MAKALAH
Disusun oleh :
Feri Andrian
NPM : 19440014
DESIGN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur Saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya
dengan rahmat-Nya Saya akhirnya bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul
Tidak lupa Saya menyampaikan rasa terima kasih kepada Dosen Mata
Kuliah Bahasa Indonesia yang telah membimbing dan mengarahkan serta memberi
masukan yang bermanfaat dalam proses penyusunan karya ilmiah ini. Rasa terima
kasih juga hendak Saya ucapkan kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah
karya ilmiah ini bisa selesai pada waktu yang telah ditentukan.
Saya menyadari bahwa di dalam karya ilmiah yang telah Saya susun ini
saran serta masukan dari para pembaca demi tersusunnya karya ilmiah lain yang
lebih lagi. Akhir kata, Saya berharap agar karya ilmiah ini bisa memberikan banyak
manfaat kepada masyarakat luas agar sadar akan dampak industri fast fashion dan
Feri Andrian
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Fast fasion merupakan bagian dari industri tekstil yang biasanya mereplika
busana – busana yang sedang tren pada saat itu, kemudian dalam melakukan proses
produksinya industri fast fasion lebih menekankan pada tingkat produksi yang cepat
dan masif serta menggunakan bahan berkulitas rendah untuk menekan biaya
produksi sehingga produk yang dihasilkan memiliki harga jual yang murah.
Industri fast fashion memiliki dampak buruk bagi lingkungan, hal ini
industri fast fahion sering menggunakan bahan kimia dan juga bahan pewarna yang
menjadi masalah lain yang ditimbulkan oleh industri fast fashion. Selain masalah
muncul dari pihak konsumen yaitu melalui pembelanjaan yang terus meningkat
maka semakin naik pula sampah yang dihasilkan. Hal ini membuktikan bahwa
industri fesyen sangat mempengaruhi dalam kerusakan bumi, terlebih lagi industri
dari industri fast fashion. Gerakan fesyen berkelanjutan ini memiliki misi
1
mejadikan industri fesyen lebih beretika terhadap lingkungan, aksi ini muncul
karena banyaknya limbah industri fesyen yang jumlahnya tidak sedikit dan menjadi
untuk mengurangi limbah yang dihasilkan oleh industri fast fashion dengan
menggati bahan yang dapat merusak lingkungan menjadi bahan yang ramah
lingkungan tetapi memiliki kualitas yang baik serta menjadikan industri fesyen
lebih beretika terhadap lingkung. salah satu bahan yang tergolong sebagai bahan
dan melakukan pembelian pakain bekas layak pakai dengan tujuan mengurangi
limbah pakaian yang dihasilkan. Maka dari itu, konsumen juga harus memiliki
pengetahuan tentang cara merawat pakaian agar tetap tahan lama dan tidak mudah
rusak. Sselain itu cara yang mungkin dapat dilakukan untuk mendukung gerakan
fesyen berkelanjutan adalah dengan membeli pakain bekas layak pakai atau sering
Banyak merk fesyen ternama yang mulai peduli dan menerapkan geraakan
2
McCartney, Vivienne Westwood, dan Edun yang telah lebih dulu menerapkan
geraka fesyen berkelanjutan. Merk retail ternama seperti H&M juga turut andil
menegtahui bahaya dari industri fast fashion dapat membantu dalam mengurangi
dampak degatif yang dihasilkan oleh industri fast fashion yang membahayakan
yang dihasikan oleh industri fast fashion akan sangat menerugikan masyarakat itu
industri fast fashion sendiri cukup signifikan dan sangat berpengaruh terhadap
lingkungan.
Akibat dari pergerakan industri fast fashion yang semakin masif dan
dampak lingkungan yang nyata maka munculah gerakan antitesisnya yaitu gerakan
berkelanjutan ini. Dengan menegetahui dan memahami tentang konsep dari gerakan
fesyen berelanjutan ini menjadikan masyarakat lebih peduli lagi tentang lingkungan
luas. Gerakan fesyen berkelanjutan ini punya misi untuk menjaga lingkungan dan
kelestarian di bumi dari praktek industri fast fashion yang kurang beretika terhadap
lingkungan. Gerakan ini perlu di lakukan bukan hanya oleh penggiat dari gerkanan
ini saja tetapi seluruh elemen masyarak di dunia agar terciptanya kelestarian di bumi.
