1.2 Tujuan
Tujuan dari kuliah lapangan ini adalah untuk mengetahui apa saja alat yang
digunakan untuk radioterapi pasien di RS Universitas Andalas, sekaligus mengetahui
bagaimana prinsip kerja dari alat yang digunakan. Serta mengetahui bagaimana
proteksi yang diberikan terhadap pasien, ruangan dan radioterapisnya.
1.3 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk menambah ilmu pengetahuan
mahasiswa dalam mengetahui alat yang digunakan untuk radioterapi di RS Universitas
1
Andalas dan bagaimana prinsip kerja dari alat tersebut, serta proteksi yang diberikan
terhadap pasien, ruangan dan radioterapis.
2
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Radioterapi
Radioterapi adalah suatu jenis pengobatan yang menggunakan atau
memanfaatkan radiasi pengion (sinar-X, dan sinar Gamma) dan partikel lainnya untuk
mematikan sel-sel kanker tanpa akibat fatal pada jaringan sehat disekitarnya. Prinsip
radioterapi adalah memberikan dosis radiasi yang mematikan tumor pada daerah yang
telah ditentukan (volume target) sedangkan jaringan normal sekitarnya mendapat dosis
seminimal mungkin. Hal ini sangat ditunjang dengan kemajuan teknologi dari alat-alat
radioterapi dan kemajuan dari komputer. Perkembangan teknologi di dunia kedokteran
tidak dapat dipungkiri telah membantu penderita penyakit untuk sembuh dari sakit
yang dideritanya dan meningkatkan kualitas hidup penderita tersebut.
Radiasi dapat digunakan dengan tujuan sebagai berikut yaitu:
a. Kuratif
b. Paliatif
3
Teleterapi umumnya diberikan secara fraksional dengan dosis 150-250
rad per kali, dalam 2-3 seri. Diantara seri 1-2 atau 2-3 diberi istirahat 1-2
minggu untuk pemulihan keadaan penderita sehingga radioterapi memerlukan
waktu 4-6 minggu.
3. Intravena
Larutan radioisotop disuntikkan ke dalam vena. Misalnya I131 yang disuntikkan
IV akan diserap oleh tubuh untuk mengobati kanker.
4
Gangguan mulut, termasuk mulut kering, kesulitan mengunyah atau
menelan, dan pembusukan gigi. Disarankan berkonsultasi ke dokter gigi
demi mencegah masalah kerusakan gigi di kemudian hari.
Masalah pada dada, seperti batuk, sesak napas dan sakit saat menelan.
Masalah perut, seperti diare, pendarahan (jarang terjadi), sensasi terbakar
atau panas saat buang air kecil, keinginan untuk buang air kecil lebih sering,
dan vagina kering.
5
direkonstruksi secara 3 dimensi sehingga membentuk gambar bagian dalam tubuh
pasien.
Prinsip dasar CT-Simulator:
Prinsip dasar dari proses pencitraan dalam simulasi adalah; set-up posisi
simulasi (posisi pasien), lalu dilakukan fluoroskopi terhadap pasien pada perkiraan
lokasi penyinaran. Gambaran fluoroskopi diteruskan ke Image Intensifier, lalu
keperangkat sirkuit elektronik dan ditampilkan dimonitor fluoroscopy (cctv).
Kemudian akuisisi posisi simulasi, dan selanjutnya dilakukan eksposi radiografi yang
menghasilkan foto simulator ( foto terapi ).
6
Gambar 2.1 : Profil Pesawat Simulator Radioterapi
(Sumber : http://puskaradim.blogspot.com/2007/12/ )
7
4) Pasang marker pada bagian tubuh yang perlu diberi tanda.
5) Atur posisi pasien dan lasr beam
6) Siap lakukan proses simulasi.
b. Proses simulasi dan pengolahan data
1) Set-up posisi simulasi (posisi pasien),
2) Melakukan fluoroskopi terhadap pasien pada perkiraan lokasi
penyinaran..
