Anda di halaman 1dari 8

www.oseanografi.lipi.go.

id

Oseana, Volume XII, Nomor 2 : 52 - 59, 1987 ISSN 0216-1877

ALIRAN ENERGI PADA EKOSISTEM MANGROVE

oleh

Soeroyo 1)

ABSTRACT

ENERGY FLOW IN THE MANGROVE ECOSYSTEM. The flow of energy in


mangrove forest, which is originated from photosynthetic process, proved to be
specific chain for mangrove forest Litter fall forms one of the component in tiie
chain which contribute food sources for the surrounding organisms. The following
process is decompotion which terminate by producing nutrient that can be reutilized
by the mangrove plants. The rate and amount of litter fall is influenced by climate,
elevation, fertility and humidity of soil, density and basal area of plants, season,
annual variations and age of the plants. Whilst, the decomposition rate is influenced
by climate, quality of sources and activity of decomposing organisms.

PENDAHULUAN Aliran energi yang terdapat pada ekosis-


tem mangrove dipengaruhi oleh beberapa
Mangrove merupakan hutan pantai yang faktor fisik seperti sungai-sungai, pasang
tumbuh di daerah tropis dan subtropis. surut, aliran laut dan faktor-faktor biologi
Daerah pertumbuhan mangrove merupakan seperti produksi serasah dari tumbuhan yang
suatu ekosistem yang spesifik, hal ini di- jatuh dan dekomposisi, serta semua mekanis-
sebabkan adanya proses kehidupan biota me yang mengatur kecepatan pemasukan,
(flora dan fauna) yang saling berkaitan, baik pengeluaran dan penyimpanan material orga-
yang terdapat di daratan maupun di lautan nik dan anorganik. Faktor fisik ini membawa-
(MARTOSUBROTO 1978). Mata rantai ma- nutrien dan mineral-mineral ke dalam ling-
kanan yang terdapat pada ekosistem mang- kungan mangrove yang secara aktif diabsor-
rove ini tidak terputus. Bunga, ranting dan bsi oleh akar-akar dekat permukaan substrat
daun mangrove yang jatuh ke perairan seba- dan juga oleh mikroflora dan mikrofauna.
gian akan tenggelam atau terapung di perair- Mangrove seperti tumbuhan lainnya mem-
an tersebut dan sebagian lagi akan terbawa butuhkan nutrien dan mineral untuk per-
oleh arus laut ke daerah lain. Menurut pene- tumbuhan. Secara umum arti dari pergerak-
litian di Florida, Amerika Serikat, serasah an dan perpindahan materi dan energi dalam
(bunga, ranting, daun) yang dihasilkan oleh ekosistem mangrove yaitu mangrove meng-
pohon-pohon mangrove merupakan landasan gunakan materi anorganik yang masuk ke
penting bagi produksi ikan di muara sungai lingkungan mangrove dan mengeluarkan ma-
dan daerah pantai. Zat organik yang ber- terial organik dalam bentuk runtuhan tum-
asal dari penguraian serasah hutan mang- buhan (daun, bunga, ranting, dan lain-
rove ikut menentukan kehidupan ikan dan lain) yang dapat menyokong rantai makanan
invertebrata di sekitar tersebut. dekat pantai.

1). Balai Penelitian Biologi Laut, Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi—LIPI, Jakarta.

