Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH :
(NIM. 711335119033)
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Adapun judul
dari makalah kami ini adalah “Etika Dalam Berpacaran”. Etika pergaulan adalah bagian dari
hidup kita dalam bermasyarakat. Sehingga seakan-akan hidup kita dibatasi oleh suatu
jaringan norma berupa larangan, ketentuan, kewajiban, dan sebagainya. Sekarang yang
menjadi bahan pertanyaan dengan norma apakah kita memikirkan etika pergaulan kita,
karena etika sendiri merupakan penyelidikan filsafat tentang bidang moral, mengenai
Namun kami menyadari bahwa di dalam makalah kami ini masih banyak terdapat
pembaca,agar dilain kesempatan kami dapat membuat makalah dengan lebih baik lagi.
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Etika merupakan falsafah moral yang dilandasi agama, budaya, perilaku mana
yang baik dan buruk. Etiket itu penjabarannya berdasarkan etika. Etiket adalah aturan
sopan santun dan tata cara pergaulan yang baik antara sesama manusia. “Etiket bisa
disebut sebagai golden rules yang menyatakan perlakukan orang lain sebagaimana
kamu yang ingin diperlakukan. Karena itu, orang yang memahami etiket
memperlakukan orang lain dengan baik dan respek, sehingga akan lebih diterima
dalam pergaulan.
yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan dalam situasi tertentu. Hal
utama yang juga menjadi dasar dari etiket adalah adat-istiadat atau tradisi dari daerah
dan negara tertentu. Prinsip-prinsip dalam etiket selalu tetap, tidak berubah, bersifat
universal, dan tak terbatas waktu dan tempat. Terdapat tiga prinsip dalam etiket, yaitu
kepada setiap orang dengan kelebihan, kekurangan, kesamaan dan perbedaan yang
ada.
Pacaran merupakan suatu tahap menuju jenjang yang lebih tinggi atau
pernikahan, atau pacaran dapat juga sebagai tahap membentuk pribadi, atau belajar
mempelajari sikap lawan jenis, juga belajar bagaimana dalam menghadapi masalah
dalam suatu hubungan, dan bagaimana cara kita menyelesaikan masalah itu.
Pacaran merupakan dua orang dan dua sifat berbeda bertemu menjadi satu,
tentu akan banyak perbedaan, maka sangat diperlukan sikap pengertian. dan apabila
1
terjadi ketidakcocokan sangat diperlukan rekonsiliasi. tuntutan tidak akan
menyelesaikan masalah, tetapi malah menambah masalah baru, maka sifat pengertian
sangat diperlukan, disamping itu tentu harus ada sikap kejujuran dan keterbukaan, dan
kepercayaan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Etika
Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang
berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika akan
berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk
benar, buruk atau baik. Menurut Martin [1993], etika didefinisikan sebagai
“the discipline which can act as the performance index or reference for our
control system“.
Etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self control“,
karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan
perangkat “built-in mechanism” berupa kode etik profesi dalam hal ini
jelas akan diperlukan untuk menjaga martabat serta kehormatan profesi, dan di
bilamana dalam diri para elit profesional tersebut ada kesadaran kuat
untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa
Etika disebut juga filsafat moral adalah cabang filsafat yang berbicara
3
manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana manusia harus
norma. Norma ini masih dibagi lagi menjadi norma hukum, norma moral,
agama berasal dari agama sedangkan norma moral berasal dari suara batin.
moral berasal dari etika. Etika (ethics) berarti moral sedangkan etiket
pandangan ini dilihat dari segi filosofis yang melahirkan etika filosofis,
ditinjau dari segi teologis yang melahirkan etika teologis, dan ditinjau dari
a. Etika filosofis
Etika filosofis adalah etika yang dipandang dari sudut filsafat. Kata
filosofis sendiri berasal dari kata “philosophis” yang asalnya dari bahasa
Yunani yakni: “philos” yang berarti cinta, dan “sophia” yang berarti
4
b. Etika teologis
Etika teologis adalah etika yang mengajarkan hal-hal yang baik dan
masyarakat.
