All Bab Proposal Fiks 14 - 05 - 2019 11
All Bab Proposal Fiks 14 - 05 - 2019 11
PENDAHULUAN
berbagai organ dalam tubuh seperti hati, saluran empedu, pankreas, korteks
warna dan kejernihan urin, berat jenis, protein, glukosa dan pemeriksaan
Pemeriksaan protein urin dengan asam Asetat 6% cukup peka, karena 0,004%
Uji koagulasi, uji bang, dan uji asam sulfosalisilat merupakan uji – uji
yang dilakukan untuk mengidentifikasi adanya protein didalam urin atau yang
reagen untuk mendapat protein dari larutan sehingga terjadi perubahan dari
protein sehingga terjadi koagulasi. Fungsi dari pemanasan larutan yaitu untuk
urine.
adanya gumpalan atau perubahan warna yang keruh akibat protein. Urin yang
(Gandasoebrata, 2013).
Uji bang yang tidak menunjukkan perubahan warna apapun. Reagen pada
uji bang adalah pereaksi bang. Pereaksi bang tersebut berupa larutan bufer
dengan pH 4.7. Prinsip kerja uji ini sama dengan uji koagulasi yaitu protein
dalam urin akan membentuk kekeruhan atau gumpalan oleh asam karena
banyaknya kandungan protein dalam urin. Pada uji bang menunjukan hasil
yang negatif, menandakan bahwa dalam urin tersebut tidak terdapat protein
sulfosalisilat sebagai reagen. Asam dan urin akan bertemu dan menunjukkan
warna keruh pada pertemuan asam dan urin. Apabila terjadi warna yang
keruh, hasil yang ditunjukkan urin tersebut mengandung protein. Uji asam
asam dan urin. Hal ini menunjukkan hasil negatif sehingga dalam urin
Asam asetat merupakan nama dagang dari senyawa ini, dan merupakan
nama yang paling dianjurkan oleh IUPAC. Nama ini berasal dari kata latin
acetum, yang berarti cuka. Nama sistematis dari senyawa ini adalah asam
etanoat. Asam asetat glasial merupakan nama trivial yang merujuk pada asam
bau yang menyengat dan memiliki rasa asam yang tajam sekali.. Bahan ini
larut di dalam air, alkohol, gliserol dan eter, tetapi asam cuka tidak larut
kamar. Cuka atau vinegar adalah suatu bahan penyedap kodimen yang
dihasilkan dengan cara fermentasi dari bahan dasar yang mengandung gula
atau pati. Bahan penyusun utama dari cuka atau vinegar adalah asam cuka
1.2.Rumusan Masalah
Penelitian ini dibatasi untuk melihat adanya perbandingan hasil positif (+)
protein urin.
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Proteinuria
Protein urine adalah suatu kondisi dimana terlalu banyak protein dalam
urine dari adanya kerusakan ginjal. Ekskresi protein urine normal hingga 150
mg/hari. Oleh karena itu, jika jumlah protein dalam urine menjadi abnormal,
maka dianggap sebagai tanda awal penyakit ginjal atau penyakit sistemik
yang signifikan. Jika kadar gula darah tinggi selama beberapa tahun
hilang dari darah. Proteinuria merupakan tanda bahwa ginjal telah menjadi
seperti globulin dan albumin. Hal ini terjadi karena peran sel endotel pada
ukurannya. Hal ini akibat heparin sulfat proteoglikans yang terdapat pada
dan hormon peratiroid secara bebas melalui filter glomerulus dan selanjutnya
6
protein dengan berat molekul rendah yang selanjutnya keluar melalui urine
(Jeanida, 2010).
fisiologis dapat terjadi pada masa remaja dan juga pada pasien
dari 150 mg/24 jam atau 200 mg/24 jam (Bawazier, 2009).
a. Proteinuria Glomerulus
b. Proteinuria Tubular
(Bawazier, 2009).
c. Overflow Proteinuria
(Bawazier, 2009).
penting dari setiap mahkluk hidup. Ginjal berperan sangat penting dalam
2.4.2. Stress
2.4.3. Hipertensi
angka kejadian yang tinggi dan penyakit ini mengenai semua lapisan
masyarakat.
2.5.2. Analitik
hasil pemeriksaan.
a. Urin dapat menjadi berbuih dan seseorang dapat memiliki nafsu makan
yang buruk.
nyeri dada.
a. Penyakit glomerulus
amiloid glomerulus.
difiltrasi.
individu normal ekskresi kurang dari 150 mg/hari dari protein total dan
albumin hanya sekitar 30 mg/hari, sisa protein pada urine akan diekskresi
(Bawazier, 2009).
