Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Soal :
1. Agregat halus : Pengertian, Klasifikasi, Persyaratan SNI dan PBI
2. Agregat kasar : Pengertian, Klasifikasi, Persyaratan SNI dan PBI
3. Semen portland : Kandungan klasifikasi, contoh penggunaan
4. Syarat-syarat air yang digunakan dalam beton.
5. Bahan tambah : Fungi dan penggunaan
6. Faktor yang mempengaruhi kekuata beton
7. Faktor air semen dan pengertian air semen.
Jawaban :
1. Agregat Halus merupakan bahan pengisi diantara agregat kasar sehingga menjadikan
ikatan lebih kuat yang mempunyai Bj 1400 kg/m. Agregat halus yang baik tidak
mengandung lumpur lebih besar 5 % dari berat, tidak mengandung bahan organis lebih
banyak, terdiri dari butiran yang tajam dan keras, dan bervariasi.
Menurut standar SK SNI S-04-1989-F (Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A), agregat
untuk bahan bangunan sebaiknya dipilih yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :
2) Kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca (terik matahari dan hujan). Jika di
uji dengan larutan garam NAtrium Sulfat bagian yang hancur maksimum 12 %, jika
dengan garam Magnesium Sulfat maksimum 18 %.
3) Tidak mengandung lumpur (butiran halus yang lewat ayakan 0,06 mm) lebih dari 5 %.
4) Tidak mengandung zat organis terlalu banyak, yang dibuktikan dengan percobaan
warna dengan larutan 3 % NaOH, yaitu warna cairan di atas endapan agregat halus tidak
boleh lebih gelap daripada warna standar / pembanding.
5) Modulus halus butir antara 1,50 – 3,80 dan dengan variasi butir sesuai standar gradasi.
6) Agregat halus dari laut / pantai, boleh dipakai asalkan dengan petunjuk dari lembaga
pemeriksaan bahan-bahan yang diakui.
agregat kasar adalah kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari batuan atau berupa batu
pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir antara 4,75
mm (No.4) sampai 40 mm (No. 1½ inci).
Klasifikasi agregat
Agegat berat
Agregat berat merupakan agregat untuk membuat beton dengan berat isi >2400 kg/m3 yang
bertujuan untuk menahan radiasi yang berbahaya bagi manusia. Untuk membuat beton tersebut
biasanya menggunakan batu barite (BaSO4) dengan berat isi 4,15-4,45 t/m3, dan butirannya
seberat 6,80-7,60 t/m3.
Agregat normal
Agegat normal ini yaitu jenis agregat dengan berat isi antara 300-1800 kg/m3. Kegunaan dari
beton normal yaitu untuk membuat beton tanpa persyarat khusus, biasanya agregat yang dipakai
pada umumnya berupa jenis batuan beku, batuan malihan, dan batuan endapan.
Agregat ringan
Agregat ringan dapat berasal dari sumber daya alam atau hasil dari olahan manusia. Sumber
daya alam yang besar adalah material vulkanik. Buatan atau sintetis, agregat yang diproduksi
oleh proses termal di pabrik-pabrik. Agregat ringan mempunyai berat 1100 kg/m3 atau kurang
dari berat tersebut. Tujuan dari agregat ringan untuk membuat beton dengan tujuan khusus.
Agregat ringan ini berupa batu tulis, terak pecah, tanah foamed, batu apung dan yang berupa
hasil olahan manusia seperti bola plastik ± 6 m, polyethylene terpthalate (PET) yg telah dioalah
dari limbah plastik, kedua agregat ringan tersebut telah diteliti dan layak digunakan sebagai
agregat ringan.
2. agregat kasar dapat berupa kerikil hasil desintergrasi alami dari batuan-batuan atau
berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan besar butir lebih dari 5
mm. Kerikil, dalam penggunaannya harus memenuhi syarat- syarat sebagai berikut:
1) Butir-butir keras yang tidak berpori serta bersifat kekal yang artinya tidak pecah
karena pengaruh cuaca seperti sinar matahari dan hujan.
2) Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%, apabila melebihi maka harus dicuci
lebih dahulu sebelum menggunakannya.
3) Tidak boleh mengandung zat yang dapat merusak batuan seperti zat –zat yang reaktif
terhadap alkali.
4) Agregat kasar yang berbutir pipih hanya dapat digunakan apabila jumlahnya tidak
melebihi 20% dari berat keseluruhan.