3
langkah – langkah yang dapat ditempuh oleh masyarakat di seluruh dunia
untuk ikut dalam gerakan fesyen berkelanjutan sangat beragam. Hal yang dapat
dliakukan bisa dimulai dari hal kecil yang kadang tanpa sadar kita mengabaikannya.
Ada juga cara dengan mengganti kebiasan untuk membeli barang barang khususnya
produk fesyen yang tidak dibutuhkan agar mengurangi limbah yang dihasilkan.
Bentuk nyata dari sikap yang medukung gerakan fesyen berkelanjutan ini
ini tentu hanya dapat berjalan atas dasar kesadaran masyarakat sendiri. Selain
kesadaran masyarakat tentang penerapan gerakan ini, perlu juga adanya langkah
nyata yand di lakukan bukan hanya sekedar sadar akan pentingnya gerakan fesyen
berekanjutan.
Langkah nyata yang dapat dilakukan dengan mulai mencari tahu asal – usul
suatu produk fesyen yang kita beli. Asal – usul suatu produk sangat penting karena
dengan mengetahui hal tersebut dapat dijadikan acuan agar konsumen dapat
mengetahui mana merek – merek yang perlu dihindari karena menerapkan konsep
mengidentifikasi produk yang dibeli termasuk dalam fast fashion atau bukan.
Sebagai konsumen harus bijak dengan menghindari pembelian dari produk dengan
merek yang menerapkan konsep fast fashion. Tentu dengan tidak membeli produk
4
Salah satu bentuk pemahaman tentang merek – merek dagang yang
merek yang termasuk dalam fast fashion. Beberapa contoh merek dagang yang
termasuk dalam industri fast fashion adalah Uniqlo, H&M, Forever 21. Berdasarkan
merek – merek tersebut terdapat kesamaan yang dengan jelas dapat diidentifikasi
yaitu harga yang cenderung murah dan pengeluaran kolesi yang terbilang cepat.
fesyen, pihak produsen juga perlu untuk menerapkan gerakan fesyen berkelanjutan
di proses prduksi mereka. Salah satu bentuk penerapan gerakan ini dapat dilakukan
dengan mengganti bahan – bahan yang dapat merusak lingkungan dengan bahan
yang ramah lingkungan. Apabila bahan – banah yang dapat merusak lingkungan
terus di gunakan maka akan semakin besar kerusakan yang dihasilakan olh idnustri
3. Bagaimana cara kerja industri fast fashion dalam membuat koleksi mereka?
4. Apa saja bahaya yang ditimbulkan industri fast fashion terhadap kelestarian
lingkungan?
5
5. Bagaimana cara gerakan fesyen berkelanjutan menekan industri fast fashion?
1.3. Tujuan
mereka
kelestarian lingkungan.
fashion
1.4. Manfaat
berkelanjutan
6
4. Memberikan wawasan kepada pembaca tentang hal yang terjadi jika
berkelanjutan
7
BAB II
PEMBAHASAN
dari harga jual, ketersediaan dan jangka waktu produksi, tren, dan penggunaannya.
2.1.1. Harga
Pakaian yang murah tentu saja menjadi pembeda dengan insutri non
– fast fashion. Beberapa contoh dari merek fesyen ternama yang merupakan
“…Spain-based Zara, the world’s largest fast fashion retailer, has prices
similar to those of the Gap: coats for $200, sweaters for $70, T-shirts for $30,
and denim for $69. This is markedly more expensive than H&M, the Swedish-
based company, which offers most coats for $69 (though some go for as low
as $29), sweaters for between $29 and $34, t-shirts for $5.99, and denim for
$19.99. Forever 21, the Los Angeles-based brand, is priced comparatively to
H&M. It’s new concept store, Forever 21 Red, however, offers even lower
prices, such as camisoles starting at $1.80, jeans at $7.80, tees at $3.80, and
leggings at $5.80.” (The Fashion Law, 2016)
di tekan sedemikian rupa sehingga diperoleh harga yang sangat murah, salah
8
2.1.2. Ketersediaan dan jangka waktu produksi
Salah satu poin pembeda dengan industry non – fast fashion adalah
mereka setiap empat sampai enam minggu sekali, sementara industry non-
musiman.”In 2012, Inditex, for instance, was making “840 million garments
always changing – Inditex has in recent years opened more than a store a
day, or about 500 stores a year” (The Fashion Law, 2016). Seperti Zara dan
beberapa merek lain yang menerapkan konsep fast fashion, produk – produk
mereka dibuat di daerah yang tidak teralalu jauh dari perusahaan mereka
dimana di negara negara tersebut menawarkan upah kerja yang lebih murah.
