunakan purposive sampling. Dari sampel yang berjumlah 150

perusahaan, hanya terdapat 33 perusahaan yang memenuhi kriteria sampel

yang sudah ditentukan oleh peneliti. Data penelitian diperoleh dari website

resmi Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id. Perusahaan tidak listing pada

periode penelitian melainkan sebelumnya dan tidak desliting dari Bursa

Efek Indonesia. Fokus dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh

dari kualitas komite dan ukuran perusahaan terhadap integritas laporan

keuangan dengan kualitas audit sebagai variabel pemoderasi.

Pemilihan perusahaan manufaktur sebagai sampel adalah untuk

membedakan penelitian ini dengan penelitian sejenis terdahulu. Pada

penelitian terdahulu yang sejenis yang ditemukan oleh peneliti

menggunakan sampel seluruh perusahaan kecuali perusahaan keuangan,

properti, dan inprastruktur. Oleh karena itu peneliti merasa penelitian

menggunakan sampel perusahaan manufaktur dengan adanya variabel

pemoderasi akan memperkaya penelitian mengenai integritas laporan

keuangan.

65
2. Deskripsi Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan empat periode

pengamatan dengan pemilihan sampel menggunakan teknik purposive

sampling menggunakan kriteria atau pertimbangan tertentu. Proses seleksi

sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan ditampilkan dalam tabel

4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1
Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria

No Kriteria Jumlah
Perusahaan manufaktur telah terdaftar dalam Bursa Efek
1 Indonesia dari periode 31 Desember 2013 sampai 150
dengan 31 Desember 2016.
Perusahaan yang baru listing dan delisting selama
2 (20)
periode penelitian.
Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan
3 dan laporan tahunan dari tahun 2013-2016 di (36)
www.idx.co.id
Perusahaan yang tidak memiliki data yang dibutuhkan
4 oleh peneliti terkait dengan variabel yang digunakan (61)
dalam penelitian ini.
Jumlah sampel yang memenuhi kriteria 33
Tahun penelitian 4
Jumlah sampel dalam periode penelitian 132
Jumlah data outlier (3)
Jumlah sampel penelitian 129
Sumber: Data sekunder yang diolah

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa total perusahaan

industri manufaktur yang terdaftar di BEI berjumlah 150. Namun,

berdasarkan hasil seleksi sampel hanya ada 33 perusahaan industri barang

konsumsi yang masuk dalam kriteria sampel. Periode pengamatan yang

diambil oleh peneliti adalah 4 (empat) tahun, yaitu tahun 2013-2016. Jadi,

66
total sampel yang diteliti sebanyak 132 data laporan tahunan perusahaan

industri barang konsumsi, selanjutnya dikarenakan adanya data outlier

sebanyak 3 maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 129

data laporan tahunan perusahaan manufaktur.

B. Hasil dan Analisis Data

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data

yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,

minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi)

(Ghozali, 2016). Pada analisis penelitian uji statistik deskriptif melihat

data minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi. Hasil pengujian

deskriptif variabel-variabel tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai

berikut:

Tabel 4.2
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

KKA 129 .25 1.00 .7295 .23340


UKA 129 2.00 5.00 3.1473 .50157
RKA 129 2.00 46.00 8.2403 7.93112
UKP 129 25.64 33.20 28.5507 1.72164
KAT 129 1.00 2.00 1.5581 .49854
ILK 129 -.3459 .2141 -.032639 .0814747
Valid N (listwise) 129

Tabel 4.2 di atas menunjukkan jumlah data valid (Valid N) yang

digunakan dalam penelitian ini adalah 129 sampel yang berasal dari

laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan-perusahaan

67
manufaktur yang telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama

tahun 2013-2016. Berdasarkan uji statistik deskriptif yang sudah dilakukan

maka semua data pada sampel dapat diolah dan tidak terdapat kehilangan

data.

Variabel dependen pada penelitian ini adalah integritas laporan

keuangan (ILK). Hasil analisis menggunakan statistik deskriptif terhadap

ILK menunjukkan nilai minimum -0,3459 dan nilai maksimum 0,2141

dengan rata-rata -0,032639. Nilai maksimum diperoleh oleh Fajar Surya

Wisesa Tbk (FASW) pada tahun 2016 yang menunjukkan bahwa

perusahaan ini menerapkan akuntansi yang konservatif karena perusahaan

mencatat nilai perusahaan lebih rendah dari nilai perusahaan. Sebaliknya,

nilai minimum pada Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) pada tahun

2015.

Variabel independen yang pertama pada penelitian ini adalah

keahlian komite audit (KKA). Perhitungan variabel ini adalah dengan

membagi jumlah anggota komite audit yang berlatar belakangan

pendidikan dan pengalaman kerja dalam bidang akuntansi dan keuangan

dengan keseluruhan anggota komite audit. Hasil analisis dengan

menggunakan statistik deskriptif terhadap keahlian komite audit (KKA)

menunjukkan nilai minimum sebesar 0,25 dan nilai maksimum sebesar 1

dan rata-rata 0,7295. Nilai keahlian komite audit paling kecil pada AMFG

(2013-2015). Sedangkan nilai maksimum paling besar pada ADES (2013-

2016), AKPI (2013-2016), ALKA (2013-2016), ASII (2013-2016), DPNS

68
(2013-2016), DVLA (2015-2016), FASW (2013-2016), GDST (2013-

2016), INAI (2013-2016), JPRS (2013-2016), PYFA (2013-2016) dan

TOTO (2013-2016).

Variabel independen yang kedua pada penelitian ini adalah ukuran

komite audit (UKA), perhitungan UKA dilakukan dengan menjumlah

seluruh anggota komite audit baik yang independen atau pun berasal dari

internal perusahaan. Hasil analisis dengan menggunakan statistik

deskriptif terhadap ukuran komite audit (UKA) menunjukkan nilai

minimum sebesar 2 dan nilai maksimum 5 dengan rata-rata 3,1473. Nilai

minimum pada ukuran komite audit (UKA) pada KBRI (2016) dan MBTO

(2014-2016). Sedangkan nilai maksimum pada CPIN (2013-2016).

Variabel independen yang ketiga pada penelitian ini adalah jumlah

rapat komite audit (RKA), perhitungan RKA dilakukan dengan menjumlah

seluruh rapat yang dilakukan oleh komite audit dengan memenuhi

ketentuan dihadiri oleh lebih dari setengah anggota. Hasil analisis dengan

menggunakan statistik deskriptif terhadap jumlah rapat komite audit

(UKA) menunjukkan nilai minimum sebesar 2 dan nilai maksimum 46

dengan rata-rata 8,2403. Nilai minimum pada jumlah rapat komite audit

(RKA) pada ADES (2016) dan DVLA (2013), sedangkan nilai maksimum

pada MBTO (2015).

Variabel independen yang keempat pada penelitian ini adalah

ukuran perusahaan (UKP), perhitungan UKP dilakukan dengan

menggunakan log natural dari aset perusahaan. Hasil analisis dengan

69
menggunakan statistik deskriptif terhadap ukuran perusahaan (UKP)

menunjukkan nilai minimum sebesar 25,64 dan nilai maksimum 33,20

dengan rata-rata 28,5507. Nilai minimum pada jumlah ukuran perusahaan

(UKP) pada ALKA (2016) dengan total aset Rp 136.618.855.000,-.

Sedangkan nilai maksimum pada ASII (2016) dengan total aset Rp

261.855.000.000.000,-.

Variabel independen yang keenam, juga sebagai variabel

pemoderasi, adalah kualitas audit (KAT), pengukuran variabel ini dengan

variabel dummy. Pengukuran dilakukan dengan cara memberi angka 1

untuk KAP Big Four dan angka 0 untuk KAP non-Big Four. Hasil analisis

menggunakan statistik deskriptif terhadap kualitas audit menunjukan hasil

minimum 0 dan maksimum 1 dengan nilai rata-rata 1,5581.

2. Hasil Uji Asumsi Klasik

Pada uji asumsi klasik pada data awal tanpa adanya pengurangan

outlier dan transformasi ke dalam bentuk Log dan Cochrane Orcutt

menunjukkan adanya ketidaknormalan pada data sehingga dikakukan

transformasi tersebut.

a. Hasil Uji Normalitas

Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan

menggunakan alat uji non-parametic Kolmogorov-Smirnov (K-S).

Pengambilan keputusan dalam uji K-S ini adalah dengan melihat nilai

probabilitas signifikansi data residual. Jika nilai signifikansi > 0,05

maka data penelitian terdistribusi secara normal. Adapun hasil uji

70
normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov (K-S) dapat dilihat

dalam tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas (One-Sample Kolmogorof-Smirnof Test)
Sebelum Pengurangan Data Outliers
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 132
Mean 0E-7
Normal Parametersa,b
Std. Deviation .10807300
Absolute .152
Most Extreme Differences Positive .152
Negative -.143
Kolmogorov-Smirnov Z 1.747
Asymp. Sig. (2-tailed) .004

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Tabel 4.3 menunjukkan hasil perhitungan dengan

menggunakan uji One-Sample Kolmogorof-Smirnof Test yang

memiliki probabilitas tingkat signifikansi 0,003 di bawah nilai tingkat

signifikansi kepercayaan 0,05. Hal ini berarti hipotesis nol ditolak atau

variabel keahlian komite audit (KKA), ukuran komite audit (UKA),

rapat komite audit (RKA), Ukuran Perusahaan (UKP), kualitas audit

(KAT), dan integritas laporan keuangan (ILK) tidak terdistribusi

secara normal. Untuk data mendapatkan hasil pengujian yang lebih

baik dan valid maka dilakukan pengurangan data yang memiliki nilai

ekstrem sebagai data outlier dari 132 sampel yang ada.

Outlier adalah kasus atau data yang memiliki karakteristik unik

yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan

71
muncul dalam bentuk nilai ekstrem baik untuk sebuah variabel tunggal

atau variabel kombinasi (Ghozali, 2016). Peneliti melakukan casewise

diagnostic untuk mengatasi masalah normalitas. Adapun hasil uji

normalitas setelah pengurangan data outliers adalah sebagai berikut

dapat dilihat pada tabel 4.4:

Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas (One-Sample Kolmogorof-Smirnof Test)
Setelah Pengurangan Data Outlier
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 129
Mean 0E-7
Normal Parametersa,b
Std. Deviation .07675204
Absolute .109
Most Extreme Differences Positive .070
Negative -.109
Kolmogorov-Smirnov Z 1.234
Asymp. Sig. (2-tailed) .095

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Terdapat 3 data outliers, sehingga jumlah sampel pada

penelitian ini berkurang menjadi 129 data. Tabel di atas menunjukkan

hasil perhitungan dengan menggunakan uji One-Sample Kolmogorof-

Smirnof Test setelah pengurangan data outlier yang terdapat nilai

ekstrem memiliki probabilitas tingkat signifikansi di atas kepercayaan

α = 0,05 yaitu 0,095. Hal ini berarti dapat disimpulkan bahwa data

dalam penelitian ini terdistribusi normal.

72
b. Hasil uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).

Model regresi yang baik yaitu model regresi yang tidak terjadi korelasi

di antara variabel independen. Untuk mengetahui ada atau tidaknya

multikolinieritas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan lawannya

Variance Inflation Factor (VIF) dalam Collinearity Statistics. Hasil uji

pada tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

(Constant)
KKA .899 1.113
UKA .719 1.391
1
RKA .880 1.136
UKP .656 1.524
KAT .609 1.643

a. Dependent Variable: ILK


Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolinieritas yang

masih dapat ditolerir. Sebagai misal nilai tolerance = 0,10 sama dengan

tingkat kolinieritas 0,95 (Ghozali, 2016). Selanjutnya dengan melihat

nilai VIF, jika tidak terdapat nilai VIF yang lebih dari 10 menunjukkan

bahwa antar variabel independen dalam model regresi tidak terdapat

multikolinieritas. Tabel 4.6 berikut menunjukkan ringkasan dari hasil

uji multikolinieritas.

73
Tabel 4.6
Ringkasan Hasil Uji Multikolinieritas
Collinearity
Variabel Independen Statistics Kesimpulan
Tolerance VIF
Keahlian Komite Audit 0,899 1,113 Tidak ada multikolinieritas
Ukuran Komite Audit 0,719 1,391 Tidak ada multikolinieritas
Jumlah Rapat Komite Audit 0,880 1,136 Tidak ada multikolinieritas
Ukuran Perusahaan 0,656 1,524 Tidak ada multikolinieritas
Kualitas Audit 0,609 1,643 Tidak ada multikolinieritas
Berdasarkan pada tabel di atas, terlihat bahwa tidak ada

variabel independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10.

Selanjutnya hasil perhitungan VIF juga menunjukkan hal yang sama

yaitu tidak ada satu pun variabel independen yang memiliki nilai VIF

lebih besar dari 10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.

c. Hasil Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk melihat apakah dalam

sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali, 2016:139). Dalam

penelitian ini uji heteroskedastisitas yang digunakan adalah uji

Spearman Rho dan grafik scatterplot.