52

Oseana, Volume XII No. 2, 1987


www.oseanografi.lipi.go.id

Menurut hasil penelitian yang dilakukan kayu dan lain-lain akan gugur dan jatuh ke
di Florida, Amerika Serikat, serasah yang dalam perairan. Biomassa ini akan diurai-
berada di perairan sekitar hutan mangrove kan oleh mikroorganisme menjadi zat orga-
umumnya berasal dari pohon-pohon mang- nik yang sangat berguna bagi organisme
rove. Sebagian besar dari serasah ini akan perairan. Oleh karena itu mangrove merupa-
terlarut dalam air sebagai material halus, kan salah satu penyumbang zat organik yang
sehingga sekitar 35% — 60% dari semua un- banyak bagi perairan di sekitarnya.
sur hara yang terlarut dalam air di perairan Mangrove dapat memberikan sumbangan
dekat pantai diperkirakan berasal dari pohon zat organik yang banyak terhadap konsumen
mangrove. Hal ini memang belum dapat karena produktivitasnya yang tinggi. Nilai
dibuktikan secara pasti. Walaupun luas produktivitas hutan mangrove ini diperkira-
perairan pantai hanya sekitar 10% dari luas kan 20 kali lebih tinggi dari nilai produktivi-
lautan, namun para ahli berpendapat bahwa tas laut bebas dan sekitar 5 kali lebih tinggi
90% dari produktivitas lautan. terdapat di dari nilai produktivitas perairan pantai.
perairan pantai. Sedangkan setengah dari Gambar 1 menunjukkan bahwa dari delapan
luas lautan hanya memiliki produktivitas ekosistem alam, hanya dua ekosistem yang
sebesar 0,1%’ Beberapa penelitian yang mempunyai nilai produktivitas lebih tinggi
pernah dilakukan dalam suatu hutan mang- dari nilai produktivitas mangrove yaitu eko-
rove di Florida tersebut memberikan petun- sistem hutan hujan tropis (6000 g material
juk betapa pentingnya serasah yang di- organik kering/m2/tahun) dan ekosistem te-
hasilkan oleh pohon-pohon mangrove seba- rumbu karang (4900 g material organik
gai landasan bagi produksi ikan di muara kering/m2/tahun). Mangrove di daerah tropis
sungai dan daerah pantai. Studi lain me- terutama yang berdekatan dengan sungai-
nunjukkan bahwa 80% dari ikan-ikan sungai, merupakan suatu daerah yang mem-
komersial yang tertangkap di beberapa punyai nilai produktivitas sangat tinggi.
perairan pantai, ternyata berhubungan erat Hal ini disebabkan jenis-jenis Rhizophora
dengan rantai makanan yang terdapat dalam dapat hidup dan berkembang biak dengan
ekosistem mangrove. Selanjutnya diperkira- baik di daerah tersebut. Secara umum besar-
kan bahwa 70% dari siklus hidup udang dan nya produktivitas itu berkisar antara 2500 g
ikan-ikan yang tertangkap di daerah estuaria — 3600 g bahan organik kering per m 2
berada di daerah mangrove. Sebagai contoh per tahun (LEAR & TURNER 1977). Da-
udang pada stadium juvenil juga terdapat lam lingkungan mangrove yang menjadi
di daerah estuaria, sedangkan Metapenaeus produser bahan organik tidak hanya pohon
bennetae menghabiskan seluruh hidupnya di mangrove itu sendiri, tetapi juga meliputi
daerah estuaria. epifit yang terdapat di akar-akar dan batang
mangrove, permukaan tanah serta fitoplank-
ENERGI DALAM EKOSISTEM ton yang berada dalam perairan. Semua
MANGORVE produsen ini menyumbangkan materi orga-
nik atau reruntuhan tumbuhan. Materi-
Seperti tumbuhan yang berklorofil lain- materi organik ini merupakan bahan makan-
nya, mangrove juga dapat mengadakan an dasar yang tersedia bagi konsumen yang
fotosintesis dengan bantuan energi yang hidup dalam lingkungan mangrove.
berasal dari cahaya matahari. Dalam fotosin- Bagian terbesar dari reruntuhan mangrove
tesis tersebut zat anorganik dirubah menjadi merupakan bahan yang pokok untuk tempat
zat organik. Zat organik ini sangat berguna berkumpulnya bakteri dan jamur. Kemudian
untuk pertumbuhan dan pembesaran bio- bahan-bahan tersebut mengalami penguraian
massa tumbuhan. Sebagian biomassa yang yang merupakan mata rantai makanan dari
berupa daun, bunga, buah, ranting, kulit hewan-hewan laut. Bagian-bagian partikel

