Anda di halaman 1dari 35

1

DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................ 2
A. LATAR BELAKANG .................................................................................................. 2
B. RUMUSAN MASALAH .............................................................................................. 4
C. MANFAAT PENULISAN ............................................................................................... 5
BAB 2 PEMBAHASAN ........................................................................................................... 6
A. KEDUDUKAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA ................................... 6
B. KEDUDUKAN PANCASILA SEBAGAI SUMBER DARI SEGALA SUMBER
HUKUM ............................................................................................................................... 7
C. ISI PEMBUKAAN UUD 1945 SEBAGAI STAATSFUNDAMENTALNORM ........ 9
D. HUBUNGAN PEMBUKAAN UUD 1945 DENGAN PANCASILA DAN PASAL
PASAL UUD 1945 ............................................................................................................. 10
E. ISI UUD 1945 SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN 2002 TENTANG
SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA ................................................................ 14
F. BENTUK REFORMASI HUKUM TATA NEGARA INDONESIA ........................ 23
1. Sejarah Pemerintahan.............................................................................................. 23
2. Sejarah ketatanegaraan di Indonesia ...................................................................... 25
G. HAK ASASI MANUSIA (HAM) ............................................................................... 29
BAB 3 PENUTUP .................................................................................................................. 34
A. KESIMPULAN ........................................................................................................... 34
B. SARAN ....................................................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 35
2

BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri
dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas.
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan
bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha
Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-
4 Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945.
Meskipun terjadi perubahan kandungan dan urutan lima sila Pancasila yang
berlangsung dalam beberapa tahap selama masa perumusan Pancasila pada
tahun 1945, tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.
Pancasila merupakan dasar negara serta falsafah bangsa dan negara
Republik Indonesia yang terdiri atas lima sila dan mempunyai arti yaitu panca
yang berarti “lima” dan sila yang berarti “dasar”. Dengan demikian pancasila
artinya lima dasar.
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum indonesia, yang
berwujud di dalam tertib hukumnya. Yang dimaksud dengan tertib hukum,
ialah keseluruhan dari pada peraturan-peraturan hukum, yang memenuhi
syarat-syarat:
1. Kesatuan subyek yang mengadakan peraturan-peraturan hukum
tersebut, yang untuk Indonesia ialah Pemerintahan Republik
Indonesia.
2. Kesatuan asas kerohanian yang meliputi keseluruhan peraturan-
peraturan hukum itu, yang untuk indonesia ialah Pancasila.
3. Kesatuan waktu yang menetapkan saat berlaku peraturan-peraturan
tersebut, yang untuk indonesia ialah sejak tanggal 18 Agustus 1945
3

4. Kesatuan daerah, sebagai batas wilayah berlaku bagi peraturan-


peraturan tersebut, yang untuk Indonesia ialah seluruh wilayah
bekas daerah Hindia Belanda, mulai dari Sabang sampai Merauke.
5. Sebagai sumber hukum disini maksudnya ialah Pancasila sebagai
asal, tempat setiap pembentuk hukum di Indonesia mengambil atau
menimba unsur-unsur dasar yang diperlukan untuk tugasnya itu, dan
merupakan tempat untuk menemukan ketentuan-ketentuan yang
akan menjadi sisi dari peraturan hukum yang akan di buat, serta
sebagai dasar-ukuran (maatstaf), untuk menguji apakah isi suatu
peraturan hukum yang berlaku sungguh-sungguh merupakan suatu
hukum yang mengarah kepada tujuan hukum negara Republik
Indonesia.
Karena pertumbuhan kesadaran dan pengertian manusia Indonesia
terhadap kedudukan Pancasila bagi kehidupan bernegara dan bermasyarakat
serta pengalaman-pengalaman selama ini, maka dirasa perlu suatu pemantapan
dan penertiban dalam masalah tertib hukum indonesia. Untuk maksud tersebut,
Dewan Perwakilan Rakyat Gotong-royong (DPRGR), telah menyampaikan
sebuah memorandum mengenai Sumber Tertib Hukum Indonesia pada tanggal
9 Juni 1996, kepada Majelis Permusyawaratan Sementara. Adapun menurut isi
maksud dari memorandum tersebut dinyatakan bahwa Pancasila sebagai
sumber dari segala sumber hukum bagi Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.
2. Dekrit 5 Juli 1959.
3. Undang-undang Dasar Proklamasi.
4. Surat perintah 11 Maret 1966.
Pancasila dalam kedudukannya sebagai sumber dari segala sumber hukum
sering disebut sebagai dasar filsafat atau ideologi Negara. Dalam
pengertiannya ini pancasila merupakan suatu dasar niala serta norma untuk
mengatur pemerintahan Negara. Pancasila merupakan suatu dasar untuk
4

mengatur penyelengaraan Negara. Konsekuensinya selurh pelaksanaan dan


penyelenggaraan Negara terutama segala peraturan perundang-undangan
termasuk proses reformasi dalam segala bidang dewasa ini dijabarkan dari
nilai-nilai Pancasila. Maka Pancasila merupakan sumber dari segala sumber
hukum, Pancasila merupakan kaidah hukum Negara yang secara
konstitusional mengatur Negara beserta seluruh unsur-unsurnya.
Sebagai dasar Negara, Pancasila merupakan suatu asas kerohanian yang
meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum, sehingga merupakan suatu
sumber nilai, norma serta kaidah, baik moral maupun hukum Negara, dan
menguasai hukum dasar baik tertulis atau UUD maupun tidak tertulis atau
dalam kedudukannya sebagai dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan
mengikat secara hukum.
Sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib hukum Indonesia
maka setiap produk hukum harus bersumber dan tidak boleh bertentangan
dengan Pancasila. Pancasila tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu
Pembukaan UUD 1945, kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-pokok
pikiran, yang meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945, serta hukum positif
lainnya.
Secara yuridis-konstitusional, pancasila adalah dasar Negara yang di gunakan
sebagai dasar mengatur atau menyelenggrakan pemerintahan Negara. (septian
2014)

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana kedudukan pancasila sebagai dasar negara?
2. Apa yang dimaksud dengan pancasila sebagai sumber dari segala sumber
hukum?
3. Bagaimana penjelasan isi pembukaan UUD 1945, pembukaan sebagai
staatsfundamentalnorm?
4. Bagaimana hubungan pembukaan UUD 1945 dengan Pancasila dan Pasal
Pasal UUD 1945?
5

5. Bagaimana Bentuk isi UUD 1945 sebelum dan sesudah amandemen 2002
tentang sistem ketatanegaraan Indonesia?
6. Bagaimana bentuk Reformasi hukum Tata Negara Indonesia?
7. Apa yang dimaksud dengan Hak Asasi Manusia
8. Bagaimana bentuk pelaanggaran HAM yang ada di Indonesia?

