KOMPONEN PENELITIAN
OLEH :
JURUSAN FISIKA
2020
2.1 Komponen-Komponen Penelitian
Penelitian dapat dipandang sebagai sistem berpikir dan bertindak yang diarahkan pada
pencapaian tujuan. Sebagai suatu sistem, penelitian memiliki berbagai komponen yang saling
berhubungan sebagai suatu kesatuan. Komponen- komponen suatu penelitian meliputi permasalahan,
teori ilmiah, variabel, hipotesis, populasi dan sample serta data. Dalam hal ini maka akan dibahas satu
persatu mengenai berbagai macam komponen penelitian serta kaitannya antara komponen yang satu
dengan yang lainnya.
2.2 Permasalahan
Seperti yang telah dikemukakan bahwa pada dasarnya penelitian itu dilakukan dengan tujuan
untuk mendapatkan data yang digunakan untuk memecahkan masalah. Untuk itu setiap penelitian
yang akan dilakukan harus selalu berangkat dari masalah. Seperti dinyatakan oleh Emory bahwa “
Baik penelitian murni atau terapan, semuanya berangkat dari masalah, hanya untuk penelitian
terapan, hasilnya langsung dapat digunakan untuk membuat keputusan. Jadi, setiap penelitian yang
akan dilakukan harus selalu berangkat dari masalah. Masalah penelitian merupakan jantung setiap
upaya penelitian.
1. Hakikat Permasalahan
Masalah atau problem dapat diartikan sebagai jarak antara apa yang diharapkan (das
Sollen) dengan apa yang terwujud atau tercapai (das Sein). Masalah menunjukkan adanya ketidak
sesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang terwujud atau tercapai.
2. Sumber masalah
Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya terjadi dengan
apa yang benar-benar terjadi antara teori dengan praktek, antara aturan dengan pelaksanaan,
antara rencana dengan pelaksanaan. Stooner (1982)
mengemukakan bahwa masalah dapat diketahui atau dicari apabila terdapat penyimpangan antara
pengalaman dengan kenyataan, antara apa yang direncanakan dengan kenyataan, adanya
pengaduan dan kompetensi. Sumber masalah penelitian menurut Turney dan Noble adalah
sebagai berikut :
a. Pengalaman pribadi.
Pengalaman pribadi dapat berupa pengalaman masa lampau dan kekinian. Upaya
mewujudkan pengalaman pribadi menjadi permasalahan penelitian dapat dilakukan dengan
: mengidentifikasi pengalaman pribadi untuk fokus penelitian, mengidentifikasi sebab-
sebab munculnya masalah tersebut, membuat keputusan pribadi selaku calon peneliti
untuk memecahkan masalah tersebut serta merumuskan masalah penelitian.
Teori dalam penelitian memiliki kegunaan karena semua penelitian bersifat ilmiah, oleh
karena itu semua peneliti harus berbekal teori. Dalam kaitannya dengan kegiatan penelitian, maka
fungsi utama teori digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup, atau konstruk
variabel yang akan diteliti. Merupakan pemandu untuk menemukan fakta guna merumuskan
hipotesis, serta digunakan sebagai kontrol yang membahas penelitian sehingga selanjutnya
digunakan untuk memberikan saran dalam upaya pemecahan masalah.7 Sebagai informasi untuk
menetapkan cara pengujian hipotesis, sebagai dasar dalam merumuskan kerangka teoritis
penelitian serta memperkaya ide-ide baru, Untuk mengetahui siapa saja peneliti lain dan
pengguna di bidang yang sama. Dalam penelitian ilmiah, teori ilmiah tidak terpisahkan dari fakta.
Hubungan antara keduanya adalah :
a. Fakta memprakarsai teori ilmiah.
b. Fakta memformulasikan kembali teori-teori ilmiah.
c. Fakta dapat dijadikan dasar untuk menolak teori ilmiah.
d. Fakta memperjelas teori ilmiah.