3) Lakukan penyimpanan data gambar dan data posisi simulasi.
4) Gambaran fluoroskopi diteruskan ke image intensifier, kemudian
keperangkat sirkuit elektronik dan ditampilkan di monitor fluoroskopi
(cctv).
5) Buatlah gambar lapangan simulasi pada kulit pasien serta garis laser
beam yang akan menjadi patokan pada saat penyinaran, kemudian
diberi nitras agar tidak mudah hilang.
6) Atur kembali peralatan dan pesawat kemudian pasien diturunkan,
sebelumnya dilepaskan dulu marker yang masih menempel dan
arahkan pasien untuk menuju ruangan lain yang terkait.
7) Dari proses simulasi didapatkan beberapa parameter untuk
penyinaran, yaitu :
- Luas lapangan penyinaran.
- Sudut dan arah sumber penyinaran.
- Blokade daerah yang harus dilindungi.
- Tehnik penyinaran (SSD/SAD).
- Jarak sentrasi.
- Sudut kolimasi.
8
Gambar 2.3: Contoh Foto Terapi Rongga Dada
(Sumber : http://puskaradim.blogspot.com/2007/12/ )
2.4 Brakiterapi
Brakiterapi adalah metode terapi dalam bidang medis dengan menempatkan
sumber radioaktif secara implantasi sementara atau tetap pada atau dekat jaringan sakit
di dalam organ. Brakiterapi telah diterapkan terhadap kasus artritis dan kanker antara
lain: payudara, otak, hati, ovarium dan prostat.
Cara–cara penempatan sumber radiasi dalam brakhiterapi meliputi :
1. Implantasi interstitial
Diberikan secara temporer dengan menanamkan sumber radiasi baik
secara langsung (Implantasi jarum radium/cesium pada tumor lidah) atau
secara interstitial dengan menanamkan aplikator terlebih dahulu, baru
kemudian dimasukkan sumber radiasinya (Radiasi interstitial pada tumor
lidah/dasar mulut).
9
2. Intrakaviter
Sumber radiasi dimasukkan kedalam rongga tubuh, misalnya pada kanker
serviks dan nasofaring. Radionuklida yang digunakn diantaranya 137Cs, 226Ra,
atau 192Ir.
3. Intraluminal
Sumber radiasi ditempatkan didalam saluran, misalnya pada kanker
esofagus dan bronkus.
4. Intravaskuler
Sumber radiasi ditempatkan didalam pembuluh darah, seperti pada arteri
koroner jantung untuk mengatasi penyempitan. Radioaktif yang dipakai
adalah 192Ir.
10
Gambar 2.7 Penempatan Sumber Radiasi Intravaskuler
(Sumber: Budiana, 2014)
11
2.5 LINAC
Pesawat linac menggunakan gelombang elektromagnetik dengan frekuensi
tinggi untuk mempercepat partikel bermuatan seperti elektron sehingga menghasilkan
energi yang diarahkan pada sebuah tabung linear. Elektron energi tinggi yang
dihasilkan dapat digunakan langsung untuk terapi tumor dekat permukaan, atau
diarahkan ke suatu target untuk menghasilkan sinar-X Megavolt yang digunakan untuk
terapi tumor pada kedalaman tinggi.
12
kinetik yang diinginkan dan kemudian dibawa dalam bentuk berkas sempit melalui
sistem transportasi berkas kedalam kepala linac.
Tabung ini merupakan tabung penghantar yang terdiri dari : susunan sel-sel
berupa rongga-rongga yang terbuat dari tembaga.
