Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKSTUAL

BERBANTUAN LKS TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP


DAN LITERASI SAINS SISWA KELAS X
DI MA AD-DIINUL QAYYIM
GUNUNGSARI
Aniza1, Ismail Efendi2, Saidil Mursali3
1
Mahasiswa Program Studi PendidikanBiologi IKIP Mataram
2
DosenProgram Studi PendidikanBiologi IKIP Mataram
3
Dosen Program Studi PendidikanBiologi IKIP Mataram
E-mail: aniza@ymail.com

ABSTRAK: Kurang kreatifnya guru di dalam memilih model pembelajaran mebuat siswa
menjadi tidak aktif dan tidak bisa mengembangkan kemampuan yang dimiliki selama proses
pembelajaran sehingga menyebabkan pemahaman konsep dan literasi sains siswa kurang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran berbasis kontekstual
berbantuan LKS terhadap pemahaman konsep dan literasi sains siswa kelas X di MA Ad-Diinul
Qayyim Gunungsari. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment dengan rancangan
penelitian pretest-posttest control group design dengan 3 kali pertemuan. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MA Ad-Diinul Qayyim Gunungsari dengan sampel
kelas XC dan XD, pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Purpossive Sampling atau sampel
yang bertujuan. Data pemahaman konsep siswa didapatkan dari hasil posttest yang diberikan
diakhir pertemuan dan data literasi sains siswa diperoleh dari lembar observasi literasi sains,
sedangkan data keterlaksanaan RPP diperoleh dari lembar keterlaksanaan RPP.Data pemahaman
konsep kemudian dianalisis menggunakan uji-t. Berdasarkan hasil analisis data pemahaman
konsep diperoleh nilai rata-rata dan persentase ketuntasan klasikal diperoleh nilai berturut-turut
62,28 dan 44% pada kelas kontrol sedangkan pada kelas eksperimen nilai rata-rata dan
ketuntasan klasikal adalah 77,63 dan 95,45%. Pengujian hipotesis pemahaman konsep dilakukan
dengan rumus Polled Varians sehingga diperoleh nilai t hitung sebesar 6,73 dan t tabel 2,021 dengan
dk=45 pada taraf signifikan 5%. Karena t hitung > t tabel, maka dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh pembelajaran berbasis kontekstual berbantuan LKS terhadap pemahaman konsep siswa
kelas X di MA Ad-Diinul Qayyim Gunungsari. Sedangkan untuk literasi sains siswa data yang
diperoleh dianalisis secara deskriptif.Berdasarkan hasil analisis, kelas kontrol memiliki nilai rata-
rata cukup baik dalam literasi sains sedangkan kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata literasi
sains yang baik.

Kata Kunci: pembelajaran kontekstual, LKS, pemahaman konsep, litersi sains.


ABSTRACT: The Effect of Contextual based Learning with the Aid of Working Item Sheets
(LKS) toward Student’s Conceptual Understanding and Science Literacy of the Tenth Grade in
MA Ad-Diinul Qayyim Gunungsari (Supervised by Ismail Effendi and Saidil Mursali)

Teacher’s low creativity in choosing models of learning had made students become not active
and could not develop their ability during the teaching and learning process. This affected on
strudent’s low conceptual understanding and science literacy. This study aimed at finding out the
effect of contextual based learning with the aid of Working Item Sheets (LKS) toward student’s
conceptual understanding and science literacy of the tenth grade in MA Ad-Diinul Qayyim
Gunungsari. This was a quasi experimental research with Pretest-Posttest Control Group Design.
This study was conducted in three times meetings. Population of the research was all tenth grade
students of MA Ad-Diinul Qayyim Gunungsari, and the samples of the research were X C and X
D. Sampling technique used was purposive sampling. Student’s conceptual understanding data
were gained from posttest given in the end of the learning. While science literacy data were
gained from observation sheet of science literacy, and lesson plan completeness data were
obtained from lesson plan sheets. Student’s conceptual understanding data were subsequently
tested using t-test. Based on the analysis, it was found that student’s average conceptual
understanding and classical completeness percentage were 62,28 and 44% in the control class,
while classical completeness percentage of the experimental class were 77,63 and 95,45%.
Hypothesis testing of student’s conceptual understanding used Polled Variance in which it was
found that t value was 6,73 and t table was 2,021 in the level of significance 5%. Because t value
is higer than t table, it can be concluded that there is an effect of contextual based learning with
the aid of Working Item Sheets (LKS) toward student’s conceptual understanding and science
literasy of the tenth grade in MA Ad-Diinul Qayyim Gunungsari. Meanwhile, student’s science
literacy was analyzed using descriptive analysis. Based on the analysis, it was found that the
average scores of control class were fair category, while the average scores of experimental class
were good category.