C. MANFAAT PENULISAN
1. Mengetahui kedudukan pancasila sebagai dasar negara.
2. Mengetahui makna dari pancasila sebagai sumber dari segala sumber
hukum.
3. Mengetahui penjelasan isi pembukaan UUD 1945, pembukaan sebagai
staatsfundamentalnorm.
4. Mengetahui hubungan pembukaan UUD 1945 dengan Pancasila dan Pasal
Pasal UUD 1945.
5. Mengetahui Bentuk isi UUD 1945 sebelum dan sesudah amandemen 2002
tentang sistem ketatanegaraan Indonesia.
6. Mengetahui bentuk Reformasi hukum Tata Negara Indonesia.
7. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Hak Asasi Manusia.
8. Mengetahui Bagaimana bentuk pelaanggaran HAM yang ada di Indonesia.
6

BAB 2 PEMBAHASAN

A. KEDUDUKAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA


Pengertian Pancasila sebagai dasar negara diperoleh dari alinea keempat
Pembukaan UUD 1945 dan sebagaimana tertuang dalam Memorandum DPR-
GR 9 Juni 1966 yang melandaskan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
yang telah dimurnikan dan dipadatkan oleh PPKI atas nama rakyat Indonesia
menjadi dasar negara Republik Indonesia. Memorandum DPR-GR itu disahkan
pula oleh MPRS dengan Ketetapan No.XX/MPRS/1966 jo. Ketetapan MPR
No.V/MPR/1973 dan Ketetapan MPR No.IX/MPR/1978 yang menegaskan
kedudukan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber
dari tertib hukum di Indonesia. (anonim 2015)

Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara yaitu Pancasila sebagai


dasar dari penyelenggaraan kehidupan bernegara bagi Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara sesuai dengan
apa yang tersurat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alenia 4
antara lain menegaskan:
“….., maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan itu dalam suatu susunan
Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada:
Ketuhanan Yang Maha esa. kemanusiaan yang adildan beradab, persatuan
Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Dengan kedudukan yang istimewa tersebut, selanjutnya dalam proses
penyelenggaraan kehidupan bernegara memiliki fungsi yang kuat pula. Pasal-
pasal Undang-Undang Dasar 1945 menggariskan ketentuan-ketentuan yang
menunjukkan fungsi pancasila dalam proses penyelenggaraan kehidupan
bernegara. (anonim 2015)
7

sebagai dasar negara Pancasila dipergunakan untuk mengatur seluruh


tatanan kehidupan bangsa dan negara Indonesia, artinya segala sesuatu yang
berhubungan dengan pelaksanaan sistem ketatanegaraan Negara Kesatuan
RepublikIndonesia (NKRI) harus berdasarkan Pancasila. Hal ini berarti juga
bahwa semua peraturan yang berlaku di negara Republik Indonesia harus
bersumberkan kepada Pancasila. (anonim 2015)

Kedudukan pancasila sebagai dasar negara dapat dirinci sebagai berikut

1. Pancasila sebagai dasar negara adalah sumber dari segala sumber hukum
(sumber tertib hukum) Indonesia
2. Pancasila merupakan asas kerohanian tertib hukum Indonesia yang dalam
Pembukaan UUD 1945 dijabarkan dalam empatpokok pikiran
3. Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara baikhukum dasar
tertulis maupun tidak tertulis
4. Pancasila mengandung norma yang mengharuskan UUD 1945 mengandung
isi yang mewajibkan pemerintah dan penyelenggara negara termasuk
penyelenggara partai. (anonim 2015)

B. KEDUDUKAN PANCASILA SEBAGAI SUMBER DARI SEGALA


SUMBER HUKUM
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum juga diatur dalam
pasal 2 UU No.10 tahun 2004 tentang pembentukan perundang-undangan
yang menyatakan “Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum
negara”.
Dilihat dari materinya,Pancasila digali dari pandangan hidup bangsa
Indonesia yang merupakan jiwa dan kepribadian bangsaIndonsia sendiri.Dasar
Pancasila terbuat dari materi atau bahan dalam negeri yang merupakan asli
murni dan menjadi kebanggaan bangsa.Dasar negara Republik Indonesia tidak
diimpor dari luar,meskipun mungkin sajamendapat pengaruh dari luar.
8

Dalam ilmu pengetahuan hukum,pengertian sumber dari segala sumber


hukum dapat diartikan sebagai sumber pengenal ( kenbron van het recht ) dan
diartikan sebagai sumber asal,sumber nilai-nilai yang menjadi penyebab
timbulnya aturan hukum ( welbron van recht ).Maka pengertian Pancasila
sebagai sumber bukanlah dalam pengertian sumber hukum kenbron sumber
tempat ditemukannya,tempat melihat dan mengetahui norma hukum
positif,akan tetapi dalam arti welbron sebagai asal-usul nilai,sumber nilai yang
menjadi sumber dari hukum positif.Jadi,Pancasila merupakan sumber nilai dan
nilai-nilai yang terkandung didalamnya dibentuklah norma-norma hukum oleh
negara.
Pancasila merupakan suatu dasar untuk mengatur penyelenggaraan
negara.konsekuensinya seluruh pelaksanaan dan penyelenggaraan negara
terutama segala perundang-undangantermasuk proses reformasi dalam segala
bidang dewasa ini dijabarkan dan diderivasikan dari nilai-nilai pancasila.
Proklamasi kemerdekaan merupakan norma yang pertama sebagai
penjelmaan pertama dari sumber dari segala sumber hukum yaitu pancasila
yang merupakan jiwa dan pandangan hidup bangsa Indonesia.Pada tanggal 18
Agustus 1945 sumber dari segala sumber hukum negara Indonesia itu
dijelmakan dalam pembukaan UUD 1945 dan pembukaan kecuali merupakan
penjelmaan sumber dari segala sumber hukum sekaligus juga merupakan pokok
kaidah negara yang fundamental seperti yang diuraikan oleh
Notonegoro.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa proklamasi kemerdekaan
merupakan penjelmaan pertama dari Pancasila sumber dari segala sumber
hukum dan pembukaan merupakan UUD 1945 merupakan penjelmaan kedua
dari Pancasila sumber dari segala sumber hukum yang memberi tujuan dasar
dan perangkat untuk mencapai tujuan itu.
Karena pembukaan UUD 1945 merupakan
staatsfundamentalforms,yang mengandung 4 pokok pikiran yang tidak lain
adalah Pancasila itu sendiri,serta Pancasila merupakan sumber dari segala
9

sumber hukum,maka dapat disimpulkan bahwa pembukaan UUD 1945


merupakan filsafat hukum Indonesia.
Penjabaran tentang filsafat hukum Indonesia terdapat pada teori
hukumnya.Sesuai dengan bunyi kalimat kunci dalam penjelasan UUD 1945 :
Undang-Undang dasar menciptakan pokok-pokok pikiran yang terkandung
dalam pembukaan dan pasal-pasalnya.
Apabila UUD 1945 merupakan filsafat hukum Indonesia,maka batang
tubuh berikut dengan penjelasan UUD 1945 adalah teoori hukumnya.Teori
hukum tersebut meletakkan dasar-dasar falsafatihukum positif kita. (anonim
2015)

C. ISI PEMBUKAAN UUD 1945 SEBAGAI


STAATSFUNDAMENTALNORM
Pembukaan UUD 1945 merupakan Staat Fundamental Norm (Kaidah Negara
yang Fundamental). Secara definisi Staat Fundamental Norm dalam hukum mempunyai
hakekat dan kedudukan yang tetap, kuat, tidak berubah dan tidak boleh dirubah oleh
siapapun juga termasuk MPR.
Staat Fundamental Norm harus memiliki 2 persyaratan, yaitu:

1. Syarat Formil : Staat Fundamental Norm harus dibentuk oleh pembentuk negara.
UUD 1945 disahkan sebagai Undang-Undang Dasar pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh
PPKI.
2. Syarat Materiil : Staat Fundamental Norm harus memuat tujuan negara, asas politik
negara, falsafah negara dan sumber hukum bagi UUD nya.
Untuk menjadi staats fundamentalnorm pembukaan UUD 1945 harus memuat empat hal
yaitu:
a.Tujuan Negara
Tujuan negara Indonesia termuat dalam alenia ke-4 UUD 1945 yaitu pada kalimat
"..melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial"
10

b.Asas Politik Negara


Asas politik negara termuat dalam kalimat "...yang terbentuk dalam suatu susunan
negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada..."
c.Falsafah Negara
Falsafah negara yaitu Pancasila terdapat pada kalimat : "...Ketuhanan Yang Maha
Esa,kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan
mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia."
d.Sumber Hukum Bagi UUD
Yang dimaksud sumber hukum bagi UUD adalah memerintahkan dibentuknya UUD,
yaitu pada kalimat : "..maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam
suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia...".