5
2.1.4 Etika Diskriptif dan Etika Normatif
Dalam kaitan dengan nilai dan norma yang digumuli dalam etika
a. Etika Diskriptif
Etika ini berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan
perilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam kehidupan
sebagaimana adanya tentang nilai dan pola perilaku manusia sebagai suatu
fakjta yang terkait dengan situasi dan realitas konkrit. Dengan demikian
etika ini berbicara tentang realitas penghayatan nilau, namun tidak menilai.
b. Etika Normatif
Etika ini berusaha untuk menetapkan sikap dan pola perilaku yang
ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam bertindak. Jadi etika
petunjuk secara jelas bagaimana manusia harus hidup secara baik dan
norma tersebut sekaligus menjadi dasar penilaian bagi manusia baik atau
6
c. Norma khusus
etika kedokteran, etika lingkungan, eyika wahyu, aturan main catur, aturan
main bola, dll. Di mana aturan tersebut hanya berlaku untuk bidang khusus
dan tidak bisa mengatur semua bidang. Misal: aturan main catur hanya
bisa dipakai untuk permainan catur dan tidak bisa dipakai untuk mengatur
permainan bola.
d. Norma Umum
dan sikap lahiriah seperti tata cara berpakaian, cara bertamu, cara
duduk, dll. Norma ini lebih berkaitan dengan tata cara lahiriah dalam
terhadap orang yang melanggar norma ini. Norma hukum ini juga
7
kurang berbobot karena hanya memberikan penilaian secara lahiriah
Norma moral. Norma ini mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai
seseorang itu baik atau buruk, oleh karena ini bobot norma moral lebih
tinggi dari norma sebelumnya. Norma ini tidak menilai manusia dari
satus segi saja, melainkan dari segi manusia sebagai manusia. Dengan
8
2.1.5 Guna Etika:
budaya, sosial, ekonomi, politik dan intelektual dewasa ini melanda dunia
kita.
Pacaran merupakan suatu tahap menuju jenjang yang lebih tinggi atau
pernikahan, atau pacaran dapat juga sebagai tahap membentuk pribadi, atau
orang tua, karena orang tua merupakan wali Tuhan di dunia dan orang tua
Pacaran merupakan dua orang dan dua sifat berbeda bertemu menjadi
satu, tentu akan banyak perbedaan, maka sangat diperlukan sikap pengertian.
9
maka sifat pengertian sangat diperlukan, disamping itu tentu harus ada sikap
Pacaran itu pasti akan timbul hal-hal yang baik maupun tidak, artinya
kalau pacaran itu dijalankan sesuai dengan aturannya, kemudian tidak macam-
macam yang artinya tidak melanggar jalur yang ditetapkan Tuhan, maka
sebaliknya, apabila pacaran itu dijalankan dengan semau saya, kemudian tidak
takut pada Tuhan, maka jangan harap berkibat baik. Di dunia bebas apalagi di
Negara kita yang sudah 60 tahun merdeka, Anda bebas berpacaran, tetapi
ada batas etika, moral ,sopan santun. Kalau anda berani melanggarnya, maka
resiko akan ditanggung sendiri. Lalu sekarang apa yang dimaksud dengan
berpacaran yangwajar?
jadi tidak ada istilah ban serep. Pacaran akan menjadi tidak wajar bila sang
lebih dari satu orang. Teman, sahabat biasa saja boleh lebih dari satu dan
kecuali kalau memang tidak cocok, maka kemudian berpisah dan cari
b. Tidak Mengikat
mengikat, jadi sangat wajar kalau mereka yang sedang pacaran kalau
10
seandainya masih pacaran saja sudah terikat seperti ?terpenjara? , tidak
lalu ketika saya masih menjadi guru, ada seorang rekan kerja saya yang
tidak dapat menjemputnya hari itu, lalu ada seorang rekan lain guru Fisika
memalukan.
c. Dewasa
Tidak ada waktu untuk saling mengenal satu dengan yang lain. Setiap
orang itu unik, latar belakang berbeda, sifat dan cara didik dari orang tua
juga berbeda. Semua perbedaan ini akan coba dipersatukan dalam jangka
waktu yang tidak diketahui namun singkat. Ada orang yang hanya pacaran
setengah tahun sudah menikah, ada yang lebih dari itu. Diperkirakan tidak
cukup waktu untuk mengenal lebih dalam, oleh sebab itu pacaran
d. Seimbang
11
yang berpacaran dan tidak memperhatikan keseimbangan ini. Memang
tidak semua, tetapi umumnya, mereka yang dari keluarga kaya akan
lebih hebat. Demikian juga umur, memang cukup mengagetkan kalau kita
dengan yang beruban, walaupun yang ganteng dan muda banyak menanti.
e. Kasih
pacar kita. Tetapi kasih yang muncul dari hati yang terdalam, yang dimulai
satu dengan yang lain. Pacaran yang wajar seharusnya terjlain saling
kasih namanya bukan pacaran , itu hanya teman atau sahabat karib.
wilayah dan batas etika serta moral, terutama di dalam keeratan hubungan.
