Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Angka kematian ibu dan bayi mencerminkan taraf pelayanan kesehatan. Dari
besar kecilnya angka kematian bayi perinatal dapat diperkirakan baik buruknya
pelayanan kebidanan di Indonesia. Kemampuan penyelenggaraan pelayanan kesehatan
suatu bangsa diukur dengan menentukan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan
perinatal dalam 100.000 persalinan hidup. Sedangkan tingkat kesejahteraan bangsa
ditentukan dengan seberapa jauh gerakan Keluarga Berencana dapat diterima masyarakat.
Di indonesia masih banyak ibu hamil yang kurang memperhatikan kondisi
kesehatannya, salah satu keluhan yang sering ibu rasakan adalah tubuh yang lemas dan
pusing. Hal ini dapat di sebabkan karena Anemia. Anemia merupakan kekurangan zat
besi yang biasa diderita oleh wanita hamil, pada dasarnya anemia merupakan masalah
rasional dan berpengaruh sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia.
Menurut WHO kejadian anemia hamil berkisar antara 20%-89% dengan menetapkan
Hb 11 gr% sebagai dasarnya. Angka anemia kehamilan di Indonesia menunjukkan nilai
yang cukup tinggi. How Swie Tjioeng menemukan angka anemia kehamilan 3,8% pada
trimester I, 13,6% pada trimester II, dan 24,8% pada trimester III.
Anemia dapat berimbas pada persalinan yang bermasalah seperti terjadinya ketuban
pecah dini(KPD). KPD merupakan salah satu penyebab dari infeksi pada bayi maupun
ibu, dimana ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan
berlangsung yaitu bila pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan pada multipara
kurang dari 5 cm. Penyebab dari KPD tidak / masih belum jelas, maka prefentif tidak
dapat dilakukan kecuali dalam menekan infeksi.
Dengan terjadinya ketuban pecah dini mengharuskan seorang ibu hamil untuk segera
melahirkan anaknya karena selain potensial terjadi infeksi pada bayi maupun ibunya juga
mengakibatkan meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak. Insiden
KPD ini kira-kira 12% semua kehamilan. Meskipun sebagai salah satu infeksi, tetapi
tidak semua KPD berakibat kearah infeksi, hal ini tergantung dari penanganan yang tepat,
disamping oleh kondisi klien sendiri.(Mochtar, Rustam, 2000)
1.2 TUJUAN
1. Tujuan Umum

1
Setelah melaksanakan praktek klinik kebidanan pada ibu bersalin dengan anemia
ringan, KPD. Diharapkan mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu
inpartu dengan pendekatan manajemen kebidanan.
2. Tujuan Khusus
Dengan disusunnya laporan ini diharapkan mahasiswa dapat :
a. Mengumpulkan data sampai dengan analisa data.
b. Mengidentifikasi diagnosa dan masalah.
c. Mengidentifikasi masalah potensial.
d. Mengidentifikasi kebutuhan segera.
e. Merencanakan asuhan kebidanan.
f. Melaksanakan asuhan kebidanan yang telah direncanakan.
g. Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan.

1.3 METODE PENULISAN


Metode penulisan adalah studi kepustakaan dan studi kasus, yaitu mencari
gambaran yang jelas pada proses kebidanan yang terjadi pada saat sekaran, teknik
pengumpulan data :
1. Wawancara
Pengambilan data dengan Tanya jawab langsung pada klien.
2. Pemriksaan / Observasi
Pengamatan terhadap periaku dan keadaan pasien untuk memperoleh data tentang
kesehatan pasien.
3. Studi Dokumentasi
Mempelajari dan melengkapi data dengan jalan melihat catatan / status pasien, catatan
perkembangan pasien dan hasilnya.
4. Studi Pustaka
Dari buku-buku penunjang.

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN


BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, tujuan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

2
BAB II TINJAUAN TEORI
Berisi konsep dasar persalinan, anemia dan KPD serta konsep dasar asuhan
kebidanan.
BAB III TINJAUAN KASUS
Berisi Pengkajian, diagnosa dan penatalaksanaan.
BAB IV PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 KONSEP DASAR PERSALINAN


1. Pengertian
 Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah
cukup bulan / dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir / melalui jalan lain
dengan bantuan / tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
(Manuaba, 2001 : 157)
 Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri) yang dapat
hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir / dengan jalan lain.
(Rustam, Mochtar, 2001 : 91)
 Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi
yang cukup bulan / hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan
selaput janin dari tubuh ibu.
(Unpad, 1983 : 221)
 Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
dalam uterus melalui vagina kedunia luar.
(FK. UI, 2001 : 291)

2. Macam persalinan berdasarkan definisi


a. Persalinan spontan
Bila persalinan ini berlangsung dengan kekuatan ibu dan melaui jalan lahir
b. Persalinan Buatan
Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstaksi dengan forcep
atau dilakukan operasi seksio cesarea.
c. Persalinan Anjuran
Kadang – kadang persalinan tidak mulai dengan sendirinya tetapi baru
berlangsung setelah pemecahan ketuban , pemberian pitocin atau prostaglandin.
(Manuaba, 2000 : 107)

3. Etiologi
Beberapa teori yang menyatakan kemungkinan proses persalinan.

4
a. Teori Penurunan Hormon
1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormone estrogen dan
progesterone. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan
menyebabkan kekejangan pembuluha darah sehingga timbul his bila kadar
progesterone turun.
b. Teori Plasenta menjadi Tua
Akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesterone yang
menyebabkan kekejangan pembuluh darah, hal ini akan menimbulkan kontraksi.
c. Teori Distensi Rahim
Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-otot rahim,
sehingga mengganggu sirkulsai utero – plasenter.
d. Teori Iritasi Mekanik
Dibelakang serviks terletak ganglion servikale (fluxus frankenhauser) dimana bila
digeser dan ditekan oleh kepala janin, akan timbul kontraksi uterus.
e. Induksi Partus
- Gangguan laminaria : beberapa laminaria dimasukkan ke dalam kanalis
servikalis dengan tujuan merangsang fluxus frankenhauser.
- Amnioyomi : pemecahan ketuban.
- Oksitosin drips : pemberian oksitosin menurut tetesan infus.
- Persalinan dengan tindakan operasi (SC).
(Rustam, Mochtar, 2002 : 92 – 93)

4. Tanda-tanda Persalinan
a. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur.
b. Keuar lender berampur darah yang lebih banyak karena robekan kecil-kecil.
c. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
d. Pada pemeriksaan dalam servik mendatar dan pembukaan telah ada.
(Rustam, Mochtar, 2002 : 93)

5. Faktor-faktor Penting dalam Persalinan


a. Power
- His (kontraksi otot rahim).
- Kontraksi otot dinding perut.

5
- Kontraksi diafragma pelvis / kekuatan mengejan.
- Ketegangan dan kontraksi ligamentum rotondum.
b. Passanger
Janin dan plasenta.
c. Passage
Jalan lahir lunak dan jalan lahir tulang.
d. Psikis wanita (ibu)
e. Penolong
(Manuaba, 2002 : 160)

6. Kala Persalinan
a. Kala I (Kala pembukaan )
Proses pembukaan servik terdiri dari dua fase, yaitu :
1. Fase laten, berlangsung 8 jam pada multi gravida, 12 jam pada primi gravida,
pembukaan sampai 3 cm, his masih lemah dengan frekuensi his masih jarang.
2. Fase aktif
 Fase akselerasi, lamanya 2 jam dengan pembukaan 2-3 cm.
 Fase dilatasi maksimal, lamanya 2 jam dengan pembukaan 4-9 cm.
 Fase deselerasi, lamanya 2 jam, pembukaan > 9 cm sampai pembukaan
lengkap, bis tiap 3-4 menit selama 45 detik pada multigravida proses
diatas berlangsung lebih cepat.
b. Kala II (Kala Pengeluaran Janin)
Setelah serviks membuka lengkap, his terkoordinir kuat cepat dan lebih lama kira-
kira 2-3 menit sekali dengan durasi 50-100 detik. Kepala janin turun masuk ruang
panggul menekan otot-otot dasar panggul secara reflek toris menimbulkan rasa
mengedan sehingga ibu merasa ingin BAB dengan tanda anus terbuka. Saat his
kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang, dengan his
mengedan terpimpin akan lahir diikuti seluruh badan bayi, kala II pada primi
berlangsung 1½ - 2 jam sedangkan pada multi berlangsung ½ - 1 jam.
c. Kala III (Kala Pengeluaran Uri)
Setelah kala II kontraksi uterus berhenti sekitar 5 – 10 menit, uterus teraba keras.
Fundus uteri teraba setinggi pusat, beberapa kemudian timbal his pelepasan dan
pengeluaran uri, lepasnya plasenta diperkirakan dengan tanda-tanda :

