Tugas Makalah
Tugas Makalah
DISUSUN OLEH:
1. LAILY SELVIANA
2. GEBRINA
3. TIARA AYU CHANDRA GIANA
4. HENI SUDARMINI
5. MURYANI
6. EVA YANI
7. SRI UTAMA NINGSIH
8. NAWANG WULAN TRIZANA
DOSEN PEMBIMBING:
Hj. Yulizar, M.Kes
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayahNya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang Asuhan
Intranatal dalam Kebidanan komunitas.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Hj. Yulizar, M.Kes selaku
dosen pelayanan kebidanan Komunitas yang telah membimbing kami dalam
menyusun makalah ini.
Makalah ini kami susun agar kita lebih mengenal tentang Asuhan Intranatal
dalam Kebidanan komunitas.
Dengan segala keterbatasan yang kami miliki, kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keselamatan dan kesejahteraan ibu secara menyeluruh merupakan
perhatian yang utama bagi seorang bidan. Bidan bertanggung jawab
memberikan pengawasan, nasehat serta asuhan bagi wanita selama masa hamil,
bersalin dan nifas. Asuhan kebidanan yang diberikan termasuk pengawasan
pelayanan kesehatan masyarakat dikomunitas, baik di rumah, posyandu maupun
polindes (Rafless, 2011). Sebagai seorang bidan yang nantinya yang akan
ditempatkan di desa, dalam menjalankan tugas ia merupakan komponen dan
bagian dari masyarakat desa dimana ia bertugas.
Selain dituntut dapat memberikan asuhan bermutu tinggi dan
komprehensif, seorang bidan harus dapat mengenal masyarakat sesuai budaya
setempat dengan sebaik-baiknya, mengadakan pendekatan dan bekerjasama
dalam memberikan pelayanan, sehingga masyarakat dapat menyadari masalah
kesehatan yang dihadapi serta ikut secara aktif dalam menaggulangi masalah
kesehatan baik untuk individu mereka sendiri maupun keluarga dan masyarakat
sekitarnya (Rafless, 2011).
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja standar pelayanan kebidanan ?
2. Bagaimana persiapan bidan sebagai tenaga kesehatan ?
3. Bagaimana persiapan rumah dan lingkungan untuk proses persalinan?
4. Apa sajakah alat / bidan kit untuk proses persalinan ?
5. Bagaimana persiapan ibu dan keluarga selama proses persalinan dirumah ?
6. Apa sajakah manajemen kebidanan pada ibu intranatal ?
1
C. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui standar pelayanan kebidanan.
2. Agar mahasiswa mengetahui persiapan bidan sebagai tenaga kesehatan
3. Agar mahasiswa mengetahui persiapan rumah dan lingkungan untuk proses
4. persalinan.
5. Agar mahasiswa mengetahui alat / bidan kit untuk proses persalinan.
6. Agar mahasiswa mengetahui persiapan ibu dan keluarga selama proses
7. persalinan dirumah.
8. Agar mahasiswa mengetahui manajemen kebidanan pada ibu intranatal
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2. Standar Pelayanan Antenatal
a. Identifikasi ibu hamil
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat
secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan motivasi ibu, suami dan
anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksa kehamilannya
sejak dini dan secara teratur.
b. Pemeriksaan dan pemantauan antenatal
Bidan memeriksa sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal. Pemeriksaan
meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk
menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus
mengenal kehamilan resiko tinggi/kelainan, khususnya anemia, kurang
gizi, hipertensi, PMS/infeksi HIV, memberikan pelayanan imunisasi,
nasihat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang
diberikan oleh puskesmas. Mereka harus mencatat data yang tepat pada
setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu
mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan
selanjutnya.
c. Palpasi abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan
palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan serta apabila usia kehamilan
bertambah memeriksa posisi, bagian terendah janin serta masuknya kepala
janin ke dalam rongga panggung, untuk mencari kelainan serta melakukan
rujukan tepat waktu.
d. Pengelolaan anemia pada kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan
dan/rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
e. Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan
4
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada
kehamilan dan mengenal tanda serta gejala pre-eklamsi lainnya, serta
mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
f. Pesiapan persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta
keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan
persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan
direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya
untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan
hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini. (saifuddin,
:2006:116)
3. Standar Pertolongan Persalinan
a. Asuhan persalinan kala I
Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah mulai, kemudian
memberikan asuhan dan pemantauan yang memadai, dengan
memperhatikan kebutuhan klien, selama proses persalinan berlangsung.
b. Persalinan kala II yang aman
Bidan melakukan pertolongan persalinan yang aman, dengan sikap sopan
dan penghargaan terhadap klien serta memperhatikan tradisi setempat.
c. Penatalaksanaan aktif persalinan kala III
Bidan melakukan penegangan tali pusat dengan benar untuk membantu
pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap.
d. Penanganan kala II gawat janin melalui episiotomi
Bidan mengenali secara tepat tanda-tanda gawat janin pada kala II yang
lama, dan segera melakukan episiotomi dengan aman untuk memperlancar
oersalinan, diikuti dengan penjahitan perineum.