Hasil uji heteroskedastisitas dengan Uji Glejser dapat dilihat

pada tabel 4.7 berikut:

74
Tabel 4.7
Uji Glejser
Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) .089 .114 .780 .437

KKA .034 .021 .148 1.595 .113

UKA .006 .011 .057 .550 .583


1
RKA .001 .001 .090 .965 .336

UKP -.003 .003 -.108 -1.001 .319

KAT .009 .012 .081 .720 .473

a. Dependent Variable: ABS_RES


Kesimpulan hasil Uji Glejser dapat dilihat pada tabel 4.8

berikut ini:

Tabel 4.8
Kesimpulan Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel Independen Sig Keterangan
Keahlian Komite Audit 0,437 Tidak ada heteroskedastisitas
Ukuran Komite Audit 0,113 Tidak ada heteroskedastisitas
Jumlah Rapat Komite Audit 0,583 Tidak ada heteroskedastisitas
Ukuran Perusahaan 0,336 Tidak ada heteroskedastisitas
Kualitas Audit 0,319 Tidak ada heteroskedastisitas
Hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik

scatterplot dapat dilihat pada gambar 4.1:

75
Gambar 4.1
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Grafik Scatterplot

Hasil perhitungan heteroskedastisitas dengan menggunakan Uji

Glejser pada tabel mengindikasikan nilai probabilitas signifikansi pada

setiap variabel independen di atas 5% sehingga dapat disimpulkan

bahwa model regresi yang digunakan tidak terdapat adanya

heteroskedastisitas. Begitu juga dari grafik scatterplot di atas dapat

dilihat bahwa titik-titik menyebar baik di atas maupun di bawah angka

0 pada sumbu Y. Sehingga data tidak menyalahi asumsi

heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari

autokorelasi atau tidak terjadi autokorelasi. Uji autokorelasi yang

76
digunakan dalam penelitian ini adalah uji Durbin-Watson. Hasil uji

autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini:

Tabel 4.9
Uji Durbin Watson
Model Summaryb

Mode R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson


l Square Estimate
a
1 .336 .113 .076 .0782965 2.153

a. Predictors: (Constant), KAT, KKA, RKA, UKA, UKP


b. Dependent Variable: ILK
Berdasarkan tabel 4.9 di atas nilai Durbin-Watson (DW)

sebesar 2,153 (d), sehingga d > dU (2,153 > 1,7937) dan d < (4-

1,7937) maka uji autokorelasi lolos dan tidak terdapat gejala

autokorelasi.

C. Hasil Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini digunakan untuk menguji

kebenaran hipotesis keahlian komite audit, ukuran komite audit, jumlah

rapat komite audit dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap integritas

laporan keuangan dengan kualitas audit sebagai pemoderasi. Adapun uji

hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan dua tahap pengujian yaitu

secara regresi linier berganda dan secara uji interaksi atau Moderated

Regression Analysis (MRA).

1. Pengujian Hipotesis secara Regresi Linier Berganda

Uji regresi linier berganda digunakan untuk menguji hipotesis

1, 2, 3, dan 4 dilakukan dengan analisis regresi linier berganda

pengaruh keahlian komite audit, ukuran komite audit, jumlah rapat

77
komite audit dan ukuran perusahaan terhadap integritas laporan

keuangan.

a. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R-Square)

Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengukur

kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen.

Berikut ini adalah hasil uji koefisien determinasi (Adjusted R-

Square) untuk variabel keahlian komite audit, komite audit, jumlah

rapat komite audit dan ukuran perusahaan yang disajikan pada

tabel 4.10:

Tabel 4.10
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate

1 .336a .113 .076 .0782965

a. Predictors: (Constant), KAT, KKA, RKA, UKA, UKP


b. Dependent Variable: ILK

Pada tabel di atas nilai dari R Square (R2) sebesar 0,113. Ini

menunjukkan bahwa variabel dependen integritas laporan

keuangan dapat dijelaskan secara signifikan oleh variabel

independen keahlian komite audit, ukuran komite audit, jumlah

rapat komite audit dan ukuran perusahaan sebesar 11,3%.

Sedangkan sisanya sebesar 88,7% dijelaskan oleh variabel lain

yang tidak diamati dalam penelitian ini seperti mekanisme

corporate governance (Muliyanto dan Eddy Budiono, 2014),

Leverage (Endi Verya, 2017), kepemilikan institusional, ukuran

78
perusahaan, spesialisasi industri auditor, kepemilikan manajerial

(Atik Fajaryani, 2015), dll.

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F dilakukan untuk menguji apakah terdapat

hubungan antara satu variabel dependen dengan satu atau lebih

variabel independen. Berikut hasil uji signifikansi simultan (uji

statistik F) yang disajikan pada Tabel 4.11 berikut:

Tabel 4.11
Hasil Uji F Hitung
ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression .096 5 .019 3.120 .011b

1 Residual .754 123 .006

Total .850 128

a. Dependent Variable: ILK


b. Predictors: (Constant), KAT, KKA, RKA, UKA, UKP

Nilai F yang berdasarkan hasil uji simultan menunjukkan

angka 3,120 dengan tingkat signifikasi 0,011. Karena nilai F hitung

3,120 > 2,28 F tabel dan signifikasi 0,011 < 0,10 sesuai dengan

dasar pengambilan keputusan dalam uji F maka dapat disimpulkan

bahwa semua variabel independen yaitu keahlian komite audit,

ukuran komite audit, jumlah rapat komite audit dan ukuran

perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap variabel

dependen integritas laporan keuangan.

79
c. Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)

Uji statistik t dilakukan untuk melihat seberapa jauh

pengaruh satu variabel independen secara individual menerangkan

variabel dependen. Berikut hasil uji signifikansi parsial (uji

statistik t) yang disajikan pada tabel 4.12 berikut:

Tabel 4.12
Hasil Uji t
Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized t Sig.


Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) -.001 .169 -.008 .993

KKA .061 .031 .175 1.956 .053

UKA -.033 .016 -.201 -2.010 .047


1
RKA -.001 .001 -.126 -1.393 .166

UKP .002 .005 .034 .323 .747

KAT -.005 .018 -.032 -.291 .772

a. Dependent Variable: ILK


1) Pengaruh keahlian komite audit terhadap integritas laporan

keuangan

Hasil uji hipotesis pada tabel 4.12 menunjukkan tingkat

signifikasi pada variabel keahlian komite audit lebih kecil dari 0,10

sebesar 0,053. Oleh karena itu hasil penelitian mendukung

hipotesis pertama (H1), berarti keahlian komite audit

berpengaruh secara parsial terhadap integritas laporan keuangan.

80
2) Pengaruh ukuran komite audit terhadap integritas laporan

keuangan.

Hasil uji hipotesis pada tabel 4.12 menunjukkan tingkat

signifikasi pada variabel keahlian komite audit lebih kecil dari 0,10

yaitu sebesar 0,047. Oleh karena itu hasil penelitian mendukung

hipotesis kedua (H2), berarti ukuran komite audit berpengaruh

secara parsial terhadap integritas laporan keuangan.

3) Pengaruh jumlah rapat komite audit terhadap integritas

laporan keuangan.

Hasil uji hipotesis pada tabel 4.12 menunjukkan tingkat

signifikasi pada variabel jumlah rapat komite audit lebih besar dari

0,10 yaitu sebesar 0,166. Oleh karena itu hasil penelitian tidak

mendukung hipotesis ketiga (H3), berarti jumlah rapat komite

audit tidak berpengaruh secara parsial terhadap integritas laporan

keuangan.

4) Pengaruh ukuran perusahaan terhadap integritas laporan

keuangan.

Hasil uji hipotesis pada tabel 4.12 menunjukkan tingkat

signifikasi pada variabel ukuran perusahaan lebih besar dari 0,10

yaitu sebesar 0,747. Oleh karena itu hasil penelitian tidak

mendukung hipotesis keempat (H4), berarti ukuran perusahaan

tidak berpengaruh secara parsial terhadap integritas laporan

keuangan.

81
Dapat disimpulkan bahwa keahlian komite audit, jumlah rapat

komite audit, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara parsial

terhadap integritas laporan keuangan, sedangkan ukuran komite audit

berpengaruh secara signifikan secara parsial terhadap integritas laporan

keuangan. Dengan demikian hipotesis pertama (H1), hipotesis ketiga

(H3), dan hipotesis keempat (H4) dinyatakan tidak diterima, sedangkan

hipotesis kedua (H2) dinyatakan diterima.

2. Pengujian Hipotesis secara Uji Interaksi (Moderated Regression

Analyis)

Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah

variabel independen yang digunakan sebagai pemoderasi akan

memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen

dan variabel dependen. Pengujian ini dilakukan untuk menguji

hipotesis ke 5, 6, 7, dan 8. Pengujian menggunakan uji interaksi atau

yang disebut dengan moderated regression analysis.

1) Pengaruh kualitas audit sebagai pemoderasi hubungan antara

keahlian komite audit terhadap integritas laporan keuangan

a. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R-Square)

Tabel 4.13
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate

1 .263a .069 .047 .0795510

a. Predictors: (Constant), KKA*KAT, KKA, KAT


b. Dependent Variable: ILK

82
Nilai Adjusted R2 sebesar 0,069 menunjukkan bahwa

6,9% variabel integritas laporan keuangan (Y) dapat dijelaskan

oleh variabel keahlian komite audit (X1), kualitas audit (X5)

dan interaksi variabel keahlian komite audit dan kualitas audit

(X1X5) (Moderating 1). Sedangkan sisanya sebesar 93,1%

(100%-6,9%) dijelaskan oleh variabel lain di luar model

penelitian ini.

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Tabel 4.14
Hasil Uji F Hitung
ANOVAa

Model Sum of df Mean F Sig.


Squares Square

Regression .059 3 .020 3.088 .030b

1 Residual .791 125 .006

Total .850 128

a. Dependent Variable: ILK


b. Predictors: (Constant), KKA*KAT, KKA, KAT

Pada hasil uji ANOVA menunjukkan nilai F hitung

sebesar 3,088 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0,030.

Dengan demikian nilai signifikasi < 0,10 maka model regresi

yang digunakan bisa memprediksi hubungan antara keahlian

komite audit dengan integritas laporan keuangan dengan

kualitas audit sebagai variabel moderasi.

83
c. Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)

Tabel 4.15
Hasil Uji t
Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized t Sig.


Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) -.191 .073 -2.616 .010

KKA .201 .097 .577 2.070 .041


1
KAT .067 .046 .407 1.439 .153

KKA*KAT -.080 .061 -.538 -1.325 .188

a. Dependent Variable: ILK

Tabel di atas menjelaskan bahwa variabel pemoderasi

yang interaksi antara keahlian komite audit dengan kualitas

audit mempunyai tingkat signifikasi sebesar 0,188. Dengan

tingkat signifikansi > 0,10 dapat disimpulkan bahwa interaksi

antara keahlian komite audit dengan kualitas audit tidak

berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan keuangan di

mana kualitas audit berperan sebagai variabel pemoderasi.

Dengan demikian hasil penelitian tidak mendukung hipotesis

kelima (H5) yaitu kualitas audit memperkuat hubungan positif

antara keahlian komite audit dan kualitas laporan keuangan

perusahaan.

84
2) Pengaruh kualitas audit sebagai pemoderasi hubungan antara

ukuran komite audit terhadap integritas laporan keuangan

a. Koefisien Determinasi (Adjusted R-Square)

Tabel 4.16
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate

1 .257a .066 .044 .0796728

a. Predictors: (Constant), UKA*KAT, UKA, KAT

b. Dependent Variable: ILK

Nilai Adjusted R2 sebesar 0,066 menunjukkan bahwa

6,6% variabel integritas laporan keuangan (Y) dapat dijelaskan

oleh variabel ukuran komite audit (X2), kualitas audit (X5) dan

interaksi variabel ukuran komite audit dan kualitas audit

(X2X5) (Moderating 2). Sedangkan sisanya sebesar 93,4%

(100%-6,6%) dijelaskan oleh variabel lain di luar model

penelitian ini.

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Tabel 4.17
Hasil Uji F Hitung
ANOVAa

Model Sum of Df Mean F Sig.


Squares Square

Regression .056 3 .019 2.952 .035b

1 Residual .793 125 .006

Total .850 128

a. Dependent Variable: ILK


b. Predictors: (Constant), UKA*KAT, UKA, KAT

85
Pada hasil uji ANOVA menunjukkan nilai F hitung

sebesar 2,952 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0,035.

Dengan demikian nilai signifikasi < 0,10 maka model regresi

yang digunakan bisa memprediksi hubungan antara ukuran

komite audit dengan integritas laporan keuangan dengan

kualitas audit sebagai variabel pemoderasi.

c. Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)

Tabel 4.18
Hasil Uji t
Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized T Sig.


Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) .242 .169 1.429 .156

UKA -.084 .053 -.520 -1.583 .116


1
KAT -.116 .135 -.711 -.863 .390

UKA*KAT .036 .044 .597 .811 .419

a. Dependent Variable: ILK

Tabel di atas menjelaskan bahwa variabel pemoderasi

yang interaksi antara ukuran komite audit dengan kualitas audit

mempunyai tingkat signifikasi sebesar 0,419. Dengan tingkat

signifikansi > 0,10 dapat disimpulkan bahwa interaksi antara

ukuran komite audit dengan kualitas audit tidak berpengaruh

signifikan terhadap integritas laporan keuangan di mana

kualitas audit berperan sebagai variabel pemoderasi. Dengan

demikian hasil penelitian tidak mendukung hipotesis keenam

(H6) yaitu kualitas audit memperkuat hubungan positif antara

86
ukuran komite audit dan kualitas laporan keuangan

perusahaan.

3) Pengaruh kualitas audit sebagai pemoderasi hubungan antara

jumlah rapat komite audit terhadap integritas laporan

keuangan

a. Koefisien Determinasi (Adjusted R-Square)

Tabel 4.19
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate

1 .261a .068 .046 .0795940

a. Predictors: (Constant), RKA*KAT, KAT, RKA


b. Dependent Variable: ILK

Nilai Adjusted R2 sebesar 0,068 menunjukkan bahwa

6,8% variabel integritas laporan keuangan (Y) dapat dijelaskan

oleh variabel jumlah rapat komite audit (X3), kualitas audit

(X5) dan interaksi variabel jumlah rapat komite audit dan

kualitas audit (X3X5) (Moderating 3). Sedangkan sisanya

sebesar 93,2% (100%-6,8%) dijelaskan oleh variabel lain di

luar model penelitian ini.

