Anda di halaman 1dari 1

Jakarta -

Setelah kembali ke Miami bulan lalu dari perjalanan kerja di China, Osmel Martinez
Azcue mendapati dirinya dalam posisi yang menakutkan. Ia mengalami gejala flu yang
mirip dengan coronavirus terlebih negara yang ia kunjungi telah disebut sebagai
negara endemik.

Dalam keadaan normal, Azcue mengatakan ia hanya pergi ke apotek untuk membeli obat
penangkal virus. Namun kali ini berbeda. Pejabat kesehatan telah menekankan
kewaspadaan penyakit pernapasan dan Azcue merasa memiliki tanggung jawab memastikan
dirinya bebas dari COVID-19.

Setelah itu, ia pergi ke Rumah Sakit Jackson Memorial dan ditempatkan di ruangan
tertutup. Perawat berjas putih menyemprortkan disinfektan sebelum ia masuk. Staf
medis mengatakan dirinya harus menjalani CT scan namun Azcue mengatakan langsung
saja tes virusnya.
Baca juga: BNPB Jamin Tempat Observasi WNI di Pulau Sebaru Lebih Baik dari Natuna

Namun hasil pemeriksaan menunjukkan Azcue mengalami flu, bukan terinfeksi virus
corona. Ia kemudian mendapat tagihan dari rumah sakit untuk membayar USD 3,500 atau
hampir Rp 50 juta.

"Bagaimana mereka mengharapkan penduduk biasa berkontribusi untuk mengurangi risiko


penyebaran orang ke orang jika rumah sakit membebankan kami USD 3,270 untuk
pemeriksaan darah sederhana dan pembersihan saluran nasal?" katanya dikutip dari
The Independent.

Rumah Sakit Jackson Memorial, tempat Azcue menerima tes-tesnya, memberi tahu Miami
Herald bahwa ada lebih banyak tagihan untuk pria itu. Tidak jelas apa lagi yang
harus dia bayar setelah dites virus corona.

Anda mungkin juga menyukai