Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

DASAR-DASAR PEMSARAN

( PRODUK )

Kelompok : VI (Enam)
Anggota: 1. Retno wulandari (17002946)
2. Risska Anggraini (17002949)
3. Rika Afilia (170029
4.Nurul Anirsa (17002942)
5. Putri Diana (17002944)
6. Sasti Nur Asri (170029

AKADEMI MANAJEMEN ADMINISTRASI YOGYAKARTA

MANAJEMEN ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

T.A 2018/2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT yang telah melimpahkan ilmu
Shalawat serta semoga tercurah kepada Rasul beserta keluarganya. Penulisan makalah ini
bertujuan untuk memenuhi salah satu Tugas Tengah Semester mata kuliah Pengantar Bisnis
di Universitas Pendidikan Indonesia Jurusan Manajement.Dalam memenuhi persyaratan
tersebut penulis mencoba membuat makalah yang berjudul “ Produk “.
Dalam menyusun makalah ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan sebab pengetahuan dan pengalaman yang di miliki penulis
terbatas ,cukup banyak tantangan dan hambatan yang penulis temukan dalam menyusun
makalah ini.
Akhir kata ,semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i

DAFTAR ISI .............................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................................iii
A. Latar Belakang....................................................................................................
B. Tujuan penulisan.................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................
A. KLASIFIKASI PRODUK.....................................................................................
B. SISTEM DISTRIBUSI PRODUK.......................................................................
C. ATRIBUT ATRIBUT PRODUK............................................................................

BAB III PENUTUP....................................................................................................


A. Kesimpulan..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perkembangan usaha bisnis dalam era globalisasi saat ini semakin pesat ditandai
dengan tingkat persaingan antar perusahaan yang semakin tinggi dan ketat. Keadaan tersebut
menyebabkan perusahaan pada umumnya berusaha untuk mempertahankan kelangsungan
hidup, mengembangkan perusahaan, memperoleh laba optimal serta dapat memperkuat posisi
dalam menghadapi perusahaan pesaing dimana untuk mencapai tujuan tersebut tidak terlepas
dari usaha pemasaran yang harus dipikirkan dan direncanakan sebelum produk. Menyadari
hal itu, pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan perusahaan untuk
mencapai tujuan.
Perusahaan dalam menjalankan usahanya harus selalu memantau perubahan perilaku
konsumen sehingga dapat mengantisipasi perubahan perilaku konsumen tersebut untuk
memperbaiki strategi pemasarannya, karena pada hakekatnya tujuan dari pemasaran adalah
untuk mengetahui dan memahami sifat konsumen dengan baik sehingga produk yang
ditawarkan dapat laku terjual dan konsumen loyal terhadap produk yang dihasilkan.
Konsumen yang potensial akan mempertimbangkan terlebih dahulu berbagai faktor
yang berkaitan dengan produk sebelum memilih atau mengambil keputusan dan mencari
alternatif yang dapat memberi kepuasan tertinggi dalam mengkonsumsi suatu produk. Hal
tersebut harus diperhatikan oleh pemasar agar tujuan perusahaan dalam hal memuaskan
kebutuhan konsumen dapat tercapai sesuai dengan konsep pemasaran bahwa kepuasan
kosumen merupakan syarat bagi kelangsungan hidup perusahaan.

