1801413002
2019
i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Manajemen ................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Sistem Manajemen ................................................................................. 2
2.2 Manajemen, Penjadwalan, dan Pengendalian Biaya di lndustri Konstruksi ............. 2
2.3 Tahapan Proyek Konstruksi ....................................................................................... 3
2.4 Tipe-Tipe Organisasi dalam Poyek Konstruksi .......................................................... 3
2.5 Hubungan Keria dalam Proyek Konstruksi ................................................................ 5
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 7
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 7
3.2 Saran ........................................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
adalah memanfaatkan sumber daya semaksimal mungkin dengan efektif dan efisien
dalam kerangka perencanaan waktu, biaya, dan mutu untuk pencapaian tujuan
pemilik proyek. Konsep dasar yang menjadi esensi suatu pembangunan proyek
konstruksi adalah kemampuan manajer dalam menempatkan sumber daya manusia,
peralatan, dan material dengan biaya terbatas, waktu yang telah ditentukan, dan
mutu yang seslrai dengan perencanaan awal, Sehingga hal ini menjadi tantangan
utama seorang manajer proyek konstruksi.
Pekerjaan sebuah proyek konstruksi selalu dimulai dengan tiga hal, yaitu
penyusunan perencanaan, penyusunan jadwal, dan pengendalian untuk
mendapatkan hasil yang sesuai dengan rencana.
Proyek adalah suatu kegiatan sementara yang memiliki tujuan dan sasaran
yang jelas, berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya
tertentu.
Proyek konstruksi merupakan proyek yang berkaitan dengan pembangunan
suatu bangunan dan infrastruktur yang umumnva mencakup pekerjaan pokok yang
termasuk dalam bidang teknik sipil dan arsitektur. Selain itu, juga melibatkan
bidang ilmu lainnya, seperti teknik industri, mesin , elekltro, geoteknik, lanskap.
Tahapan Proyek (Sumber : PMBOK) Tahapan tersebut adalah tahap awal,
tahap menengah, tahap akhir. Tahap awal (initial phase)dimulai dari pembentukan
ide, lingkup pekerjaan, tim manajemen proyek. Tahap menengah (intermediate
phase) terdiri dari kegiatan perencanaan, acuan dasar, progres kegiatan, dan hasil.
Sementara tahap akhir (final phase) melingkupi persetujuan dan penyerahterimaan
proyek sebagai hasil akhir produk kepada pemilik atau penyandang dana.
Tahapan dalam proyek Konstruksi dibagi menjadi beberapa tahap yaitu
Tahap Konseptual atau Tahap Kelayakan, Taharp Perencanaan dan Desain, Tahap
Produksi/Pelaksanaan Konstruksi, Tahap Serah Terima/Operasional
3
Organisasi Poyek (Projectized Organization) Pada bentuk organisasi ini,
terdapat beberapa manajer proyek yang membawahi staf-staf dan merupakan satu
koordinasi. Sebagian besar sumber daya organisasi terserap pada pekerjaan proyek
dan manajer proyek memiliki kekuasan penuh dalam pengambilan keputusan. Jenis
organisasi ini sering juga memiliki unit-unit kecil organisasi yang disebut
departemen, tetapi kelompok unit ini tetap memberikan laporan langsung ke proyek
manajer.
Organisasi matrik merupakan bentukan baru dari organisasi fungsional dan
organisasi proyek. Bentukan organisasi baru yang beranggotakan staf dari setiap
fungsi yang ada disebut organisasi matrik lemah. organisasi matrik lemah mengatur
banyak karakteristik dari organisasi fungsional dan manajer proyek lebih bersifat
sebagai koordinator daripada sebagai manajer. Bentukan baru ini nantinya akan
menjadi sebuah tim proyek yang ditugaskan untuk mengelola proyek konstruksi di
lapangan. Kelemahan bentuk organisasi ini adalah tim yang dibentuk semuanya
memiliki kualifikasi staff bukan manajer sehingga kemampuan manajeriaheya
sangat terbatas. Sebagai kebalikan dari organisasi matrik lemah, maka organisasi
matrik kuat memiliki banyak karakteristik dari organisasi proyek dan dapat
memiliki manajer proyek secara penuh dengan otoritas yang dapat
dipertimbangkan, dan juga memiliki staf administrasi proyek sendiri.