Key Words: Contextual Learning, Item Sheets, Understanding, Science Literacy

memiliki kekuatan spiritual keagamaan,


PENDAHULUAN pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang
Memasuki abad ke-21, sistem
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
pendidikan nasional menghadapi tantangan
Negara (Aqib, 2009).
yang sangat kompleks dalam menyiapkan
Upaya yang tepat untuk menyiapkan
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang
Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan
mampu bersaing di era global.Hal tersebut
satu-satunya wadah yang dapat dipandang
sesuai dengan Pasal 1 UU Republik
dan seyogyanya berfungsi sebagai alat untuk
Indonesia nomor 20 tahun 2003 yang
membangunSDM yang bermutu tinggi
menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha
adalah pendidikan.Salah satu masalah pokok
sadar dan terencana untuk mewujudkan
dalam pembelajaran formal atau sekolah
suasana belajar dan proses pembelajaran
dewasa ini adalah rendahnya daya serap
agar peserta didik secara aktif
peserta.Pada arti yang lebih substansial,
mengembangkan potensi dirinya untuk
bahwa proses pembelajaran dewasa ini
masih memberikan dominasi guru dan tidak kehidupannya (Toharudin, dkk, 2011).
memberikan akses bagi anak didik untuk Proses pembelajaran kontekstual ini, peneliti
berkembang secara mandiri melalui proses memadukannya dengan berbantuan lembar
dan berpikirnya (Trianto, 2008).Pada proses kegiatan siswa (LKS). LKS merupakan
pembelajaran, guru dituntut untuk mampu panduan siswa yang digunakan untuk
membimbing dan memfasilitasi siswa agar melakukan penyelidikan atau pemecahan
dapat memahami kekuatan serta kemampuan masalah.Lembar kegiatan siswa dapat
yang dimiliki, untuk selanjutnya berupa panduan untuk latihan
memberikan motivasi agar siswa terdorong pengembangan aspek kognitif maupun
untuk bekerja atau belajar sebaik mungkin panduan untuk pengembangan semua aspek
untuk mewujudkan keberhasilan berdasarkan pembelajaran dalam bentuk panduan
kemampuan yang dimiliki (Aunurrahman, eksperimen atau demonstrasi.LKS memuat
2010). Di Indonesia, pemahaman tentang sekumpulan kegiatan mendasar yang harus
pembelajaran sains yang mengarah pada dilakukan oleh siswa untuk memaksimalkan
pembentukan literasi sains peserta pemahaman dalam upaya pembentukan
didik,tampaknya masih belum sepenuhnya kemampuan dasar sesuai indikator
dipahami dengan baik oleh para guru pencapaian hasil belajar yang harus
pengajar sains (biologi).Akibatnya, proses ditempuh.Berdasarkan uraian latar belakang
pembelajaran pun masih bersifat yang telah dikemukakan di atas, maka
konvensional dan bertumpu pada peneliti tertarik untuk melakukanpenelitian
penguasaan konseptual peserta didik.Hal ini dalam bentuk Penelitian Quasi Experimen
dapat dilihat dari beberapa hasil pengukuran dengan judul “Pengaruh Pembelajaran
mutu hasil pembelajaran sains peserta didik Berbasis Kontekstual Berbantuan LKS
yang dilakukan secara Terhadap Pemahaman Konsep dan Literasi
internasional.Hasilnya menunjukan bahwa Sains Siswa Kelas X di MA Ad-Diinul
pencapaian peserta didik Indonesia masih Qayyim Gunungsari”.
jauh di bawah kemampuan peserta didik
negara-negara lain di dunia (Toharudin, dkk, KAJIAN PUSTAKA
2011).
Ada banyak model dan stategi Belajar pada hakikatnya adalah suatu
pembelajaran yang dikembangkan oleh para proses yang ditandai dengan adanya
ahli dalam usaha mengoptimalkan hasil perubahan pada diri seseorang. Perubahan
belajar siswa, salah satunya adalah sebagai hasil dari proses belajar dapat
pembelajaran kontekstual. Pembelajaran diindikasikan dalam berbagai bentuk seperti
kontekstual merupakan suatu model perubahan pengetahuan, pemahaman sikap
pembelajaran yang menekankan pada proses dan tingkah laku, kecakapan, keterampilan
keterlibatan peserta didik secara penuh untuk dan kemampuan, serta perubahan aspek-
dapat menemukan materi yang dipelajari dan aspek yang lain yang ada pada individu yang
menghubungkannya dengan situasi belajar. Menurut Kimble dan Garmezi
kehidupan nyata sehingga mendorong (dalam Trianto, 2008) menyatakan bahwa
peserta didik untuk dapat menerapkan dalam belajar adalah perubahan tingkah laku yang
relatif permanen terjadi sebagai hasil dari mengklasifikasikan pengalamannyauntuk
pengalaman. memecahkan masalah yang dihadapinya.
Pembelajaran kontekstual atau biasa Sebab dengan pemahaman konsep
disebut dengan CTL menurut Nurhadi (2003 didapatkan pengertian atas kata-kata yang
