Kti Isbadddddd
Kti Isbadddddd
Teori Akuntansi
Disusun oleh :
Tulisan ini membahas mengenai etika profesi akuntansi yang terjadi pada kasus
PT.Garuda Indonesia. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui etika profesi akuntansi
yang terjadi pada kasus PT.Garuda Indonesia. Metode yang digunakan adalah pendekatan
kualitatif deskriptif dengan teknik analisis data. Kasus analisis ini menunjukkan bahwa
terdeteksi adanya kejanggalan dalam penyajian laporan keuangan. PT. Garuda Indonesia
sebagai Perusahaan GO Public melaporkan kinerja keuangan tahun buku 2018 kepada
Bursa Efek Indonesia (BEI). Kinerja keuangan PT. Garuda Indonesia yang berhasil
membukukan laba bersih USD809 ribu pada tahun 2018, berbanding terbalik dari tahun
2017 yang terdapat merugi USD216,58 juta. Kinerja ini terbilang cukup mengejutkan
dikarenakan pada tahun 2018 perusahaan masih merugi sebesar USD114,08 juta. Sehingga
timbulanya polemik yang diantaranya pihak-pihak bersangkutan dengan laporan keuangan
tahun PT. Garuda Indonesia.
Abstract
BELUMMMMMMMMMMMMMMMM!!!!!!!!!!!!
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, penyusun panjatkan karena berkat rahmat serta
bimbingannya penulis berhasil menyelesaikan karya tulis tentang “Analisa Kasus Kejanggalan
Dalam Laporan Keuangan Yang Menyalahi Kode Etik Profesi Akuntan (PT.Garuda Indonesia)“.
Adapun karya tulis ini diajukan memenuhi tugas akhir mata kuliah teori akuntansi.
Semoga tulisan ini memberikan informasi yang berguna bagi kita serta bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Kami sadar bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih banyak kesalahan dan kekurangan
karena keterbatasan kami dalam memahami dan menelaah dan karena kurangnya referensi yang
kami dapat. Untuk itu kritik dan saran yang membangun yang bisa kami gunakan untuk
kesempurnaan tulisan-tulisan kami berikutnya sangat kami harapkan.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan karya tulis ini
serta referensi dan sumber-sumber informasi yang kami peroleh.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................................................1
Abstrak.......................................................................................................................................................2
Abstract......................................................................................................................................................3
KATA PENGANTAR................................................................................................................................4
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................5
BAB I..........................................................................................................................................................6
PENDAHULUAN......................................................................................................................................6
1.1 Latar belakang...........................................................................................................................6
1.2 Identifikasi masalah...................................................................................................................6
1.3 Tujuan.........................................................................................................................................7
1.4 Manfaat......................................................................................................................................7
1.5 Metode Penulisan.......................................................................................................................7
BAB II........................................................................................................................................................8
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................................8
2.1 Pengetian Etika..........................................................................................................................8
2.2 Etika Profesi.............................................................................................................................14
2.2.1 Fungsi Kode Etika Profesi
2.3 Kode Etik Profesi Akuntansi...................................................................................................15
BAB III.....................................................................................................................................................16
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................16
3.1 Hasil Temuan............................................................................................................................16
3.2 Analisis Kasus..........................................................................................................................18
BAB IV.....................................................................................................................................................19
PENUTUP................................................................................................................................................19
4.1 Kesimpulan...............................................................................................................................19
4.2 Saran.........................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
PT. Garuda Indonesia ini merupakan salah satu maskapai penerbangan kelas tinggi dan
termasuk level berbintang lima. Sebagai penunjang kelancaran upaya PT. Garuda Indonesia
ini memberikan sebuah pelayanan kepada para penumpang terbaik yang selalu
mengutamakan sistem kenyamanan dan keamanan para penumpang agar penumpang tidak
pernah merasa kecewa terhadap fasilitas yang diberikan oleh PT. Garuda Indonesia.
