Laporan HCN Tape
Laporan HCN Tape
Oleh
Kelompok VI :
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
A. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini adalah untuk menganalisis adanya HCN pada
pangan.
B. Prinsip
Cuplikan diasamkan dan dipanaskan untuk membebaskan uap sianida
yang kemudian diidentifikasikan secara reaksi warna. Pereaksi khusus
menggunakan asam pikrat.
C. Dasar Teori
Asam sianida (HCN) merupakan suatu senyawa alami yang terdapat
dalam bahan pangan seperti singkong, jengkol, umbi gadung, dan keluwak. Asam
sianida dibentuk secara enzimatis dari dua senyawa prekursor (pembentuk racun)
yaitu linamarin dan mertil linamarin. Linamarin dan mertil linamarin akan
bereaksi dengan enzim linamarase dari oksigen dari lingkungan yang kemudian
mengubahnya menjadi glukosa, aseton dan asam sianida. Asam sianida bersifat
cair, tidak berwarna dan larut dalam air. Didalam air, asam sianida akan terurai
menjadi ammonium formiat dan zat- zat amorf yang tak larut dalam air. Oleh
karenanya, salah satu cara untuk mengurangi kadar asam sianida dalam bahan
pangan perlu dilakukan perendaman atau pencucian.
Praktikum kali ini membahas mengenai kandungan asam sianida (HCN)
yang terdapat pada sampel berupa bahan pangan nabati. Glikosida sianogenik
merupakan senyawa yang terdapat dalam makanan nabati dan secara potensial
sangat beracun karena dapat terurai dan mengeluarkan hidrogen sianida. Beberapa
contoh racun yang secara alami telah banyak dikenal dan erat kaitannya dengan
teknologi makanan adalah hidrogen sianida, alkaloid steroidal, asam jengkolat,
hemaglutinin, kafein mimmosin, nitrit, prekusor amin dan sebagainya. Senyawa
beracun alami merupakan komponen alam yang akan menimbulkan penyakit bila
dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan apalagi sebelum dikonsumsi tidak
diberikan penanganan yang tepat.
Senyawa hidrogen sianida (HCN) disebut juga dengan asam biru terdapat
pada ubi kayu tertentu, rebung, biji buah-buahan seperti apel, aprocot lemon, juga
terdapat pada sorghum, rumput sudan, jagung, arrow grass (rumput-rumputan).
Agar asam bahan tersebut aman untuk dikonsumsi maka harus dilakukan
perlakuan pendahuluan sebelum dimasak. Perlakuan pendahuluan untuk
mengurangi kadar asam sianida diantaranya dengan melakukan perendaman
(maserasi) dan pencucian atau perebusan terlebih dahulu dan pada bahan yang
sangat tinggi kasar kadar asam sianidanya dapat di cuci dengan abu. Perendaman
dan pencucian pada air yang mengalir dan dilakukan pemarutan terlebih dahulu
sebelum dilakukan perebusan sangat dianjurkan. Pengujian kandungan asam
sianida ini dapat dilakukan dengan menguji secara kualitatif dan kuantitatif.
a. Alat
1. Gelas Ukur
2. Gelas Beker
3. Erlenmeyer tertutup
4. Kertas Pikrat
5. Timbangan
6. Penangas
b. Bahan
1. Sampel ( Tape Singkong )
2. Asam Tartarat 5 % (asam oksalat 5%)
3. Na2CO3 8% (Natrium Carbonat)
4. Aquadest
E. Prosedur Kerja
1. Timbang sampel sebanyak 5 gr , kemudian haluskan sampel
2. Larutkan dengan aquadest ± 50 mL
3. Kemudian homogenkan
4. Tambahkan asam oksalat 10 mL
5. Siapkan kertas pikrat yang dicelupkan dengan natrium carbonat
(Na2CO3) 8 % , tunggu sampai tidak menetes
6. Gantung kertas pikrat pada enlemeyer, namun jangan sampai
mengenai dinding enlemeyer dan juga sampel
7. Kemudian panaskan ± 5 menit
8. Amati hingga ada perubahan warna orange sampai merah
9. Catat hasil pengamatan
10. Bersihkan alat
F. Hasil Pengamatan
G. Pembahasan
Pada praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui kandungan HCN pada
sampel yang digunakan. Percobaan diawali dengan memaserasikan 5 gram sampel
yang telah dihaluskan ke dalam aquadest pada erlenmayer. Maserasi sampel ini
bertujuan untuk melakukan penyarian zat aktif yang terdapat pada sampel.
Dimana cairan penyari (pelarut) yang digunakan adalah aquadest. Cairan penyari
akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya
perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang
konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan
konsentrasi rendah (proses difusi). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi
keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel dimana zat
glucosida yang mengandung HCN ini akan larut dalam cairan penyari. Sampel
yang dihaluskan terlebih dahulu bertujuan mempercepat proses penyarian zat aktif
selama maserasi dilakukan.