Anda di halaman 1dari 36

Dirjen Cipta Karya BPB Gelar Workshop Sesditjen Cipta Karya

Resmikan Ruang Terbuka Rencana Aksi Kota Tinjau Lokasi Gempa


Hijau Kota Tarakan Pusaka 2016 Pidie Aceh
17 22 23 KEMENTERIAN
PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT

Edisi 12/Tahun XIV/Desember 2016 Karya Cipta Infrastruktur Permukiman

PLBN
Tingkatkan
Pertumbuhan Ekonomi
di Perbatasan
LENSA CK • Hari Bakti PUPR ke-71
• Malam Kilas Balik Kementerian PUPR
daftar isi Edisi 124Tahun XIV4Desember 2016

Berita Utama

4 PLBN
Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi
di Perbatasan

liputan khusus
9 Cipta Karya Siap
Mendukung Rekonstruksi
Paska Bencana Gempa di
Pidie Aceh

11 Menteri PUPR Meninjau


Infrastruktur Permukiman
di Kota Pontianak

13 Cipta Karya Komitmen


Wujudkan Permukiman
Layak Huni dan
4
Berkelanjutan

info baru
9
15 Bupati Kutai Timur
Resmikan SPAM IKK Muara
Bengkal

16 Direktur KIP Tinjau Infrastruktur


Bidang Cipta Karya
di Kota Tarakan

18 Ditjen Cipta Karya


Bekali Mahasiswa KKN Tematik
UNAIR Surabaya
15
19 Menteri PUPR Tinjau Kondisi
Infrastruktur Terdampak Bencana
Gempa Aceh
16
20 Kawasan Hijau di Wakatobi Telah
Tertata Tahun 2016

21 Satker PBL Provinsi Sulawesi


Tenggara Bangun Kawasan
Pusaka Benteng Keraton Wolio

inovasi
19
24 Cegah Konflik Sosial Akibat
Sampah dengan Kolaborasi
Antar Pemangku Kepentingan

27 Laporan Konferensi APMCHUD


ke-6, New Delhi - India:
Satu Dekade APMCHUD :
Menguatkan Komitmen New
Urban Agenda Negara Kawasan
Asia Pasifik

PLUS!
lensa ck
• Hari Bakti PUPR ke-71
• Malam Kilas Balik Kementerian
PUPR
23
2
editorial
Menilik Pos yang Mencitrakan
Pelindung
Pelindung
Budi Yuwono P
Sri Hartoyo
Penanggung Jawab
Antonius Budiono
Penanggung
Dewan Redaksi
Susmono,
Dewan
Jawab
Rina Agustin Indriani
Danny Sutjiono,
Redaksi
Indonesia di Mata Dunia
M. Sjukrul
Dwityo Amin, Amwazi
A. Soeranto, AdjarIdrus,
Prajudi, Rina Farida,
Guratno
Dodi Hartono, Tamin
Krispatmadi, MZ. Amin,
Mochammad Natsir Wilayah perbatasan yang memisahkan satu negara dengan negara lain merupakan
Nugroho Tri Utomo
objek vital yang keberadaannya perlu dikelola dan dijaga secara berkesinambungan.
Pemimpin Redaksi
Pemimpin Redaksi
Mardi Parnowiyoto
Dari segi nasionalisme, perbatasan juga merupakan manifestasi utama kedaulatan
Dian Irawati, Sudarwanto wilayah suatu negara. Selain itu, perbatasan suatu negara mempunyai peranan penting
Penyunting dan
Penyunting Penyelaras Naskah
Redaksi dalam pemanfaatan sumber daya alam, serta menjaga keamanan dan keutuhan wi­
T.M. Hasan,
Ardhani Bukhori
P, Indah Raftiarty ER, Astaf Aji Pranaya layah. Penentuan perbatasan negara dalam banyak hal ditentukan oleh proses historis,
Bagian Produksi politik, hukum nasional dan internasional. Dalam konstitusi suatu negara se­ ring
Bagian Produksi
Erwin A. Setyadhi, Djoko Karsono,
Ari Iswanti, Bramanti Nawang Sari, Dewi Savitri,
dicantumkan pula penentuan batas wilayah.
Diana Kusumastuti,
Rizqiah DarmawiasihBernardi Heryawan, Secara umum, perbatasan negara tidak hanya merupakan garis batas yang me­
M. Sundoro, Chandra RP. Situmorang, misahkan sistem hukum yang berlaku antar negara, tetapi juga merupakan contact
Fajar Santoso,
Bagian Ilham Muhargiady,
Administrasi & Distribusi point (titik singgung) struktur kekuatan teritorial nasional dari negara-negara yang
Sri Murni
Fajar Edi K,
Drestha Desrah,
Birawa, Harniati Ulfah berbatasan. Garis batas ini pada dasarnya memiliki dua fungsi, yang pertama adalah
Wardhiana Suryaningrum, R. Julianto,
Bhima Dhananjaya, Djati Waluyo Widodo,
Kontributor
untuk pengaturan administrasi pemerintahan dan penerapan hukum nasional dalam
Indah
Sri Raftiarty,
Murni DanangMadiasworo,
Edi K, Taufan Pidekso rangka kehidupan berbangsa dan bernegara. Kedua, berkaitan dengan hubungan
Edward Abdurrahman, Tanozisochi Lase, internasional, untuk menunjukkan hak-hak dan kewajiban menyangkut perjanjian
Bagian Administrasi & Distribusi
Diana Kusumastuti, Dian Irawati, bilateral, regional, maupun internasional dalam rangka kehidupan berbangsa dan
Luargo, JoniPasaribu,
Marsaulina Santoso,Didiet
Nurfathiah
A. Akhdiat, bernegara.
Nieke Nindyaputri, Prasetyo, M. Sundoro,
Kontributor
Darmawel Umar, Sandhi
Penduduk Indonesia yang tinggal di perbatasan mengalami permasalahan ke­
Dwityo A. Soeranto, HadiEko Bramono,
Sucahyono,
Ade
Nieke Syaiful Rachman,
Nindyaputri, Kusumawardhani,
R. Mulana MP. Sibuea,
hidupan yang kompleks. Di samping secara fisik mereka mereka tinggal terpencil dari
Indah Widyahapsari,
Adjar Prajudi, Bhima
Rina Farida, Dhananjaya,
Didiet A. Akhdiat, Ibu Kota negara di Jakarta, tidak jarang mereka pun tinggal jauh dan terisolir dari ibu
Airyn
RG. EkoSaputri
Djuli S,Harahap, Meinar Th
Dedy Permadi, Manurung
Srimulyatini kota provinsi mereka sendiri. Sebaliknya, mereka berjarak amat dekat dengan negara
Respati, Joerni Makmoerniati, Syamsul Hadi, tetangga. Bahkan, memiliki bahasa, budaya, dan ciri-ciri fisik yang hampir sama dengan
Alamat Redaksi
Hendarko Rudi S, Iwan Dharma S, Rina Agustin,
Jl. Pattimura No. 20, Kebayoran Baru 12110
penduduk di negera tetangga. Namun kesamaan ciri-ciri fisik ini tidak menjamin ada
Handy B. Legowo, Dodi Krispatmadi, kesamaan tingkat kesejahteraan dan strata ekonomi antara warga dua negara yang
Telp/Fax. 021-72796578
Rudi A. Arifin, Endang Setyaningrum, berbatasan. Tidak sedikit WNI di perbatasan hidup serba kekurangan dengan akses
Alex A. Chalik, Djoko Mursito, N. Sardjiono,
terhadap sumber daya ekonomi yang sulit dan terbatas jumlahnya.
Oloan M. Simatupang,
website Hilwan, Kun Hidayat S,
Ketersediaan infrastruktur utama seperti bangunan penunjang, jalan permukiman,
Deddy Sumantri, Halasan Sitompul,
http://ciptakarya.pu.go.id
Sitti Bellafolijani, M. Aulawi Dzin Nun, air minum, dan sanitasi menjadi hal yang mutlak dalam menyokong kehidupan
Ade Syaiful Rahman, Aryananda Sihombing, penduduk sekitar perbatasan. Oleh karena itu, Pemerintah melalui kebijakan prioritas
Agus Achyar, Ratria Anggraini, Dian Suci Hastuti,
twitter RPJMN 2015-2019 mengimplementasikan keterpaduan infrastruktur bidang Cipta
@ditjenck
Emah Sudjimah, Susi MDS Simanjuntak, Karya di kawasan perbatasan dengan membangun 7 Pos Lintas Batas Negara (PLBN)
Didik S. Fuadi, Kusumawardhani, Airyn Saputri, Terpadu (Entikong, Badau, Aruk, Mota’ain, Motamasin, Wini, dan Skouw), sesuai Inpres
Budi Prastowo, Aswin G. Sukahar, Nomor 6 Tahun 2015. Dilanjutkan dengan pembangunan PLBN tahap 2 di 7 kawasan
Wahyu K. Susanto,
instagram Putri Intan Suri,
@ditjenck termaksud, dan pembangunan Pengembangan Infrastruktur Permukiman (PIP) di 9
Siti Aliyah Junaedi
lokasi melalui kegiatan Direktif Presiden tahun 2017.
Alamat Redaksi
facebook Pembangunan kawasan perbatasan merupakan hal yang mutlak dilaksanakan, hal
Jl. PatimuraDitjen Cipta
No. 20, Karya Baru 12110
Kebayoran ini dikarenakan menyangkut masalah kedaulatan dan harga diri negara. Di samping itu,
Telp/Fax. 021-72796578 perbatasan merupakan kawasan yang sangat strategis bagi pertahanan dan keamanan
Email youtube negara, kebijakan pembangunan jangka menengah diarahkan sebagai upaya pe­ngem­
publikasi_djck@yahoo.com
Ditjen Cipta Karya bangan kawasan perbatasan dengan mengubah arah kebijakan pembangunan yang
selama ini cenderung berorientasi inward looking menjadi outward looking. Orientasi
outward looking dimaknai ke dalam upaya untuk memanfaatkan kawasan perbatasan
e-mail
kompuck@gmail.com
sebagai pintu gerbang aktivitas ekonomi dan perdagangan dengan negara tetangga.
Adapun pendekatan pembangunan yang dilakukan selain menggunakan pendekatan
yang bersifat keamanan, diperlukan pendekatan kesejahteraan, lingkungan, termasuk
Cover :
PLBN Entikong, Kalimantan Barat
pemberdayaan masyarakat yang juga merupakan kunci sukses dalam pembangunan
kawasan perbatasan negara. (Teks: Redaksi)

Redaksi menerima saran maupun tanggapan terkait bidang Cipta Karya ke email publikasi_djck@yahoo.com
atau saran dan pengaduan di www.pu.go.id

Edisi 124Tahun XIV4Desember 2016 3


berita utama

PLBN
Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi
di Perbatasan

P
Di era kompetisi global saat ini, Indonesia embangunan infrastruktur merupakan salah satu
upa­ya mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui
masih dihadapkan dengan tantangan yang peningkatan mobilitas industri, perdagangan serta
cukup besar seperti masalah kemiskinan konektivitas antarwilayah, termasuk di kawasan desa,
daerah tertinggal, kawasan perbatasan, dan pulau-
serta kesenjangan ekonomi dan wilayah. pulau kecil terluar.
Pemerintah menetapkan 9 (sembilan) agenda prioritas atau
yang dikenal sebagai Nawa Cita, dan salah satu agendanya adalah
membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerah-daerah dalam kerangka negara kesatuan.
Hal ini diharapkan dapat memperkecil ketimpangan dan ke­
senjangan sosial antardaerah di Indonesia, serta memperluas
kesempatan kerja.
Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang
Percepatan Pembangunan 7 (tujuh) Pos Lintas Batas Negara (PLBN)