53

Oseana, Volume XII No. 2, 1987


www.oseanografi.lipi.go.id

daun yang kaya akan protein ini dirombak moluska dan krustasea kecil. Selama perom-
oleh koloni-koloni bakteri dan seterusnya bakan ini substansi organik terlarut yang ber-
dimakan oleh ikan-ikan kecil. Perombakan asal dari reruntuhan mangrove sebagian dile-
partikel daun ini akan berlanjut terus sampai pas sebagai mated yang berguna bagi fito-
menjadi partikel-partikel yang berukuran plankton dan sebagian lagi diabsorbsi oleh
sangat kecil (detritus) dan akhirnya dimakan partikel sedimen yang menyokong rantai
oleh hewan-hewan pemakan detritus, seperti makanan (Gambar 2).

Gambar 1. Produktivitas netto dari ekosistem alam (LEAR & TURNER 1977).

Keterangan : 1. Laut terbuka


2. Perairan pantai yang kaya
3. Hutan iklim sedang
4. Padang rumput
5. Hutan hujan
6. Komunitas rumput laut
7. Mangrove daerah tropis
8. Terumbu karang

54

Oseana, Volume XII No. 2, 1987


www.oseanografi.lipi.go.id

Gambar 2. Sumbangan material mangrove terhadap rantai makanan di estuaria


( LEAR & TURNER 1977 ).

55

Oseana, Volume XII No. 2, 1987


www.oseanografi.lipi.go.id

FAKTOR-FAKTOR YANG MEM- kualitas smnber. Pada umumnya daun


PENGARUHI LAJU GUGUR SERASAH mempunyai kualitas sumber yang lebih
DAN PROSES PENGURAIANNYA tinggi dari pada ranting dan bahan kayu
lainnya, dan penghancurannya juga lebih
Penguraian reruntuhan mangrove dalam cepat dari pada ranting dan bahan kayu
perairan pantai menghasilkan nutrien seperti tersebut. Komponen-komponen kualitas
nitrogen organik dan senyawa fosfat. Di Vic- sumber serasah sangat dipengaruhi oleh
toria, Australia materi yang berasal dari aktivitas dan jenis organisme pengurai
mangrove api-api (Avicennia marina) ter- serta faktor lingkungan. Sebagai contoh
nyata sangat kaya akan nutrien tersebut, di sini adalah kayu yang umumnya susah
terutama senyawa fosfat. Peranan mangrove mengalami penguraian di suatu tempat,
begitu aktif dan penting dalam memainkan akan mengalami proses penguraian yang
daur nutrien. Hal ini telah ditunjukkan da- lebih cepat bila di tempat itu terdapat
lam penelitian di Western Port Bay, daun- aktivitas rayap.
daun yang jatuh dan juga akar-akar selama 3. Faktor iklim. Iklim merupakan faktor
satu tahun mempunyai kadar nitrogen seba- flsik lingkungan, yang terpenting di
nyak empat kali lipat dan fosfat setengahnya antaranya adalah faktor temperatur dan
dari kadar nitrat dan fosfat dalam perairan kelembaban tanah. Kelembaban tanah
di pantai itu sendiri. Sedangkan penguraian merupakan faktor terbesar yang menye-
serasah mangrove menurut SWIFT et al. babkan variasi daerah di dalam kegiatan
(1979), dipengaruhi oleh beberapa faktor pengurai. Dalam penelitian MEENTEME-
yaitu : YER (dalam CRAAC 1964), menunjuk-
1. Alam dan komunitas pengurai (binatang kan bahwa terdapat hubungan yang
dan mikroorganisme), antara lain fungsi, nyata antara serasah di hutan beriklim
bakteri dari binatang-bintang invertebrata. sedang dan di daerah tropis. Di daerah
Gabungan dari aksi biota ini dalam proses tropis dengan tingkat evaporasi 1500
penguraian serasah merupakan suatu mata mm laju penguraian serasah menjadi lima
rantai yang rumit sehingga sulit untuk di- kali lebih cepat dibandingkan dengan
telusuri. Tetapi secara sederhana dapat di daerah sedang. Sedang PROCTOR
dikatakan bahwa hilangnya serasah dari (1983) menyatakan bahwa umumnya
dasar hutan itu terutama disebabkan oleh serasah terkumpul pada musim kering
kegiatan binatang dan sifat alam itu sen dan membusuk pada musim hujan.
diri. Hasil penelitian BROTONEGORO &
ABDULKADIR (1978), menunjukkan Laju penguraian dari semua materi di-
bahwa penguraian seluruh daerah mang pengaruhi oleh faktor alam dan komunitas
rove di Pulau Rambut memerlukan waktu pengurai, kualitas sumber dan iklim, meski-
sekitar 97 hari. pun kepentingannya dapat bervariasi dari
2. Kualitas sumber. Kecepatan penguraian satu tempat ke tempat lainnya dan dari
serasah tergantung dari jenis serasah yang sumber yarig satu ke sumber yang lain (daun,
merupakan makanan bagi biota pengurai. kayu, bunga dan lain-lain). Variasi-variasi ini
Ketahanan serasah terhadap penguraian saling berinteraksi, tetapi mungkin diperki-
mungkin ditentukan oleh satu atau lebih rakan mempunysi satu struktur hirarkhi da-
sifat-sifat dasar serasah seperti kekerasan, lam hal mana mereka saling mempengaruhi
banyaknya kandungan lignin, banyaknya satu sama lainnya. Dalam urutannya dapat
zat hara campuran dari tumbuhan itu sen digambarkan sebagai berikut, iklim makro
diri, dan ukuran dari massa dan partikel- (keadaan satu meter dari tanah ke atas)
nya, yang mana semua ini tercakup dalam mempengaruhi iklim mikro (keadaan pada

