Anda di halaman 1dari 19

Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan

Kecamatan Merek Kabupaten Karo

BAB 6
SKENARIO PENANGANAN DAN KONSEP

6.1 GRAND KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN


6.1.1 Strategi Pengembangan Kawasan
Guna lahan di kawasan Desa Tongging dan Gajah Bobok ditetapkan
sebagai kawasan pendukung wisata Danau Toba. Fungsi lahan di kawasan ini
merupakan fungsi lahan campuran, dimana inti dari penggunaan lahan tersebut
saling mendekatkan penggunaan lahan yang berbeda (residensial, komersial,
institutional, rekreasi, dan lainlain).
Arahan strategi penggembangan kawasan sebagai pendukung wisata
Danau Toba menggunakan konsep Konservasi Lingkungan. Hal ini bertujuan untuk :
- Menata bangunan yang kurang tertib, kurang produktif, untuk
menciptakan lingkungan yang lebih serasi lingkungan yang lebih serasi
dan manusiawi.
- Mengendalikan pertumbuhan fisik tata bangunan dan lingkungan.
- Menghimpun berbagai peraturan bangunan secara spesifik setempat
dalam pandan ang lengkap panduan yang lengkap, padat, dan saling
terkait satu sama lain.
Strategi konservasi yang dipakai pada pengembangan kawasan
menggunakan prinsip Partisipatoris, Pluralistik, Apresiasi konteks dan nilai lokal.
Penekanan pada apresiasi konteks dan nilai lokal sebagai inti utama dalam
menentukan wajah kawasan.
Prinsip penataan kawasan memperhatikan kualitas fungsional (Organisasi
ruang/fungsi, Kejelasan dan keterkaitan fungsi, Sirkulasi pejalan kaki dan
kendaraan, Efisiensi), kualitas visual (Organisasi visual, kinerja arsitektural, Tata
Informasi (signage), Estetika kota, Gubahan massa, bahan dan warna bangunan
warna bangunan), dan kualitas lingkungan (Keseimbangan ekologi, Iklim mikro,
Utilitas, Karakter lingkungan).

BAB - 6 1
Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan
Kecamatan Merek Kabupaten Karo

6.1.2 Grand Concept Yang Dapat Dikembangkan


A. Potensi Strategis Kawasan
Kawasan jalan baru gajah bobok merupakan jalan pintas dan jalan wisata
utama dari pusat kegiatan Kecamatan Merek menuju area wisata Danau Toba,
dan merupakan area wisata agrowisata, sosial budaya, dan komersil, sehingga
perannya sebagai kawasan strategis pendukung wisata Danau Toba menjadi
sangat penting. Berdasarkan hal ini, maka upaya yang diperlukan adalah dengan
menata kawasan secara efesien dan optimal sesuai dengan peran kawasan
seperti tersebut diatas.
Kawasan Desa Tongging merupakan kegiatan dengan berbagai fungsi,
seperti perdagangan/bisnis, sosial budaya, permukiman, dan wisata pinggir
danau. sehingga perannya sebagai kawasan strategis pendukung wisata Danau
Toba menjadi sangat penting. Berdasarkan hal ini, maka upaya yang diperlukan
adalah dengan menata kawasan secara efesien dan optimal sesuai dengan peran
kawasan seperti tersebut diatas.
Konsep pengembangan kawasan di Desa Tongging melalui peningkatan
wisata pinggir danau dengan penataan kawasan yang dapat dinikmati dan
menjadi pembangkit dari kawasan tersebut, yang secara fungsi terkoneksi
langsung dengan fungsi-fungsi lain di kawasan seperti penumbuhan perekonomian
bagi masyarakat di sekitar kawasan

B. Fasilitas (Amenities) Kawasan


Dalam mengembangkan kawasan Desa Tongging dan Kawasan Gajah
Bobok, diperlukan amenitas yang memadai baik secara kualitas maupun
kuantitas dengan mempertimbangkan faktor perilaku sosial (Social Behavior
Factor-vitality), yakni :
- Bagi Pejalan kaki
- Mempertimbangkan kegiatan wisata pinggir Danau Toba
- Periodik aktifitas : sementara (temporal), malam hari, akhir pekan
- Pengguna : penduduk, pekerja, pengunjung
- Perilaku kehidupan sosial
- Kenyamanan beraktifitas = terhindar dari ketakutan (crime fear)
- Peningkatan kualitas hidup