Dalam menyajikan sebuah laporan keuangan manajemen berpotensi dipengaruhi oleh
kepentingan pribadi, sementara pihak prinsipl yaitu pemilik modal (investor) sebagai sebagai
pemakai laporan keuangan sangat berkepentingan untuk mendapatkan laporan keuangan
yang akurat, dapat dipercaya pertanggungjawabannya atas dana yang sudah mereka
infestasikan. Banyaknya pihak yang berkepentingan atas laporan tersebut, maka diperlukan
adanya pihak ketiga yaitu akuntan publik. Akuntan publik adalah pihak independen yag
dianggap mampu untuk menjembatani benturan antara kepentingan pihak prinsipal (investor)
dengan pihak agen (manajemen), yaitu sebagai pengelola perusahaan.
Dalam hal ini peran akuntan publik adalah memberi opini terhadap kewajaran pada dua
laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen. Dalam melaksanakan tugasnya auditor harus
mampu menghasilkan opini audit yang berkualitas yang akan berguna tidak saja bagi dunia
bisnis, akan tetapi juga masyarakat luas.
PT. Garuda Indonesia sebagai Perusahaan GO Public melaporkan kinerja keuangan tahun
buku 2018 kepada Bursa Efek Indonesia (BEI). Kinerja keuangan PT. Garuda Indonesia yang
berhasil membukukan laba bersih USD809 ribu pada tahun 2018, berbanding terbalik dari
tahun 2017 yang terdapat merugi USD216,58 juta. Kinerja ini terbilang cukup mengejutkan
dikarenakan pada tahun 2018 perusahaan masih merugi sebesar USD114,08 juta. Sehingga
timbulanya polemik yang diantaranya pihak-pihak bersangkutan dengan laporan keuangan
tahun PT. Garuda Indonesia.
Dengan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka penulis membahas
mengenai “KESALAHAN KODE ETIK PROFESI AKUNTAN DALAM LAPORAN
KEUANGAN (STUDI KASUS PT.GARUDA INDONESIA)”
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Etika Profesi apa yang dilanggar oleh PT.Garuda Indonesia
2. Untuk mengetahui opini terhadap masalah yang terjadi dalam kasus PT.Garuda Indonesia
3. Untuk mengetahui bagaimana prinsip etika
4. Untuk mengetahui apa saja teori etika
1.4 Manfaat
Analisis ini diharapkan akan bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait antara lain :
1. Manfaat teoritis
Diharapkan laporan ini dapat mencegah para akuntan untuk tidak melakukan
kesalahan dalam pembuatan laporan keuangan perusahaan.
2. Manfaat praktis
Diharapkan laporan ini dapat digunakan sebagai penambah wawasan bagi pembaca
dan penulis terkait kasus yang di analisis.
Dalam penyusunan karya tulis ini, kami menggunakan metode studi pustaka sebagai
sumber utama pengumpulan data. Metode pustaka yang kami lakukan adalah membaca
artikel dan berita pada media sosial dan beberapa sumber lainnya seperti makalah dan jurnal.
Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah artikel pada situs online.
Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah kasus manipulasi laporan keuangan PT. Garuda
Indonesia. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis isi dengan teknik
penelitiannya adalah kualitatif-deskriptif. Teknik penelitian kualitatif dengan format deskritif
yaitu menjelaskan kondisi, berbagai situasi atau variable yang menjadi objek penelitian
dengan menggambarkan data apa adanya kemudian menganalisisnya dengan kata-kata dan
kalimat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Yunani Kuno: “ethikos”, berarti “timbul dari kebiasaan”. Etika adalah Sebuah
sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang
menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan
konsep seperi benar,salah,baik,buruk,dan tanggung jawab.
Menurut DR. James J. Spillane SJ : “etika memperhatikan suatu tingkah laku manusia
dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan moral”. Etika lebih mengarah pada
penggunaan akal budi manusia dengan objektivitas guna menentukan benar atau salahnya
tingkah laku seseorang terhadap orang lain.
Etika suatu perilaku yang harus dilakukan oleh manusia, khususnya orang-orang yang
mempunyai tanggung jawab besar. Kita harus menerapkan etika tersebut dengan baik untuk
melayani masyarakat, maka dengan mempunyai etika yang baik kita dapat dipandang baik
khususnya oleh orang yang ada disekitar kita.
Secara umum pengertian Etika profesi adalah suatu sikap etis yang dimiliki oleh seorang
profesional sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam mengembangkan tugasnya serta
menerapkan norma-norma etis umum pada bidang-bidang khusus (profesi) dalam kehidupan
manusia.