6
 Uterus menjadi bundar.
 Tali pusat bertambah panjang.
 Semburan darah secara tiba-tiba.
 Uterus terdorong ke atas, karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim.
Kala III berlangsung 5-30 menit setelah janin lahir.
d. Kala IV
Melakukan observasi karena perdarahan post partum paling sering terjadi pada 2
jam pertama observasi yang dilakukan :
 Tingkat kesadaran penderita.
 Pemeriksaan TTV (TD, nadi, suhu, pernafasan).
 Kontraksi, perdarahan.
(Rustam, Mochtar, 2002 : 94 – 97)

2.2 KONSEP DASAR ANEMIA RINGAN


1. PENGERTIA
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di
bawah 11 gr%. Anemia saat hamil disebut “ potensial danger to mether and child “
(Manuaba, 1998 :
29).
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin kurang
dari 11 gr% pada trimester I dan 10,5 gr% pada trimester II
(Saifudin, A.
2001)

2. PENYEBAB
Anemia sering dijumpai pada kehamilan, hal ini disebabkan karena dalamm
kehamilan keperluan zat-zat makanan bertambah dan terjadi pula perdarahan dalam
darah dan sumsum tulang. Darah bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim
disebut hidramia atau hipervolumia. Akan tetapi bertambahnya sel-sel darah
tersebut kurang jika dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi
pengenceran darah. Penambahan tersebut berbanding sebagai berikut yairu plasma
30%, sel darah 18% dan hemoglobin 19%. Dari kehamilan 8 minggu sampai 40
hari post partum kadar hemoglobin, jumlah eritrosit dan nilai hematokrit menurun

7
selama kehamilan sampai tujuh hari post partum. Dan akan kembali mencapai
angka yang kira-kira sama dengan angka kehamilan setelah 40 hari. Namun apabila
pengenceran terjadi secara berlebihan hingga kadar Hb ibu 11 gr% pada trimester I
dan 10,5 gr% pada trimester II dan III maka hal ini akan berdampak buruk terhadap
ibu maupun janin sehingga dapat menimbulkan keluhan seperti badan lemah, lelah
kurang energy, sakit kepala, pandangan berkunang-kunang dan kalau anemia
sampai berat, dapat berakibat sesak nafas bahkan lemah jantung.

3. GEJALA DAN TANDA ANEMIA


Keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, keluhan mual
muntah lebih hebat pada hamil muda, pucat dan mudah pingsan.
(Syaifudin, A.
2001)

4. ETIOLOGI
1. Kurang gizi (malnutrisi)
2. kurang zat besi dalam diet
3. Mal absorbsi
4. Penyakit kronik misalnya TBC
5. Cacing usus
6. Malaria
7. Kehilangan banyak darah
(Muchtar, R.
2001)

5. KLASIFIKASI ANEMIA
a. Klasifikasi menurut WHO kadar Hb untuk ibu hamil dapat digolongkan
sebagai berikut :
1. Hb >11 gr% = normal
2. Hb 9-10 gr% = anemia ringan
3. Hb 7-8 gr% = anemia sedang

8
4. Hb <7 gr% = anemia berat
b. Berdasarkan penyebab anemia
1. Anemia defisiensi besi
Anemia jenis ini biasanya berbentuk normositik dan hipokromik dan
merupakan penyebab anemia pada umumnya.
2. Anemia megaloblastik
Anemia megaloblastik biasanya berbentuk mikrositik atau penisilisa.
Penyebabnya adalah karena kekurangan vit B12 biasanya karena malnutrisi
dan infeksi yang kronik.
3. Anemia hipoplastik
Disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang dalam membentuk sel-sel darah
merah baru. Penyebabnya belum diketahui, kecuali yang disebabkan oleh
infeksi berat (sepsis) keracunan dan sinar rontgen atau sinar radiasi.
4. Anemia hemolitik
Disebabkan oleh penghancuran/pemecahan sel darah merah yang lebih
cepat dari pembuatannya. Hal ini disebabkan oleh :
a. Intrakospuler
Dijumpai pada anemia hemolitik herediter, talasemia, anemia sel sickle
(sabit), hemoglobinopati, C, D, G, H, I dan paraksimal noktural
hemoglubinuria.
b. Ekstrakospuler
Disebabkan malaria, sepsis, keracunan zat logam , dan dapat beserta
obat-obatan, leukemia, penyebab hodkin dan lain-lain.

6. FAKTOR TERJADINYA ANEMIA


Factor yang mempengaruhi pembentukan darah adalah sebagai berikut :
a. Komponen (bahan) yang berasal dari makanan terdiri dari :
 Protein, glukosa, dan lemak
 Vitamin B12, B6, asam folat dan vit C
 Elemen dasar, Fe, non Cu dan zink
b. Sumber pembentukan darah
 Sumsum tulang

9
c. Kemampuan reabsorbsi usus halus
d. Umur sel darah merah (eritrosit) terbatas sekitar 120 hari, sel-sel yang sudah
tua dihancurkan dan menjadi bahan baku untuk membentuk sel darah merah
baru
e. Terjadinya perdarahan kronik (menahun)

7. PENGARUH ANEMIA PADA IBU DAN JANIN


a. Bahaya selama kehamilan
 Dapat terjadi abortus
 Persalinan prematuritas
 Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim
 Mudah terjadi infeksi
 Ancaman dekompensasi kordis
 Mola hidatidosa
 Hiperemis gravidarum
 Perdarahan antepartum
 Ketuban pecah dini (KPD)
b. Bahaya saat persalinan
 Gangguan his, kekuatan mengejan
 Kala pertama dapat berlangsung lama dan terjadi partus terlantar
 Kala dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering
memerlukan tindakan operasi kebidanan
 Kala uri dapat diikuti retensio plasenta dan perdarahan post partum karena
atonia uteri
 Kala empat dapat terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia uteri
c. Pada kala nifas
 Terjadi sub involusio uteri menimbulkan perdarahan post partum
 Memudahkan infeksi post partum
 Pengeluaran ASI berkurang
 Terjadi dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan
 Anemia kala nifas
 Mudah terjadi infeksi mamae

10
8. PENANGANAN
1. Secara umum
a. Pantau kadar Hb minimal 2x selama kehamilan yaitu pada saat trimester I
dan II
b. Beri Sulfat ferosus 60 mg per oral ditambah asam folat 50 mg per oral
sekali sehari (program nasional)
(Sarwono prawiharjo,
2002)
2. Secara khusus
1. Anemia defisiensi besi
 Per oral : Sulfat ferosus 0,20 mg, 3 – 5 kali per hari
 Parental : interferon, jectofer dan farnigen, dan hasilnya lebih cepat
2. Anemia megaloblastik
 Asam volik 15 – 30 mg per hari
 Vitamin B12 3x1 tablet per hari
 Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban dapat
diberikan transfusi darah
3. Anemia hipoplastik dengan transfusi darah
4. Anemia hemolitik bergantung pada jenis anemia hemolitik serta
penyebabnya, bila infeksi di obati dan diberikan obat penambah darah.

Ada 2 faktor yang mempengaruhi penyerapan zat besi yaitu


ketersediaan atau cadangan zat besi dalam tubuh dan adanya factor
penghambat penyerapan zat besi (wirakusumah, 1999). Factor penghambat
penyerapan zat besi dapat disebabkan oleh makanan antara lain teh, kopi
susu, sari kedele, bahan dari kacang-kacangan dan obat-obatan seperti
antasida. Zat besi yang terdapat dalam makanan akan mempengaruhi
penyerapan zat besi oleh tubuh.

2.3 KONSEP DASAR KPD


1. Pengertian
a. Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban secara spontan 1 jam atau
lebih sebelum terjadinya persalinan.