BAB - 6 2
Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan
Kecamatan Merek Kabupaten Karo

Disamping fasilitas kawasan yang berdasarkan faktor tersebut diatas,


juga diperlukan fasilitas kawasan yang berdasarkar faktor :
- Dalam mewadahi usaha kecil, menengah.
- Fasilitas bagi kelompok ekonomi baru
- Fasilitas untuk pemasaran lokal
- Mewadahi usaha masyarakat di bidang lain.
- Fleksibilitas berusaha
Adapun amenitas yang dapat dikembangkan, meliputi :
- Pembangunan/ peningkatan jalan lingkungan.
- Pembangunan/ peningkatan saluran lingkungan.
- Pembangunan/ peningkatan ruang terbuka publik (plaza), beserta
gazebo, lampu taman, pedestrian, monumen, dan lain-lain.
- Pembangunan/ peningkatan jalan pedestrian.
- Pembangunan kios pedagang / souvenir shop.
- Pembangunan/ peningkatan gerbang kawasan.
Pembangunan fasilitas lainnya, mencakup ram aksesibilitas, trek jogging,
pedestrian ways, sitting group, gazebo, wc umum, lampu taman, rumah
pompa, tempat sampah, dan sebagainya.

6.1.3 Skenario Penanganan Kawasan


Dalam rangka pengembangan Kawasan Desa Tongging dan Kawasan
Jalan Baru Gajah Bobok dengan konsep konservasi lingkungan dan memiliki fungsi
sebagai kegiatan agrowisata dan wisata pinggir danau, perdagangan dan jasa,
permukiman, sosial dan budaya. maka skenario penanganan kawasan tersebut
secara garis besar akan mencakup 3 (tiga) tahapan, yaitu:
A. Peningkatan Kualitas Sosial Kawasan
Skenario Penanganan, akan difokuskan pada public space, yang meliputi :
pasar tongging, RTH, open space kawasan pinggir Danau Toba.
- Perencanaan dan penataan ruang public (public space)
- Area parkir kawasan
- Fasilitas/ bangunan publik kawasan
- Ruang publik/ open space kawasan
- Penataan bangunan perdagangan dan jasa

BAB - 6 3
Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan
Kecamatan Merek Kabupaten Karo

Beberapa kegiatan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:


a. Revitalisasi Area Pasar Tongging: penegasan citra bangunan sebagai
kawasan budaya, fasilitas bangunan penunjang : shelter, fasilitas penunjang
pasar (sclupture, lampu, pepohonan / planting, area duduk /sitting group,
dll), area parkir kawasan dan toilet.
b. Revitalisasi Area Pintu Masuk Bukit Gajah Bobok, pembangunan gerbang,
Penempatan/Pembangunan Akses, Area Parkir, Tourisme Information,
Penataan dan Pembangunan/Pola Landscaping Taman
c. Pembangunan Area Tugu Kota, Penempatan/Pembangunan Akses,
penunjukkan ciri khas tugu
d. Pembangunan Area Pinggir Danau (water promenade),
Penempatan/Pembangunan Akses, Area Parkir, Tourisme Information,
Penataan dan Pembangunan/Pola Landscaping Taman, Fasilitas Taman (
Lampu Taman, Sitting Group, Play Ground)

B. Peningkatan Fasilitas Penunjang Efesiensi dan Optimalisasi


Skenario penanganan akan difokuskan pada reconnecting public nodes, skala
pejalan kaki dan speda, yang meliputi: Area pinggiran Danau Toba, Area
Komersial (Pasar Tongging), Fasilitas Publik.
Beberapa kegiatan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Reconnecting Nodes Area Pinggiran Danau Toba – Nodes Inti
Kawasan : Pebangunan Pedestrian way pinggir danau, jalur
sepeda (Bikecycle way), Shalter Sepeda / Persewaan Sepeda,
Perabot Jalan (Street Furniture)
2. Reconnecting Nodes Area Pasar Tongging – Nodes Komersil :
Renovasi kembali bangunan pasar tradisional, Pembangunan Jalur
Pejalan Kaki (Pedestrian Way), pembangunan Shalter
Bus/angkutan kota, Perabot Jalan (Street Furniture), Pembangunan
Tugu penanda kawasan.

