Anda di halaman 1dari 13

STERILISASI DAN ASEPTIK

Disusun Oleh :

ENDAH RAHMA DANNI

Guru Pembimbing:

Ir. JAKSEN M.AMIN, M.Si

JURUSAN TEKNIK KIMIA PRODI D-IV TEKNOLOGI


KIMIA INDUSTRI POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah tentang “Sterilisasi dan Aseptik” ini. Sholawat dan salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang
telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang
sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
Bioproses dengan judul “Sterilisasi dan Aseptik”. Disamping itu, kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan makalan ini
berlangsung sehingga dapat terealisasikanlah makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya
dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih banyak terdapat
kekurangannya.

Palembang, September 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….....ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………..1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………….1
1.3 Tujuan ………………………………………………………………………2

BAB II ISI
2.1 Pengertian Sterilisasi……………………………………………………….3
2.2 Prinsip Kerja Autoklaf…………………………………………………….3
2.3 Metode Sterilisasi………………………………………………………......4
2.4 Aseptik………………………………………………………………………6
2.5 Melatih Teknik Aseptik…………………………………………………….7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………….9
3.1 Saran………………………………………………………………………...9

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Banyak penyakit yang menganggu kelangsungan hidup masyarakat banyak. Penyakit-


penyakit ini bukan hanya muncul dikarenakan keteledoran daripada si pengidap itu sendiri.
Melainkan juga dari lingkungan luar yang ada di sekitarnya. Biasanya para pasien yang ada
di rumah sakit paling gampang tertular dengan berbagai macam penyakit yang dapat
membahayakan kehidupannya sendiri.

Tahapan penting yang mutlak harus dilakukan selama bekerja di ruang praktikum
mikrobiologi adalah sterilisasi. Bahan atau peralatan yang digunakan harus dalam keadaan
steril. Sterilisasi adalah proses penghilangan semua jenis organisme hidup, dalam hal ini
adalah mikroorganisme yang terdapat dalam suatu benda. Proses ini melibatkan
aplikasi biocidal agent atau proses fisik dengan tujuan untuk membunuh atau menghilangkan
mikroorganisme. Setiap proses baik fisika, kimia dan mekanik yang membunuh semua
bentuk kehidupan terutama mikroorganisme disebut sterilisasi. Adanya pertumbuhan
mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih berlangsung dan tidak
sempurnanya sterilisasi.

Sterilisasi didesain untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Target


suatu metode inaktivasi tergantung dari metode dan tipe mikroorganisme yaitu tergantung
dari asam nukleat, protein atau membrane mikroorganisme tersebut. Agen kimia untuk
sterilisasi disebut sterilant (Pratiwi,2006). Sterilisasi banyak dilakukan di rumah sakit
melalui proses fisik, kimia dan mekanik. Setiap proses (baik fisika, kimia maupun mekanik)
yang membunuh semua bentuk kehidupan terutama mikrooranisme disebut dengan sterilisasi.
Adanya pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih
berlangsung dan tidak sempurnanya proses sterilisasi. Jika sterilisasi berlangsung sempurna,
maka spora bakteri yang merupakan bentuk paling resisten dari kehidupan mikroba, akan
diluluhkan (Cappuccino, 1983).

Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan medium yang berisi zat hara
serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme. Zat hara digunakan oleh
mikroorganisme untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme, dan
pergerakan. Lazimnya, medium biakan berisi air, sumber energi, zat hara sebagai sumber
karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen, serta unsur-unsur lainnya. Dalam bahan
dasar medium dapat pula ditambahkan faktor pertumbuhan berupa asam amino, vitamin, atau
nukleotida (Lim, 1998).

1.2 Rumusan Masalah

 Apa pengertian sterilisasi ?


 Bagaimana prinsip kerja Autoklaf?
 Bagaimana metode sterilisasi?