5
Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan
pernafasan spontan mencegah hipoksia sekunder, menemukan kelainan
dan merujuk atau melakukan tindakan sesuai dengan kebutuhan. Bidan
juga harus mencegah atau menangani hipotermia.
b. Penanganan pada dua jam pertama setelah persalinan
Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya komplikasi
dalam dua jam setelah persalinan, serta melakukan tindakan yang
diperlukan. Disamping itu, bidan memberikan penjelasan tentang hal-hal
yang mempercepat pulihnya kesehatan ibu dan membantu ibu untuk
memulai pemberian ASI.
c. Pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas
Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan
rumah pada hari ketiga, minggu kedua dan minggu keenam setelah
persalinan, untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui
penanganan tali pusat yang benar, penemuan dini penanganan atau
rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas serta
memberikan penjelasan tentang kesehatan secara umum, kebersihan
perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi baru lahir, pemberian ASI,
imunisasi dan KB.
5. Standar Penanganan Kegawatdaruratan Obstetric-Neonatal
a. Penanganan perdarahan dalam kehamilan pada trimester III
Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala perdarahan pada
kehamilan, serta melakukan pertolongan pertama dan merujuknya.
b. Penanganan kegawatan dan eklamsia
Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala eklampsia mengancam,
serta merujuk dan memberikan pertolongan pertama.
c. Penanganan pada partus lama/macet
Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala partus lama/macet serta
melakukan penanganan yang memadai dan tepat waktu atau merujuknya.
d. Persalinan dengan penggunaan vakum ekstrator
6
Bidan mengenali kapan diperlukan vakum ekstraksi, melakukannya secara
benar dalam memberikan pertolongan persalinan dengan memastikan
keamanannya bagi ibu dan janin/bayinya.
e. Penanganan retensio plasenta
Bidan mampu mengenali retensio plasenta, dan memberikan pertolongan
pertama termasuk plasenta manual dan penanganan perdarahan sesuai
dengan kebutuhan.
f. Penanganan perdarahan postpartum primer
Bidan mampu mengenali perdarahan yang berlebihan dalam 24 jam
pertama setelah persalinan ( perdarahan postpartum primer ) dan segera
melakukan pertolongan pertama untuk mengendalikan perdarahan
g. Penanganan perdarahan postpartum sekunder
Bidan mampu mengenali secara tepat dan dini tanda serta gejala
perdarahan postpartum sekunder, dan melakukan pertolongan pertama
untuk menyelamatkan jiwa ibu atau merujuknya.
h. Penanganan sepsi puerpuralis
Bidan mampu mengamati secara tepat tanda dan gejala sepsis puerperalis,
serta melakukan pertolongan pertama dan merujuknya.
i. Penanganan asfiksia neonatorum
Bidan mampu mengenali dengan tepat bayi baru lahir dengan asfiksia,
serta melakukan resusitasi secepatnya, mengusahakan bantuan medis yang
diperlukan dan memberikan perawatan lanjutan.
B. PERSIAPAN BIDAN
Sampai saat ini belum ada pendidikan khusus untuk menghasilkan tenaga bidan
yang berkerja di komunitas. Di indonesia pendidikan bidan yang ada sekarang
diarahkan untuk menghasilkan bidan yang mampu bekerja di desa. Bidan yang
bekerja di desa, puskesmas, maupun puskesmas pembantu dilihat dari tugas-
tugasnya berfungsi sebagai bidan komunitas. Persiapan bidan dalam
memberikan asuhan intranatal di komunitas adalah harus mempersiapkan diri
7
sebaik-baiknya terutama dari segi kompetensi, sehingga dapat memberikan
pelayanan persalinan yang bersih dan aman serta tahu saat yang dapat untuk
merujuk kasus-kasus kegawatdaruratan.Dengan demikian bias menyelamatkan
ibu dan bayi dan dapat menurunkan AKI.
Persiapan bidan meliputi:
1. Menilai secara tepat bahwa persalinan sudah dimulai, kemudian memberikan
asuhan dan pemantauan yang memadai dengan memperhatikan kebutuhan ibu
selama proses persalinan.
a. Mempersiapkan ruangan yang hangat dan bersih serta nyaman untuk
persalinan dan kelahiran bayi.
b. Persiapan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang diperlukan dan
pastikan kelengkapan jenis dan jumlah bahan-bahan yang diperlukan serta
dalam keadaan siap pakai pada setiap persalinan dan kelahiran bayi.
c. Mempersiapkan persiapan rujukan bersama ibu dan keluarganya. Karena
jika terjadi keterlambatan untuk merujuk ke fasilitas yang lebih memadai
dan membahayakan keselamatan ibu dan bayinya. Apabila itu dirujuk,
siapkan dan sertakan dokumentasi asuhan yang telah diberikan.
d. Memberikan asuhan sayang ibu, seperti memberi dukungan emosional,
membantu pengaturan posisi ibu, memberikan cairan dan nutrisi,
memberikan keleluasan untuk menggunakan kamar mandi secara teratur,
serta melakukan pertolongan persalinan yang bersih dan aman dengan
teknik pencegahan infeksi.