C. Peningkatan Kualitas Ekonomi Kawasan


Skenario Penanganan, akan difokuskan pada peningkatan kualitas ruang
ekonomi kawasan, yang meliputi : Area Pasar Tangging, Area Perdagangan dan
Jasa, Area Agrowisata koridor jalan baru gajah bobok.

BAB - 6 4
Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan
Kecamatan Merek Kabupaten Karo

Beberapa kegiatan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:


1. Pembangunan Ruang Ekonomi Pasar Tongging, pembangunan ruang
ekonomi halaman pasar/kuliner, fasilitas bangunan penunjang :
kios/kafetaria, souvenir shop, shalter, fasilitas penunjang (sclupture,
lampu, pepohonan/planting, area duduk/sitting group, play ground,
tourisme information, dll) area parkir kawasan dan toilet.
2. Penataan/Renovasi Bangunan Perdagangan/Jasa Sekitar Pasar
Tongging, penataan bangunan dan lingkungan area perdagangan dan
jasa, fasilitas bangunan penunjang (lampu, pepohonan/planting, area
duduk/sitting group, pedestrian) area parkir kawasan dan toilet.
3. Penataan/Renovasi Bangunan area kawasan Agrowisata, penataan
bangunan dan lingkungan area Agrowisata, fasilitas bangunan
penunjang (lampu, pepohonan/planting, area duduk/sitting group,
pedestrian) area parkir kawasan dan toilet.

6.2 KONSEP PERANCANGAN


6.2.1 Visi dan Misi
Visi pengembangan kawasan perencanaan RTBL koridor jalan baru gajah
bobok dan Desa Tongging adalah :“ Menjadikan kawasan Bukit gajah Bobok dan
Desa Tongging sebagai kawasan wisata alam, agrowisata dan budaya berskala
internasional dengan berbagai macam atraksi dan fasilitas yang aman, nyaman,
manusiawi dan ramah lingkungan dan menjadi salah satu ikon wisata di Kabupaten
Karo ”.
Dari visi tersebut, dapat dirumuskan beberapa misi yang akan menjadi
dasar bagi penetapan kriteria-kriteria perancangan kawasan ini. Misi tersebut
antara lain:
- Membentuk citra kawasan sebagai kawasan wisata berskala internasional
- Kawasan Jalan Utama yaitu kawasan jalan baru di kawasan Bukit Gajah
Bobok dan jalan Tongging-Silalahi sebagai pusat kegiatan baru bagi
melalui pengembangan kawasan komersial, perdagangan dan hunian
sekitarnya.
- Menciptakan lingkungan yang aman baik bagi pengguna maupun
pengunjung kawasan

BAB - 6 5
Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan
Kecamatan Merek Kabupaten Karo

- Menciptakan kawasan yang nyaman, manusiawi dan ramah lingkungan


melalui penataan berbagai elemen-elemen rancang Kota yang sesuai
bagi skala manusia
Untuk mencapai kondisi tersebut maka diperlukan beberapa penanganan
yang mencakup faktor-faktor yang paling berpengaruh pada keberhasilan
penanganan perancangan Kota. Perancangan Kota merupakan upaya untuk
membentuk ruang Kota secara tiga dimensional agar pemanfaatan ruang Kota
dapat terwujud sesuai dengan fungsi yang direncanakan. Tujuannya adalah untuk
membentuk wajah Kota yang dapat mencerminkan keindahan, kenyamanan
lingkungan Kota dalam lingkup ruang dan waktu, dengan demikian perancangan
Kota merupakan rekayasa fisik elemen Kota sebagai terjemahan rencana tata
ruang Kota.