4
berita utama

Terpadu, Direktorat Jenderal Cipta Karya telah melaksanakan Jokowi menambahkan, melihat kondisi tersebut, dia kemudian
program pengembangan kawasan perbatasan sehak tahun menugaskan Basuki Hadimuljono untuk segera merombak ulang
2015. Pembangunan prasarana dan sarana kawasan perbatasan bangunan PLBN tersebut dengan target waktu pengerjaan selama
tersebut, yaitu 3 (tiga) PLBN di Provinsi Kalimantan Barat yaitu 2 tahun. “Perintah saya saat itu singkat, saya minta lebih baik dari
Entikong, Nanga Badau, dan Aruk, 3 PLBN di Provinsi NTT yaitu yang disana (Malaysia),” ujarnya.
Motaain, Motamassin, dan Wini, serta satu PLBN di Provinsi Papua Keinginan Jokowi dalam mewujudkan pembangunan dari
yaitu Skouw. pinggiran, khususnya perbatasan, berbuah dengan selesainya
Pembangunan infrastruktur di kawasan perbatasan juga diha­ pengerjaan PLBN Entikong tersebut sesuai dengan target yang
rapkan dapat memperkuat pertahanan dan keamanan negara
dalam menjaga kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
Dalam wilayah NKRI membentang 17.504 pulau-pulau, dian­
taranya terdapat 92 pulau-pulau kecil yang dijadikan sebagai
titik dasar dan referensi untuk menarik garis pangkal kepulauan
yang berbatasan langsung dengan 10 negara tetangga di wilayah
laut. Dari 500 kabupaten yang ada di wilayah NKRI, terdapat 26
kabupaten yang berbatasan langsung dengan negara tetangga
yang digunakan sebagai dasar-dasar konvensi PBB.
Percepatan pembangunan kawasan perbatasan dilakukan
dengan berbagai terobosan, baik dalam bidang pertahanan dan
keamanan, infrastruktur, kesehatan, pendidikan, maupun infor­
masi dan komunikasi untuk menjawab tantangan kompetisi
global.
Pada hari Rabu (21/12/2016) telah diresmikan PLBN Terpadu
Entikong, di Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat dan
akan segera dilakukan pada PLBN lainnya.
Presiden RI Joko Widodo mengatakan, dua tahun yang lalu

diberikan. “Sekarang kalau mau foto-foto sudah tidak perlu ke


PLBN sebelah, disini sudah keren,” tuturnya.
Jokowi menegaskan bahwa Indonesia ternyata bisa mem­
bangun yang lebih baik asal ada kemauan. “Buktinya kita bisa asal
ada kemauan dan PLBN Entikong sekarang jauh lebih baik dan
sudah saya buktikan,” ungkapnya.
Sementara, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono meng­ung­kap­
kan, Kementerian PUPR akan melanjutkan pem­bangunan ta­hap
kedua untuk zona pendukung PLBN Entikong terkait pe­ngem­
bangan pemukiman.
“Zona pendukung itu diantaranya untuk pembangunan pasar,

saat dirinya ke Entikong bersama Menteri Pekerjaan Umum


dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, kondisi ba­
ngunan yang sudah puluhan tahun belum pernah tersentuh
pembangunan. Kondisi bangunan PLBN saat itu, lanjut Jokowi,
jika dibandingkan dengan bangunan milik Malaysia, sangat
memprihatinkan.
“Saya bisik-bisik kepada Menteri PU saat itu, ini kantor atau
kandang. Saya gak tau sudah berapa tahun, saya gak ngo­
mong kandang apa, ya pokoknya kata kandang,” ujar Jokowi
menggambarkan kondisi bangunan PLBN Entikong saat itu.

Edisi 124Tahun XIV4Desember 2016 5


berita utama

pemenuhan kebutuhan air bersih dan sanitasi. Kita akan mulai di sekitarnya serta memanfaatkan gedung ini sesuai fungsinya se­
2017, anggarannya sekitar Rp. 420 miliar untuk pembangunan bagai prasarana untuk melintas batas ke negara tetangga secara
kawasan pendukungnya,” ungkap Basuki. lebih cepat, mudah, dan murah.
Konsep pembangunan PLBN terpadu Entikong dengan lu­ Aspek keamanan juga perlu mendapat perhatian bersama
as zona inti 19.493 m² ini mengambil desain arsitektur dan untuk menjamin kelancaran dan kenyamanan bagi Warga Negara
loka­litas. Hal ini tercermin dalam konsep atap bangunan PLBN Indonesia (WNI) dan Warga Negara Asing (WNA) untuk melintas
ditransformasi dari bentuk rumah panjang dan perisai suku dayak. dan melakukan kegiatan sosial ekonomi.
Perisai melambangkan pertahanan NKRI yang bersifat melindu­ Sementara itu, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjelas­
ngi, sedangkan corak dan warna diterapkan pada bagian elemen kan, pembangunan PLBN Terpadu bertujuan untuk mengubah
dinding dan relief pada bagian pintu gerbang. Penggunaan wajah perbatasan NKRI menjadi lebih baik tanpa kesenjangan
ornamen lokal juga digunakan sebagai pola bukaan dan fasade. bahkan dari negara tetangga sehingga layak disebut sebagai
Pencahayaan menggunakan cahaya alami dengan banyak bukaan beranda depan negara yang berdaulat, berdaya saing, dan aman,
dengan material transparan. serta meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pelintas batas
Selanjutnya, Presiden RI Joko Widodo saat meresmikan PLBN antar negara secara terpadu, efektif, dan efisien, khususnya pe­
Terpadu Motaain, Rabu (28/12/2016), menginstruksikan kepada layanan keimigrasian, kepabeanan, karantina, dan keamanan.
Menteri PUPR serta para pimpinan daerah untuk menyelesaikan “Saya minta semua jajaran untuk bekerja lebih baik, lebih ter­
pembangunan infrastruktur, di desa dan daerah tertinggal, ka­ tib dan transparan dalam rangka percepatan pencapaian target
wasan perbatasan, dan pulau-pulau kecil terluar secara mak­simal. pembangunan. Waktu kita sangat terbatas, untuk itu kita harus
Kepada Gubernur Nusa Tenggara Timur dan Bupati Belu, di­ terus bekerja keras, bergerak cepat dan bertindak tepat, untuk
ha­rapkan PLBN Terpadu Motaain dapat dimanfaatkan secara dapat mencapai hasil yang telah direncanakan. Kita membangun
optimal untuk pelayanan lintas batas dan prasarana pendukung PLBN bukan untuk gagah-gagahan tapi untuk menciptakan per­
pertahanan dan keamanan negara, termasuk untuk sektor pa­ tumbuhan ekonomi di perbatasan,” tegas Basuki.
riwisata, jasa, dan perdagangan, sehingga dapat meningkatkan Ruang lingkup tugas Kementerian PUPR dalam Instruksi
perekonomian dan kesejahteraan masyarakat sekitarnya. Presiden Nomor 6 Tahun 2015 dan progres kemajuan pelaksanaan
Selain itu, setelah terbangunnya PLBN Terpadu tersebut diha­ pekerjaannya, yaitu percepatan penyelesaian legalisasi rancangan
rapkan dapat menjaga dan merawat gedung dan lingkungan masterplan yang disusun oleh Kementerian PUPR dan telah

6
berita utama

ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri selaku Kepala Badan


Na­sional Pengelola Perbatasan pada tanggal 18 Juni 2015. Ke­
mudian, percepatan pembangunan gedung 7 PLBN Terpadu
yang dimulai tahun 2015 telah selesai pada tahun 2016, dengan
alokasi APBN sebesar Rp. 943 miliar. Lalu, penyediaan jaringan II untuk zona sub inti dan pendukung dilakukan dengan multi
trans­portasi, penyediaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) years contract senilai Rp. 1,571 triliun melalui dana APBN.
dan sanitasi (drainase, pengolahan limbah, dan persampahan) Gedung PLBN Mota’ain tahap I untuk zona inti dibangun
serta permukiman sekitarnya yang dilakukan melalui kegiatan pada lahan seluas 8,8 Ha dengan total luas bangunan 7.619 m²,
Pengembangan Infrastruktur Permukiman (PIP). meliputi bangunan utama PLBN, bangunan pemerikasaan kargo
Pada tahun 2015 – 2017, program PIP dilakukan di 9 lokasi kedatangan dan keberangkatan, bangunan carwash, bangunan
termasuk Long Apari di Provinsi Kalimantan Timur dan Sebatik jembatan timbang, bangunan pemindai truk, rumah pompa dan
Tengah di Provinsi Kalimantan Utara dengan alokasi APBN sebesar gerbang tasbara. Kapasitas yang diharapkan dapat melayani hing­
Rp. 1,45 triliun. ga 360 pelintas per hari sampai dengan tahun 2025.
Tahun 2017 – 2019 akan dilakukan pembangunan PLBN Tahap Pelaksanaan konstruksi bangunan gedung PLBN Motaain ini

Edisi 124Tahun XIV4Desember 2016 7


berita utama

dilakukan oleh PT. Waskita Karya (Persero) sejak bulan Agustus


2015 dengan menggunakan dana APBN sebesar Rp. 82,07 mi­
liar. Desain gedung PLBN Motaain mengusung budaya lokal ma­
syarakat Belu dengan mengadaptasi bentuk atap tradisional
rumah Matabesi, penggunaan ornamen sun shading pada atap,
ba­ngunan pemeriksaan kendaraan pribadi mengadopsi corak
tenun setempat, serta menerapkan prinsip-prinsip bangunan hi­
jau (green building) melalui penggunaan material kaca sebagai
din­ding bangunan dan penggunaan warna terang untuk cat in­
terior sebagai perwujudan konsep hemat energi.
Selain pembangunan Gedung PLBN, Kementerian PUPR ju­ga
membangun infrastruktur lainnya di kawasan perbatasan Mo­
taain, antara lain pengembangan infrastruktur permukiman un­tuk
mendukung kawasan perbatasan Motaain dengan alokasi APBN
sebesar Rp. 244 miliar. Saat ini, progres konstruksi telah men­capai
43,08% dan target penyelesaian pada tahun 2017. Bangunan
penunjang lainnya dengan metode design and build pada tahun
2017-2019 dengan alokasi APBN Rp. 228 miliar antara lain untuk
perumahan pegawai serta fasilitas khusus dan fasilitas umum
untuk warga.
“Saya berharap dengan beroperasinya Gedung PLBN Motaain
ini dapat meningkatkan kualitas pelayanan lintas batas negara,
keamanan dan kesejahteraan masyarakat, serta menumbuhkan
pusat pertumbuhan wilayah baru sebagai embrio kota perbatasan
Motaain,” harap Basuki.
Kementerian PUPR beserta seluruh jajarannya akan terus be­
r­upaya dalam mendukung pembangunan infrastruktur Bi­dang
PUPR pada kawasan perbatasan dimana hal ini sejalan de­ngan
motto Kementerian PUPR, yakni bekerja keras, bergerak cepat,
dan bertindak tepat. Bekerja keras untuk mencapai target pem­
bangunan infrastruktur PUPR yang demikian besar dan memiliki
kontribusi yang sangat signifikan.
Kemudian, bergerak cepat untuk mengejar percepatan pem­ pemerataan kesejahteraan khususnya ke wilayah per­batasan dan
bangunan infrastruktur di seluruh wilayah Indonesia guna meng­ terisolir. Dengan kerja nyata, bangsa Indonesia dapat menjadi
gerakkan perekonomian daerah tertinggal dan mem­ per­
cepat bangsa pemenang, maju, berdaulat, dan mandiri. ( Teks : bns)