8
3. Tersedianya penerangan yang baik, ranjang sebaiknya diletakan ditengah-
tengah ruangan agar mudah didekati dari kiri maupun kanan,dan cahaya
sedapat mungkin tertuju pada tempat persaalinan.
4. Terdapat fasilitas telepon yang bisa diakses untuk menghubungi ambulan jika
diperlukan saat melakukan rujukan atau tersedianya mobil yang biasa
digunakan saat diperlukan untuk merujuk.
5. Persiapan untuk mencegah terjadinya kehilangan panas tubuh berlebihan,
perlu disiapkan juga lingkungan yang sesuai bagi bayi baru lahir dengan
memastikan bahwa ruangan bersih, hangat, pencahayaan yang cukup dan
bebas dari tiupan angin. Apabila lokasi tempat tingggal ibu di daerah
pegunungan atau yang beriklim dingin, sebaiknya sediakan minimal 2
selimut, kain atau handuk yang kering dan bersih untuk mengeringkan dan
menjaga kehangatan tubuh bayi
Pada intinya untuk persiapan Rumah dan lingkungan dapat dibedakan
menjadi berikut :
a. Situasi dan Kondisi
Situasi dan kondisi yang harus diketahui oleh keluarga, yaitu :
1) Rumah cukup aman dan hangat
2) Tersedia ruangan untuk proses persalinan
3) Tersedia air mengalir
4) Terjamin kebersihannya
5) Tersedia sarana media komunikasi
b. Rumah
Tugas bidan adalah mengecek rumah sebelum usia kehamilan 37 minggu
dan syarat rumah diantaranya :
1) Ruangan sebaiknya cukup luas
2) Adanya penerangan yang cukup
3) Tempat nyaman
c. Tempat tidur yang layak untuk proses persalinan
9
D. PERSIAPAN ALAT
Persiapan untuk pertolongan persalinan
1. Tensimeter
2. Stetoskop
3. Monoaural
4. Jam yang mempunyai detik
5. Termometer
6. Partus set
7. Heacting set
8. Bahan habis pakai ( injeksi oksitosin,lidokain,kapas,kasa,detol/lisol)
9. Set kegawatdaruratan
10. Bengkok
11. Tempat sampah basah,kering dan tajam
12. Alat –alat proteksi diri
10
9. Satu handuk
10. Sabun
11. Dua waslap.
12. Perlengkapan pakaian bayi
13. Selimut bayi
14. Kain halus atau lunak untuk mengeringkan dan membungkus bayi
11
B. Kegawatdaruratan Persalinan
a. Jangan menunda untuk melakukan rujukan
b. Mengenali masalah dan memberikan instruksi yang tepat
c. Selama proses merujuk dan menunggu tindakan selanjutnya lakukan
pendampingan secara terus menerus
d. Lakukan observasi Vital Sing secara ketat
e. Rujuk segera bila terjadi Fetal Distress
f. Apabila memungkinkan, minta bantuan teman untuk mencatat riwayat
kasus dengan singkat. (Saifuddin:2006:105)
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Standar pelayanan kebidanan
2. Standar pelayanan umum
3. Standar pelayanan antenatal
4. Standar pertolongan persalinan
5. Standar pelayanan nifas
6. Standar Penanganan Kegawatdaruratan Obstetric-Neonatal
7. Persiapan bidan
a) Menilai secara tepat bahwa persalinan sudah dimulai
b) Mempersiapkan ruangan yang hangat dan bersih serta nyaman untuk
persalinan dan kelahiran bayi.
c) Persiapan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang diperlukan
d) Mempersiapkan persiapan rujukan bersama ibu dan keluarganya.
e) Memberikan asuhan sayang ibu
f) Persiapan rumah dan lingkungan
g) Persiapan alat
h) Persiapan ibu dan keluarga
8. Menagement ibu antenatal
B. Saran
Agar kehamilan dan persalinan berlangsung dalam batasan normal, hendaknya
periksalah ke fasilitas kesehatan (BPS, praktek dokter, rumah sakit, puskesmas)
yang didalamnya terdapat tenaga kesehatan yang terlatih seperti bidan/dokter.
13
DAFTAR PUSTAKA
Buku Pedoman Pengenalan Tanda Bahaya pada Kehamilan, Persalinan dan Nifas,
Departemen kesehatan, Departemen Dalam Negeri, Tim Penggerak PKK dan WHO.
Jakarta.
Saifuddin, Abdul bari. (2006). Buku Panduan Praktik Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. YBPSP
14