B. Tujuan Penulisan
1. Agar kita dapat memahami tentang pengklasifikasian produk dlm pemasaran,
2. Untuk mempelajari bagaimana system dalam distribusi, dan
3. Memahami tentang atribut2 produk.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Produk adalah jasa atau jasa yang dapat diperjualbelikan. Dengan kata lain, tanpa adanya
produk maka proses jual-beli tidak akan terjadi. Ada dua faktor yang menentukan laku
atau tidaknya suatu produk yaitu kualitas dan harga. Kedua faktor harus diperhatikan
dalam pembuatan suatu produk dan juga menentukan daya beli dari konsumen. Misalkan,
Ada 2 produk yang sama yaitu A dan B. A memiliki kualitas yang lebih bagus dari pada
produk B, dan harga produk A lebih mahal dari pada produk B. Maka, konsumen dapat
memilih produk yang akan mereka beli.
Konsumen yang memiliki daya beli menengah kebawah kemungkinan besar akan
memilih produk B karena harganya yang relatif lebih murah dari produk A walaupun
kualitas produk B lebih rendah dari produk A. itu adalah contoh pemilihan produk
berdasarkan daya beli konsumen yang ditentukan oleh harga. Dalam marketing, produk
adalah apapun yang bisa ditawarkan ke sebuah pasar dan bisa memuaskan sebuah
keinginan atau kebutuhan.
B. Tingkatan Produk
Menurut Kotler (2003:408) ada lima tingkatan produk, yaitu :
a) Core benefit yaitu manfaat dasar dari suatu produk yag ditawarkan kepada konsumen.
b) Basic product yaitu bentuk dasar dari suatu produk yang dapat dirasakan oleh panca
indra.
c) Expected product yaitu serangkaian atribut-atribut produk dan kondisi-kondisi yang
diharapkan oleh pembeli pada saat membeli suatu produk.
d) Augmented product yaitu sesuatu yang membedakan antara produk yang ditawarkan
oleh badan usaha dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing.
e) Potential product yaitu semua argumentasi dan perubahan bentuk yang dialami oleh
suatu produk dimasa datang.
C. Klasifikasi Produk
 Berdasarkan wujudnya, produk dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Barang : produk yang berbentuk fisik, dapat
disentuh,dipindahkan,dirasa,dipegang dan perlakuan fisik lainnya. Produk dalam
wujud barang lebih cenderung bersifat memanjakan mata dan menarik perhatian
para pembeli karena dinilai dari segi keindahan juga bentuk produk tersebut. Salah
satu kekurangan produk dalam wujud ini adalah kerusakan. suatu barang yang
dipakai secara terus menerus atau secara tidak benar, dapat menimbulkan
kerusakan dan akan mengurangi nilai jual produk tersebut, dengan kata lain harga
suatu barang akan terus berkurang seiringnya pemakaian produk tersebut.
2. Jasa : merupakan produk yang tidak memiliki bentuk (abstrak) yang berupa
kegiatan atau aktifitas yang bermanfaat dan dapat memenuhi kebutuhan
konsumen.Produknya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu produk
fisik. Contoh produk dalam bentuk jasa : Travel, Driver, OB , pegawai dan lain-
lain.

 Berdasarkan tujuan konsumsi yaitu :


