Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Proses penuaan merupakan suatu proses fisiologis yang selalu terjadi pada setiap

makhluk hidup. Penuaan atau proses menua/meanjadi tua (aging) adalah menghilangnya

secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti diri dan

mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap

jejas dan memperbaiki kerusakan yang diderita.

B. TUJUAN PENULISAN

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PERMASALAHAN YANG TERJADI PADA LANSIA

1. Penurunan masalah fisik dan fungsi tubuh

Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai ke semua system organ tubuh,

diantaranya system pernafasan, pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler, system

pengaturan tubuh, musculoskeletal, gastrointestinal, genito urinaria, endokrin dan

intregumen.

a. System pernafasan pada lansia

1) Otot pernafasan kaku dan kehilangan kekuatan, sehingga volume udara

inspirasi berkurang, sehingga pernafasan cepat dan dangkal

2) Penurunan aktivitas silia menyebabkan penurunan reaksi batuk sehingga

potensial terjadi penumpukan sekret


3) Penurunan aktivitas paru (mengembang & mengempisnya) sehingga

jumlah udara pernafasan yang masuk ke paru mengalami penurunan, kalau

pada pernafasan yang tenang kira-kira 500 ml

4) Alveoli semakin melebar dan jumlahnya berkurang (luas permukaan

normal 50 m2), menyebabkan terganggunya proses difusi

5) Penurunan oksigen (O2) arteri menjadi 75 mmHg mengganggu pose

oksigenasi dari hemoglobin, sehingga O2 tidak terangkut semua ke

jaringan

6) CO2 pada arteri tidak berganti sehingga komposis O2 dalam arteri juga

menurun yang lama kelamaan menjadi racun paoa tubuh sendiri

7) Kemampuan batuk berkurang, sehingga pengeluaran sekret & corpus

alium dari saluran nafas berkurang sehingga potensial terjadinya obstruksi

b. System persyarafan

1) Cepatnya menurunkan hubungan persyarafan

2) Lambat dalam merespon dan waktu untuk berfikir

3) Mengecilkan syaraf panca indra

4) Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya syaraf

pencium & perasa lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan

rendahnya ketahanan terhadap dingin

c. Perubahan panca indra yang terjadi pada lansia

1) Penglihatan

a) Kornea lebih berbentuk sferis (bola)

b) Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar


c) Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa)

d) Meningkatnya ambang pengamatan sinar: daya adaptasi terhadap

kegelapan lebih lambat, susah melihat dalam cahaya gelap

2) Pendengaran

a) Presbiakusis (gangguan pada pendengaran)

b) Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam,

terutama terhadap bunyi suara, antara lain nada yang tinggi, suara

yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia di atas

umur 65 tahun

c) Membran timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis

d) Terjadinya pengumpulan serumen, dapat mengeras karena

meningkatnya kreatin

3) Pengecap dan penghidu

a) Menurunya kemampuan pengecap

b) Menurunnya kemampuan penghidu sehingga mengakibatkan selera

makan berkurang

4) Peraba

a) Kemunduran dalam merasakan sakit

b) Kemunduran dalam merasakan tekanan, panas dan dingin

d. Perubahan cardiovascular pada usia lanjut

1) Katub jantung menebal dan menjadi kaku


2) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% pertahun sesudah

berumur 20 tahun. Hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan

volumenya

3) Kehilangan elastisitas pembuluh darah

4) Kurangnya efektifitasnya pembuluh darah perifer untuk oksigenasi,

perubahan posisi dari tidur keduduk (duduk ke berdiri) bisa menyebabkan

tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg (mengakibatkan pusing

mendadak)

5) Tekanan darah meningkat akibat meningkatnya resistensi pembuluh darah

perifer (normal ±170/95 mmHg)

e. System genito urinaria

1) Ginjal mengecil dan nephron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal

menurun sampai 50%, penyaringan diglomerulo menurun samapi 50%,

fungsi tubulus berkurang akibatnya kurangnya kemampuan

mengkonsentrasi urin, berat jenis urin menurunkan proteinuria (biasanya

+1)