11
(Hamilton)
b. Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda
persalinan dan ditunggu 1 jam belum dimulainya tanda persalinan.
(Manuaba, 2002)
c. Ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan berupa air-air vagina setelah
kehamilan 22 minggu ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum
persalinan berlangsung. Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan
preterm, sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm.
(Saifudin, 2002 : M-112)
d. Ketuban pecah dini atau spontaneous / early / premature rupture of membrane
(prom) adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu yaitu bila pembukaan pada
primi kurang dati 3 cm dan multi para kurang dari 5 cm.
(Rustam, Mochtar, 2002)

2. Etiologi
Ketuban pecah dini disebabkan oleh kurangnya kekuatan membrane atau
meningkatnya tekanan intra uterin atau oleh kedua faktor tersebut. Berkurangnya
kekuatan membrane disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina
dan serviks. Penyebabnya juga disebabkan karena inkompetensi servik.
Polihidramnion / hidramnion, mal presentasi janin (seperti letak lintang) dan juga
infeksi vagina / serviks.
(Prawirohardjo, 2002 : 218)

3. Patofisiologi
Faktor-faktor yang memudahkan pecahnya selaput ketuban antara lain :
1. Korio amnionitis, menyebabkan selaput ketuban jadi rapuh.
2. Inkompetensi servik yakni kanalis servikalis yang selalu terbuka oleh karena
kelainan pada servik uteri.
3. Kelainan otak sehingga tidak ada bagian terendah anak yang menutup PAP,
yang dapat mengurangi tekanan terhadap membrane bagian bawah.
4. Trauma yang menyebabkan tekanan intra uterin mendadak meningkat.
(Unair, 2002)

12
4. Diagnosis / Penilaian Klinik
a. Tentukan pecahnya selaput ketuban dengan pemeriksaan inspekculo, adalah
cairan keluar melalui osteum uteri / terkumpul di forniks posterior.
b. Tentukan usia kehamilan, jika perlu dengan USG.
c. Tentukan ada tidaknya infeksi :
 Suhu 38oC / lebih.
 Air ketuban keruh dan bau.
 Leukosit darah > 15000/m3
 Janin mengalami takikardi karena mengalami infeksi intra uterin.
d. Tentukan tanda-tanda inpartu yaitu adanya kontraksi yang teratur.
e. Bau cairan ketuban yang khas.
f. Tes lakmus, jika kertas lakmus berubah menjadi biru, menunjukkan adanya
cairan ketuban.
g. Tes pakis yaitu meneteskan cairan ketuban pada obyek glas dan biarkan kering
pada pemeriksaan mikroskop menunjukkan krisal cairan amnion dan
menunjukkan gambaran pakis.
h. Jika keluar cairan ketuban sedikit-sedikit tampung cairan yang keluar dan nilai
1 jam kemudian.
i. Tentukan pecahnya selaput ketuban, ditentukan dengan adanya cairan ketuban
di vagina, jika tidak ada dapat dicoba dengan gerakan sedikit bagian terbawah
janin / meminta pasien batuk / mengejan.
(Saifudin, 2001 : 218)

5. Tanda dan Gejala


a. Ketuban pecah tiba-tiba.
b. Cairan tampak di introitus.
c. Tidak ada his dalam 1 jam.
(Saifudin, 2002 : M : 113)

6. Komplikasi
a. Pada Bayi
- IUFD
- Asfiksia

13
- Prematuritas
b. Pada Ibu
- Partus lama dan infeksi intrauterin
- Atonia uteri
- Infeksi nifas
- Perdarahan post partum

7. Penanganan
a. Rawat di rumah sakit
b. Jangan melakukan pemeriksaan dalam dengan jari, karena tidak membantu
diagnosis dan dapat mengundang infeksi.
c. Jika ada perdarahan pervaginam dengan nyeri perut kemungkinan solusi
plasenta.
d. Jika ada tanda-tanda infeksi (demam, cairan vagina berbau) berikan antibiotik
yaitu ampicilin 2 mg IV setiap 6 jam ditambah gentamicin 5 mg/kg BB setiap
24 jam. Jika persalinan pervaginam hentikan antibiotic pasca persalinan.
e. Jika tidak ada infeksi dan kehamilan < 37 minggu.
- Berikan antibiotik untuk mengurangi morbiditas ibu dan janin yaitu ampicilin
4 x 500 selama 7 hari ditambah eritromisin 250 mg peroral 3x perhari selama
7 hari.
- Berikan kortikosteroid kepada ibu untuk memperbaiki kematangan paru janin.
- Betametason 12 mg IM dalam 2 dosis setiap 12 jam atau dexametason 6 mg
IM dalam 4 dosis setiap 6 jam.
Catatan : jangan berikan kortikosteroid jika ada infeksi.
 Lakukan persalinan pada kehamilan 37 minggu.
 Jika terdapat hisa dan darah dan lendir, kemungkinan terjadi persalinan
preterm.
(Saifudin, 2002 : M-114)
f. Jika tidak ada infeksi dan usia kehamilan > 37 minggu.
 Jika ketuban telah pecah > 18 jam, berikan antibiotika profilaksis 2 gr IV
setiap 6 jam / penicillin G 2 juta unit IV setiap 6 jam sampai persalinan.

14
 Nilai serviks, jika serviks sudah matang, lakukan induksi persalinan dengan
oksitosin. Jika serviks belum matang, matangkan serviks dengan prostaglandin
dan infuse oksitosin / lahirkan dengan SC.

8. Penatalaksanaan
a. Bila anak belum viable (kurang dari 36 minggu) penderita dianjurkan untuk
beristirahat di tempat tidur dan obat antibiotik, profilaksis, spasmolitik dan
roboransia dengan tujuan untuk mengundur waktu sampai anak viable.
b. Bila anak sudah viable (lebih dari 36 minggu) lakukan induksi partus 6-12 jam
setelah long phase dan berikan antibiotic profilaksis, pada kasus-kasus tertentu
dimana induksi partus dengan drip oksitosin gagal maka lakukan tindakan
operatif, jika pada prom penyelesaian persalinan bisa :
 Partus spontan
 Ekstraksi vacuum
 Ekstraksi forcep
 Embriotomi bila anak sudah meninggal.
 SC bila ada indikasi obstetric.

2.4 KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN SOAP


Dalam memberikan asuhan atau pelayanan kebidanan pada pasien, bidan
menggunakan pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan metode manajemen
kebidanan. Manajemen kebidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan masalah
kesehatan ibu dan anak yang khusus dilakukan bidan di dalam memberikan asuhan
kebidanan kepada individu, keluarga dan masyarakat.
(Depkes RI, 2002 :
3)
Adapun Penerapan manajemen dalam bentuk kegiatan praktek kebidanan
dilakukan melalui suatu proses disebut langkah – langkah proses manajemen kebidanan
Langkah – langkah manajemen kebidanan adalah sebagai berikut :
1. Pengkajian data Subjektif
2. Pengkajian data Objektif
3. Analisa data
4. Penatalaksanaan

15
Pengkajian
Didalam langkah pertama ini bidan dibenarkan menduga – duga masalah yang
terdapat pada pasien atau kliennya. Bidan harus mencari dan menggali data atau fakta
baik dari pasien / klien, keluarga maupun anggota tim kesehatan lainnya dan juga hasil
pemeriksaan yang dilakukan bidan sendiri.