87
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Tabel 4.20
Hasil Uji F Hitung
ANOVAa

Model Sum of Df Mean F Sig.


Squares Square

Regression .058 3 .019 3.040 .032b

1 Residual .792 125 .006

Total .850 128

a. Dependent Variable: ILK


b. Predictors: (Constant), RKA*KAT, KAT, RKA

Pada hasil uji ANOVA menunjukkan nilai F hitung

sebesar 3,040 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0,032.

Dengan demikian nilai signifikasi < 0,10 maka model regresi

yang digunakan bisa memprediksi hubungan antara jumlah

rapat komite audit dengan integritas laporan keuangan dengan

kualitas audit sebagai variabel pemoderasi.

c. Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)

Tabel 4.21
Hasil Uji t
Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized T Sig.


Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta

(Constant) .011 .035 .312 .755

RKA -.007 .003 -.639 -2.203 .029


1
KAT -.015 .021 -.094 -.738 .462

RKA*KAT .003 .002 .454 1.539 .126

a. Dependent Variable: ILK

Tabel di atas menjelaskan bahwa variabel pemoderasi

yang interaksi antara jumlah rapat komite audit dengan kualitas


88
audit mempunyai tingkat signifikasi sebesar 0,126. Dengan

tingkat signifikansi > 0,10 dapat disimpulkan bahwa interaksi

antara jumlah rapat komite audit dengan kualitas audit tidak

berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan keuangan di

mana kualitas audit berperan sebagai variabel pemoderasi.

Dengan demikian hasil penelitian tidak mendukung hipotesis

keenam (H7), yaitu kualitas audit memperkuat hubungan

positif antara jumlah rapat komite audit dan kualitas laporan

keuangan perusahaan.

4) Pengaruh kualitas audit sebagai pemoderasi hubungan antara

ukuran perusahaan terhadap integritas laporan keuangan

a. Koefisien Determinasi (Adjusted R-Square)

Tabel 4.22
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate

1 .089a .008 -.016 .0821221

a. Predictors: (Constant), UKP*KAT, UKP, KAT

Nilai Adjusted R2 sebesar 0,008 menunjukkan bahwa

0,8% variabel integritas laporan keuangan (Y) dapat dijelaskan

oleh variabel ukuran perusahaan (X4), kualitas audit (X5) dan

interaksi variabel ukuran perusahaan dan kualitas audit (X4X5)

(Moderating 4). Sedangkan sisanya sebesar 99,2% (100%-

0,8%) dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian ini.

89
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Tabel 4.23
Hasil Uji F Hitung
ANOVAa

Model Sum of Df Mean F Sig.


Squares Square

Regression 2.943 3 .981 15.973 .000b

1 Residual 7.553 125 .061

Total 10.496 128

a. Dependent Variable: ILK


b. Predictors: (Constant), UKP*KAT, UKP, KAT

Pada hasil uji ANOVA menunjukkan nilai F hitung

sebesar 15,973 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0,000.

Dengan demikian nilai signifikasi < 0,05 maka model regresi

yang digunakan bisa memprediksi hubungan antara ukuran

perusahaan dengan integritas laporan keuangan dengan kualitas

audit sebagai variabel pemoderasi.

c. Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)

Tabel 4.24
Hasil Uji t
Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized T Sig.


Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) -.172 .459 -.375 .708

UKP .004 .016 .092 .277 .782


1
KAT .129 .292 .792 .444 .658

UKP*KAT -.004 .010 -.677 -.415 .679

a. Dependent Variable: ILK

Tabel di atas menjelaskan bahwa variabel pemoderasi

yang interaksi antara keahlian komite audit dengan kualitas


90
audit mempunyai tingkat signifikasi sebesar 0,679. Dengan

tingkat signifikansi > 0,10 dapat disimpulkan bahwa interaksi

antara ukuran perusahaan dengan kualitas audit tidak

berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan keuangan di

mana kualitas audit berperan sebagai variabel pemoderasi.

Dengan demikian hasil penelitian tidak mendukung hipotesis

keenam (H8), yaitu kualitas audit memperkuat hubungan

positif antara ukuran perusahaan dan kualitas laporan keuangan

perusahaan.

D. Pembahasan

Penelitian ini menguji pengaruh pengaruh kualitas komite audit

dengan sub variabel keahlian komite audit, ukuran komite audit dan

jumlah rapat komite audit serta ukuran perusahaan terhadap integritas

laporan keuangan. Penelitian ini juga menguji moderasi kualitas audit

dengan sub variabel tipe auditor untuk memperkuat hubungan antara

masing-masing variabel indpenden yaitu keahlian komite audit, ukuran

komite audit, jumlah rapat komite audit, dan ukuran perusahaan dengan

integritas laporan keuangan.

1. Pengaruh keahlian komite audit terhadap integritas laporan

keuangan

Berdasarkan hasil uji statistik t diketahui bahwa variabel

keahlian komite audit memiliki nilai signifikansi sebesar 0,053 (>

0,10). Dengan demikian hasil penelitian mendukung hipotesis pertama

91
(H1) yang telah dirumuskan, artinya keahlian komite audit

berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan

oleh Nurul dan Ratna (2013) yang menunjukkan bahwa keahlian

komite audit berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan

keuangan. Mereka menyimpulkan bahwa keahlian komite audit

terbukti meningkatkan kualitas laporan keuangan berdasarkan dua dari

tiga pengukuran yang digunakan yaitu persistensi laba dan

prediktabilitas laba. Semakin banyak anggota komite audit yang

memiliki keahlian di bidang akuntansi dan keuangan akan berdampak

kepada kualitas laporan keuangan yang lebih baik pada perusahaan

perbankan. Hasil penelitian juga konsisten dengan penelitian yang

dilakukan oleh Andrian (2014) dan Kusnadi (2015) bahwa keberadaan

anggota yang memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman

dalam bidang akuntansi dan ekonomi berpengaruh dalam mengurangi

tingkat kecurangan pada laporan keuangan. Hal ini menunjukan

pentingnya latar belakang anggota komite audit untuk mejaga kualitas

atau integritas laporan keuangan.

Akan tetapi pada penelitian ini tidak melakukan penelitian

lebih lanjut tetang keberadaan berbagai macam ahli pada bidang-

bidang tertentu dalam komite audit tertentu. Pada penelitian yang

dilakukan oleh Felo, et al. (2013) dan Kusnadi (2015) dibahas

mengenai beberapa ahli sebagai anggota menunjukan bahwa

92
keberadaan anggota selain pada bidang akuntansi memberikan

pengaruh besar terhadap kualitas laporan keuangan. Pada kedua

penelitian tersebut menyatakan keberadaan anggota dengan ahli dalam

bidang akuntansi saja tidak cukup, tetapi dalam bidang seperti

keuangan atau supervisor (pengawas) memberikan pengaruh akan

kualitas laporan keuangan. Serta Umar (2016) dalam penelitiannya

menunjukan bahwa ahli dalam bidang industri juga memberikan

pengaruh terhadap kualitas laporan keuangan.

2. Pengaruh ukuran komite audit terhadap integritas laporan

keuangan

Berdasarkan hasil uji statistik t diketahui bahwa variabel

ukuran komite audit memiliki nilai signifikansi sebesar 0,047 (< 0,10).

Dengan demikian hasil penelitian mendukung hipotesis kedua (H2)

yang telah dirumuskan, artinya ukuran komite audit berpengaruh

terhadap integritas laporan keuangan.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan

oleh Felo, et al. (2013) dan Kusnadi dkk (2015) yang menyatakan

bahwa ukuran dari komite audit berpengaruh signifikan terhadap

kualitas dari laporan keuangan. Semakin besar ukuran komite audit

berarti semakin banyak orang yang berkontribusi terhadap kinerja tim

dalam melakukan pengawasan terhadap laporan keuangan perusahaan.

Tim juga bisa memanfaatkan waktu lebih baik karena pekerjaan dibagi

ke lebih banyak orang sehingga terjadinya kesalahan bisa dihindari.

93
Dengan demikian kondisi ini akan meningkatkan kualitas laporan

keuangan semakin baik.

Penelitian yang dilakukan oleh Nurul dan Ratna (2013)

menunjukan hal yang lebih bervariasi karena menggunakan

pengukuran integritas laporan keuangan yang berbeda. Semakin

banyak jumlah anggota komite audit sebuah perusahaan akan

berdampak positif terhadap persistensi laba dan berdampak negatif

terhadap prediktabilitas laba dan konservatisme. Hasil ini

menunjukkan bahwa pengaruh jumlah anggota komite audit terhadap

kualitas laporan keuangan tergantung pada dimensi kualitas laporan

keuangan yang digunakan. Di satu sisi, jumlah anggota komite audit

dapat berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan, di sisi

yang lain sebaliknya.

3. Pengaruh jumlah rapat komite audit terhadap integritas laporan

keuangan

Berdasarkan hasil uji statistik t diketahui bahwa variabel

jumlah rapat komite audit memiliki nilai signifikansi sebesar 0,166 (>

0,10). Dengan demikian hasil penelitian tidak mendukung hipotesis

ketiga (H3) yang telah dirumuskan, artinya jumlah rapat komite audit

tidak berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan.

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penetilian yang

dilakukan oleh Nurul dan Ratna (2013) bahwa semakin banyak jumlah

rapat komite audit yang diadakan dalam kurun waktu satu tahun,

94
semakin baik kualitas laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan.

Semakin intensif komite audit melakukan rapat, semakin baik juga

kualitas pengawasan yang dilakukan sehingga menaikan kualitas

laporan keuangan. Jumlah rapat yang semakin besar menandakan

usaha yang semakin maksimal untuk meminimalisir adanya kesalahan

atau bias dari laporan keuangan.

Hasil penelitian konsisten dengan hasil yang ditunjukan oleh

penelitian yang dilakukan oleh Andrian (2014) bahwa jumlah rapat

komite audit tidak akan mempengaruhi secara signifikan terhadap

terjadinya kecurangan pelaporan keuangan. Ketika jumlah rapat

komite audit semakin banyak maka tidak secara efektif dalam

mengurangi kecurangan pelaporan keuangan karena hasil rapat dari

komite audit disampaikan kepada dewan komisaris, sehingga

tergantung dari dewan komisaris melakukan tindak lanjut atas saran

komite audit atau tidak. Pada akhirnya, ketika rapat komite audit

banyak tetapi tidak ada tindak lanjut dari dewan komisaris maka rapat

komite audit tidak akan efektif dalam mengurangi kecurangan

pelaporan keuangan pada perusahaan.

4. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap integritas laporan

keuangan

Berdasarkan hasil uji statistik t diketahui bahwa variabel

ukuran perusahaan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,747 (>0,10).

Dengan demikian hasil penelitian tidak mendukung hipotesis keempat

95
(H4) yang telah dirumuskan, artinya ukuran perusahaan tidak

berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan.

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang

dilakukan oleh Wahyudi dkk. (2014) dan Endi Verya (2017) yang

menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan

terhadap integritas laporan keuangan pada perusahaan manufaktur.

Penelitian ini juga tidak konsisten dengan penelitian Muliyanto dkk.

(2014) pada perusahaan perbankan dan Atik Fajaryani (2015) pada

perusahaan pertambangan. Penelitian-penelitian sebelumnya mengenai

pengaruh ukuran perusahaan terhadap integritas laporan keuangan

menunjukan hasil yang sama yaitu bahwa ukuran perusahaan

meningkatkan kualitas laporan keuangan.

Hasil yang berbeda didapatkan pada penelitian Kadek dan

Dewa (2016) dimana ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap

kualitas laporan keuangan. Artinya ukuran perusahaan tidak menjamin

dilakukannya praktik akuntansi yang konservatif, perusahaan

cenderung mempraktekan akuntansi yang optimis sehingga bisa

menampilkan kinerja yang lebih baik dengan memperlihatkan laba

yang tinggi meskipun di dalamnya terdapat laba yang belum

terealisasi. Sehingga tanpa memandang ukuran perusahaan, perusahaan

bisa saja menerapkan atau tidak menerapkan praktek akuntansi yang

konservatif.

96
5. Pengaruh moderasi kualitas audit terhadap hubungan antara

keahlian komite audit dengan integritas laporan keuangan.

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa interaksi antara variabel kualitas audit dengan

keahlian komite audit memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,188

(>0,10). Dengan demikian, hipotesis kelima (H5) ditolak, artinya

interaksi antara kualitas audit dengan keahlian komite audit tidak

berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan

oleh Amin dkk. (2018) yang menyatakan bahwa kualitas audit tidak

mampu untuk memoderasi hubungan antara keahlian komite audit

dengan earnings quality. Hal ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Nurbayani (2017) bahwa laporan keuangan yang

memliki kualitas yang baik salah satunya adalah memiliki kualitas laba

(earnings quality) yang baik juga. Hal ini menunjukan bahwa kualitas

audit tidak memperkuat fungsi pengawasan terhadap kualitas laporan

keuangan.

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang

dilakukan oleh Nurul dan Ratna (2013) yang menyatakan bahwa

keahlian anggota komite audit di bidang akuntansi dan keuangan

berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan terbukti secara

signifikan, baik pada model dengan ukuran KAP maupuan spesialisasi

sebagai pengukuran dari kualitas audit. Hasil ini menunjukkan bahwa

97
keahlian komite audit dalam bidang akuntansi dan keuangan dapat

meningkatkan unsur relevansi dalam laporan keuangan yaitu

meningkatkan prediktabilitas laporan keuangan.