6.2.2 Konsep Komponen Perancangan Kawasan


A. Struktur Peruntukan Lahan
Serangkaian kegiatan dalam koridor memperlihatkan beragam fungsi di
area tepiannya. Konsep perancangan terhadap kawasan Desa Tongging
dan Kawsan Koridor Gajah Bobok berdasarkan kondisi saat ini dan arah
kecenderungannya di masa mendatang, meliputi :
- Kawasan Agrowisata
- Kawasan Permukiman
- Kawasan Ruang Terbuka Hijau ( Open Space)
- Kawasan Perdagangan dan Jasa

BAB - 6 6
Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan
Kecamatan Merek Kabupaten Karo

Gambar 6.1
Struktur Peruntukan Lahan Desa Tongging

B. Tata Bangunan dan Lingkungan


1) Pengembangan Bangunan Baru
a. Tampilan dan Tipologi bangunan
Tipologi bangunan merupakan pengembangan bentuk dan fungsi
dengan mengadopsi tampilan ciri arsitektur setempat. Keselarasan
tampilan baru ini dapat diterima oleh lingkungan, sehingga relevan
menjadi generasi tipologi mendatang.
b. Orientasi Bangunan
Orientasi bangunan dirancang dengan memperhatikan skala kawasan.
Anatomi kawasan Desa Tongging dan Koridor Gajah Bobok
diartikulasi oleh gugusan arah bangunan menuju Danau Toba,
sekaligus untuk mempertegas koridor tersebut. Karena ciri atau image
kawasan dapat dipahami melalui presentasi secara ”serial vision”,
yakni sebuah kawasan tidak dapat dipahami/dinikmati dalam titik
tertentu (satu titik) saja, akan tetapi diperlukan serangkaian

BAB - 6 7
Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan
Kecamatan Merek Kabupaten Karo

pengamatan di dalam gerakan. Orientasi bangunan pada kawasan


koridor gajah bobok mempertimbangkan ruang terbuka (open space)
sebagai ruang orientasi.
c. Ketinggian Bangunan
Perancangan kawasan terkait dengan ketinggian bangunan meliputi
pengendalian: (Attoes, 1984)
- Relevansi visual dari ketinggian bangunan terhadap ruang-
ruang terbuka kawasan secara menyeluruh.
- Terbentuknya garis langit (Skyline) kawasan yang positif,
skyline memberikan gradasi antara bangunan tinggi dan
rendah.
- Terbentunya makna/simbol kawasan, alat orientasi dan
perangkat estetis.
d. Arsitektur Bangunan dan Lingkungan
Penataan bangunan dan lingkungan perlu memperhatikan
keselamatan dan kenyamanan lingkungan, sehingga mengacu kepada
faktor-faktor Garis Sempadan Bangunan (GSB), Koefisien Dasar
Bangunan (KDB), Ketinggian bangunan dan jarak antar masa
bangunan. Pada dasarnya merupakan serangkaian yang diperlukan
untuk pengendalian pemanfatan ruang dalam bentuk bangunan
berikut sarana dan prasarana serta mengatur lingkungan tertentu
sesuai dengan prinsip pemanfaatan ruang secara optimal. Disamping
untuk mendapatkan distribusi berbagai elemen intensitas lahan yang
dapat mendukung berbagai karakter khas dari berbagai sub area
yang direncanakan. ( Dirjen Cipta Karya, 2006 )
2) Ruang Kawasan
Ruang kawasan selalu menyiapkan bagi manusia sebuah keadaan
yang bersifat diluar (outside), yaitu diantara bangunan. (Zahnd Markus,
1999 yang mengutip Aldo Van Eyek), Ditambahkan lagi, bahwa sebuah
tempat/ruang kawasan dibentuk sebagai sebuah ruang kawasan jika
memiliki ciri khas dan suasana tertentu yang berarti bagi lingkungannya.
Suasana itu tampak dari benda yang kongkrit maupun benda yang
abstrak, yaitu asosiasi cultural dan regional yang dilakukan manusia di