8
liputan khusus

Cipta Karya Siap Mendukung


Rekonstruksi Paska Bencana Gempa
di Pidie Aceh

P
Berakhirnya masa tanggap darurat embangunan dilakukan terhadap bangunan yang
rusak akibat gempa yang terjadi tanggal 7 Desember
bencana gempa di Pidie Jaya pada 20 2016. Pembangunan paska bencana difokuskan pada
Desember 2016 yang lalu, maka saat ini fasilitas penting, seperti bangunan sekolah.
Dari data yang dihimpun, terhitung sejumlah 22 unit
mulai memasuki masa rehabilitasi dan bangunan yang rusak parah, 29 unit bangunan yang rusak sedang,
rekonstruksi. dan 41 unit bangunan yang rusak ringan. Diantara bangunan yang
rusak berat, terdapat 12 unit bangunan sekolah yang harus segera
dibangun. Agar dapat melanjutkanaktivitas sekolah, kegiatan
proses belajar mengajar dilakukan di dalam tenda, sehingga
dibutuhkan 104 tenda untuk mengcover proses belajarmengajar
tersebut.
Dirjen Cipta Karya Sri Hartoyo, bersama rombongan mela­
kukan kunjungan lapangan guna melihat langsung proses
pembangunan, Sabtu(24/12/2016). Rombongan dipimpin oleh
Dirjen Cipta Karya Sri Hartoyo, Kepala Balitbang Kementerian PUPR
Danish H. Sumadilaga, serta didampingi oleh Kasubdit Bangu­nan

Edisi 124Tahun XIV4Desember 2016 9


liputan khusus

Gedung Negara, Direktorat Bina Penataan Bangunan Direktorat


Jenderal Cipta Karya Johny, dan Satker sektoral di Provinsi Aceh.
Peninjauan tersebut diawali dengan rapat koordinasi yang
berlangsung di posko PU yang terletak di Desa Paru. Pada rapat
tersebut dilakukan evaluasi tentang apa yang telah dilakukan
pada masa tanggap darurat serta ditentukan rencana yang akan
dilakukan selanjutnya. Dalam rapat tersebut, Dirjen Cipta Karya
melakukan pembagian kategori kerusakan bangunan gedung,
baik buruknya kualitas bangunan gedung hingga standar yang
akandigunakan dalam mendesain gedung kedepannya yang kuat
dan tahan terhadap gempa.
Usai rapat, rombongan melakukan kunjungan untuk meli­
hat pembangunan sekolah sementara. Sekolah sementara ter­
sebut menggunakan sistem knock-down, berbahan zin kulum
(Besin Aluminium) dan dibangun diatas lahan seluas 7.2 x 9.6
m dan memiliki 6 ruang kelas belajar. Rencananya, agar dapat
menampung semua siswa dan proses belajar-mengajar tidak
terhenti, kegiatan proses belajar-mengajar akan dibagi menjadi 2
waktu (pagi dan siang).
“DItjen Cipta Karya akan mendukung persiapan rekonstruksi
Dari data yang dihimpun, terhitung sejumlah paska bencana gempa, diantaranya persiapan bangunan fasilitas
22 unit bangunan yang rusak parah, 29 unit umum seperti masjid dan pesantren. Namun untuk saat ini,
bangunan yang rusak sedang, dan 41 unit rekonstruksi diutamakan pada bangunan sekolah. Saat ini sedang
dilakukan penyiapan sekolah sementara sambil menunggu
bangunan yang rusak ringan. pembangunan sekolah permanen. Sekolah sementara tersebut
sudah didesain secara modular agar mempercepat proses
pelaksanaannya. Tak lupa juga, sekolah sementara tersebut akan
dilengkapi dengan sarana dan prasarana air bersih dan MCK,” ujar
Sri Hartoyo. (Teks : dotz/randalaceh/ari)

10
liputan khusus

Menteri PUPR Meninjau Infrastruktur


Permukiman di Kota Pontianak

K
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan unjungan tersebut dalam rangka meninjau proyek
Instalasi Pengolahan Air (IPA) Parit Mayor di Keca­
Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono matan Pontianak Timur dan penataan Kampung
bersama Walikota Pontianak Sutarmidji, Beting di kawasan pesisir Pontianak, Kalimantan
Barat, Selasa (20/12/2016).
Direktur Jenderal Cipta Karya Sri Hartoyo, Kota Pontianak merupakan salah satu kota yang masuk
Direktur Jenderal Binamarga Arie Setiadi dalam program kota binaan Direktorat Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM) yaitu kota-kota yang direncanakan
Moerwanto, dan Kepala Biro Komunikasi akan dapat mencapai 100 persen akses aman air minum pada
Publik Endra S. Atmawidjaja melakukan tahun 2019.
Basuki menilai manajemen, kualitas, dan pelayanan Instalasi
kunjungan kerja ke Pontianak. Pengolahan Air Minum Parit Mayor, Kota Pontianak, Kalimantan
Barat sangat baik dan bisa dijadikan contoh bagi IPA di kota
lainnya. “Dengan kapasitas 300 liter/detik, IPA ini sudah sangat
bisa mendukung penyediaan air minum di Pontianak Timur,” ujar
Basuki usai meninjau fasilitas IPA Parit Mayor, Pontianak.
Menurut Basuki sistem IPA Parit Mayor tersebut bisa dikatakan

Edisi 124Tahun XIV4Desember 2016 11


liputan khusus

sudah lebih baik dibanding IPA yang ada di kota lainnya, baik dari Kelurahan Tambelan Sampit, Kecamatan Pontianak Timur, Kota
segi manajemen, hasil kualitas air dan pelayanan. “IPA ini sudah Pontianak ini yang termasuk sebagai satu dari tiga pengembangan
menghasilkan sumber air baku yang cukup bagus, tadi saya lihat ka­wasan pesisir di Indonesia.
turbidity-nya (kekeruhan) sudah cukup rendah,” ungkapnya. Dikatakannya selain Kampung Beting di Pontianak, Kemen­
Selain tingkat kekeruhan yang rendah, ia menambahkan bah­ terian PUPR juga tengah menata pemukiman nelayan di Bengkulu
wa kandungan PH yang terdapat di air baku yang dihasilkan IPA dan Tegal, Jawa Tengah. Basuki menyatakan program penataan
tersebut sudah mendekati angka normal yaitu sebesar 5,8. “Kalau kawasan tersebut mencakup penataan rumah-rumah yang berada
gambut biasanya PH sebesar 3-4 terlalu asam, jauh dari PH normal di pesisir pantai agar terlihat lebih rapih.
yaitu 7,” terang Basuki. Kampung Beting juga dipercantik dengan membangun fasi­
Dikatakannya dengan PH sebesar 5,8 tersebut maka tidak di­ litas jalan yang menggunakan tipe permanen dengan beton se­
per­lukan banyak tambahan zat kimia untuk meningkatkan kan­ men. Selain itu, sepanjang dermaga di Kampung Beting juga diba­
dungan PH, sehingga dapat mengurangi biaya produksi air baku ngun taman sehingga terlihat lebih asri dan nyaman.
dan lebih aman untuk dikonsumsi. Penataan kawasan nelayan di Kampung Beting tersebut men­­
Pembangunan IPA Parit Mayor bertujuan untuk melayani cakup kawasan seluas 38,25 hektar dengan tujuan mening­katkan
kurang lebih 24.000 sambungan rumah (SR) baru di Kota Pontianak akses masyarakat untuk kegiatan sosial dan eko­nomi serta me­
dengan meningkatkan kapasitas produksi sebesar 300 liter per nyediakan pemukiman yang layak huni dan ber­kelanjutan.
detik. Saat ini cakupan pelayanan air minum Kota Pontianak ada­ Dana yang digunakan untuk penataan kawasan nelayan ter­
lah sebesar 77 persen melalui 91.300 SR dengan kapasitas produksi sebut berasal dari APBN Tahun Anggaran (TA) 2016 sebesar Rp.
1.450 liter/detik. Sampai saat ini, telah terpasang 13.000 SR dari 13,93 miliar. Sementara untuk pembangunan jalan beton se­pan­
target pemasangan sekitar 24.000 SR. jang 2.057 meter di kawasan tersebut menggunakan pen­da­naan
Selain mengunjungi IPA Parit Major Menteri PUPR Basuki dari APBN sebesar Rp 496 juta, APBD sebesar Rp. 108 juta dan dana
Hadimuljono juga meninjau Kampung nelayan yang terletak di Swadaya sebesar Rp. 278 juta. (Teks : Kompuck)

12
liputan khusus

Cipta Karya Komitmen


Wujudkan Permukiman Layak Huni
dan Berkelanjutan

H
Direktorat Jenderal Cipta Karya melalui al tersebut diungkapkan oleh Direktur Jenderal Cipta
Karya dalam acara Forum Kota 2016, di Auditorium
Rencana Strategis Tahun 2015-2019 Kementerian PUPR, Jumat(9/12/2016).
berkomitmen untuk mewujudkan “Pembangunan infrastruktur permukiman pada
da­sarnya dimaksudkan untuk mencapai 3 strategic
permukiman yang layak huni dan goals yaitu, meningkatkan pertumbuhan ekonomi kota dan
berkelanjutan, baik di perkotaan maupun desa, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan
kua­litas lingkungan.Untuk mencapai tujuan strategis tersebut
perdesaan, yang diselenggarakan tidak dikem­bangkan berbagai program dan kegiatan yang disesuaikan
hanya oleh Pemerintah tetapi juga melalui dengan kondisi dan karakteristik kawasan permukiman yang ber­
beda-beda antara satu daerah dengan daerah lainnya,” tutur Sri
kemitraan dengan berbagai pelaku Hartoyo.
pembangunan infrastruktur permukiman. Dalam hal penanggulangan kemiskinan, Ditjen Cipta Karya
turut berkontribusi dengan melaksanakan program pemberdayaan
masyarakat seperti Kotaku, PPIP, Pamsimas, dan Sanimas, serta
program pro rakyat klaster 4 sesuai dengan Direktif Presiden RI.