2) Vesika urinaria/kandung kemih, otot-otot menjadi lemah, kapasitasnya

menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekuensi BAK meningkat,

vesika urinaria susah dikosongkan pada pria lanjut usia sehingga

meningkatnya retensi urin

3) Pembesaran prostat ±75% dimulai oleh pria usia diatas 65 tahun

4) Atropi vulva
5) Vagina, selaput menjadi kering, elastisotas jaringan menurun juga

permukaan menjadi halus, sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya lebih

alkali terhadap perubahan warna

6) Daya sexual, frekuensi sexsual intercouse cenderung menurun tapi

kapasitas untuk melakukan dan menikmati berjalan terus

f. System endokrin/metabolic pada lansia

1) Produksi hampir semua hormon menurun

2) Pituitary, pertumbuhan hormon ada tetapi lebih endah dan hanya ada di

pembuluh darah dan berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH dan

LH

3) Menurunnya aktivitas tiriod

4) Menurunnya produksi aldosteron

5) Menurunnya sekresi hormon: profgesteron, esterogen, tetosteron

6) Defisiensi hormonali dapat menyebabkan hipotirodism, depresi dari

sumsum tulang serta kurang mampu dalam mengatasi tekanan jiwa (stress)

g. Perubahan system pencernaan pada usia lanjut

1) Kehilangan gigi, penyebab utama adanya periodontal disease yang biasa

terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang

buruk dan gizi buruk

2) Indra pengecap menurun, adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir,

atropi indra pengecap (±80%), hilangnya sensitivitas dari syaraf pengecap

dilidah terutama rasa manis, asin, asam & pahit

3) Esofagus melebar
4) Lambung, rasa lapar menurun (sensitivitas lapar menurun), asam lmbung

menurun, waktu mengosongkan menurun

5) Peristaltic lemah & biasanya timbul konstipasi

6) Fungsi absorbs melemah (daya absorbs terganggu)

7) Liver (hati), makin mengecil & menurunnya tempat penyimpanan,

berkurangnya aliran darah.

h. System muskoloskeletal

1) Tulang rapuh

2) Resiko terjadi fraktur

3) Kyphosis

4) Persendian besar & menjadi kaku

5) Pada wanita lansia > resiko fraktur

6) Pinggang, lutut & jari pergelangan tangan terbatas

7) Pada diskus intervertrabalis menipis dan menjadi pendek (tinggi badan

berkurang).

i. Perubahan system kulit & jaringan ikat

1) Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak

2) Kulit kerinf & kurang elastis karena menurunnya cairan dan hilangnya

jaringan adipose

3) Kelenjar-kelenjar keringat mulai tak berkerja dengan baik, sehingga tidak

begitu tahan terhadap panas dengan temperature yang tinggi

4) Kulit pucat dan terdapat bintik-bintik hitam akibat menurunnya aliran

darah dan menurunnya sel-sel yang memproduksi pigmen


5) Menurunnya aliran darah dalam kulit juga menyebabkan penyembuhan

luka-luka kurang baik

6) Kuku pada jari tangan dan kaki menjadi tebal dan rapuh

7) Pertumbuhan rambut berhenti, rambut menipis dan botak serta warna

rambut kelabu

8) Pada wanita > 60 tahun rambut wajah meningkat kadang-kadang menurun

9) Temperature tubuh menurun akibat kecepatan metabolisme yang menurun

10) Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang

banyak rendahnya aktivitas otot.

j. Perubahan system reproduksi dan kegiatan sexsual

1) Perubahan system reproduksi

a) Selaput lender vagina menurun/kering

b) Munculnya ovarium dan uterus

c) Atropi payudara

d) Testis masih dapat memproduksi meskipun adanya penurunan secara

berangsur-angsur

e) Dorongsn sex menetap sampai usia diatas 70 tahun, asal kondisi

kesehatan baik.

2) Kegiatan sexsual

Seksualitas adalah kebutuhan dasar manusia dalam manifestasi

kehidupan yang berhubungan dengan alat reproduksi.

Sexsualitas pada lansia sebenarnya tergantung dari caranya, yaitu

dengan cara yang lain dari sebelumnya, membuat pihak lain mengetahui
bahwa ia sangat berarti untuk anda. Juga sebagai pihak yang lebih tua

tanpa harus berhubungan badan, masih banyak cara lain untuk dapat

bermesraan dengan pasangan anda. Pernyataan-pernyataan lain yang

menyatakan rasa tertarik dan cinta lebih banyak mengambil alih fungsi

hubungan sexsualitas dalam pengalaman sex.