BAB - 6 8
Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan
Kecamatan Merek Kabupaten Karo

tempatnya. Kawasan mengandung usaha pembentukan sebuah ruang


sebagai bagian yang penting bagi manusia yang hidup di alamnya.
Konsep penataan ruang kawasan Desa Tongging dan koridor
Gajah Bobok, mengacu pada upaya menghidupkan aktivitas yang telah
berlangsung serta kecenderungan aktivitas yang akan timbul, melalui
pemanfaatan masing-masing ruang kawasan yang kontektual terhadap
karakteristik lingkungan. Pemanfaatan ruang-ruang kawasan ini terangkai
dalam serial suasana tema kawasan secara menyeluruh.
3) Perabot Jalan (Street Furniture)
Perabot jalan (steeet furniture) berfungsi sebagai estetika kawasan,
disamping fungsi perabot itu sendiri, seperti lampu taman/hias dengan
fungsi penerangan, tempat sampah dengan fungsi menampung limbah
sampah sehingga mendukung untuk kebersihan lingkungan, dan elemen
penanda (signed) untuk kejelasan tempat serta kursi taman/sitting area
untuk duduk & istirahat.
4) Pengaturan Pengelolaan Area Peruntukan Yang Dapat Di Kelola
Berdasarkan Permen PU No. 6 Tahun 2007 Tentang RTBL,
Pembangunan Fisik yang dapat dikelola, meliputi :
- pembangunan/peningkatan jalan lingkungan, dengan lebar jalan
maksimal 3 meter;
- pembangunan/peningkatan saluran lingkungan, dengan dimensi
penampang saluran drainase ± 40x60 cm disesuaikan dengan
intensitas curah hujan;
- pembangunan/peningkatan ruang terbuka publik (plaza) beserta
sarana/prasarana pendukungnya (gazebo, lampu
taman/pedestrian, tugu/monumen, dll);
- pembangunan/peningkatan jalan pedestrian;
- pembangunan kios pedagang semi permanen;
- pembangunan/peningkatan gerbang kawasan;
- rehabilitasi (konservasi) bangunan adat/tradisional milik umum
(Pemerintah Daerah) dan/atau masuk ke dalam Daftar Bangunan
Cagar Budaya, sesuai dengan persyaratan pelestarian bangunan;
dan

BAB - 6 9
Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan
Kecamatan Merek Kabupaten Karo

- Taman Kota atau Taman Bermain beserta kelengkapan sarana dan


prasarananya.

C. Intensitas Pemanfaatan Lahan


Kawasan Desa Tongging dan Koridor Gajah Bobok, yang meliputi titik
aktivitas permukiman, wisata dan budaya dan aktivitas perdagangan dan
jasa ( merupakan kawasan strategis Kabupaten dan Provinsi) diatur sesuai
dengan konsep arah rancangan dan perkembangannya.
Sedangkan tata letak bangunan berdasarkan pengaturan masa dan bentuk
bangunan, meliputi :
Tabel 6.1
Rencana Kepadatan Bangunan untuk Kawasan Perencanaan
Kawasan Gajah Bobok
No Jenis Penggunaan Jenis Bangunan KDB %
1 Perumahan/permukiman Rumah 40 - 60
Pertokoan 50
Bank 50
2 Perdagangan dan Jasa Pasar 50
Perkantoran 50
Ruko 40 - 60
3 Pompa Bensin & Fasilitasnya < 40
4 Ruang Terbuka Hijau < 10
5 Sungai dan sekitar badan < 10
air
Sumber : Hasil Analisa Tahun 2018
Tabel 6.2
Rencana Kepadatan Bangunan untuk Kawasan Perencanaan Kawasan
Tongging
No Jenis Penggunaan Jenis Bangunan KDB %
1 Perumahan/permukiman Rumah 40 - 60
Pertokoan 50
Bank 50
2 Perdagangan dan Jasa Pasar 50
Perkantoran 50
Ruko 40 - 60
3 Pompa Bensin & Fasilitasnya < 40
4 Ruang Terbuka Hijau < 10
5 Sungai dan sekitar badan < 10
air
6 Terminal/Dermaga < 40%
Sumber : Hasil Analisa Tahun 2018