6. Pengaruh moderasi kualitas audit terhadap hubungan antara

ukuran komite audit dengan integritas laporan keuangan.

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa interaksi antara variabel kualitas audit dengan

ukuran komite audit memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,419

(>0,10). Dengan demikian, hipotesis keenam (H6) ditolak, artinya

interaksi antara kualitas audit dengan ukuran komite audit tidak

berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan.

Hasil penelitian tidak konsisten dengan penelitian yang

dilakukan oleh Amin dkk. (2018) yang menyatakan bahwa kualitas

audit mampu memoderasi hubungan antara ukuran komite audit

dengan integritas laporan keuangan. Artinya kualitas audit akan

memperkuat fungsi pengawasan terhadap integritas laporan keuangan.

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurul dan

Ratna (2013) yang menunjukan hasil beragam, kualitas audit hanya

memperkuat hubungan ukuran komite audit dan integritas laporan

kuangan dalam satu dari tiga pengukuran yaitu persistensi laba. Akan

tetapi kualitas audit tidak memperkuat hubungan dalam dua

pengukuran lain yaitu prediktabilitas laba dan konservatisme.

98
7. Pengaruh moderasi kualitas audit terhadap hubungan antara

jumlah rapat komite audit dengan integritas laporan keuangan.

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa interaksi antara variabel kualitas audit dengan

jumlah rapat komite audit memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,126

(>0,10). Dengan demikian, hipotesis ketujuh (H7) ditolak, artinya

interaksi antara kualitas audit dengan jumlah rapat komite audit tidak

berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan.

Hasil penelitian bertentangan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Nurul dan Ratna (2013) yaitu pengaruh moderasi

kualitas audit terhadap hubungan antara kualitas audit dan jumlah rapat

berpengaruh terhadap konservatisme sebagai pengukur integritas

laporan keuangan. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Amin dkk. (2018) yang menyatakan bahwa kualitas

audit mampu memoderasi hubungan antara jumlah rapat komite audit

dengan integritas laporan keuangan.

8. Pengaruh moderasi kualitas audit terhadap hubungan antara

ukuran perusahaan dengan integritas laporan keuangan.

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa interaksi antara variabel kualitas audit dengan

ukuran perusahaan memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,679 (>0,10).

Dengan demikian, hipotesis delapan (H8) ditolak, artinya interaksi

99
antara kualitas audit dengan ukuran perusahaan tidak berpengaruh

terhadap kualitas laporan keuangan.

Peneliti tidak menemukan penelitian sejenis yang

menggunakan variabel kualitas audit sebagai pemoderasi hubungan

antara ukuran perusahaan dengan integritas laporan keuangan. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa kualitas audit tidak mampu untuk

memoderasi hubungan antara ukuran perusahaan dengan integritas

laporan keuangan.

100
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh keahlian komite

audit, ukuran komite audit, jumlah komite audit, dan ukuran perusahaan

terhadap integritas laporan keuangan dengan kualitas audit sebagai

variabel moderasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 129

sampel. Berdasarkan data yang dikumpulkan dan hasil pengujian software

SPSS 20, maka kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Keahlian komite audit berpengaruh terhadap integritas laporan

keuangan. Hasil ini konsisten dengan penelitian Nurul dan Ratna

(2013), Kusnadi (2015), Andrian (2014) dan Felo, et al. (2013).

2. Ukuran komite audit berpengaruh terhadap integritas laporan

keuangan. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Felo,

et al. (2013), Nurul dan Ratna (2013), dan Kusnadi dkk. (2015).

3. Jumlah rapat komite audit tidak berpengaruh terhadap integritas

laporan keuangan. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang

dilakukan oleh Andrian (2014).

4. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap integrtias laporan

keuangan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang

dilakukan oleh Kadek dan Dewa (2016).

5. Kualitas audit tidak dapat memoderasi hubungan antara keahlian

komite audit dengan integritas laporan keuangan. Hasil penelitian ini

101
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Amin dkk. (2018)

dan Nurbayani (2017).

6. Kualitas audit tidak dapat memoderasi hubungan antara ukuran komite

audit dengan integritas laporan keuangan.

7. Kualitas audit tidak dapat memoderasi hubungan antara jumlah rapat

komite audit dengan integritas laporan keuangan.

8. Kualitas audit tidak dapat memoderasi hubungan antara ukuran

perusahaan dengan integritas laporan keuangan.

B. SARAN

Penelitian ini di masa yang akan datang diharapkan dapat

menyajikan penelitian yang lebih baik dengan adanya masukan mengenai

beberapa hal di anataranya:

1. Penelitian ini menggunakan variabel keahlian akuntansi komite audit,

ukuran komite audit, dan jumlah rapat komite audit. Untuk penelitian

selanjutnya, diharapkan penelitian bisa diperdalam dengan

menggunakan variabel lain seperti independensi komite audit dan

keahlian industri.

2. Penelitian ini hanya berfokus pada perusahaan yang bergerak dalam

bidang manufaktur sehingga masih bisa untuk dilakukan penelitian

dalam bidang lain seperti keuangan, tambang, konstruksi atau seluruh

perusahaan yang terdaftar Bursa Efek Indonesia.

3. Penelitian ini menggunaka data sekunder dalam menilai kualitas

komite audit dari laporan tahunan yang dipublikasikan di Bursa Efek

102
Indonesia. Untuk penelitian selanjutnya bisa dilakukan penelitian yang

menggunakan data primer dengan melakukan wawancara secara

langsung terhadap komite audit.

4. Penelitian ini hanya menggunakan satu pengukuran saja untuk

mengukur integritas laporan keuangan sehingga untuk penelitian

selanjutnya bisa menggunakan proksi lain seperti persistensi laba,

earnings predictability atau konservatisme.

103
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Bahrullah. “Akuntansi Sektor Publik: Konsep dan Teori”. Jakarta Timur:

CV. Bumi Metro Jaya, 2013.

Alshrife, Fouad Mohammed, Imam Subekti dan Yeney Widya. “The Effect of

Audit Committee Characteristics on Timeliness of Financial Reporting by

Using Auditor Quality as The Moderating Variable (An Empirical Study

from Indonesian Manufacturing Companies”, The International Journal of

Accounting and Business Society Vol. 24 No. 1, Malang: Universitas

Brawijaya, 2016.

Amin, Aminul dkk. “Audit Committee Characteristics and AuditEarnings

Quality: Empirical Evidence of the Company with Concentrated

Ownership”, Review of Integrative Business and Economics Research, Vol.

7, Supplementary Issue 1, GMP Press and Printing

(http://buscompress.com/journal-home.html), 2018.

Amin, Aminul. “Independensi Komite Audit, Kualitas Audit dan Kualitas Laba:

Bukti Empiris Perusahaan dengan Kepemilikan Terkonsentrasi”, Jurnal

Akuntansi dan Keuangan, Vol. 18, No. 1, Malang: STIE Malangkucecwara

Malang, 2016.

Ankarath, Nandakumar, dkk. “Memahami IFRS Standar Pelaporan Keuangan

Internasional”. Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta Barat: PT Indeks, 2015.

Astanti, Dhian Indah. “Good Corporate Governance pada Perusahaan Asuransi”,

Semarang: Semarang University Press, 2015.

104
Beaver, W.H., Ryan, S.G. “Biases and lags in book value and their effects on the

ability of the book-tomarket ratio to predict book return on equity”, Journal

of Accounting Research 38 127–148, Chicago: University of Chicago,

2000.

Fajaryani, Atik. “Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Integritas.

Laporan Keuangan. Jurnal Nominal”, Jurnal Nominal Vol. IV No.1, 2015.

Felo, Andrew J. dkk. “Audit Committee Characteristics and the Perceived Quality

of Financial Reporting: An Empirical Analysis”. Working Paper. School of

Graduate Professional Studies Penn State Great Valley, 2003.

Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI). “Seri Tata Kelola

Perusahaan (Corporate Governance): Corporate Governance (Tata Kelola

Perusahaan)”, Jilid 1 Edisi 3, Jakarta.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23”,

Semarang: Badan Penerbit Undip, 2016.

Hamid, Amid. “Panduan Penulisan Skripsi. Cetakan kesatu”. Jakarta: FEIS UIN

Press, 2010.

Ika, Aprillia. “Skandal Akuntansi Goyang Merek Toshiba”, Diakses pada 13

Oktober 2017 pukul 20.00 WIB. http://ekonomi.kompas.com/read/

2016/10/13/200000526/skandal.akuntansi.goyang.merek.toshiba

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). “Standar Akuntansi Keuangan”. Jakarta: Salemba

Empat, 2015.

105
Jensen, M. C. and H. W. Meckling. “Theory of the Firm: Managerial Behavior,

Agency Costs and Ownership Structure”, Journal of Financial Economics,

305-360, 1976.

Kibiya, Muhammad Umar dkk. “Audit Committee Characteristics and Financial

Reporting Quality: Nigerian Non-Financial Listed Firms”. The European

Proceedings of Social and Behavioral Sciences, Malaysia

Komite Nasional Good Corporate Governance (KNKG). “Pedoman Umum Good

Corporate Governance Indonesia”, 2006.

Kusnadi, Yuanto dkk. “Audit Committees and Financial Reporting Quality in

Singapore”. Journal of Business Ethics, Singapore: Singapore Management

University, 2015.

Malik, Abdul. “Ernst & Young Indonesia Didenda di AS, Ini Tanggapan

Indosat”, Diakses pada 5 Februari 2018 pukul 13.25 WIB.

https://bisnis.tempo.co/ read/845617/ernst-young-indonesia-didenda-di-as-

ini-tanggapan-indosat

Mulyanto, Eddy Budiono. “Pengaruh Corporate Governance, Kualitas Audit, dan

Ukuran Perusahaan terhadap Integritas Laporan Keuangan pada

Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Periode 2010 – 2013”.

Bandung: Universitas Telkom, 2014.

Mutmainah, Nurul dan Ratna Wardhani. “Analisis Dampak Kualitas. Komite

Audit Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Perusahaan Dengan. Kualitas

Audit Sebagai Variabel Moderasi”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Indonesia Volume 10 Nomor 2, 2013.

106
Nurbayani. “Pengaruh Earnings Management terhadap Earnings Quality Dengan

Adopsi IFRS sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Perusahaan

Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di BEI)”

Okpala, Kenneth Enoch. “Audit Committee and Integrity of Financial Statements:

A Preventive Mechanism for Corporate Failure“. Australian Journal of

Business and Management Research Vol 2 No.08 (32-40), November 2012.

Otoritas Jasa Keuangan. “Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite

Audit”. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 55/POJK.04/2015,

Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 406, 29

Desember 2015.

Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-01/MBU/2011.

“Penerapan Tata Kelola yang Baik (Good Corporate Governane) pada

BUMN”

Prasetyo, Andrian Budi. “Pengaruh Karakteristik Komite Audit Dan Perusahaan

Terhadap Kecurangan Pelaporan Keuangan (Studi Empiris Pada

Perusahaan Yang Listed Di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010)”.

Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 11/No. 1, Semarang: Universitas

Diponegoro, November 2014.

Puspita, Made Ayu Prilla Winda dan I Made Karya Utama. “Fee Audit Sebagai

Pemoderasi Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Integritas Laporan

Keuangan”, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.16.3, Bali:

Universitas Udayana, 2016.

107
Savitri, Enni. “Konservatisme Akuntansi: Cara Pengukuran, Tinjauan Empiris

dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya” Yogyakarta: Pustaka Sahila

Yogyakarta, 2016.

Saputra, Wahyudi dkk. “Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance dan

Ukuran Perusahaan Terhadap Integritas Laporan Keuangan (Studi Kasus

pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2012)”, JOM FEKON Vol. 1 No. 2, Pekanbaru: Universitas Riau, 2014.

Sugiyono. “Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D”, Bandung: Alfabeta, 2013.

Sumiari, Kadek Nita dan Dewa Gede Wirama. “Pengaruh Ukuran Perusahaan

terhadap Konservatisme Akuntansi dengan Leverage sebagai Variabel

Pemoderasi”, E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 5.4, Bali:

Universitas Udayana, 2016.

Verya, Endi. “Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage dan Good

Corporate Governance terhadap Integritas Laporan Keuangan”, JOM

Fekon Vol. 4 No.1, Pekanbaru: Universitas Riau, 2017.