2. Masalah sosial pada lansia

Akibat berkurangnya fungsi indra pendengaran, penglihatan, gerak fisik dan

sebagainya maka muncul gangguan fungsional atau bahkan kecacatan pada lansia.

Misalnya badannya menjadi bungkuk, pendengaran sangat berkurang, penglihatan

kabur dan sebagainya sehingga sering menimbulkan keterasingan.

Hal itu sebaiknya dicegah dengan selalu mengajak mereka melakukan aktivitas,

selama yang bersangkutan masih sanggup, agar tidak merasa terasing atau

diasingkan. Karena jika keterasingan terjadi akan semakin menolak untuk

berkomunikasi dengan orang lain kadang-kadang terus muncul perilaku regresi

seperti mudah menangis, mengurung diri, mengumpulkan barang-barang tak berguna

serta merengek-rengek dan menangis bila ketemu orang lain sehingga perilakunya

seperti anak kecil.

Dalam menghadapi berbagai permasalahan di atas pada umumnya lansia yang

memiliki keluarga bagi orang-orang kita (budaya ketimuran) masih sangat beruntung

karena anggota keluarga seperti anak, cucu, cicit, sanak saudara bahkan kerabat pada

umumnya ikut membantu memelihara (care) dengan penuh kesabaran dan

pengorbanan. Namun bagi mereka yang tidak punya keluarga atau sanak saudara

karena hidup membujang atau punya pasangan hidup namun tidak punya anak dan
pasangannya sudah meninggal, apalagi hidup dalam perantauan sendiri, seringkali

menjadi terlantar.

3. Masalah psikologi pada lansia

a. Depresi

Gangguan depresi merupakan hal yang terpenting dalam problem lansia. Usia

bukan merupakan faktor untuk menjadi depresi tetapi suatu keadaan penyakit

medis kronis dan masalah-masalah yang dihadapi lansia yang membuat mereka

depresi. Gejala depresi pada lansia dengan orang dewasa muda berbeda dimana

pada lansia terdapat keluhan somatic.

Gejala depresi pada lansia, yaitu:

1) Gejala utama:

- Afek depresi

- Kehilangan minat

- Berkurangnya energy (mudah lelah)

2) Gejala lain:

- Konsentrasi dan perhatian berkurang

- Kurang percaya diri

- Sering merasa bersalah

- Pesimis

- Ide bunuh diri

- Gangguan pada tidur

- Gangguan pada nafsu makan


Berdasarkan gejala di atas, depresi pada lansia dapat dibedakan beberapa bentuk

berdasarkan berat ringannya:

- Depresi ringan: 2 gejala utama + 2 gejala lain + aktivitas lain terganggu

- Depresi sedang: 2 gejala utama + 3 gejala lain + aktivitas agak terganggu

- Depresi berat: 3 gejala utama + 4 gejala lain + aktivitas sangat terganggu

Penyebab terjadinya depresi merupakan gabungan antara faktor-faktor

psikologik, sosial dan biologic

- Biologic: sel saraf yang rusak, faktir genetik, penyakit kronis seperti

hipertensi. DM, stroke, keterbatasan gerak, gangguan

pendengaran/penglihatan

- Sosial: kurang interaksi sosial, kemiskinan, kesedihan, kesepian, isolasi

sosial

- Psikologis: kurang percaya diri, gaul, akrab, konflik yang tidak terselesai.

b. Skizofrenia

c. Gangguan delusi

d. Gangguan kecemasan

e. Gangguan penggunaan

f. Gangguan tidur

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETUAAN & PENYAKIT YANG

SERING DIJUMPAI

Faktor-faktor yang mempengaruhi ketuaan, yaitu:

1) Hereditas atau ketuaan genetik


2) Nutrisi atau makanan

3) Status kesehatan

4) Pengalaman hidup

5) Lingkungan

6) Stress

Penyakit yang sering dijumpai:

1. Penurunan penglihatan

Penurunan penglihatan juga merupakan masalah kesehatan yang paling umum

terjadi di usia tua. Kondisi ini biasanya ditemukan pada orang berusia di atas 50

tahun.

2. Gangguan pendengaran

Bentuk yang paling umum dari gangguan pendengaran adalah presbikus. Mereka

yang mengalami penurunan pendengaran membutuhkan alat bantu dengar.

3. Glukoma

Glukoma adalah salah satu masalah kesehatan yang berhubungan dengan

penglihatan. Penyakit glukoma akan menyebabkan kerusakan saraf optik mata.