BAB - 6 10
Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan
Kecamatan Merek Kabupaten Karo

Koefisien Lantai Bangunan (KLB) atau Floor Area Ratio (FAR) adalah jumlah
luas lantai bangunan dibagi luas persil suatu bangunan, untuk setiap blok
peruntukkan dan dinyatakan dalam bentuk pecahan desimal. Untuk hunian susun,
maka diupayakan aturan KLB mengikuti aturan pada bangunan perdagangan
dan jasa, dimana keunggulan hunian susun adalah pada pemanfaatan lahan
seoptimal mungkin dengan perwujudan bangunan vertikal, sehingga daya
tampung lebih banyak dari jenis hunian biasa.
Rencana Koefisien Lantai Bangunan untuk kawasan Koridor jalan Baru
Gajah Bobok dan kawasan Desa Tongging adalah :
- Perdagangan : 2,0
- Perkantoran : 2,0
- Hunian : 1,0 – 2.0
- Terminal : 1,0
- Pompa bensin dan fasilitasnya : 1,0
Ketinggian maksimum pada kawasan Jalan Baru Gajah Bobok ini
maksimal 1 - 3 lantai baik untuk fungsi permukiman maupun komersial, dengan
jarak antar lantai 3 – 4 m. Pengaturan ketinggian ini dirancang sesuai dengan
kerangka rancang kota sebagai pendukung dan penguat daerah wisata, dan
mengatur agar view kawasan tidak terhalang oleh tingginya bangunan.
Ketinggian maksimum pada kawasan Jalan Baru Gajah Bobok ini maksimal 1 - 3
lantai, dengan jarak antar lantai 3 – 4 m. Pengaturan ketinggian ini dirancang
sesuai dengan kerangka rancang Kota, yaitu pada jalan utama yang terletak di
sekitar Kawasan Desa Tongging diarahkan untuk bangunan tinggi (1 - 3 lantai)
sebagai penguat koridor utama Kawasan. Kemudian pada dua bagian ujung
koridor utama juga diarahkan untuk dibentuk bangunan tinggi sebagai titik pusat
kawasan sebagai penanda simpul dan pembentuk landmark kawasan, sehingga
dapat memberikan karakter kawasan sebagai kawasan gerbang kota.

BAB - 6 11
Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan
Kecamatan Merek Kabupaten Karo

4-5
80 2

2-3
70 2 Keterangan
1
Tinggi Bgnn
60 2
KDB KLB

Gambar 6.2
Intensitas bangunan Desa Tongging

D. Pencapaian dan Sirkulasi


1) Jalan
Sistem pergerakan dikaitkan dengan skenario pengembangan lingkungan
kawasan dan sistem pedestrian. Kawasan Desa Tongging dan Koridor
Gajah Bobok memiliki jaringan jalan yang terintegrasi dengan sistem
jaringan jalan skala regional, yakni terhubungkan dengan kota – kota
diwilayah Kecamatan Merek. Hal ini memungkinkan pengembangan jalan
di masa mendatang, dimana kecenderungan meningkat-nya kendaraan
bermotor.
2) Manajemen Traffic
Lintasan kendaraan baik bermotor maupun tidak bermotor diatur sesuai
dengan tingkat hirarki jalan. Pengaturan pada area spesifik diatur
sedemikian rupa sehingga aktivitas kendaraan terpisah dengan kegiatan
utama yang sedang berlangsung. Untuk menunjuang aktivitas
berkendaraan diperlukan kantong-kantong pakir pemberhentian pada
area tertentu, khususnya pada titik kegiatan permukiman, perdagangan
dan jasa, social budaya dan ruang public lainnya, hal ini untuk mencegah
pemadatan pada badan jalan.