108
LAMPIRAN

109
LAMPIRAN 1: SAMPEL PERUSAHAAN

Daftar Nama Perusahaan Manufaktur

NO KODE NAMA PERUSAHAAN


1 ADES Akasha Wira International Tbk
2 AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk
3 ALKA Alaska Industrindo Tbk
4 ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk
5 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk
6 ASII Astra International Tbk
7 AUTO Astra Auto Part Tbk
8 BUDI Budi Starch and Sweetener Tbk
9 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk
10 DLTA Delta Djakarta Tbk
11 DPNS Duta Pertiwi Nusantara
12 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk
13 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk
14 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk
15 HDTX Panasia Indo Resources Tbk
16 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk
17 INAI Indal Aluminium Industry Tbk
18 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
19 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk
20 JECC Jembo Cable Company Tbk
21 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk
22 JPRS Jaya Pari Steel Tbk
23 KBRI Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk
24 KIAS Keramika Indonesia Assosiasi Tbk
25 KLBF Kalbe Farma Tbk
26 MBTO Martina Berto Tbk
27 MYOR Mayora Indah Tbk
28 PYFA Pyridam Farma Tbk
29 ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk
30 SIPD Siearad Produce Tbk
31 TCID Mandom Indonesia Tbk
32 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk
33 YPAS Yana Prima Hasta Persada Tbk
Sumber: www.idx.co.id

110
LAMPIRAN 2: KUALITAS KOMITE AUDIT

Kualitas Komite Audit


Keahlian Independensi Jumlah
Ukuran
No Nama Tahun Komite Audit Komite Audit Rapat
Komite
Jumlah Jumlah Komite
Nilai Nilai Audit
Anggota Anggota Audit
1 ADES 2013 3 1.00 3 1.00 3 3
2 ADES 2014 3 1.00 3 1.00 3 3
3 ADES 2015 3 1.00 3 1.00 3 4
4 ADES 2016 3 1.00 3 1.00 3 2
5 AKPI 2013 3 1.00 3 1.00 3 4
6 AKPI 2014 3 1.00 3 1.00 3 3
7 AKPI 2015 3 1.00 3 1.00 3 3
8 AKPI 2016 3 1.00 3 1.00 3 4
9 ALKA 2013 3 1.00 3 1.00 3 4
10 ALKA 2014 3 1.00 3 1.00 3 4
11 ALKA 2015 3 1.00 3 1.00 3 4
12 ALKA 2016 3 1.00 3 1.00 3 4
13 ALMI 2013 2 0.67 3 1.00 3 3
14 ALMI 2014 2 0.67 3 1.00 3 3
15 ALMI 2015 2 0.67 3 1.00 3 3
16 ALMI 2016 2 0.67 3 1.00 3 3
17 AMFG 2013 1 0.25 4 1.00 4 11
18 AMFG 2014 1 0.25 4 1.00 4 14
19 AMFG 2015 1 0.25 4 1.00 4 15
20 AMFG 2016 2 0.50 4 1.00 4 15
21 ASII 2013 4 1.00 3 0.75 4 5
22 ASII 2014 4 1.00 3 0.75 4 7
23 ASII 2015 4 1.00 3 0.75 4 9
24 ASII 2016 4 1.00 3 0.75 4 7
25 AUTO 2013 2 0.67 3 1.00 3 6
26 AUTO 2014 2 0.67 3 1.00 3 6
27 AUTO 2015 2 0.67 3 1.00 3 6
28 AUTO 2016 2 0.67 3 1.00 3 6
29 BUDI 2013 2 0.67 1 0.33 3 4
30 BUDI 2014 2 0.67 1 0.33 3 4
31 BUDI 2015 2 0.67 1 0.33 3 4
32 BUDI 2016 2 0.67 1 0.33 3 4
33 CPIN 2013 2 0.40 5 1.00 5 36
34 CPIN 2014 2 0.40 5 1.00 5 32

111
Kualitas Komite Audit
Keahlian Independensi Jumlah
Ukuran
No Nama Tahun Komite Audit Komite Audit Rapat
Komite
Jumlah Jumlah Komite
Nilai Nilai Audit
Anggota Anggota Audit
35 CPIN 2015 2 0.40 5 1.00 5 33
36 CPIN 2016 3 0.60 5 1.00 5 31
37 DLTA 2013 3 0.75 4 1.00 4 3
38 DLTA 2014 2 0.67 3 1.00 3 6
39 DLTA 2015 2 0.67 3 1.00 3 3
40 DLTA 2016 2 0.67 3 1.00 3 3
41 DPNS 2013 3 1.00 1 0.33 3 4
42 DPNS 2014 3 1.00 1 0.33 3 4
43 DPNS 2015 3 1.00 1 0.33 3 4
44 DPNS 2016 3 1.00 1 0.33 3 4
45 DVLA 2013 3 0.75 4 1.00 4 2
46 DVLA 2014 3 0.75 4 1.00 4 4
47 DVLA 2015 3 1.00 3 1.00 3 4
48 DVLA 2016 3 1.00 3 1.00 3 4
49 FASW 2013 3 1.00 3 1.00 3 14
50 FASW 2014 3 1.00 3 1.00 3 14
51 FASW 2015 3 1.00 3 1.00 3 14
52 FASW 2016 3 1.00 3 1.00 3 14
53 GDST 2013 3 1.00 3 1.00 3 5
54 GDST 2014 3 1.00 3 1.00 3 5
55 GDST 2015 3 1.00 3 1.00 3 5
56 GDST 2016 3 1.00 3 1.00 3 5
57 HDTX 2013 2 0.67 1 0.33 3 19
58 HDTX 2014 2 0.67 1 0.33 3 13
59 HDTX 2015 2 0.67 1 0.33 3 5
60 HDTX 2016 2 0.67 1 0.33 3 5
61 IGAR 2013 1 0.33 1 0.33 3 4
62 IGAR 2014 1 0.33 1 0.33 3 4
63 IGAR 2015 1 0.33 1 0.33 3 4
64 IGAR 2016 1 0.33 1 0.33 3 4
65 INAI 2013 3 1.00 3 1.00 3 4
66 INAI 2014 3 1.00 3 1.00 3 4
67 INAI 2015 3 1.00 3 1.00 3 4
68 INAI 2016 3 1.00 3 1.00 3 4
69 INDF 2013 2 0.67 3 1.00 3 9
70 INDF 2014 2 0.67 3 1.00 3 9

112
Kualitas Komite Audit
Keahlian Independensi Jumlah
Ukuran
No Nama Tahun Komite Audit Komite Audit Rapat
Komite
Jumlah Jumlah Komite
Nilai Nilai Audit
Anggota Anggota Audit
71 INDF 2015 2 0.67 3 1.00 3 6
72 INDF 2016 2 0.67 3 1.00 3 8
73 INTP 2013 2 0.67 3 1.00 3 4
74 INTP 2014 2 0.67 3 1.00 3 4
75 INTP 2015 2 0.67 3 1.00 3 4
76 INTP 2016 2 0.67 3 1.00 3 4
77 JECC 2013 2 0.67 3 1.00 3 18
78 JECC 2014 2 0.67 3 1.00 3 17
79 JECC 2015 2 0.67 3 1.00 3 14
80 JECC 2016 2 0.67 3 1.00 3 16
81 JPFA 2013 2 0.67 3 1.00 3 4
82 JPFA 2014 2 0.67 3 1.00 3 4
83 JPFA 2015 2 0.67 3 1.00 3 4
84 JPFA 2016 2 0.67 3 1.00 3 4
85 JPRS 2013 3 1.00 3 1.00 3 12
86 JPRS 2014 3 1.00 3 1.00 3 12
87 JPRS 2015 3 1.00 3 1.00 3 12
88 JPRS 2016 3 1.00 3 1.00 3 12
89 KBRI 2013 2 0.67 1 0.33 3 5
90 KBRI 2014 2 0.67 1 0.33 3 5
91 KBRI 2015 2 0.67 1 0.33 3 4
92 KBRI 2016 1 0.50 1 0.50 2 4
93 KIAS 2013 2 0.67 1 0.33 3 6
94 KIAS 2014 2 0.67 1 0.33 3 6
95 KIAS 2015 2 0.67 1 0.33 3 6
96 KIAS 2016 2 0.67 1 0.33 3 6
97 KLBF 2013 1 0.33 3 1.00 3 4
98 KLBF 2014 1 0.33 3 1.00 3 4
99 KLBF 2015 1 0.33 3 1.00 3 4
100 KLBF 2016 1 0.33 3 1.00 3 4
101 MBTO 2013 2 0.67 3 1.00 3 37
102 MBTO 2014 1 0.50 2 1.00 2 37
103 MBTO 2015 1 0.50 2 1.00 2 46
104 MBTO 2016 1 0.50 2 1.00 2 20
105 MYOR 2013 2 0.67 3 1.00 3 4
106 MYOR 2014 2 0.67 3 1.00 3 4

113
Kualitas Komite Audit
Keahlian Independensi Jumlah
Ukuran
No Nama Tahun Komite Audit Komite Audit Rapat
Komite
Jumlah Jumlah Komite
Nilai Nilai Audit
Anggota Anggota Audit
107 MYOR 2015 2 0.67 3 1.00 3 7
108 MYOR 2016 2 0.67 3 1.00 3 6
109 PYFA 2013 3 1.00 3 1.00 3 4
110 PYFA 2014 3 1.00 3 1.00 3 4
111 PYFA 2015 3 1.00 3 1.00 3 6
112 PYFA 2016 3 1.00 3 1.00 3 6
113 ROTI 2013 2 0.67 3 1.00 3 4
114 ROTI 2014 2 0.67 3 1.00 3 4
115 ROTI 2015 2 0.67 3 1.00 3 4
116 ROTI 2016 2 0.67 3 1.00 3 4
117 SIPD 2013 1 0.33 3 1.00 3 4
118 SIPD 2014 1 0.33 3 1.00 3 4
119 SIPD 2015 1 0.33 3 1.00 3 4
120 SIPD 2016 1 0.33 3 1.00 3 4
121 TCID 2013 2 0.50 4 1.00 4 14
122 TCID 2014 2 0.50 4 1.00 4 14
123 TCID 2015 2 0.50 4 1.00 4 13
124 TCID 2016 2 0.50 4 1.00 4 14
125 TOTO 2013 3 1.00 3 1.00 3 12
126 TOTO 2014 3 1.00 3 1.00 3 12
127 TOTO 2015 3 1.00 3 1.00 3 12
128 TOTO 2016 3 1.00 3 1.00 3 12
129 YPAS 2013 2 0.67 3 1.00 3 4
130 YPAS 2014 2 0.67 3 1.00 3 4
131 YPAS 2015 2 0.67 3 1.00 3 4
132 YPAS 2016 2 0.67 3 1.00 3 5

114
LAMPIRAN 3: UKURAN PERUSAHAAN

Ukuran Perusahaan
No Nama Tahun
Total Asset LN Asset

1 ADES 2013 441,064,000,000 26.81245583


2 ADES 2014 502,990,000,000 26.94383613
3 ADES 2015 653,224,000,000 27.20518594
4 ADES 2016 767,479,000,000 27.36637695
5 AKPI 2013 2,084,567,189,000 28.36558237
6 AKPI 2014 2,227,042,590,000 28.43169563
7 AKPI 2015 2,883,143,132,000 28.68990218
8 AKPI 2016 2,615,909,190,000 28.59263284
9 ALKA 2013 241,912,806,000 26.21184319
10 ALKA 2014 244,879,397,000 26.22403167
11 ALKA 2015 144,628,405,000 25.69743357
12 ALKA 2016 136,618,855,000 25.64046081
13 ALMI 2013 2,752,078,229,707 28.64337746
14 ALMI 2014 3,212,438,981,224 28.79805157
15 ALMI 2015 2,189,037,586,057 28.4144831
16 ALMI 2016 2,153,030,503,531 28.3978975
17 AMFG 2013 3,539,393,000,000 28.89497636
18 AMFG 2014 3,918,391,000,000 28.99670223
19 AMFG 2015 4,270,275,000,000 29.08269934
20 AMFG 2016 5,504,890,000,000 29.3366579
21 ASII 2013 213,994,000,000,000 32.99696909
22 ASII 2014 236,029,000,000,000 33.09497579
23 ASII 2015 245,435,000,000,000 33.13405326
24 ASII 2016 261,855,000,000,000 33.19881203
25 AUTO 2013 12,484,843,000,000 30.15553646
26 AUTO 2014 12,380,926,000,000 30.14717818
27 AUTO 2015 14,339,110,000,000 30.29401189
28 AUTO 2016 14,612,274,000,000 30.31288298
29 BUDI 2013 2,382,875,000,000 28.49932886
30 BUDI 2014 2,476,982,000,000 28.538062
31 BUDI 2015 3,265,953,000,000 28.81457272
32 BUDI 2016 2,931,807,000,000 28.70664007
33 CPIN 2013 15,722,197,000,000 30.38609465
34 CPIN 2014 20,862,439,000,000 30.66897148
35 CPIN 2015 24,916,656,000,000 30.84655761
36 CPIN 2016 24,204,994,000,000 30.81758009

115
Ukuran Perusahaan
No Nama Tahun
Total Asset LN Asset
37 DLTA 2013 867,040,802,000 27.48835187
38 DLTA 2014 991,947,134,000 27.62293565
39 DLTA 2015 1,038,321,916,000 27.66862698
40 DLTA 2016 1,197,796,650,000 27.81150486
41 DPNS 2013 256,372,669,050 26.26989796
42 DPNS 2014 268,877,322,944 26.31752106
43 DPNS 2015 274,483,644,192 26.33815751
44 DPNS 2016 296,129,565,784 26.41406292
45 DVLA 2013 1,190,054,288,000 27.80502004
46 DVLA 2014 1,236,247,525,000 27.84310172
47 DVLA 2015 1,376,278,237,000 27.95040404
48 DVLA 2016 1,531,365,558,000 28.05718097
49 FASW 2013 5,692,060,407,681 29.37009341
50 FASW 2014 5,581,000,723,345 29.35038922
51 FASW 2015 6,993,634,266,969 29.57602146
52 FASW 2016 8,583,223,835,997 29.7808307
53 GDST 2013 1,191,496,619,152 27.8062313
54 GDST 2014 1,354,622,569,945 27.93454399
55 GDST 2015 1,183,934,183,257 27.79986406
56 GDST 2016 1,257,609,869,910 27.86023411
57 HDTX 2013 2,378,728,273,722 28.49758712
58 HDTX 2014 4,221,696,886,907 29.07125827
59 HDTX 2015 4,878,367,904,000 29.21583183
60 HDTX 2016 4,743,579,758,000 29.18781319
61 IGAR 2013 314,746,644,499 26.47503385
62 IGAR 2014 349,894,783,575 26.58089833
63 IGAR 2015 383,936,040,590 26.67374181
64 IGAR 2016 439,465,673,296 26.80882545
65 INAI 2013 765,881,409,376 27.36429318
66 INAI 2014 897,281,657,710 27.52263565
67 INAI 2015 1,330,259,296,537 27.916395
68 INAI 2016 1,339,032,413,455 27.92296839
69 INDF 2013 77,611,416,000,000 31.98273565
70 INDF 2014 85,938,885,000,000 32.08465752
71 INDF 2015 91,831,526,000,000 32.15097678
72 INDF 2016 82,174,515,000,000 32.03986633
73 INTP 2013 26,607,241,000,000 30.91220451
74 INTP 2014 28,884,973,000,000 30.99434261
75 INTP 2015 27,638,360,000,000 30.95022578

