Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bidan merupakan profesi yang diakui secara nasional maupun internasional
dengan sejumlah praktisi di seluruh dunia (WHO, 1992). Menurut PP IBI, saat ini
sudah ada sekitar 200 ribu lulusan kebidanan dan sudah tercatat sekitar 101 ribu yang
terdaftar sebagai anggota PP IBI. Dipastikan jumlah bidan semakin bertambah
banyak karena semakin banyaknya kampus-kampus yang menghasilkan lulusan
kebidanan di Indonesia.
Diprediksi Indonesia akan mengalami kelebihan bidan pada tahun 2015 akibat
membludaknya lulusan kebidanan. Perkiraan membludaknya lulusan bidan ini
disampaikan oleh, Dr Harni Koesno, MKM., Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan
Bidan Indonesia (PP IBI), kebutuhan bidan yang ideal adalah 1 bidan untuk 1.000
warga. Dengan perkiraan populasi Indonesia pada tahun 2012 adalah 250 juta jiwa,
maka kebutuhan pada saat itu adalah 250 ribu orang tenaga bidan untuk
didistribusikan ke seluruh Indonesia.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk memaparkan lebih lanjut
mengenai idealitas bidan di masa depan.

1.2 Rumusan Masalah


2. Apa yang dimaksud dengan bidan ideal?
3. Apa saja karakteristik bidan ideal?
4. Bagaimana realitas bidan di Indonesia?
5. Bagaimana seharusnya idealitas bidan di massa depan?
6. Bagaimana cara menuju bidan yang ideal di masa depan?
1.3 Tujuan
2. Mengetahui pengertian bidan
3. Mengetahui realitas bidan di Indonesia saat ini
4. Mengetahui idealitas bidan di masa depan
5. Mengetahui dan memahami cara menuju bidan yang ideal di masa depan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bidan Ideal
KEPMENKES NOMOR 900/MENKES/SK/VII/2002 bab 1 pasal 1 : Bidan
adalah seorang wanita yang telah mengikuti program pendidikan bidan dan lulus ujian
sesuai persyaratan yang berlaku.
Menurut International Confederation of Midwife, bidan adalah seseorang yang
telah menyelesaikan pendidikan bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh
kualifikasi dan diberi izin untuk melaksanakan praktek kebidanan di negara itu.
Ideal menurut KBBI adalah sangat sesuai dengan yang dicita-citakan atau
diangan-angankan atau dikehendaki.
Immanuel Kant, salah satu tokoh filsafat, menggunakan ungkapan Ideal Akal
untuk mengacu pada definisi bentuk keberadaan Tuhan yaitu salah satu dari bagian Ide
Akal yang dalam dirinya memuat determinasi seluruh eksistensi yang terbatas.
Bidan ideal adalah seorang wanita yang berpendidikan dan diakui praktik
kebidanannya oleh negara dan sesuai dengan harapan yang diinginkan untuk melakukan
praktik kebidanan yang professional secara global

2.2 Karakteristik Bidan Ideal


Bidan adalah suatu profesi dimana dalam melaksanakan profesinya harus secara
professional. Oleh karena itu bidan ideal harus berperilaku secara professional antara
lain :
1. Bertindak sesuai