D. HUBUNGAN PEMBUKAAN UUD 1945 DENGAN PANCASILA DAN


PASAL PASAL UUD 1945
Untuk mewujudkan tujuan proklamasi kemerdekaan maka Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) telah menetapkan UUD 1945
sebagai hukum dasar yang tertulis yang mengikat pemerintah, setiap
lembaga/masyarakat, warga negara dan penduduk RI yaitu pada tanggal 18
Agustus 1945, sehari setelah prokalamasi kemerdekaan. Dalam pembagian
pembukaannya terdapat pokok-pokok pikiran tentang kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pokok-pokok pikiran tersebut tiada
lain adalah Pancasila yang diwujudkan dalam pasal-pasal batang tubuh UUD
1945 yang merupakan aturan-aturan pokok dalam garis-garis besar sebagai
intruksi kepada pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara unutk
meleksanakan tugasnya.
Menurut penjelasan UUD 1945, pokok-pokok pikiran tersebut meliputi
suasana kebatinan dari undang-undang negara Indonesia, dan mewujudkan citi-
citi hukum (Rechtsidee) yang menguasai hukum negara baik hukum yang
tertilis maupun tidak tertulis. Pokok-pokok pikiran itu menjelma dalam pasal
dan UUD itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa suasana kebituan
11

UUD 1945 dan citacita hukum UUD 1945 tidaka lain adalah bersumber kepada
atau dijiwai dasal falsafah negara pancasila. Disinal arti dan fungsi pancasila
sebagai dasar negara.
Atau dengan kata lain bahwa pembukaan UUD 1945 yang membuat
dasar falsafah negara pancasila, merupakan satu kesatuan nilai moral yang
tepadu yang tidak dapat dipisahkan dengan rangkaian pasal-pasal dan batang
tubuh UUD 1945. hal inilah yang harus kita ketahui, dipahami dan dihayati oleh
setiap warga negara Indonesia.
Jadi pancasila itu disamping termuat dalam pembukaa UUD 1945
(rumusannya dan pook-pokok pikiran yang tekandung didalamnya) dijabarkan
secara pokok dalam wujud pasal-pasal batang tubuh UUD1945.
Ketuhana yang merupakan perintah secara pokok itu perlu diberi
penjelasan. Hal itulah yang termuat dalam penjelasan otentik UUD 1945. jadi,
pancasila adalah jiwa, ini sumber dal landasan UUD 1945. secara teknis dapat
dikataskan bahwa pook-pokok pikiran yang terdapat pembukaan UUD 1945
adlah garis besar cita-cita yang terkandung dalam pancasila. Batang tubuh UUD
1945 meryoakan pokok-pokok dan nilai-nilai pancasila yang disusun dalam
pasal-pasal.
Kedua bagian (komponen) UUD 1945 tersebut dijelaskan dalam
penjelasan otentik seperti telah dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan
UUD adalah hukum dasar yang tertulis. Hal ini mengandung pengertian bahwa
sebagai hukum, maka UUD adalah mengikat; mengikat pemerintah, mengikat
lembaga negera dan dan lembaga masyarakat dan juga mengikat semua warga
negara Indonesia dimana saja dan setiap penduduk Indonesia. Dan sebagai
hukum, maka undang-undang dasar berisi norma-norma aturan-aturan,
ketentuan-ketentuan yang harus dilaksanakan dan ditaati.
UUD bukanlah hukum dasar biasa, melainkan hukum dasar yang
merupakan sumber hukum. Setiap produk hukum misalnya UU, peraturan
pemerintah atau keputusan pemerintah, bahkan setiap kebijaksanaan
12

pemerintah haruslah berlandaskan atau bersumberkan pada peraturan yang


lebih tinggi, yang pada akhirnya dapat dipertanggung jawabkan pada ketentuan
UUD1945.
Dalam kedudukan yang demikianlah UUD dalam kerangka tata urutan
atau tata tingkatan norma hukum yang berlaku, merupakan hukum yang berlaku
yang menempati kedudukan yang tinggi. Sehubungan dengan itu, UUD juga
berfungsi sebagai alat kontrol untuk mengecek apakah norma hukum yang
rendah yang berlaku sesuai atau tidak dengan ketentuan undang-undang dasar.
Selain dari apa yang diuraikan dimuka dan sesuai pula dengan
penjelesan-penjelasan UUD 1945, pembukaan UUD 1945 mempunyai fungsi
atau hubungan langsung dengan batang tubuh UUD 1945 itu sendiri.
Yaitu bahwa : pembukaan undang0undang dasar 1945 mengandung pokok-
pokok pikiran, itu diciptakan oleh UUD 1945 dalam pasal-pasalanya. Dengan
tetap menyadari keagungan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila dan
dengan memperhatikan hubungan pancasila dengan batang tubuh UUD yang
memuat dasar falsafah negeara pancasila dan UUD1945 merupakan kesatuan
yang tidak dapat dipisahakan bahkan merupakan rangkaian kesatuan nilai dan
norma yang terpadu. UUD 1945 terdir dari rangkaian

Dalam UUD 1945 pasal-pasal yang berhubungan dengan Persatuan yaitu:


1. Pasal 1 ayat (1) UUD 1945, bahwa Negara Indonesia adalah Negara
Kesatuan yang berbentuk Republik.
2. Pasal 25A UUD 1945 berbunyi: “Negara kesatuan republik Indonesia
adalah sebuah Negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan
wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undag-
undang“
3. Pasal 30 ayat (1) UUD 1945 berbunyi: “tiap-tiap Warga Negara
berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan Negara“
4. Pasal 32 UUD 1945 berbunyi: “Pemerintah Indonesia memajukan
Kebudayaan Nasional“
5. Pasal 35 UUD 1945 berbunyi: “Bendera Negara Indonesia ialah
Merah Putih“.
6. Pasal 36 UUD 1945 berbunyi: “Bahasa Negara ialah Bahasa
Indonesia“
7. Pasal 37 ayat (5) UUD 1945 berbunyi: “Khusus tentang bentuk Negara
Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan“
13