Edisi 124Tahun XIV4Desember 2016 13


liputan khusus

Di tahun ke 6, 165 kabupaten/kota bergabung dalam pelak­


sanaan P2KH, dan masing-masing telah menyusun Rencana
Aksi Kota Hijau (RAKH) sesuai dengan potensi dan kemam­puan­
nya masing-masing. RAKH berisi identifikasi potensi dan per­ma­
salahan yang menjadi sumber kekuatan dan hambatan dalam
memujudkan kota yang berkelanjutan, serta berisi rencana-
rencana jangka pendek dan menengah yang dapat dilakukan.
Setiap kabupaten/kota juga telah membentuk komunitas hijau
yang berkomitmen untuk me­ ngawal RAKH dan mewujudkan
kota hijau. Pada forum kota hari ini, bergabung 9 kabupaten/kota
yang akan menandatangani Piagam Kota Hijau, untuk kemudian
bersama-sama berusaha mewujudkan RAKH-nya.
“Hal lain yang juga tidak boleh kita lupakan adalah keragaman
budaya, peninggalan sejarah dan bentang alam yang khas sebagai
pusaka Indonesia yang wajib dijaga kelestariannya, yang jika

Sejak tahun 2015, Ditjen Cipta Karya melanjutkan


Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) yang
diinisiasi oleh Ditjen Penataan Ruang di tahun
2011.

dikelola dengan baik akan memberi sumbangsihnya bagi ter­


wujudnya lingkungan hunian yang layak dan berkelanjutan. Se­
Sedangkan dalam hal pengembangan kota hijau, Ditjen Cipta bagaimana tersurat dalam Deklarasi Quito mengenai Kota berke­
Karya turut berperan dengan menginisasi penyelenggaraan green lan­jutan dan Permukiman untuk semua, Agenda Baru Perkotaan
waste (TPA Sanitary landfill dan TPST 3R), green water (IPA Reverse memandang bahwa kebudayaan dan keanekaragaman budaya
Osmosis dan Pamsimas), green building dan green open space adalah pengkayaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan yang me­
secara regular dari tahun ke tahun. megang peranan penting terhadap pengembangan kota-kota
Sejak tahun 2015, Ditjen Cipta Karya melanjutkan Prog­ram dan lingkungan permukiman yang berkelanjutan,” ujar Sri Hartoyo.
Pengembangan Kota Hijau (P2KH) yang diinisiasi oleh Ditjen Melalui program P3KP, Ditjen Cipta Karya berusaha kembali turut
Penataan Ruang di tahun 2011. Ditjen Cipta Karya juga men­da­ serta berperan aktif melestarikan pusaka Indonesia, yang me­
patkan mandat membangun infrastruktur permukiman pada ka­ ngandung nilai-nilai penting Indonesia sebagai bangsa yang
wasan strategis seperti daerah perbatasan dan pulau-pu­lau ke­cil terhormat, yang juga membanggakan dan wajib kita lestarikan.
terluar, daerah pariwisata, bersejarah dan lain-lain. Aset pusaka perlu terus menjadi bagian dari pembangunan kota di
Ditjen Cipta Karya juga melanjutkan sekaligus mengem­bang­ masa kini dan mendatang. Aset pusaka harus dipandang sebagai
kan Program Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka (P3KP) yang bagian dari kehidupan kota yang tumbuh dan dinamis. Sampai
diinisiasi oleh Ditjen Penataan Ruang di tahun 2012. Prog­ram dengan tahun 2016 ini, 52 kabupaten/kota tergabung dalam
tersebut bertujuan mewujudkan ruang kota yang aman, nya­ P3KP, menyusun Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) sesuai dengan
man, produktif, berkelanjutan, bercirikan nilai pusaka melalui potensi dan kondisi aset-aset pusaka di masing-masing kab/kota.
sustainable urban heritage development. Seperti juga RAKH, RAKP merupakan identifikasi terhadap aset-
“Mewujudkan kota layak huni dan berkelanjutan menjadi tu­ aset pusaka yang wajib dilestarikan, namun sekaligus juga dapat
gas kita bersama. Sustainable development harus implementatif dikembangkan sebagai bagian dari pembangunan kota yang ber­
dalam segala aspek pembangunan. Melalui Program Pengem­ba­ kelanjutan, yang akan mewarnai karakter kota.
ngan Kota Hijau (P2KH), kami coba implementasikan sustainable Dalam RAKP, kabupaten/kota menuangkan rencana-rencana
development dengan pengembangan 8 atribut kota hijau, yang stra­te­gisnya dalam rangka pelestarian aset-aset pusaka. Ke-52
terdiri dari green planning and design, green community, green ka­bupaten/kota peserta P3KP juga memiliki perangkat Tim Kota
open space, green water, green waste, green buiding, green energy Pusaka Daerah (TKPD) yang siap mengawal implementasi RAKH
dan green transportation untuk dapat dikembangkan di masing- sampai dengan terwujudnya kota Pusaka. Ke-9 kabupaten/kota
masing kabupaten/kota peserta P2KH melalui penyusunan dian­taranya, hari ini telah selesai menyusun RAKP dan siap menan­
Masterplan Kota hijau,” tutur Sri Hartoyo. da­tangani Piagam Kota Pusaka. (Teks : ari)

14
info baru

Bupati Kutai Timur


Resmikan SPAM IKK Muara Bengkal
Bupati Kutai Timur Ismunandar, yang
didampingi oleh Kepala Satuan Kerja
Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum (PSPAM) Provinsi Kalimantan Timur,
Syafruddin, meresmikan SPAM Perkotaan
IKK Muara Bengkal, Kabupaten Kutai
Timur, dengan kapasitas 20 liter/detik.

Direktur Utama PDAM Tirta Tuah Benua Kutai Timur Aji Mirni
Mawarni menjelaskan, pembangunan SPAM Perkotaan IKK Muara
Bengkal ini bersumber dari dana APBN tahun 2015 sebesar Rp. 14,8
miliar yang dilaksanakan oleh Satker PSPAM Provinsi Kalimantan
Timur, Direktorat Jenderal Cipta Karya dan APBD Kabupaten Kutai

A
Timur tahun 2015 sebesar Rp. 2,2 miliar yang dilaksanakan oleh
cara tersebut dihadiri oleh instansi-instansi yang Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Timur. SPAM IKK
terkait seperti Dinas Kesehatan, perwakilan tersebut telah dioperasikan oleh PDAM cabang Muara Bengkal
Kecamatan Muara Bengkal, serta Direktur Utama pada bulan April 2016.
PDAM Tirta Tuah, Benua Kutai Timur. “Sebelumnya, PDAM cabang Muara Bengkal hanya memiliki
Pada tahun 2015, dilakukan pembangunan Sistem kapasitas 5 liter/detik dengan melayani 603 pelanggan, dika­re­
Pengembangan Air Minum (SPAM) di Ibu Kota Kecamatan (IKK) nakan jumlah pelanggan melebihi kapasitas produksi yang se­
Muara Bengkal dengan kapasitas 20 liter/detik. Pembangunan ini ha­rusnya melayani 400 pelanggan. Sehingga diterapkan sistem
bertujuan untuk melayani jumlah penduduk yang tersebar di tiga ­giliran dalam pendistribusian,” tambah Aji.
desa di Kecamatan Muara Bengkal, yaitu Desa Muara Bengkal Ilir, (Teks : Umi/Randal-Kaltim/ari)
Desa Muara Bengkal Ulu, dan Desa Ngayau dengan jumlah total
16.630 jiwa (berdasarkan data Bappeda tahun 2015). Sampai saat
ini IPA tersebut sudah dimanfaatkan oleh 360 Sambungan Rumah
dari target 1.600 Sambungan Rumah.
Kecamatan Muara Bengkal merupakan salah satu kecamatan
di Kabupaten Kutai Timur yang memiliki luas wilayah 1.522,80 km2
dengan kepadatan penduduk 10,92 jiwa/km2.
Untuk memenuhi ketersediaan air bersih sebelumnya, warga
hanya memanfaatkan air permukaan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Pemerintah Kabupaten Kutai Timur berupaya me­
ning­­katkan kesejahteraan masyarakat melalui pemenuhan infra­
struktur jalan, listrik, dan air bersih. “Diharapkan masyarakat saat
ini tidak hanya dapat menikmati 24 jam pelayanan listrik, tapi juga
24 jam pelayanan air bersih,” ungkap Ismunandar.

Edisi 124Tahun XIV4Desember 2016 15


info baru

Direktur KIP Tinjau Infrastruktur


Bidang Cipta Karya
di Kota Tarakan
Direktur Keterpaduan Infrastruktur
Permukiman Ditjen Cipta Karya, Dwityo A
Soeranto bersama Kepala Dinas Pekerjaan
Umum Kota Tarakan, dan Kepala Satuan
Kerja di lingkungan Ditjen Cipta Karya
Provinsi Kalimantan Utara melakukan
kunjungan lapangan ke sejumlah
infrastruktur di Kota Tarakan, Jumat
(16/12/2016).

I
nfrastruktur yang dikunjungi diantaranya peningkatan
kualitas permukiman kumuh kawasan Kota Tarakan, drainase
lingkungan kawasan Pambusiang dan Karang Anyar.
Peningkatan kualitas permukiman kumuh kawasan
merupakan di Kecamatan Tarakan Tengah yang memiliki
karakteristik permukiman pasang surut dan permukiman di atas
air laut menjadi prioritas. Kelurahan Selumit Pantai memiliki
kepadatan bangunan yang terlalu tinggi dan bahan bangunan
rumah yang terbuat dari kayu yang mudah terbakar, oleh sebab
itu kawasan kumuh tersebut dilakukaan penataan melalui dana
APBN tahun 2016 sekitar Rp. 5 miliar.
Setelah mengunjungi kawasan permukiman kumuh, Dwityo
pun meninjau drainase lingkungan Pambusiang dan Karang
Anyar. Pembangunan drainase lingkungan kawasan Karang Anyar
terletak pada 2 titik lokasi perkerjaan. Dimana salah satu perkerjaan
tersebut berada di lingkungan kompleks perumahan yang fungsi “Keterpaduan dilakukan demi meningkatkan kinerja dalam
drainasenya masih belum maksimal, sehingga pada musim hujan penyelenggaraan kegiatan serta terwujudnya pemahaman akan
terdapat genangan yang mengganggu aktifitas warga, drainase arah kebijakan yang diambil pemerintah, sehingga tercipta
tersebut di bangun pada tahun 2016 dengan biaya sekitar Rp. 2 sinergi keberlanjutan dan keseimbangan antara pemerintah
miliar. pusat dan pemerintah daerah. Dan sebagai penguatan kapasitas
Dwityo mengungkapkan, bahwa konsep penanganan kumuh institusional dalam melaksanakan program pembangunan infra­
dari segi fisik sudah bagus pelaksanaanya. Konsep kumuh harus struktur permukiman di perkotaan dan perdesaan baik dalam
mengutamakan keterpaduan, yang didalamnya termasuk bidang basis regional, kabupaten/kota, kawasan maupun lingkungan
air minum, sanitasi, dan permukiman. Penataan kawasan bukan yang lebih kuat dengan tingkat kinerja yang lebih baik khususnya
hanya masalah fisik yang harus ditangani tetapi juga perubahan di Provinsi Kalimantan Utara,” ujar Dwityo.
perilaku manusia itu sendiri agar dapat menjaga lingkungannya. (Teks: randal kaltara/ari)

16
info baru

Dirjen Cipta Karya Resmikan


Ruang Terbuka Hijau Kota Tarakan
Pemerintah Kota Tarakan berusaha untuk
mewujudkan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
dengan memanfaatkan kawasan taman
depan eks Kantor Djakarta Lyod, yang
berada di Jalan Yos Sudarso, Kelurahan
Lingkas Ujung, Kecamatan Tarakan Timur.
Dengan luas 1,3 Ha, RTH Kota Tarakan
dapat dimanfaatkan oleh 193.605 jiwa
penduduk Tarakan.