1
 Apa saja macam-macam sterilisasi?

1.3 Tujuan

 Agar pembaca mengetahui apa pengertian dari sterilisasi


 Agar pembaca mengetahui bagaimana prinsip kerja autoklaf yaitu alat yang
digunakan untuk mensterilkan alat atau bahan
 Agar pembaca mengetahui apa saja metode dalam sterilisasi
 Agar pembaca mengetahui apa saja macam-macam sterilisasi

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sterilisasi

Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan suatu benda dari semua, baik bentuk
vegetatif maupun bentuk spora. Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi
untuk mencegah pencernaan organisme luar, pada bidang bedah untuk mempertahankan
keadaan aseptis, pada pembuatan makanan dan obat-obatan untuk menjamin keamanan
terhadap pencemaran oleh mikroorganisme dan di dalam bidang-bidang lain pun sterilisasi ini
juga penting. Steralisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh kuman patogen
atau kuman apatogen beserta spora yang terdapat pada alat perawatan atau kedokteran dengan
cara merebus, stoom, menggunakan panas tinggi, atau bahkan kimia. Jenis sterilisasi antara
lain sterilisasi cepat, sterilisasi panas kering, steralisasi gas (Formalin H2, O2), dan radiasi
ionnisasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam steralisasi di antaranya:

 Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan masih berfungsi
 Peralatan yang akan di sterilisasi harus dibungkus dan diberi label yang jelas dengan
menyebutkan jenis peralatan, jumlah dan tanggal pelaksanaan sterilisasi
 Penataan alat harus berprinsip bahwa semua bagian dapat steril
 Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu mensteril selesai
 Memindahklan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang steril
 Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka pembungkusnya, bila terbuka
harus dilakukan sterilisasi ulang.

2.2 Prinsip Kerja Autoklaf

Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang
menggunakan tekanan 15 psi (1,02 atm) dan suhu 1210C. Suhu dan tekanan tinggi yang
diberikan kepada alat dan media yang disterilisasi memberikan kekuatan yang lebih besar
untuk membunuh sel dibanding dengan udara panas. Biasanya untuk mesterilkan media
digunakan suhu 1210C dan tekanan 15 lb/in2 (SI = 103,4 Kpa) selama 15 menit. Alasan
digunakan suhu 1210C atau 249,8 0F adalah karena air mendidih pada suhu tersebut jika
digunakan tekanan 15 psi. Untuk tekanan 0 psi pada ketinggian di permukaan laut (sea level)
air mendidih pada suhu 1000C, sedangkan untuk autoklaf yang diletakkan di ketinggian
sama, menggunakan tekanan 15 psi maka air akan mendidih pada suhu 1210C. Ingat kejadian
ini hanya berlaku untuk sea level, jika di laboratorium terletak pada ketinggian tertentu, maka
pengaturan tekanan perlu disetting ulang. Misalnya autoklaf diletakkan pada ketinggian 2700
kaki dpl, maka tekanan dinaikkan menjadi 20 psi supaya tercapai suhu 1210C untuk
mendidihkan air. Semua bentuk kehidupan akan mati jika dididihkan pada suhu 1210C dan
tekanan 15 psi selama 15 menit.

Pada saat sumber panas dinyalakan, air dalam autoklaf lama kelamaan akan mendidih
dan uap air yang terbentuk mendesak udara yang mengisi autoklaf. Setelah semua udara
dalam autoklaf diganti dengan uap air, katup uap atau udara ditutup sehingga tekanan udara

3
dalam autoklaf naik. Pada saat tercapai tekanan dan suhu yang sesuai., maka proses
sterilisasi dimulai dan timer mulai menghitung waktu mundur. Setelah proses sterilisasi
selesai, sumber panas dimatikan dan tekanan dibiarkan turun perlahan hingga mencapai 0 psi.
Autoklaf tidak boleh dibuka sebelum tekanan mencapai 0 psi.