Pada hakikatnya bentuk-bentuk organisasi proyek konstruksi ini
dikelompokkan menjadi empat jenis (Barrie, dkk. 1995), yaitu Organisasi
Tradisional (traditional/clasisical organization), Organisasi Pembangun-Pemilik,
Organisasi Proyek putar kunci (turnkey project), Organisasi Manajemen
Konstruksi.
Dalam struktur organisasi tradisional pihak pemilik mempekerjakan seorang
pendesain dengan tugas merancang rencana dan spesifikasi proyek. Tugas pemilik
selanjutnya adalah memonitor dan mengawasi implementasi proyek. Pembangunan
konstruksi dilakukan oleh kontraktor utama yang memberikan jasa kepada pemilik
melalui kesepakatan kontrak. Jenis-jenis kontrak dalam struktur organisasi
tradisional adalah harga tetap (fixed cost), harga satuan (unit price), maksimum
bergaransi, kontrak biaya tambah-upah tetap (Barrie, 1995).
Organisasi Pembangun-Pemilik Bentuk organisasi ini merupakan turunan
dari org:rnisasi tradisional. Dalam organisasi ini, pemilik bekerja clcngan
kemampuan sendiri, baik di bidang perencanaan atatr clcsain maupun pelaksanaan
konstmksinya sehingga tugas pemilik adalah sebagai desainer dan kontraktor.
Meskipun pemilik juga bertindak sebagai kontraktor, beberapa pekerjaan
konstnrksi clapat diberikan kepada kontraktor/subkontraklor, dan biasanya jenis
kontrak yang mengikat adalah harga tetap, harga satuan, atau kontrak tertentu yang
dinegosiasikan.
Organisasi proyek putar Kunci Pada, kegiatan perencanaan, perancangan, dan
pelaksanaan pembangunan proyek dilakukan oleh satu perusahaan. Beberapa
pekerjaan yang dilakukan oleh divisi kontraktor dapat dilakukan oleh
4
subkontraktor-subkontraktor spesialis. Jenis kontrak yang digunakan pada
organisasi ini adalah harga tetap, harga maksimum, atau putar kunci dengan biaya
upah (Barry, l995).
Organisasi Manaiemen Konstruksi organisasi ini merupakan bentuk
organisasi yang mempersatukan tiga unsur dalam pembangunan suatu proyek, yaitu
pemilik, konsultan, dan manajer konstruksi dalam suatu hubungan yang tidak saling
bertentangan. Manajer konstruksi bertindak sebagai tangan kanan atau wakil dari
pemilik. Keuntungan bentuk organisasi ini antara lain adarah keterampilan
konstruksi .yang khusus dapat dimanfaatkan pada semua tahap proyek tanpa
menimbulkan perselisihan antara pemilik dan perancang proyek . Di sisi larin,
kelemahan pada struktur organisasi ini adalah keberhasilan proyek utama
ditentukan pada perencanaan dan penjadwzrlan bcrgantung pada keterampilan
manajer konstruksi. (Barry, 1995).
5
Jasa Konsultan Value Engineering (VEI),tugas VEI adalah mengurangi biaya
proyek dengan cara meninjau pembiayaan yang tidak dibutuhkan berkaitan dengan
masalah teknis yang teramati pada tahap pelaksanaan termasuk persiapannya tanpa
mengurangi mutu, keandalan, serta fungsi proyek itu sendiri (Dipohusodo, 1996)
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Secara luas, proyek-proyek konstruksi dapat dibagi atau diklasifikasikan
menjadi 3 (tiga) bagian (Halpin, 1998), yaitu konstruksi gedung, konstruksi
teknik, dan konstruksi industri.
2. Konstruksi gedung biasanya direncanakan oleh arsitek dan insinyur sipil,
sementara material yang dibutuhkan lebih ditekankan pada aspek-aspek
arsitektural.
3.2 Saran
Penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan, sehingga masih diperlukan
tambahan perbaikan – perbaikan untuk menghasilkan makalah yang lebih baik lagi
dan lengkap. Adapun saran dari penyusun adalah perlu adanya perbaikan –
perbaikan tambahan dari pembaca untuk kesempurnaan dalam pembuatan makalah
ini, selain itu pula hendaknya pembaca perlu mengetahui manajemen serta
mengimplementasikannya di setiap organisasi.
7
DAFTAR PUSTAKA