Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH UTILITAS

“FLUIDA PANAS”

DISUSUN OLEH :

1. RIZAL AGENG PANGESTU 021180053


2. INDAH AYU DYAH LESTARI 021180054
3. MULIA NUR SYAH DYNA 021180059
4. HASNA LUTHFIA S 021180062
5. DENNI WARDAYANTI 021180069

PROGRAM STUDI D3 TEKNIIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2019
A. LATAR BELAKANG
Dalam dunia industri dengan berbagai mesin kalor yang digunakan, maka peran alat
pengontrol laju perpindahan panas sangat mutlak diperlukan. Alat ini salah satunya adalah
Alat penukar kalor (Heat Exchanger). Alat ini berfungsi untuk memindahkan panas dari fluida
yang bertemperatur tinggi ke temperatur rendah. Perpindahan panas dapat terjadi melalui
kontak langsung maupun kontak tidak langsung (melalui dinding pemisah). Ditinjau dari
kontruksinya ada beberapa macam alat penukar kalor yang salah satunya adalah alat Penukar
Kalor tipe Plat (Plate Heat Exchanger). Alat penukar kalor ini mempunyai mempunyai
kapasitas dan juga efektivitas yang tinggi. Namun tekanan kerja relatif rendah dibandingkan
dengan tekanan kerja penukar kalor sheel & tube.. Hal ini dapat terjadi karena kontruksi alat
penukar kalor tipe ini disusun dari plat-plat yang tipis,

B. TINJAUAN PUSTAKA
Heat exchanger tipe plat adalah jenis penukar panas yang menggunakan pelat logam
untuk mentransfer panas antara dua cairan. Ini memiliki keuntungan besar atas suatu penukar
panas konvensional dalam bahwa cairan yang terkena luas permukaan jauh lebih besar karena
cairan menyebar di plat. Ini memfasilitasi transfer panas, dan sangat meningkatkan kecepatan
perubahan suhu. Plat penukar panas yang sekarang umum dan versi dibrazing sangat kecil yang
digunakan dalam air panas bagian dari jutaan kombinasi boiler.

Konsep di balik penukar panas adalah penggunaan pipa atau pembuluh penahanan lain untuk
panas atau dingin satu cairan dengan mentransfer panas antara itu dan cairan lain. Dalam
kebanyakan kasus, penukar terdiri dari pipa melingkar berisi satu fluida yang melewati ruang
berisi cairan lain. Dinding pipa biasanya terbuat dari logam, atau zat lain dengan konduktivitas
panas yang tinggi, untuk memfasilitasi pertukaran, sedangkan casing luar ruang yang lebih besar
adalah terbuat dari plastik atau dilapisi dengan isolasi termal, untuk mencegah panas dari
melarikan diri dari exchanger.

Kontruksi Heat Exchanger Tipe Plat

Pelat penukar panas (PHE) adalah desain khusus cocok untuk mentransfer panas antara cairan
menengah dan tekanan rendah. Dilas, semi-dilas dan penukar panas dibrazing digunakan untuk
pertukaran panas antara cairan bertekanan tinggi atau di mana produk yang lebih kompak
diperlukan.

Untuk konstruksi heat exchanger tipe plat yang dibuat, dapat ditunjukan pada gambar dibawah;
gambar Skema Dalam Aliran HE tipe Crossflow

Gambar Alat Penukar kalor Tipe Cross Flow

Analisis Termal Heat Exchanger Tipe Plat

Penukar kalor tipe pelat merupakan penukar kalor yang sangat kompak karena memiliki
kekompakan yang sangat tinggi. Penukar kalor jenis ini terdiri dari pelat-pelat yang sudah
dibentuk dan ditumpuk-tumpuk sedemikian rupa sehingga alur aliran untuk suatu fluida akan
terpisahkan oleh pelat itu sendiri terhadap aliran fluida satunya serta dipisahkan dengan gasket.
Jadi kedua fluida yang saling dipertukarkan energinya tidak saling bercampur.

Plate Heat Exchanger adalah suatu tipe HE yang menggunakan plat sebagai tempat perpindahan
panas diantara dua fluda. Suatu gasket dari suatu Plate Heat Exchanger berfungsi untuk
menghindari bercampurnya fluida panas dengan fluida dingin . gasket diapit diantara pelat dan
menyegel pelat disekeliling tepi pelat tersebut. Plat dari HE ini noramalnya mempunyai
ketebalan berkisar 0.5 hingga 3 mm.

Kelebihan dan kekurangan dari Plate Heat Exchanger jika dibandingakan dengan HE shell N
tube konvensional adalah sebagai berikut :

Kelebihan :

1. Pelat lebih banyak diminati karena mudah diperoleh


2. HE tipe plat mudah dirawat
3. Pendekatan temperature terendah yang masih bisa digunakan hingga 1oC dibandingkan
dengan HE Shell N tube yang sebesar 5-10oC.
4. HE tipe plat lebih fleksibel, dapat dengan mudah platnya ditambah.
5. HE tipe plat lebih tepat digunakan untuk material yang memiliki viskositas yang tinggi
6. Temperature Correction Factor, Ft , akan lebih tinggi karena alirannya lebih mendekati
aliran couter flow yang sesungguhnya
7. fouling cenderung lebih kecil kemungkinan terjadi.

