Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH MIKROBIOLOGI PERAIRAN

VIRUS PADA IKAN

Dosen Pengampu:

Dr. Uun Yanuhar, S.Pi., M.Si

Disususn Oleh:

Shelly Sefrilia (185080107111016)

Kelas: M02

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah hirobbil ‘aalamiin, segala puji bagi Allah SWT Tuhan


semesta alam atas segala karunia nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun
makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah yang berjudul Virus Pada Ikan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Mikrobiologi Perairan.

Meski telah disusun secara maksimal oleh penulis, akan tetapi penulis
sebagai manusia biasa sangat menyadari bahwa makalah ini sangat banyak
kekurangannya dan masih jauh dari kata sempurna. Karenanya penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga para pembaca dapat


mengambil manfaat dan pelajaran dari makalah ini.

Malang, 15 September 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii


DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4
1.1. Latar Belakang .................................................................................................. 4
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................ 5
1.3. Tujuan ................................................................................................................ 5
BAB II................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 6
2.1. Myxobolus sp...................................................................................................... 6
2.2. Koi Herpesvirus (KHV) .................................................................................... 7
2.3. Viral Nervous Necrosis (VNN) ......................................................................... 8
BAB III ............................................................................................................................. 10
PENUTUP ........................................................................................................................ 10
3.1. Kesimpulan ...................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Proses budidaya ikan memiliki berbagai aspek teknis yang harus
dipertimbangkan seperti: genetika, reproduksi, lingkungan, dan penyakit.
Jika aspek ada yang kurang atau tidak terpenuhi maka proses budidaya
tidak dapat berjalan secara optimal. Ikan merupakan hewan air yang
selalu berada dalam lingkungan perairan sehingga mudah terinfeksi
patogen melalui air. Air tidak hanya sebagai media tempat hidup bagi
ikan, tetapi juga sebagai perantara bagi patogen. Penyakit merupakan
masalah utama dalam budidaya ikan karena secara potensial dapat
menurunkan produksi dan kualitas ikan.
Penyakit diartikan sebagai suatu keadaan fisik, morfologi atau
fungsi yang mengalami perubahan dari kondisi normal menjadi tidak
normal. Penyakit ikan tidak timbul karena hasil interaksi antara jasad
penyebab penyakit itu sendiri dan kondisi lingkungan hidupnya. Interaksi
yang tidak serasi ini menyebabkan stress pada ikan, sehingga mekanisme
pertahanan diri yang dimilikinya menjadi lemah dan akhirnya mudah
diserang oleh penyakit. Faktor utamanya adalah host (organisme
peliharaan/inang), patogen (mikroba, parasit) dan lingkungan yang
menyangkut fisik, kimia atau tingkah laku seperti stres.
Jenis patogen yang umumnya menyerang ikan budidaya,
contohnya ikan kerapu (Cromileptes altivelis), ikan nila (Oreochromis
niloticus) dan ikan mas (Cyprinus carpio) yaitu patogen jenis virus Viral
Nervous Necrotic (VNN) dan Koi Herpesvirus (KHV). VNN dan KHV
telah menyebabkan kerugian yang cukup besar dalam budidaya ikan air
laut dan tawar di seluruh dunia. Terdapat juga jenis patogen yang sering
menyerang ikan koi (Cyprinus carpio) yaitu patogen jenis parasit
Myxobolus sp. Myxobolus adalah parasit berbahaya dan dapat
mengakibatkan kematian hingga 80%. Penyakit tersebut jika tidak diatasi

4
maka akan merugikan perekonomian perikanan dan penyebar luasan
penyakit di lingkungna perairan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Myxobolus sp.?
2. Apa yang dimaksud dengan KHV?
3. Apa yang diamksud dengan VNN?

1.3. Tujuan
1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Myxobolus sp.
2. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan KHV.
3. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan VNN.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Myxobolus sp.


