menu-icon
Animalia
menu-icon
Annelida
menu-icon
menu-icon
ARTHROPODA
menu-icon
COELENTERATA
menu-icon
Coelenterata (latihan)
menu-icon
E-MODUL KELAS XI
menu-icon
E-MODUL KELAS X
menu-icon
ECHINODERMATA
menu-icon
EKOSISTEM
menu-icon
Fungi
menu-icon
Kegiatan Manusia dan Keanekaragaman Hayati
menu-icon
KELAS X Sem 2
menu-icon
Kelas X Semester 1
menu-icon
KERJA EKOLOGI
menu-icon
menu-icon
menu-icon
MATERI
menu-icon
MATERI BIO XI
menu-icon
Mollusca (latihan)
menu-icon
MOLUSCA
menu-icon
Nematoda (latihan)
menu-icon
menu-icon
PEMBELAJARAN BIOLOGI
menu-icon
PENCEMARAN LINGKUNGAN
menu-icon
PERANGKAT PEMBELAJARAN
menu-icon
PLATYHELMINTHES
menu-icon
Platyhelminthes (latihan)
menu-icon
PORIFERA
menu-icon
Porifera (latihan)
menu-icon
Protista
menu-icon
menu-icon
menu-icon
menu-icon
VIDEO
menu-icon
Virus
menu-icon
PROFILKU
menu-icon
SILABUS
menu-icon
PROGRAM
menu-icon
RPP
menu-icon
LATIHAN
menu-icon
ULANGAN
menu-icon
LOMBA
Virus
Virus hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron dan lolos dari saringan bakteri (bakteri filter)
– M. Beyerinck dari Belanda (1899) adalah ilmuwan yang menemukan virus, sewaktu meneliti penyakit
mozaik daun tembakau. Dari percobaan yang dilakukannya Beyerinck menduga bahwa “bakteri”
penyebab mozaik tembakau berukuran sangat kecil
– Wendell M. Stanley (1935) seorang ilmuwan Amerika berhasil mengkristalkan virus penyebab
penyakit mozaik daun tembakau (virus TMV = Tobacco Mozaic Virus).
B. CIRI-CIRI VIRUS
Tubuhnya masih belum dapat disebut sebagai sel (bersifat aseluler) karena tidak memiliki protoplasma
dan organel sel
Virus hanya tersusun dari selubung protein di bagian luar dan asam nukleat (ARN atau ADN) di bagian
dalamnya.
Berdasarkan asam nukleat yang terdapat pada virus, kita mengenal virus ADN dan virus ARN.
Virus hanya dapat berkembang biak (bereplikasi) pada medium yang hidup (embrio, jaringan hewan,
jaringan tumbuhan).
Bahan-bahan yang diperlukan untuk membentuk bagian tubuh virus baru, berasal dari sitoplasma sel
yang diinfeksi
Memiliki ukuran ultra mikroskopik dan lebih kecil dari bakteri, yaitu sekitar 20 – 300 milimikron
Beberapa ahli masih berbeda pendapat tentang virus, apakah virus termasuk benda mati ataukah
makhluk hidup.
Virus dianggap benda mati karena dapat dikristalkan dan bersifat aseluler (bukan sel)
C. BENTUK VIRUS
Bentuk virus bermacam-macam, ada yang memanjang (batang), oval, bulat, dan seperti huruf T (virus T).
D. STRUKTUR VIRUS
Satu unit lengkap virus yang mampu menginfeksi organism disebut Virion.
Bagian dalam yang terdiri atas asam nukleat DNA atau RNA
Berdasarkan asam nukleat yang dikandungnya, virus dibedakan menjadi virus DNA dan Virus RNA.
Virus yang menyerang manusia umumnya merupakan virus RNA, contohnya virus influenza
Kepala, yang terdiri atas DNA di dalam dan kapsid di bagian luar
Leher
Selubung ekor
E. REPRODUKSI VIRUS
Virus dapat berkembang biak jika berada di dalam tubuh makhluk hidup. Hal ini karena virus tidak dapat
melakukan metabolism menghasilkan senyawa-senyawa yang digunakan untuk menghasilkan virus baru.
Oleh karena itu virus harus mengambil senyawa-senyawa tersebut dari tubuh inangnya. Jika
dianalogikan, ketika menyerang inangnya maka virus seperti penjajah yang akan menguasai tubuh inang
tersebut dan mengambil senyawa-senyawa yang dibutuhkan dalam membentuk virus-virus baru.
Berdasarkan tahap-tahapannya, reproduksi virus dibedakan menjadi 2 yaitu:
Daur Litik
Daur Lisogenik
Daur Litik
Fase Adsorbsi
Fase Penetrasi/Injeksi
Virus menyuntikkan isi berupa DNA ke dalam sel inang, selubung virus tertinggal diluar
Fase Eklipase
Setelah DNA virus masuk ke dalam inang, DNA akan mengambil alih fungsi DNA baktri (inang)
Fase Sintesis
DNA virus mengontrol inang dan mengambil senyawa-senyawa inang untuk membentuk komponen
tubuh (kepala, ekor)
Fase Perakitan/Assembling
Virus-virus baru semakin menekan dinding bakteri sehingga dinding bakteri pecah (lisis) dan viru-virus
tersebut keluar dari tubuh inangnya
Daur lisogenik
Fase Adsorbsi
Fase Injeksi/Penetrasi
Virus menyuntikkan isi berupa DNA ke dalam sel inang, selubung virus tertinggal diluar
Fase Penggabungan
DNA virus bergabung denganDNA bakteri /Plasmid membentuk Profage, DNA virus menjadi tidak aktif
Fase Pembelahan
DNA bakteri melakukan replikasi, dilanjutkan pembelahan sel bakteri. DNA virus yang bergabung dengan
DNA bakteri juga ikut melakukan replikasi. Dua sel baktri hasil pembelahan akan memiliki profage
(Gabungan DNA bakteri danDNA virus)
Fase Sintesis
DNA virus menjadi aktif dan mengontrol inang. Virus mengambil senyawa-senyawa inang untuk
membentuk komponen tubuh (kepala, ekor)
Fase Perakitan
7. Fase Lisis
Virus-virus baru semakin menekan dinding bakteri sehingga dinding bakteri pecah (lisis) dan viru-virus
tersebut keluar dari tubuh inangnya
1.1. Bakteriofage (virus yang menyerang bakteri, contohnya bakteri Eschericia coli)
Pada Tumbuhan :
2.1. Virus TMV (Tabacco Mozaik Virus) penyebab mozaik pada daun
tembakau.
2.2. Virus Tungro: penyebab penyakit kerdil pada padi. Penularan virus
jeruk
Pada Hewan :
3.1. Virus NCD (New Castle Disease) penyebab penyakit tetelo pada ayam dan itik.
Pada Manusia :
4.4. Virus Variola dan Varicella >> penyebab cacar api dan cacar air
a. Pembuatan vaksin
Vaksin pertama yang ditemukan oleh manusia adalah vaksin cacar, ditemukan oleh Edward Jenner
(1789), sedangkan vaksinasi oral ditemukan oleh Jonas Salk (1952) dalam menanggulangi penyebab
polio. Manusia secara alamiah dapat membuat zat anti virus di dalam tubuhnya, yang disebut Interferon,
meskipun demikian manusia masih dapat sakit karena infeksi virus, karena kecepatan replikasi virus tidak
dapat diimbangi oleh kecepatan sintesis interferon.
b. Pembuatan antitoksin
c. Melemahkan bakteri
Back to top
MobileDesktop