A. DATA SUBJEKTIF
Biodata
- Nama
Nama yang jelas dan lengkap bila diperlukan tanyakan nama panggilan sehari –
hari.
(Depkes RI, 2002 : 13
)
Nama penderita dan suaminya ditanyakan untuk dapat mengenal atau memanggil
penderita dan tidak keliru dengan penderita yang lain.
( Ibrahim Cristina, 2001 : 83 )
Nama untuk memudahkan pengenalan dicatat nama lengkap dibeberapa negara nama
tertentu dipergunakan dan dapat menimbulkan kebingungan.
( Kartini Agnes :
65 )
Untuk identitas penderita.
( Sulaiman Sastra : 155
)
- Umur
Menentukan resiko kehamilan bila usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35
tahun
(Depkes RI, 2000 : 30
)
Umur penting ditanyakan karena ikut prognosa kehamilan, kalau umur terlalu lanjut
atau terlalu tua maka kehamilan lebih banyak resikonya.
( Bagian Obstetri & Ginekologi, FK UNPAD 2000 : 84
)

16
Untuk mengetahui keadaan ibu terutama pada kehamilan yang pertama atau primi
para. Apakah ibu termasuk primi para biasa atau primi para tua. Menurut para ahli,
kehamilan yang pertama kali yang baik itu antara umur 19 – 25 tahun, dimana otot masih
bersifat elastis, mudah direnggang. Primi tua dikatakan mulai umur 35 tanun dimana
otot sudah karu, kurang elastis dan sudah direnggang. Terapi menurut pengalaman umur
25 – 35 tahun masih mudah melahirkan. Sehingga ada yana mengubah pendapat diatas.
Jadi melahirkan tidak saja usia 19 – 25 tahun tetapi 19 – 35 tahin primi tua mulai 35
tahun.
( Christina Ibrahim, 2000 : 84
)
Untuk menentukan prognosa kehamilan kalau umur terlalu lanjut / terlalu muda, maka
persalinan lebih banyak resikonya.
( Sulaiman : 54
)
- Agama
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan
pasien / klien. Dengan diketahuinya agama pasien / klien akan memudahkan bidan
melakukan pendekatan didalam melaksanakan asuhan kebidanan.
( Depkes RI, Pusdiknakes 2000 :
14 )
Dalam hal ini berhubungan dengan perawatan penderita yang berkaitan dengan ketentuan
agama. Antara lain dalam keadaan yang gawat ketika memberi pertolongan dan
perawatan dapat diketahui dengan siapa harus berhubungan, misalnya agama khatolik
Roma memanggil pastor dan sebagainya.
( Christina Ibrahim, 2001 : 84
)
- Pendidikan
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya. Tingkat pendidikan mempengaruhi
sikap perilaku kesehatan seseorang.
( Depkes RI, Pusdiknakes 2001 :
14 )
Makin rendah pendidikan ibu, kematian bayi makin tinggi sehingga ibu perlu diberi
penyuluhan.

17
(Depkes RI, 2000 : 30 )
- Pekerjaan
Pekerjaan ibu yang berat baik fisik maupun tekanan mental membahayakan kehamilan.
(Depkes RI, 2000 : 30 )
Wanita hamil boleh bekerja, tetapi jangan terlalu berat, lakukanlah istirahat sebanyak
mungkin. Menurut undang – undangan perburuan, wanita berhak cuti hamil satu
setangah bulan sebelum bersalin dan satu setengah bulan setelah bersalin.
( Saswono Prawiro Hardjo, 2002 : 162
)
Ditanyakan untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonomi penderita /
klien agar nasehat kita sesuai, kecuali itu untuk mengetahuio apakah pekerjaan itu akan
mengganggu kehamilan atau tidak.
( Christina Ibrahim, 2001 : 84
)
Wanita karier yang hamil mendapat cuti hamil selama tiga bulan, yang dapat diambil
sebelum menjelang kelahiran dan dua bulan setelah persalina. Selama hasil perhatikan
hal – hal yang dapat membahayakan kelamgsungan hamil dan segera memeriksa diri.
( Ida bagus Gede Manuaba, 2001 : 193 )
- Suku Bangsa
Untuk mengadakan statistik tentang kelahiran dan untuk mengetahui kebudayaan yang
dianut mungkin juga untuk menentukan prognosa persalinan dengan melihat keadaan
pinggul wanita asia & afrika. Biasanya mempunyai panggul bundar dan normal dan
wanita barat panggulnya ukuran melintang lebih panjang tetapi ukuran belakang lebih
kecil.
( Christina Ibrahim, 2000 : 84 –
85 )
- Alamat
Untuk maksud mempermudah hubungan bila diperlukan, bila keadaan mendesak bidan
dapat mengetahui tempat tinggal klien dalam lingkungan.
( Depkes RI, Pusdiknakes 2000 :
14 )
Untuk mengetahui ibu tinggal dimana, menjaga kemungkinan bila ada ibu yang namanya
bersamaan, selain itu alamat juga diperlukan bila mengadakan kunjungan.

18
( Christina Ibrahim, 2000 : 84
)
Tulis nama lengkap dengan tanda – tanda penting yang sudah dikenali, dan nomor rumah
(jika ada) untuk merangsang kunjungan rumah, surat menyurat / pesan. Jika ada
perubahan alamat. Alamat baru sangat penting dicatat.
( Kartini Agnes :
65 )
1. Keluhan Utama
Untuk mengetahui hal yang mendorong klien datang ke bidan.
( Depkes RI, Pusdiknakes 2000 :
14 )
Apakah klien datang untuk pemeriksaan kehamilan atau ada pengaduan lain yang
penting.
( FK UNPAD Bandung, 2000 :
154 )
Keluhan – keluhan utama yang sering didapatkan pada wanita hamil yang mengalami
KPD, yaitu :
1. Keluar cairan ketuban
2. Ketuban pecah tiba – tiba
3. Cairan tampak di introitus, tidak ada his dalam 1 jam

Keluhan yang sering di jumpai pada ibu yang mengalami anemi ringan adalah:
1. Pusing
2. Mual
3. Lemas
4. Mudah letih.

Keluhan yang sering dialami pada ibu yang hamil pada trimester 3 :
- Nyeri pinggang
Sebagian besar disebabkan karena perubahan sikap badan pada kehamilan yang lanjut
karena titik berat badan pindah ke depan.
( Depkes RI, 2000 : 20
)

19
- Obsitipasi
Akibat progesteron dan usus yang terdesak, dapat diberikan pencahar ringan. Nasehat
tentang makanan berserat, buah, sayuran dan ekstra cairan.
( Hellen Ferrer 2002 : 70 )
Tingkat progesteron yang meningkat menyebabkan melempemnya usus, kemampuan
gerak otot menurun akibat relaksasi otot rata / halus penyerapan air dalam kolon
meningkat. Tekanan uterus yang membesar atas usus.
( Pusdiknakes 2000 : 7 -
10 )
2. Riwayat Penyakit.
Meliputi penyakit yang pernah dialami, penyakit yang sedang dialami,penyakit yang
sedang atau pernah dilakukan. Hal ini penting diketahui untuk melihat kemungkinan
adanya penyakit – penyakit yang menyertai dan yang dapat mempengaruhi
kehamilannya, sehubungan dengan keadaan ibu yang lemah pada waktu kehamilan dan
setelah melahirkan.
( Ida bagus Gede Manuaba, 2000 –
272 )
Selama kehamilan semua pasien jantung harus diobservasi teliti untuk mengurangi
mencegah, atau menghilangkan setiap penambahan beban jantung. Misalnya infeksi,
aktivitas yang berlebihan, aritmia, hipervolemia dan obesitas.
( Ben Zion Taber, 2001 : 116 )
- Penyakit jantung
Penyakit jantung disertai kehamilan, pertambahan denyut jantung dapat menguras
cadangan kekuatan jantung sehingga keadaan payah jantung.
( Ida bagus Gede Manuaba, 2002 – 272 )
- Diabetes Melitus
Dalam kehamilan sering memberikan pengaruh yang kurang menguntungkan, sebab :
a.) Pengaruh kehamilan, persalinan dan nifas terhadap penyakit gula :
- Menimbulkan gejala pada kehamilan, persalinan dan kala nifas
- DM makin kuat.
- Saat persalinan, karena memerlukan tenaga yang besar, dapat terjadi koma di
aberikan.
b.) Pengaruh penyakit gula terhadap janin.