Dalam UUD 1945 pasal-pasal yang berhubungan dengan Keadilan


Sosial yaitu:
1. Pasal 14 ayat (1) UUD 1945 berbunyi: “Presiden memberi
grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan
Mahkamah Agung.“ Ayat (2) Presiden memberi amnesti dan
abolisi dengan memperhatikan pertimbangan Dewan
Perwakilan Rakyat.“
2. Pasal 18B ayat (2) UUD 1945 berbunyi: “Negara mengakui
dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat
beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan
sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur damam undang-
undang“
3. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi: “Segala warga Negara
bersamaan kedudukannya di dalam hokum dan pemerintahan
dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hokum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya.“ Ayat (2) Tiap-tiap warga Negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.“
4. Pasal 28 UUD 1945 berbunyi: “Kemerdekaan berserikat dan
berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan
sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.“
5. Pasal 28A-28J UUD 1945 tentang Hak Asasi Manusia
6. Pasal 29 Ayat (2) UUD 1945 berbunyi: “Negara menjamin
kemerdekaan tiap tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu. “
7. Pasal 31 ayat (1) UUD 1945 berbunyi: “Tiap-tiap warga
Negara berhak mendapat pendidikan.“
8. Pasal 34 UUD 1945 berbunyi: “Fakir miskin dan anak-anak
terlantar dipelihara oleh Negara.“

Dalam UUD 1945 pasal-pasal yang berhubungan dengan


Kerakyatan yaitu:
1. Pasal 2 ayat (1) UUD 1945 berbunyi: “Majelis
Permusyawaratan Rakyat terdiri ats anggota Dewan
Perwakilan Rakyat an anggota Dewan Perwakilan
Daerah yang dipilih melalui pemilihan umum, dan
diatur lebih lanjut dengan UU“
2. Pasal 2 ayat (2) UUD 1945 berbunyi: “Majelis
Permusyawaratan Rakyat bersidang sedikitnya sekali
dalam 5 tahun di ibukota negara“
14

3. Pasal 2 ayat (3) UUD 1945 berbunyi: “Segala putusan


Majelis Permusyawaratan rakyat ditetapkan dengan
suara yang terbanyak“
4. Pasal 1 Ayat (2) UUD 1945 berbunyi: “Kedaulatan
adalah di tangan Rakyat, dan dilakukan sepenuhnya
oleh MPR “
5. Pasal 5 ayat (1) UUD 1945
6. Pasal 5 ayat (2) UUD 1945
7. Pasal 18 UUD 1945
8. Pasal 20 UUD 1945
9. Pasal 22 UUD 1945
10. Pasal 6A UUD 1945
Dalam UUD 1945 pasal-pasal yang berhubungan dengan Ketuhanan Yang
Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab yaitu:
1. Pasal 29 ayat (1) UUD 1945 berbunyi: “Negara berdasarkan atas
Ketuhanan Yang Maha Esa.“ Ayat (2) Negara menjamin kemerdekaan
tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk
beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. “
2. Pasal 28 UUD 1945 berbunyi: “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan
dengan undang-undang.“
E. ISI UUD 1945 SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN 2002
TENTANG SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA
Negara adalah suatu organisasi yang meliputi wilayah, sejumlah rakyat, dan
mempunyai kekuasaan berdaulat. Setiap negara memiliki sistem politik (political
system) yaitu pola mekanisme atau pelaksanaan kekuasaan. Sedang kekuasaan adalah
hak dan kewenangan serta tanggung jawab untuk mengelola tugas tertentu.
Pengelolaan suatu negara inilah yang disebut dengan sistem ketatanegaraan.
Sistem ketatanegaraan dipelajari di dalam ilmu politik. Menurut Miriam
Budiardjo (1972), politik adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu negara yang
menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari negara itu dan melaksanakan
tujuan-tujuan tersebut. Untuk itu, di suatu negara terdapat kebijakan-kebijakan umum
(public polocies) yang menyangkut pengaturan dan pembagian atau alokasi kekuasaan
dan sumber-sumber yang ada.
Di Indonesia pengaturan sistem ketatanegaraan diatur dalam Undang-Undang
Dasar 1945, Undang-Undang atau Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang,
Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, dan Peraturan Daerah. Sedangkan
15

kewenangan kekuasaan berada di tingkat nasional sampai kelompok masyarakat


terendah yang meliputi MPR, DPR, Presiden dan Wakil Presiden, Menteri, MA, MK,
BPK, DPA, Gubernur, Bupati/ Walikota, sampai tingkat RT.

Lembaga-lembaga yang berkuasa ini berfungsi sebagai perwakilan dari suara


dan tangan rakyat, sebab Indonesia menganut sistem demokrasi. Dalam sistem
demokrasi, pemilik kekuasaan tertinggi dalam negara adalah rakyat. Kekuasaan
bahkan diidealkan penyelenggaraannya bersama-sama dengan rakyat.

Pada kurun waktu tahun 1999-2002, Undang-Undang Dasar 1945 telah


mengalami empat kali perubahan (amandemen). Perubahan (amandemen) Undang-
Undang Dasar 1945 ini, telah membawa implikasi terhadap sistem ketatanegaraan
Indonesia. Dengan berubahnya sistem ketatanegaraan Indonesia, maka berubah pula
susunan lembaga-lembaga negara yang ada.

1. Sebelum Amandenen UUD 1945


Sebelum diamandemen, UUD 1945 mengatur kedudukan lembaga tertinggi
dan lembaga tinggi negara, serta hubungan antar lembaga-lembaga
tersebut. Undang-Undang Dasar merupakan hukum tertinggi, kemudian
kedaulatan rakyat diberikan seluruhnya kepada MPR (Lembaga Tertinggi). MPR
mendistribusikan kekuasaannya (distribution of power) kepada 5 Lembaga Tinggi
yang sejajar kedudukannya, yaitu Mahkamah Agung (MA), Presiden, Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Pertimbangan Agung (DPA) dan Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK).
16

Adapun kedudukan dan hubungan antar lembaga tertinggi dan lembaga-


lembaga tinggi negara menurut UUD 1945 sebelum diamandemen, dapat
diuraikan sebagai berikut:

Pembukaan UUD 1945

Bahwa sesungguhnya Kemerdekaaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh
sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai
dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan.

Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada


saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia
kedepan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil dan makmur.

Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh
keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka Rakyat
Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
17

Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia


yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia
itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam
suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusian yang adil dan
beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta dengan mewujudkan
suatu keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.

Pembukaan UUD 1945 tidak dapat dirubah karena di dalam Pembukaan UUD
1945 terdapat tujuan negara dan pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia.
Jika Pembukaan UUD 1945 ini dirubah, maka secara otomatis tujuan dan dasar
negara pun ikut berubah.

MPR

Sebelum perubahan UUD 1945, kedudukan MPR berdasarkan UUD 1945


merupakan lembaga tertinggi negara dan sebagai pemegang dan pelaksana
sepenuhnya kedaulatan rakyat. MPR diberi kekuasaan tak terbatas (Super Power).
karena “kekuasaan ada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR”
dan MPR adalah “penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia” yang berwenang
menetapkan UUD, GBHN, mengangkat presiden dan wakil presiden.

MA

Mahkamah Agung (disingkat MA) adalah lembaga tinggi negara dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman
bersama-sama dengan Mahkamah Konstitusi dan bebas dari pengaruh cabang-
18

cabang kekuasaan lainnya. Mahkamah Agung membawahi badan peradilan dalam


lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan
militer, lingkungan peradilan tata usaha negara.

BPK

Badan Pemeriksa Keuangan (disingkat BPK) adalah lembaga tinggi negara


dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang memiliki wewenang memeriksa
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Menurut UUD 1945, BPK
merupakan lembaga yang bebas dan mandiri.

