Anda di halaman 1dari 7

Pertemuan: 3 LEMBARAN KERJA 1 SKS : 2

Dosen: MATA KULIAH PENGUJIAN BETON Kode :


Hari/ Tanggal: (MATERIAL BANGUNAN) Paparan : 10’
Rabu/ 26 – 02 - 2020 Prodi S1 Pendidikan Teknik Bangunan Paraf Dosen
Fakultas Teknik - UNIMED

Nama Mhs : Rayhan Akbar Wiguna Nilai :


Nim : 5193111020

Soal :
1. Agregat halus : Pengertian, Klasifikasi, Persyaratan SNI dan PBI
2. Agregat kasar : Pengertian, Klasifikasi, Persyaratan SNI dan PBI
3. Semen portland : Kandungan klasifikasi, contoh penggunaan
4. Syarat-syarat air yang digunakan dalam beton.
5. Bahan tambah : Fungi dan penggunaan
6. Faktor yang mempengaruhi kekuata beton
7. Faktor air semen dan pengertian air semen.

Jawaban :
1. Agregat Halus merupakan bahan pengisi diantara agregat kasar sehingga menjadikan
ikatan lebih kuat yang mempunyai Bj 1400 kg/m. Agregat halus yang baik tidak
mengandung lumpur lebih besar 5 % dari berat, tidak mengandung bahan organis lebih
banyak, terdiri dari butiran yang tajam dan keras, dan bervariasi.

 Menurut standar SK SNI S-04-1989-F (Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A), agregat
untuk bahan bangunan sebaiknya dipilih yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1) Butir-butirnya tajam dan keras, dengan indeks kekerasan ≤ 2,2

2) Kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca (terik matahari dan hujan). Jika di
uji dengan larutan garam NAtrium Sulfat bagian yang hancur maksimum 12 %, jika
dengan garam Magnesium Sulfat maksimum 18 %.
3) Tidak mengandung lumpur (butiran halus yang lewat ayakan 0,06 mm) lebih dari 5 %.

4) Tidak mengandung zat organis terlalu banyak, yang dibuktikan dengan percobaan
warna dengan larutan 3 % NaOH, yaitu warna cairan di atas endapan agregat halus tidak
boleh lebih gelap daripada warna standar / pembanding.

5) Modulus halus butir antara 1,50 – 3,80 dan dengan variasi butir sesuai standar gradasi.

6) Agregat halus dari laut / pantai, boleh dipakai asalkan dengan petunjuk dari lembaga
pemeriksaan bahan-bahan yang diakui.

 Menurut PBI, agregat halus memenuhi syarat:


 Agregat halus harus terdiri dari butiran-butiran tajam, keras, dan bersifat kekal artinya
tidak hancur oleh pengaruh cuaca dan temperatur, seperti terik matahari hujan, dan lain-
lain.
 Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % berat kering, apabila kadar
lumpur lebih besar dari 5%, maka agregat halus harus dicuci bila ingin dipakai untuk
campuran beton atau bisa juga digunakan langsung tetapi kekuatan beton berkurang 5 %.
 Agregat halus tidak boleh mengandung bahan organik (zat hidup) terlalu banyak dan harus
dibuktikan dengan percobaan warna dari ABRAMS-HARDER dengan larutan NaOH 3%.
 Angka kehalusan (Fineness Modulus) untuk Fine Sand antara 2,2–3,2.
 Angka kehalusan (Fineness Modulus) untuk Coarse Sand antara 3,2–4,5.
 Agregat halus harus terdiri dari butiran yang beranekaragam besarnya.

 agregat kasar adalah kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari batuan atau berupa batu
pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir antara 4,75
mm (No.4) sampai 40 mm (No. 1½ inci).

 Klasifikasi agregat
 Agegat berat
Agregat berat merupakan agregat untuk membuat beton dengan berat isi >2400 kg/m3 yang
bertujuan untuk menahan radiasi yang berbahaya bagi manusia. Untuk membuat beton tersebut
biasanya menggunakan batu barite (BaSO4) dengan berat isi 4,15-4,45 t/m3, dan butirannya
seberat 6,80-7,60 t/m3.
 Agregat normal
Agegat normal ini yaitu jenis agregat dengan berat isi antara 300-1800 kg/m3. Kegunaan dari
beton normal yaitu untuk membuat beton tanpa persyarat khusus, biasanya agregat yang dipakai
pada umumnya berupa jenis batuan beku, batuan malihan, dan batuan endapan.