Myxobolus adalah parasit berbahaya dan dapat mengakibatkan
kematian hingga 80%. Myxobolus diakui sebagai spora morfologi,
jumlah, dan lokasi filamen polar. Penyakit ini merupakan salah satu
hambatan untuk pengembangan ikan koi yang dibudidayakan dan dapat
menyebabkan kerugian ekonomi bagi petani ikan. Serangan penyakit pada
ikan koi yang disebabkan oleh interaksi yang tidak seimbang antara ikan
dan air.
Permasalah utama dalam budidaya ikan koi adalah tingkat
kematian yang tinggi dalam tahap larva. Tingkat kematian larva yang
tinggi menunjukkan tingkat kelangsungan hidup yang rendah. Tingkat
kelangsungan hidup sangat ditentukan oleh ketersediaan pakan sebagai
sumber energi untuk pertumbuhan. Hambatan lain yang dapat terjadi
adalah munculnya hama dan penyakit, terutama parasit Myxobolus sp.
Myxosporeasis atau Myxobolusis adalah penyakit yang disebabkan oleh
parasit Myxobolus sp. Di Indonesia, Myxobolus sp. telah dilaporkan
menyerang berbagai jenis ikan air tawar, terutama pada budidaya carper
karena mengakibatkan kematian 60- 90% dari populasi ikan yang
terinfeksi.
Ikan diserang oleh Myxobolus sp. menunjukkan gejala munculnya
nodul kemerahan, nodul adalah kumpulan spora yang menyebabkan
penutup insang terbuka. Jenis infeksi parasit ini bisa menyebabkan
masalah pernapasan untuk menurunkan fungsi pernapasan. Spora keluar
dari tubuh ikan atau insang disebabkan oleh nodul dan feses yang rusak
yang mencemari perairan. Spora menyebar di perairan sebagai plankton
dan dimakan oleh cacing Oligochaeta. Spora masuk ke saluran
pencernaan usus, setelahnya yang berkembang menjadi sporoplasma.
Parasit yang berkembang di jaringan usus akan menghasilkan actinospore

6
(tahap infektif untuk ikan). Jika nodul pecah maka spora di dalam akan
menyebarkan cairan seperti plankton yang ditelan ikan menyebabkan
ukurannya yang relatif kecil. Spora tertelan ikan akan pecah menjadi dua
bagian dan berubah menjadi dua flagela yang mampu menembus dinding
ikan sel- sel usus.
Pencegahan infeksi parasit ini dengan meniadakan ikan yang rentan
dan melarang import ikan dari daerah dimana penyakit tersebut berada
atau ikan yang telah terinfeksi, serta tidak menggunakan air yang telah
terkontaminasi. Hal ini agar parasit Myxobolus tidak menyebar secara luas
terhadap ikan yang ada di kolam. Untuk penangannannya dengan
beberapa cara yakni mengambil semua fish-fry yang sudah mempunyai
gejala, padat penebaran segera dikurangi dengan memindahkan ke kolam
lain, memberi pakan yang cukup dan tepat, bekas kolam yang pernah ada
serangan Myxobolus dikeringkan dan diberi kapur.

2.2. Koi Herpesvirus (KHV)


KHV juga dikenal sebagai Cyprinid herpesvirus 3 (CyHV-3)
adalah salah satu virus yang menyerang koi dan ikan mas dan
menginfeksi setiap ukuran ikan. KHV ini pertama kali diidentifikasi pada
tahun 1998 di Israel dan menyebabkan kematian massal dari koi ukuran
remaja dan dewasa. Di wilayah Asia, infeksi KHV menyebabkan
kematian pada ikan mas dan koi, di Jepang, Cina, Taiwan, Indonesia,
Korea, Malaysia, Singapura dan Thailand. KHV masuk ke Indonesia pada
tahun 2002 melalui koi yang diimpor dari Cina ke Surabaya.
Kriteria infeksi KHV pada ikan adalah serangan infeksi ringan
(kepala dan mata yang normal, insang tidak putih, kulit tidak mengalami
lesi hemoragik). Hasil uji PCR menunjukkan band dari 290 bp. Kriteria
kedua adalah serangan infeksi sedang (kepala dan mata yang normal,
insang berwarna putih, kulit tubuh adalah hemoragik atau erosi dari warna
kulit, hasil tes menunjukkan dua band, yang 290 bp dan 440 bp. Kriteria
ketiga parah serangan infeksi insang berwarna putih, mata cekung ke

7
dalam hemoragik lesi kepala, kulit mengalami atau erosi dari warna kulit,
hasil tes menunjukkan tiga band yang 290 bp, 440 bp, dan 630 bp.
Pencegahan dan pengendalian distribusi KHV di Indonesia telah
ditempuh di kedua host dan non-tuan. Fakta bahwa ikan nila dapat
menjadi KHVD host (atau sebagai pembawa) dan yang ada belum ada
kejelasan tentang gejala klinis dan variasi genetik ikan nila KHV
terinfeksi mendesak bagi upaya untuk KHV manajemen penyakit. Dengan
demikian, penelitian ini akan melaporkan deteksi dan karakterisasi KHV
DNA di nila berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan molekul diikuti
dengan analisis urutan.