13
Gambar 2.10 Rongga-rongga dari Tabung Penghantar Linac
(Sumber : Khan, 2003)
Ke dalam tabung disalurkan gelombang mikro yg dibangkitkan oleh
magnetron/klystron dengan panjang gelombang 10 cm, yang ber frekuensi sesuai
dengan frekuensi resonansi tabung (3000MHz). Gelombang mikro disalurkan melalui
sirkulator dan tabung pemandu gelombang pemercepat elektron. Ada 2 jenis pemandu
gelombang yaitu: travelling & standing waveguide. Bila daya frekuensi gelombang
mikro melintasi rongga-rongga sel dari pemercepat mengakibatkan terjadi medan
elektromagnetik di dalam tabung pemercepat dan terjadi kuat medan listrik dinamis
dan mengakibatkan setiap sel yang berubah-ubah periodenya sesuai perubahan
amplitudo gelombang mikro. Hal ini akan mengakibatkan setiap sel berubah-ubah
muatannya. Perubahan periode muatan listrik tersebut dimanfaatkan untuk pemercepat
lintasan elektron. Elektron dihasilkan oleh elektron gun yang berupa tabung trioda,
kemudian ditembakkan dengan energi awal 15 keV secara sinkron. Kecepatan elektron
tersebut secara berantai dipacu lintasannya dari satu sel ke sel berikutnya sampai energi
elektron tersebut sesuai dengan energi yang dikehendaki. Semakin besar energi yang
dihasilkan,semakin banyak jumlah rongga dan semakin bertambah panjang tabung
pemercepat.
Elektron dengan energi sedikit lebih tinggi atau lebih rendah dari yang
dikehendaki akan dibelokkan sedemikian rupa sehingga energi dan lintasannya dapat
sesuai dengan yang dikehendaki dan elektron dengan penyimpangan energi agak besar
akan dieleminir oleh sebuah filter. Dengan demikian dapat dicapai pemfokusan berkas
elektron yang sangat baik dengan energi yang monokromatik. Bila dikehendaki
pemakaian elektron, dimana elektron energi tinggi tersebut dapat digunakan secara
langsung. Bila dikehendaki adalah sinar-x, maka elektron-elektron berenergi tinggi
tersebut ditumbukkan ke bidang target penerus (transmision target). Kemudian
14
diarahkan pada tumor, pasien berada diatas meja pemeriksaan dan laser digunakan
untuk memastikan pasien dalam posisi yang tepat.
15
2.6 Proteksi Radiasi di Bagian Radioterapi
Proteksi radiasi di bagian radioterapi menyangkut bagaimana proteksi yang
diberikan terhadap pasien dan radioterapis maupun masyarakat yang berada di instalasi
radioterapi.
Ruangan Radioterapi
16
Radioterapis selama masa treatment akan berada di ruangan kontrol, dimana
pada ruangan radioterapi sudah disediakan kamera yang dapat dilihat oleh radioterapis
di ruanga kontrol untuk mamantau sehingga radioterapis tidak akan menerima radiasi
yang sia-sia ke tubuhnya.
Proteksi radiasi pada ruangan radioterapi termasuk pada pasien dan radioterapis
telah diatur oleh Perka BAPETEN dan IAEA.
17
BAB III PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Rumah Sakit Unand merupakan Rumah sakit Perguruan tinggi Negeri (RSPTN)
yang berada dibawah pengelolaan Universitas Andalas. Rumah sakit yang berada di
kompleks kampus Unand Limau Manis, kecamatan Pauh, kota Padang, Sumatera Barat.
Rumah sakit ini berdiri di atas tanah seluas 3.5 Ha dengan luas bangunan 21.306 m2
didirikan dengan dana dari Islamic Development Bank (IDB).
Perencanaan rumah sakit ini telah dimulai sejak tahun 2006 yang berkaitan
dengan adanya kebijakan untuk pendirian rumah sakit perguruan tinggi dan terbatasnya
fasilitas pendidikan di rumah sakit pendidikan utama di RS. M. Djamil, Padang.
Melalui berbagai proses dan tahapan, peletakan batu pertama rumah sakit dilakukan 29
Maret 2014 oleh Wakil Menteri Pendidikan Nasional, Prof. Dr.Ir. Musliar Kasim, MS
yang juga mantan Rektor Universitas Andalas.