 Agregat ringan
Agregat ringan dapat berasal dari sumber daya alam atau hasil dari olahan manusia. Sumber
daya alam yang besar adalah material vulkanik. Buatan atau sintetis, agregat yang diproduksi
oleh proses termal di pabrik-pabrik. Agregat ringan mempunyai berat 1100 kg/m3 atau kurang
dari berat tersebut. Tujuan dari agregat ringan untuk membuat beton dengan tujuan khusus.
Agregat ringan ini berupa batu tulis, terak pecah, tanah foamed, batu apung dan yang berupa
hasil olahan manusia seperti bola plastik ± 6 m, polyethylene terpthalate (PET) yg telah dioalah
dari limbah plastik, kedua agregat ringan tersebut telah diteliti dan layak digunakan sebagai
agregat ringan.
2. agregat kasar dapat berupa kerikil hasil desintergrasi alami dari batuan-batuan atau
berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan besar butir lebih dari 5
mm. Kerikil, dalam penggunaannya harus memenuhi syarat- syarat sebagai berikut:

1) Butir-butir keras yang tidak berpori serta bersifat kekal yang artinya tidak pecah
karena pengaruh cuaca seperti sinar matahari dan hujan.

2) Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%, apabila melebihi maka harus dicuci
lebih dahulu sebelum menggunakannya.

3) Tidak boleh mengandung zat yang dapat merusak batuan seperti zat –zat yang reaktif
terhadap alkali.

4) Agregat kasar yang berbutir pipih hanya dapat digunakan apabila jumlahnya tidak
melebihi 20% dari berat keseluruhan.

Gradasi Agregat Kasar (Split) - SNI-03-2834-2000


Berikut tabel dan grafik ketentuan gradasi agregat kasar (split) berdasar SNI-03-2834-
2000 (Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal) :

3. Adapun komponen–komponen bahan baku Portland cement yang baik yaitu


(Tjokrodimuljo, 1996):
(1) Batu kapur (CaO) = 60 – 67%
(2) Pasir Silika (SiO2) = 17 – 25%
(3) Alumina (Al2O3) = 0,3 – 0,8%
(4) Tanah Liat (Al2O3) = 0,3 – 0,8%
(5) Magnesia (MgO) = 0,3 – 0,8%
(6) Sulfur (SO3) = 0,3 – 0,8%

Kardiyono (1996: 6) menyebutkan bahwa pada dasarnya dapat disebutkan 4 unsur yang
paling penting dari Portland Cement adalah:

(1) Trikalsium Silikat (C3S) atau 3CaO.SiO2


(2) Dikalsium Silikat (C2S) atau 2CaO.SiO2
(3) Trikalsium Aluminat (C3A) atau 3CaO.Al2O3
(4) Tetrakalsium Aluminoferit (C4AF) atau 4CaO.Al2O3.FeO3
 Semen diperlukan untuk memasang dinding, plesteran, acian an membuat beton. Agar
hasilnya baik, kualitas semen tentu harus baik. salah satunya adalah kurang baiknya
kuaitas material yang lain yang dicampurkan pada adukan semen, diantaranya; pasir, split
dan air. Agar hasil adukan baik, sebaiknya pilih pasir yang berwarna gelap yang berasal
dari gunung. Pasir dari gunung memiliki kualitas yang lebih baik dari pasir sungai dan
pasir laut yang berwarna terang.
Pilih juga pasir yang memiliki gradasi kasar/halus, besar/kecil yang cukup baik. Gradasi
ini berfungsi agar butiran pasir yang kecil dapat mengisi celah antara butiran pasir yang
ukurannya lebih besar

Selain memilki bahan yang bekualitas, perbaningan pasir dan semen perlu diperhatikan. Masing-
masing pekerja memilki perbandingan yang berbeda. Sebagai contoh, perbandingan ideal semen
dan pasir untuk plesteran dinding adalah 1:8. Msalnya; semen 1 ember maka pasir yang
dicampurkan sebanyak 8 ember. Untuk plesteran dinding kamar mandi diperlukan semen yang
lebih banyak agar tidak merembes ke dinding. Campuran yang ideal adalah 1:3. Sedangkan
untuk cor beton perbandingan semen, pasir, split adalah 1:2:3.

Perhatikan juga perbadingan semen dengan air. Air berfungsi untuk mengikat semen dengan
pasir dan batu. Jika air yang digunakan terlalu banyak maka adukan akan menjadi encer.
Sebaliknya, jika air yang digunakan terlalu sedikit maka adukan akan menjadi terlalu kental.
Adukan yang terlalu encer akan menyebabkan semen tidak dapat melekat dengan baik.
Akibatnya saat dinding diplester akan banyak pasir yang rontok. Jik terlalu kental, adukan kan
sulit digunakan dan jangan terlalu lama di biarkan.