K
eterbatasan lahan di kawasan perkotaan saat ini
semakin menyulitkan penyediaan ruang hijau un­
tuk publik. Untuk meningkatkan kualitas dan kuan­
titas ruang hijau, diperlukan upaya besar untuk
me­registrasi dan memetakan lahan-lahan terlantar
di setiap sudut kota, baik milik pemerintah maupun swasta atau
masyarakat, untuk direstorasi dan difungsikan kembali menjadi
RTH dalam berbagai tema. Konsep pembangunan ruang hijau ini
dirumuskan sebagai revitalisasi ruang terbuka hijau.
“Hingga saat ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat terus berupaya mengembangkan konsep infrastruktur
hijau, salah satunya melalui Program Pengembangan Kota Hijau
(P2KH). Terdapat delapan atribut Kota Hijau, yaitu Green Planning
and Design, Green Building, Green Open Space, Green Waste, Green
Water, Green Transportation, Green Energy, dan Green Community.
P2KH diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi kabupaten/kota
dalam menjawab permasalahan perkotaan,” tutur Dirjen Cipta
Karya, yang diwakili oleh Direktur Keterpaduan Infrastruktur Per­ Lokasi ini merupakan satu-satunya lokasi
mukiman Dwityo A. Soeranto, Kamis (15/12/2016).
Dwityo menjelaskan, sesuai dengan Peraturan Menteri Peker­ yang mempunyai akses ke laut.
jaan Umum Nomor 17 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyu­su­
nan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota, luas minimal RTH yang
disarankan adalah 30% dari luas wilayah kota. Sejalan dengan
tugas dan fungsinya, sekaligus menjawab fenomena perkotaan, Sementara itu, Walikota Tarakan Sofian Raga, menyampaikan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui apresiasi atas dibangunnya RTH ini. Lokasi ini merupakan satu-
Direktorat Jenderal Cipta Karya bersama-sama dengan Pemerintah satunya lokasi yang mempunyai akses ke laut. “Oleh karena itu RTH
Daerah berupaya menyediakan RTH untuk mewujudkan per­ ini dibuat sedemikian rupa sehingga aksesnya langsung ke laut,”
mukiman yang layak huni dan berkelanjutan. tutur Sofian Raga.
“Direktorat Jenderal Cipta Karya memfasilitasi pembangu­nan Keberadaan ruang terbuka hijau ini dapat menjadi wahana
RTH di Kota Tarakan, sebagai insentif bagi kabupaten/kota yang tempat berkumpul yang memberikan nuansa positif bagi masya­
telah memiliki Perda RT/RW dan Perda Bangunan Gedung sebagai rakat setempat, dan akan menjadi pengingat komitmen per­wu­
landasan dalam pembangunan di daerah. Fasilitasi ini merupakan judan kota hijau yang perlu terus menerus diupayakan, dengan
salah satu bentuk stimulan atau contoh, sehingga diharapkan komitmen tinggi dari Pemerintah Daerah dan sinergi berbagai
kegiatan serupa dapat direplikasi oleh Pemerintah Kota Tarakan ke elemen masyarakat, serta para pemangku kepentingan.
depannya. “ tutur Dwityo. (Teks: randal kaltara/ard)

Edisi 124Tahun XIV4Desember 2016 17


info baru

Ditjen Cipta Karya


Bekali Mahasiswa KKN Tematik
Unair Surabaya
Salah satu inovasi yang dilakukan oleh
Ditjen Cipta Karya adalah melakukan
kerjasama dengan unsur perguruan
tinggi melalui KKN Tematik, bahkan saat
ini sudah berjalan dengan 27 perguruan
tinggi.

S
alah satu mitra kerjasama KKN Tematik di Jawa Ti­
mur adalah dengan Unair Surabaya. Kerjasama ini
telah berjalan sejak tahun 2015 dan akan terus ber­ Sementara, Kasatker Setnas Habitat Ditjen Cipta Karya Yoyok
lanjut sampai dengan tahun 2019. Terkait dengan Setio Utomo menyampaikan bahwa mahasiswa harus dapat
pelaksanaan KKN Tematik tahun 2017, maka sebelum men­jadi agent of change, agent of development dan agent of
mobilisasi dilakukan, sebanyak 202 mahasiswa mendapat pem­ modernization. Selain itu mahasiswa juga harus peka terhadap
bekalan materi yang bertempat di Gedung LP4M Unair Surabaya, ber­­­­bagai per­masalahan di sekitar yang dalam hal ini adalah terkait
Jumat (23/12/2016). de­­ngan kondisi infrastruktur permukiman sehingga nantinya da­
Dalam sambutannya Ketua LP4M Unair Yusuf Irianto, me­ pat ber­kontribusi di lingkungannya seperti mendorong peru­ba­
nyambut baik pelaksanaan KKN Tematik pembangunan infra­ han peri­laku dan pemberdayaan masyarakat.
struktur permukiman karena memang ke depannya pola KKN Untuk pelaksanaan KKN Tematik Unair periode 55 akan diikuti
harus berorientasi tematik sehingga pembelajaran kepada ma­ha­ oleh 202 mahasiswa yang akan dimobilisasi pada 16 Januari 2017 di
siswa bisa lebih komprehensif dan mampu menghasilkan ino­vasi- Surabaya sebanyak 122 mahasiswa dan di Kabupaten Probolinggo
inovasi pembangunan infrastruktur permukiman oleh ge­nerasi sebanyak 80 mahasiswa dengan fokus pada penanganan kawasan
muda. kumuh. (Teks: ef&bap/randaljatim/ari)

18
info baru

Menteri PUPR Tinjau Kondisi Infrastruktur


Terdampak Bencana Gempa Aceh

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Ditjen Cipta Karya Provinsi Aceh, Kepala Satker PLP Ditjen Cipta
Karya Provinsi Aceh, dan Kepala Satker Pengembangan Sistem
Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono Penyediaan Air Minum Ditjen Cipta Karya Provinsi Aceh.
bersama Tim Tanggap Darurat Menteri Basuki menyatakan dalam kondisi darurat, yang paling
penting adalah ketersediaan prasarana dan sarana seperti air
Kementerian PUPR bertolak ke Banda bersih dan sanitasi untuk keperluan sehari-hari bagi para korban
Aceh untuk melihat langsung ke lapangan dan pengungsi.
“Kami sangat concern dengan air bersih terutama di tempat-
dan mengidentifikasi kerusakan serta tempat pengungsian. Kita akan manfaatkan Instalasi Pengolahan
mengambil langkah penanganan tanggap Air terdekat untuk menyuplai air bersih, khususnya ke posko
pengungsian,” jelas Basuki. Ia menambahkan bahwa saat ini dari
darurat, dilanjutkan dengan rehabilitasi 3 IPA terdekat yang tersedia, 1 IPA tetap berfungsi baik karena
dan rekonstruksi yang dibutuhkan mengandalkan sistem gravitasi, tetapi 2 IPA lainnya tidak dapat
masyarakat korban gempa bumi di berfungsi karena gangguan listrik.
Untuk memastikan jalur logistik berjalan lancar, termasuk ma­­­
3 kabupaten Provinsi Nangroe Aceh kanan dan obat-obatan, Kementerian PUPR melalui Satgas Pe­­
Darussalam, yaitu Pidie, Pidie Jaya, dan nanggulangan Bencana Ditjen Cipta Karya telah mengirimkan
se­­
jumlah peralatan berat untuk membantu tanggap darurat
Bireuen. gempa bumi di Aceh. Bantuan alat berat dimanfaatkan untuk
mem­­­bantu evakuasi terhadap korban bencana. Sejak kemarin
sudah dikerahkan di Kabupaten Pidie Jaya berupa 2 excavator
dan 1 wheel loader yang diturunkan dari Balai Pelaksanaan Jalan

D
Nasional I Aceh.
alam inspeksi ke lokasi bencana tersebut, Menteri Sedangkan bantuan peralatan yang sudah berada di lokasi
PUPR yang didampingi oleh Kepala Balitbang Danis pe­ngungsian berupa 4 unit mobil tangki air kapasitas masing-
Sumadilaga, Direktur Pembangunan Jalan Gani ma­sing 6.000 liter. Sementara untuk mengantisipasi ke­kurangan
A. Ghazali, Kepala Biro Komunikasi Publik Endra sarana, saat ini sedang dalam perjalanan dari Depo Regional
Atmawidjaja, Kepala BPJN Aceh Fathur Rachman, Medan adalah 5 unit mobil tangki air kapasitas 4.000 liter, 70 unit
Kepala BWS Aceh Maksal dan Kepala Satker PBL Ditjen Cipta Karya hidran umum 2.000 liter, 30 unit hidran umum 1.000 liter dan MCK
Provinsi Aceh, Kepala Satker Pe­ngembangan Kawasan Permukiman knockdown sebanyak 80 unit. (Teks: randal aceh/ari)

Edisi 124Tahun XIV4Desember 2016 19


info baru

Kawasan Hijau di Wakatobi Telah


Tertata Tahun 2016
Kabupaten Wakatobi adalah salah satu
kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara
yang memiliki potensi wisata laut
yang cukup besar sehingga Wakatobi
ditetapkan masuk ke dalam 10 Kawasan
Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).

U
ntuk mendukung program Kawasan Strategis Pa­ri­
wisata Nasional (KSPN) maka Kementerian Pe­ker­
jaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Di­­rek­
torat Jenderal Cipta Karya melaksanakan ke­gia­tan
penataan bangunan kawasan hijau Kabu­paten Wa­
katobi meliputi pembuatan plaza, pembuatan talud, pem­bua­tan
tangga, pembuatan bak tanam, penataan ha­laman, pem­buatan
jalan pedestrian, serta finishing lantai ha­laman bebe­rapa waktu
lalu di Kendari.

Provinsi Sulawesi Tenggara Markus Ganna menjelaskan, bahwa


Kabupaten Wakatobi merupakan salah satu spot menyelam ter­
baik yang ada di Indonesia. Untuk itu ke depan Wakatobi perlu
mendapatkan perhatian khusus, agar semua sarana dan prasarana
yang dibutuhkan dapat dilengkapi dengan maksimal.
Markus berharap, semoga semua ruang publik yang sudah
terbangun dapat dipelihara dan dimanfaatkan dengan baik se­
hingga semakin banyak wisatawan yang akan berkunjung ke
Wakatobi serta berdampak pula pada peningkatan taraf hidup
dan perekonomian masyarakat di kawasan wisata,” harap Markus.
(Teks: randal sultra/ari)

Penataan bangunan kawasan hijau Kabupaten Wakatobi dilak­


sanakan mulai bulan April dan berakhir di bulan Oktober 2016,
dan saat ini telah dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.
Muhammad, salah seorang warga mengungkapkan, bahwa
kondisi awal pantai ini masih tampak kosong karena belum ada
sarana atau fasilitas pendukung di dalamnya dan biasanya di­
gunakan sebagai tempat bermain bola. Namun setelah di la­kukan
pe­nataan kawasan, pantai ini menjadi rapi dan telah dise­diakan
panggung terbuka dan berbagai fasilitas, bahkan pang­­ gung
ter­
sebut telah digunakan untuk festival Pulau Tomia,” ungkap
Muhammad.
Sementara, Kepala Satker Penataan Bangunan dan Lingkungan

20
info baru

Satker PBL Provinsi Sulawesi Tenggara


Bangun Kawasan Pusaka Benteng
Keraton Wolio
Dalam rangka mendukung Program
Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka
(P3KP), Direktorat Bina Penataan
Bangunan melalui Satuan Kerja Penataan
Bangunan dan Lingkungan (PBL) Provinsi
Sulawesi Tenggara melaksanakan kegiatan
penataan bangunan kawasan pusaka di
Benteng Keraton Wolio, Kota Bau-Bau,
beberapa waktu lalu.
informasi dan pe­nye­barluasan tentang keberadaan ben­­teng ke­
raton ini sebagai salah satu cagar budaya yang ada di Provinsi Su­