116
Ukuran Perusahaan
No Nama Tahun
Total Asset LN Asset
76 INTP 2016 30,150,580,000,000 31.03722528
77 JECC 2013 1,239,821,716,000 27.84598871
78 JECC 2014 1,062,476,023,000 27.69162317
79 JECC 2015 1,358,464,081,000 27.93737583
80 JECC 2016 1,587,210,576,000 28.09299924
81 JPFA 2013 14,917,590,000,000 30.33356217
82 JPFA 2014 15,730,435,000,000 30.38661849
83 JPFA 2015 17,159,466,000,000 30.47357109
84 JPFA 2016 19,251,026,000,000 30.58858547
85 JPRS 2013 376,540,741,943 26.65429209
86 JPRS 2014 370,967,708,751 26.63938086
87 JPRS 2015 363,265,042,157 26.61839855
88 JPRS 2016 351,318,309,863 26.58495852
89 KBRI 2013 788,749,190,752 27.39371422
90 KBRI 2014 1,299,315,036,743 27.89285835
91 KBRI 2015 1,455,931,208,462 28.00666682
92 KBRI 2016 1,263,726,833,318 27.86508628
93 KIAS 2013 2,270,904,910,518 28.45119951
94 KIAS 2014 2,352,542,603,065 28.48651782
95 KIAS 2015 2,083,770,000,000 28.36519987
96 KIAS 2016 1,859,670,000,000 28.25142017
97 KLBF 2013 11,315,061,275,026 30.05715581
98 KLBF 2014 12,425,032,367,729 30.15073429
99 KLBF 2015 13,696,417,381,439 30.24815541
100 KLBF 2016 15,226,009,210,657 30.35402621
101 MBTO 2013 611,769,745,328 27.13962182
102 MBTO 2014 619,383,082,066 27.15198979
103 MBTO 2015 648,899,377,240 27.1985435
104 MBTO 2016 709,959,168,088 27.2884733
105 MYOR 2013 9,710,223,454,000 29.90420041
106 MYOR 2014 10,291,108,029,334 29.96230134
107 MYOR 2015 11,342,715,686,221 30.05959686
108 MYOR 2016 12,922,421,859,142 30.18998505
109 PYFA 2013 175,118,921,406 25.88873113
110 PYFA 2014 172,736,624,689 25.87503387
111 PYFA 2015 159,951,537,229 25.79813671
112 PYFA 2016 167,062,795,608 25.8416356
113 ROTI 2013 1,822,689,047,108 28.23133403
114 ROTI 2014 2,142,894,276,216 28.3931785

117
Ukuran Perusahaan
No Nama Tahun
Total Asset LN Asset
115 ROTI 2015 2,706,323,637,034 28.62661224
116 ROTI 2016 2,919,640,858,718 28.70248173
117 SIPD 2013 3,155,680,394,480 28.78022524
118 SIPD 2014 2,800,914,553,878 28.66096711
119 SIPD 2015 2,246,770,166,899 28.44051482
120 SIPD 2016 2,567,211,193,259 28.57384129
121 TCID 2013 1,465,952,460,752 28.01352629
122 TCID 2014 1,853,235,343,636 28.24795406
123 TCID 2015 2,082,096,848,703 28.3643966
124 TCID 2016 2,185,101,038,101 28.41268319
125 TOTO 2013 1,746,177,682,568 28.18845033
126 TOTO 2014 2,027,288,693,678 28.3377204
127 TOTO 2015 2,439,540,859,205 28.52283097
128 TOTO 2016 2,581,440,938,262 28.57936886
129 YPAS 2013 613,878,797,683 27.14306335
130 YPAS 2014 320,494,592,961 26.49313124
131 YPAS 2015 279,189,768,587 26.35515756
132 YPAS 2016 280,257,664,992 26.35897525

118
LAMPIRAN 4 : KUALITAS AUDIT

Kualitas Audit
No Nama Tahun
Nama Kantor Akuntan Publik Nilai

1 ADES 2013 Johan Malonda Mustika & Rekan JM 2


2 ADES 2014 Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang & Rekan BDO 2
3 ADES 2015 Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang & Rekan BDO 2
4 ADES 2016 Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang & Rekan BDO 2
5 AKPI 2013 Purwanto, Suherman & Surja EY 1
6 AKPI 2014 Purwanto, Suherman & Surja EY 1
7 AKPI 2015 Purwanto, Sungkoro & Surja EY 1
8 AKPI 2016 Purwanto, Sungkoro & Surja EY 1
9 ALKA 2013 Johannes Patricia Juara & Rekan INAA GROUP 2
10 ALKA 2014 Johannes Juara & Rekan INAA GROUP 2
11 ALKA 2015 Johannes Juara & Rekan INAA GROUP 2
12 ALKA 2016 Johannes Juara & Rekan INAA GROUP 2
13 ALMI 2013 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan PKF 2
14 ALMI 2014 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan PKF 2
15 ALMI 2015 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Achmad, Suharli & Rekan PKF 2
16 ALMI 2016 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Achmad, Suharli & Rekan PKF 2
17 AMFG 2013 Siddharta & Widjaja KPMG 1
18 AMFG 2014 Siddharta Widjaja & Rekan KPMG 1
19 AMFG 2015 Siddharta Widjaja & Rekan KPMG 1
20 AMFG 2016 Siddharta Widjaja & Rekan KPMG 1
21 ASII 2013 Tanudiredja, Wibisana & Rekan pwc 1
119
Kualitas Audit
No Nama Tahun
Nama Kantor Akuntan Publik Nilai

22 ASII 2014 Tanudiredja, Wibisana & Rekan pwc 1


23 ASII 2015 Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan pwc 1
24 ASII 2016 Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan pwc 1
25 AUTO 2013 Tanudiredja, Wibisana & Rekan pwc 1
26 AUTO 2014 Tanudiredja, Wibisana & Rekan pwc 1
27 AUTO 2015 Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan pwc 1
28 AUTO 2016 Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan pwc 1
29 BUDI 2013 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny MOORE STEPHENS 2
30 BUDI 2014 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny MOORE STEPHENS 2
31 BUDI 2015 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny MOORE STEPHENS 2
32 BUDI 2016 Mirawati Sensi Idris MOORE STEPHENS 2
33 CPIN 2013 Purwantono, Suherman & Surja EY 1
34 CPIN 2014 Purwantono, Suherman & Surja EY 1
35 CPIN 2015 Purwantono, Suherman & Surja EY 1
36 CPIN 2016 Purwantono, Suherman & Surja EY 1
37 DLTA 2013 Osman Bing Satrio & Eny Deloitte 1
38 DLTA 2014 Osman Bing Satrio & Eny Deloitte 1
39 DLTA 2015 Osman Bing Satrio & Eny Deloitte 1
40 DLTA 2016 Satri Bing Eny & Rekan Deloitte 1
41 DPNS 2013 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan PKF 2
42 DPNS 2014 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan PKF 2
43 DPNS 2015 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Achmad, Suharli & Rekan PKF 2

120
Kualitas Audit
No Nama Tahun
Nama Kantor Akuntan Publik Nilai

44 DPNS 2016 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Achmad, Suharli & Rekan PKF 2
45 DVLA 2013 Purwanto, Suherman & Surja EY 1
46 DVLA 2014 Purwanto, Suherman & Surja EY 1
47 DVLA 2015 Purwanto, Sungkoro & Surja EY 1
48 DVLA 2016 Purwanto, Sungkoro & Surja EY 1
49 FASW 2013 Osman Bing Satrio & Eny Deloitte 1
50 FASW 2014 Osman Bing Satrio & Eny Deloitte 1
51 FASW 2015 Osman Bing Satrio & Eny Deloitte 1
52 FASW 2016 Osman Bing Eny & Rekan Deloitte 1
53 GDST 2013 Hadori Sugiarto Adi & Rekan HLB 2
54 GDST 2014 DRS. BINSAR B. LUMBANRADJA B 2
55 GDST 2015 Hadori Sugiarto Adi & Rekan HLB 2
56 GDST 2016 Hadori Sugiarto Adi & Rekan HLB 2
57 HDTX 2013 Drs. BAMBANG SUDARYONO & REKAN RPA 2
58 HDTX 2014 Drs. BAMBANG SUDARYONO & REKAN RPA 2
59 HDTX 2015 Drs. BAMBANG SUDARYONO & REKAN RPA 2
60 HDTX 2016 Mirawati Sensi Idris MOORE STEPHENS 2
61 IGAR 2013 Hertanto, Sidik & Indra TIAG 2
62 IGAR 2014 Hertanto, Grace & Karunawan TIAG 2
63 IGAR 2015 Hertanto, Grace & Karunawan TIAG 2
64 IGAR 2016 Hertanto, Grace & Karunawan TIAG 2
65 INAI 2013 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan PKF 2

121
Kualitas Audit
No Nama Tahun
Nama Kantor Akuntan Publik Nilai

66 INAI 2014 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan PKF 2
67 INAI 2015 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Achmad, Suharli & Rekan PKF 2
68 INAI 2016 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Achmad, Suharli & Rekan PKF 2
69 INDF 2013 Purwanto, Suherman & Surja EY 1
70 INDF 2014 Purwanto, Suherman & Surja EY 1
71 INDF 2015 Purwanto, Suherman & Surja EY 1
72 INDF 2016 Purwanto, Sungkoro & Surja EY 1
73 INTP 2013 Purwanto, Suherman & Surja EY 1
74 INTP 2014 Purwanto, Suherman & Surja EY 1
75 INTP 2015 Purwanto, Sungkoro & Surja EY 1
76 INTP 2016 Purwanto, Sungkoro & Surja EY 1
77 JECC 2013 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan BDO 2
78 JECC 2014 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan BDO 2
79 JECC 2015 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan BDO 2
80 JECC 2016 Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang & Rekan BDO 2
81 JPFA 2013 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny MOORE STEPHENS 2
82 JPFA 2014 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny MOORE STEPHENS 2
83 JPFA 2015 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny MOORE STEPHENS 2
84 JPFA 2016 Mirawati Sensi Idris MOORE STEPHENS 2
85 JPRS 2013 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto RSM 2
86 JPRS 2014 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto RSM 2
87 JPRS 2015 Amir Abdi Jusuf, Aryanto. Mawar & Rekan RSM 2

122
Kualitas Audit
No Nama Tahun
Nama Kantor Akuntan Publik Nilai

88 JPRS 2016 Amir Abdi Jusuf, Aryanto. Mawar & Rekan RSM 2
89 KBRI 2013 Hananta Budianto & Rekan UHY 2
90 KBRI 2014 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan BDO 2
91 KBRI 2015 Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil Kreston 2
92 KBRI 2016 Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil Kreston 2
93 KIAS 2013 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny MOORE STEPHENS 2
94 KIAS 2014 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny MOORE STEPHENS 2
95 KIAS 2015 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny MOORE STEPHENS 2
96 KIAS 2016 Siddharta Widjaja & Rekan KPMG 1
97 KLBF 2013 Purwantono, Suherman & Surja EY 1
98 KLBF 2014 Purwantono, Suherman & Surja EY 1
99 KLBF 2015 Purwantono, Sungkoro & Surja EY 1
100 KLBF 2016 Purwantono, Sungkoro & Surja EY 1
101 MBTO 2013 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan BDO 2
102 MBTO 2014 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan BDO 2
103 MBTO 2015 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan BDO 2
104 MBTO 2016 Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang & Rekan BDO 2
105 MYOR 2013 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny MOORE STEPHENS 2
106 MYOR 2014 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny MOORE STEPHENS 2
107 MYOR 2015 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny MOORE STEPHENS 2
108 MYOR 2016 Mirawati Sensi Idris MOORE STEPHENS 2
109 PYFA 2013 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan BDO 2

123
Kualitas Audit
No Nama Tahun
Nama Kantor Akuntan Publik Nilai

110 PYFA 2014 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan BDO 2


111 PYFA 2015 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan BDO 2
112 PYFA 2016 Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang & Rekan BDO 2
113 ROTI 2013 Purwanto, Suherman & Surja EY 1
114 ROTI 2014 Purwanto, Suherman & Surja EY 1
115 ROTI 2015 Purwanto, Suherman & Surja EY 1
116 ROTI 2016 Purwanto, Suherman & Surja EY 1
117 SIPD 2013 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan BDO 2
118 SIPD 2014 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan BDO 2
119 SIPD 2015 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan BDO 2
120 SIPD 2016 Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang & Rekan BDO 2
121 TCID 2013 Osman Bing Satrio & Eny Deloitte 1
122 TCID 2014 Osman Bing Satrio & Eny Deloitte 1
123 TCID 2015 Osman Bing Satrio & Eny Deloitte 1
124 TCID 2016 Satrio Bing Eny & Rekan Deloitte 1
125 TOTO 2013 Purwanto, Suherman & Surja EY 1
126 TOTO 2014 Purwanto, Suherman & Surja EY 1
127 TOTO 2015 Purwanto, Sungkoro & Surja EY 1
128 TOTO 2016 Purwanto, Sungkoro & Surja EY 1
129 YPAS 2013 Teramihardja, Pradhono & Chandra Rodl & Partner 2
EuraAudit
130 YPAS 2014 Budiman, Wawan, Pamudji & Rekan 2
International