2.1.3. Tren
mengikuti tren fesyen yang ada dan mengacu pada busana – busana runway
pada saat itu. Dengan proses produksi yang cepat merek – merek fast
replika dari produk produk yang ada di runway pada saat itu, bahkan ada
9
merek – merek fesyen kelas atas mendistribuskiannya. Dengan pengeluaran
koleski yang terbilang cepat serta gaya yang mengacu pada tren busasa
runway saat itu tidak jarang hal tersebut menibulkan kerugian bagi industri
fashion. Hal ini dikarenakan harga yang sangat murah konsumen mampu
membeli produk tersebut dengan harga yang tergolong sangat murah serta
kualitas yang di hasilkan terbilang kurang baik sehingga tidak jarang orang
hanya memakai sekai atau dua kali pakaian tersebut sebelum membuangnya.
Hal ini tetntu menjadi nilai tambah bagi industri fast fashion karena dalam
hal penggunaan hanya satu atau dua kali pakai orang akan cenderung
Banyak sekali informasi yang beredar mengenai dampak dari limbah tekstil
dalam beberapa waktu terakhir. Oleh karena itu pemilihan bahan untuk pakaian
adalah salah satu hal paling penting dalam proses desain industri yang menerapkan
konsep fesyen berkelanjutan. Selain itu dengan penggantian bahan baku dengan
bahan yang ramah lingungan merupakan salah satu cara gerakan fesyen
memasuki industri fesyen, beberapa jenis serat yang paling banyak digunakan
dalam industri fesyen adalah katun dan polyester. Kedua bahan tersebut berperan
sekirat 80% dari semua serat yang digunakan dan penggunaan poliester setiap
10
berkelanjutan di indusrti fesyen penggunaan bahan yang ramah lingkungan semakin
banyak digunakan contohnya serat rayon. Rayon sendiri menempati posisi ketiga
bahan yang sering dipakai setelah polyester dan kapas. “ Pada 2018, jumlah
produksi rayon global mencapai 5,8 juta ton” (Advertorial, 2019). Angka tersebut
berkelanjutan yang semakin menjadi tren. Rayon sendiri berasal dari kayu yang
termasuk dalam sumber terbarukan, rayon juga memiliki sifat yang mudah terurai
dalam jangka Panjang dan dalam kurun waktu yang relatif cepat. Karena sifat ini,
rayon cocok dijadikan sebagai bahan untuk mewujudkan fesyen yang berkelanjutan.
Selain dari pihak produsen, konsumen juga turut andil dalam penerapan
bekas layak pakai, konsumen secara tidak langsung mengurangi limbah fesyen yang
ada di bumi, mengingat di beberapa negara seperti Amerika Utara menjadi salah
satu penyumbang sampah pakaian dengan jumlah yang tidak sedikit “Every year,
North Americans send 12 million tons of textiles into the landfills. 95% of which
could be reused or recycled.” (Value Village, 2019). Hal ini tentu sangat
memperihatinkan karena dari sekian banyak limbah yang dibuang sebagian besar
industri fast fashion, ada beberapa cara yang ditempuh oleh para penggiat gerakan
Stahel, ”The cradle-to-cradle principle counsels that after the use phase the product
11
will continue in technical or biological life cycles, meaning it will be recycled into
a new material or it will be composted” (Niinimäki, 2013:18) . Maka dari itu, dalam
penerapan prinsip ini penggunaan bahan baku, pewarna, dan bahan bahan lainnya
harus mampu didaur ulang atau mampu untuk diuraikan oleh tanah.
atau desain ulang yang mulai populer pada abad 21. “…redesign has begun to be a
beneficial to remember that all textile materials are not designed for clothing
purposes, which might make them feel uncomfortable in use and even unsuitable to
Kegiatan yang ketiga disebut daur ulang, daut ulang disini berarti
melakukan daur ulang limbah tekstil dan pakaian menjadi bahan baru atau serat.