dalam Sugiyanto, 2010) adalah konsep dipelajari. Seseorang yang tidak menguasai
pembelajaran yang mendorong guru untuk konsep kata-kata tertentu akan mengalami
menghubungkan antara materi yang kesulitan memahami suatu kalimat yang
diajarkan dan situasi dunia nyata siswa dan dibaca. Ini berarti belajar konsep
juga mendorong siswa membuat hubungan mempunyai arti penting bagi keberhasilan
antara pengetahuan yang dimilikinya dan belajar.
penerapannya dalam kehidupan peserta didik Literasi sains didefinisikan sebagai
sendiri.Pengetahuan dan keterampilan siswa kemampuan membaca danmenulis tentang
diperoleh dari usaha siswa mengkonstruksi sains dan teknologi, namun literasi sains
sendiri pengetahuan dan keterampilan baru lebih sekedar mengingat istilah-istilah
ketika siswa belajar. Sedangkan menurut sains.Pada dasarnya, literasi sains meliputi
Sanjaya (2006 dalam Toharudin, dkk, 2011), dua kompetensi utama.Pertama, kompetensi
menyatakan bahwa pembelajaran belajar sepanjang hayat, termasuk
kontekstual merupakan pembelajaran yang membekali peserta didik untuk belajar di
menekankan pada proses keterlibatan peserta sekolah yang lebih lanjut.Kedua, kompetensi
didiksecara penuh untuk menemukan materi dalam menggunakan pengetahuan yang
yang dipelajari dan menghubungkannya dimilikinya untuk memenuhi kebutuhan
dengan situasi kehidupan nyata sehingga hidupnya yang dipengaruhi oleh
mendorong peserta didik untuk dapat perkembangan sains dan teknologi. Proses
menerapkannya dalam kehidupan peserta sains merujuk pada proses mental yang
didik. terlibat ketika peserta didik menjawab suatu
Menurut Djaramah (2002 dalam pertanyaan atau memecahkan masalah,
Handayani, 2011) mengatakan bahwa seperti mengidentifikasi dan
konsep adalah satuan arti yang mewakili menginterpretasi bukti, serta menerangkan
sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri kesimpulan. Tujuan pendidikan sains adalah
yang sama. Konsep sangat penting bagi meningkatkan kompetensi siswa untuk dapat
manusia, karena digunakan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dalam
berkomunikasi, berpikir ilmiah, belajar atau berbagai situasi sehingga siswa akan mampu
mengaplikasikan pada masalah yang sedang belajar lebih lanjut dan hidup di masyarakat
dihadapi.Sebagian besar apa yang dipelajari yang saat ini banyak dipengaruhi oleh
di sekolah terdiri dari konsep-konsep. perkembangan sains dan teknologi. Upaya
Selama menuntut ilmu, siswa dituntut untuk yang dapat dilakukan untuk membenahi
menguasi konsep kata-kata tertentu. Melalui proses pembelajaran sains adalah mengkaji
pemahaman konsep siswa diharapkan tidak faktor-faktor penyebab rendahnya prestasi
sekedar untuk memilikinya, tetapi siswa sains peserta didik Indonesia (Toharudin,
diharapkan dapat menggunakan konsep yang dkk, 2011).
dimilikinya untuk mengorganisasikan dan
METODE PENELITIAN pada penelitian ini adalah kelas X D sebagai
Penelitian ini merupakan penelitian kelas eksperimen dan kelas X C sebagai
quasi experiment atau disebut juga kelas kontrol. Pengambilan sampel
eksperimen semu, penelitian eksperimen dilakukan dengan menerapkan prinsip
semu adalah penelitian mencari hubungan purpossive sampling atau sampel yang
sebab akibat kehidupan nyata, di mana bertujuan. Sampel bertujuan ini dilakukan
pengendalian perubahan sulit dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan
(Masyhuri dan Zainudin, 2011).Penelitian didasarkan pada strata, random, atau daerah
ini menggunakan 2 kelas sebagai sampel tetapi didasarkan atas adanya tujuan
yaitu kelas eksperimen dan kelas tertentu.Instrumen pada penelitian ini
kontrol.Desain pada penelitian ini menggunakan lembar observasi dan tes
menggunakan pretest-posttest control group hasil. Teknik pengumpulan data dengan
design. Rancangan penelitian yang akan menggunakan tes hasil belajar (pemahaman
digunakan oleh peneliti disajikan pada tabel konsep) dan lembar observasi (literasi sains
berikut. siswa dan keterlaksanaan RPP), sedangkan
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian untuk teknik analisis data untuk pemahaman
Kelas Pretest Perlakuan Posttest konsep menggunakan uji-F dengan rumus:
X C (Kelas Ya Tidak Ya Varians terbesar
var ians terbesar
F
Kontrol) var iansterkecil
Varians terkecil
X D (Kelas Ya Ya Ya Varians masing-masing kelas diperoleh
Eksperimen) dengan rumus:
(Multazam, 2011 dalam Fatmalia, 2013). 2
 