Kardiyono (1996: 6) menyebutkan bahwa pada dasarnya dapat disebutkan 4 unsur yang
paling penting dari Portland Cement adalah:
Selain memilki bahan yang bekualitas, perbaningan pasir dan semen perlu diperhatikan. Masing-
masing pekerja memilki perbandingan yang berbeda. Sebagai contoh, perbandingan ideal semen
dan pasir untuk plesteran dinding adalah 1:8. Msalnya; semen 1 ember maka pasir yang
dicampurkan sebanyak 8 ember. Untuk plesteran dinding kamar mandi diperlukan semen yang
lebih banyak agar tidak merembes ke dinding. Campuran yang ideal adalah 1:3. Sedangkan
untuk cor beton perbandingan semen, pasir, split adalah 1:2:3.
Perhatikan juga perbadingan semen dengan air. Air berfungsi untuk mengikat semen dengan
pasir dan batu. Jika air yang digunakan terlalu banyak maka adukan akan menjadi encer.
Sebaliknya, jika air yang digunakan terlalu sedikit maka adukan akan menjadi terlalu kental.
Adukan yang terlalu encer akan menyebabkan semen tidak dapat melekat dengan baik.
Akibatnya saat dinding diplester akan banyak pasir yang rontok. Jik terlalu kental, adukan kan
sulit digunakan dan jangan terlalu lama di biarkan.
4. Semen portland tipe I, yaitu semen yang dapat digunakan secara umum tanpa ada
persyaratan khusus lainnya.
5. Semen portland tipe II, yaitu semen yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan
terhadap senyawa sulfat dan panas hidrasi yang sedang.
6. Semen portland tipe III, yaitu semen yang pada penggunaannya memerlukan kekuatan
awal yang tinggi.
7. Semen portland tipe IV, yaitu semen yang pada penggunaannya memerlukan panas
hidrasi yang lebih rendah.
8. Semen portland tipe V, yaitu semen yang pada penggunaannya memerlukan ketahanan
terhadap sulfat yang tinggi.
4. Penggunaan air untuk beton sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut ini,
(Tjokrodimulyo, 2007):
1) Tidak mengandung lumpur atau benda melayang lainnya lebih dari 2 gr/ltr.
2) Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak beton (asam, zat organik) lebih dari
15 gr/ltr.
Kandungan semen
Semakin banyak bahan material semen yang akan Anda gunakan, maka akan dihasilkan
konstruksi beton bertulang yang kuat dan baik. Penggunaan semen berbanding lurus dengan
kekuatan konstruksi beton.
Kandungan Air
Semakin banyak air yang Anda gunakan, maka konstruksi beton yang dihasilkan semakin jelek.
Walaupun di dalam pengerjaan konstruksi beton ringan, jika air yang digunakan banyak,
konstruksi beton semakin mudah dikerjakan dan pekerjaan menjadi lebih ringan. Kuncinya
gunakan air sesedikit mungkin, hanya agar campuran konstruksi beton bisa dikerjakan (bisa
diangkut, dicor, dipadatkan dan di-finishing).
Campuran Air dan Bahan Material Semen atau Fakor Air Semen (FAS)
Semakin tinggi perbandingan campuran air dan bahan material semen maka konstruksi beton
malah semakin jelek. Untuk meningkatkan mutu konstruksi beton rumah harus mengurangi
perbandingan air dan bahan material semen.
Faktor air dan bahan material semen adalah perbandingan antara berat air dibandingkan dengan
berat bahan material semen. Jika air kita simbolkan dengan W, dan bahan material semen kita
simbolkan dengan C maka rumusnya adalah FAS= W / C, dimana berat jenis air adalah 1
kg/liter, dan berat jenis bahan material semen adalah 3150 kg/m3 (disyaratkan American
Standard Testing and Material).
Dalam pembuatan beton, air merupakan salah satu faktor penting, karena air bereaksi dengan
semen akan menjadi pasta pengikat agregat.
Semakin tinggi nilai Fas (faktor air semen) pada campuran beton maka nilai kuat tekan dan
modulus elastisitas akan semakin rendah. Hubungan antara kuat tekan dengan modulus elastisitas
beton pasca bakar yaitu semakin tinggi nilai kuat tekannya, maka semakin tinggi pula modulus
elastisitasnya.