Dalam proses duar ulang material yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih
rendah dibandingkan dengan bahan aslinya. Dalam hal ini daur ulang dibagi
used for filling purposes. Upcycling, in contrast, aims to keep the product’s quality
high and it can even mean increasing the value of the material through design.”
(Niinimäki, 2013:18). Dari kedua jenis daur ulang tersebut keduanya mempunyai
12
2.3. Awal mulanya muncul gerakan fesyen berkelanjutan
Awal mula dari gerakan fesyen berkelanjutan dimulai dari perang dunia II,
dimana pada saat itu terjadi kelangkaan sumberdaya yang ekstrim dan memaksa
orang – orang pada masa itu untuk menggunakan bahan daur ulang untuk membuat
pakain mereka. “Masuk era tahun 70an, beberapa persoalan yang menyangkut
beberapa merek mulai melakukan pembenahan dan pabrik pakaian yang “ramah
lingkungan” mulai di suarakan sebagai salah satu strategi marketing untuk menarik
lingkungan industri pakaian. Sedangkan aada era 80 – an, istilah gerakan fesyen
berkelanjutan muncul kembali yang digagas oleh merek ternama seperti ESPIRIT
mereka. Hal ini didasari atas perilaku masyarakat Amerika yang rata – rata mampu
membuang pakaian bekas dengan total berat mencapai 30 kilogram. Kejadian ini
penyumbang kedua terbesar polusi di dunia. Sedangkan pada era 2000 – an dan
fesyen berkelanjutan melalu media social, serta munculnya tagar #zerowaste yang
Salah satu contoh pencemaran dan penggunaan air yang dilakukan industri ini
memerlukan kurang lebih 2.700 liter air untuk proses pembuatannya. Pembuatan
13
setengah kilogram benang sendiri membutuhkan lebih dari 50 liter air”. Selain
juga muncul dari pihak konsumen. “Consumers in the United Kingdom have an
naik pula sampah yang dihasilkan “The apparel industry accounts for 10% of global
carbon emissions and remains the second largest industrial polluter, second only
to oil.” (Conca, 2015) Hal ini membuktikan bahwa industri fesyen sangat
berpengaruh dalam kerusakan bumi, terlebih lagi industri fast fashion yang lebih
banyak pula masyarakat dan industri khususnya fesyen mulai sadar akan
pentingnya menjaga kelastarian lingkungan dan juga sadar akan dampak lingkunga
yang ditimbulkan oleh industri fast fashion yang sangat besar. Hal ini dibuktikan
dengan semakin populernya kegiatan thrifting dikalangan anak muda. Selain itu,
semakin banyak pula yang mulai menyuarakan pandangan merek tentang gerakan
penggunannya sebagian besar anak muda juga. Selain dari pihakan konsumen
gerakan fesyen berkelanjutan juga mulai diterapkan oleh industri industri fesyen
menekan dampak negatif terhadap lingkungan. Beberapa hal yang mereka lakukan
antara lain dengan penggunaan bahan baku yang ramah lingkungan. Selain dari
14
pemilihan bahan baku yang digunakan beberapa produsen fast fashion juga mulai
memikirkan dalam hal pengelolaan limbah yang mana menjadi salah satu masalah
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
keresahan – keresahan yang timbul akibat dampak buruk yang dihasilkan oleh
industri fast fashion khususnya dampak ingkungan. Industri fast fashion sendiri
dampak buruk industri fast fashion. Gerakan ini tidak hanya fokus terhadap
produsennya saja tetapi konsumen juga turut andil dalam pelaksanaan gerakan
3.2 Saran
dan dijadikan sebuah gaya hidup, agar terciptanya dunia fesyen yang lebih beretika
berkelanjutan ini dapat dimulai dari hal – hal kecil dalam kehidupan. Sedangkan
dari sudut pandang produsen Gerakan ini perlu di terapkan khususnya dalam
16
DAFTAR PUSTAKA
17