124
Kualitas Audit
No Nama Tahun
Nama Kantor Akuntan Publik Nilai

131 YPAS 2015 Teramihardja, Pradhono & Chandra Rodl & Partner 2
132 YPAS 2016 Teramihardja, Pradhono & Chandra Rodl & Partner 2

125
LAMPIRAN 5: INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN
NO NAMA TAHUN NIO DEP CFO TA Akrual CONACC
1 ADES 2013 53,642,000,000 20,574,000,000 40,102,000,000 441,064,000,000 -34,114,000,000 -0.0773
2 ADES 2014 48,085,000,000 27,395,000,000 101,377,000,000 502,990,000,000 25,897,000,000 0.0515
3 ADES 2015 56,107,000,000 19,930,000,000 26,040,000,000 653,224,000,000 -49,997,000,000 -0.0765
4 ADES 2016 78,324,000,000 31,612,000,000 119,156,000,000 767,479,000,000 9,220,000,000 0.0120
5 AKPI 2013 90,836,309,000 54,408,473,000 24,262,141,000 2,084,567,189,000 -120,982,641,000 -0.0580
6 AKPI 2014 103,529,075,000 61,699,161,000 374,349,492,000 2,227,042,590,000 209,121,256,000 0.0939
7 AKPI 2015 89,809,475,000 70,065,929,000 50,796,252,000 2,883,143,132,000 -109,079,152,000 -0.0378
8 AKPI 2016 126,592,675,000 85,892,233,000 384,621,003,000 2,615,909,190,000 172,136,095,000 0.0658
9 ALKA 2013 3,757,664,000 872,928,000 507,543,000 241,912,806,000 -4,123,049,000 -0.0170
10 ALKA 2014 1,903,178,000 1,351,865,000 18,833,943,000 244,879,397,000 15,578,900,000 0.0636
11 ALKA 2015 6,428,965,000 1,776,331,000 2,880,134,000 144,628,405,000 -5,325,162,000 -0.0368
12 ALKA 2016 4,558,717,000 1,421,672,000 12,555,800,000 136,618,855,000 6,575,411,000 0.0481
13 ALMI 2013 93,387,821,404 48,871,685,345 -705,788,130,271 2,752,078,229,707 -848,047,637,020 -0.3081
14 ALMI 2014 73,980,234,550 50,188,197,648 -935,671,862,182 3,212,438,981,224 -1,059,840,294,380 -0.3299
15 ALMI 2015 55,099,672,000 50,550,483,502 1,749,582,272,593 2,189,037,586,057 1,643,932,117,091 0.7510
16 ALMI 2016 -25,472,163,544 49,770,914,164 49,190,107,633 2,153,030,503,531 24,891,357,013 0.0116
17 AMFG 2013 429,375,000,000 180,396,000,000 551,871,000,000 3,539,393,000,000 -57,900,000,000 -0.0164
18 AMFG 2014 555,638,000,000 201,139,000,000 546,250,000,000 3,918,391,000,000 -210,527,000,000 -0.0537
19 AMFG 2015 428,692,000,000 211,901,000,000 366,837,000,000 4,270,275,000,000 -273,756,000,000 -0.0641
20 AMFG 2016 351,007,000,000 231,446,000,000 333,042,000,000 5,504,890,000,000 -249,411,000,000 -0.0453
21 ASII 2013 18,603,000,000,000 6,497,000,000,000 21,250,000,000,000 213,994,000,000,000 -3,850,000,000,000 -0.0180
22 ASII 2014 20,163,000,000,000 6,540,000,000,000 14,963,000,000,000 236,029,000,000,000 -11,740,000,000,000 -0.0497
23 ASII 2015 17,212,000,000,000 6,604,000,000,000 25,899,000,000,000 245,435,000,000,000 2,083,000,000,000 0.0085
126
NO NAMA TAHUN NIO DEP CFO TA Akrual CONACC
24 ASII 2016 17,534,000,000,000 6,232,000,000,000 19,407,000,000,000 261,855,000,000,000 -4,359,000,000,000 -0.0166
25 AUTO 2013 613,550,000,000 301,180,000,000 551,756,000,000 12,484,843,000,000 -362,974,000,000 -0.0291
26 AUTO 2014 464,008,000,000 373,915,000,000 264,565,000,000 12,380,926,000,000 -573,358,000,000 -0.0463
27 AUTO 2015 376,082,000,000 411,846,000,000 866,768,000,000 14,339,110,000,000 78,840,000,000 0.0055
28 AUTO 2016 447,340,000,000 460,294,000,000 1,059,369,000,000 14,612,274,000,000 151,735,000,000 0.0104
29 BUDI 2013 154,114,000,000 125,287,000,000 222,244,000,000 2,382,875,000,000 -57,157,000,000 -0.0240
30 BUDI 2014 132,364,000,000 121,334,000,000 68,190,000,000 2,476,982,000,000 -185,508,000,000 -0.0749
31 BUDI 2015 122,337,000,000 105,383,000,000 96,860,000,000 3,265,953,000,000 -130,860,000,000 -0.0401
32 BUDI 2016 164,851,000,000 114,647,000,000 287,744,000,000 2,931,807,000,000 8,246,000,000 0.0028
33 CPIN 2013 3,578,297,000,000 331,689,000,000 2,061,273,000,000 15,722,197,000,000 -1,848,713,000,000 -0.1176
34 CPIN 2014 2,367,748,000,000 461,125,000,000 239,221,000,000 20,862,439,000,000 -2,589,652,000,000 -0.1241
35 CPIN 2015 3,391,653,000,000 7,009,444,000,000 1,782,400,000,000 24,916,656,000,000 -8,618,697,000,000 -0.3459
36 CPIN 2016 4,417,116,000,000 768,039,000,000 4,157,137,000,000 24,204,994,000,000 -1,028,018,000,000 -0.0425
37 DLTA 2013 393,279,617,330 17,108,289,000 348,712,041,000 867,040,802,000 -61,675,865,330 -0.0711
38 DLTA 2014 357,086,157,000 17,452,936,000 164,246,813,000 991,947,134,000 -210,292,280,000 -0.2120
39 DLTA 2015 226,257,899,000 18,972,137,000 246,625,414,000 1,038,321,916,000 1,395,378,000 0.0013
40 DLTA 2016 294,018,074,000 19,046,453,000 259,851,506,000 1,197,796,650,000 -53,213,021,000 -0.0444
41 DPNS 2013 42,636,885,085 2,116,989,009 -660,730,802 256,372,669,050 -45,414,604,896 -0.1771
42 DPNS 2014 17,183,018,745 2,141,967,830 5,877,779,661 268,877,322,944 -13,447,206,914 -0.0500
43 DPNS 2015 11,832,026,060 2,108,829,386 5,105,993,427 274,483,644,192 -8,834,862,019 -0.0322
44 DPNS 2016 12,288,056,506 1,966,760,267 14,127,914,662 296,129,565,784 -126,902,111 -0.0004
45 DVLA 2013 167,079,175,000 32,411,420,000 106,931,180,000 1,190,054,288,000 -92,559,415,000 -0.0778
46 DVLA 2014 94,470,525,000 35,752,925,000 104,436,317,000 1,236,247,525,000 -25,787,133,000 -0.0209
47 DVLA 2015 126,738,358,000 38,693,662,000 214,166,823,000 1,376,278,237,000 48,734,803,000 0.0354

127
NO NAMA TAHUN NIO DEP CFO TA Akrual CONACC
48 DVLA 2016 203,632,359,000 40,370,393,000 187,475,539,000 1,531,365,558,000 -56,527,213,000 -0.0369
49 FASW 2013 519,703,792,667 240,317,333,570 209,910,765,041 5,692,060,407,681 -550,110,361,196 -0.0966
50 FASW 2014 324,039,939,184 224,854,962,352 1,327,852,701,205 5,581,000,723,345 778,957,799,669 0.1396
51 FASW 2015 968,597,020,483 250,964,335,446 72,901,791,421 6,993,634,266,969 -1,146,659,564,508 -0.1640
52 FASW 2016 153,556,298,854 215,851,831,631 2,206,943,981,547 8,583,223,835,997 1,837,535,851,062 0.2141
53 GDST 2013 119,153,361,805 14,311,599,713 192,924,779,196 1,191,496,619,152 59,459,817,678 0.0499
54 GDST 2014 -16,463,102,522 13,535,930,078 220,244,499,811 1,354,622,569,945 223,171,672,255 0.1647
55 GDST 2015 -77,330,862,658 13,576,980,172 -39,316,274,672 1,183,934,183,257 24,437,607,814 0.0206
56 GDST 2016 45,881,683,262 13,593,605,602 87,280,999,316 1,257,609,869,910 27,805,710,452 0.0221
57 HDTX 2013 -283,989,192,006 41,355,971,458 -393,683,433,691 2,378,728,273,722 -151,050,213,143 -0.0635
58 HDTX 2014 -101,142,729,533 61,302,237,798 -121,347,343,243 4,221,696,886,907 -81,506,851,508 -0.0193
59 HDTX 2015 -219,381,575,000 120,516,829,000 87,534,937,000 4,878,367,904,000 186,399,683,000 0.0382
60 HDTX 2016 -221,500,546,000 244,057,010,000 404,043,778,000 4,743,579,758,000 381,487,314,000 0.0804
61 IGAR 2013 49,636,260,971 8,758,423,547 31,571,765,591 314,746,644,499 -26,822,918,927 -0.0852
62 IGAR 2014 77,244,299,288 9,745,481,104 25,762,820,842 349,894,783,575 -61,226,959,550 -0.1750
63 IGAR 2015 62,821,734,113 11,594,054,082 80,061,208,533 383,936,040,590 5,645,420,338 0.0147
64 IGAR 2016 93,338,344,338 10,180,794,599 63,688,738,725 439,465,673,296 -39,830,400,212 -0.0906
65 INAI 2013 34,559,748,890 10,504,536,650 77,754,740,234 765,881,409,376 32,690,454,694 0.0427
66 INAI 2014 30,552,928,355 10,758,896,982 81,915,088,114 897,281,657,710 40,603,262,777 0.0453
67 INAI 2015 73,476,054,228 12,586,603,951 47,011,856,454 1,330,259,296,537 -39,050,801,725 -0.0294
68 INAI 2016 82,710,229,600 14,682,014,888 -149,761,732,022 1,339,032,413,455 -247,153,976,510 -0.1846
69 INDF 2013 6,111,866,000,000 1,544,564,000,000 6,928,790,000,000 77,611,416,000,000 -727,640,000,000 -0.0094
70 INDF 2014 7,208,732,000,000 1,968,080,000,000 9,269,318,000,000 85,938,885,000,000 92,506,000,000 0.0011
71 INDF 2015 7,362,895,000,000 1,867,316,000,000 4,213,613,000,000 91,831,526,000,000 -5,016,598,000,000 -0.0546

128
NO NAMA TAHUN NIO DEP CFO TA Akrual CONACC
72 INDF 2016 8,285,007,000,000 2,015,680,000,000 7,175,603,000,000 82,174,515,000,000 -3,125,084,000,000 -0.0380
73 INTP 2013 6,064,100,000,000 86,433,000,000 5,419,268,000,000 26,607,241,000,000 -731,265,000,000 -0.0275
74 INTP 2014 5,974,993,000,000 83,448,000,000 5,344,607,000,000 28,884,973,000,000 -713,834,000,000 -0.0247
75 INTP 2015 5,056,930,000,000 77,527,000,000 5,049,117,000,000 27,638,360,000,000 -85,340,000,000 -0.0031
76 INTP 2016 3,644,595,000,000 63,286,000,000 3,546,113,000,000 30,150,580,000,000 -161,768,000,000 -0.0054
77 JECC 2013 140,439,196,000 19,703,485,000 -119,083,783,000 1,239,821,716,000 -279,226,464,000 -0.2252
78 JECC 2014 93,294,687,000 22,474,458,000 42,230,169,000 1,062,476,023,000 -73,538,976,000 -0.0692
79 JECC 2015 115,558,899,000 22,918,989,000 21,550,154,000 1,358,464,081,000 -116,927,734,000 -0.0861
80 JECC 2016 240,192,980,000 25,418,473,000 184,371,203,000 1,587,210,576,000 -81,240,250,000 -0.0512
81 JPFA 2013 1,292,404,000,000 367,222,000,000 173,609,000,000 14,917,590,000,000 -1,486,017,000,000 -0.0996
82 JPFA 2014 581,614,000,000 463,799,000,000 1,570,533,000,000 15,730,435,000,000 525,120,000,000 0.0334
83 JPFA 2015 1,727,943,000,000 558,279,000,000 1,452,924,000,000 17,159,466,000,000 -833,298,000,000 -0.0486
84 JPFA 2016 2,920,911,000,000 624,167,000,000 2,753,605,000,000 19,251,026,000,000 -791,473,000,000 -0.0411
85 JPRS 2013 11,177,623,694 1,309,226,395 78,622,516,794 376,540,741,943 66,135,666,705 0.1756
86 JPRS 2014 -9,304,278,419 1,155,255,376 -76,997,875,467 370,967,708,751 -68,848,852,424 -0.1856
87 JPRS 2015 -26,305,419,065 1,058,319,692 -4,506,620,797 363,265,042,157 20,740,478,576 0.0571
88 JPRS 2016 -24,783,792,063 1,058,319,692 409,779,231 351,318,309,863 24,135,251,602 0.0687
89 KBRI 2013 -31,046,149,512 1,799,532,043 -26,374,624,720 788,749,190,752 2,871,992,749 0.0036
90 KBRI 2014 -12,054,616,530 1,314,561,261 -51,115,372,756 1,299,315,036,743 -40,375,317,487 -0.0311
91 KBRI 2015 -121,580,871,551 40,035,320,966 -110,572,481,288 1,455,931,208,462 -29,026,930,703 -0.0199
92 KBRI 2016 -27,728,398,958 40,184,601,527 89,519,381,901 1,263,726,833,318 77,063,179,332 0.0610
93 KIAS 2013 94,257,177,888 79,617,523,237 195,024,561,199 2,270,904,910,518 21,149,860,074 0.0093
94 KIAS 2014 92,484,426,896 89,823,089,507 53,807,189,894 2,352,542,603,065 -128,500,326,509 -0.0546
95 KIAS 2015 -194,253,000,000 101,724,000,000 -56,750,000,000 2,083,770,000,000 35,779,000,000 0.0172