1. Barang konsumsi : produk yang dapat langsung dikonsumsi tanpa melalui proses
lain dalam memenuhi kebutuhan.
2. Barang industri : produk yang tidak dapat langsung dikonsumsi, produk ini
memerlukan proses lebih lanjut untuk menambahkan nilai jual, fungsi dan
kepuasan dalam barang / jasa agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang
lebih spesifik.
barang industri dibagi menjadi 3 yaitu :
a. Convenience goods (barang yang sering dibeli)
b. Shopping goods (barang yang dapat dijual kembali)
c. Speciality goods (barang yang memiliki identifikasi khusus untuk
membelinya)
d. Unsought goods (barang yang belum terpikirkan untuk dibeli oleh
konsumen)
D. Sistem Distribusi Produk
 Definisi Distribusi
Distribusi yaitu rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan usaha
penyampaian/penyaluran barang atau jasa produsen kepada konsumen. Sedangkan
orang yang melakukan distribusi disebut ditributor.
 Tujuan Distribusi
Distribusi bertujuan untuk:
a. Pemerataan pemenuhan masyarakat di berbagai daerah,
b. Menstabillkan harga barang/jasa,
c. Menjaga kelangsungan hidup perusahasaan,
d. Menjaga kesinambungan kegiatan produksi, serta
e. Mempercepat sampainya produksi ke tangan konsumen
 Sistem Distribusi
Distribusi merupakan setiap tindakan atau usaha yang dilakukan baik oleh orang atau
lembaga yang ditujukan untuk menyalurkan barang-barang dan jasa-jasa dari
produsen ke konsumen. Produsen perlu memikirkan saluran yang bagaimana yang
akan dipilih untuk menyalurkan barang dan jasanya dengan tepat dan biaya murah.
a. Membangun Saluran Distribusi
Secara ekonomi, kegiatan distribusi secara ekonomi merupakan suatu upaya untuk
memberikan kegunaan waktu dan tempat. Dalam memutuskan saluran distribusi
biasanya melibatkan:
 Jumlah pedagang perantara yang akan dilibatkan
 Bagaimana memelihara saluran-saluran komunikasai antara berbagai tingkat dari
pedagang perantara.
 Seleksi pedagang perantara yang khusus
 Penempatan menurut letak geografis dari persediaan barang
 Lokasi dari pusat-pusat distribusi
b. Jenis-jenis Saluran Distribusi
Menurut Vernon dan Jackson, berdasarkan intensitasnya, jenis saluran distribusi dapat
dibagi dalam 3 jenis:
 Bentuk intensif, merupakan jenis saluran yang memanfaatkan banyak pedagang
besar dan kecil
 Bentuk selektif, hanya memanfaatkan beberapa grosir dan sejumlah kecil
pengecer (retailer).
 Bentuk eksklusif, hanya melibatkan satu perantara dalam lingkungan masyarakat
tertentu untuk menangani produk.
c. Saluran Distribusi (Distribution Channel)
1) Distribusi langsung dari produsen ke konsumen
Perpindahan atau pergerakan material dilakukan secara langsung dari
produsen ke konsumen. Contohnya adalah peternak mengirimkan susu
ternaknya langsung ke rumah konsumen atau melalui toko pengecer miliknya
sendiri dan melalui pos.
2) Saluran tidak langsung
 Produsen – pengecer – konsumen
Contoh barang yang didistribusikan dengan cara semacam ini adalah alat-
alat rumah tangga, furniture, dan alat-alat sekolah. Terkadang produsen
membuat gudang-gudang cabang untuk memenuhi permintaan produk di
daerah lain.
 Produsen – grosir – pengecer
Barang yang disitribusikan dengan cara ini adalah yang tahan lama dan
mudah didapatkan seperti barang yang terbuat dari logam, obat-obatan,
dan bahan makanan.
d. Lembaga-lembaga Distribusi
1. Wholesaler (grosir)
Merupakan pedagang perantara yang membeli barang dagangan untuk dijual
kembali terutama kepada pengusaha lain dan bukan kepada konsumen. Fungsi
utamanya adalah mengumpulkan dan menyebarkan.
2. Agen
Merupakan pedagang perantara yang tidak membeli dan memiliki barangbyang
mereka jual. Fungsi utamanya adalah melakukan penjualan bagi produsen. Agen
biasanya dibayar dengan komisi berdasarkan volume penjualannya.
3. Retailer (pedagang eceran)
Merupakan perusahaan yang membeli barang-barang dari produsen atau dari
grosir kemudian menjualnya kepada konsumen. Lembaga yang berniaga secara
eceran antara lain:
 Toserba (Department store)
Merupakan lembaga pemasaran eceran yang menjual berbagai jenis barang
yang dikelompokkan ke dalam departemen-departemen (bagian).
 Supermarket (Pasar swalayan)
Merupakan toko yang sangat besar terutama menjual bahan pangan dengan
harga-harga rendah. Setiap konsumen bekerja atas dasar melayani sendiri,
dan pembayaran dilakukan secara kontan.
 Toko khusus
Toko yang strategi pemasarannya dengan menawarkan pilihan yang
banyak dari barang-barang yang sejenis. Toko semacam ini banyak
dijumpai di pusat-pusat perbelanjaan. Contoh toko khusus: toko perhiasan,
toko mainan, dan toko sepatu.