20
- Dapat terjadi keguguran, persalinan prematuritas, IUFD dan lahir mati.
- Bayi dengan dismaturitas.
- Bayi dengan cacat bawaan.
- Bayi yang potensial mengalami kelainan syaraf dan jiwa.
- Bayi potensi mengidap penyakit gula.
( Ida bagus Gede Manuaba, 2001 – 281 )
- Anemia
Anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh kurang baik bagi ibu, baik dalam
kehamilan, persalinan maupun nifas. Dan masa selanjutnya berbagai penyakit dapat
timbul akibat anemia seperti :
Abortus, partus promaturus, partus lama karena inertia uteri, pendarahan post partum
karena atonia uteri.
( Saswono Prawiro Hardjo, 2011 : 450
)
- Tuberculosis paru
Penyakit yang tenang tidak membahayakan kelangsungan kehamilan sampai aterm dan
persalinan. Penyakit yang aktif memerlukan pengobatan yang tepat dan pengawasan
yang lebih efektif sehingga dapat mengurangi bahaya terhadap kehamilan dan bayi saat
menyusui.
( Ida bagus Gede Manuaba, 2002 – 274 )
a.) Riwayat Penyakit lalu
Untuk mengetahui penyakit yang pernah dialami ibu selama hamil karena penyakit
yang pernah diderita ibu itu biasa timbul kembali pada waktu hamil atau pada waktu
melahirkan.
( Christina S Ibrahim, 2000 : 841
)
b.) Riwayat Penyakit Keluarga
Apakah dari keluarga ibu atau orang yang tinggal bersama dengan ibu hamil ada yang
sakit, terutama penyakit menular yang kronis. Ditanyakan pula mungkin dari keluraga
ibu atau suaminya ada yang berpenyakit keturunan.
( Christina S Ibrahim, 2002 :
86 )
3. Riwayat Meanstruasi

21
Anamnese haid memberikan kesan kepada kita tentang faal alat kandungan. Haid
teratur, teratur tidaknya haid dan siklus dipergunakan untuk memperhitungkan tunggal
persalinan.
( FK UNPAD 2005 : 54 )
HPHT dapat dijabarkan untuk memperhitungkan tanggal tafsiran persalinan.
Bila siklus haid ± 28, rumus yang dipakai adalah rumus neagel yaitu +7, bulan -3, tahun
+1.
( Saswono Prawiro Hardjo, 2007 : 155 )
Menarche adalah terjadinya haid yang pertama kalinya. Menarche terjadi pada usia
pubertas yaitu sekiyar 12 – 16 tahun.
( Rustam Mochtar 2000 )
Untuk siklus haid 35 hari, perkiraan partus adalah hari +14 bulan -3 dari tahun +1.
( Sulaiman Sastrawindia, 2000:
127 )
4. Riwayat Perkawinan
Untuk mengethui kemungkinan pengaruh status perkawinan terhadap masalh kesehatan.
Bila perlu ditanyakan kawin / tidak, lamanya kawin dan kawin berapa kali.
( Depkes RI, 2000 : 55
)
ditanyakan pada ibu berapa lama dan berpa kali kawin. Ini untuk menentukan bagaimana
alat kelamin dalam ibu.
( Christina S Ibrahim, 2000 : 55 )
5. Riwayat kehamilan sekarang
GPAPIAH : Gravida Partus Aterm Prematur Imatur Abortus Hidup dengan usia kehamilan
( Depkes RI, 2001: 15 )
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sed..ikit 4x selama kehamilan, yaitu :
- Satu kali pada triwulan pertama
- Satu kali pada triwulan kedua
- Dua kali pada triwulan ketiga
Pelayanan atau asuhan standar minimal termasuk 14T
1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan (T1)
Ukur berat badan dalam kilo gram tiap kali kunjungan. Kenaikan berat badan normal
pada waktu hamil 0,5 kg per minggu mulai trimester kedua.

22
2) Ukur tekanan darah (T2)
Tekanan darah yang normal 110/80 – 140/90 mmHg, bila melebihi dari 140/90
mmHg perlu diwaspadai adanya preeklamsi.
3) Ukur tinggi fundus uteri (T3)
4) Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)
5) Pemberian imunisasi TT (T5)
6) Pemeriksaan Hb (T6)
7) Pemeriksaan VDRL (T7)
8) Pemeriksaan protein urine atas indikasi (T8)
9) Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi (T9)
10) Perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara (T10)
11) Pemeliharaan tingkat kebugaran / senam ibu hamil (T11)
12) Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria (T12)
13) Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok (T13)
14) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan / konseling (T14)
Dimulai dengan pemberian satu tablet perhari sesegera mungkin setelah rasa mual
hilang. Tiap tablet mengandung FeSO3 20 mg ( zat besi 60 mg dan asam folat 500 mg )
minimal masing – masing 90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak diminum dengan teh atau
kopi karena dapat mengganggu penyerapannya.
Imunisasi TT
Antigen Interval Lama %
( selang waktu minimal ) perlindungan perlindungan
TT1 Pada kunjungan pertama
antenatal pertama
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun 80
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99
TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun / 99
seumur hidup
( Hanifa Winjosastro, 2002 :90 –
91 )
6. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

23
Untuk mengetahui apakah persalinan yang lalu berjalan lancar, biasa dan tidak pernah
mengganggu keadaan umum ibu dan ibu pernah mengalami kelainan waktu persalinan
( Christina S Ibrahim, 2000 : 85 )
Untuk mengetahui riwayat kehamilan – kehamilan sebelumnya, meliputi :
 Apakah kehamilan terakhir dengan keguguran atau persalinan
 Apakah persalinannya normal / disesuaikan dengan tindakan
 Bagaimana nasib keadaan anaknya
( Saswono Prawiro Hardjo, 2008 : 133 )
7. Riwayat KB
Perlu ditanyakan kepda ibu yang mengikuti / pernah mengikuti KB sbb :
- Jenis kontrasepsi yang digunakan
- Efek samping
- Alasan pemberhentian kontrasepsi
- Lamanya menggunakan kontrasepsi
( Depkes RI, 2000 : 16 )
Jenis – jenis atau metode keluarga berencana yang bisa digunakan oleh ibu post partum
dan puerpenium
- Suntikan KB
- Non plant / implant
- AKDR
- Pil KB hanya progesteron
- Kontap
- Metode sederhana
( Ida bagus Gede Manuaba, 1998 – 34
)
8. Riawayat psikososial
Riwayat ibu hamil dan keluarganya terhadap perubahan psikologis ibu hamil dapat
berbeda – beda. Seorang bidan sebagai tenaga kesehatan yang melakukan pelayanan
KB / KIA harus mengenal dan mengetahui pandangan keluarga terhadap kehamilan.
Hal yang memerlukan perhatian khusus pada setiap tahap sehingga dapat memberikan
informasi dan konseling serta membantu pasangan untuk mengidentifikasi kebutuhan
mereka, mengungkapkan perasaan dan perhatiannya, mencari jalan untuk
mengatasinya.

24
( Depkes RI Pusdiknakes, 1993 : 59 )
9. Pola aktifitas sehari – hari
a. Nutrisi
Hal ini penting dalam pengawasan ibu hamil. Karena kekurangan atau kelebihan
nutrisi dapat menyebabkan kelainan yang tidak diinginkan pada wanita hamil tersebut.
Kebutuhan beberapa zat yang penting bagi wanita yang tidak hamil dan wanita hamil.

NO GIZI IBU HAMIl TIDAK HAMIL


HAMIL
1 Kalori 2100 300
2 Protein 44 30
3 Vitamin A (RE)b 800 200
4 Vitamin D (Mg)c 7,5 5
5 Vitamin E (Mg)d 10 2
6 Asam Karbonat 60 20
7 Folacin 0,4 0,4
8 Niasin 14 2
9 Riboflavin 1,3 0,3
10 Thiamine 1,1 0,4
11 Vitamin Bc 2 0,6
12 Vitamin B12 3 1
13 Kalsium 800 400
14 Fosfor 800 400
15 Yodium 150 25
16 Besi 18 Suplemen 90
17 Magnesium 300 150
18 Zink 15 5
( Obstetri William, 2000 : 302
)
b. Eliminasi
Miksi untuk mengetahui keluhan dari saluran kencing yang sering menyertai
kehamilan.