2.3. Viral Nervous Necrosis (VNN)


VNN adalah virus RNA yang biasa menyerang komoditas ikan
laut. Namun, virus ini ditemukan menyerang komoditi perikanan laut.
VNN telah menginfeksi lebih dari 20 jenis ikan laut, diantaranya
berbagai jenis ikan kerapu, kakap, bawal bintang. Penyakit ini bisa
menyerang ikan stadia larva, benih, pembesaran hingga induk dan dapat
menyebabkan kematian massal. Virus ini sering menyerang organ mata
(retina) dan otak, sehingga sering mengakibatkan gangguan pada sistem
syaraf. VNN juga ditemukan menyerang organ reproduksi pada ikan laut.
Penelitian terikini juga menemukan VNN menyerang komoditi perikanan
darat jenis nila.
VNN menginfeksi organ otak nila, langsung menyerang reseptor
ikan karena VNN adalah virus yang tidak memiliki kantong. Kemudian,
VNN menyebar ke jaringan otak melalui peredaran darah. VNN dapat
stabil di lingkungan yang ekstrim, dan perbedaannya adalah bahwa jika
lingkungan yang tepat, maka VNN ini akan menjadi endemik. VNN
menyerang otak melalui peredaran darah. VNN secara langsung melekat
pada reseptor host, kemudian memperkenalkan materi genetik ke dalam
sel inang atau infeksi intraseluler dengan meninggalkan mantel protein
luar sel. Dalam pengamatan histopatologi ikan nila yang terinfeksi, VNN

8
digunakan potongan jaringan otak ikan nila yang telah disusun dan
diwarnai dengan menggunakan HE pewarnaan.
Virus ini bersifat sangat ganas dan menular dengan cepat sehingga
sangat sulit dikontrol. Cara yang efektif untuk mengobati VNN belum
ditemukan hingga kini, maka penyakit ini merupakan permasalahan yang
serius pada budidaya marikultur. Namun demikian beberapa tindakan
pencegahan terhadap serangan VNN yang dapat dilakukan, antara lain
adalah dengan melakukan seleksi induk dan larva bebas VNN, disinfeksi
telur, mengurangi penanganan/ handling yang dapat menyebabkan stres,
mengurangi kepadatan larva/ benih, meningkatkan volume pergantian air
baru (pemeliharaan di bak), penerapan biosekuriti, pemberian feed aditif
(viatamin C, multivitamin, imunostimulan) dan vaksinasi VNN.

9
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Patogen yang umumnya menyerang ikan budidaya, contohnya ikan
nila (Oreochromis niloticus) dan ikan mas (Cyprinus carpio) yaitu
patogen jenis virus Viral Nervous Necrotic (VNN) dan Koi Herpesvirus
(KHV). Selain VNN dan KHV terdapat juga jenis patogen yang sering
menyerang ikan koi (Cyprinus carpio) yaitu patogen jenis parasit
Myxobolus sp.. Myxobolus adalah parasit berbahaya dan dapat
mengakibatkan kematian hingga 80%. Penyakit tersebut jika tidak diatasi
maka akan merugikan perekonomian perikanan dan penyebar luasan
penyakit di lingkungna perairan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Wahidi, B, R., Uun, Y., Mohamad, F., dan Sri, A. 2019. Pathognomonic features
and ultrastructural of Koi Herpesvirus infected Oreochromis niloticus.
Biodiversitas Journal of Biological Diversity. 20 (2): 497-503.

Yanuhar, U., Muhammad, M., Nur, S, J., Nico, R, C., Feri, S., dan Muhamad, S.
2019. The potential of Brachionus sp. for Koi fish (Cyprinus carpio)
cultivation infected by Myxobolus sp. AIP Conference Proceedings. 2120
(1): 080018.

Yanuhar, U., Nico, R, C., F, Setiawan., Muhammad, M., dan D, K, Wuragil. 2019.
The aquatic environmental quality of koi fish (Cyprinus carpio) pond
infected by Myxobolus sp. based on the biological status of the
phytoplankton. Journal of Physics: Conference Series. 1146 (1).

Yanuhar, U., Rahayu, D, T., Muhammad, M., dan Diana, A. 2017. The
identification of plankton, water quality, blood cell, and histology in culture
pond of tilapia Oreochromis niloticus which infected by viral nervous
necrosis (VNN). IOP Conference Series: Earth and Environmental Science.
137 (1): 012014.

Yanuhar, U., Yuliana., Kusriani., dan Diana, A. 2018. Opportunity plankton as


vector transmission of koi herpes virus infection on carp (Cyprinus carpio).
Aquaculture, Aquarium, Conservation & Legislation. 11 (6): 1869-1881.

11

Anda mungkin juga menyukai