56

Oseana, Volume XII No. 2, 1987


www.oseanografi.lipi.go.id

permukaan tanah sampai tinggi satu meter). serasah di setiap tempat tidaklah sama.
Iklim mikro dapat mempengaruhi kualitas Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
sumber dan kualitas sumber dapat mem- gugur serasah adalah sebagai berikut :
pengaruhi pengurai. 1. Iklim
Penelitian mengenai banyaknya gugur Menurut CRACC (1964) pengaruh utama
serasah dan penguraian serasah mangrove di iklim mengenai serasah yang jatuh dapat di-
Indonesia masih sedikit sekali dilakukan. ketahui dari beberapa data yang berdasarkan
Baru BROTONEGORO & ABDULKADIR mintakat iklim. Sebagai contoh hutan
(1978) mengadakan penelitian gugur serasah Erectic Alpine, di daerah kutub utara
dan penguraiannya di Pulau Rambut. Hasil memproduksi serasah sebanyak 1 ton per
penelitian ini menunjukkan bahwa banyak- hektar per tahun, hutan di daerah dingin
nya daun-daun yang jatuh di dasar hutan 3,5 ton per tahun dan daerah sedang atau
mangrove seluas satu meter persegi setiap subtropis sebanyak 5,5 ton per tahun.
hari berkisar antara 1,5 — 4,06 g berat kering Sedangkan hutan di daerah katulistiwa atau
atau rata-rata 2,34 g berat kering. Sedang tropis dapat menghasilkan serasah sebanyak
bagian-bagian lain (ranting, cabang, bunga, 11 ton per hektar per tahun. Dari contoh
buah dan lain-lain) sebanyak 5,75 g berat tersebut dapat diambil perbandingan bahwa
kering per meter persegi per hari. serasah yang didapatkan di Pegunungan
Dari berbagai penelitian mengenai gugur Alpine : daerah dingin : daerah sedang :
serasah nampaknya terdapat perbedaan me- daerah tropis adalah 1 : 3 : 5 : 10. Dari
ngenai hasil yang diperoleh di masing-masing perbandingan ini dapat dikatakan bahwa
tempat (Tabel 1). Perbedaan ini disebabkan semakin ke arah ekuator semakin banyak
faktor-faktor yang mempengaruhi gugur produksi serasah yang dihasilkan.