B
lawesi Tenggara dan wajib dikunjungi oleh para wisa­tawan, ser­ta
enteng Keraton Wolio merupakan salah satu obyek fasilitas–fasilitas penunjang yang sudah ter­bangun agar bisa di
wisata bersejarah di Kota Bau-Bau, Provinsi Sulawesi jaga dan dimanfaatkan dengan sebaik-baik­nya oleh Pemerintah
Tenggara. Benteng ini merupakan bekas Ibu Kota Daerah dan masyarakat setempat“ harap Markus.
Kesultanan Buton yang memiliki bentuk arsitek yang Sementara PPK Pelaksanaan Satker PBL Prov. Sultra, Harmin
cukup unik, terbuat dari batu kapur atau gunung menjelaskan beberapa jenis kegiatan yang sudah terbangun
dan pernah mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor yaitu pembuatan jalur pedestrian, pembuatan pusat kebudaya­
Indonesia MURI) dan Guinness World Records yang dikeluarkan an, pembuatan anjungan, pembuatan bangku taman, pembuatan
bulan September 2006 sebagai benteng terluas di dunia dengan lampu taman, serta pembuatan area hijau.
luas sekitar 23.375 hektar. “Salah satu kondisi awal sebelum adanya program ini yaitu
Berkaitan dengan Kota Pusaka, maka tujuan dari program pengunjung agak sulit untuk melihat gua persembunyian Aru
ini adalah untuk melestarikan dan meningkatkan kawasan pen­ Palaka karena akses jalannya yang kurang memadai (rusak) tetapi
dukung Kota Pusaka dengan tetap menjaga keaslian situs dari setelah dibangunnya jalan pedestrian maka pengunjung dapat
cagar budaya dalam setiap kegiatan pembangunan. Waktu ke­ dengan nyaman mengakses gua tersebut,” ucap Harmin.
giatan program dimulai dari bulan April hingga bulan Sep­tember (Teks: randal sultra/ari)
2016 dengan menyerap anggaran dari APBN.
Kasatker PBL Provinsi Sulawesi Tenggara Markus Ganna, me­
nam­­bahkan se­moga dengan adanya revitalisasi kawasan Ben­
teng Keraton Wolio, dapat melestarikan Kota Pusaka yang me­
miliki nilai sejarah yang tinggi sehingga dapat pula me­ning­katkan

Edisi 124Tahun XIV4Desember 2016 21


info baru

BPB Gelar Workshop


Rencana Aksi Kota Pusaka 2016
Subdit Penataan Bangunan dan
Lingkungan Khusus (PBLK), Direktorat
Bina Penataan Bangunan (BPB)
menyelenggarakan Workshop Rencana
Aksi Kota Pusaka (RAKP) tahun 2016 di
Jakarta, Kamis (8/12/2016).

K
egiatan workshop ini diadakan terkait dengan Pro­ morfologi, penetapan kawasan prioritas, dan pengelolaan kota
gram Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka (P3KP), pusaka. Kemudian pada akhir sesi peserta melakukan pelatihan
dimana kabupaten/kota difasilitasi untuk me­lakukan dalam menyusun RAKP dengan menggunakan kelengkapan data
penyusunan RAKP. Muatan inti dari RAKP itu sendiri dukung peserta yaitu proposal keikutsertaan P3KP, Peta RTRW,
adalah inventarisasi aset pusaka yang ada di daerah Perda RTRW, Perda BG, dan Perda terkait cagar budaya.
beserta penetapan kawasan pusaka prioritas. “Dengan adanya workshop ini peserta diharapkan dapat me­
Peserta workshop RAKP terdiri dari 5 kabupaten di antara­nya ningkatkan keberlanjutan pembangunan melalui kepekaan ter­
Kabupaten Sumenep, Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten hadap peninggalan sejarah, keragaman budaya, dan nilai-nilai
Tanah Datar, Kabupaten Siak, dan Kabupaten Sambas. Kelima masyarakat, serta mewujudkan ruang-ruang kota yang nyaman
ka­bu­paten tersebut telah menyusun proposal keikutsertaan ke­ dan berjati diri,” tutup Rina. (Teks: pbl/ari)
ang­gotaan P3KP. Workshop ini bertujuan untuk memberikan
pe­­­
mahaman terkait pengembangan kota pusaka yang akan
ber­­manfaat dalam penyusunan RAKP serta memberikan pendam­
pingan dan panduan dalam melalukan identifikasi kawa­san pu­
saka atau cagar budaya prioritas.
Workshop RAKP secara resmi dibuka oleh Sekretaris Direkto­
rat Jenderal Cipta Karya, Rina Agustin Indriani. “Kami berharap
workshop ini memperkaya pemahaman terhadap prinsip-prinsip
penataan kawasan cagar budaya, meningkatkan kesadaran un­
tuk semakin menghargai nilai sejarah dan budaya dalam setiap
kegiatan pembangunan, dan menyamakan persepsi dalam hal pe­
nataan dan pelestarian kota pusaka,” tutur Rina.
Sekilas mengenai P3KP, sampai dengan tahun 2016 sebanyak 52
kabupaten/kota telah ikut serta dalam program ini. Pada kegiatan
workshop ini peserta mendapatkan materi terkait pelaksanaan
P3KP, proses penyusunan RAKP, penetapan signifikasi kota pu­
saka, atribut pusaka yang meliputi inventarisasi, pemetaan, dan

22
info baru

Sesditjen Cipta Karya


Tinjau Lokasi Gempa Pidie Aceh
Hingga hari ke delapan paska gempa difokuskan pada pemasangan 2 HU dan WC Portable di Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Pidie Jaya, 2 HU di Pesantren Al
Kabupaten Pidie Jaya, penanganan Aziziyah Samalangan, akan diupayakan juga pemasangan 13 HU
terhadap korban bencana sudah baik. di 10 titik pengungsian yang terdiri dari 5 titik pengungsian yang
belum terpasang dan 5 titik pengungsian baru.
Distribusi air melalui HU serta WC Dapat diinformasikan juga, ada 3 MTA yang sedang menuju
Portable ke pos-pos pengungsi juga Pidie Jaya dan diperkirakan akan tiba pada sore hari. Target saat ini,
akan disumbangkan 100 jerigen air diisi air siap minum, dimana
sudah dilakukan. mesinnya dibantu oleh PDAM Bandarmasih.
Rina Agustin menegaskan, agar semua sektor dapat bekerja

T
sama dalam tanggap darurat ini, tidak ada titik pengungsian
idak terlepas juga bantuan dari berbagai provinsi tu­rut yang kekurangan air serta sanitasi di setiap pengungsian juga
mempercepat proses tanggap darurat di Kabupaten harus terjaga, karena 2 elemen tersebut sangat penting dalam
Pidie Jaya. setiap bencana. “Tolong libatkan semua pihak termasuk konsultan
Gubernur Aceh telah menetapkan status tanggap pemberdayaan di masing-masing sektor untuk mengontrol HU
darurat bencana selama 14 hari (7-20 Desember 2016) yang sudah terpasang,” tegas Rina Agustin.
melalui surat Nomor 39/PER/2016. Masa tanggap darurat ini (Teks: dodotz/randalaceh/ari)
berlaku untuk tiga kabupaten meliputi Kabupaten Pidie Jaya, Pidie
dan Bireuen.
Sesditjen Cipta Karya Rina Agustin, melakukan kunjungan ke
Kabupaten Pidie Jaya (14/12/16). Rina melakukan serangkaian
kun­jungan ke beberapa titik lokasi yang berdampak parah
sekaligus melihat langsung sejauh mana perkembangan yang
sudah dilakukan oleh Tim Satgas Cipta Karya dalam penanganan
tang­gap darurat gempa Pidie Jaya.
Hingga saat ini, status penanganan bencana Pidie Jaya
berjalan dengan baik. Sarana air bersih yang dilayani melalui
Hidran Umum (HU) yang sudah terpasang berjumlah 39 unit
untuk 25 titik pengungsian. Sedangkan untuk sanitasi melalui
13 Mobil Tangki AIr (MTA) dan 10 WC Portable sudah terpasang
di 5 titik pengungsian untuk tahap berikutnya. Kegiatan masih

Edisi 124Tahun XIV4Desember 2016 23


inovasi

Cegah Konflik Sosial Akibat Sampah


dengan Kolaborasi
Antar Pemangku Kepentingan
Arindita Dessi Permatasari *)

D
Sampah perkotaan merupakan salah alam realitanya, perkembangan infrastruktur
pengelolaan sampah tidak secepat kuantitas sampah
satu masalah yang perlu mendapatkan yang dihasilkan. Sejumlah dampak negatif terhadap
perhatian yang serius. Pertambahan ling­kungan akhirnya mulai dapat dirasakan, seperti
ti­
dak terangkutnya sampah, terjadi pembuangan
jumlah penduduk serta perubahan gaya dan pembakaran sampah secara liar, bahkan dapat memicu
hidup masyarakat yang lebih konsumtif, berbagai penyakit bawaan sampah (solid waste borne disease) dan
penyakit bawaan air (water borne disease).
menjadikan sampah dihasilkan dalam Namun di sisi lain, penolakan masyarakat atas keberadaan
kuantitas yang semakin tinggi dari tahun infra­struktur pengelolaan sampah, juga berpeluang menimbulkan
konflik. Penolakan atas kehadiran Tempat Pengolahan Sampah
ke tahun. Terpadu (TPST) Bojong di Kabupaten Bogor pada tahun 2004,
penolakan masyarakat atas Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
sampah Leuwigajah di Kota Cimahi pada tahun 2007, atau kasus

24
inovasi

penolakan TPA sampah Bantargebang di Kota Bekasi pada ta­hun


2015, menjadi contoh konflik yang terjadi terkait pengelolaan
sampah.
Oleh karenanya, partisipasi secara menyeluruh antara berbagai
pemangku kepentingan, yaitu pemerintah, dunia usaha, perguruan
tinggi, swasta, dan masyarakat, mutlak untuk dilaksanakan da­lam
mendukung sistem pengelolaan sampah yang baik.

Konflik Sosial Akibat Sampah


Kita tentu pernah mendengar sejumlah kerawanan sosial di
masyarakat, saat akan dibangun sistem pengelolaan sampah, yang
sebenarnya ditujukan untuk penyehatan lingkungan permukiman
di kawasan. Akan tetapi, penolakan seringkali terjadi, meskipun
sistem sudah diinformasikan secara terperinci oleh pemerintah,
mendatangkan ahli dari perguruan tinggi, bahkan diiming-imingi
infrastruktur pengelolaan sampah yang baik sebagai produk
Corporate Social Responsibility (CSR) dari sebuah perusahaan
swasta.
Konflik horizontal ini seringkali sampai harus mendatangkan
aparat berwenang, dalam menenangkan massa yang menolak
pengelolaan sampah yang akan dilaksanakan di kawasan tersebut.
Sebagaimana kita ketahui bersama, pengelolaan sampah harus
dilaksanakan di skala sumber sampah atau skala komunal atau
skala kawasan, sebelum sisa sampah yang tidak terolah atau
residunya harus diangkut dan diproses akhir di TPA sampah.
Namun penolakan atas keberadaan gerobak sampah, truk
sampah, Tempat Penampungan Sementara (TPS) sampah, Tempat
Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recyle (TPS 3R), TPST, atau
TPA sampah, menjadi acapkali terjadi. Jika ditelusuri penyebab
konflik ini, adalah sosialisasi yang tidak dilakukan secara baik dari
pemerintah kepada masyarakat, sehingga masyarakat cenderung
menolak.
Oleh karenanya, upaya komunikasi yang baik, jujur, dan trans­
paran, menjadi mutlak untuk mengetahui kondisi masyarakat da­
lam mengukur tingkat penerimaan masyarakat terhadap sistem
pengelolaan sampah yang ada.