Anggota BPK dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan


pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah, dan diresmikan oleh Presiden.

Pasal 23 ayat (5) UUD Tahun 1945 menetapkan bahwa untuk memeriksa
tanggung jawab tentang Keuangan Negara diadakan suatu Badan Pemeriksa
Keuangan yang peraturannya ditetapkan dengan Undang-Undang. Hasil
pemeriksaan itu disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

DPR

Tugas dan wewenang DPR sebelum amandemen UUD 1945 adalah


memberikan persetujuan atas RUU [pasal 20 (1)], mengajukan rancangan
Undang-Undang [pasal 21 (1)], Memberikan persetujuan atas PERPU [pasal 22
(2)], dan Memberikan persetujuan atas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
[pasal 23 (1)]

UUD 1945 tidak menyebutkan dengan jelas bahwa DPR memiliki fungsi
legislasi, fungsi anggaran dan pengawasan.

Presiden

 Presiden memegang posisi sentral dan dominan sebagai mandataris


MPR, meskipun kedudukannya tidak “neben” akan tetapi
“untergeordnet”.
19

 Presiden menjalankan kekuasaan pemerintahan negara tertinggi


(consentration of power and responsiblity upon the president).
 Presiden selain memegang kekuasaan eksekutif (executive power),
juga memegang kekuasaan legislative (legislative power) dan
kekuasaan yudikatif (judicative power).
 Presiden mempunyai hak prerogatif yang sangat besar.
 Tidak ada aturan mengenai batasan periode seseorang dapat menjabat
sebagai presiden serta mekanisme pemberhentian presiden dalam
masa jabatannya.

Sesudah Amandemen UUD 1945

Salah satu tuntutan Reformasi 1998 adalah dilakukannya perubahan


(amandemen) terhadap UUD 1945. Latar belakang tuntutan perubahan
UUD 1945 antara lain karena pada masa Orde Baru, kekuasaan tertinggi
di tangan MPR (dan pada kenyataannya bukan di tangan rakyat),
kekuasaan yang sangat besar pada Presiden, adanya pasal-pasal yang
terlalu “luwes” (sehingga dapat menimbulkan mulitafsir), serta kenyataan
rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara negara yang belum
cukup didukung ketentuan konstitusi

Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu adalah menyempurnakan


aturan dasar seperti tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian
kekuasaan, eksistensi negara demokrasi dan negara hukum, serta hal-hal
lain yang sesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa.
Perubahan UUD 1945 dengan kesepakatan diantaranya tidak mengubah
Pembukaan UUD 1945, tetap mempertahankan susunan kenegaraan (staat
structuur) kesatuan atau selanjutnya lebih dikenal sebagai Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta mempertegas sistem
pemerintahan presidensiil.

Sistem ketatanegaraan Indonesia sesudah Amandemen UUD 1945,


dapat dijelaskan sebagai berikut: Undang-Undang Dasar merupakan
20

hukum tertinggi dimana kedaulatan berada di tangan rakyat dan dijalankan


sepenuhnya menurut UUD. UUD memberikan pembagian kekuasaan
(separation of power) kepada 6 lembaga negara dengan kedudukan yang
sama dan sejajar, yaitu Presiden, Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah
(DPD), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Mahkamah Agung (MA), dan
Mahkamah Konstitusi (MK).

1. MPR
MPR mempunyai kedudukannya dengan lembaga tinggi negara lainnya seperti
Presiden, DPR, DPD, MA, MK, BPK.
 Menghilangkan supremasi kewenangannya.
 Menghilangkan kewenangannya menetapkan GBHN.
 Menghilangkan kewenangannya mengangkat Presiden
 Tetap berwenang menetapkan dan mengubah UUD.
 Susunan keanggotaanya berubah, yaitu terdiri dari anggota Dewan Perwakilan
 Rakyat dan angota Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih secara langsung
melalui pemilu.
21

2. DPR
Posisi dan kewenangannya diperkuat.
 Mempunyai kekuasan membentuk UU (sebelumnya ada di tangan
presiden, sedangkan DPR hanya memberikan persetujuan saja)
sementara pemerintah berhak mengajukan RUU.
 Proses dan mekanisme membentuk UU antara DPR dan Pemerintah.
 Mempertegas fungsi DPR, yaitu: fungsi legislasi, fungsi anggaran,
dan fungsi pengawasan sebagai mekanisme kontrol antar lembaga
negara.

3. DPD
Lembaga negara baru sebagai langkah akomodasi bagi keterwakilan
kepentingan daerah dalam badan perwakilan tingkat nasional setelah
ditiadakannya utusan daerah dan utusan golongan yang diangkat sebagai
anggota MPR.
 Keberadaanya dimaksudkan untuk memperkuat kesatuan Negara
Republik Indonesia.
 Dipilih secara langsung oleh masyarakat di daerah melalui pemilu.
 Mempunyai kewenangan mengajukan dan ikut membahas RUU yang
berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, RUU
lain yang berkait dengan kepentingan daerah.
4. BPK
Anggota BPK dipilih DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD.
 Berwenang mengawasi dan memeriksa pengelolaan keuangan negara
(APBN) dan daerah (APBD) serta menyampaikan hasil pemeriksaan
kepada DPR dan DPD dan ditindaklanjuti oleh aparat penegak
hukum.Berkedudukan di ibukota negara dan memiliki perwakilan di
setiap provinsi.
 Mengintegrasi peran BPKP sebagai instansi pengawas internal
departemen yang bersangkutan ke dalam BPK.
5. Presiden
22

 Membatasi beberapa kekuasaan presiden dengan memperbaiki tata


cara pemilihan dan pemberhentian presiden dalam masa jabatannya
serta memperkuat sistem pemerintahan presidensial.
 Kekuasaan legislatif sepenuhnya diserahkan kepada DPR.
 Membatasi masa jabatan presiden maksimum menjadi dua periode
saja.
 Kewenangan pengangkatan duta dan menerima duta harus
memperhatikan pertimbangan DPR
 Kewenangan pemberian grasi, amnesti dan abolisi harus
memperhatikan pertimbangan DPR.
 Memperbaiki syarat dan mekanisme pengangkatan calon presiden dan
wakil presiden menjadi dipilih secara langsung oleh rakyat melui
pemilu, juga mengenai pemberhentian jabatan presiden dalam masa
jabatannya.