Untuk mendeteksi bahwa autoklaf bekerja dengan sempurna dapat digunakan mikroba
penguji yang bersifat termofilik dan memiliki endospora yaitu Bacillus stearothermophillus,
lazimnya mikroba ini tersedia secara komersial dalam bentuk spore strip. Kertas spore
strip ini dimasukkan dalam autoklaf dan disterilkan. Setelah proses sterilisai lalu
ditumbuhkan pada media. Jika media tetap bening maka menunjukkan autoklaf telah bekerja
dengan baik. Beberapa media atau bahan yang tidak disterilkan dengan autoklaf adalah :

 Bahan tidak tahan panas seperti serum, vitamin, antibiotik, dan enzim
 Pelarut organik, seperti fenol
 Buffer dengan kandungan detergen

Untuk mencegah terjadinya presipitasi, pencoklatan (media menjadi coklat) dan hancurnya
substrat dapat dilakukan pencegahan sebagai berikut :

 Glukosa disterilkan terpisah dengan asam amino (peptone) atau senyawa fosfat
 Senyawa fosfat disterilkan terpisah dengan asam amino (peptone) atau senyawa
garam mineral lain
 Senyawa garam mineral disterilkan terpisah dengan agar
 Media yang memiliki pH > 7,5 jangan disterilkan dengan autoklaf
 Jangan mensterilisasi larutan agar dengan pH < 6,0

Erlenmeyer hanya boleh diisi media maksimum ¾ dari total volumenya, sisa ruang
dibirkan kosong. Jika mensterilkan media 1 liter yang ditampung pada erlenmeyer 2 liter
maka sterilisasi diatur dengan waktu 30 menit.

2.3 Metode Sterilisasi

2.3.1. Sterilisasi secara Fisik

Sterilisasi secara fisik dipakai bila selama sterilisasi dengan bahan kimia tidak akan
berubah akibat temperatur tinggi dan tekanan tinggi. Cara membunuh mikroorganisme
tersebut adalah dengan panas. Berikut penjelasan mengenai cara membunuh mikroorganisme

a.Pemanasan kering

Prinsipnya adalah protein mikroba pertama-tama akan mengalami dehidrasi sampai


kering dan selanjutnya teroksidasi oleh oksigen dari udara sehingga menyebabkan
mikrobanya mati. Digunakan pada benda atau bahan yang tidak mudah menjadi rusak, tidak
menyala, tidak hangus atau tidak menguap pada suhu tinggi. Umumnya digunakan untuk
senyawa yang tidak efektif untuk disterilkan dengan uap air, seperti minyak lemak, minyak
mineral, gliserin (berbagai jenis minyak), petrolatum jelly, lilin, wax, dan serbuk yang tidak
stabil dengan uap air. Metode ini efektif untuk mensterilkan alat-alat gelas dan bedah.

4
Contohnya alat ukur dan penutup karet atau plastik. Selain itu, bahan atau alat harus
dibungkus, disumbat atau ditaruh dalam wadah tertututp untuk mencegah kontaminasi setelah
dikeluarkan dari oven.

b.Pemanasan basah

Prinsipnya adalah dengan cara mengkoagulasi atau denaturasi protein penyusun tubuh
mikroba sehingga dapat membunuh mikroba. Sterilisasi uap dilakukan menggunakan autoklaf
dengan prinsipnya memakai uap air dalam tekanan sebagai pensterilnya. Temperatur
sterilisasi biasanya 121℃, tekanan yang biasa digunakan antara 15-17,5 psi (pound per
square inci) atau 1 atm. Lamanya sterilisasi tergantung dari volume dan jenis. Alat-alat dan
air disterilkan selama 1 jam, tetapi media antara 20-40 menit tergantung dari volume bahan
yang disterilkan. Sterilisasi media yang terlalu lama akan menyebabkan :

 Penguraian gula
 Degradasi vitamin dan asam-asam amino
 Inaktifasi sitokinin zeatin riboside
 Perubahan pH yang berakibatkan depolimerisasi agar

Bila ada kelembapan, bakteri akan terkoagulasi dan dirusak pada temperatur yang lebih
rendah dibandingkan jika tidak ada kelembapan. Mekanisme penghancuran bakteri oleh uap
air panas adalah terjadinya denaturasi dan koagulasi beberapa protein esensial dari organisme
tersebut.