Rumah sakit ini dibangun dengan 200 tempat tidur serta difasilitasi dengan
sarana dan prasana yang cukup lengkap yang telah disesuaikan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Fasilitas yang ada di rumah sakit ini sangat
lengkap, dengan program unggulan pada penyakit keganasan dan gastrointestinal.
Pelayanan meliputi pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap, pelayanan kamar
operasi, pelayanan UGD, instalasi farmasi, pelayanan pasien rujukan, pelayanan ICU,
18
ambulance, pelayanan penunjang (radiologi, laboratorium dan gizi) serta dilengkapi
fasilitas radioterapi yang sangat modern.
19
Gambar 3.3 Ruangan CT-Simulator
20
Terdapat 3 perbedaan CT-Simulator dengan CT-Scan yang ada di rumah sakit ini
yaitu:
1. Pada CT-Scan tidak terapat laser, sedangkan pada CT-Simulator terdapat laser
sebagai penentu isocenter target.
2. Pada CT-Scan meja pasien berbentuk agak melengkung, sedangkan pada CT-
Simulator meja pasien berbentuk datar.
3. Lebih besarnya diameter lubar pada CT-Simulator, hal ini berfungsi agar
mudahnya pasien dalam melakukan simulasi dengan letak target yang berbeda-
beda, sedangkan CT-Scan diameter nya lebih kecil.
Pada meja pasien untuk pasien kanker payudara disediakan suatu alat yang
berfungsi membantu pasien dalam menposisikan badan dan tangannya (gambar
3.6a).Pada CT juga dilengkapi dengan injektor (gambar 3.6b) yang berfungsi agar hasil
citra yang didapatkan lebih baik. Injektor ini akan dipasang ke tubuh pasien.
21
(a) (b)
Gambar 3.6 a.Meja untuk Pasien Kanker Payudara , b. Injektor
Selelah simulasi dilakukan maka semua data dan citra pasien akan tersimpan
pada komputer yang ada di ruang kontrol, setelah itu citra pasien akan dikirimkan
melalui komputer ke Treatment Planning System (TPS) untuk laksanakan proses lebih
lanjut. Di TPS maka akan diperkirakan berapa dosis yang akan diberikan dengan
mempertimbangkan geometri dari target sehingga penyinaran pada Linac sesuai
dengan yang diinginkan.
3.4 Brakiterapi
Brakiterapi yang ada di ruangan instalasi radioterapi Universitas Andalas baru
digunakan untuk terapi kanker serviks, hal ini karena alat yang ada mendukung untuk
pengobatan tersebut. Brakiterapi yang ada memiliki merek microSelectron, dengan 6
unit sambungan ke aplikator.
22
Sebelum melakukan brakiterapi terdapat beberapa proses yang harus dilakukan,
untuk pasien kanker sekviks sebelum melakukan penyinaran maka akan dilakukan
pemasangan aplikator menggunakan C-ARM terlebih dahulu, pemasangan ini
dilakukan 30 menit sebelum treatment dilakukan. Sumber radiasi yang digunakan
adalah Iridium-192 berbentuk jarum. Pada aplikator sudah terdapat tanda, tanda ini
berfungsi untuk mengatur berapa lama sumber radiasi ada pada target dan berapa dosis
yang akan diberikan.
Setelah data yang diinginkan didapatkan, maka data tersebut akan dikirim ke
TPS (gambar 3.9a) dan akan di proses disana, Setelah pemasangan aplikator dan data
pada computer (gambar 3.9b) yang ada diruangan persiapan telah dikirim ke TPS, maka
selanjutnya pasien akan dimasukkan ke ruangan Brakiterapi, pada ruangan ini sumber
radiasi akan diberikan dengan dosis dan waktu yang telah ditentukan. Seorang
fisikawan medis akan melakukan kerjanya pada ruang kontrol (gambar 3.9c) yang
berada di sebelah ruang Brakiterapi.