129
NO NAMA TAHUN NIO DEP CFO TA Akrual CONACC
96 KIAS 2016 -168,791,000,000 106,306,000,000 25,239,000,000 1,859,670,000,000 87,724,000,000 0.0472
97 KLBF 2013 2,553,071,120,769 255,399,203,267 927,163,654,212 11,315,061,275,026 -1,881,306,669,824 -0.1663
98 KLBF 2014 2,754,978,455,545 308,233,791,163 2,316,125,821,045 12,425,032,367,729 -747,086,425,663 -0.0601
99 KLBF 2015 2,644,370,395,123 351,147,692,596 2,427,641,532,150 13,696,417,381,439 -567,876,555,569 -0.0415
100 KLBF 2016 2,991,112,312,384 397,069,428,541 2,159,833,281,176 15,226,009,210,657 -1,228,348,459,749 -0.0807
101 MBTO 2013 21,535,002,432 17,151,885,267 -2,863,783,370 611,769,745,328 -41,550,671,069 -0.0679
102 MBTO 2014 7,944,819,926 19,491,501,470 2,367,299,124 619,383,082,066 -25,069,022,272 -0.0405
103 MBTO 2015 -11,454,570,311 24,779,754,466 1,011,148,821 648,899,377,240 -12,314,035,334 -0.0190
104 MBTO 2016 24,644,369,286 25,539,869,895 4,896,207,231 709,959,168,088 -45,288,031,950 -0.0638
105 MYOR 2013 1,304,809,297,689 364,397,915,665 987,023,231,523 9,710,223,454,000 -682,183,981,831 -0.0703
106 MYOR 2014 891,297,358,142 410,983,034,905 -862,339,383,145 10,291,108,029,334 -2,164,619,776,192 -0.2103
107 MYOR 2015 1,862,620,832,987 468,863,995,789 2,336,785,497,955 11,342,715,686,221 5,300,669,179 0.0005
108 MYOR 2016 2,315,242,242,867 514,679,470,431 659,314,197,175 12,922,421,859,142 -2,170,607,516,123 -0.1680
109 PYFA 2013 12,178,192,370 7,990,749,250 -5,856,771,777 175,118,921,406 -26,025,713,397 -0.1486
110 PYFA 2014 9,982,464,851 10,835,426,019 1,472,541,371 172,736,624,689 -19,345,349,499 -0.1120
111 PYFA 2015 10,135,509,222 10,005,373,210 15,699,910,434 159,951,537,229 -4,440,971,998 -0.0278
112 PYFA 2016 10,519,298,414 9,159,800,097 7,052,759,074 167,062,795,608 -12,626,339,437 -0.0756
113 ROTI 2013 232,391,343,341 63,287,067,264 314,587,624,896 1,822,689,047,108 18,909,214,291 0.0104
114 ROTI 2014 298,628,692,557 96,392,554,538 364,975,619,113 2,142,894,276,216 -30,045,627,982 -0.0140
115 ROTI 2015 453,658,490,001 112,627,405,802 555,511,840,614 2,706,323,637,034 -10,774,055,189 -0.0040
116 ROTI 2016 443,044,977,388 115,699,479,113 414,702,426,418 2,919,640,858,718 -144,042,030,083 -0.0493
117 SIPD 2013 142,035,205,242 112,983,283,666 43,982,040,665 3,155,680,394,480 -211,036,448,243 -0.0669
118 SIPD 2014 -3,188,808,516 111,194,354,533 -26,515,915,109 2,800,914,553,878 -134,521,461,126 -0.0480
119 SIPD 2015 -289,277,436,100 93,835,262,965 205,597,582,102 2,246,770,166,899 401,039,755,237 0.1785

130
NO NAMA TAHUN NIO DEP CFO TA Akrual CONACC
120 SIPD 2016 54,356,867,886 85,186,512,917 -5,128,315,318 2,567,211,193,259 -144,671,696,121 -0.0564
121 TCID 2013 225,888,984,284 70,083,564,750 253,851,906,566 1,465,952,460,752 -42,120,642,468 -0.0287
122 TCID 2014 254,496,455,569 74,002,164,510 123,551,162,065 1,853,235,343,636 -204,947,458,014 -0.1106
123 TCID 2015 218,680,216,268 101,092,997,738 120,781,612,127 2,082,096,848,703 -198,991,601,879 -0.0956
124 TCID 2016 235,853,651,395 111,127,925,089 264,194,256,792 2,185,101,038,101 -82,787,319,692 -0.0379
125 TOTO 2013 332,815,933,721 62,821,436,845 320,627,072,830 1,746,177,682,568 -75,010,297,736 -0.0430
126 TOTO 2014 390,933,218,779 69,577,673,933 307,708,638,190 2,027,288,693,678 -152,802,254,522 -0.0754
127 TOTO 2015 395,719,050,145 86,411,806,104 239,811,138,479 2,439,540,859,205 -242,319,717,770 -0.0993
128 TOTO 2016 265,239,511,126 92,342,088,319 305,802,664,813 2,581,440,938,262 -51,778,934,632 -0.0201
129 YPAS 2013 28,201,349,692 13,925,684,838 -7,261,775,886 613,878,797,683 -49,388,810,416 -0.0805
130 YPAS 2014 5,018,284,832 14,284,214,714 52,054,364,496 320,494,592,961 32,751,864,950 0.1022
131 YPAS 2015 1,039,093,940 13,877,862,016 33,677,132,098 279,189,768,587 18,760,176,142 0.0672
132 YPAS 2016 -683,196,609 13,638,832,160 16,763,181,683 280,257,664,992 3,807,546,132 0.0136

131
LAMPIRAN 6: OUTPUT HASIL PENGUJIAN DATA DENGAN SPSS

Hasil Uji Statistik Deskriptif


Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

KKA 129 .25 1.00 .7295 .23340


UKA 129 2.00 5.00 3.1473 .50157
RKA 129 2.00 46.00 8.2403 7.93112
UKP 129 25.64 33.20 28.5507 1.72164
KAT 129 1.00 2.00 1.5581 .49854
ILK 129 -.3459 .2141 -.032639 .0814747
Valid N (listwise) 129

Hasil Uji Normalitas (One-Sample Kolmogorof-Smirnof Test)


Sebelum Pengurangan Data Outliers
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 132
Mean 0E-7
Normal Parametersa,b
Std. Deviation .10807300
Absolute .152
Most Extreme Differences Positive .152
Negative -.143
Kolmogorov-Smirnov Z 1.747
Asymp. Sig. (2-tailed) .004
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

132
Hasil Uji Normalitas (One-Sample Kolmogorof-Smirnof Test)
Setelah Pengurangan Data Outlier
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 129
Mean 0E-7
Normal Parametersa,b
Std. Deviation .07675204
Absolute .109
Most Extreme Differences Positive .070
Negative -.109
Kolmogorov-Smirnov Z 1.234
Asymp. Sig. (2-tailed) .095

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Hasil Uji Multikolinieritas


Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

(Constant)
KKA .899 1.113
UKA .719 1.391
1
RKA .880 1.136
UKP .656 1.524
KAT .609 1.643

a. Dependent Variable: Lag_Y

133
Uji Glejser
Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) .089 .114 .780 .437

KKA .034 .021 .148 1.595 .113

UKA .006 .011 .057 .550 .583


1
RKA .001 .001 .090 .965 .336

UKP -.003 .003 -.108 -1.001 .319

KAT .009 .012 .081 .720 .473

a. Dependent Variable: ABS_RES

Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Grafik Scatterplot

134
Uji Durbin Watson
Model Summaryb

Mode R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson


l Square Estimate

1 .336a .113 .076 .0782965 2.153

a. Predictors: (Constant), Kualitas Audit, Keahlian Komite Audit, Jumlah Rapat


Komite Audit, Ukuran Komite Audit, Ukuran Perusahaan
b. Dependent Variable: Integritas Laporan Keuangan

Hasil Uji Koefisien Determinasi H1 – H4


Model Summary

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate

1 .336a .113 .076 .0782965

a. Predictors: (Constant), Kualitas Audit, Keahlian Komite Audit,


Jumlah Rapat Komite Audit, Ukuran Komite Audit, Ukuran Perusahaan
b. Dependent Variable: Integritas Laporan Keuangan

Hasil Uji F Hitung H1 – H4


ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression .096 5 .019 3.120 .011b

1 Residual .754 123 .006

Total .850 128

a. Dependent Variable: Integritas Laporan Keuangan


b. Predictors: (Constant), Kualitas Audit, Keahlian Komite Audit, Jumlah Rapat
Komite Audit, Ukuran Komite Audit, Ukuran Perusahaan

135
Hasil Uji t H1 – H4
Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized t Sig.


Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) -.001 .169 -.008 .993

KKA .061 .031 .175 1.956 .053

UKA -.033 .016 -.201 -2.010 .047


1
RKA -.001 .001 -.126 -1.393 .166

UKP .002 .005 .034 .323 .747

KAT -.005 .018 -.032 -.291 .772

a. Dependent Variable: Integritas Laporan Keuangan

Hasil Uji Koefisien Determinasi H5


Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate

1 .263a .069 .047 .0795510

a. Predictors: (Constant), Keahlian Komite Audit*Kualitas Audit, Keahlian


Komite Audit, Kualitas Audit
b. Dependent Variable: Integritas Laporan Keuangan

Hasil Uji F Hitung H5


ANOVAa

Model Sum of df Mean F Sig.


Squares Square

Regression .059 3 .020 3.088 .030b

1 Residual .791 125 .006

Total .850 128

a. Dependent Variable: Integritas Laporan Keuangan


b. Predictors: (Constant), Keahlian Komite Audit*Kualitas Audit, Keahlian
Komite Audit, Kualitas Audit

136
Hasil Uji t H5
Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized t Sig.


Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) -.191 .073 -2.616 .010

KKA .201 .097 .577 2.070 .041


1
KAT .067 .046 .407 1.439 .153

KKA*KAT -.080 .061 -.538 -1.325 .188

a. Dependent Variable: Integritas Laporan Keuangan

Hasil Uji Koefisien Determinasi H6


Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate

1 .257a .066 .044 .0796728

a. Predictors: (Constant), Ukuran Komite Audit*Kualitas Audit, Ukuran


Komite Audit, Kualitas Audit
b. Dependent Variable: Integritas Laporan Keuangan

Hasil Uji F Hitung H6


ANOVAa

Model Sum of Df Mean F Sig.


Squares Square

Regression .056 3 .019 2.952 .035b

1 Residual .793 125 .006

Total .850 128

a. Dependent Variable: Integritas Laporan Keuangan


b. Predictors: (Constant), Ukuran Komite Audit*Kualitas Audit, Ukuran
Komite Audit, Kualitas Audit

137
Hasil Uji t H6
Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized T Sig.


Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) .242 .169 1.429 .156

UKA -.084 .053 -.520 -1.583 .116


1
KAT -.116 .135 -.711 -.863 .390

UKA*KAT .036 .044 .597 .811 .419

a. Dependent Variable: Integritas Laporan Keuangan

Hasil Uji Koefisien Determinasi H7


Model Summary

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate

1 .261a .068 .046 .0795940

a. Predictors: (Constant), Jumlah Rapat Komite Audit*Kualitas Audit,


Kualitas Audit, Jumlah Rapat Komite Audit
b. Dependent Variable: Integritas Laporan Keuangan

Hasil Uji F Hitung H7


ANOVAa

Model Sum of Df Mean F Sig.


Squares Square

Regression .058 3 .019 3.040 .032b

1 Residual .792 125 .006

Total .850 128

a. Dependent Variable: Integritas Laporan Keuangan


b. Predictors: (Constant), Jumlah Rapat Komite Audit*Kualitas Audit,
Kualitas Audit, Jumlah Rapat Komite Audit

138
Hasil Uji t H7
Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized T Sig.


Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) .011 .035 .312 .755

RKA -.007 .003 -.639 -2.203 .029


1
KAT -.015 .021 -.094 -.738 .462

RKA*KAT .003 .002 .454 1.539 .126

a. Dependent Variable: Lag_Y

Hasil Uji Koefisien Determinasi H8


Model Summary

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate

1 .089a .008 -.016 .0821221

a. Predictors: (Constant), Ukuran Perusahaan*Kualitas Audit, Ukuran


Perusahaan, Kualitas Audit

Hasil Uji F Hitung H8


ANOVAa

Model Sum of Df Mean F Sig.


Squares Square

Regression 2.943 3 .981 15.973 .000b

1 Residual 7.553 125 .061

Total 10.496 128

a. Dependent Variable: ILK


b. Predictors: (Constant), UKP*KAT, UKP, KAT

139
Hasil Uji t H8
Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized T Sig.


Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) -.172 .459 -.375 .708

UKP .004 .016 .092 .277 .782


1
KAT .129 .292 .792 .444 .658

UKP*KAT -.004 .010 -.677 -.415 .679

a. Dependent Variable: Integritas Laporan Keuangan

140

Anda mungkin juga menyukai