 Klasifikasi semen portland

4. Semen portland tipe I, yaitu semen yang dapat digunakan secara umum tanpa ada
persyaratan khusus lainnya.
5. Semen portland tipe II, yaitu semen yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan
terhadap senyawa sulfat dan panas hidrasi yang sedang.
6. Semen portland tipe III, yaitu semen yang pada penggunaannya memerlukan kekuatan
awal yang tinggi.
7. Semen portland tipe IV, yaitu semen yang pada penggunaannya memerlukan panas
hidrasi yang lebih rendah.
8. Semen portland tipe V, yaitu semen yang pada penggunaannya memerlukan ketahanan
terhadap sulfat yang tinggi.

4. Penggunaan air untuk beton sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut ini,
(Tjokrodimulyo, 2007):

1) Tidak mengandung lumpur atau benda melayang lainnya lebih dari 2 gr/ltr.

2) Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak beton (asam, zat organik) lebih dari
15 gr/ltr.

3) Tidak mengandung Klorida (Cl) lebih dari 0,5 gr/ltr.

5. Bahan tambah (admixture)adalah bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam campuran beton


pada saat atau selama pencampuran beton berlangsung.Fungsi bahan ini adalah mengubah sifat-
sifat beton agar menjadi lebih cocok untuk pekerjaan tertentu,atau untuk menghemat biaya.

Tujuan penggunaan admixture pada beton segar adalah :

 Memperbaiki workability beton


 Mengatur faktor air semen pada beton segar.
 Mengurangi penggunaan semen
 Mencegah terjadinya segregasi dan bleeding
 Mengatur waktu pengikatan aduk beton
 Meningkatkan kekuatan beton keras.
 Meningkatkan sifat kedap air pada beton keras.
 Meningkatkan sifat tahan lama pada beton keras termasuk tahan terhadap zat-zat kimia,
tahan terhadap gesekan, dll.
6. Faktor yang mempengaruhi kekuatan beton.

Kandungan semen
Semakin banyak bahan material semen yang akan Anda gunakan, maka akan dihasilkan
konstruksi beton bertulang yang kuat dan baik. Penggunaan semen berbanding lurus dengan
kekuatan konstruksi beton.

Kandungan Air
Semakin banyak air yang Anda gunakan, maka konstruksi beton yang dihasilkan semakin jelek.
Walaupun di dalam pengerjaan konstruksi beton ringan, jika air yang digunakan banyak,
konstruksi beton semakin mudah dikerjakan dan pekerjaan menjadi lebih ringan. Kuncinya
gunakan air sesedikit mungkin, hanya agar campuran konstruksi beton bisa dikerjakan (bisa
diangkut, dicor, dipadatkan dan di-finishing).

Campuran Air dan Bahan Material Semen atau Fakor Air Semen (FAS)
Semakin tinggi perbandingan campuran air dan bahan material semen maka konstruksi beton
malah semakin jelek. Untuk meningkatkan mutu konstruksi beton rumah harus mengurangi
perbandingan air dan bahan material semen.

Faktor air dan bahan material semen adalah perbandingan antara berat air dibandingkan dengan
berat bahan material semen. Jika air kita simbolkan dengan W, dan bahan material semen kita
simbolkan dengan C maka rumusnya adalah FAS= W / C, dimana berat jenis air adalah 1
kg/liter, dan berat jenis bahan material semen adalah 3150 kg/m3 (disyaratkan American
Standard Testing and Material).

Agregat (Pasir dan koral)


Campuran yang terlalu banyak pasir walapun akan menjadikan beton halus akan tetapi
kekuatannya sedikit berkurang, jika dibandingkan dengan campuran yang normal. Kekuatan
beton akan semakin menurun jika ketika pencampuran menggunakan molen terlalu lama.
Sebaliknya jika beton terdiri dari koral yang banyak, konstruksi beton akan menjadi kasar akan
tetapi kekuatannya mejadi lebih baik jika dibandingkan dengan beton yang menggunakan
pasirnya lebih banyak.

7. Faktor air semen dan pengertiannya

Dalam pembuatan beton, air merupakan salah satu faktor penting, karena air bereaksi dengan
semen akan menjadi pasta pengikat agregat.
Semakin tinggi nilai Fas (faktor air semen) pada campuran beton maka nilai kuat tekan dan
modulus elastisitas akan semakin rendah. Hubungan antara kuat tekan dengan modulus elastisitas
beton pasca bakar yaitu semakin tinggi nilai kuat tekannya, maka semakin tinggi pula modulus
elastisitasnya.

Anda mungkin juga menyukai