E. Atribut Produk
 Pengertian Atribut Produk
Kotler menyatakan bahwa “atribut produk adalah suatu komponen yang merupakan
sifat – sifat produk yang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan
dan keinginan yang ditetapkan oleh pembeli”.
Atribut produk ( mutu, merek, kemasan, dan label ) sendiri memiliki beberapa
komponen yang menyertai suatu produk perusahaan, komponen – komponen tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Mutu
Mutu merupakan salah satu faktor penting bagi seorang pemasar maupun
produsen yang mempengaruhi posisi produk. Menurut Kotler dan armstrong mutu
produk berarti kemampuan produk tersebut untuk melaksanakan fungsinya
termasuk didalamnya keawetan, keandalan, ketepatan, kemudahan, dipergunakan,
dan diperbaiki, serta atribut bernilai yang lain ( 1997 : 279 ) Keseluruhan ciri atau
sifat barang dan jasa yang berpengaruh kemampuannya memenuhi kebutuhan
yang dinyatakan maupun tersirat.
b) Merek
Merek merupakan sesuatu yang selalu “ mengiringi “ suatu produk. Dalam suatu
proses produksi merek merupakan identitas suatu produk yang sangat
dipertimbangkan dalam pemilihan dan keputusan pembelian terhadap suatu
produk.
Merek dapat diartikan sebagai nama, istilah, tanda, simbol, atau kombinasi hal –
hal tersebut yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari
seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dengan produk
pesaing. Namun pada dasarnya suatu merek juga merupakan janji penjual untuk
secara konsisten menyampaikan serangkaian ciri – ciri, manfaat, dan jasa tertentu
kepada para pembeli. Aaker ( 1996 ) menyebutkan bahwa terdapat perbedaan
yang mendasar antara produk dengan merek, yaitu : produk hanyalah sesuatu yang
dihasilkan oleh pabrik, sedangkan merek merupakan sesuatu yang dibeli
konsumen. Dengan kata lain, bila produk dapat ditiru dengan mudah oleh pesaing
maka merek selalu memiliki keunikan yang relatif sukar dijiplak.
c) Kemasan
Pengemasan ( packaging ) merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan
dan pembuatan wadah atau pembungkus untuk suatu produk. Pemberian kemasan
pada suatu produk bisa memberikan tiga manfaat utama (Berkowitz et al, 1992),
yaitu:
o Manfaat Komunikasi. Manfaat utama kemasan adalah sebagai media
pengungkapan informasi produk kepada konsumen. Informasi tersebut
meliputi cara menggunakan produk, komposisi produk, dan informasi khusus (
efek samping, frekuensi pemakaian yang optimal, dan sebagainya ). Informasi
lainnya berupa segel atau simbol bahwa produk tersebut halal dan telah lulus
pengujian atau disahkan oleh instansi pemerintah yang berwenang.
o Manfaat Fungsional. Kemasan seringkali memastikan peranan fungsional yang
penting, seperti memberikan kemudahan, perlindungan, dan penyimpanan.
o Manfaat Perseptual. Kemasan juga bermanfaat dalam menanamkan persepsi
tertentu dalam benak konsumen.

Assauri dalam bukunya menyebutkan bahwa kemasan yang baik harus dapat
memenuhi syarat – syarat sebagai berikut :

