Anda di halaman 1dari 5

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Implementasi dari Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 adalah

bahwasanya pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang dan kesehatan

tersebut setiap individu dijamin dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 yang harus diwujudkan dengan upaya peningkatan derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Depdagri RI, 2009).Dalam

MDGS juga disepakati bahwasanya diupayakan meningkatkan kesehatan Ibu dan

mengurangi kematian anak.

Kenyataannya di Indonesia saat ini tercatat Angka Kematian Bayi (AKB)

masih sangat tinggi yaitu 35% tiap 1.000 kelahiran hidup, itu artinya setiap hari

250 bayi meninggal, dan sekitar 175.000 bayi meninggal sebelum mencapai usia

satu tahun. Melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dipercaya akan membantu

meningkatkan daya tahan tubuh bayi terhadap penyakit-penyakit beresiko

kematian tinggi, misalnya kanker syaraf, leukemia, dan beberapa penyakit

lainnya. Tidak hanya itu, IMD juga dinyatakan menekan Angka Kematian Bayi

(AKB) baru lahir hingga mencapai 22%. Dengan pemberian ASI dalam satu jam

pertama, bayi akan mendapat zat-zat gizi yang penting dan mereka terlindung
2

dari berbagai penyakit berbahaya pada masa yang paling rentan dalam

kehidupannya (Aprilia, 2009).

Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses membiarkan bayi dengan

nalurinya sendiri menyusu dalam 1 jam pertama setelah lahir, bersamaan dengan

kontak kulit (skin to skin contact) antara kulit ibu dengan kulit bayinya

(Sunansari, 2008). Penerapannya IMD itu sendiri belum tersosialisaikan dengan

sempurna di beberapa Rumah Sakit. Di Indonesia pelaksanaan IMD

disosialisasikan pada saat pekan ASI se-Dunia tahun 2007. Angka menyusu dini

di Indonesia masih rendah, survey terakhir menemukan bahwa bayi yang diberi

ASI eksklusif hanya terjadi pada 32% dan total keseluruhan bayi yang

dilahirkan, hal ini lebih rendah dibandingkan hasil survey serupa yaitu 40%

(SDKI 2003 dan SDKI 2007), sedangkan cakupannya secara nasional adalah

70%, dengan demikian promosi pemberian ASI eksklusif bias menjadi kebijakan

yang penting dalam menurunkan angka kematian bayi baru lahir, dan informasi

tentang ini harus ditujukan kepada para pembuat kebijakan, penyedia layanan

dan masyarakat luas.

Bayi yang baru lahir sangat rentan terhadap kematian akibat hipotermi.

Namun 16% kematian akibat hipotermi tersebut dapat dicegah melalui

pemberian ASI sejak hari pertama dilahirkan. Angka ini naik menjadi 22% jika

pemberian ASI dimulai satu jam setelah kelahiran atau dikenal dengan istilah

Inisiasi Menyusui Dini (IMD) (Asep, 2010). Keberhasilan program IMD sangat

dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya factor pengetahuan Ibu, sikap Ibu

dan dukungan petugas (Siregar, 2010).


3

RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau di Pekanbaru adalah Rumah Sakit Tipe

B Pendidikan, merupakan institusi pemerintah Provinsi Riau yang mempunyai

tugas dan fungsi mencakup upaya pelayanan kesehatan perorangan, pusat

rujukan dan Pembina Rumah Sakit Kabupaten/Kota se Provinsi Riau serta

merupakan tempat pendidikan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Riau

dan Institusi Pendidikan Kesehatan lainnya. Rumah Sakit Arifin Achmad

diresmikan pada tahun 1976 dengan nama Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP)

Pekanbaru (Profil RSUD Arifin Achmad Pekanbaru).

Pelaksanaan IMD di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru dapat dilaksanakan di

2 (dua) ruangan yaitu ruangan rawatan dan ruangan bersalin IGD.

Ruanganbersalin IGD RSUD Arifin Achmad mempunyai tenaga kesehatan

sebanyak 15 orang yang terdiri dari dokter jaga dan bidan. Ruangan tersebut

menyatu dengan 3 (tiga) ruangan lainnya yang juga berada di IGD RSUD Arifin

Achmad Pekanbaru. Jumlah tempat tidur untuk ruangan bersalin di IGD tersebut

adalah 3 (tiga) buah. Pelaksanaan IMD menurut keterangan petugas kesehatan di

Ruangan bersalin IGD tidak dapat diterapkan sepenuhnya, karena kondisi

ruangan kecil, batasan tempat tidur satu dan lainnya hanya dengan tirai,

pertimbangan kebersihan ruangan serta mobilisasi pasien yang cepat sehingga

tidak memungkinkan keluarga untuk masuk ke dalam ruangan ini. Data tahun

2011 dengan angka persalinan spontan sebanyak 1.427 orang menyebutkan

hanya 25% ibu post partum normal yang kondisi bayinya sehat yang dapat

dilakukan IMD, sementara tahun 2012 dengan angka persalinan spontan sebesar
4

1.670 meningkat sedikit yaitu menjadi 34%, namun cakupan ini masih rendah

dari yang diharapkan.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwasanya perlu diteliti

tentang “Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Keberhasilan

Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Ruangan Bersalin Instalasi

Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru”.

B. Rumusan Masalah

Ruangan bersalin IGD RSUD Arifin Achmad Pekanbaru merupakan salah

satu ruangan yang juga melayani pasien dengan kasus kebidanan, termasuk

melayani pasien yang melahirkan. Program IMD yang digalakkan penerapannya

sejak tahun 2007 sampai sekarang di Indonesia termasuk di RSUD Arifin

Achmad Pekanbaru.

Namun tampaknya belum menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hal ini

terlihat dari data 2 (dua) tahun terakhir, dimana tahun 2011 dengan angka

persalinan spontan sebanyak 1.427 orang menyebutkan hanya 25% ibu post

partum normal yang kondisi bayinya sehat yang dapat dilakukan IMD, sementara

tahun 2012 dengan angka persalinan spontan sebesar 1.670 meningkat

sedikityaitumenjadi 34%, namun cakupan ini masih rendah dari yang

diharapkan.Berdasarkan informasi dalam latar belakang, maka perumusan

masalah penelitian adalah“ Faktor-Faktor Apa Saja yang Berhubungan dengan

Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Ruangan Bersalin Instalasi Gawat

Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru?”


5

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan keberhasilan

pelaksanaan IMD di ruangan bersalin IGD RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.

2. TujuanKhusus

a. Diketahui hubungan pengetahuan Ibu dengan keberhasilan pelaksanaan

IMD di ruangan bersalin IGD RSUD ArifinAchmad Pekanbaru.

b. Diketahui hubungan sikap Ibu dengan keberhasilan pelaksanaan IMD di

ruangan bersalin IGD RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.

c. Diketahui hubungan dukungan petugas kesehatan dengan keb erhasilan

pelaksanaan IMD di ruangan bersalin IGD RSUD Arifin Achmad

Pekanbaru.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi responden

Menambah pengetahuan dan pemahaman responden tentang pelaksanaan

IMD dan manfaat dari pelaksanaan IMD tersebut terhadap kesehatan Ibu.

2. Bagi RSUD Arifin Achmad Pekanbaru

Mendapatkan informasi dalam rangka meningkatkan cakupan pelaksanaan

IMD di ruangan bersalin IGD RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Mendapatkan informasi dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan dan

perencanaan penelitian lebih lanjut untuk mensukseskan pelaksanaan

program IMD di RSUD Arifin Achmad P ekanbaru.

Anda mungkin juga menyukai