4. Penurunan fungsi kognitif

Gangguan kognitif mampu menyebabkan anda mengalami kehilangan memori.

Saat anda terkena penyakit ini, anda pun akan mengalami kebingungan saat akan

melakukan sesuatu hal.

5. Masalah prostat
Saat anda mengalami masalah dengan prostat, maka otomatis juga akan berdampak

pada urin anda. Perempuan juga beresiko terkena penyakit ini sebab mereka

mengalami penurunan kekuatan oto panggul.

6. Radang sendi

Radang sendi atau arthritis adalah penyakit yang juga sering menyerang tulang

selain osteoporosis. Arthritis mampu mempengaruhi jari, pinggul, lutu, pergelangan

tangan dan tulang belakang.

7. Gangguan metabolisme

Saat memasuki usia senja, kemampuan metabolisme tubuh akan menurun.

Akibatnya anda pun mudah terkena beberapa penyakit seperti diabetes tipe 2,

penyakit jantung, tekanan darah tinggi, hingga kanker.

8. Gangguan emosional

Di usia senja, anda tidak hanya mengalami gangguan fisik namun juga mental.

Timbul perasaan tidak nyaman ketika anda memasuki usia senja.

9. Kencing manis (Diabetes Mellitus)

a. Tipe I: IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus)

Cirinya:

- Banyak menyerang orang muda

- Disebabkan penghancuran total sel-sel beta pankreas

- Sangat mutlak tergantung pada terapi insulin

b. Tipe II: NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus)

Cirinya:

- Paling banyak menyerang orang tua


- Sel beta pankreas tidak dirusak tidak cukup memproduksi insulin

- Sehingga hati, otot serta sel lemak tidak bereaksi secara wajar

Gejala DM adalah polipagia, poliuria, polidipsia diikuti tubuh yang cepat

lelah, kurang tenaga, badan kurus, gatal-gatal, kesemutan dan luka yang sukar

sembuh.

10. Osteoporosis

Pada wanita, kekurangan hormon esterogen dapat mnyebabkan kehilangan masa

tulang dampak terhadap metabolisme kalsium akhirnya membuat tulang patah. Pada

pria, karena defisiensi testosteron, alkohol, penggunaan kortikosteroid dan fsktor

penuaan.

11. Dementia type Alzheimer

Dipengaruhi oleh hormon juga, pada wanita esterogen dapat meningkatkan

produksi zat dan aktivitas neorotransmeter, penurunan teosteron pada laki-laki akan

berpengaruh penurunan fungsi memori dan fungsi kognitif. Kondisi yang sangat

berat akan menyebabkan terjadinya penimbunan protein amiloid di darah otak

sehingga terjadi sindroma alzeimer.

Gejala-gejala Demensia Alzheimer sendiri meliputi gejala yang ringan sampai

berat. Sepuluh tanda-tanda adanya Demensia Alzheimer adalah:

- Gangguan memori yang mempengaruhi pekerjaan, seperti lupa meletakkan

kunci mobil, mengambil baki uang, lupa nomor telepon atau kardus obat yang

bisa dimakan, lupa mencampurkan gula dalam minuman, garam dalam masakan

atau cara-cara mengaduk air


- Kesulitan melakukan tugas yang biasa dilakukan, seperti tidak mampu

melakukan perkara asas seperti mengurus diri sendiri

- Kesulitan bicara dan berbahasa

- Disorientasi waktu, tempat dan orang, seperti keliru dengan keadaan sekitar

rumah, tidak tahu membeli barang ke kedai, tidak mengenali rekan-rekan atau

anggota keluarga terdekat

- Kesulitan mengambil keputusan yang tepat

- Kesulitan berpikir abstrak, seperti orang yang sakit juga mendengar suara atau

bisikan halus dan melihat bayangan menakutkan

- Salah meletakkan barang

- Perubahan mood dan perilaku, seperti menjadi agresif, cepat marah dan

kehilangan minat untuk berinteraksi atau hobi yang pernah diminatinya

- Perubahan kepribadian, seperti menjerit, terpekik dan mengikut perawat kemana

saja walaupun ke wc

- Hilangnya minat dan inisiatif.