Pendekatan yang digunakan pada  X  X
penelitian ini ada dua yaitu pendekatan S2   
n 1
kuantitatif dan pendekatan kualitatif.
Keterangan:
Pendekatan kuantitatif adalah data yang
F = Indeks homogenitas yang
dinyatakan dalam bentuk angka,sedangkan
dicari
pendekatan kualitatif adalah data yang
S2 = Varians
dinyatakan dalam bentuk bukan angka
X = Nilai peserta didik
(Darmadi, 2013). Data kuantitatif didapatkan 
dari pemahaman konsep dengan X = Nilai rata-rata kelas
memberikan tes dalam butir soal pilihan n= Jumlah sampel
ganda dan essay, data kualitatif didapatkan analisis data selanjutnya dilakukan dengan
dari literasi sains dan keterlaksanaan RPP uji-t, dengan rumus:
dengan bahasa atau secara deskripsi. Rumus Separated Varians:
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh X1  X 2
t
peserta didik kelas X di MA Ad-Diinul  S12 S 22 
Qayyim Gunungsari yang terbagi dalam   
 1
n n 2 
empat kelas, dengan sampel diambil dua
kelas yaitu satu kelas eksperimen dan satu Rumus Polled Varians:
untuk kelas kontrol. Sampel yang digunakan
X1  X 2 Tabel 3.4 Kriteria Keterlaksanaan
t
n1  1S12  n2  1S 22  1 1 
RPP
n1  n2  2  n  n  Interval skor Kriteria
 1 2 
≥ 85% Sangat Baik
Keterangan:
71 - 84% Baik
X1 = Rata-rata sampel 1
56 – 70% Cukup Baik
X2 = Rata-rata sampel 2 ≤55% Tidak Baik
S12 = Varians sampel 1 (Arikunto, 2006 dalam Ernawaty, 2012).
S 22 = Varians sampel 2 HASIL PENELITIAN DAN
n1 = Jumlah sampel 1 PEMBAHASAN
n2= Jumlah sampel 2(Sugiyono, Sebelum instrumen penelitian
2012). digunakan sebagai alat ukur, terlebih dahulu
dilakukanuji validitas kelayakan untuk
Teknik analisis data kemampuan mengetahui kelayakan instrumen yang hanya
literasi sains siswa dianalisis berpedoman dilakukan pada instrumen soal essay.Setelah
pada rubrik literasi sains, literasi sains yang melakukan uji kelayakan instrumen,
digunakan dalam penelitian ini berbentuk selanjutnya peneliti mengadakan pretest atau
skala bertingkat.Data yang diperoleh pada tes awal untuk mengetahui kemampuan awal
penelitian ini merupakan data kuantitatif siswa sebelum diberikan perlakuan.
yaitu data tentang skor tes kemampuan
literasi sains. Untuk mengetahui katagori Nilai pretest pada kelas kontrol
kemampuan literasi sains siswa, dianalisis diperoleh nilai tertinggi sebesar 69 dan nilai
secara deskriptif, berdasarkan tabel di bawah terendah sebesar 18 dengan nilai rata-rata
ini: 53,24, sedangkan pada kelas eksperimen