Tabel 1. Produksi serasah dari berbagai lokasi (GOULTER & ALLAWAY 1979).

Produksi serasah kering


Jenis Lokasi (ton/ha/th) Keterangan
Rhizophora apiculata Phuket I, Thailand (8 °N.) 6,7 Dead leaf production.

R. mangle Puerto Rico (18 °N.) 4,8 Dry organic in litter.


Litter fall.
Mixed mangorve forest Hinchinbrook I Qid. (18 °S.) 3,7-28,1 Total litter production.
Mostly R. mangle Southern Florida U.S.A. (25 °N.) 8,8 Litter fall.
R. mangle and Avicennia Southern Florida U.S.A. (26 °N.) 0,8 - 12,7
nitida (syn. germinans)
Principally R. mangle and Southern Florida U.S.A. (16 °N.) 1,3 - 10,7 Dry organic matter in litter.
R. racemosa
Avicennia nitida Southern Florida.U.S.A. (26 °N.) 4,9 Total leaf fall.
A. nitida Southern Florida U.S .A. (26 °N.) 2,9 Dry organic matter in litter.
A. marina Roseville, N.S.W. (34 °S.) 5,8 Total litter fall.
A. marina Westernport Bay, Vic. (38 °S.) 2,0 Total litter production.

57

Oseana, Volume XII No. 2, 1987


www.oseanografi.lipi.go.id

2. Ketinggian tempat 4. Kelembaban tanah


Menurut ERBERMAYERS (dalam CRA- Pada umumnya produksi serasah akan
CC 1964), Produksi serasah yang terbanyak berkurang dari kondisi lahan yang lembab
didapat dari hutan mangrove yang terletak ke kondisi lahan kering.
pada ketinggian 650 m - 850 m di atas
5. Kerapatan pohon dan bidang dasar
permukaan laut. Pada ketinggian ini kon-
Dalam penelitian mengenai hubungan
disi temperatur dan curah hujan adalah
kerapatan pohon dan produksi serasah,
optimal untuk pertumbuhan hutan. Tem-
MOLLER (dalam CRACC 1964) mengada-
pat yang lebih rendah, curah hujannya sering
kan pengamatan pada jenis Fagus sp., namun
tidak cukup, sedangkan tempat yang lebih
memperoleh hasil yang tidak nyata atau
tinggi umumnya mempunyai temperatur
kecil pengaruhnya terhadap produksi sera-
udara terlalu rendah dan kecepatan anginnya
sah. CROSBY (dalam CRACC 1964) meng-
kencang. Dengan demikian keadaan ini
adakan percobaan mengenai hubungan an-
kurang menguntungkan bagi kehidupan po-
tara gugur serasah dan luas bidang dasar,
hon. pada tanaman percobaan jenis Pinus echi-
3. Kesuburan tanah nata. Hasil pengamatannya menunjukkan
Tanah merupakan habitat yang sangat bahwa pertambahan luas bidang dasar seba-
mempengaruhi keadaan pertumbuhan jenis nyak tiga kali lipat hanya menghasilkan per-
tanaman. Pada umumnya produksi serasah tambahan gugur serasah sebanyak dua kali
akan berkurang dengan menurunnya kesu- lipat per tahun. Selain itu MOLLER (dalam
buran lahan (CRACC 1964). Pada Tabel CRACC 1964), juga mengadakan pengamat-
2 terlihat bahwa pada habitat yang berlain- an mengenai ketipisan tajuk dari jenis Fagus
an, didapatkan serasah yang berbeda pula. sp. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa

Tabel 2. Hasil rata-rata serasah Rhizophora spp. yang didapatkan di Missionary Bay
(DUKE et al. 1981)