Mahkamah Agung

 Lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman, yaitu kekuasaan yang


menyelenggarakan peradilan untuk menegakkan hukum dan keadilan [Pasal 24 ayat
(1)].
 Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peaturan perundang-undangan di
bawah Undang-undang dan wewenang lain yang diberikan Undang-undang.
 Di bawahnya terdapat badan-badan peradilan dalam lingkungan Peradilan Umum,
lingkungan Peradilan Agama, lingkungan Peradilan militer dan lingkungan Peradilan
Tata Usaha Negara (PTUN).
 Badan-badan lain yang yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur
dalam Undang-undang seperti : Kejaksaan, Kepolisian, Advokat/Pengacara dan lain-
lain.
23

Mahkamah Konstitusi

 Keberadaanya dimaksudkan sebagai penjaga kemurnian konstitusi (the guardian of the


constitution).
 Mempunyai kewenangan: Menguji UU terhadap UUD, Memutus sengketa
kewenangan antar lembaga negara, memutus pembubaran partai politik, memutus
sengketa hasil pemilu dan memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan
pelanggaran oleh presiden dan atau wakil presiden menurut UUD.
 Hakim Konstitusi terdiri dari 9 orang yang diajukan masing-masing oleh Mahkamah
Agung, DPR dan pemerintah dan ditetapkan oleh Presiden, sehingga mencerminkan
perwakilan dari 3 cabang kekuasaan negara yaitu yudikatif, legislatif, dan eksekutif

F. BENTUK REFORMASI HUKUM TATA NEGARA INDONESIA

1. Sejarah Pemerintahan
Pada hakikatnya pemerintahan merupakan suatu gambaran tentang
bagaimana pada permulaan pemerintahan setelah terbentuk dan bagaimana
pemerintahan itu telah berkembang melalui perkembangan dari 3 tipe
masyarakat yaitu masyarakat setara, masyarakat bertingkat dan masyarakat
berlapis. Perkembangan pemerintahan itu juga ditentukan oleh
perkembangan masyarakatnya yang disebabkan oleh faktor-faktor lain yang
melandasinya seperti pertambahan dan tekanan penduduk, ancaman atau
perang dan penjarahan yang dilakukan oleh suatu kelompok masyarakat
terhadap kelompok masyarakat yang lain dan telah menjadi faktor-faktor
yang memacu perkembangan pemerintahan yaitu penguasaan oleh suatu
pemerintah atau negara. Pemerintahan di zaman purba ditandai oleh
banyaknya sistem pemerintahan dan sistem yang lebih dikenal adalah polis
Yunani. Selain polis Yunani, kerajaan Inka yang berdiri antara tahun 1200-
1500 Masehi telah memiliki sistem pemerintahan yang despotisme yaitu
suatu bentuk pemerintahan yang ditandai oleh kekuasaan sewenang-wenang
dan tak terbatas dari pihak penguasa.
Di zaman baru sekalipun pemerintahan tidak menjadi jelas setelah
runtuhnya polis Yunani serta konflik antara Paus dan Raja berkepanjangan
namun pada akhir abad pertengahan muncul pemerintahan di zaman baru
dengan pengalaman perjalanan sejarah yang panjang dari masing-masing
24

negara sehingga lahirlah konsep tentang adanya kemandirian serta kekuatan


pemerintahan.
Di Amerika Serikat ilmu pemerintahan berkembang sebagai suatu
bidang otonom yang dipelopori oleh Profesor Wodroow Wilson (kemudian
menjadi Presiden Amerika Serikat). Ia menganjurkan adanya studi khusus
tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas
pemerintah yang berhasilguna dan berdayaguna. Ilmu pemerintahan
dipengaruhi oleh ilmu-ilmu humaniora (sosiologi, psikologi, psikologi-
sosial, antropologi, ekonomi, politikologi). Dan ditandai dengan penanganan
antar disiplin, dengan pendayagunaan dari teori-teori, istilah-istilah serta
metode-metode dari semua ilmu tadi, selain dipercaya dengan filsafat.
Lahirlah sebuah teori pemerintahan liberal dari John Locke pada
tahun 1690 yaitu ajaran tentang pemerintahan demokrasi modern. John Locke
memandang kekuasaan legislatif sebagai yang tertinggi dan eksekutif berada
di bawahnya. Dia mengatakan bahwa kekuasaan pemerintahan mesti dibatasi
oleh kewajiban menunjang hak-hak azasi manusia antara lain: hak atas
keselamatan pribadi, hak kemerdekaan dan hak milik.
Sementara itu di Inggris pada sekitar tahun 1700 berdirilah
pemerintahan monarki parlementer di mana kedaulatan negara berada di
tangan perwakilan rakyat dan pemerintah bertanggung jawab kepada rakyat.
Revolusi Amerika pada tahun 1776 dan Revolusi Perancis pada tahun
1789 mempercepat proses demokratisasi dan pengakuan terhadap hak-hak
azasi manusia. Terhadap itu semua muncul lagi reaksi konservatisme
terutama dari Burke dan Hegel. Birokrasi lahir di istana raja dan merupakan
perwujudan dari orang-orang kepercayaan yang memerintah bersama raja
yang diberikan pembagian tugas satu sama lain didasarkan pada selera
pribadi dan tradisi. Pemerintahan di Indonesia berawal dengan suatu
pembentukan pemerintahan swasta pada tahun 1602 oleh Belanda yang
bernama VOC terutama di pulau Jawa lebih dikenal dengan Kompeni. VOC
25

kemudian runtuh pada tahun 1795 dan didirikanlah pemerintahan Hindia


Belanda dengan Gubernur Jenderal yang pertama adalah Deandels. Sejarah
modern ilmu pemerintahan dan politik berawal dalam abad ke-19.
Pemerintahan negara berkembang menjadi suatu pemerintahan yang
memberikan pelayanan dan pemeliharaan terhadap para warganya.
Pemerintah lebih banyak mengurusi kesejahteraan dan penghidupan,
pendidikan dan perawatan kesehatan serta kesempatan kerja dan tunjangan
sosial atau jaminan hidup bagi warga yang menganggur.

2. Sejarah ketatanegaraan di Indonesia

Periode Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945


Dalam rangka persiapan kemerdekaan Indonesia maka dibentuk BPUPKI,
yang telah berhasil membuat Rancangan Dasar Negara pada tanggal 25 Mei s.d. 1
Juni 1945 dan Rancangan UU Dasar pada tanggal 10 Juli s.d. 17 Juli 1945. Pada
tanggal 11 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan dan dibentuk PPKI yang
melanjutkan upaya-upaya yang telah dilakukan oleh BPUPKI dan berhasil
membuat UUD 1945 yang mulai diberlakukan tanggal 18 Agustus 1945. Setelah
Proklamasi Kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945, maka hal-hal yang
dilakukan adalah :
 Menetapkan UUD Negara RI pada tanggal 17 Agustus 1945
 Menetapkan Soekarno-Hatta sebagai Presiden dan Wakil
Presiden.
 Pembentukan Departemen-Departemen oleh Presiden.
 Pengangkatan anggota Komite Nasional Indonesi Pusat (KNIP)
oleh Presiden
Sistem pemerintahan negara menurut Undang-Undang Dasar 1945 adalah
Sistem Pemerintahan Presidensial (Sistem Kabinet Presidensial), yang
bertanggung jawab terhadap jalannya pemerintahan adalah Presiden. Menteri-
26

menteri sebagai pembantu Presiden dan bertanggung jawab kepada Presiden.


Presiden adalah Mandataris Majelis Permusyawaratan Rakyat dan bertanggung
jawab kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat.
Dalam kurun waktu berlakunya Undang-Undang Dasar 1945 telah terjadi
"perubahan praktik ketatanegaraan" Republik Indonesia tanpa mengubah
ketentuan Undang-Undang Dasar 1945. Perubahan tersebut ialah dengan keluarnya
Maklumat Wakil Presiden tanggal 16 Oktober 1945 dan Maklumat Pemerintah
tanggal 14 November 1945. Dengan keluarnya Maklumat Pemerintah tanggal 14
November 1945 tersebut terjadi perubahan dari sistem pemerintahan Presidensial
(Sistem Kabinet Presidensial) menjadi sistem pemerintahan Parlementer (Sistem
Kabinet Parlementer).
Sehingga dengan Maklumat-maklumat tersebut menimbulkan persoalan
dalam pelaksanaan pemerintahan mengenai system pemerintahan dimana menurut
Pasal 4 UUD 45 ditegaskan bahwa “Presiden memegang kekuasaan pemerintahan
dan Pasal 17 menetapka bahwa “ Menteri Negara diangkat dan diberhentikan oleh
Presiden dan bertanggung jawab kepada Presiden, system pemerintahan menurut
UUD 1945 adalah Sistem Presidentil. Sedangkan menurut Maklumat Pemerintah
meletakana pertanggungjawaban Kabinet kepada KNIP yang merupakan ciri dari
system Parlementer.