Tabel 3.3 Kriteria Literasi Sains diperoleh nilai tertinggi 77 dan nilai
Interval skor Katagori Kriteria terendah 31 dengan rata-rata 53,24. Kriteria
16 – 20 A Sangat Baik Kentutasan Minimal (KKM) untuk mata
14 -15 B Baik pelajaran Biologi di MA Ad-Dinul Qayyim
10 – 13 C Cukup Baik Gunungsari adalah 66, sehingga dari hasil
≤ 10 D Kurang Baik perhitungan dapat ditentukan ketuntasan
(Diadopsi dari Permendiknas, 2008). klasikal (ketuntasan peserta didik yang
Data keterlaksanaan RPP diperoleh memenuhi KKM) setiap kelas yaitu kelas
melalui kegiatan pembelajaran yang kontrol sebesar 12% dan kelas eksperimen
dilakukan oleh siswa dan guru yang diamati sebesar 9%.
oleh observer, kemudian data akan dianalisis
berpedoman pada lembar keterlaksanaan Hasil Pemahaman Konsep Siswa
RPP. Data yang diperoleh merupakan data Hasil pemahaman konsep siswa
kuantitatif yang kemudian dianalisi secara diperoleh dari hasil posttest yang dilakukan
deskriptif, berdasarkan table di bawah ini: pada akhir pertemuan di kelas kontrol (25
siswa) dan di kelas eksperimen (22 siswa)
dengan alokasi waktu 2x45 menit untuk 15 Pengujian hipotesis dilakukan
butir soal, tabel berikut akan menguraikan dengan menggunakan uji-t atau uji beda. Uji
hasil pemahaman konsep siswa. hipotesis (uji-t) dihitung dengan
Hasil posttest pada kelas kontrol dan menggunakan rumus Polled Varians, karena
kelas eksperimen, pada kelas kontrol jumlah sampel pada kedua kelas berbeda
diperoleh nilai tertinggi 73 dan nilai akan tetapi varians kedua kelompok
terendah 40 dengan nilai rata-rata sebesar homogen. Berikut tabel hasil analisis uji-t.
62,28, sedangkan pada kelas eksperimen Berdasarkan hasil analisis pada tabel di
diperoleh nilai tertinggi sebesar 91 dan nilai atas diperoleh nilai t hitung sebesar 6,73 yang
terendah sebesar 60 dengan rata-rata 77,63. kemudian nilai ini akan dikonsultasikan
Kriteria Ketuntasan Klasikal (KKM) untuk dengan t tabel sebesar 2, 021. Untuk melihat
mata pelajaran Biologi di MA Ad-Diinul harga t hitung digunakan dk = n1+n2-2. Nilai t
Qayyim Gunungsari adalah 66, sehingga hitung > t tabel ,maka hal ini menunjukan bahwa
dari hasil perhitungan dapat ditentukan hopotesis alternatif (Ha) yang diajukan
kentuntasan klasikal (ketuntasan peserta diterimasehingga ada pengaruh
didik yang memenuhi KKM) setiap kelas pembelajaran kontekstual berbantuan LKS
yaitu kelas kontrol 44% dan kelas terhadap pemahaman konsep siswa kelas X
eksperimen 95,45% . di MA Ad-Diinul Qayyim Gunungsari.