25
Pada defekasi ada beberapa penyakit yang berasal dari rectum dan colon sering
menimbulkan kesulitan dalam diagnosis ginekologic sehingga pasien harus sering
ditanyakan sering buan air besarnya.
( Sarwono Prawiro Hardjo, 2002 : 136-137 )
c. personal higiene
Kebersihan harus selalu dijaga pada masa kehamilan. Baju hendaknya yang longgar
dan mudah dipakai
( Sarwono Prawiro Hardjo, 2000 : 160
)
d. Aktifitas
Kegunaannya yaitu sirkulasi darah menjadi lebih baik, nafsu makan bertambah,
pencernaan lebih baik dan tidur lebih nyenyak. Gerak badan yang melelahkan dilarang.
Dianjurakan berjalan – jalan dipagi hari dalam udara yang masih segar.
( Rustam Muchtar , 1998 : 61 )
e. Istirahat
Jadwal istirahat dan tidur perlu diperhatikan dengan baik karena istirahat dan tidur yang
teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan
pertumbuhan dan perkembangan janin.
( Ida bagus Gede Manuaba, 1998 : 140 )
f. seksualitas
Membatasi hubungan seksualitas untuk mencegah abortus dan partus prematurus adalah
kebiasaan yang tidak menguntungkan. Oleh karena itu dianjurkan memakai kondom
agar semen ( mengandung prostalglandin ) tidak merangsang kontraksi uterus.
( Adul Bari Safiudin, 2001 : 98 )

B. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis
Untuk mengetahui bagaiman keadaan umum ibu. Bila keadaan umumnya baik
agar dipertahankan jangan sampai daya tahan tubuh menurun karena adanya
kehamilan. Untuk mengetahui adanya kelainan yang mempengaruhi kehamilan. Bila
ada kelainan lekas diobati dan disembuhkan agar tidak mempengaruhi kehamilan dan
perkembangan janin.
( Christina S Ibrahim, 1993 : 90 )

26
2. Tanda – tanda vital
- Tekanan darah
Tekana darah harus selalu diukur setiap kali pemeriksaan kehamilan. Adanya
kenaikan sistolik melebihi 30 mmHg dan kenaikan diastolik 15 mmHg atau tekanan
darah melebihi 140/90 mmHg harus diwaspadai karena keadaan itu gejala pre-
eklampsi
( Depkes RI Pusdiknakes, 1993 : 68 )
- Denyut nadi
Nadi yang normal adalah sekitar 80x/menit. Bila nadi lebih dari 100x/menit
maka hal ini menunjukkan adanya kelainan.
( Depkes RI Pusdiknakes, 1994 :
11 )
- Pernapasan
Pernapasan noraml 16 – 24x/menit. Bila pernapasan lebih dari 24x/menit maka
hal ini menunjukkan adanya kelainan.
(Robert Prihardjo, 1996 :
76 )
- Suhu Tubuh
Pertanda sehat : suhu tubuh 36,5 º C - 37º C atau 98,6º F
Pertanda buruk : suhu tubuh diatas 37º C atau 98,6º F. menandakan demam tubuh ibu
merasa demam ( panas )
( Depkes RI Pusdiknakes, 2000 :
67 )
3. Antropometri
- Tinggi badan
Tinggi badan kurang dari 145 cm tergolong resiko tinggi
( Depkes RI Pusdiknakes, 1993 :
66 )
- Berat Badan
penambahan berat badan sekitar 6,5 – 15 kg selam hamil. Kenaikan badan tidak boleh
lebih dari 0,5 kg / mgg
( Ida bagus Gede Manuaba, 1998 : 136 )
- Lingkar lengan atas

27
lila kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat bagi ibu yang kurang / buruk,
sehingga ia berisiko melahirkan BBLR. Dengan demikian bila hal ini diketemukan
sejak awal kehamilan petugas dapat memotivasi ibu agar lebih memperhatikan
kesehatannya serta jumlah dan kualitas makannya.
( Depkes RI Pusdiknakes, 1994 :
10 )
4. Pemeriksaan fisik
- Inspeksi
Tujuan dari pemeriksaan pandang ( inspeksi ) adalah untuk melihat keadaan umum
penderita, melihat gejala – gejala kehamilan dan melihat mungkin adanya kelainan.
( Christina S Ibrahim, 1993 : 117
)
 Rambut : bersih, pertumbuhan rambut merata, warna hitam, tidak rontok, tidak ada
kelainan
 Kepala : simetris
 Wajah : tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarum, tidak oedema, tidak cianocis
 Mata : conjungtiva tidak anemis, tidak icterus, simetris
( Christina S Ibrahim, 1993 : 117 )
 Hidung : normal, tidak ada polip, bersih, tidak ada kelainan bentuk / deviasi
 Mulut : tidak sianosis, tidak pucat, tidak stomatitis
( Christina S Ibrahim, 1993 : 117 )
 Gigi : tidak ada caries, tidak keropos yang emnandakan ibu kekurangan kalsium, tidak
ada kerusakan gigi yang menjadi infeksi
( Ida bagus Gede Manuaba, 1998 : 140 )
 Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen, tidak OMP
( Ida bagus Gede Manuaba, 1998 : 140 )
 Leher : normal, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, daerah leher akan menjadi lebih
hitam akibat deposit pigmen yang berlebihan.
( Sarwono Prawiro Hardjo, 1999 : 526 )
 Dada :
- Paru – paru ; auskultasi respirasi normal, tidak ada wheezing, tidak ada ronchi.
( Robert Prihardjo, 1996 : 15 )
- Jantung : irama normal, tidak terdengar dysaritmia

28
( Ida bagus Gede Manuaba, 1998 : 272 )
- Payudara : hiperpigmentasi pada areola dan papila mamae, simetris, putting susu
menonjol
( FK UNPAD Bandung. 1993 : 160 )
- Palpasi
Memeriksa klien dengan meraba
 Leher : tidak ada kelenjar gondok yang membesar, tidak ada stroma, tidak ada kelenjar
lain yang membesar
( Christina S Ibrahim, 1993 : 117 )
 Axila : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada benjolan
( Christina S Ibrahim, 1993 : 117 )
 Perut : untuk menetukan besarnya rahim, tuanya kehamilan, letak anak dalam rahim,
bagian – bagian anak dalam rahim, sampai dimana bagian terendah janin masuk dalam
panggul. Ada / tidak keseimbangan antara ukuran kepala janin dan panggul, janin
tunggal / kembar.
( Depkes RI Pusdiknakes, 1993 : 71 )
o Leopold I
Tujuan untuk menentukan tuanya kehamilan (TFU) dan bagian apa yang terdapat dalam
fundus uteri
( FK UNPAD Bandung. 1993 : 165 )
Menurut spiegelberg, dengan jalan mengukur tinggi fundus uteri dari simpisis, maka
diperoleh :
22 – 28 mgg : 24 – 25 cm di atas simpisis
28 mgg : 26,2 cm di atas simpisis
30 mgg : 29,5 – 30 cm di atas simpisis
32 mgg : 29,5 – 30 cm di atas simpisis
34 mgg : 31cm di atas simpisis
36 mgg : 32 cm di atas simpisis
38 mgg : 33 cm di atas simpisis
40 mgg : 37,7 cm di atas simpisis
( Rustam Muhtar, 1998 : 53 )

Sebelum bulan ke – III fundus uteri belum teraba dari luar

29
- Pada kehamilan 28 minggu, tinggi fundus uteri 3 jari atas pusat
- Pada kehamilan 32 minggu, tinggi fundus uteri pertengahan antara pusat dan prosesus
xifoideus
- Pada kehamilan 36 minggu, tinggi fundus uteri sekitar 1 jari di bawh prosesus xifoideus
dalam hal ini kepala bayi belum masuk pap
- Pada kehamilan 40 minggu, tinggi fundus uteri turun sekitar 3 jari bawah prosesus
xifoideus
( FK UNPAD Bandung. 2007 : 162 )
o Leopold II
Tujuan untuk menentukan dimana letaknya punggung anak dan dimana letak bagian –
bagian kecil anak
o Leopold III
Untuk menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan apakah bagian ini sudah
masuk / belum terpegang oleh PAP
o Leopold IV
Tujuan untuk menentukan seberapa jauh bagian terendah masuk PAP
( FK UNPAD Bandung. 2004 :
165 )

5. Pemeriksaan panggul
Panggul luar
- Distansia spinarum : normal 23 -26 cm
- Distansia cristarum : normal 26-29cm
- Distansia tuberum : normal 10,5-11 cm
- Distansia eksterna : normal 18-20 cm
- Lingkar Panggul : normal 80 cm
( Depkes RI Pusdiknakes, 1993 : 31 )
Panggul dalam
- Conjugata vera : conjugata diagonalis – 1,5 cm
- Conjugata diagonalis
o Dengan 2 jari ialah jari telunjuk dan jari tengah, melalui konkavitas dari sacrum,
jari tengah digerakkan ke atas sampai dapat meraba promontorium