Periode Konstitusi RIS 27 Desember 1945 s.d. 17 Agustus 1950.


Setelah Indonesia merdeka, ternyata Belanda masih merasa/ ingin berkuasa
di RI, sehingga sering terjadi konflik antara RI & Belanda, sehingga dilakukanlah
beberapa kali perudingan, perundingan terakhir adalahKonfrensi Meja Bundar
(KMB) pada tanggal 23 Agustus 1949 yang menghasilkan kesepakatan antara lain
:
 Mendirikan Negara Indoneis serikat
 Penyerahan kedaulatan kepada RIS
 Mendirikan UNI antara RIS dengan kerajaan Belanda.
27

 Atas dasar KMB maka pada tanggal 27 Desember 1949


dibentuklah Negara RIS
Periode 17 agustus 1950 s.d. 5 Juli 1959
Pada tanggal 17 Agustus 1950 Indonesia resmi kebali menjadi Negara
Kesatuan RI berdasarkan UUDS tahun 1950, yang pada dasarnya merupakan
Konstitusi RIS yang sudah diubah. Walaupun sudah kembali kepada bentuk
Negara kesatuan, namun perbedaan antara daerah yang satu dengan daerah yang
lain masih terasa, adanya ketidakpuasan, adanya menyesal dan ada pula yang setuju
yang pada akhirnya timbul pemberontakan separatisme.
Pada waktu berlakunya Undang-Undang Dasar Sementara
penyelenggaraan pemerintahan negara menganut sistem pemerintahan Kabinet
Parlementer (Sistem Pertanggungjawaban Menteri). Sistem Kabinet Parlementer
pada masa berlakunya Konstitusi Republik Indonesia Serikat belum berjalan
sebagaimana mestinya, sebab belum terbentuk Dewan Perwakilan Rakyat hasil
pemilihan umum, sedangkan pada waktu berlakunya Undang-Undang Dasar
Sementara, Sistem Kabinet Parlementer baru berjalan sebagaimana mestinya,
setelah terbentuk Dewan Perwakilan Rakyat/ Badan Konstituante berdasarkan
pemilihan umum tahun 1955. Tugas Badan Konstituante adalah menyusun UUD
untuk menggantikan UUDS 1950. Namun Badan kostituante gagal merumuskan/
menyusun UUD, sehingga pada 5 Juli 1959 Presiden Soekarno mengeluarkan
Dekrit Presiden, yang menyatakan membubarkan Badan Konstituante dan
memberlakukan kembali UUD 1945 sebagai UUD Negara RI.

Periode 5 Juli 1959 s.d. 11 maret 1966 (Masa Orde Lama/Demokrasi


Terpimpin)
Sejak Dekrit Presiden 5 Juli 1959, sistem pemerintahan Negara yang dianut
kembali berdasar pada Undang-Undang Dasar 1945, yakni berdasar pada sistem
pemerintahan Presidensial. Sistem pemerintahan berdasar Undang-Undang Dasar
Masa Orde Lama/Demokrasi Terpimpin (5 Juli 1959 - 11 Maret 1966),
dalam praktik sistem pemerintahan Negara Presidensial belum sesuai dengan
28

ketentuan-ketentuan dalam Undang-Undang Dasar 1945. Sistem pemerintahan


Presidensial dijalankan dengan berdasar Demokrasi Terpimpin, semua kebijakan
atas kehendak atau didominasi oleh Pemimpin sehingga terjadi penyimpangan-
penyimpangan atau Penyelewengan-penyelewengan terhadap Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 yang dilakukan Pemimpin dalam hal ini oleh
Presiden.
Sehingga banyak menimbulkan kekacauan social budaya dan tidak stabilnya
politik dan hukum ketata negaraan Indonesia yang kemudian dikeluarkannya Surat
Perintah dari Presiden Soekarno kepada Letnan Jenderal Soeharto yaitu Surat
Perintah 11 Maret 1966 (SUPERSEMAR), untuk mengambil segala tindakan
dalam menjamin keamanan dan ketentraman masyarakat serta stabilitas jalannya
pemerintahan (menjalankan tugas presiden).

Periode 11 Maret 1966 - 21 Mei 1998 (Masa Orde Baru/ Demokrasi Pancasila)
Atas dasar Surat Perintah 11 Maret 1966 (SUPERSEMAR), merupakan
akar awal jatuhnya Presiden Soekarno dan tampak kekuasaan Negara dipegang
oleh Jenderal Soeharto. Masa Orde Baru/Demokrasi Pancasila (11 Maret 1966 - 21
Mei 1998), penyelenggaraan pemerintahan negara dengan sistem pemerintahan
Presidensial dengan berdasar pada Demokrasi Pancasila pada awal pemerintahan
Orde Baru mengadakan koreksi total atas penyimpangan-penyimpangan yang
dilakukan pada masa Orde Lama. Dengan demikian, sistem pemerintahan
presidensial sudah dilaksanakan sesuai ketentuan Undang-Undang Dasar 1945,
tetapi dalam praktiknya Presiden Soeharto selama berkuasa kurang lebih 32 tahun
cenderung melakukan KKN. Sehingga pada tahun1998 terjadi gejolak yang sangat
luar biasa dari masyarakat, yang menuntut mundurnya Soeharto sering disebut
gerakan reformasi, yang kemudian memaksa Presiden Soeharto turun dari
jabatannya, dan akhirnya pada tanggal 21 Mei 1998 Soeharto menyatakan berhenti
sebagai Presiden, dan melimpahkan kepada Wakil Presiden, yakni B. J. Habibie
sebagai Presiden Baru.
29

Masa Reformasi
Masa Orde Reformasi (21 Mei 1998 sampai sekarang), penyelenggaraan
pemerintahan masih tetap berlandaskan Undang-Undang Dasar 1945, yakni
menganut sistem pemerintahan presidensial. Namun, dalam pelaksanaannya
dilakukan secara kristis (reformis) artinya peraturan perundangan yang tidak
berjiwa reformis diubah/diganti. Sistem Presidensial ini lebih dipertegas di dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sesudah
Perubahan. Di samping itu, dianut sistem pemisahan cabang-cabang kekuasaan
negara yang utama dengan prinsip checks and balances.

G. HAK ASASI MANUSIA (HAM)


Istilah hak-hak asasi manusia merupakan terjemahan dari istilah droits
de I’home dalam bahasa prancis yang berarti ‘’hak asasi manusia’’ atau dalam
bahasa inggris disebut human right. Menurut Jack Donelly hak asasi manusia
adalah hak yang dimiliki oleh manusia , bersifat universal , merata dan tidak
dapat dialihkan. Hak asasi manusia juga dapat diartikan sebagai hak yang
melekat pada diri manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup
dan tidak dapat di ganggu gugat oleh siapapun. Sedangkan menurut Undang-
Undang no.39 tahun 1999 tentang HAM ,hak asasi manusia adalah seperangkat
hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati dan
dilindungi oleh Negara hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan
dan perlindungan harkat dan martabat manusia. Dasar-dasar HAM tertuang
dalam deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat (Declaration of Independence
of USA) dan tercantum dalam UUD 1945 Republik Indonesia , seperti pada
pasal 27 ayat 1, pasal 28 a sampai j, pasal 29 ayat 2, dan pasal 31 ayat 1.