Keterpaduan Peran
Keterpaduan peran pemerintah, dunia usaha, perguruan tinggi,
dan masyarakat, mutlak untuk disinergikan. Hal ini dapat dila­ Undang tentang Pengelolaan Sampah Nomor
kukan melalui pendekatan yang integratif, dari hulu hingga ke 18 Tahun 2008, serta Peraturan Menteri Dalam
hilir, dalam sistem pengelolaan sampah, dengan menggabungkan
upaya pengurangan sampah dan penanganan sampah. Upaya un­ Negeri Nomor 33 Tahun 2010 tentang Pedoman
tuk mengurangi kuantitas dan mengubah karakteristik sampah Pengelolaan Sampah, dimana diatur mengenai
yang lebih ramah lingkungan sebelum diproses akhir di TPA sam­
pah, melalui prinsip 3R, menjadi suatu pilihan yang paling mutlak
pengurangan dan penanganan sampah.
untuk diterapkan.
Pemerintah selaku pembuat kebijakan, telah menyusun prin­
sip-prinsip pengelolaan sampah yang tercantum dalam Un­dang-
Undang tentang Pengelolaan Sampah Nomor 18 Tahun 2008,
serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2010 kuantitas serta karakteristik sampah yang akan dihasilkan oleh
tentang Pedoman Pengelolaan Sampah, dimana diatur mengenai masyarakat paska konsumsi dari produk.
pengurangan dan penanganan sampah. Dengan terus mendorong dunia usaha dalam mengambil
Selain itu, dalam peraturan tersebut dijelaskan pula menge­nai kem­bali sampah yang dihasilkan dari konsumsi yang dilakukan
proses-proses pengelolaan sampah dari sumber sampah ke TPA oleh konsumen, maka diharapkan akan semakin kecil beban ling­
sampah. Selain menyusun kebijakan dalam pengelolaan sam­pah, kungan terhadap masalah sampah.
pemerintah juga bertugas dalam membangun infrastruktur pe­nge­ Upaya menegakkan Extended Producer Responsibility (EPR)
lolaan sampah, baik infrastruktur utama maupun pendukungnya. sangat signifikan dalam menjamin semakin rendahnya konsumsi
Dunia usaha juga sangat berperan penting, dalam mengurangi material mentah (raw material) untuk dijadikan bahan baku

Edisi 124Tahun XIV4Desember 2016 25


inovasi

Penolakan masyarakat atas berbagai infrastruktur pengelolaan


sampah, merupakan suatu cerminan dari peran serta masyarakat
yang belum dikembangkan secara masif dan terkendali dalam
mendukung sistem pengelolaan sampah yang direncanakan.
Peran serta masyarakat sangat penting Masalah sampah mutlak harus ditangani secara bersama-sama
an­tar semua pemangku kepentingan. Oleh karena itu, dibutuhkan
karena peran serta masyarakat adalah proses kesadaran dan komitmen bersama menuju perubahan sikap,
masyarakat sebagai konsumen yang akan pe­ri­
laku dan etika yang berbudaya lingkungan. Dibutuhkan
juga kesadaran bersama bahwa kolaborasi secara baik harus
menghasilkan sampah bagi lingkungan. dilaksanakan, sehingga potensi konflik akibat pengelolaan
sampah tidak perlu untuk terjadi.
Pemerintah yang kuat, dunia usaha yang mendukung,
perguruan tinggi yang mumpuni dalam riset, namun tidak
didukung oleh peran serta masyarakat yang kondusif, maka
sangat memungkinkan terjadinya tidak berhasilnya kinerja sistem
produk konsumsi, serta masyarakat juga semakin terdidik dalam pe­nge­lolaan sampah yang diharapkan, bahkan terjadi konflik atau
tanggung jawabnya untuk mengembalikan sampah yang masih friksi sosial.
bisa didaur ulang kepada produsen. Terkait hal tersebut, masyarakat perlu untuk terus didorong,
Perguruan tinggi juga memegang peranan yang besar dalam bahwa pengelolaan sampah harus berangkat dari upaya mengubah
memacu sistem pengelolaan sampah melalui pendekatan yang budaya, serta menjadikannya tidak lagi sebagai keha­rusan atau
metodologis. Ada sejumlah teknologi yang dapat dikembangkan kewajiban, tetapi Iebih didasarkan kepada nilai kebutuhan.
untuk mengolah sampah, dimana sangat mem­butuhkan kontribusi Pembinaan terhadap peran serta masyarakat harus dilakukan se­
riset pendukungnya. Tanpa kehadiran riset dari perguruan tinggi cara terus-menerus, terarah, terencana, dan berkesinambungan,
atau lembaga riset, maka teknologi pe­ngolahan sampah yang ada serta dengan melibatkan berbagai unsur terkait.
tidak teruji keandalan dan keama­nannya bagi lingkungan.
Peran serta masyarakat sangat penting karena peran serta *) Penulis adalah staf Seksi Wilayah I, Subdirektorat Pengelolaan
masyarakat adalah proses masyarakat sebagai konsumen yang Persampahan, Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan
akan menghasilkan sampah bagi lingkungan. Selain itu, dalam Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan
mem­peroleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan, dan upaya Umum dan Perumahan Rakyat. Kontak dengan penulis: dessipu@
pe­ngelolaan sampah yang partisipatif. yahoo.com

26
inovasi

Laporan Konferensi APMCHUD ke-6, New Delhi - India:


Satu Dekade APMCHUD :
Menguatkan Komitmen New Urban Agenda
Negara Kawasan Asia Pasifik
Tepat satu dekade sejak konferensi
pertamanya, perhelatan dua tahunan
The 6th Asia Pacific Ministerial
Conference on Housing and Urban
Development (APMCHUD ke-6) kembali
diselenggarakan.

Konferensi APMCHUD kali ini dibuka oleh Menteri Perumahan


dan Pengentasan Kemiskinan Perkotaan India, M. Venkaiah
Naidu. Hadir mewakili Indonesia, delegasi yang dipimpin oleh
Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan, Dr. Maurin Sitorus
dengan didampingi oleh Staf Ahli bidang Sosial Budaya dan Peran
Masyarakat, Dr. Lana Winayanti, serta perwakilan Badan Penelitian
dan Pengembangan, Ditjen Penyediaan Perumahan, dan Ditjen
Cipta Karya.
Pertemuan di New Delhi ini dalam rangka memperkuat tekad
setiap negara di Kawasan Asia Pasifik dan juga menyusun rencana
aksi bersama terhadap pelaksanaan yang efektif dari New Urban
Agenda sejak dokumen tersebut disahkan pada Konferensi Habitat
III di Ekuador pada akhir Oktober 2016. Isu utama yang diangkat
dalam pertemuan ini bahwa negara-negara di kawasan Asia
Pasifik menyadari peran besarnya dalam menambah tingginya
laju urbanisasi dan perlu dilakukan langkah cepat agar tidak
bermunculan berbagai bentuk perkotaan spontan yang mungkin
menjadi tidak terkendali dan tidak berkelanjutan.
Negara-negara di kawasan Asia Pasifik juga sadar akan fakta
bahwa urbanisasi dikawasannya telah memiliki hubungan positif
yang signifikan dengan peningkatan tingkat standar hidup
pada umumnya, dan bahwa potensi positif urbanisasi belum
direalisasikan sepenuhnya.

B
Topik ini menjadi hal penting yang didiskusikan dalam
ertempat di New Delhi-India, kota yang sama pertemuan karena seluruh negara di dunia telah berkomitmen
ketika konferensi pertamanya digelar, pertemuan mewujudkan Sustainable Development Goals Agenda 2030,
para Menteri yang membidangi perumahan dan terutama tujuan 11 untuk membuat kota dan pemukiman yang
pembangunan perkotaan di kawasan Asia Pasifik ini inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan, serta mewujudkan
kembali diadakan. Kali ini dengan mengusung tema komitmen transformatif untuk pembangunan perkotaan yang
‘Emerging Urban Forms - Policy Responses and Governance Structure ber­kelanjutan yang telah disepakati dalam New Urban Agenda.
in the Context of the New Urban Agenda’ konferensi berlangsung Dalam kaitan dengan isu tersebut, Indonesia dalam pernyataan
pada tanggal 14-16 Desember 2016 dengan dihadiri oleh 11 negara yang disampaikan oleh Direktur Jenderal Pembiayaan Pe­
Menteri, perwakilan dari 23 negara anggota dan sekitar 250 rumahan di sesi pleno menyatakan bahwa konferensi ini me­miliki
peserta yang mewakili berbagai pemangku kepentingan bidang arti penting dikarenakan merupakan konferensi re­gional perta­ma
perumahan dan pembangunan perkotaan serta perwakilan UN sejak New Urban Agenda disahkan, diharapkan pada pertemuan
Habitat kantor Asia Pasifik. ini dibahas tindak lanjut dari New Urban Agenda tersebut di

Edisi 124Tahun XIV4Desember 2016 27


inovasi

kawasan Asia Pasifik dan akan didiskusikan berbagai komitmen


negara-negara di Kawasan Asia Pasifik untuk pelaksanaan New
Urban Agenda, kerangka nasional implementasi serta sinergi New
Urban Agenda dengan komitmen internasional seperti Sustainable
Development Goals Agenda 2030 serta Sendai Framework for
Disaster Risk Reduction.
Disampaikan juga bahwa Indonesia telah menjadi mitra
kerjasama yang aktif di kawasan Asia Pasifik selama proses

Keberhasilan dan pengalaman Indonesia tersebut tidak hanya


dipaparkan dalam diskusi Working Group pada saat Indonesia
terlibat aktif dengan menjadi ketua diskusi pada WG-5 namun
juga ditampilkan dalam pameran yang memberikan gambaran
beberapa praktek terbaik bidang rehabilitasi dan rekonstruksi
pasca bencana yaitu bencana tsunami Aceh (2004), bencana
gem­pa Sumatera Barat (2009) dan bencana akibat letusan Gunung
Me­rapi (2009) serta hasil pelaksanaan berbagai lokakarya atau
seminar ter­kait ketangguhan kota.
Pengalaman Indonesia dalam manajemen penanggulangan
bencana sangat diapresiasi negara-negara Asia Pasifik yang ingin
mempelajari lebih dalam. Hal ini akan menjadi fokus dari program
kegiatan RCCEHUD (Regional Center for Community Empowerment
in Housing and Urban Development) yang berada di bawah binaan
Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian PUPR.
Selama satu dekade perjalanannya, banyak kemajuan yang

persiapan menuju Konferensi Habitat III dengan menjadi tuan


rumah Asia Pacific Regional Meeting dan Asia Pacific Urban Forum
serta penyelenggaraan Prepcom3 yang hasilnya memberikan ma­
sukan yang signifikan bagi penyusunan New Urban Agenda.
Indonesia juga mengharapkan agar APMCHUD dapat terus
aktif menjadi forum berbagi pengetahuan dan kolaborasi antara
negara-negara dan pemangku kepentingan di kawasan Asia Pa­
sifik untuk bidang perumahan dan pembangunan perkotaan ber­
kelanjutan.
Dalam rangka mewujudkan berbagi pengetahuan tersebut,
inti dari forum APMCHUD ini selain pertemuan dalam konferensi,
terdapat kelompok diskusi yang dibentuk untuk membahas isu-
isu penting terkait perumahan dan pembangunan perkotaan. Tiap
isu dibahas dalam tiap working group yang dipimpin oleh satu
negara anggota terpilih. Terdapat 5 (lima) WG yaitu: Urban Rural
Planning Management (WG-1), Upgrading of Slums and Informal
Settlements (WG-2), Delivery of Basic Services (WG-3), Financing
Sustainable Housing (WG-4) dan Urban Development with reference
to Natural and Climate Change related Disasters (WG-5). Indonesia
dipercaya menjadi koordinator Working Group 5 (WG-5) tentang
pembangunan perkotaan dengan fokus pada bencana alam dan
bencana akibat perubahan iklim.
APMCHUD telah buat sebagai forum mekanisme konsultatif an­
Kepercayaan ini tentunya diperoleh karena keberhasilan dan
tar pemerintah dan secara efektif memfasilitasi kerjasama dan
pengalaman Indonesia yang sangat baik dalam penanganan
kolaborasi dalam membina pembangunan perumahan dan pem­
rekons­truksi dan rehabilitasi pasca bencana bahkan pengalaman
bangunan perkotaan berkelanjutan. Berbagai deklarasi te­lah di­
tersebut telah digunakan sebagai acuan oleh berbagai negara di
se­­pakati, sejak deklarasi pertama di Delhi dan lebih diper­kuat
dunia dan prinsip build back better masuk dalam Sendai Framework
serta diperluas lagi dalam deklarasi berikutnya yang dite­tapkan di
for Disaster Risk Reduction dan New Urban Agenda. Selain Indonesia,
Teheran Iran, Solo Indonesia, Amman Yordania, dan Seoul Korea
beberapa negara yang juga menjadi koordinator Working Group
Selatan. Bahkan berbagai diskusi dalam forum ini telah mem­
adalah Republik India (WG-1), Republik Islam Iran (WG-2), Republik
berikan masukan yang sangat signifikan pada proses pe­nyusunan
Demokratik Sosialis Sri Lanka, dan Republik Maladewa (WG-3), dan
New Urban Agenda.
Republik Korea (WG-4).