2.2.1 Falsafah Kebidanan


Falsafah kebidanan merupakan pandangan hidup atau penuntun bagi
bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan. Falsafah kebidanan tersebut
adalah:
a. Profesi kebidanan secara nasional diakui dalam undang-undang maupun
peraturan pemerintah Indonesia yang merupakan salah satu tenaga pelayanan
kesehatan professional dan secara internasional diakui oleh ICM, FIGO dan
WHO.
b. Tugas, tanggung jawab dan kewenangan profesi bidan yang telah diatur
dalam beberapa peraturan maupun keputusan menteri kesehatan ditujukan
dalam rangka membantu program pemerintah bidang kesehatan khususnya
ikut dalam rangka menurunkan AKI, AKP, KIA, Pelayanan ibu hamil,
melahirkan, nifas yang aman, pelayanan Keluarga Berencana (KB),
pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan reproduksi
lainnya.
c. Bidan berkeyakinan bahwa setiap individu berhak memperoleh
pelayanan kesehatan yang aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan
manusia dan perbedaan budaya. Setiap individu berhak untuk menentukan
nasib sendiri, mendapat informasi yang cukup dan untuk berperan di segala
aspek pemeliharaan kesehatannya.
d. Bidan meyakini bahwa menstruasi, kehamilan, persalinan dan
menopause adalah proses fisiologi dan hanya sebagian kecil yang
membutuhkan intervensi medic.
e. Persalinan adalah suatu proses yang alami, peristiwa normal, namun
apabila tidak dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal.
f. Setiap individu berhak untuk dilahirkan secara sehat, untuk itu maka
setiap wanita usia subur, ibu hamil, melahirkan dan bayinya berhak mendapat
pelayanan yang berkualitas.
g. Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan keluarga
yang membutuhkan persiapan mulai anak menginjak masa remaja.
h. Kesehatan ibu periode reproduksi dipengaruhi oleh perilaku ibu,
lingkungan dan pelayanan kesehatan.
i. Intervensi kebidanan bersifat komprehensif mencakup upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitative ditujukan kepada individu, keluarga dan
masyarakat.
j. Manajemen kebidanan diselenggarakan atas dasar pemecahan masalah
dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan yang professional
dan interaksi social serta asas penelitian dan pengembangan yang dapat
melandasi manajemen secara terpadu.
k. Proses kependidikan kebidanan sebagai upaya pengembangan
kepribadian berlangsung sepanjang hidup manusia perlu dikembangkan dan
diupayakan untuk berbagai strata masyarakat.
Kebidanan (midwifery) merupakan ilmu yang terbentuk dari sintesa berbagai
disiplin ilmu (multi disiplin) yang terkait dengan pelayanan kebidanan
meliputi ilmu kedokteran, ilmu keperawatan, ilmu perilaku, ilmu sosial
budaya, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu manajemen untuk dapat
memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin,
post partum, bayi baru lahir.
3. Falsafah Asuhan Kebidanan
Falsafah asuhan kebidanan merupakan keyakinan/ pandangan hidup bidan yang
digunakan sebagai kerangka berpikir dalam memberikan asuhan kepada klien.
a. Keyakinan tentang kehamilan dan persalinan
Bidan yakin bahwa kehamilan dan persalinan adalah proses alamiah dan bukan suatu
penyakit, namun tetap perlu diwaspadai karena kondisi yang semula normal dapat tiba –
tiba menjadi tidak normal.
b. Keyakinan tentang wanita
Bidan yakin bahwa perempuan meupakan pribadi yang unik, mempunyai hak
mengkontrol dirinya sendiri, memiliki kebutuhan, harapan dan keinginan yang patut
dihormati.

c. Keyakinan mengenai fungsi profesi dan pengaruhnya


Fungsi utama asuhan kebidanan adalah memastikan kesejahteraan perempuan bersalin
dan bayinya. Bidan mempunyai kemampuan mempengaruhi klien dan keluarganya.

d. Keyakinan tentang pemberdayaan dan pembuatan keputusan


Bidan yakin bahwa pilihan dan keputusan dalam asuhan kebidanan patut dihormati.
Keputusan yang dipilih merupakan tanggung jawab bersama antara perempuan, keluarga,
dan pemberi keputusan.
e. Keyakinan tentang asuhan
Bidan yakin bahwa fokus asuhan kebidanan adalah upaya pencegahan dan
peningkatan kesehatan yang menyeluruh, meliputi pemberian informasi yang relevan dan
objektif, konseling dan menfasilitasi klien yang menjadi tanggung jawabnya. Oleh karena
itu, asuhan kebidanan harus aman, memuaskan, menghormati dan mengoptimalkan
wanita serta keluarganya.
f. Keyakianan tentang kalaborasi
Bidan meyakini bahwa dalam memberikan asuhan harus tetap mempertahankan,
mendukung dan menghargai proses fisiologi. Intervensi dan penggunaan teknologi dalam
asuhan hanya bedasarkan indikasi. Bidan adalah praktisi yang mandiri, yang bekerja sama
mengembangkan kemitraan dengan anggota tim kesehatan lainnya.
g. Keyakinan tentang fungsi profesi dan manfaatnya
Bidan meyakini bahwa mengembangkan kemandirian profesi, kemitraan dan
pemberdayaan wanita serta tim kesehatan yang lainnya selama pemberian asuhan
dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

Anda mungkin juga menyukai