BAB - 6 12
Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan
Kecamatan Merek Kabupaten Karo

3) Sirkulasi Kawasan
Sebagai Connecting, aktifitas kawasan perlu membetuk sirkulasi, dimana
sirkulasi kawasan Desa Tongging dibedakan antara kendaraan bermotor
dengan pejalan kaki (pedestrian). Sirkulasi ini difasilitasi oleh :
- Jalan utama kawasan ( Jalan Primer )
- Jalur pejalan kaki ( pedestrian )
- Jalur Sepeda
Zona pejalan kaki (pedestrian) dibagi menjadi, zona lintasan pejalan kaki
dan zona penyangga (lampu hias pohon, shalter dan tempat duduk/sitting
area).
4) Jalur Pejalan Kaki (Pedestrian)
Jalur pejalan kaki (pedestrian) dimulai dari kantong parkir atau simpul
pergerakan menuju pusat-pusat kegiatan kawasan. Jalur pejalan kaki
yang menghubungkan secara “linked” antar magnet/titik generator
memiliki jarak efektif maksimal 200 meter. Pada jarak tertentu didesain
ruang melebar untuk mengurangi linieritas dan mendapatkan fleksibilitas
gerak dan pada titik jenuh terdapat sitting area.

5) Transportasi Publik
Konstelasi Kawasan Desa Tongging dan koridor Gajah Bobok terjadi
antar kawasan secara internal maupun secara eksternal, sehingga perlu
diakses oleh transportasi publik untuk mendukung pengembangan masa kini
dan mendatang. Transportasi publik diarahkan kepada kendaraan
bermotor yang menghubungkan antar kegiatan dalam kawasan dan
dengan kota-kota di sekitar berupa angkutan mikro bus dan jenis lainnya.

BAB - 6 13
Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan
Kecamatan Merek Kabupaten Karo

6) Fasilitas Penunjang Transportasi


Kawasan Desa Tongging dan koridor Gajah Bobok didukung oleh adanya
terminal angkutan kota skala lokal dan regional, namun demikian untuk
melengkapi sarana tersebut perlu didesain sarana penunjang transportasi
berupa Shalter pemberhentian hal ini untuk menunjang transportasi.
Penempatan fasilitas ini pada area strategis dan mudah dijangkau publik.
7) Urban Lingkage ( Penghubung)
Lingkage (penghubung), yang memperhatikan dan menegaskan hubungan-
hubungan dan gerakan-gerakan (dinamika) sebuah tata ruang kawasan
kota (urban fabric). Sebuah lingkage kawasan dapat dikemukakan dalam
tiga pendekatan, yaitu : Lingkage yang Visual Lingkage yang
Struktural Lingkage bentuk yang Kolektif.
8) Landmark Kawasan
Pengembangan landmark atau tengaran kawasan dilakukan untuk
mencapai image dan karakteristik kawasan perencanaan secara umum.
Konsep pengembangan image kawasan ini dilakukan melalui
pengembangan pola penataan bangunan yang spesifik dalam kawasan
perencanaan secara tematik sehingga mudah dipahami. Kejelasan aspek
fisik kawasan merupakan bentuk komunikasi fisik bangunan yang dapat
memberikan kemudahan bagi pengamat untuk berorientasi pada suatu
tempat. Sedangkan kejelasan kegiatan merupakan bentuk kegiatan pada
suatu lingkungan yang dapat menciptakan sense of place kawasan.
Untuk itu maka konsep pengembangan dilakukan dengan Membentuk dan
membangun landmark kawasan perencanaan dengan memanfaatkan
potensi kawasan yang ada dan membuat landmark baru. Aspek yang
dipertimbangkan dalam upaya untuk mengembangkan landmark antara
lain:
- Visualisasi. Landmark selain berfungsi penambah keindahan lingkungan
juga berfungsi untuk membentuk image kawasan melalui perancangan
yang spesifik dalam skala Kota (urban scale).
- Skyline. Landmark kawasan dapat digunakan untuk membentuk skyline
(garis langit) kawasan sesuai tema kawasan serta memberi orientasi
bagi pengguna kawasan.