Etika Profesi ini merupakan sikap hidup untuk memnuhi kebutuhan pelayanan
profesional dari klien dengan keterlibatan dan keahlian sebagai pelayanan dalam rang kewajiban
masyarakat sebagai keseluruhan terhadap para anggota masyarakat yang membutuhkannya
dengan disertai refleksi yang sama.
Etika profesi seorang harus bertanggungjawab atas profesinya dan mempunyai etika yang
baik bagi profesi agar para klien kita nyaman dan berhubungan baik, selaku seseorang yang
mempunyai profesi harus mempunyai sikap yang sangat etis yang harus dimiliki oleh seorang
yang professional dan bertanggungjawab atas profesinya.
Menurut Lubis (1994) : pengertian etika profesi adalah sikap hidup,yang mana berupa
kesedihan untuk dapat memberikan pelayanan profesional terhadap masyarakat dengan
keterlibatan penuh serta juga keahlian ialah sebagai pelayanan didalam rangka melaksanakan
tugas.
Dengan mempunyai kode etik profesi itu artinya kita mempunyai tanggung jawab yang
sangat besar terhadap profesi yang dijalankannya dan mempunyai jiwa professional yang harus
dipatuhi sesuai dengan standar yang telah ditentukan, sebagai seorang profesi harus mempunyai
jiwa pelayanan yang sangat tinggi terhadap klien dalam suatu perusahaan, dengan begitu kita
dapat dipercaya oleh banyak masyarakat.
Adapun tujuan dari kode etika profesi ini diantaranya sebagai berikut:
Kode etik profesi akuntansi dapat diartikan sebagai pedoman sikap, tingkah laku dan
perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari dalam profesi akuntansi.
Kode etik profesi akuntansi sangat penting karena untuk mencegah terjadinya sebuah
keecurangan (faund). Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) adalah sebagai wadah organisasi profesi
akuntan indonesia yang diakui pemerintah.
Agar dapat menjadi akuntan yang baik, para akuntan tersebut harus mematuhi segala
aturan-aturan dan persyaratan yang dapat mengkualifikasikannya sebagai seorang akuntan yang
profesional. Maka dari itu dengan adanya kode etik tersebut, para akuntan ini tidak hanya
diwajibkan memiliki kemampuan hardskill terkait akuntansi.
Dengan mempunyai kode etik yang baik dapat terhindar dari segala perilaku yang bisa
mengakibatkan adanya penyimpangan,yang dapat merugikan diri sendiri ataupun perusahaan,
dan dapat terhindar dari orang-orang yang menyuruh kita untuk melakukan hal-hal yang
menyeleweng, apabila seorang akuntan mempunyai prinsip yang sangat kuat dalam diri itu dapat
menghindarai risiko ajakan orang untuk melakukan manipulasi laporan keungan.
Dengan begitu seorang akuntan akan dapat dipercaya oleh masyarakat, masyarakat akan
lebih memilih seorang akuntan yang mempunyai tanggungjawab besar terhadap tugasnya yang
secara profesional. Sesuai dengan prinsip tersebut, maka sebagai seorang akuntan harus
mempunyai tanggungjawab yang besar terhadap profesinya dan bersikap professional.
IAI dalam Exposure Draft, Kode Etik Akuntan Professional menyebutkan prinsip dasar
etika profesi akuntansi sebagai berikut:
1. Prinsip Integritas
Prinsip integritas ini mewajibkan setiap akuntan (professional bersikap lugas dan jujur
dalam semua hubungan professional dan hubungan bisnisnya. Artinya integritas adalah
berterus terang dan selalu mengatakan yang sebenarnya. Akuntan professional diharuskan
tidak boleh terkait dengan pernyataan resmi,laporan,komunikasi atau informasi lain
ketika akuntan meyakini bahwa terdapat informasi :
1. Kesalahan material atau pernyataan yang meyesatkan.
2. Prinsip Objektivitas
Prinsip objektivitas mewajibkan seluruh anggota bersikap adil, jujur secara intelektual,
tidak memihak satu sama lain, tidak berprasangka atau bias, bebas dari benturan
kepentingan atau pengaruh yang tidak sepantasnya dari pihak lain. Dengan mempunyai
prinsip objektivitas maka seorang anggota tersebut akan berperilaku jujur, adil dalam
melaksanakan tugasnya.