a) Harus dapat melindungi produk terhadap kerusakan, kehilangan dan


kekotoran.
b) Haruslah ekonomis dan praktis bagi kegiatan pendistribusian produk
tersebut, hal ini dimaksudkan bahwa perusahaan harus dapat memilih jenis
dan cara pembungkusan dengan biaya yang relatif murah, akan tetapi
dapat memberi kemudahan bagi konsumen untuk membawa dan
menyimpannya.
c) Ukuran kemasan hendaklah sesuai dengan kehendak pembeli, misalnya
besar kecilnya kemasan tersebut dan bentuknya sesuai dengan kesatuan
produk.
d) Kemasan haruslah memberikan aspek deskriptif, yaitu menunjukkan
merek, kualitas, yang terdapat dalam produk tersebut.
e) Kemasan hendaknya mempunyai citra dan aspek seni.
d) Label
Subset dari kemasan, label bisa hanya berupa tempelan sederhana pada produk
atau gambar yang dirancang yang memberikan kesatuan dari kemasan. Label juga
sangat berkaitan erat dengan pengemasan. Stanton dalam Fandy Tjiptono (1997)
menyebutkan bahwa label merupakan bagian dari suatu produk yang
menyampaikan informasi mengenai produk dan penjual, sebuah label bisa
merupakan bagian dari kemasan atau bisa pula merupakan etiket ( tanda pengenal)
yang dicantelkan pada produk. Menurut Gito Sudarmo ( 1995 ) label merupakan
bagian dari sebuah produk yang berupa keterangan atau penjelasan mengenai
barang tersebut ataupun jumlahnya.Secara garis besar terdapat tiga macam label (
Stanton, et al. 1994 ), yaitu :
a) Brand label, yaitu nama merek yang diberikan pada produk atau
dicantumkan pada kemasan.
b) Descriptive label, yaitu label yang memberikan informasi obyektif
mengenai penggunaan, konstruksi / pembuatan, perawatan / perhatian dan
kinerja produk, serta karakteristik – karakteristik lainnya yang
berhubungan dengan produk.
c) Grade label, yaitu label yang mengidentifikasi penilaian kualitas produk (
product’s judged quality ) dengan suatu huruf, angka, atau dengan kata. Di
Amerika, misalnya buah persik dalam kaleng diberi label kualitas A, B, C,
dan D.
e) Layanan Pelengkap
Pada saat ini banyak produk yang tidak dapat lepas dari unsur jasa atau layanan,
baik itu jasa sebagai produk inti ( jasa murni ) maupun jasa sebagai pelengkap.
Produk inti umumnya sangat bervariatif antara tipe bisnis yang satu dengan yang
lainnya, tetapi pada umumnya memiliki layanan pelengkap yang hampir
sama.Menurut Lovelock dalam Fandy Tjiptono ( 1997 : 107 ) mengklasifikasikan
layanan pelengkap menjadi delapan kelompok, yaitu :
a) Informasi. Konsultasi. Seperti pemberian saran, auditing, konseling
pribadi, dan konsultasi manajemen / teknis.
b) Order Taking. Meliputi aplikasi ( keanggotaan di klub atau program
tertentu, jasa langganan, jasa berbasis kualifikasi seperti perguruan tinggi,
order entry, dan reservasi seperti tempat duduk, meja ruang, dan fasilitas
yang terbatas seperti pameran )
c) Hospitality. Diantaranya sambutan, toilet, fasilitas menunggu, sekurity,
transportasi, dan perlengkapan kamar mandi.
d) Caretaking, Terdiri dari perhatian dan perlindungan atas barang milik
pelanggan yang mereka bawa
e) Exceptions. Meliputi permintaan khusus sebelumnya penyampaian produk,
menangani komplain/pujian/saran, pemecahan masalah dan restitusi (
pengembalian uang, kompensasi, dan sebagainya ).
f) Billing. Meliputi laporan periodik, faktur untuk transaksiindividual,
laporan verbal mengenai jumlah rekening, mesin yang memperlihatkan
junlah rekening dan self-billing.
g) Pembayaran. Berupa swalayan oleh pelanggan.
f) Jaminan ( Garansi )

Jaminan adalah janji yang merupakan kewajiban produsen atas produknya kepada

konsumen, dimana para konsumen akan diberi ganti rugi bila produk ternyata

tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya, tidak seperti yang diharapkan, tidak

seperti yang dijanjikan. Jaminan bisa berupa kualitas produk, reparasi, ganti rugi (

uang kembali atau produk ditukar ), dan sebagainya.jaminan sendiri ada yang

bersifat tertulis dan ada pula yang tidak tertulis. Pada saat ini jaminan seringkali

dimanfaatkan sebagai aspek promosi, terutama pada produk – produk tahan lama.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Menurut istilah Produk adalah barang atau jasa yang dapat diperjualbelikan. Dengan kata
lain, tanpa adanya produk maka proses jual-beli tidak akan terjadi.
Produk dapat di klasifikasikan menjadi 2 yaitu barang dan jasa.
Agar suatu produk itu laku kita harus tau cara mendistribusikannya, tujuan dari distribusi
antara lain :
 Pemerataan pemenuhan masyarakat di berbagai daerah,
 Menstabillkan harga barang/jasa,
 Menjaga kelangsungan hidup perusahasaan,
 Menjaga kesinambungan kegiatan produksi, serta
 Mempercepat sampainya produksi ke tangan konsumen
atribut produk adalah suatu komponen yang merupakan sifat–sifat produk yang menjamin
agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang ditetapkan oleh
pembeli”

Anda mungkin juga menyukai