BAB - 6 14
Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan
Kecamatan Merek Kabupaten Karo

- Letak. Perletakannya dapat dilakukan dengan membentuk bangunan


tengaran pada beberapa titik kawasan secara tematik, seperti pada
simpul jalan atau pusat lingkungan.
Untuk kawasan perencanaan, landmark kawasan dikembangkan dengan
membentuk bangunan tinggi pada beberapa titik yang signifikan yang
ada sehingga dapat memberi orientasi dan karakter kawasan.

Jalan Arteri Tongging Silalahi


Jalan Kolektor Primer
Sirkulasi/Jalur Sepeda

Gambar 6.3
Ssitem Pencapaian dan Sirkulasi

E. Ruang Terbuka hijau


Ruang Terbuka ( Open Space ) Ruang terbuka yang dihasilkan dari gugusan
masa bangunan atau sebaliknya ruang terbuka sebagai pengikat bangunan
harus dirancang guna memungkinkan serangkaian kegiatan publik serta
memberikan kenyamanan visual (Visual Amenity), akan dapat mendukung
pemanfaatan ruang secara utuh bagi seluruh pemanfaatan dalam berbagai
harapan dan keinginan (Budiman Hanif, 2004).

BAB - 6 15
Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan
Kecamatan Merek Kabupaten Karo

Gambar 6.4
Ruang Terbuka Kawasan Desa Tongging

Gambar 6.5
Ruang Terbuka Kawasan Koridor Gajah Bobok

BAB - 6 16
Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan
Kecamatan Merek Kabupaten Karo

6.2.3 Blok Pengembangan Kawasan dan Program Penanganan


A. Morfologi Blok
Pembagian morfologi blok kawasan dilandasi oleh kecenderungan
kegiatan pemanfatan ruang dalam kawasan yang menekankan kepada
permintaan tapak, yakni permintaan ekonomi dan sosial (Bentley Alcock,
Murrain McGlynn Smith, 1992).
a. Permintaan Ekonomi : Dipenuhi oleh penyediaan ruang untuk sejenis
tata guna tertentu.
b. Perrmintaan Sosial : Dipenuhi oleh penyediaan ruang untuk
beberapa maksud yang spesifik dan dikenal

Blok 4
Blok 3

Blok 5
Blok 2 Blok 1

Gambar 6.6
Morfologi Blok Desa Tongging

BAB - 6 17
Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan
Kecamatan Merek Kabupaten Karo

Blok 3

Blok 2

Blok 1

Gambar 6.7
Morfologi Blok Koridor Gajah Bobok

B. Kemudahan Implementasi dan Prioritas Strategi

Blok 4
Blok 3

Blok 5
Blok 2 Blok 1

Blok 1 Blok 2 Blok 3 Blok 4 Blok 5


Pengembangan Pengembangan Peningkatan Peningkatan Peningkatan
Kawasan Kawasan kawasan kawasan kawasan
Pinggir Danau Pinggir Danau Agrowisata, Agrowisata, Agrowisata,
dan Revitalisasi dan serta serta serta
Pasar Tongging, Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan

BAB - 6 18
Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan
Kecamatan Merek Kabupaten Karo

Blok 1 Blok 2 Blok 3 Blok 4 Blok 5


serta kawasan kawasan kawasan kawasan
Peningkatan Agrowisata, permukiman. permukiman. permukiman.
kawasan serta
permukiman Peningkatan
dan kawasan
perdagangan. permukiman.
Gambar 6.8
Strategi Implementasi Desa Tongging

Blok 3

Blok 2

Blok 1

Blok 1 Blok 2 Blok 3


Pengembangan Kawasan Pengembangan Kawasan Peningkatan kawasan
Koridor jalan, serta Koridor jalan, serta Agrowisata, serta
Peningkatan kawasan Peningkatan kawasan Peningkatan kawasan
perdagangan, dan ruang agrowisata, dan ruang Koridor jalan.
terbuka terbuka
Gambar 6.9
Strategi Implementasi Koridor Gajah Bobok

BAB - 6 19

Anda mungkin juga menyukai