Uji Homogenitas (Uji-F) Literasi Sains Siswa


Sebelum dilakukan uji hopotesis Data literasi sains siswa diperoleh
maka terlebih dahulu dilakukan uji dari hasil lembar observasi literasi sains
homogenitas varians (uji-F) kedua kelas siswa yang diisi oleh tiga observer yaitu
untuk menegaskan data yang akan dianalisis guru mata pelajaran Biologi MA Ad-Diinul
homogen atau tidak. Berikut tabel hasil uji Qayyim Gunungsari dan 2 mahasiswa IKIP
homogenitas kedua kelas. Mataram, kemudian data yang diperoleh
akan dianalisis secara deskriptif. Berikut
Berdasarkan hasil perhitungan, akan dipaparkan hasil literasi sains siswa
diperoleh bahwa varians kelas kontrol yaitu kedua kelas.
49,36 yang merupakan varians terkecil dan Berdasarkan data di atas dari
varians kelas eksperimen yaitu 74,80 yang kedua kelas, pada kelas kontrol siswa yang
merupakan varian terbesar. Berdasarkan mendapatkan nilai A sebanyak 2 siswa
kedua data tersebut diperoleh nilai F hitung sedangkan pada kelas eksperimen sebanyak
sebesar 1,51. Nilai F hitung dikonsultasikan 5 siswa, nilai B pada kelas kontrol
dengan F tabel yaitu sebesar 2,05 dengan dk didapatkan oleh 9 orang sama halnya dengan
pembilang = 21 dan dk penyebut =24 dan kelas eksperimen sedangkan pada kriteria
taraf signifikan sebesar 5% sehingga literasi sains C, untuk siswa kelas kontrol
diperoleh F hitung < F tabel, yang berarti bahwa diperoleh oleh 14 siswa sedangkan pada
varians kedua kelas data himogen. kelas eksperimen sebanyak 8 siswa.