4. Kerahasiaan
5. Perilaku Professional
Perilaku professional mewajibkan setiap akuntan harus mematuhi ketentuan hukum yang
telah ditentukan serta peraturan-peraturan yang berlaku dan menghindari setiap prilaku
yang menyimpang dan dapat mengurangi kepercayaan pada profesi. Dalam upaya
memasarkan dan mempromosikan diri dan pekerjaan, akuntan professional sangat tidak
dianjurkan mencemarkan nama baik profesi.
7. Standar Teknis
8. Kepentingan Publik
1. Teori Egoisme
Egoisme merupakan cara untuk mempertahankan dan meningkatkan pandangan yang
menguntungkan bagi dirinya sendiri, dan umumnya memiliki pendapat untuk
meningkatkan citra pribbadi seseorang.
2. Teori Utilitarisme
Utilitarisme berasal dari kata latin utilis yang berarti “bermanfaat”, menurut teori ini
suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut
buka saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan.
3. Teori Deontologi
Teori Deontologi adalah teori filsafat moral yang mengajarkan bahwa sebuah tindakan itu
benar kalau tindakan tersebut selaras dengan prinsip kewajiban yang relevan.
4. Teori Hak
Teori Hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi, karena berkaitan dengan
kewajiban. Hak dan kewajiban bagaikan dua sisi uang logam yang sama. Hak didasarkan
atas martabat manusia hdan martabat semua manusia itu sama. Karena itu hak sangat
cocok dengan suasana pemikiran demokratis.
5. Teori Keutamaan
Teori ini memandang sikap atau akhlak seseorang. Tidak ditanyakan apakah suatu
perbuatan tertentu adil atau jujur atau murah hati dan sebagainya. Keutamaan bias
diartikan sebagai disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan memungkinkan
untuk bertingkah laku baik secara moral.
BAB III
PEMBAHASAN
4.1 Kesimpulan
Maka dari kasus ini Kinerja PT. Garuda Indonesia telah memulai polemik karena adanya
pencatatan transaksi kerja sama penyedian layanan konektivitas dalam penerbangan dengan PT.
Mahata Aero Teknologi (Mahata) dalam pos pendapatan yang seharusnya masih menjadi
piutang.
Dalam kasus ini juga PT. Garuda Indonesia telah melanggar Pasal 69 Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UU PM). Peraturan Bapepm dan Laporan Keuangan
Nomor VIII.G.11 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emitten dan
Perusahaan Publik. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 8 tentang Penentuan
Apakah Suatu Perjanjian Mengandung Sewa, dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) 30 tentang Sewa. Dan diberikan sanksi sesuai dengan Undang-Undang yang telah
dilanggar.
4.2 Saran
Seharusnya untuk menghindari kerancuan GIAA ini sebagai perusahaan seharusnya
tercatat di pasar modal. Dan seharusnya pun menjelaskan kepada public atas adannya kesalahan
dalam laporan keuangan tahunan perusahaan PT. Garuda Indonesia tersebut. Sehingga tidak
menimbulkan polemik yang berkelanjutan, yang bisa saja terjadi pada tahun-tahun yang akan
datang, yang dapat juga merugi secara tiba-tiba untuk mengantongi laba di tiga bulan terakhir.
Dalam mengerjakan laporan keuangan perusahaan seharusnya agar lebih berhati-hati lagi, agar
tidak ada kejanggalan ataupun kesalahan didalamnya.
DAFTAR PUSTAKA
BELUMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM!!!!!!!!!!!!
https://www.google.com/search?
q=isi+dari+pasal+69+uu+no+8+tahun+1995&oq=isi+dari+pasal+69+uu+no+8+tahun+19
95&aqs=chrome..69i57.35081j0j9&client=ms-android-vivo&sourceid=chrome-
mobile&ie=UTF-8
https://www.google.com/search?
q=isi+dari+pasal+69+uu+no+8+tahun+1995&oq=isi+dari+pasal+69+uu+no+8+tahun+19
95&aqs=chrome..69i57.35081j0j9&client=ms-android-vivo&sourceid=chrome-
mobile&ie=UTF-8