3) Variabel interval : Variabel interval adalah variabel yang selain dimaksudkan untuk
membedakan, mempunyai tingkatan, juga mempunyai jarak yang pasti atau satu kategori
dengan kategori lainnya, contoh prestasi belajar : 5, 6, 7, 8, dan seterusnya.
2.6 Hipotesis
Secara etimologis, hipotesis berasal dari dua kata hypo yang berarti “kurang dari” dan thesis
yang berarti pendapat. Jadi hipotesis merupakan suatu pendapat atau kesimpulan yang belum final,
yang harus diuji kebenarannya. Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis adalah kerangka berfikir dari sintesa atau
kesimpulan sementara.9 Hipotesis juga merupakan jawaban yang masih sementara dan bersifat
teoritis, atau juga merupakan alat yang mempunyai kekuatan dalam proses inkuiri karena
menghubungkan dari teori yang relevan dengan kenyataan atau fakta yang ada.10 Bentuk-bentuk
hipotesis ada 3 macam yaitu : hipotesis deskriptif ( variabel mandiri ), hipotesis komparatif (
perbandingan ) dan hipotesis assosiatif ( hubungan ). Dalam penelitian kuantitatif, keberadaan
hipotesis dipandang sebagai komponen penting dalam penelitian. Oleh karena itu sebelum terjun ke
lapangan hendaknya peneliti telah merumuskan hipotesis penelitiannya. Pentingnya hipotesis dalam
penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Hipotesis yang mempunyai dasar yang kuat menunjukkan bahwa peneliti telah
mempunyai cukup pengetahuan untuk melakukan penelitian pada bidang tersebut.
b. Hipotesis memberikan arah pada pengumpulan dan penafsiran data.
c. Hipotesis merupakan petunjuk tentang prosedur apa saja yang harus diikuti dan jenis
data apa saja yang harus dikumpulkan.
d. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penelitian.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan peneliti dalam merumuskan hipotesis, yaitu :
a. Hipotesis harus menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih (dalam satu
rumusan hipotesis minimal terdapat dua variabel).
b. Hipotesis hendaknya dinyatakan secara deklaratif (kalimat pernyataan).
c. Hipotesis hendaknya dirumuskan dengan jelas.
d. Hipotesis harus dapat diuji kebenarannya.
Ada beberapa jenis hipotesis. Untuk mempermudah dalam mempelajari, hipotesis dapat
diklasifikasikan berdasarkan rumusannya dan proses pemerolehannya.
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua
elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Study atau penelitiannya disebut studi populasi atau studi sensus.12 Populasi atau universe adalah
jumlah keseluruhan dari satuan- satuan atau individu-individu yang karakteristiknya hendak diteliti
dan satuan- satuan tersebut dinamakan unit analisis, dan dapat berupa orang-orang, institusi-
institusi, dan benda-benda.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti atau sebagian dari jumlah populasi
yang dipilih untuk sumber data. Syarat dalam mengambil sampel ada dua macam yaitu : jumlah
sampel yang mencukupi dan profil sampel yang dipilih harus mewakili.13 Sampel atau contoh adalah
sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diteliti. Sampel yang baik yang kesimpulannya
dapat dikenakan pada populasi, adalah sampel yang bersifat representatif atau yang dapat
menggambarkan karakteristik populasi.
Ada dua kriteria sampel yaitu kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Penentuan kriteria sampel
diperlukan untuk mengurangi hasil penelitian yang bias. Kriteria inklusi adalah karakteristik umum
subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau yang akan diteliti. Sedangkan yang
dimaksud dengan kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang memenuhi
kriteria inklusi dari penelitian karena sebab-sebab tertentu. Sebab- sebab yang dipertimbangkan
dalam menentukan kriteria ekslusi antara lain: subjek membatalkan kesediannya untuk menjadi
responden penelitian, dan subjek berhalangan hadir atau tidak di tempat ketika pengumpulan data
dilakukan.
Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel dari
populasi. Sampel yang merupakan sebagaian dari populasi kemudian diteliti dan hasil penelitian
(kesimpulan) kemudian dikenakan pada populasi (generalisasi). Manfaat sampling yaitu :
menghemat biaya penelitian, menghemat waktu untuk penelitian, dapat menghasilkan data yang
lebih akurat, memperluas ruang lingkup penelitian, teknik sampling boleh dilakukan bila populasi
bersifat homogen atau memiliki karakteristik yang sama atau setidak-tidaknya hampir sama, bila
keadaan populasi bersifat heterogen, sampel yang dihasilkannya dapat bersifat tidak representatif
atau tidak dapat menggambarkan karakteristik populasi. Jenis-jenis teknik sampling yaitu :
Bila jumlah populasi dipandang terlalu besar, dengan maksud meng- hemat waktu, biaya,
dan tenaga, penelitili tidak meneliti seluruh anggota populasi. Bila peneliti bermaksud meneliti
sebagian dari populasi saja (sampel), pertanyaan yang selalu muncul adalah berapa jumlah
sampel yang memenuhi syarat. Ada hukum statistika dalam menentukan jumlah sampel, yaitu
semakin besar jumlah sampel semakin menggambarkan keadaan populasi.14 Selain berdasarkan
ketentuan di atas perlu pula penentuan jumlah sampel dikaji dari karakteristik populasi. Bila
populasi bersifat homogen maka tidak dituntut sampel yang jumlahnya besar. Misalnya saja
dalam pemeriksaan golongan darah. Walaupun pemakaian jumlah sampel yang besar sangat
dianjurkan, dengan pertimbangan adanya berbagai keterbatasan pada peneliti, sehingga peneliti
berusaha mengambil sampel minimal dengan syarat dan aturan statistika tetap terpenuhi.15
2.8 Data
Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi.
Data dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat, sumber, dan juga skala pengukurannya.
a. Berdasarkan sifatnya :
1) Data kuantitatif : Data yang berupa angka-angka.
2) Data kualitatif : Data yang berupa kata-kata atau pernyataan
pernyataan.
b. Berdasarkan sumbernya :
1) Data primer, adalah data yang diperoleh langsung pihak yang diperlukan datanya.
2) Data sekunder, merupakan data yang tidak diperoleh langsung dari pihak yang
diperlukan datanya.
2. Data ordinal
Data ini, selain memiliki nama (atribut), juga memiliki peringkat atau urutan.
Angka yang diberikan mengandung tingkatan. Ia digunakan untuk mengurutkan
objek dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi, atau sebaliknya. Ukuran
ini tidak memberikan nilai absolut terhadap objek, tetapi hanya memberikan
peringkat saja.
3. Data interval
Pemberian angka kepada set dari objek yang mempunyai sifat-sifat ukuran ordinal
dan ditambah satu sifat lain, yakni jarak yang sama pada pengukuran dinamakan
data interval. Data ini memperlihatkan jarak yang sama dari ciri atau sifat objek
yang diukur. Akan tetapi ukuran interval tidak memberikan jumlah absolut dari
objek yang diukur. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran menggunakan skala
interval dinamakan data interval.
4. Data ratio
Ukuran yang meliputi semua ukuran di atas ditambah dengan satu sifat yang lain,
yakni ukuran yang memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang
diukur dinamakan ukuran ratio (data rasio). Data ratio, yang diperoleh melalui
mengukuran dengan skala rasio memiliki titik nol. Karenanya, interval jarak tidak
dinyatakan dengan beda angka rata-rata satu kelompok dibandingkan dengan titik
nol di atas. Oleh karena ada titik nol, maka data ratio dapat dibuat perkalian
ataupun pembagian. Angka pada data ratio dapat menunjukkan nilai sebenarnya
dari objek yang diukur.