30
o Sisi radial dari jari telunjuk ditempelkan pada pinggir bawah simpisis dan tempat
ini ditandai dengan kuku jari telunjuk tangan kiri
( FK UNPAD Bandung. 1993 : 31 )

6. Pemeriksaan dalam
Keadaan Serviks : Lunak (keadaan serviks)
Pembukaan :
Effisement : (penipisan serviks berapa persen)
Ketuban : + (pada pasiien KPP)
Presentasi : Kepala
Denominator : UUK
Hodge :I
7. Pemeriksaan penunjang
- HB
pemeriksaan HB yang dilakukan pada ibu hamil untuk mendeteksi faktor resiko
kehamilan. Bila kadar HB kurang dari 10gr% berarti ibu dalam keadaan anemia,
terlebih lagi jika kadar Hb tersebut kurang dari 8gr% berarti ibu anemia berat
( Depkes RI Pusdiknakes, 2000 : 81 )
- Urine
Pemeriksaan urine dilakukan pada tiap penderita yang datang untuk periksa
penderita baru, pemeriksaan ulang, dan penderita yang akan bersalin. Tujuannya
untuk mengetahui kemungkinan adanya kelainan pada urine dan untuk menetukan
diagnosa.
( Christina S Ibrahim, 1993 : 100 )
o Pemeriksaan albumin
Tujuannya untuk mengetahui ada atau tidaknya albumin dalam air kemih dan
untuk mengetahui berapa tinggi albumin dalam urine
( Christina S Ibrahim, 1993 : 100 )
Negatif : tetap jernih
Positif (+) : terlihat kekruhan minimal 0.01 – 0,05 gr%
Positif (++) : kekeruhan nyata dengan butir – butir halus 0,05 – 0,2gr%
Positif (+++) : terlihat gumpalan –gumpalan nyata 0,2 – 0,5gr%
Positif (++++) : gumpalan – gumpalan nyata > 0,5gr%

31
o Pemeriksaan glokosa
Untuk mngetahui apakah air kemih itu mengandung glukosa / tidak
( Christina S Ibrahim, 1993 : 104 )
Negatif : tetap biru / hijau jernih
Positif (+) : keruh warna hijau agak kuning
Positif (++) : Keruh kehijauan dengan endapan kuning
Positif (+++) : Kuning kemerahan dengan endapan kuning
Positif (++++) : Merah jingga sampai merah bata
o Pemeriksaan laksmus : jika kertas laksmus merah berubah menjadi biru berarti air
ketuban sudah merembes

C. ANALISA
Ny X, G .... P .... A ...., umur kehamilan .... minggu, janin tunggal/ kembar, hidup/ mati,
intrauterin/ ekstrauterin, letak memanjang/ melintang, punggung kanan/ kiri, presentasi
kepala/ bokong, UUK, inpartu kala ... fase ... dengan anemia ringan dan ketuban pecah
dini.

D. PENATALAKSANAAN
1. Melakukan perawatan di rumah sakit.
2. Memantau TTV sertiap satu jam sekali. (varney, 2009)
3. Mengukur suhu ibu melalui rektal (varney, 2009)
4. Apabila muncul tanda atau gejala koriamnionitis segera berkonsultasi dengan dokter
(varney,2009)
5. Mempertahankan kehamilan sampai cukup matur
6. Melakukan terminasi pada hamil aterm dapat dianjurkan pada selang waktu 6 jam
sampai 24 jam, bila tidak terjadi his yang adekuat.
7. Pada usia kehamilan 24 sampai 32 minggu sat berat janin cukup, pertu di
pertimbangkan untuk melakukan induksi persalinan, dengan kemungkinan janin tidak
dapat diselamatkan. Jika persalinan menuju ke prematur maka dianjurkan seksio
sesaria.
8. Pemeriksaan USG untuk mengukur distansia biparietal dan perlu melakukan aspirasi
air ketuban untuk melakukan pemeriksaan kematangan paru melalui perbandingan.

32
BAB III
TINJAUN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “S” GIP00000 UK 40 MINGGU INPARTU


KALA 1 FASE LATEN DENGAN ANEMIA RINGAN DAN KETUBAN PECAH
DINI
DI PUSKESMAS SEMEMI SURABAYA

Tanggal MKB : 13 September 2014, pukul 22.00 WIB

Tanggal Pengkajian : 13 September 2014, pukul 22.00 WIB

No. Register : H III/167

A. Data subyektif

1) Identitas

Nama ibu : Ny. “S” Nama suami : Tn. “B”

Umur : 29 tahun Umur : 33 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku/bangsa : Jawa/ Indonesia Suku/bangsa : Jawa/ Indonesia

Pendidikan :SMP Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Buruh pabrik Pekerjaan : Montir

Alamat : Klakah Rejo Alamat : Klakah Rejo

Status asuransi: BPJS

2) Keluhan

Ibu mengatakan keluar air sejak pukul 21.30 WIB.

3) Riwayat menstruasi

HPHT : 01-12-2013 TPL : 08-09-2014

TPL(USG) : 14 – 09 -2014

33
4) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu

Kehamilan Persalinan Anak Nifas KB


An Pn Ke
Suami Pn Penol Jeni Jns BB/ Hidup/ Lama Meto
ak UK Tempat yu Pnylt Pnylt t.
Ke ylt ong s kel PB Mati Meneteki de
Ke lit

1 H A M I L I N I

5) Riwayat Kehamilan sekarang

a) Kunjungan ANC

 Trimester I : 2 kali kunjungan. Di BPS Sri Hastuti.

Keluhan pusing, mual.

Terapi mevomit, likokalk, ramabion

 Trimester II : 3 kali kunjungan. Di BPS Sri Hastuti.

Keluhan tidah ada

Terapi likokalk, ramabion

 Trimester III : 3 kali kunjungan, Di BPS Sri Hastuti. Dan 1 kali kunjungan di

Puskesmas Sememi.

Keluhan kenceng-kenceng pada UK 40 mingu.

Terapi likokalk, hufabion, B1, Alinamin

b) Gerak janin pertama kali dirasakan : saat usia kehamilan 4 bulan, gerakan

aktif.

c) Imunisasi TT : TT4(2014)

d) Kebiasaan saat hamil : Ibu tidak merokok, tidak minum jamu,

tidak pijat perut, tidak minum obat-obatan selain yang diberi oleh bidan, ibu tidak

mempunyai binatang peliharaan.

34
6) Riwayat Kesehatan Ibu

Ibu tidak pernah menderita penyakit Hipertensi, Asma, Hepatitis, Jantung, Ginjal,

TBC, Toxoplasma, dan HIV/AIDS.

7) Riwayat kesehatan keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarga ada yang memiliki riwayat hipertensi yaitu ibunya.

Dan tidak ada yang memiliki riwayat Asma, Hepatitis, Jantung, Ginjal, TBC,

Toxoplasma, dan HIV/AIDS. Ibu tidak memiliki riwayat keturunan kembar.

8) Pola Kebutuhan Sehari

(1) Nutrisi

Ibu mengatakan Makan 3x/hari. Porsi satu piring dengan nasi, sayuran, lauk pauk,

buah-buahan. Makan terakhir jam 19.00 WIB. Minum 7 gelas/hari..

(2) Eliminasi

Ibu mengatakan BAK ± 8 x/hari. BAB 1x/hari.

(3) Aktivitas

Ibu mengatakan sehari-hari bekerja, namun sejak satu minggu ini ibu cuti dari

pekerjaannya.

(4) Istirahat

Ibu mengatakan tidur malam 7 jam. Ibu tidak tidur siang.

9) Riwayat perkawinan

Status : Menikah

Kawin : 1 kali

Umur pertama menikah : 25 tahun

Lama : 4 tahun

35
10) Riwayat KB

Jenis kontrasepsi : Pil

Lama penggunaan : 3,5 th

Keluhan : tidak ada

Alasan berhenti : ingin mempunyai anak

11) Riwayat psiko, sosial kultural spiritual

Ibu mengatakan hubungan dengan suami baik, respon keluarga baik. Dalam

keluarganya tidak ada tradisi atau pantangan yang dilakukan selama kehamilannya.