28
inovasi

Pada titik ini yang harus dilakukan adalah menegaskan kem­ berupa New Delhi Declaration and Implementation Plan. Secara
bali niat dan mengkonfirmasi tekad negara-negara di kawasan garis besar, New Delhi Declaration menyampaikan perlunya pe­
Asia Pasifik untuk secara suka rela, terbuka, inklusif, berjenjang, nguatan ko­mitmen pemerintah untuk mewujudkan tujuan ke 11
partisipatif dan transparan mengimplementasikan tindak lanjut dari Sustainable Development Goals Agenda 2030: mewujudkan
yang efektif dari New Urban Agenda, terutama yang terkait untuk kota-kota dan permukiman yang inklusif, aman, tangguh dan
menjawab tantangan strategis kebijakan dan tata kelola reformasi berkelanjutan, dan komitmen transformatif New Urban Agenda
sebagai akibat dari perluasan kota di berbagai negara kawasan un­tuk pembangunan perumahan dan perkotaan berkelanjutan.
Asia Pasifik, yang memerlukan kebijakan perkotaan nasional yang Sedangkan New Delhi Implementation Plan fokus pada ren­
cana kerja masing-masing Working Group untuk dua tahun ke
depan dengan beberapa penekanan yaitu pada WG-1 akan me­
ngem­­­bangkan kebijakan nasional pembangunan perkota­an
yang implementasinya dapat terpadu dari level makro sampai
mikro; WG-2 akan memperluas cakupan peningkatan kualitas
per­kotaan termasuk perumahan, infrastruktur dasar, kesehatan,
pen­­­didikan dan ekonomi; WG-3 akan meningkatkan manajemen
data dan informasi dalam pelayanan infrastruktur dasar; WG-4
akan mengembangkan pembiayaan perumahan yang holistik
dan efisien untuk memenuhi kebutuhan masyakat terutama
MBR dan pekerja sektor informal, mengembangkan subsidi peru­

tepat, kerangka hukum pembangunan perkotaan yang kuat,


desain perencanaan kota dan wilayah yang terintegrasi, kerangka
pem­biayaan perkotaan, dan kerangka tata kelola dalam setiap
tingkatan yang tepat sehingga dapat mendorong aksi se­mua
pemangku kepentingan. Termasuk kerja sama yang efektif antara
Pemerintah Pusat dan Daerah serta bekerja sama dengan sistem
Perserikatan Bangsa-Bangsa khususnya UN-Habitat serta de­ngan
seluruh negara di dunia.
Dan sebagai forum dan jaringan diskusi, APMCHUD beserta
ke­lompok kerjanya harus menguatkan komitmen untuk saling
“melayani” dalam mewujudkan New Urban Agenda dan Sustainable
Development Goals Agenda 2030. Secara teratur meng­ adakan
pertemuan untuk berbagi pengalaman, praktek yang baik, pen­
dekatan inovatif dan tantangan di bidang peru­mahan dan pem­­
bangunan perkotaan dan meningkatkan dokumentasi ter­masuk
dengan memperbarui sumber informasi online.
Konferensi yang berlangsung selam 3 (tiga) hari ini selain diisi
dengan sesi pleno, pertemuan Working Group dan pameran, juga
diadakan kunjungan lapangan yang dilakukan ke Hindustan Prefab
Limited Housing Technology Park (sebuah lokasi taman seluas 1 Ha mahan yang tepat sasaran, mengembangkan pilihan rumah sewa
dimana diperlihatkan berbagai contoh bangunan pre fabrikasi terjangkau dan desain perumahan yang inovatif dan WG-5 akan
yang dapat dibangun dengan cepat) dan New Moti Bagh Project mengembangkan kapasitas sumber daya manusia dalam mem­
(proyek pemerintah mengembangkan konsep green building de­ bangun ketangguhan perkotaan menghadapi tantangan ben­cana
ngan memanfaatkan air daur ulang). (building urban resilience).
Konferensi ditutup dengan pengesahan dokumen akhir Indonesia tetap mendapat kepercayaan dari negara-negara
anggota untuk menjadi anggota biro bersama dengan India (se­
bagai Ketua), Korea Selatan, Iran, Irak, Yordania, dan Srilanka.
Ke depannya, Indonesia diharapkan memiliki peran aktif da­
lam berbagai pertemuan mitra yang akan membahas imple­men­
tasi New Urban Agenda, meningkatkan dokumentasi prak­tek baik
bidang perumahan dan pembangunan perkotaan ber­­ke­lanjutan,
memperkuat peran RCCEHUD (Regional Center for Community
Empowerment in Housing and Urban Development) dalam mening­
katkan kapasitas sumber daya manusia terkait ketang­guhan per­
kotaan (urban resilience), baik di tingkat nasional mau­pun Asia
Pasifik serta menyiapkan laporan progres im­plementasi New Delhi
Implementation Plan dan New Urban Agenda.

Edisi 124Tahun XIV4Desember 2016 29


sebaiknya anda tahu

Fakta Unik tentang


Perbatasan di Dunia
Perbatasan Nepal - Cina adalah Gunung Everest

Hampir Semua orang tahu bahwa Gunung Everest tentu adalah


gunung tertinggi di dunia, tetapi apa yang banyak orang tidak
tahu adalah bahwa perbatasan Nepal dan Cina membentang tepat
di tengah-tengah gunung termasuk di puncaknya sehingga tidak
hanya gunung tertinggi tetapi juga daerah perbatasan tertinggi.

Perbatasan Belanda dan Belgia Berupa Paving di Jalanan


yang Membelah Tempat Makan dan Rumah

Baarle-Nassau adalah Kota di Belanda. Pada kota ini terdapat


sebuah perbatasan yang tidak biasa dengan kota Baarle-Hertog,
Belgia. Baarle-Hertog terdiri dari 26 bagian yang terpisah dikelilingi
oleh Baarle-Nassau, tetapi beberapa bagian dari Baarle-Hertog
juga memiliki wilayah milik Baarle-Nassau.

Perbatasan Polandia dan Ukraina Berupa Tanah Lapang yang


Digambari Ikan

Seorang seniman Jaroslaw Koziara membuat “crop circle”


bentuk ikan dalam bidang antara Horodyszcze (Polandia) dan
Warez (Ukraina) untuk Land Art Festival tahun 2011. Dia ingin
melambangkan sejarah persatuan dan perdagangan di sepanjang
perbatasan antara kedua negara, menunjukkan bahwa alam dan
budaya yang ada di luar batas geo politik yang ditetapkan oleh
manusia. Seniman ini membuatnya dengan menabur 23 jenis
tanaman di sepanjang perbatasan dalam bentuk dua ikan.

30
sebaiknya anda tahu

Perbatasan Amerika Serikat dan Kanada


adalah Celah Pepohonan

Ketika mengarungi Danau Memphremagog


saat musim semi atau gugur, akan terlihat
ada celah kecil yang terpapas habis di hutan
sekeliling. Jika melewati celah tersebut,
berarti orang telah melintasi perbatasan
Amerika Serikat dan Kanada.

Perbatasan tersebut mungkin tidak


disadari jika hanya dilewati dengan santai
menggunakan kapal. Namun, jika dilihat dari
udara, ada garis lurus kosong yang membelah
hutan tersebut.

Hal ini memang sengaja dilakukan oleh


International Boundary Commission. Setiap
be­be­rapa tahun, secara berkala, mereka
mengirimkan tim yang dikenal dengan
sebutan “Slash” untuk memangkas pohon-
pohon se­ hingga membentuk garis batas
se­panjang de­lapan ribu kilometer di antara
kedua negara

Pembatas Perancis dan Belgia adalah


Toko Cokelat

Pembatas terakhir ini terbilang paling


unik. Berada di Bray Dunes terdapat toko
cokelat kecil di tengah jalan. Toko ini
bukan toko cokelat biasa sebab memiliki
fungsi ganda sebagai pembatas dua
negara yakni Perancis dan Belgia.

Edisi 124Tahun XIV4Desember 2016 31


lensa ck

Hari Bakti PUPR


ke-71

32
lensa ck

Malam Kilas Balik


Kementerian PUPR

Edisi 124Tahun XIV4Desember 2016 33


seputar kita

Meriahkan Harbak PU Ke-71,


Dinas Pekerjaan Umum Provinsi
Kalimantan Tengah Gelar Gowes
Berbagai acara dilakukan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi
Kalimantan Tengah untuk memperingati Hari Bakti Pekerjaan
Umum ke-71, dan kali ini Kepala Dinas Pekerjaan Umum Leonard S.
Ampung beserta jajarannya melaksanakan gowes atau bersepeda
santai, di Palangkaraya, Jumat (25/11/2016).
(Teks: Tiwi/Randal Kalteng/ari)

Cipta Karya Terus Tingkatkan


Capaian Sanitasi Menuju 2019
Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2015-2019, pada tahun 2019 pemerintah telah
mene­tap­kan target untuk pencapaian universal access pelayanan
sani­tasi. Target RPJMN 2015-2019 di bidang sanitasi ini sangat
relevan dengan target yang harus dicapai dalam Sustainable
Development Goals (SDGs). Dalam rangka pencapaian target
universal access sanitasi tersebut, pendekatan pelayanan sanitasi
akan dilakukan melalui pelayanan sistem setempat (sebesar 85%)
dan sistem terpusat/perpipaan (sebesar 15%). (Teks: ari)

Satker PSPAM Papua Barat Serahkan Aset


Proyek Air Minum ke Kabupaten Manokwari
Satuan Kerja Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Provinsi Papua Barat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kemente­
rian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menyerahkan
aset pekerjaan Pembangunan SPAM tahun anggaran 2015-2016
kepada Pemerintah Kabupaten Manokwari, Senin (5/12/2016).
Aset tersebut adalah SPAM IKK Prafi di Kampung Wasegi
Indah SP3 dan SP4 Manokwari, dan SPAM Kawasan Sowi. (ari)

34
HARI BAKTI PU

Anda mungkin juga menyukai