(a) (b)
23
(c)
Gambar 3.9 (a) TPS, (b) Komputer di Ruang Persiapan Brakiterapi,
(c) Ruang Kontrol Radioterapis
3.5 LINAC
Ruangan Linac dibuat dengan bentuk labirin, design ruangan Linac sama
dengan ruangan Brakiterapi. Pada ruangan ini isinya sama dengan CT-Simulator yaitu
terdapat laser (gambar 3.10a), water bat (gambar 3.10b), lemari yang berisi bolus dan
masker (gambar 3.11), serta alat Linac (gambar 3.12).
(a) (b)
Gambar 3.10 a. Laser, b. Water bat
24
Gambar 3.11 Lemari Tempat Masker dan Bolus
Setelah dilakukan simulasi data akan dikirim ke TPS maka selanjutnya akan
dilaksanakan treatment penyinaran. Penyinaran yang dilakukan dengan dosis dan
waktu yang telah ditetapkan oleh TPS.
Linac yang dimiliki oleh RS UNAND memiliki varian Clinac CX yang
dilengkapi dengan MLC (MultiLeaf Collimator, 80 leaf) dan EPID (Electronic Portal
Imaging Devices) yang digunakan untuk lokalisasi dan verifikasi treatment. Linac
tersebut adalah Linac multienergi yaitu 2 energi foton (6MV dan 10MV) dan 6 energi
elektron (4 MeV, 6 MeV, 9 MeV, 12 MeV, 15 MeV, dan 18 MeV). Laju dosis foton :
100 MU/menit, 200 MU/menit, 300 MU/menit, 400 MU/menit, 500 MU/menit, dan
600 MU/menit. Laju dosis elektron : 100 MU/menit, 200 MU/menit, 300 MU/menit,
400 MU/menit. Teknik penyinaran yang dapat dilakukan adalah 3D-CRT (Three-
Dimensional Conformal Radiation Therapy) dan IMRT (Intensity-Modulated
Radiation Therapy). Linac biasanya digunakan untuk penanganan Ca. Breast,
Ca.Serviks, Ca.Paru, Ca. Nasofaring, Ca.Brain. Linac dilengkapi dengan Treatment
Planning System (TPS) Eclipse (1 unit Eclipse Calculation Workstation dan 2 unit
Eclipse Non-CalculationWorkstations) dan Oncology Information System (OIS) ARIA
sebanyak 3 unit.
25
Gambar 3.12 LINAC di RS UNAND
Ruangan Linac diberi beberspi stiker yang berfungsi agar pasien dapat
merasakan ketenangan selama masa treatment. Selama proses Treatment berlansung
maka radioterapis akan melakukan kontrol pada runagn kontrol yang terdapat disebelah
ruangan Linac.
26
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan kuliah lapangan yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan
bahwa:
4.2 Saran
Saran untuk kuliah lapangan berikutnya agar menyiapkan pertanyaan-
pertanyaan, sehingga di waktu kuliah lapangan dilaksanakan semua informasi
didapatkan.
27
DAFTAR PUSTAKA
Budiana, I.N.G, 2014, Peranan Brakhiteraphy pada Kanker Payudara. Jurnal FK,
UNUD.
Khan, F. M., 2003, the physics of radiation theraphy, USA.
Susworo, R. 2007. Radioterapi. Jakarta: Universitas Indonesia (UIPress).
Podgorsak, E. B., 2005, Radiation Oncology Physics: A Handbook For Teachers And
Students, International Atomic Energy Agency, Vienna.
http://sharingasriradiology.blogspot.co.id/2014/02/radioterapi.html
https://prezi.com/ext56uhmsbdx/mould-room/
http://puskaradim.blogspot.com/2007/12/
https://indonesian.alibaba.com/g/radiotherapy-immobilization-mask.html
http://rsp.unand.ac.id/artikel/instalasi-radioterapi
https://arxiv.org/abs/0903.1935
28