Berpacaran bukan patokan mati untuk menikah, itu sebabnya kalau suatu
saat memang tidak cocok, maka tatkala kedua insan itu mengambil
12
yang baik-baik, artinya mereka bukan menjadi musuh, tetapi terjadi
jawaban para remaja dan mahasiswa akan memilih pacaran dengan tanpa
melalaikan pendidikan. Akan tetapi, sering kita dapati pelajar atau mahasiswa
yang terkadang anjlok nilainya secara drastic, karena kebanyakan para pelajar
yang bisa mengimbangi antara keduanya merupakan hal yang langka bagi
Masalah tersebut sangat dekat dengan jiwa para remaja baik taat
maupun yang tidak, dalam ajaran Islam pacaran dan ikhtilat dengan
ini ibarat seperti mata uang. Jika salah satunya hilang maka bukan mata uang.
Begitu juga dengan para remaja, jika tidak pernah merasakan tertarik pada
lawan jenis. Pada kondisi seperti ini maka jiwa psikologis perlu dipertanyakan.
Sehingga hubungan yang kalian bisa berjalan dengan manis dan romantis.
c. khusus pria jangan serakah untuk menikmati tubuh pacar kalian. Karena
13
2.3 Keuntungan dan Kerugian dari Pacaran
Keuntungan selalu dinilai dari hasil yang didapat.Tampa hasil berarti bukan
dalam melakukan suatu usaha maupun tindakan inilah kerugian.Kalau baik dapat
sebelum menikah bermakna sebuah hubungan coba – coba yang belum jelas
mengenal tapi lebih kedalam. Adapun keuntungan serta kerugian dari pacarn yang
a. Mendapatkan perhatian lebih dari orang lain alias pacar yang kita pacari.
e. Tidak akan kesepian diri kita,karena ada yang setia menemani everytime
everywhere.
membuat otak kita semakin sempit dan dangkal.Belum lagi si pria Playboy
berbohong.
14
d. Menghabiskan uang,apalagi zaman modern seperti ini.Habis uang
menghambat.
warga..
married accident.
Mantan Pacar.Mantan Pacar ini berbahaya ,karena bisa main hati setelah
1) Kasihnya bersifat obyektif, dengan memberi apa yang baik dan dibutuhkan
2) Ubah rasa cemburu buta menjadi cemburu yang obyektif yang menuntut sesuatu
15
3) Pahami cinta romantis menjadi cinta yang realistis, sehingga tidak hanya berkisar
pada hal-hal yang indah dan romantis saja, melainkan realistis sesuai keadaan
5) Pemusatan perhatian dialihkan dari orientasi seksual menjadi orientasi masa depan
6) Menerapkan dan menjujung tinggi nilai moral, budaya dan agama dalam seluruh
aktifitas berpacaran
7) Buat kesepakatan dengan pasangan untuk tidak berbuat lebih jauh yang
9) Hindari situasi dan kondisi yang merangsang dorongan seks seperti tempat gelap
10) Batasi waktu dan frekuensi berpacaran agar tidak terlalu sering
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti
karakter, watak kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan
dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai
apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau
baik. Menurut Martin [1993], etika didefinisikan sebagai “the discipline which can act
as the performance index or reference for our control system“. Contoh pemahaman
tentang etika yang dapat kami berikan adalah salah satu nya mengenai Etika Dalam
Berpacaran.
Pacaran merupakan suatu tahap menuju jenjang yang lebih tinggi atau
pernikahan, atau pacaran dapat juga sebagai tahap membentuk pribadi, atau belajar
mempelajari sikap lawan jenis, juga belajar bagaimana dalam menghadapi masalah
dalam suatu hubungan, dan bagaimana cara kita menyelesaikan masalah itu.
Dalam berpacaran juga sangat diperlukan restu orang tua, karena orang tua
merupakan wali Tuhan di dunia dan orang tua pasti menginginkan yang terbaik bagi
kita. Pacaran merupakan dua orang dan dua sifat berbeda bertemu menjadi satu, tentu
akan banyak perbedaan, maka sangat diperlukan sikap pengertian. dan apabila terjadi
masalah, tetapi malah menambah masalah baru, maka sifat pengertian sangat
diperlukan, disamping itu tentu harus ada sikap kejujuran dan keterbukaan, dan
17
melakukan pacaran.Namun apabila tidak sesuai aturan nilai dan norma yang
berlaku,maka wajar bila ada yang mengatakan bahwa pacaran itu dilarang.
3.2 Saran
2) Mahasiswa disarankan memahami arti dari pacaran yang sesuai dengan etika
norma.
18
DAFTAR PUSTAKA
http://www.studiokita.net/2010/06/tips-berpacaran-yang-sesuai-etika-dan.html
http://www.gii-usa.org/viewArticle.php?articleId=24
http://proyekaly.wordpress.com/2010/06/16/pengertian-etika-jenis-jenis-etika/
19