12
Metode yang dipakai untuk mengukur proteinuria saat ini sangat bervariasi
memberikan hasil positif palsu bila pH >7,0 dan bila urine sangat pekat atau
jumlah cukup banyak akan menjadi negatif palsu. Ini terutama sangat penting
untuk menentukan protein Bence Jones pada urine pasien dengan multiplek
myeloma. Tes untuk mengukur konsentrasi urine total secara benar sepeti
protein pada urin, tapi bila warna tidak berubah maka berarti
hasilnya negatif.
13
Jika terjadi perubahan warna pada cuka maka, positif namun jika
dalam tabung, setelah itu tuangkan urin ke dalam cuka. Tunggu 3-5
garam - garam yang telah ada dalam urine atau yang sengaja
Nilai Rujukan :
digunakan bisa dengan cara esbach, tetapi metode ini ketepatannya dan
BAB 3
Kerangka Konseptual
= Tidak diteliti
= Diteliti
asam asetat dan disini saya ingin mengetahui apakah Asam cuka sendok dapat
mendeteksi protein didalam urin dengan membandingkan hasil (+) positif dari
3.3. Hipotesis
Hipotesis Penelitian
BAB 4
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah pre-eksperimen karena tidak ada kontrol yang
Kelompok Eksperimen
X1 1
X2 2
sendok.
Bahan pada penelitian ini adalah urin yang mengandung (+) positif
(t-1) (r-1) ≤ 15
(2-1) (r-1) ≤ 15
(r-1) ≤ 15
r ≥ 16
Keterangan :
t : Kelompok Perlakuan
sebanyak 16 kali.
rumahan.
Pemeriksaan
protein Hasil (+) positif Pemeriksaan
metode Bang yang didapat Kualitatif Negatif Ordinal
pada urin Urin (-)
Pemeriksaan
protein urin Melihat
metode asam perbandingan Pemeriksaan Negatif Ordinal
cuka hasil (+) positif Kualitatif (-)
rumahan dengan metode
bang
4.5.1. Lokasi
4.6.2.1. Persiapan
4.6.2.2. Pelaksanaan
21
4.6.2.3. Prosedur
asetat 6%.
pada urin.
Rakyat).
tetes
asetat 6%
pada urin
cuka sendok.
4.7.1.1. Tabulasi
pemeriksaan tersebut.
BAB 5
a. Jenis Kelamin
ibu yang sedang hamil jadi jenis kelamin yang diperlukan yaitu
Reagen Bang dan Asam cuka sendok, pengumpulan sampel dilakukan dengan
wadah sampel, berapa banyak sampel yang diperlukan dan akan di apakan
sampel tersebut.
ditambahkan 3 – 5 tetes asam asetat 6% jika hasil tetap keruh maka (+)
terdapat protein pada urin yang diperiksa, apabila kekeruhan hilang maka (-)
terdapat protein didalam urin, untuk pemeriksaan yang kedua cara kerja yang
total dari hasil pemeriksaan ada 32, hasil menggunakan Reagen Bang
didapatkan 10 hasil (+3) dengan keterangan urin jelas keruh berkeping (0,2-
0,5%) dan 6 hasil (+4) dengan keterangan urin sangat keruh dan bergumpal
dan memadat (> 0,5%), pada hasil dengan menggunkanan Asam cuka sendok
28
juga didapatkan 10 hasil (+3) dengan keterangan urin jelas keruh berkeping
(0,2-0,5%) dan 6 hasil (+4) dengan keterangan urin sangat keruh dan
5.2.1. Kesulitan
5.2.2. Kelemahan
sampel.
29
BAB 6
PEMBAHASAN
6.1. Pembahasan
dan asam cuka sendok yang menggunakan sampel urin (+) mengandung
yang positif, sehingga dapat mengetahui apakah protein pada urin dapat
bereaksi dengan reagen bang dan asam cuka rumahan, pengambilan sampel
reagennya saja, hasil penelitian yang didapat dari sampel yang diperiksa, hasil
jelas keruh berkeping (0,2-0,5%) dan 6 hasil (+4) dengan keterangan urin
sangat keruh dan bergumpal dan memadat (>0,5%), pada hasil dengan
30
keterangan urin jelas keruh berkeping (0,2-0,5%) dan 6 hasil (+4) dengan
berbagai organ dalam tubuh seperti hati, saluran empedu, pankreas, korteks
warna dan kejernihan urin, berat jenis, protein, glukosa dan pemeriksaan
BAB 7
PENUTUP
7.1. Kesimpulan
protein urin yang dimodifikasikan menggunakan metode bang dan asam cuka
3. Dari hasil yang didapatkan diketahui bahwa tidak ada perbedaan hasil
7.2. Saran
LAMPIRAN
33