Uji Beda (Uji-t) Data Hasil Keterlaksanaan RPP


rata-rata literasi sains 14,36 dengan kriteria
Data keterlaksaan RPP dilakukan nilai yang baik.
selama proses pembelajaran berlangsung
dengan menggunakan lembar observasi
keterlaksanaan RPP. Lembar observasi SARAN
keterlaksanaan RPP berisikan 3 kegiatan Untuk mencapai keberhasilan di
yang harus dilakukan oleh guru selama dalam proses pembelajraan harus
proses pembelajaran yaitu kegiatan memperhatikan faktor-faktor yang
pendahuluan, kegiatan inti (eksplorasi, mempengaruhi proses pembelajaran
elaborasi, dan komfirmasi) dan yang terakhir sehingga hasil pembelajaran yangakan
kegiatan penutup. Masing-masing kegiatan didapatkan lebih maksimal dan untuk
memiliki kriteria nilai yang harus diberikan peneliti selnjutnya dapat mencoba
oleh observer yaitu nilai 4 diberikan oleh pembelajaran kontekstual berbantuan LKS
observer jika kegiatan terlaksanaan dengan ini pada materi yang berbeda untuk menguji
sangat baik, nilai 3 diberikan jika kegiatan keunggulan pembelajaran kontekstual
terlaksana dengan baik, nilai 3 diberikan jika terhadap pemahaman konsep dan literasi
kegiatan terlaksana cukup baik, dan nilai 1 sains siswa.
diberikan jika kegiatan terlaksana kurang
baik, kemudian hasil observasi ini dianalisis DAFTAR PUSTAKA
secara deskriptif yaitu mendeskripsikan data Aunurrahman., 2010.
yang telah terkumpul.Berdasarkan tabel di BelajardanPembelajaran.
atas, nilai rata-rata keterlaksanaan RPP pada Pontianak: Alfabeta.
kelas kontrol sebesar 92,06% sedangkan Aqib. 2009., Menjadi Guru Profesional
pada kelas eksperimen 87%, kedua hasil Berstandar Nasional. Bandung:
tersebut memiliki kategori keterlaksanaan Yrama Widya.
RPP yang sangat baik. Darmadi, H., 2013.
MetodePenelitianPendidikandanSo
KESIMPULAN sial.Pontianak: Alfabeta.
Ada pengaruh pembelajaran berbasis Depdiknas., 2008. Peneilaian Hasil Belajar.
kontekstual berbantuan LKS terhadap Jakarta: Dirjen Dikdesmen.
pemahaman konsep siswa kelas X di MA Ernawaty., 2012. Penerapan Model
Ad-Diinul Qayyim Gunungsari dan Pembelajaran Screamble
penggunaan pembelajaran berbasis Menggunakan Metode Pendukung
kontekstual berbantuan LKS memiliki Talking Stick untuk Meningkatkan
pengaruh yang baik terhadap literasi sains Kktivitas dan Ketuntasan Belajar
siswa, ini dapat dilihat dari nilai rata-rata Bidang Studi IPA Terpadu Siswa
literasi sains pada kelas kontrol yang Kelas VII MTs Raudatusshibiyan
menggunakan pembelajaran biasa memiliki NW Belencong Tahun
nilai 13,83 dengan kriteria cukup baik 2012/2013.Skripsi IKIP Mataram.
sedangkan pada kelas eksperimen yang Fatmalia, E., 2013. Pengaruh Penggunaan
diajarkan dengan kontekstual memiliki nilai Media Pembelajaran Flashcard
yang dipadukan dengan Model Sugiyanto., 2010. Model-Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe PembelajaranInovatif.Surakarta:
Group Investigation (GI) Terhadap Yuma Pustaka.
Motivasi dan Prestasi Belajar Sugiyono., 2012. Metode Penelitian
Biologi Kelas VII MTs Negeri Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
Kelebuh Tahun Ajaran Bandung: Alfabeta.
2013/2014.Skripsi IKIP Mataram. Toharudin, U., Hendrawati, S., dan
Handayani, D. F., 2011. MeningkatkanPema Rustaman,
haman Konsep Siswa Melalui A., 2011. MembangunLiterasiSains
Pendekatan Keterampilan Proses PesertaDidik. Bandung:
Pada Konsep Laju Reaksi.Skripsi Humaniora.
Universitas Islam Negeri Syarif Trianto., 2008. MendesainPembelajaran
Hidayatullah. Jakarta. Kontekstual (Contekstual Teaching and
Masyhuri dan Zainudin, M., Learning) di Kelas. Jakarta: CerdasPustaka
2011.Metodelogi Penelitian. Publisher.
Bandung: PT Refika Adiatma.

Anda mungkin juga menyukai