12. Penyakit jantung

Penyakit jantung yang dijumpai pada orang-orang lanjut usia ada beberapa macam,

yaitu:

a. Penyakit jantung coroner

Akibat yang besar dari penyakit jantung koroner adalah kehilangan oksigen

dan makanan ke jantung karena aliran darah ke jantung melalui arteri koroner

berkurang. Penyakit jantung koroner lebih banyak menjelang pria daripada

wanita, orang kulit putih dan separuh baya samapi dengan lanjut usia. Penyebab
dari penyakit jantung koroner ini adalah aterosklerosis terjadi plak lemak dan

jaringan serat sehingga menyempitkan bagian dalam arteri jantung. Penyebab

lainnya adalah faktor keturunan, hipertensi, kegemukan, merokok, diabetes,

stress, kurang olahraga dan kolesterol tinggi.

Gejala yang muncul pada penyakit jantung koroner ini adalah angina, yaitu

ketidakcukupan aliran oksigen ke jantung. Perasaan sakit angina terjadi seperti

terbakar, tertekan dan tekanan berat di dada kiri yang dapat meluas ke lengan

kiri, leher, dagu dan bahu. Tanda yang khas saat penyerangan adalah timbulnya

rasa mual, muntah, pusing, keringat dingin dan tungkai serta lengan menjadi

dingin.

b. Serangan jantung

Serangan jantung terjadi apabila saat salah satu arteri jantung tidak sanggup

lagi mensuplai darah ke bagian otot jantung yang dialirinya. Apabila terjadi

keterlambatan dalam pengobatan akan mengakibatkan kematian. Hampir

separuh dari kematian mendadak karena serangan jantung terjadi sebelum pasien

tiba di rumah sakit. Penyebab dari serangan jantung ini adalah karena

pembentukkan arterisklerosis (pengerasan arteri jantung) yang berakibat pada

penurunan aliran darah. Faktor resikonya meliputi: faktor keturunan, tekanan

darh tinggi, merokok, kolesterol tinggi, diabetes, kegemukan, kurang olahraga,

pemakaian obat-obatan (terutama kokain), umur dan stress.

Gejala utama serangan jantung ini adalah rasa sakit seperti menusuk-nusuk

dan bersifat persisten pada dada kiri, menyebar ke lengan, rahang, leher dan

bahu sampai 12 jam lamanya atau bahkan lebih. Tanda lain adalah perasaan
seperti bingung (bodoh), lelah, mual, muntah, sesak napas, dingin di lengan dan

tunkai, keringat dingin, cemas dan gelisah.

c. Penyakit hipertensi

Kebanyakan dengan bertambahnya usia seseorang, maka tensi atau tekanan

darahnya akan mengalami kenaikan. Berbagai penelitian telah dilakukan dan

disimpulkan bahwa di Indonesia rata-rata hipertensi berkisar 5-10% dan menjadi

lebih dari 20% jika sudah memasuki usia 50 tahun ke atas. Hipertensi sistolik

pada mulanya dianggap suatu gangguan kecil, akan tetapi sekrang ini telah

diakui sebagai pemegang peranan yang besar sebagai faktor resiko serangan

jantung. Pada usia lanjut tekanan darah cenderung mengalami labilitas dan

mudah mengalami hipotensi. Untuk itu dianjurkan selalu mengukur tekanan

darah pada waktu periksa maupun saat kontrol pengobatan. Apabila tidak

dilakukan kontrol rutin terhadap tekanan darah, akan memperbesar terjadinya

penyakit jantung hipertensi.

C. USAHA-USAHA YANG DAPAT DILAKUKAN PADA LANSIA

D. KUNCI MENUJU LANSIA YANG BAHAGIA, BERGUNA & BERKUALITAS

Lansia yang berguna dan berkualitas:

1. Menghindari sikap menarik diri

2. Mengembangkan perspektif yang jelas mengenai hidup

3. Menggantikan kepuasan-kepuasan yang hilang

4. Mengembangkan sumber yang berarti dan berharga


5. Mengembangkan hubungan yang bermakna

E. PERAN KELUARGA TERHADAP LANSIA

Peran keluarga terhadap lansia, yaitu:

1. Menjaga dan merawat kondisi fisik anggota keluarga yang lanjut usia, tetap dalam

keadaan optimal atau produktif

2. Mempertahankan dan meningkatkan status mental pada lansia

3. Memotivasi dan memfasilitasi lansia untuk memenuhi kebutuhan spiritual, dengan

demikian dapat meningkatkan ketaqwaan lansia kepada Tuhan YME

Anda mungkin juga menyukai