Kerugian :

1. Pelat merupakan bentuk yang kurang baik untuk menahan tekanan . HE tipe plat tidak
sesuai digunakan untuk tekanan lebih dari 30 bar.
2. Pemilihan material gasket yang sesuai sangatlah penting
3. Maksimum temperature operasi terbatas hingga 250oC dikarenakan material gasket yang
sesuai.
Fouling Factor ( Faktor Pengotoran )

Faktor pengotoran ini sangat mempengaruhi perpindahan panas pada heat exchanger. Pengotoran
ini dapat terjadi endapan dari fluida yang mengalir, juga disebabkan oleh korosi pada komponen
dari heat exchanger akibat pengaruh dari jenis fluida yang dialirinya. Selama heat exchanger ini
dioperasikan pengaruh pengotoran pasti akan terjadi. Terjadinya pengotoran tersebut dapat
menganggu atau memperngaruhi temperatur fluida mengalir juga dapat menurunkan ataau
mempengaruhi koefisien perpindahan panas menyeluruh dari fluida tersebut.

Beberapa faktor yang dipengaruhi akibat pengotoran antara lain :

1) Temperatur fluida

2) Temperatur dinding plat


Berikut adalah beberapa jenis heat exchanger tipe plat:

Heat exchanger tipe plat dengan gasket. Heat exchanger tipe ini termasuk tipe yang banyak
dipergunakan pada dunia industri, bisa digunakan sebagai pendingin air, pendingin oli, dan
sebagainya. Prinsip kerjanya adalah aliran dua atau lebih fluida kerja diatur oleh adanya gasket-
gasket yang didesain sedemikian rupa sehingga masing-masing fluida dapat mengalir di plat-plat
yang berbeda.

Heat Exchanger Plat Tipe Gasket

Gasket berfungsi utama sebagai pembagi aliran fluida agar dapat mengalir ke plat-plat secara
selang-seling. Gambar di bawah ini menunjukkan desain gasket sehingga di satu sisi plat fluida 1
masuk ke area plat yang (a), sedangkan gasket yang lain mengarahkan fluida 2 agar masuk ke
sisi plat (b).
Desain Gasket Untuk Pendistribusian Fluida Kerja

Heat exchanger tipe ini termasuk tipe yang cukup murah dengan koefisien perpindahan panas
yang baik. Selain itu tipe ini juga mudah dalam hal perawatannya, karena proses bongkar-pasang
yang lebih mudah jika dibandingkan tipe lain seperti shell & tube. Namun di sisi lain, tipe ini
tidak cocok jika digunakan pada aliran fluida dengan debit tinggi. Dan seperti yang telah saya
singgung di atas bahwa heat exchanger tipe ini tidak cocok digunakan pada tekanan dan
temperatur kerja fluida yang tinggi, hal ini berkaitan dengan kekuatan dari material gasket yang
digunakan.

Welded Plate Heat Exchanger (WPHE). Satu kelemahan yang paling mendasar dari heat
exchanger plat dengan gasket, adalah adanya penggunaan gasket tersebut. Hal tersebut
membatasi kemampuan heat exchanger sehingga hanya fluida-fluida jenis tertentu yang dapat
menggunakan heat exchanger tipe ini. Untuk mengatasi hal tersebut, digunakanlah heat
exchanger tipe plat yang menggunakan sistem pengelasan sebagai pengganti sistem gasket.
Sehingga heat exchanger tipe ini lebih aman jika digunakan pada fluida kerja dengan temperatur
maupun tekanan kerja tinggi. Hanya saja tentu heat exchanger tipe ini menjadi kehilangan
kemampuan fleksibilitasnya dalam hal bongkar-pasang dan perawatan.
Elemen Plat Pada WPHE

Salah Satu Desain Welded Plate Heat Exchanger

Spiral Plate Heat Exchanger. Heat exchanger tipe ini menggunakan desain spiral pada susunan
platnya, dengan menggunakan sistem sealing las. Aliran dua fluida di dalam heat exchanger tipe
ini dapat berbentuk tiga macam yakni (1) dua aliran fluida spiral mengalir berlawanan arah
(counterflow), (2) satu fluida mengalir spiral dan yang lainnya bersilangan dengan fluida
pertama (crossflow), (3) satu fluida mengalir secara spiral dan yang lainnya mengalir secara
combinasi antara spiral dengan crossflow.

Desain Heat Exchanger Plat Tipe Spiral

Heat exchanger tipe ini sangat cocok digunakan untuk fluida dengan viskositas tinggi atau juga
fluida yang mengandung material-maerial pengotor yang dapat menimbulkan tumpukan kotoran
di dalam elemen heat exchanger. Hal ini disebabkan karena desainnya yang satu lintasan,
sehingga apabila terjadi penumpukan kotoran di satu titik, maka secara alami kecapatan aliran
fluida pada titik tersebut akan meningkat, sehingga kotoran tadi akan terkikis sendiri oleh fluida
kerja tersebut. Karena kelebihan inilah sehingga heat exchanger tipe ini sangat cocok untuk
digunakan pada fluida kerja dengan viskositas sangat tinggi, fluida slurries (semacam lumpur),
air limbah inidustri, dan sejenisnya.
DAFTAR PUSTAKA

 Buku New Step 1, training manual Toyota


 Zemansky, Sears. 1982. FISIKA untuk Universitas 1 Mekanika, Panas, Bunyi. Bandung:
Binacipta.
 http://id.scribd.com/doc/86304367/Pengertian-Panas
 http://www.scribd.com/doc/169998682/Makalah-Perpindahan-Panas#scribd

Anda mungkin juga menyukai