Macam-Macam Hak Asasi Manusia


30

Macam-macam Hak Asasi Manusia menurut rumusan yang tertulis dalam


piagam hak asasi manusia sedunia (Universal declaration of Human Rights)
yang ditetapkan PBB pada 10 Desember 1948 meliputi :
a) Hak-hak Sipil dan Politik,Antara lain :
 Hak atas hidup kebebasan dan keamanan dirinya.
 Hak atas kesamaan dimuka badan-badan peradilan
 Hak atas kebebasan berfikir dan mempunyai agama
 Hak untuk mempunyai pendapat tanpa mengalami gangguan
 Hak atas berkumpul secara damai
 Hak untuk berserikat
b) Hak-hak ekonomi social dan budaya , mencakup:
 Hak atas pekerjaan
 Hak untuk membentuk serikat kerja
 Hak untuk pension
 Hak atas kehidupan yang layak bagi diri serta keluarganya,
termasuk makanan, minuman, pakaian dan perumahan yang
layak.
 Hak atas pendidikan
c) Secara umum ,hak asasi manusia dapat dikelompokkan menjadi 6
macam:
Hak asasi pribadi(personal right)
 Hak mengeluarkan pendapat
 Hak menikah
 Hak untuk memeluk agama
 Hak kebebasan untuk bergerak

Hak asasi politik(political right)


 Hak mendirikan,menjadi anggota dan simpatisan parpol
 Hak ikut pemilu dan kampanye dalam pemilu
31

 Hak ikut berpartisipasi dalam pembentukan kebijakan umum

Hak asasi ekonomi (property right)


 Hak mendirikan koperasi
 Hak menjual,membeli dan menyimpan uang
 Hak untuk mendirikan badan usaha swasta
 Hak mengadakan transaksi bisnis

Hak mendapatkan persamaan hukum dan pemerintahan (right of legal


equality):
 Hak untuk menjadi pejabat
 Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hokum
 Hak perlindungan hukum

Hak social budaya (social and cultural right):


 Hak mendapatkan pendidikan
 Hak menikmati hasil kebudayaan
 Hak untuk mengembangkan kebudayaan
 Hak untuk mendapatkan kehidupan yang layak
Hak untuk mendapatkan prosedur hukum yang benar(Procedural right)
 hak untuk mendapatkan prosedur hukum yang benar dalam
penahanan, penangkapan, penggeledahan dan razia.
 hak untuk mendapatkan prosedur yang benar dalam proses
peradilan

Hak Asasi Manusia dalam Pancasila


Hak Asasi Manusia di Indonesia bersumber pada pancasila.Hal
tersebut memiliki arti bahwa Hak Asasi Manusia mendapat jaminan
kuat dari falsafah bangsa,yakni pancasila. karena selain pancasila
sebagai sumber dari segala sumber hukum, pancasila sekaligus sebagai
32

segala sumber hak-hak asasi manisia.Bagi bangsa Indonesia,


melaksanakan hak asasi manusia bukan berarti melaksanakan dengan
sebebas-bebasnya, melainkan harus memperhatikan ketentuan-
ketentuan yang tergantung dalam pandangan hidup bangsa Indonesia,
yaitu Pancasila.
Berikut ini adalah keterkaitan Hak Asasi Manusia dengan
pancasila.
1. Hak asasi manusia menurut Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Mengandung pengakuan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,serta
mengandung makna bahwa setiap waga Negara mempunyai Hak untuk
bebas memeluk agama dan kepercayaan masing-masing
2. Hak asasi manusia menurut Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Mengandung makna bahwa pengakuan untuk menempatkan hak setiap
warga negara pada kedudukan yang sama dalam hukum serta memiliki
kewajiban dan hak-hak yang sama patkan jaminan dan perlindungan
undang-undang.Inti dari sila kedua ini mengamanatkan adanya
persamaan derajat.
3. Hak asasi manusia menurut Sila Persatuan Indonesia.
Mengandung pengertian bahwa setiap Warga Negara berhak untuk
mempunyai semangat rela berkorban dan menempatkan kepentingan
bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi atau ini sesuai dengan
prinsip HAM dimana hendaknya sesame manusia bergaul satu sama
lainnya dalam semangat persaudaraan.
4. Hak asasi manusia menurut Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
Mengandung pengertian bahwa setiap warga negara harus menghargai
hak setiap warga negara untuk bermusyawarah mufakat yang dilakukan
tanpa adanya tekanan,paksaan,ataupun intervensi yang membelenggu
hak-hak partisipasi masyarakat.
5. Hak asasi manusia menurut Sila Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
33

Mengandung pengertian adanya pengakuan hak milik perorangan dan


dilindungi pemanfaatannya oleh negara serta memberi kesempatan
sebesar-besarnya pada masyarakat untuk tidak membedakan
pembedaan atau diskriminasi antar individu.

Kasus Pelanggaran HAM


Kasus pelanggaran HAM dapat dikategorikan dalam dua jenis,
yaitu :
Kasus pelanggaran HAM yang bersifat berat,meliputi:
· Pembunuhan masal
· Pembunuhan sewenang-wenang atau di luar putusan pengadilan.
· Penyiksaan
· Perbudakan atau diskriminasi yang dilakukan secara sistematis
Kasus pelanggaran HAM yang bersifat biasa,meliputi:
· Pemukulan
· Penganiayaan
· Pencemaran nama baik
· Menghalangi orang untuk mengekspresikan pendapatnya
34

BAB 3 PENUTUP
A. KESIMPULAN
Negara merupakan suatu organisasi di antara sekelompok atau beberapa
kelompok manusia yang secara bersama-sama mendiami suatu wilayah (territorial)
tertentu dengan mengakui adanaya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan
keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang ada di wilayahnya.
Konstitusi diartikan sebagai peraturan yang mengatur suatu negara, baik yang
tertulis maupun tidak tertulis. Konstitusi memuat aturan-aturan pokok (fundamental)
yang menopang berdirinya suatu negara.
Antara negara dan konstitusi mempunyai hubungan yang sangat erat. Karena
melaksanakan konstitusi pada dasarnya juga melaksanakan dasar negara.
Pancasila merupakan filosofische grondslag dan common platforms atau
kalimatun sawa. Pancasila sebagai alat yang digunakan untuk mengesahkan suatu
kekuasaan dan mengakibatkan Pancasila cenderung menjadi idiologi tertutup,
sehingga pancasila bukan sebagai konstitusi melainkan UUD 1945 yang menjadi
konstitusi di Indonesia.

B. SARAN
Kepada para pembaca kami menyarankan agar lebih banyak membaca buku
yang berkaitan dengan Konteks dan Ketatanegaraan Republik Indonesia agar lebih
memahami materi tersebut.
35

DAFTAR PUSTAKA
anonim. 2015. kedudukan pancasila sebagai dasar negara.

septian. 2014. "pancasila sebagai sistem etika." Jurnal septian 1.

wikipedia. 2011. pancasila. makassar.

Anda mungkin juga menyukai