Metode sterilisasi uap umumnya digunakan untuk sterilisasi sediaan farmasi dan bahan-
bahan lain yang tahan terhadap temperatur yang dipergunakan dan tahan terhadap
penembusan uap air, larutan dengan pembawa air, alat-alat gelas, pembalut untuk bedah,
penutup karet dan plastic serta media untuk pekerjaan mikrobiologi. Uap jenuh pada suhu
121oC mampu membunuh secara cepat semua bentuk vegetatif mikroorganisme dalam 1 atau
2 menit. Uap jenuh ini dapat menghancurkan spora bakteri yang tahan pemanasan.

c. Pemanasan dengan Bakterisida

Digunakan untuk sterilisasi larutan berair atau suspensi obat yang tidak stabil dalam
autoklaf. Tidak digunakan untuk larutan obat injeksi intravena dosis tunggal lebih dari 15 ml,
injeksi intratekal, atau intrasisternal. Larutan yang ditambahkan bakterisida dipanaskan dalam
wadah bersegel pada suhu 100 oC selama 10 menit di dalam pensteril uap atau penangas air.
Bakterisida yang digunakan 0,5% fenol, 0,5% klorobutanol, 0,002 % fenil merkuri nitrat dan
0,2% klorokresol.

d.Air mendidih

Digunakan untuk sterilisasi alat bedah seperti jarum spoit. Hanya dilakukan dalam
keadaan darurat. Dapat membunuh bentuk vegetatif mikroorganisme tetapi tidak sporanya.

e.Pemijaran

5
Dengan cara membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum inokulum,
pinset, batang L, dan sebagainya.

f.Sterilisasi dengan radiasi

Prinsipnya adalah radiasi menembus dinding sel dengan langsung mengenai DNA
dari inti sel sehingga mikroba mengalami mutasi. Digunakan untuk sterilisasi bahan atau
produk yang peka terhadap panas (termolabil). Ada dua macam radiasi yang digunakan yakni
gelombang elektromagnetik (sinar x, sinar γ) dan arus partikel kecil (sinar α dan β). Sterilisasi
dengan radiasi digunakan untuk bahan atau produk dan alat-alat medis yang peka terhadap
panas (termolabil).

g.Tyndalisasi

Konsep kerja metode ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air dan
tidak tahan tekanan atau suhu tinggi lebih tepat disterilkan dengan metode ini. Misalnya susu
yang disterilkan dengan suhu tinggi akan mengalami koagulasi dan bahan yang berpati
disterilkan pada suhu bertekanan pada kondisi pH asam akan terhidrolisis. Tyndalisai
merupakan proses memanaskan medium atau larutan menggunakan uap selama 1 jam setiap
hari selama 3 hari berturut- turut

h.Pasteurisasi

Proses pemanasan pada suhu dan waktu tertentu (650C selama 30’ atau 720C selama
15’ untuk membunuh pathogen yang berbahaya bagi manusia.

2.3.2.Sterilisasi secara Kimia

Sterilisasi secara kimia dapat memakai antiseptik kimia. Pemilihan antiseptik


terutama tergantung pada kebutuhan daripada tujuan tertentu serta efek yang dikehendaki.
Perlu juga diperhatikan bahwa beberapa senyawa bersifat iritatif, dam kepekaan kulit sangat
bervariasi. Zat-zat kimia yang dapat di pakai untuk sterilisasi antara lain halogen (senyawa
klorin, yodium), alkohol, fenol, hydrogen peroksida, zat warna ungu Kristal, derivate akridin,
rosalin, deterjen, logam-logam berat, aldehida, ETO, uap formaldehid ataupun beta-
propilakton (Volk, 1993)

2.3.3 Sterilisasi secara Mekanik

Sterilisasi secara mekanik dapat dilakukan dengan penyaringan. Penyaringan dengan


mengalirkan gas atau cairan melalui suatu bahan penyaring.