Ibu berdoa untuk pross persalinannya.

B. Data Obyektif

1) Pemeriksaan umum

1). Keadaan umum : Baik

2). Kesadaran : Composmentis

3). Tanda-tanda vital

(1) Tekanan darah : 120/80 mmHg

(2) Nadi : 80x/menit

(3) Pernapasan : 20x/menit

(4) Suhu : 36,5oC

4). Berat badan

Sebelumnya : 44 kg

Sekarang : 53 kg

5). Tinggi badan : 151 cm

6). LILA : 24,5 cm

36
2) Pemeriksaan fisik

a) Inspeksi

 Wajah : tidak pucat, tidak oedema

 Mata : konjungtiva sedikit pucat, sklera putih

 Mulut : Mukosa bibir lembab, sedikit pucat, tidak ada caries gigi

 Leher : tidak tampak pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada pembesaran

kelenjar limfe, dan tidak ada bendungan vena jugularis.

 Payudara : hiperpigmentasi pada areola mammae, putting susu menonjol

 Abdomen : Pembesaran sesuai dengan usia kehamilan

 Genetalia : keluar lendir bercampur darah disertai dengan rembesan cairan

bening dari vagina

 Anus : tidak ada hemorrhoid

 Ekstremitas :

- Atas : tidak oedem

- Bawah : tidak oedem, tidak varises

b) Palpasi

 Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada pembesaran kelenjar

limfe, dan tidak ada bendungan vena jugularis.

 Payudara : tidak ada massa yang abnormal, kolostrum sudah keluar.

 Abdomen : Terdapat linea nigra.

(1) Leopold I : TFU 2 jari bawah px. Teraba bulat, lunak, tidak melenting

(2)Leopold II : Bagian kanan perut ibu teraba keras, datar seperti papan,

bagian kiri perut ibu teraba bagian kecil janin.

(3) Leopold III : Teraba keras, bulat, tidak dapat digoyangkan.

(4) Leopold IV : divergen

37
Mc Donald : TFU 32 cm

TBJ : (32-11) x 155 = 3255 g

His : 2x10’x20”

 Ekstrimitas

(1)Atas : tidak oedem

(2)Bawah : tidak oedem, tidak varises

c) Auskultasi

DJJ : 136 x/menit

Punctum maximum : Punggung kanan

3) Data penunjang

Pemeriksaan Lakmus : tidak dilakukan karena peralatan tidak memadai

4) Pemeriksaan dalam (VT)

Tanggal: 13 – 09 – 2014 jam : 22.00 WIB

Pembukaan : Ø 2 cm

Effecement : 50%

Ketuban : (-) merembes

Presentasi : kepala

Penurunan bagian terendah : Hodge I

5) Penurunan kepala perlimaan (WHO) : 5/5

6) Data laboratorium

Tanggal : 12 – 09 - 2014

38
Hb : 10 g/dl

Reduksi urine : negatif

Protein urine : negatif

PMTCT : Non Reaktif

Golongan darah :O

7) KSPR :6

C. Analisa Data

GIP00000 UK 41 minggu, tunggal, hidup, intrauterine, letak U, keadaan ibu dan janin

baik, inpartu kala 1 fase laten dengan anemia ringan dan ketuban pecah dini (KPD).

D. Penatalaksa

Tanggal : 13 September 2014

Jam : 22.00 WIB

1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada pasien dan keluarga

e/ ibu mengerti dan memahami keadaannya saat ini.

2. Menganjurkan ibu untuk miring kiri dan tidak berjalan-jalan

e/ ibu beristirahat di tempat tidur

3. Menganjurkan ibu makan dan minum

e/ ibu makan dan minum saat tidak ada His.

4. Melakukan kolaborasi dengan dokter

e/ Advis dokter lanjut observasi selama 6 jam dan memberikan terapi amoxilin 1000

mg (4 tablet).

5. Melanjutkan observasi CHPB sesuai jadwal.

e/ hasil observasi terlampir di catatan observasi.

39
Catatan Observasi

Tanggal Jam Kegiatan

13 – 09- 2014 23.00  Observasi TTV, DJJ, His


e/ TD : 120/80 mmHg, S : 36,5o C, N : 80 x/m, RR : 20 x/m
DJJ : 139 x/m
His : 2x30”
14 – 09 – 00.00  Observasi TTV, DJJ, His
2014 e/ TD : 120/80 mmHg, S : 36,7o C, N : 80 x/m, RR :20 x/m
DJJ : 136 x/m
His : 2x30”
01.00  Observasi TTV, DJJ, His, VT
e/ TD : 120/80 mmHg, S :36,7o C, N : 80 x/m, RR : 20x/m
DJJ : 142 x/m
His : 3x30”
VT : Ø 2-3 cm, eff 50%, ketuban (+), penurunan kepala
02.00 HI
 Observasi TTV, DJJ, His
e/ TD : 120/80 mmHg, S : 37o C, N : 80 x/m, RR : 20 x/m
DJJ : 140x/m
03.00 His : 3x35”
 Observasi TTV, DJJ, His
e/ TD : 120/80 mmHg, S : 37o C, N : 80 x/m, RR : 20 x/m
DJJ : 140 x/m
04.00 His : 3x35”
 Observasi TTV, DJJ, His
e/ TD : 110/80 mmHg, S : 37o C, N : 80 x/m, RR : 20 x/m
DJJ : 142 x/m
05.00 His : 3x35”
 Observasi TTV, DJJ, His, VT
e/ TD : 120/80 mmHg, S : 37,2o C, N : 80 x/m, RR : 20 x/m
DJJ : 132 x/m
His : 3x35”

40
VT : Ø 4cm, eff 50%, ketuban (-), penurunan kepala H I
06.00  Memberikan antibiotik amoxilin 1000 mg
 Observasi TTV, DJJ, His
e/ TD : 120/80 mmHg, S : 37,2o C, N : 80 x/m, RR : 20 x/m
DJJ : 142 x/m
His : 4x35”
07.00  Observasi TTV, DJJ, His
e/ TD : 120/80 mmHg, S : 37,2o C, N : 80 x/m, RR : 20 x/m
DJJ : 142 x/m
His : 4x35”
08.00  Melakukan kolaborasi dengan dokter
e/ advis dokter merujuk pasien GIP00000 UK 41 minggu,
inpartu kala 1 fase laten dengan anemia ringan dan ketuban
pecah dini (KPD) ke RS
08.30  Melakukan persiapan rujukan.
- Menginformasikan kepada ibu bahwa ibu harus dirujuk
- Menyiapkan surat-surat yang dibutuhkan untuk merjuk
pasien
- Menyiapkan alat yang dibutuhkan saat merujuk
- Menyiapkan kendaraan untuk merujuk
- Menyiapkan obat-obatan yang dibutuhkan saat merujuk
- Memasang infus RL pada pasien.
e/ persiapan rujukan telah di lakukan. Pasien sudah dipasang
infus
09.00  Pasien di rujuk ke Rumah Sakit

41
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di bawah 11
gr%. Anemia saat hamil disebut “ potensial danger to mether and child “
Klasifikasi anemia:
Ketuban pecah dini atau spontaneous / early / premature rupture of membrane
(prom) adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu yaitu bila pembukaan pada primi
kurang dati 3 cm dan multi para kurang dari 5 cm.
Ketuban pecah dini disebabkan oleh kurangnya kekuatan membrane atau
meningkatnya tekanan intra uterin atau oleh kedua faktor tersebut. Berkurangnya
kekuatan membrane disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan
serviks. Penyebabnya juga disebabkan karena inkompetensi servik. Polihidramnion /
hidramnion, mal presentasi janin (seperti letak lintang) dan juga infeksi vagina / serviks.
Penatalaksanaan bila janin sudah viable (lebih dari 36 minggu) lakukan induksi
partus 6-12 jam setelah long phase dan berikan antibiotic profilaksis, pada kasus-kasus
tertentu dimana induksi partus dengan drip oksitosin gagal maka lakukan tindakan
operatif, jika pada prom penyelesaian persalinan bisa :
 Partus spontan
 Ekstraksi vacuum
 Ekstraksi forcep
 Embriotomi bila anak sudah meninggal.
 SC bila ada indikasi obstetric.

42

Anda mungkin juga menyukai