58

Oseana, Volume XII No. 2, 1987


www.oseanografi.lipi.go.id

pohon yang mempunyai tajuk lebat dapat simum pada umur 60 tahun - 60 tahun.
memproduksi serasah sebanyak 2 ton per Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
hektar per tahun, pohon yang bertajuk agak umur tegakan akan berpengaruh terhadap
tebal memproduksi serasah 1,9 ton per produksi serasah.
hektar per tahun, sedangkan pohon yang
bertajuk tipis hanya dapat berproduksi
sebanyak 1,7 ton per hektar per tahun.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
semakin tipis tajuk pohon maka produksi DAFTAR PUSTAKA
serasah semakin sedikit.
6. Pengaruh waktu (musim) BROTONEGORO, S dan ABDULKADIR
1978. Penelitian pendahuluan tentang
Musim sangat berpengaruh terhadap ba-
kecepatan gugur daun dan penguraiannya
nyaknya gugur serasah dari jenis tumbuhan
dalam hutan Pulau Rambut. Dalam :
tertentu, tetapi mungkin kurang begitu ber-
Pros. Seminar Ekosistem Mangrove :
pengaruh terhadap jenis lainnya. Untuk
(S. SOEMODIHARDJO, A. NONTJI,
hutan di daerah tropis atau katulistiwa
A. DJAMALI Eds), 81 - 85.
seperti Malaya, Colombia dan Ghana, jum-
CRACC, J.B. 1964. Advances in ecological
lah serasah yang gugur adalah tetap sepan-
research. Academic Press. London, pp.
jang tahun, tetapi ada kecenderungan untuk
105-113.
berkurang pada pengumpulan serasah dalam
DUKE, N.C., J.S. BUNT, and W.T. WIL-
setengah tahun pertama (NYE dalam CRA-
LIAMS 1981. Mangrove litter fall in
CC 1964). Selain itu dilaporkan bahwa gu-
N.E. Australia. I. Annual totals by
gur serasah yang minimum didapatkan pada
component in Selected species. Aust.
musim hujan dan maksimum di musim ke-
J.Bot.29 : 547-553.
ring.
GOULTER. P.F.E. and W.G. ALLAWAY
7. Variasi tahunan 1979. Litter fall and decomposition in
Produksi serasah yang jatuh dari tahun ke mangrove stand, Avicennia marina
tahun berbeda, tetapi hal ini tidak berlaku (Forsk) Vierh, in Middle Harbour Syd-
untuk semua jenis tanaman dan semua dae- ney. Aust. J. Mar. Freshw. Res. 30 :
rah (Tabel 2). 541 — 546.
8. Umur tegakan LEAR, R. and T. TURNER 1977. Mangrove
MOLLER (dalam CRACC 1964) meng- of Australia. University of Queensland
adakan pengamatan terhadap 3 kelompok Press, pp. 45 — 54.
umur hutan yaitu 31 tahun — 60 tahun, MARTOSUBROTO, P. 1978. Sumbangan
61 tahun - 119 tahun dan hutan tua 120 hutan mangrove terhadap perikanan.
tahun — 200 tahun. Masing-masing kelom- Dalam : Pross. Seminar I Ekosistem
pok itu menghasilkan serasah sebesar 2,8 mangrove : (S. SOEMODIHARDJO;
ton per hektar per tahun, 2,7 ton per hektar A. NONTJI; A. DJAMALI eds), 109 -
per tahun dan 2,5 ton per hektar per tahun. 113.
Pengamatan lain menunjukkan bahwa pada PROCTOR, J. 1983. Tropical forest litter
umur 20 tahun Pinus sp. menghasilkan sera- fall. Ecology and management. Blackwell
sah sebesar 2,5 ton per hektar per tahun, Sci. Pub,. Oxford Edinburgh, pp. 267 -
sedang pada umur 100 tahun hanya meng- 273.
hasilkan 1,3 ton per hektar per tahun. SWIFT, M.J. ; O.W. HEAL & J.M. ANDER-
Sedang menurut DENEKEMAN (dalam SON 1979. Decomposition in terrestrial
CRACC 1964) jumlah serasah yang gugur ecosystem. Blackwell Sci. Pub,. Oxford
dari jenis Picea abies akan mencapai mak- Edinburgh. 145-153.

59

Oseana, Volume XII No. 2, 1987

Anda mungkin juga menyukai