2.4 Aseptik
Aseptik berarti bebas dari infeksi. Aseptik adalah keadaan bebas dari mikroorganisme
penyebab penyakit. Teknik aseptik/asepsis adalah segala upaya yang dilakukan untuk
mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh yang kemungkinan besar akan
mengakibatkan infeksi. Tindakan asepsis ini bertujuan untuk mengurangi atau
menghilangkan mikroorganisme yang terdapat pada permukaan benda hidup atau benda mati.

6
Tindakan ini meliputi antisepis, desinfeksi, dan sterilisasi. Untuk itu, diperlukan perlakuan
khusus pada alat dan bahan operasi, lapangan operasi, operator, dan asisten sebagai
pelaksana.
Teknik aseptik digunakan untuk mengurangi risiko infeksi pasca-prosedur dan untuk
meminimalkan paparan dari penyedia layanan kesehatan untuk mikroorganisme yang
berpotensi menular. Antisepsis adalah upaya pencegahan infeksi dengan membunuh atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit dan jaringan tubuh lainnya. Bahan
yang digunakan disebut antiseptik.
Antiseptik adalah bahan yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan
kuman, ada yang bersifat sporosidal (membunuh spora) dan non sporosidal, digunakan pada
jaringan hidup khusus,yaitu kulit dan selaput lendir. Antiseptik harus dibedakan dengan obat
seperti antibiotik yang dapat membunuh mikroorganisme di dalam tubuh atau dTlg isikan 50
yach no meteran 421700518136 engan desinfektan yang digunakan untuk membunuh
mikroorganisme yang terdapat pada benda mati. Perlu diperhatikan adanya reaksi atau
riwayat alergi terhadap iodium. Jenis antiseptik yang sering digunakan adalah alkohol 70 %,
povidon iodin, chlorhexidine gluconate dan triklosan. Pengemasan aseptik atau pemrosesan
aseptik adalah aktivitas memproses produk seperti makanan dan farmasi ke dalam kemasan
aseptik untuk menjaga sterilitasnya. Sterilisasi dapat dilakukan sebelum produk dimasukan ke
dalam kemasan atau setelahnya. Sterilisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah
satunya adalah dengan pemanasan kilat (flash heating) dengan temperatur antara 90 hingga
150 derajat celcius sehingga nutrisi produk tetap terjaga. Pengemasan aseptik dapat dilakukan
pada ukuran yang bervariasi dari beberapa ons fluida hingga tangki raksasa bervolume 30
ribu meter kubik yang terpasang di atas kapal.Contoh perusahaan yang menjadi pionir
pengemasan aseptik adalah Tetra Pak. Kemasan aseptik umumnya terbuat dari berbagai
macam bahan dan berlapis dengan jenis bahan lebih dari satu, sehingga menyulitkan daur
ulang.
2.5.Melatih Teknik Aseptik

Salah satu komplikasi yang sering terjadi setelah suatu tindakan bedah adalahinfeksi
yang disebabkan oleh kontaminasi luka oleh mikroorganisme. Komplikasi yang sering
menyertai tindakan bedah atau tindakan invasif yang lain harus dicegah untukmengurangi
angka morbiditas dan mortalitas dan mempercepat penyembuhan luka. Salahsatu cara
mencegah hal tersebut terjadi adalah dengan teknik kerja yang aseptik. Teknik aseptik adalah
salah satu cara untuk memperoleh kondisi bebas dari mikroorganisme. Dasar dari teknik ini
adalah bahwa infeksi berasal dari luar tubuh, sehingga teknik inidipakai untuk mencegah
masuknya infeksi dari luar tubuh melalui tempat pembedahan.Tujuan akhir dari aseptik
adalah untuk menghindarkan pasiendari infeksi paska operasi dan untuk mencegah
penyebaran patogen. Dengan demikian melalui teknik aseptic yang baik. selain dapat
menghindarkan infeksi pada penderita juga akan melindungi dokteragar tidak terinfeksi oleh
penderita. Mikroorganisme dapat menyebabkan infeksi melalui berbagai cara antara lain
kontak dengan lingkungan, petugas kesehatan ,atau alat-alat medis.Teknik aseptik harus
dilakukan pada saat pembedahan,kateterisasi urin, prosedur intravaskular, r e s pir a t o r y s u
c tio n , pemasangan drain, pemasangan ventilator, pengambilan sampel darah, dll.

