11 - Bab 4 FIX (7 Rangkap)
11 - Bab 4 FIX (7 Rangkap)
4.1 Umum
Kota Enviro merupakan kota yang memiliki luas 200,48 km2 dengan jumlah penduduk
mencapai 156.770 jiwa dan merupakan daerah yang cukup padat. Akibatnya, timbulan
sampah yang dihasilkan pun juga cukup banyak terutama dari area komersil dan domestik.
Oleh karena itu, sangat diperlukan pelaksanaan pengelolaan sampah yang baik dan memenuhi
kriteria ideal dalam mengelola sampah yang dihasilkan sehingga diperlukan evaluasi lebih
lanjut agar terbentuk sistem pengelolaan sampah yang lebih baik.
Pewadahan sampah di kota ini terdiri atas pewadahan secara komunal dan individual.
Pewadahan komunal dengan menggunakan bak bata dan container, sedangkan pewadahan
secara individual dengan menggunakan kantong plastik ukuran 10 liter. Pengumpulan secara
komunal dilakukan oleh Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota dengan menyediakan
kontainer di tempat-tempat tertentu dan mengambil sampah yang diletakkan di depan rumah
masing-masing. Sedangkan pengumpulan secara individual dilakukan oleh Dinas Pertamanan
dan Kebersihan Kota menggunakan becak motor.
Setelah melihat kondisi eksisting pengelolaan persampahan di Kota Enviro ini, banyak yang
harus dievaluasi kembali agar pengelolaan sampah di kota ini dapat berjalan dengan baik. Hal
yang akan dievaluasi dilihat dari aspek teknis operasional dan aspek non teknis.
Data Perhitungan timbulan Kota Enviro dapat dilihat pada Lampiran E. Sementara data hasil
perhitungan timbulan sampah Kota Enviro dapat dilihat lebih jelas pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Data Hasil Perhitungan Timbulan Sampah Kota Enviro
No. Penghasil Sampah Total Sampah (l/o/h) Timbulan Sampah rata-rata
(l/o/h)
Domestik
1. High Income 22,848 3,264
2. Low Income 20,100 2,871
3. Medium Income 16,324 2,332
Komersil
1. Hotel 11,898 1,699
2. Pasar 12,075 1,725
3. Toko 11,318 1,616
Institusi
1. Kantor 6,026 0,859
2. Sekolah 5,662 0,809
Industri
1. Industri 7,967 1,14
Sumber: Data perhitungan Tugas Besar Pengelolaan Sampah, 2015
Berdasarkan pengambilan sampel yang dilakukan di Kota Enviro, didapat hasil perhitungan
berat jenis sampah, timbulan sampah dan komposisi sampah dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
1. Volume timbulan = πr 2 t
massa sampah
2. Berat jenis sampah =
volume timbulan
volume timbulan
3. Timbulan sampah domestik =
jumlah orang tiap rumah
volume timbulan
4. Timbulan sampah komersil dan institusi =
luas bangunan
berat komponen sampah
5. Komposisi sampah = berat total
×100%
Perhitungan timbulan sampah di Kota Enviro dapat dilihat di lampiran E.
Sampah di kota Enviro yang bersumber dari kegiatan domestik, komersil, institusi dan
industri dibagi komposisinya menjadi sampah makanan dan halaman, kertas, plastik, logam,
kain dan lain-lain. Komposisi sampah terbesar adalah sampah makanan dan halaman yang
bersumber dari kegiatan komersil, sedangkan komposisi terendah adalah sampah jenis kain
yang bersumber dari kegiatan komersil.
4.3.1.3 Pewadahan
Jenis pewadahan yang digunakan di Kota Enviro ini tergantung pada sumber sampah, yaitu
pewadahan individual menggunakan kantong plastik ( 10 liter) serta pewadahan komunal
menggunakan bak bata dan kontainer. Bak bata dengan tahun pengadaan 2010 ini berjumlah 4
buah yang kapasitas masing-masingnya 3 m3 dan frekuensi pengangkutannya sekali dalam 2
Kelompok VIII IV-3
hari. Selain bak bata, Kota Enviro juga menggunakan wadah berupa kontainer berjumlah 3
buah berkapasitas 6 m3. Kontainer yang telah diadakan sejak tahun 2012 ini diangkut satu kali
dalam sehari. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Lampiran F.5..
4.3.1.4 Pengumpulan
Sistem pengumpulan di kota Enviro dilakukan dengan menggunakan becak motor. Becak
motor yang sudah diadakan sejak tahun 2010 berjumlah 4 buah dengan ritasi per hari yaitu 2
kali dan kapasitas pengangkutan 1,5 m3. Pengumpulan sampah di Kota Enviro ini dilakukan
secara individual tidak langsung, hal ini dikarenakan kurangnya partisipasi masyarakat dalam
melakukan pembuangan sampah pada tempatnya, sehingga petugas Dinas Kebersihan dan
Pertamanan sebagai institusi pengelolaan sampah kota menyediakan sarana berupa Tempat
Pembuangan Sampah Sementara (TPST) dimana sebelumnya akan ada petugas becak motor
yang mengambil sampah di setiap rumah. Kemudian sampah dari TPST ini akan diangkut
menuju Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).