7
Prosedur aseptik di ruang operasi Dalam pembedahan prosedur aseptik meliputi
tindakan sebelum, saat maupunsesudah tindakan bedah, yaitu :
a. Pemakaian masker dan penutup kepala.
b. Mencuci tangan.
c. Pemakaian sarung tangan dan jubah operasi.
d. Persiapan penderita.
e. Memelihara sterilisitas medan operasi.
f. Menggunakan teknik operasi aman.
g. Sterilisitas dari ruang operasi minor dan alat operasi.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kita sering mendengar istilah "steril", makanan harus steril dalam penempatannya,
makanan harus steril dalam proses pembuatanya, ya steril adalah keadaan dimana suatu objek
atau benda berada di posisi aman dan bebas dari mikroba hidup, seperti patogen
(menimbulkan penyakit) atau apatogen / non patogen (tidak menimbulkan penyakit) dari
bakteri atau material yang akan merugikan bagi objek itu sendiri.

Sterilisasi adalah suatu proses penghancuran secara lengkap semua mikroba hidup dan
spora-sporanya. Ada 5 metode umum sterilisasi, yaitu : sterilisasi uap (panas lembab),
sterilisasi panas kering, sterilisasi dengan penyaringan (filtrasi), sterilisasi gas, sterilisasi
dengan radiasi.

Aseptik berarti bebas dari infeksi. Aseptik adalah keadaan bebas dari mikroorganisme
penyebab penyakit. Teknik aseptik/asepsis adalah segala upaya yang dilakukan untuk
mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh yang kemungkinan besar akan
mengakibatkan infeksi. Tindakan asepsis ini bertujuan untuk mengurangi atau
menghilangkan mikroorganisme yang terdapat pada permukaan benda hidup atau benda mati.
Tindakan ini meliputi antisepis, desinfeksi, dan sterilisasi. Untuk itu, diperlukan perlakuan
khusus pada alat dan bahan operasi, lapangan operasi, operator, dan asisten sebagai
pelaksana.
Teknik aseptik digunakan untuk mengurangi risiko infeksi pasca-prosedur dan untuk
meminimalkan paparan dari penyedia layanan kesehatan untuk mikroorganisme yang
berpotensi menular. Antisepsis adalah upaya pencegahan infeksi dengan membunuh atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit dan jaringan tubuh lainnya. Bahan
yang digunakan disebut antiseptik.
3.2 Saran

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu saya
sebagai penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari seluruh pihak demi sempurnanya
makalah ini. Saran yang dapat penulis berikan adalah agar mahasiswa dapat memahami
tentang proses sterilisasi serta macam-macam sterilisasi. Pada makalah berikutnya menjadi
lebih baik lagi.

9
DAFTAR PUSTAKA
http://makalahselamakuliah.blogspot.com/2011/11/mikrobiologi-dan-parasitologi.html
http://noberanagbio.blogspot.com/2011/11/bab-i-pendahuluan_13.html
http://sumbermakalahkeperawatan.blogspot.com/2012/12/pengendalian-infeksi.html
http://irmanadifa.student.esaunggul.ac.id/2012/11/01/tugas-fisika-online-sterilisasi-
peralatan-secara-fisis/ http://holisah-mikrobiologi.blogspot.com/2011/11/sterilisasi.html
http://swasthyca.wordpress.com/2012/10/16/sterilisasi
http://rgmaisyah.wordpress.com/2009/03/15/metode-sterilisasi
http://apryantilivesofnurses.blogspot.com/2011/10/makalah-sterilisasi.html

10

Anda mungkin juga menyukai